Anda di halaman 1dari 7

Tugas 1 Biopestisida

Dosen Pengampuh Maria Theresia Darini, Dr,.M.P.

PEMANFAATAN BIOPESTISIDA DALAM PERTANIAN BERKELANJUTAN

OLEH
Nama Efrentiano Darno
Nim 2021009061
Kelas/Semester A/5

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA


YOGYAKARTA 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.

Pertanian merupakan tulang punggung kehidupan manusia. Namun, penggunaan


pestisida kimia dalam pertanian modern telah menimbulkan dampak besar terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia. Itulah mengapa penting untuk mencari alternatif yang
ekologis dan berkelanjutan. Salah satu solusinya adalah penggunaan biopestisida.
Biopestisida adalah pestisida yang terbuat dari bahan alami seperti mikroorganisme,
tumbuhan atau bahan biokimia yang efektif mengendalikan hama tanaman tanpa
merugikan lingkungan atau kesehatan manusia.

Biopestisida adalah pestisida yang terbuat dari bahan alami seperti


mikroorganisme, tumbuhan atau bahan biokimia yang efektif mengendalikan hama
tanaman tanpa merugikan lingkungan atau kesehatan manusia. Selama dekade terakhir,
penelitian biopestisida telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengembangkan
formulasi yang lebih efektif dan praktik penerapan yang optimal.

Meskipun efektif, meluasnya penggunaan pestisida kimia menimbulkan ancaman


serius terhadap ekosistem dan kesehatan manusia. Dampak buruk dari penggunaan yang
berlebihan antara lain pencemaran tanah dan air, hilangnya keanekaragaman hayati, dan
risiko terhadap kesehatan petani dan konsumen. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan
mendesak untuk mengembangkan strategi pengelolaan hama yang lebih berkelanjutan.

Dalam konteks ini, biopestisida merupakan harapan baru untuk menjawab


tantangan tersebut. Biopestisida adalah produk pengendalian hama yang berasal dari bahan
alami, termasuk mikroorganisme, tumbuhan, atau senyawa kimia yang berasal dari alam.
Keunggulan utama biopestisida adalah kemampuannya mengendalikan hama tanaman
tanpa meninggalkan residu berbahaya dan tanpa memicu resistensi hama.

Dengan pengetahuan yang mendalam tentang biopestisida, maka kita mampu


menerapkan solusi inovatif untuk menjaga keseimbangan ekosistem pertanian. Dalam
naskah ini dimana kita akan mengkaji kelebihan, jenis dan langkah praktis penerapan
biopestisida dalam konteks pertanian modern.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Manfaat Biopestisida

1.1.Ramah Lingkungan
Biopestisida dinilai sebagai solusi ramah lingkungan karena terbuat dari bahan
alami yang dapat terurai. Jika digunakan dengan benar, bahan ini tidak meninggalkan
residu berbahaya di tanah atau air. Artinya biopestisida tidak hanya melindungi
tanaman, tetapi juga menjaga keutuhan ekosistem pertanian. Selain itu, biopestisida
dapat membantu melestarikan keanekaragaman hayati karena sasarannya yang lebih
tepat. Mereka cenderung hanya mengendalikan hama tertentu tanpa membunuh
organisme non-target.

1.2. Tidak Menimbulkan Resistensi


Dalam jangka panjang, penggunaan pestisida kimia secara berlebihan dapat
menyebabkan hama menjadi resisten terhadap bahan kimia tertentu. Namun berbeda
dengan biopestisida yang dapat mengurangi risiko ini karena sifatnya yang serbaguna
dan kompleks. karna biopestisida dapat mempengaruhi hama melalui beberapa
mekanisme berbeda, sehingga menyulitkan hama untuk mengembangkan resistensi.

1.3.Mengurangi Kerugian Ekonomi


Biopestisida dapat membantu mengurangi kerugian panen akibat hama tanaman.
Dengan mengendalikan hama secara efektif, biopestisida dapat meningkatkan
produktivitas pertanian. Selain itu, karena produk ini khusus untuk hama tertentu,
penggunaannya dapat disesuaikan sehingga hanya diperlukan dalam jumlah yang tepat,
sehingga mengurangi biaya produksi secara keseluruhan.

