Anda di halaman 1dari 32

Sistem Integumen

dan
Case Report
Oleh : Triya Husna Nafisa (H2A020089)
Dosen pengampu : dr. Susilo Budi Pratamara
DEFINISI
Sistem integumen adalah sistem
Integumen, tersusun atas kulit dan
organ yang membedakan,
turunannya, berupa kelenjar keringat,
memisahkan, melindungi, dan
kelenjar sebasea, rambut dan kuku,
menginformasikan manusia
merupakan organ terbesar tubuh dan
terhadap lingkungan sekitarnya dan
menyusun 16% dari total berat tubuh.
merupakan organ paling luas
Daftar Isi

1 2 3
Kulit Rambut Kuku

4 5
Kelenjar Kulit Laporan Kasus
01

KULIT
Kulit merupakan pembatas tubuh dengan lingkungan sekitar
karena posisinya yang terletak paling luar. Kulit membentuk
barier protektif di seluruh tubuh dan berperan dal am
termoregulasi tubuh, sekresi kelenjar, dan hubungan sensorik
dengan lingkungan eksterna.
Lapisan Kulit

1 Epidermis

2 Dermis

3 Hipodermis
EPIDERMIS
Epidermis, lapisan permukaan kulit, merupakan turunan dari
ektoderm dan tersusun atas epitel berlapis gepeng berkeratin.
Epitel berlapis gepeng berkeratin kulit tersusun atas empat
populasi sel:
• Keratinosit
• Sel Langerhans
• Melanosit
• Sel Merkel
Lapisan epidermis (dari dalam ke luar) :
1) Stratum basale (Stratum germinativum)
2) Stratum spinosum (Stratum malphigi)
3) Stratum granulosum (Lapisan keratohialin)
4) Stratum lucidum
5) Stratum corneum
Lapisan epidermis
1. Stratum korneum
Stratum korneum memiliki sel yang sudah mati, tidak mempunyai inti
sel dan mengandung zat keratin.

2. Stratum Lucidum
Langsung dibawah lapisan korneum, terdapat sel-sel gepeng tanpa inti
dengan protoplasma.

3. Stratum Granulosum
Stratum ini terdiri dari sel–sel pipih seperti kumparan. Sel–sel tersebut
hanya terdapat 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit.

4. Stratum Spinosum
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai
0,2 mm terdiri dari 5- 8 lapisan.

5. Stratum Basale
Stratum germinativum menggantikan sel-sel di atasnya dan merupakan
sel- sel induk.
DERMIS
Dermis terletak tepat di bawah epidermis,
dan terdiri dari serabut-serabut kolagen,
elastin dan retikulin yang tertanam dalam
substansi dasar. Matriks kulit mengandung
pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang
menyokong dan memberi nutrisi pada
epidermis yang sedang tumbuh. Di sekitar
pembuluh darah yang kecil terdapat limfosit,
sel mast, dan neutrofil polimorfonuklear
(PMN) yang melindungi tubuh dari infeksi
dan invasi benda-benda asing.
Lapisan dermis

1 2
Stratum Papilare Stratum Retikulare
Merupakan bagian yang menonjol Merupakan bagian bawah yang
ke epidermis. Berisi ujung serabut menonjol ke subkutan. Terdiri dari
saraf dan pembuluh darah. serabut penunjang seperti kolagen,
elastin dan retikulin.
HIPODERMIS
• Di bawah dermis terdapat lapisan kulit ketiga yaitu lemak subcutan. Pada lapisan
subkutan, terdapat jaringan lemak, jaringan penghubung, dan elastin. Selain
mengandung lemak, di lapisan kulit hipodermis juga terdapat banyakpembuluh darah.
• Fungsi lapisan lemak pada hipodermis adalah melindungi tubuh dari panas dan dingin,
sebagai cadangan energi dan sebagai bantalan yang melindungi tulang, otot, dan organ
dalam tubuh.
Fungsi Kulit

