Anda di halaman 1dari 6

Kasus Jessica Kumala Wongso

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia


Dosen : : HASWAR WIDJANARTO, S.S., M.H.

Nama : Chevha Fauzie Sofyan Hidayat


NPM : 231000032
Kelas : A
Profil Jessica Kumala Wongso (Pelaku)
Jessica Kumala Wongso dilahirkan pada 9 Oktober 1988 di Jakarta, Indonesia, sebagai putri
bungsu dari tiga bersaudara pasangan Winardi Wongso dan Imelda Wongso. Keluarganya
merupakan penganut agama Buddha dan pengusaha plastik onderdil sepeda di Jakarta.

Profil Wayan Mirna Solihin (Korban)


Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, adalah anak dari seorang pengusaha. Ia merupakan kerabat
jauh dari aktris Amerika-Italia yaitu Rafaela Ottiano. Ayahnya, Edi Darmawan Salihin
memiliki beberapa perusahaan, antara lain di bidang pengiriman dokumen penting di
Petojo, Jakarta Pusat, dan perusahaan yang bergerak di bidang garmen
di Cengkareng, Jakarta Barat. Mirna diketahui memegang salah satu perusahaan milik
ayahnya tersebut.

Karir Jessica Kumala Wongso


Ia menempuh pendidikan di Jubilee School Jakarta dan melanjutkan perguruan tinggi
di Billy Blue College of Design yang berada di Sydney pada tahun 2008 bersama dengan
temannya, Wayan Mirna Salihin. Ia kemudian menjadi warga negara Australia secara
permanen ketika mengikuti keluarganya bermigrasi ke Sydney pada tahun 2005. Jessica
memulai kariernya sebagai desain grafis di NSW Ambulance setelah selesai berkuliah dan
menetap di Sydney.

Kronologi Kejadian Pembunuhan


Pada tanggal 6 Januari 2016, Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, meninggal dunia setelah
meminum es kopi Vietnam di Olivier Cafe, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.[2] Saat kejadian,
Mirna diketahui sedang berkumpul bersama kedua temannya, Hani dan Jessica Kumala
Wongso. Menurut hasil autopsi pihak kepolisian, ditemukan pendarahan pada lambung Mirna
disebabkan adanya zat yang bersifat korosif masuk dan merusak mukosa lambung.
Belakangan diketahui, zat korosif tersebut berasal dari asam sianida. Sianida juga ditemukan
oleh Puslabfor Polri di sampel kopi yang diminum oleh Mirna. Berdasarkan hasil olah TKP
dan pemeriksaan saksi, polisi menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka. Jessica
dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
Kronologi Kasus Pembunuhan
Terdapat beberapa kronologi berbeda dari kasus pembunuhan ini, dikarenakan keterangan
saksi yang sering berubah-ubah. Kronologi pertama adalah keterangan dari teman berkumpul
Mirna pada saat kejadian, Jessica, dan kronologi kedua diungkapkan oleh teman Mirna
lainnya yang juga berada di TKP, yaitu Hani, kepada pihak kepolisian