1.4. Mempromosikan kesehatan tanah


Beberapa biopestisida, seperti mikroorganisme yang sangat bermanfaat bagi tanah
dapat membantu meningkatkan dan menjaga keseimbangan mikroba tanah. Hal ini
penting untuk kesehatan tanaman secara keseluruhan, memungkinkan tanaman
menyerap nutrisi dengan lebih efisien dan mengatasi tekanan lingkungan.

1.5. Mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia


Dengan mengadopsi biopestisida, petani dapat mengurangi ketergantungan mereka
terhadap pestisida kimia sintetis. Hal ini membuka jalan bagi pertanian yang lebih
berkelanjutan dan mengurangi risiko yang terkait dengan paparan berlebihan terhadap
bahan kimia berbahaya.
2. Jenis-Jenis Biopestisida

2.1.Mikroba pengendalian hama


Mikroorganisme pengendalian hama adalah jenis biopestisida yang menggunakan
organisme mikroskopis seperti bakteri, jamur, dan virus untuk mengendalikan populasi
hama tanaman. Contohnya termasuk Bacillus thuringiensis (Bt), sejenis bakteri yang
menghasilkan racun yang efektif melawan serangga seperti ulat. Selain itu, beberapa
jamur seperti Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae juga digunakan sebagai
insektisida karena menginfeksi dan membunuh berbagai jenis serangga. Pendekatan
ini secara efektif dapat mengurangi populasi hama tanaman tanpa meninggalkan residu
berbahaya.

2.2. Tanaman penghasil pestisida alami


Beberapa tanaman mengandung senyawa alami yang efektif mengusir hama dan
serangga. Misalnya tanaman Mimba (Azadirachta indica) yang mengandung
azadirachtin, senyawa yang bersifat insektisida. Minyak yang diekstraksi dari biji
Mimba juga dapat digunakan sebagai insektisida karena memiliki sifat antinutrisi yang
mencegah serangga memakannya. Selain mimba, tanaman lain seperti piretrum
(Chrysanthemum cinerariaefolium) mengandung piretrin, senyawa yang efektif
mengusir serangga seperti kutu putih dan lalat.

2.3.Bahan biokimia
Biokimia terdiri dari senyawa kimia yang diisolasi dari sumber alami atau dibuat
secara sintetis. Mereka termasuk dalam kategori biopestisida karena memiliki khasiat
yang memungkinkan pengendalian hama tanaman. Contohnya adalah minyak nimba
yang mengandung berbagai senyawa yang dapat mencegah berkembangnya serangga
atau mengganggu sistem reproduksinya. Sabun kalium adalah bahan biokimia lain
yang efektif mengusir hama seperti kutu daun, kutu putih, dan tungau. Senyawa dalam
sabun ini merusak lapisan pelindung serangga sehingga menyebabkan kematian.

3. Implementasi Biopestisida dalam Pertanian

3.1.Pendidikan dan Pelatihan


Penggunaan biopestisida memerlukan pemahaman mendalam tentang
pemilihan, penerapan, dan pemantauan efektivitasnya. Oleh karena itu, penting untuk
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada petani. Hal ini dapat mencakup pelatihan
dalam mengidentifikasi hama dan penyakit, memilih biopestisida yang tepat, dan
menggunakannya dengan benar. Selain itu, untuk memaksimalkan efektivitas
biopestisida, petani juga perlu diberikan edukasi mengenai dosis dan frekuensi
penggunaan yang tepat.
3.2.Pemantauan dan evaluasi rutin
Sistem pemantauan rutin dan evaluasi efektivitas biopestisida merupakan
langkah penting menuju keberhasilan. Petani harus secara teratur memantau tanaman
mereka untuk mendeteksi tanda-tanda serangan hama atau penyakit. Dosis atau
frekuensi mungkin perlu disesuaikan sesuai kebutuhan. Selain itu, petani perlu
memantau apakah biopestisida mempunyai efek negatif terhadap organisme non-target
atau lingkungan sekitar.
3.3.Pengembangan strategi pengendalian terpadu (PPT)
Biopestisida merupakan bagian penting dari pendekatan pengelolaan terpadu
(PPT). PPT merupakan strategi yang mengintegrasikan berbagai metode pengendalian,
termasuk penggunaan biopestisida, dengan tujuan meminimalkan kerusakan akibat
hama tanaman dengan cara yang paling efektif dan berkelanjutan. Mengembangkan
strategi PPT yang efektif memerlukan pengetahuan mendalam tentang agroekosistem
dan interaksi antara berbagai organisme di dalamnya.
3.4.Pemanfaatan teknologi pertanian terkini
Dengan menggunakan teknik pertanian modern, efektivitas biopestisida dapat
ditingkatkan. Misalnya, sensor dan sistem pemantauan otomatis dapat membantu
petani mendeteksi serangan hama dan penyakit sejak dini, sehingga memungkinkan
dilakukannya intervensi biopestisida secara tepat waktu.
3.5.Kolaborasi dan penelitian lanjutan
Kolaborasi antara petani, peneliti, dan pemerintah merupakan kunci untuk
mengembangkan dan meningkatkan praktik penggunaan biopestisida. Penelitian lebih
lanjut harus terus meningkatkan kemanjuran dan keamanan biopestisida. Hal ini
mencakup formulasi baru, teknik penerapan yang lebih baik, dan penelitian mengenai
interaksi biopestisida dengan organisme non-target.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan biopestisida dalam pertanian berkelanjutan merupakan langkah
penting menuju pertanian yang lebih hijau, efektif dan berkelanjutan. Biopestisida yang
terbuat dari bahan alami seperti mikroorganisme, tumbuhan, dan komponen biokimia
memberikan solusi pengendalian hama tanaman tanpa merugikan lingkungan maupun
kesehatan manusia. Manfaat utama penggunaan biopestisida antara lain kelestarian
lingkungan, memerangi resistensi hama, mengurangi kerugian ekonomi, dan mengurangi
ketergantungan terhadap pestisida kimia.
Jenis biopestisida antara lain mikroorganisme pengendali hama, tanaman penghasil
pestisida alami, dan biokimia. Masing-masing mempunyai mekanisme tersendiri dalam
mengendalikan populasi hama tanaman.

B. Saran
Penggunaan biopestisida merupakan langkah penting menuju pertanian
berkelanjutan yang dapat menjaga keseimbangan ekologi, meningkatkan produktivitas
pertanian, dan menjamin pangan yang aman untuk generasi mendatang. Dengan komitmen
dan investasi yang tepat, biopestisida dapat menjadi alat penting untuk mencapai tujuan
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Isman, M. B. (2006). Botanical insecticides, deterrents, and repellents in modern agriculture


and an increasingly regulated world. Annual Review of Entomology, 51, 45-66.
Koul, O., & Wahab, S. (2004). Neem: Today and in the New Millennium. Springer Science &
Business Media.
Regnault-Roger, C., Philogène, B. J., & Vincent, C. (2009). Biopesticides of plant
origin.Lavoisier.
Schmutterer, H. (1990). Properties and potential of natural pesticides from the neem tree,
Azadirachta indica. Annual Review of Entomology, 35(1), 271-297.
Gurr, G. M., Wratten, S. D., & Altieri, M. A. (Eds.). (2004). Ecological engineering for pest
management: Advances in habitat manipulation for arthropods. CABI.
Peshin, R., & Dhawan, A. K. (2009). Integrated pest management: Innovation-development
process. Springer Science & Business Media.
Hidalgo, K., & Moore, J. (2018). Biopesticides: An essential component of integrated pest
management. Frontiers in Plant Science, 9, 1094.

Anda mungkin juga menyukai