Proteksi Ekskresi & Termoregulasi


Absorbsi

Persepsi Pembentukan Pembentukan


Vitamin D Pigmen
02

RAMBUT
DEFINISI
Rambut adalah produk keratinisasi
epidermis. Rambut berasal dari
invaginasi epidermis yang membentuk
folikel yang mengandung sel-sel yang
aktif bermitosis (sel matriks) di bagian
pangkalnya.
jenis rambut
1. Rambut vellus (rambut halus)
adalah rambut yang halus, pendek,
dan tidak mempunyai medula .
2. Rambut terminal (rambut panjang)
adalah rambut tebal berpigmen,
dan mempunyai medula.
FOLIKEL RAMBUT
Folikel rambut, organ yang merupakan tempat asal rambut,
berasal dari invaginasi epidermis yang masuk hingga dermis,
hipodermis atau keduanya.

Struktur :
1. Batang rambut
2. Akar rambut
3. Bulbus
4. Papilla
5. Infundibulum
6. Selubung epitel
03

KUKU
DEFINISI
Kuku (Unguis) adalah lempeng keratin
yang berbentuk cemhung dan tembus
pandang pada sisi atas phalanx distalis
jari tangan dan kaki.
Kuku berfungsi melindungi ujung jari
tangan dan kaki dan mendukung
fungsi jari untuk memegang.
04

KELENJAR KULIT
KELENJAR KERINGAT

1 2
Kelenjar Keringat Ekrin Kelenjar Keringat Apokrin

Kelenjar keringat ekrin banyak Kelenjar keringat apokrin ditemukan


terdapat di dalam kulit. Kelenjar ini hanya pada aksila, areola puting, dan
melepaskan produk sekretorinya bagian anal. Kelenjar ini dapat
yakni keringat melalui metode mewakili k e l e n j ar b au v e s t i g i al
sekresi merokrin. (vestigial scent gland).
Kelenjar sebasea mensekresikan
substansi minyak yang dikenal
sebagai sebum, yang berfungsi
mempertahankan kekenyalan kulit.
KELENJAR
Kelenjar sebasea dapat ditemukan di
SEBASEA
seluruh bagian tubuh, pada dermis
dan hipodermis, kecuali telapak
tangan, telapak kaki
05
KASUS:
Psoriasis Vulgaris
About the disease

Laporan Diagnosis Pembahasan


kasus
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki berusia 46 tahun datang ke RSUD Abdul Moeloek dengan keluhan munculnya
bercak-bercak kemerahan sejak 4 bulan yang lalu. Diatas bercak tersebut berisikan sisik berwarna
putih. Keluhan tersebut disertai dengan rasa gatal, biasanya muncul saat berkeringat atau badan
sedang basah. Keluhan ini dirasakan pertama kali muncul. Pasien sudah pernah berobat ke dokter
dan diberi obat salep racikan dan obat minum. Setelah mendapat pengobatan, keluhan tersebut
dirasakan semakin memberat. Riwayat alergi makanan dan obatobatan disangkal, riwayat
penyakit kulit lain sebelumnya disangkal.

Pada pemeriksaan fisik, pada regio capitis, abdominalis, trunkus posterior, ekstremitas superior
dextra et sinistra, ekstremitas inferior dextra et sinistra didapatkan patch eritema multiple
berdistribusi sebagian diskret dan konfluen dengan permukaan skuama disertai dengan papula-
papula dan ekskoriasi multiple. Dilakukan beberapa tes manipulasi berupa penggoresan pada lesi
dan didapatkan adanya fenomena tetesan lilin, fenomena auspitz, namun fenomena Kobner
belum dapat dinilai dikarenakan harus menunggu beberapa waktu untuk muncul.
LAPORAN KASUS