Kronologi versi Jessica

 Tiba di Grand Indonesia (pukul 14.00 WIB). Jessica janjian bertemu dengan tiga
temannya, Mirna, Hani, dan Vera, di Kafe Olivier pada pukul 17.00.
 Pesan tempat. Begitu tiba, Jessica langsung memesan meja nomor 54. Kafe
Olivier merupakan pilihan Mirna.
 Jalan-jalan. Jessica berkeliling mal dan membeli tiga bingkisan berisi sabun untuk
oleh-oleh bagi ketiga temannya.
 Kembali ke kafe (Sekitar pukul 16.00 WIB). Jessica memesan minuman setelah
bertanya dulu di grup perbicangan media sosial mereka.
 Minuman datang. Minuman yang datang pertama adalah es kopi Vietnam pesanan
Mirna. Dua minuman lainnya, fashioned sazerac (Hani) dan cocktail (Jessica)
datang belakangan.
 Sang teman tiba (pukul 16.40). Mirna dan Hani datang. Vera tak terlihat. Posisi
duduk: Mirna (tengah), Jessica (kiri), dan Hani (kanan)
 Mirna meminum kopi Mirna merasa bau kopinya aneh dan meminta kedua
temannya ikut mencium. “Baunya aneh,” kata Jessica. Belakangan diketahui
bahwa kopi yang diminum oleh Mirna memiliki warna seperti kunyit.
 Mirna meminta air putih. Jessica meminta air kepada pelayan. Ia ditanya balik
pilihan minumannya.
 Mirna sekarat. Ketika ia kembali, tubuh Mirna sudah kaku, mulutnya
mengeluarkan busa, kejang-kejang, dengan mata setengah tertutup.
 Panik. Jessica dan Hani panik sembari mengoyangkan tubuh Mirna. Mereka
berteriak memanggil pelayan kafe.
 Dibawa ke klinik dan rumah sakit Mirna dibawa menggunakan kursi roda ke
klinik, kemudian dibawa dengan mobil suaminya, Arief Soemarko, ke Rumah
Sakit Abdi Waluyo. Dokter klinik mal Grand Indonesia, Joshua, mengatakan
denyut nadi Wayan Mirna Salihin sebelum wafat adalah 80 kali per menit.
Sementara pernapasannya 16 kali per menit. Pada saat dibawa ke klinik, Mirna
diketahui pingsan. Selama lima menit Joshua mengaku hanya melakukan
pemeriksaan dan tidak menemukan masalah pada pernapasan dan denyut nadi.
Dirinya hanya memberi alat bantu pernapasan. Kemudian atas kemauan suami,
Mirna kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.
Kronologi versi Hani kepada Polisi

 Tiba di kafe (pukul 16.00 WIB) Jessica tiba di kafe.


 Hani dan Mirna datang (pukul 16.40 WIB). Minuman sudah tersedia. Menurut
Hani, setelah meminum es kopi, Mirna mengatakan “It's awful, it's bad”.
“Minumannya ada apa-apanya kali,” kata Hani.
 Mirna sekarat Mirna merasa kepanasan dan mulutnya berbusa sehingga dibawa ke
klinik. Mirna meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo.

Kronologi versi Edi Darmawan Salihin (Ayah Mirna)


Wawancara yang dilakukan oleh Karni Ilyas dalam acara Indonesia Lawyers
Club di tvOne, Edi Darmawan Salihin[4] mengungkapkan beberapa fakta terkait
kematian anaknya. Fakta tersebut ia peroleh salah satunya setelah melihat rekaman
CCTV yang berada di Olivier Cafe. Ia menjelaskan, bahwa apa yang di ucapkan
oleh Jessica Kumala Wongso di media-media itu bohong. Kebohongan tersebut
antara lain mengenai air mineral yang diakui Jessica dipesan olehnya, nyatanya tidak
tercantum dalam tagihan pesanan. Lalu penempatan goody bag yang diakui Jessica
ditaruh di atas meja setelah minuman datang, menurut Edi, nyatanya goodybag
ditaruh sebelum minuman pesanan diantarkan oleh pelayan. Edi pun mengatakan,
hanya Jessica yang tidak menangis saat keluarga dan teman-teman Mirna berada di
Rumah Sakit Abdi Waluyo.

Nama Pelaku Pembunuhan


Setelah hampir satu bulan sejak kematian Wayan Mirna Salihin, polisi akhirnya
mengumumkan pelaku pembunuhan berencana ini. Jessica Kumala Wongso ditetapkan
sebagai tersangka pada tanggal 29 Januari 2016 pukul 23:00 WIB

Putusan Hakim Saat Persidangan


Setelah melewati beberapa kali persidangan, Jessica Kumala Wongso dituntut 20 tahun
penjara atas tindak pidana pembunuhan yang diatur dalam Pasal 340 KUHP pada 27 Oktober
2016.[7][8] Dalam tuntutannya, jaksa menyebutkan bahwa Jessica diyakini terbukti bersalah
meracuni Mirna dengan menaruh racun sianida dengan kadar 5 gram.[7] Jessica disebut
menutupi aksinya dengan cara meletakkan 3 kantong kertas di meja nomor 54.[7] Sidang pada
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dipimpin oleh hakim ketua hakim ketua Kisworo, hakim
anggota Binsar Gultom, dan hakim anggota Partahi Hutapea.[9]
Pada 13 Juli, rekaman CCTV dari kafe Olivier ditayangkan di persidangan dan menunjukkan
Jessica berdiri menghindari kerumunan sambil melihat sekelilingnya dan menggaruk-garuk
tangannya ketika banyak orang sedang membantu Mirna.[10][11] Kepala Subbidang Komputer
Forensik Bareskrim Polri, Muhammad Nuh Al-Azhar, mengatakan terdapat tindakan yang
mencurigakan dari Jessica, yaitu selalu menoleh ke meja nomor 54 dan duduk menghalangi
tanaman hias, serta meletakkan tatakan meja sejajar dengan paper bag.[12] Ia juga
menambahkan tindakan mencurigakan lainnya yaitu ketika Jessica memindahkan posisi kopi
yang akan diminumnya ke posisi duduk Mirna dan memasukkan tangannya beberapa kali
kedalam tas.[12]
Pada 28 September, adik Mirna, Sandy, mengatakan bahwa Jessica sempat mengirimi tautan
berita tentang racun kepada dirinya setelah kematian Mirna.[13] Pengadilan kemudian
menghadirkan kesaksian dari kolega Jessica di Australia, Kristie Louise Charter, yang
mengatakan bahwa dirinya memiliki dua kepribadian yang berlawanan dan menggunakan hal
tersebut untuk memanipulasi perhatian seseorang agar meraih simpati, dan akan sangat marah
apabila perhatian tersebut tidak berhasil didapatkan.[14] Ia juga menambahkan bahwa Jessica
memiliki sifat yang licik dan suka berbohong, dan akan menunjukkan sifat tersebut ke orang
terdekatnya apabila dirinya sedang mengalami tekanan.[14]
The Jakarta Post mengatakan bahwa "Sejalan dengan dakwaan, hakim menyimpulkan bahwa
Jessica membunuh Mirna sebagai pembalasan dendam karena berulang kali menyuruh Jessica
putus dengan Patrick O'Connor, mantan pacar Australianya."
Setelah kasasi yang cukup lama, pertama kali ditolak di Pengadilan Tinggi Jakarta dan
kemudian di Mahkamah Agung yang dipimpin oleh Hakim Artidjo Alkostar, Salman Luthan
dan Sumardiyatmo yang dengan suara bulat menolak kasasi Jessica. "[Kami] menolak
kasasi," kata juru bicara Mahkamah Agung Suhadi

1
Fahlevi Simon Iqbal, Profil dan Biodata Jessica Wongso,(https://www.inews.id/news/nasional/profil-dan-
biodata-jessica-wongso-kisah-pelaku-kopi-sianidam) 15/10/2023 04.14
Daftar Pustaka

Fahlevi Simon Iqbal, 2016. Profil dan biodata Jessica Wongso. [Online]
Available at : https://www.inews.id/news/nasional/profil-dan-biodata-jessica-wongso-kisah-pelaku-
kopi-sianida
[Accesced Rabu 6 Januari 2016].

Wikipedia, 2023. Kasus Jessica Kumala Wongso. [Online]


Available at : https://id.wikipedia.org/wiki/Jessica_Kumala_Wongso
[Accesed Minggu 1 Oktober 2023]

Anda mungkin juga menyukai