Anda di halaman 1dari 2

PENUGASAN MODUL 1

1. Bagaimana kebijakan bantuan sosial (contoh: BPNT, e-warong dan PKH,dll) dapat
menjawab tantangan percepatan pencegahan dan penanganan stunting?
2. Menurut anda, apa capaian yang sudah didapat dari program Bantuan Sosial Kemensos
(contoh: BPNT, e-warong, PKH,dll) dalam upaya pencegahan dan penanganan Stunting
dan apa tantangannya?

Jawaban

1. Kebijakan bantuan sosial seperti BPNT diangap dapat menjawab tentang percepatan
pencegahan dan penanganan stunting karena BPNT yang kini berubah menjadi BSP
(Bantuan Sembako Pangan) mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin dan rentan
tersebut dalam memenuhi kebutuhan pangannya apalagi sejak tahun 2020 pemerintah
menambah indeks bantuan menjadi 200.000/bulan membantu para KPM untuk membantu
dalam pemenuhan gizi bagi keluarga penerima manfaat. Bantuan sosial BPNT tersebut
dapat dibelanjakan di E-waroeng dimana e-waroneng tersebut menyediakan jenis-jenis
bahan pangan selain beras dan telur juga menyediakan jenis bahan pangan yang
mengandung protein nabati, mineral dan juga vitamin yang merupakan asupan gizi
lengkap yang di perlukan tubuh. Adanya program Sembako akan mengurangi beban
pengeluaran keluarga miskin dalam hal makanan, sehingga dapat memastikan sebagian
kebutuhan dasar masyarakat miskin terpenuhi. Di sisi lain, pengembangan jenis bahan
pangan yang didapatkan dari program ini akan mampu meningkatkan nutrisi/gizi
masyarakat, terutama anak-anak sejak dini sehingga akan memiliki pengaruh terhadap
penurunan stunting.
Selain dari program BPNT program sosial lainnya seperti PKH juga dapat menjawab
percepatan pencegahan dan penanganan stunting karena setiap pertiga bulan ibu hamil
dan anak balita akan mendapatkan bantuan dengan jumlah uang Rp.
750.000/3bulan/komponen hamil/balita yang bisa mereka gunakan untuk membeli bahan
makanan untuk menambah gizi dan juga bisa dipakai untuk mangakses layanan kesehatan
tambahan. Dalam program PKH para SDM nya juga melakukan menyuluhan tentang
pentingnya gizi dan kesehatan ibu hamil dan balita pada kegiatan pertemuan kelompok,
selain itu di program PKH kesehatan ibu hamil dan balita juga dipantau setiap bulannya
oleh pendamping yang bekerja sama dengan posyandu dan bidan setempat. Dengan
adanya pemantauan dan pendampingan setiap bulannya maka kesehatan dan gizi keluarga
penerima manfaat juga akan lebih terperhatikan dan jika ada masalah juga akan lebih
cepat tertanganai sehingga angga stunting bisa mengalami penurunan.

2. Bantuan Pangan Non Tunai berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 6,4 persen
selama lima tahun terakhir. Sebelumnya prevelansi stunting sebesar 37,2 persen pada
tahun 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018 dan mengalami penurunan lagi menjadi
27,67% pada tahun 2019. Akan tetapi tantangan yang dirasakan diataranya dikarenakan
terjadninya pandemi covid-19 banyak lapangan kerja yang terkena imbas sehingga angka
pengangguran meningkat dan berdampak juga terhadap angka kemiskinan, sehingga
menyebabkan keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonominya, sealin itu harga
bahan pangan juga mengalami kenaikan, dan denga bertambanya anka kemiskinan
kurang tercovernya keluarga yang belum menerima bantuan sosial baik itu PKH ataupun
BPNT

Anda mungkin juga menyukai