Dari anamnesis serta pemeriksaan fisik didapatkan


beberapa diagnosis banding seperti Psoriasis, Dermatitis
Seboroik dan Pitiriasis rosea. Kemudian ditentukan
diagnosis kerja pada pasien ini adalah Psoriasis Vulgaris.
DIAGNOSIS
Diagnosis pada kasus ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis
didapatkan pasien mengeluhkan timbul bercak merah pada satu bagian dan menyebar, disertai
dengan rasa gatal dan timbul sisik pada kulit. Berdasarkan keluhan ini pasien kemungkinan
mengalami eritoderma. Eritoderma merupakan penyakit yang ditandai dengan dengan adanya
eritema di seluruh tubuh. Eritoderma dapat dikerucutkan dengan beberapa kemungkinan
diagnosis. Diagnosis yang dapat muncul berupa psoriasis, dermatitis seboroik dan pitiriasis rosea.

1) Kemungkinan diagnosis dermatitis seboroik dapat disingkirkan berdasarkan predileksi lokasi


lesi.
2) Kemungkinan diagnosis pitiriasis rosea dapat disingkirkan karena pitiriasis rosea menunjukan
suatu gambaran efloresensi yang khas berupa herald patches yang justru tidak ditemukan
pada pasien.
3) Efloresensi pada kasus menyerupai dan sesuai dengan kriteria psoriasis sehingga diagnosis
psoriasis dapat ditegakan.
DIAGNOSIS
PENETAPAN DIAGNOSIS:

Pasien mengalami psoriasis dengan tipe psoriasis vulgaris. Jenis psoriasis ini disebut pula tipe plak
karena umumnya lesi yang muncul berbentuk plak. Jenis inilah yang memiliki tempat predileksi di
kulit kepala, diperbatasan kulit kepala dengan muka, ekstremitas ekstensor, terutama siku dan
lutut, serta di daerah lumbosakral.

Penyebab psoriasis pada pasien ini belum jelas. Penelitian mengenai etiologi psoriasis hingga saat
ini masih terus berlangsung. Kemungkinan yang dapat terjadi pada pasien ini adalah multifaktor
yaitu adanya faktor genetik yang didapat dari keluarga yang dimana pada laporan kasus ini masih
memiliki keterbatasan untuk menggali riwayat keluarga yang lebih mendalam. Faktor lingkungan
juga dapat mempengaruhi terjadinya psoriasis pada pasien ini seperti stress psikis, adanya infeksi
fokal sebelumnya, maupun karena aktivitas seperti merokok yang juga dapat mencetuskan resiko
terjadinya psoriasis ini.
PEMBAHASAN KASUS
Psoriasis merupakan penyakit peradangan kronik yang ditandai
oleh hiperproliferasi dan inflamasi epidermis dengan gambaran
morfologi, distribusi, serta derajat keparahan penyakit yang
bervariasi. Dalam mendiagnosis psoriasis perlu diperhatikan
mengenai ciri khas psoriasis yaitu skuama kasar, transparan serta
berlapis-lapis disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Dari anamnesis serta pemeriksaan fisik mirip dengan penyakit
erioskuamosa lainnya seperti dermatitis seboroik dan pitiriasis
rosea. Serta terapi untuk psoriasis pada pengobatan awal
sebaiknya diberikan obat topikal, tetapi bila hasil tidak
memuaskan dapat dipertimbangkan pengobatan sistemik, atau
diberikan kombinasi dari keduanya. Dapat diberikan anti
infalamasi atau imunosupresor lainnya untuk menghambat
aktivasi dan proliferasi kulit akibat reaksi peradangan yang terjadi.
Referensi

1. Mescher AL. Histologi Dasar Junquiera. Edisi 12. Dany F, alih bahasa. Jakarta: EGC; 2011
2. Gartner LP, Hiatt J. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. International Ed. Philadelphina:
Saunders Elsevier; 2007
3. Paulsen F & Wachske J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Jilid 1. Edisi 23. Jakarta: EGC; 2007
4. Apriliana KF, Mutiara H. Psoriasis Vulgaris Pada Laki-laki 46 Tahun. Jurnal Agromedicine. 2017;
4(1): 160-166.
[ Available from: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/5233 ]
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai