Laporan Pagelaran Kelas B
Laporan Pagelaran Kelas B
4. Kisi-kisi dan instrumen hasil belajar; (Evaluasi mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang didapat selama proses pengerjaan dan pelaksanaan kegiatan). Sebutkan
sikap, pengetahuan dan keterampilan apa saja yang ingin dicapai melalui projek pentas seni
ini. .......................................................................................................................................17
5. Model pembalajaran terpadu (Interdisiplin seni drama, music, rupa dan tari). Sebutkan
bagaimana peran masing2 disipilin dalam pentas seni ini. Buat dalam bentu mindmapping /
bagan.....................................................................................................................................30
1. Pendalaman konsep : Ambil dari PPT yang sudah kita diskusikan awal......................37
2. Pembentukan kelompok dalam pentas seni (Drama, music, rupa dan tari). Sebutkan
nama-nama mahasiswa.........................................................................................................58
3. Penugasan projek : Peran yang diberikan pada setiap kelompok seni (tolong ceritakan
dengan detail pengerjaan).....................................................................................................59
4. Pelaksanaan Projek........................................................................................................62
5. Mempresentasikan hasil projek : Kendala dan solusi pada waktu tampil, serta saran
bila pentas seni ingin ditampilkan kembali oleh pihak lain.................................................78
A. PROYEK YANG DIKERJAKAN ADALAH:
Pentas Seni Kupu-kupu Biru (diadaptasi dari Buku Cerita Anak kemendikbud)
dimana cerita dini bercerita tentang anak gadis yang suka menolong dan berbuat
baik kepada kupu-kupu hingga suatu saat anak tersebut terkena musibah dab
ternyata anak tersebut ditolong oleh kupu-kupu yang pernah ia tolong.
b. Seni Rupa
Keterkaitan desain panggung/property (seni rupa) terhadap perkembangan anak
- desain panggung yang indah menciptakan suasana yang menarik perhatian
anak usia dini sehingga anak akan lebih terkonsentrasi pada keindahan yang
ada
- desain panggung mengandung makna yang tersirat dan tersurat yang
berhubungan langsung dengan tema dan alur cerita
- ketertarikan anak pada apa yang mereka lihat dapat menjadi motivasi dan
pembangkit semangat anak
- property yang mengandung makna dalam cerita ini dapat mengenalkan anak
pada unsur kebudayaan dan kekayaan Indonesia
- properti dan desain panggung dapat memberikan informasi kepada anak
yang menambah pengetahuan mereka
- desain dan property dapat memberikan stimulasi pada anak menjadi lebih
kreatif dan inovatif
- melalui berbagai symbol yang anak lihat dapat mengembangkan aspek
bahasa anak baik dari aktivitas mengamati dan membaca
- hubungan dan interaksi sosial dapat menanmkan karakter kerja sama dan
membangun sosial-emosional anak
c. Seni Music
Kurikulum seni drama musikal berkaitan dengan :
1) Perkembangan Fisik motorik:
Gerakan motorik halus:
Dalam kurikulum pertunjukan drama musikal, perhatian harus diberikan pada
pengembangan keterampilan motorik halus pada anak usia dini. Ini termasuk
kemampuan anak untuk mengontrol gerakan kecil, seperti menggerakkan jari,
menggambar atau meletakkan benda. Saat melakukan drama musikal, penting
untuk memperhatikan aktivitas yang menggunakan keterampilan motoric
halus, seperti menari, memainkan alat musik, atau menunjukkan Gerakan
tangan yang terkoordinasi.
Gerakan motorik kasar: Kurikulum juga harus memperhatikan
perkembangan gerak motorik pada anak usia dini. Gerakan motorik
menggunakan otot-otot besar tubuh, seperti berlari, melompat, atau berputar.
Pertunjukan drama musikal dapat mencakup aktivitas yang melibatkan
gerakan kasar, seperti gerakan tarian yang energik, gerakan panggung yang
aktif, atau gerakan tubuh ekspresif yang membantu anak mengembangkan
keterampilan motorik
Koordinasi dan keseimbangan: Kurikulum harus memperhatikan
perkembangan koordinasi dan keseimbangan pada anak usia dini. Dalam
produksi drama musikal, anak dapat mengembangkan keterampilan tersebut
melalui kegiatan yang memerlukan gerakan-gerakan yang membutuhkan
koordinasi dan keseimbangan, seperti gerakan menari berpasangan, gerakan
panggung yang memerlukan sinkronisasi dengan musik, atau gerakan
akrobatik yang terkontrol.
Kecepatan dan kekuatan fisik yang lebih baik: Dalam kurikulum
produksi drama musikal, perhatian juga dapat diberikan untuk meningkatkan
kecepatan dan kekuatan fisik anak. Melalui latihan dan latihan seni
pertunjukan yang teratur, anak-anak dapat mengembangkan kecepatan dan
kekuatan fisiknya, seperti terampil melompat, menari dengan penuh semangat
atau bernyanyi dengan suara yang bagus.
2) Perkembangan Bahasa
Keterampilan berbicara tingkat lanjut: Dalam kurikulum drama musikal
perhatian harus diberikan pada pengembangan keterampilan berbicara pada anak
usia dini. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan yang meliputi dialog, nyanyian
atau penyampaian pesan secara lisan. Dalam produksi drama musikal, anak dapat
berbicara dengan jelas, menggunakan intonasi yang tepat dan memahami cara
berkomunikasi dengan baik.
Mengembangkan keterampilan mendengarkan: Kurikulum juga harus
memperhatikan perkembangan keterampilan menyimak anak. Dalam pertunjukan
musik, anak-anak berpartisipasi dalam mendengarkan instruksi, musik atau
dialog dari teman sebaya. Ini dapat membantu mereka meningkatkan kemampuan
mereka untuk mendengarkan, memahami, dan merespons dengan tepat.
Penguasaan kosakata dan kalimat: Pertunjukan drama musikal dapat
membantu mengembangkan kosa kata dan penguasaan ekspresi bahasa pada anak
usia dini. Melalui dialog, lagu, dan aktivitas panggung, anak-anak dapat
memperluas kosa kata mereka, mempelajari frasa dan ungkapan baru, serta
memahami penggunaan bahasa dalam konteks yang berbeda.
Keterampilan membaca dan menulis tingkat lanjut: Kurikulum juga dapat
mencakup membaca dan menulis produksi drama musikal. Misalnya, anak bisa
belajar membaca naskah, menulis cerita pendek, atau mengarang lirik. Ini akan
membantu mereka meningkatkan keterampilan membaca dan menulis mereka dan
lebih memahami struktur dan konvensi bahasa.
Ekspresi diri dan pengungkapan: Dalam produksi drama musikal, anak juga
dapat mengembangkan ekspresi diri dan keterampilan ekspresif melalui bahasa.
Mereka dapat belajar menyampaikan emosi, memahami perbedaan antara dialog
dan monolog, dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan karakter dan
cerita.
3) Perkembangan Kognitif
Daya Pikir dan Konsep: Kurikulum pagelaran seni drama musikal harus
memperhatikan pengembangan daya pikir dan pemahaman konsep anak usia
dini. Melalui pagelaran seni, anak-anak dapat memperoleh pemahaman tentang
narasi, plot cerita, karakter, dan hubungan antar elemen dalam drama musikal.
Mereka juga dapat belajar memahami konsep seperti waktu, ruang, peran, dan
interaksi.
Kreativitas dan Imajinasi: Pagelaran seni drama musikal dapat membantu anak
usia dini mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka. Kurikulum harus
menyediakan ruang bagi anak-anak untuk berimajinasi, berkreasi, dan
menghasilkan ide-ide baru dalam konteks drama musikal. Hal ini dapat dilakukan
melalui latihan improvisasi, pembuatan karakter, atau pengembangan cerita.
Pemecahan Masalah: Drama musikal dapat melibatkan anak-anak dalam
situasi yang memerlukan pemecahan masalah. Kurikulum harus memberikan
kesempatan bagi anak-anak untuk menghadapi tantangan dan menemukan solusi
dalam konteks pagelaran seni. Ini dapat membantu mereka mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, logika, dan pemikiran kritis.
Memori dan Daya Ingat: Kurikulum pagelaran seni drama musikal juga harus
memperhatikan pengembangan memori dan daya ingat anak. Melalui latihan
menghafal dialog, gerakan panggung, atau lirik lagu, anak-anak dapat melatih
memori mereka. Mereka juga dapat mengingat detail-detail penting dalam cerita
atau peran yang mereka mainkan.
Pemahaman Emosi dan Empati:
Drama musikal dapat membantu anak-anak mengembangkan pemahaman emosi
dan kemampuan berempati terhadap orang lain. Kurikulum harus memperhatikan
kegiatan yang melibatkan ekspresi emosi, identifikasi emosi dalam cerita atau
lagu, serta berbagi perasaan dengan rekan mereka. Hal ini dapat membantu
mereka memahami emosi diri dan orang lain, serta mengembangkan empati.
4) Perkembangan Sosial Emosional
Kolaborasi dan interaksi sosial: Dalam pagelaran drama musikal, perhatian harus
diberikan pada pengembangan kerjasama dan interaksi sosial pada anak usia dini.
Melalui pertunjukan seni, anak-anak dapat belajar bekerja sama dalam kelompok,
berbagi peran dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama. Mereka
juga dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dan mengembangkan
keterampilan sosial seperti saling mendengarkan, menghargai pendapat orang lain
dan berkomunikasi dengan baik.
Pengenalan Identitas dan Perbedaan: Pertunjukan drama musikal dapat
membantu anak-anak mengidentifikasi identitas mereka dan menghargai
perbedaan. Dalam kurikulum, perhatian harus diberikan pada kegiatan yang
memungkinkan anak mengeksplorasi dan menyampaikan identitasnya melalui
peran. Ia juga dapat mempelajari dan memahami berbagai budaya, latar belakang,
dan pengalaman hidup yang berbeda melalui cerita dan karakter musik.
Pengendalian Emosi dan Ekspresi Emosional yang Sehat: Drama musikal
dapat menjadi wadah bagi anak untuk mengelola emosi dan mengekspresikannya
dengan cara yang sehat. Kurikulum harus fokus pada kegiatan yang meliputi
pemahaman emosi cerita, menyajikan strategi resolusi konflik dan
mengembangkan keterampilan manajemen emosi yang baik. Anak-anak dapat
belajar mengenali emosinya sendiri, mengekspresikannya dengan tepat dan
memahami emosi orang lain melalui drama musikal.
Mengembangkan empati dan perspektif lain: Dalam pagelaran drama musikal
juga harus memperhatikan pengembangan empati dan melihat perspektif orang
lain. Anak-anak dapat belajar memahami dan merasakan emosi para tokoh dalam
cerita, memahami sudut pandang orang lain dan mengembangkan rasa empati. Ini
dapat membantu mereka membangun hubungan yang baik dengan orang lain dan
menjadi lebih peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
5) Perkembangan nilai dan moral:
Permainan musik dapat membantu anak usia dini memahami nilai dan moral.
Kurikulum harus fokus pada tindakan yang mempromosikan nilai-nilai positif
seperti kejujuran, keadilan, persaudaraan, dan menghargai perbedaan. Melalui
cerita dan karakter produksi musik, anak-anak dapat belajar mengenal nilai-nilai
tersebut dan memahami pentingnya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengantar Nilai-Nilai Keagamaan:
Kurikulum drama musikal dapat memberikan pengenalan nilai-nilai agama pada
anak usia dini. Misalnya, anak-anak dapat belajar tentang konsep-konsep dasar
agama seperti cinta, keadilan, kesabaran atau kerja sama melalui cerita, lagu, dan
karakter musik. Penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai agama yang
diajarkan sesuai dengan keyakinan dan praktik keagamaan masing-masing anak.
Pengembangan moral: Permainan musik juga dapat membantu
mengembangkan moral anak. Kurikulum harus fokus pada kegiatan yang
mempromosikan nilai-nilai moral yang positif seperti kejujuran, kesetiaan,
menghormati orang lain, dan tanggung jawab. Melalui cerita dan karakter karya
seni, anak-anak memahami pentingnya perilaku yang benar dan bertanggung
jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Etika dan Etika Sosial: Kurikulum musik pertunjukan dapat melibatkan anak-
anak dalam mempelajari etika yang baik dan etiket sosial. Misalnya, mereka bisa
belajar sopan santun, sopan santun dan cara berinteraksi yang benar dengan orang
lain. Hal ini dapat dipraktekkan dalam aksi panggung musikal, dialog dan
interaksi antar tokoh.
Menghormati keragaman: Bermain musik bisa menjadi salah satu cara untuk
mengajarkan anak menghargai keragaman agama dan budaya. Kurikulum harus
fokus pada kegiatan yang membawa keragaman, menghormati perbedaan dan
mempromosikan toleransi. Anak-anak dapat belajar tentang kepercayaan, tradisi,
dan budaya yang berbeda melalui cerita dan karakter musik.
Penerapan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari: Penting untuk memastikan
bahwa kurikulum seni pertunjukan tidak hanya fokus pada pengenalan nilai-nilai
agama dan moral, tetapi juga penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
sehari-hari anak-anak. Melalui refleksi dan diskusi, anak dapat belajar
menerapkan nilai-nilai yang dipelajari dalam kehidupan nyata, baik itu keluarga,
sekolah maupun masyarakat.
6) Perkembangan Seni
Pengenalan dan Ekspresi Seni: Kurikulum pagelaran seni drama musikal harus
memberikan pengenalan yang baik terhadap berbagai bentuk seni kepada anak
usia dini. Anak-anak perlu diperkenalkan dengan beragam jenis seni, seperti
musik, gerak, teater, dan visual, serta diberikan kesempatan untuk bereksplorasi
dan berekspresi dalam konteks drama musikal. Hal ini dapat membantu mereka
mengembangkan keterampilan seni, kreativitas, dan ekspresi diri.
Pengembangan Keterampilan Seni: Kurikulum harus memperhatikan
pengembangan keterampilan seni yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak
usia dini. Anak-anak dapat belajar tentang unsur-unsur seni, seperti ritme,
gerakan, nada, atau visual, serta diberikan kesempatan untuk berlatih dan
memperbaiki keterampilan mereka melalui latihan dan penampilan dalam drama
musical.
Penghargaan terhadap Karya Seni: Pagelaran seni drama musikal dapat
membantu anak-anak mengembangkan penghargaan terhadap karya seni.
Kurikulum harus memperkenalkan anak-anak pada karya seni yang berkualitas,
baik karya seniman lokal maupun internasional, dan memberikan pemahaman
tentang nilai dan makna di balik karya seni tersebut. Hal ini dapat mendorong rasa
kagum, apresiasi, dan minat terhadap seni.
Kolaborasi dan Pemahaman Tim: Drama musikal melibatkan kerja sama
dalam tim. Kurikulum harus memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk
belajar berkolaborasi, bekerja dalam kelompok, dan memahami pentingnya
kerjasama dalam menciptakan sebuah pagelaran seni yang baik. Mereka juga
dapat belajar menghargai kontribusi setiap anggota tim dan memahami bahwa
kesuksesan tim adalah hasil kerja bersama.
Pemahaman tentang Seni dalam Konteks Budaya: Kurikulum pagelaran seni
drama musikal harus memperkenalkan anak-anak pada seni dalam konteks budaya
mereka. Anak-anak dapat mempelajari seni tradisional dan kontemporer dari
budaya mereka sendiri dan budaya lain, serta memahami peran seni dalam
masyarakat. Hal ini dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman
tentang identitas budaya dan menghargai keberagaman seni di dunia.
d. Seni Tari
1) Sosial Emosional
Dalam tari yang ditampilkan dapat melatih perkembangan social
emosional anak. Dimana anak akan belajar cara menyelaraskan gerakan
dengan teman. Bersabar dalam berlatih dengan teman serta diharapkan
menumbuhkan hubungan social sesama teman. Tari memungkinkan anak-anak
bekerja sama dalam kelompok dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam
proses belajar dan berlatih tari, mereka belajar untuk mendengarkan instruksi,
berbagi peran, dan menghargai kontribusi setiap anggota. Ini membantu dalam
pengembangan keterampilan sosial dan emosional mereka.
2) Fisik Motorik
Melalui tarian, anak-anak dapat mengasah keterampilan motorik
mereka, termasuk koordinasi tubuh, keseimbangan, dan fleksibilitas. Gerakan
yang terstruktur dan terarah dalam tari membantu memperkuat otot-otot
mereka dan memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus.
Perkembangan fisik terdiri dari perkembangan motorik kasar dan motorik
halus.
Perkembangan motorik kasar dalam kegiatan tari pada drama kupu-kupu
biru adalah anak anak diharapkan dapat bergerak secara riang gembira
dengan mengikuti irama lagu dan dapat menirukan gerakan melalui
flashmob.
Perkembangan motorik halus dalam tari paduppa adalah anak dapat
melakukan koordinasi mata, tangan dan kaki secara bersamaan dimana hal
ini merupakan stimulasi untuk perkebangan motorik halus.
3) Kognitif
Aspek kognitif dalam penampilan tari ini adalah tentang Tari Paduppa
yang tidak semua orang tahu, melalui penampilan tari ini anak-anak akan
mengetahui salah satu tarian Kebudayaan Indonesia, khususnya dari Sulawesi
Selatan. Tari juga dapat membantu meningkatkan keterampilan kognitif anak-
anak, seperti konsentrasi, memori, dan pemecahan masalah. Mengingat urutan
gerakan, mengikuti irama musik, dan menyesuaikan langkah-langkah dengan
teman satu grup semuanya melibatkan aspek-aspek kognitif.
3. Rumusan Tujuan Pentas Seni :
a. Seni Drama
- guna menanamkan nilai peduli serta saling tolong menolong antar anak
- mengajak anak untuk menyanyangi hewan ciptaan Tuhan
- mengajak anak untuk mengetal taman Bantimurung di kab maros sulawesi
selatan serta menghargai alam
- memberikan kesempatan bagi anak untuk mengekspresikan diri secara kreatif
- membantu mereka mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan
berkomunikasi
b. Seni rupa
Dalam prakteknya, berlangsungnya suatu pameran seni rupa memiliki 4
fungsi, diantaranya sebagai sarana edukasi, sarana apresiasi, sarana prestasi, dan
sarana rekreasi.
1) Sebagai Sarana Edukasi, Pameran karya seni rupa merupakan sarana edukasi
bagi siswa untuk mengajarkan pentingnya keseimbangan akal dan pikiran
manusia. Pameran karya seni rupa juga merupakan sarana untuk siswa
menampilkan gagasan emosionalnya yang dituangkan dalam sebuah karya
seni rupa.
2) Sebagai Sarana Apresiasi, Pameran karya seni rupa merupakan bentuk
apresiasi atau penghargaan terhadap hasil ide atau gagasan yang dituangkan
dalam bentuk karya seni rupa.
3) Sebagai Sarana Prestasi, Pameran karya seni rupa juga dapat dijadikan ajang
untuk berkompetisi dalam menuangkan ide atau gagasannya ke dalam sebuah
karya seni rupa
4) Sebagai Sarana Rekreasi, Pameran karya seni rupa dapat berfungsi sebagai
tempat untuk menghilangkan kejenuhan serta digunakan untuk menikmati
keindahan.
5) Tujuan Pameran Karya Seni Rupa Pada dasarnya tujuan utama diadakannya
pameran adalah untuk menampilkan atau memamerkan suatu produk atau
karya seni kepada khalayak serta mendapatkan opini maupun apresiasi.
c. Seni music
1) Untuk pendidik :
Mampu Mengidentifikasi konsep, teknik merancang pentas seni dengan
cermat dan teliti.
Mampu Mengidentifikasi prosedur merancang pentas seni dengan
sungguh-sungguh
Mampu Membuat rancangan produksi pentas seni dengan bertanggung
jawab dan sungguh-sungguh
Mampu mempresentasikan rancangan seni dan produksi pentas seni
dengan penuh percaya diri
2) Untuk Anak Usia Dini :
Mengembangkan rasa percaya diri anak tampil di muka umum
Mengembangkan aspek bahasa pada anak usia dini
Mengembangkan sosial emosional anak usia dini melalui karakter tokoh
pada drama kupu-kupu biru
d. Seni tari
Tujuan pentas seni terutama tari dalam pagelaran seni Kupu-kupu biru adalah
anak diharapkan memperoleh perkembangan fisik motorik baik kasar maupun
halus secara maksimal melalui gerakan-gerakan tari yang sudah dipersiapkan
dimana gerakan tersebut disesuaikan dengan kemampuan anak. Melalui gerakan
tari diharap anak akan memperoleh stimulasi yang maksimal serta pembelajaran
yang menyenangkan dan bervariasi. Selain itu, tujuan pentas seni tari adalah:
Ekspresi diri
Pertunjukan seni tari memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk
mengungkapkan diri mereka melalui gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Ini
membantu mereka mengembangkan kreativitas dan meningkatkan rasa percaya
diri mereka.
Pengembangan kecerdasan kinestetik
Seni tari melibatkan penggunaan tubuh sebagai alat ekspresi. Melalui
gerakan tari yang terkoordinasi, anak-anak dapat memperkuat dan
mengembangkan kecerdasan kinestetik mereka, yaitu kemampuan untuk
memahami dan menggunakan tubuh mereka dalam cara yang terampil.
Pengenalan budaya dan tradisi: Pertunjukan seni tari memberikan kesempatan
bagi anak-anak untuk mempelajari tentang budaya dan tradisi yang berbeda.
Melalui tarian tradisional, mereka dapat memahami nilai-nilai, cerita, dan
warisan budaya suatu komunitas atau negara.
Merayakan prestasi Pertunjukan seni tari memberikan kesempatan bagi anak-
anak untuk merayakan prestasi mereka. Ketika mereka tampil di depan orang
lain, mereka merasakan kebanggaan atas kerja keras mereka dan merasa
dihargai untuk kemampuan mereka.
Dengan tujuan-tujuan ini, pertunjukan seni tari anak usia dini menjadi penting
dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan mereka secara holistik, serta
memberikan pengalaman berharga yang dapat membentuk kepribadian dan minat
mereka di masa depan.
Ekspresi
Ekspresi dalam menulis naskah drama sangat penting karena dapat mempengaruhi
cara penonton memahami dan meresapi cerita yang disampaikan. Gaya ekspresi
menyangkut visi dan pandangan penulis, yang penuangannya biasanya sesuai
dengan paham atau aliran yang dianutnya, seperti realisme atau ekspresionisme.
Selain itu, ekspresi juga penting dalam pertunjukan drama karena saat bermain
peran dalam drama diperlukan ekspresi yang sesuai dengan teks yang tersedia,
sehingga mempermudah penonton memahami cerita yang disampaikan. Dalam
menulis naskah drama, penulis juga perlu menentukan gaya bahasa yang
digunakan, seperti pemilihan majas dan warna lokal dalam cerita.
Gesture
Gestur adalah suatu bentuk komunikasi non-verbal dengan aksi tubuh yang
terlihat mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu, baik sebagai pengganti bicara
atau bersamaan dan paralel dengan kata-kata. Gestur dalam drama sangat penting
karena dapat membantu karakter dalam memperlihatkan emosi, perasaan, dan
maksud yang ingin disampaikan kepada penonton. Dalam menulis naskah drama,
penulis dapat menggambarkan gestur karakter dalam dialog atau memberikan
petunjuk ekspresi dalam naskah drama untuk membantu para aktor dalam
memerankan karakter yang telah ditulis. Gestur juga dapat membantu penonton
memahami cerita yang disampaikan dalam drama
Penghayatan Peran
Penghayatan peran dalam drama sangat penting untuk membantu pemain dalam
mengekspresikan karakter serta mimik wajah yang dibawakan oleh pemain[.
Penghayatan peran juga membantu pemain dalam memahami isi naskah drama
yang akan dipentaskan dan terlibat pada ekspresi dan pemahaman karakter tokoh.
Dalam menulis naskah drama, penulis dapat memberikan petunjuk ekspresi dalam
naskah drama untuk membantu para aktor dalam memerankan karakter yang telah
ditulis. Selain itu, konsentrasi juga penting dalam mementaskan drama karena
dapat membantu pemain dalam memperdalam karakter yang dimainkan dan
memperhatikan setiap detail dalam pertunjukan. Dengan demikian, penghayatan
peran dan konsentrasi dapat membantu pemain dalam memerankan karakter
dengan lebih baik dan memperkuat kesan yang ingin disampaikan dalam drama.
Pelafalan
Pelafalan atau pronunciation adalah cara seseorang mengucapkan kata atau
kalimat dalam bahasa tertentu. Dalam mengekspresikan dialog dalam naskah
drama, pelafalan yang baik dan benar sangat penting untuk memastikan pesan
yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh penonton. Bagi penutur
bahasa Indonesia yang mempelajari bahasa Inggris, terdapat beberapa kesulitan
dalam pelafalan seperti kesulitan dalam pengucapan diftong, pengucapan
konsonan, dan kelancaran dalam mengucapkan rangkaian bunyi. Untuk
memperbaiki pelafalan, seseorang dapat memperbanyak latihan dan
memperhatikan cara pengucapan yang benar. Terdapat juga berbagai sumber
belajar pelafalan seperti video tutorial di YouTube dan kamus online.
Intonasi
Intonasi dalam pementasan drama merujuk pada tinggi rendahnya nada pada
kalimat yang memberikan penekanan pada kata-kata tertentu di dalam kalimat.
Intonasi yang tepat dapat membantu penonton memahami ekspresi dan perasaan
yang ingin disampaikan oleh karakter dalam naskah drama. Dalam memerankan
tokoh dalam drama, intonasi juga penting untuk membantu pemain dalam
mengekspresikan karakter serta memperkuat kesan yang ingin disampaikan dalam
drama. Untuk memperbaiki intonasi, seseorang dapat memperbanyak latihan dan
memperhatikan cara pengucapan yang benar. Selain itu, penghayatan peran juga
dapat membantu pemain dalam mengekspresikan karakter dengan intonasi yang
tepat
Improvisasi
Improvisasi dalam pementasan drama merujuk pada cara pengungkapan yang
dilakukan secara spontan atau tanpa terencana terlebih dulu. Improvisasi dapat
membantu para aktor dalam mengekspresikan karakter dengan lebih bebas dan
alami. Selain itu, improvisasi juga dapat membantu mengembangkan dialog
naskah menjadi dialog drama yang lebih menarik dan sesuai dengan situasi yang
sedang dipentaskan. Cara menghayati peran dalam drama juga dapat dilakukan
melalui improvisasi, yaitu dengan memerankan suatu tokoh atau peran dengan
spontan dan alami. Dalam improvisasi, para aktor dapat mengeksplorasi karakter
dan situasi yang ada dalam naskah drama dengan lebih dalam dan kreatif.
b. Seni rupa
1) Penilaian pada aspek keterampilan berkreasi seni yaitu sejauhmana siswa
memiliki kemampuan (kompetensi) dalam membuat kreasi atau berkarya,
dan menciptakan suatu karya seni sesuai dengan ide/gagasan yang bersifat
bebas terarah. Penilaian aspek kreasi dapat dilakukan melalui hasil karya
siswa, lembar pengamatan proses, dan komentar siswa.
2) Penilain aspek sikap apresiatif yaitu untuk mengetahui sejauhmana siswa
memiliki minat dan penghargaan terhadap nilai-nilai keindahan atau
kesenian. Penilaian aspek sikap (perilaku) dilakukan dengan cara pertama-
tama mengumpulkan informasi yang kemudian diikuti dengan penafsiran
informasi yang telah diperoleh. Informasi sikap apresiatif terhadap materi
pembelajaran kesenian dapat diperoleh melalui hasil karya, lembar
pengamatan proses serta komentar siswa. Melalui karya siswa dapat diamati
aspek kepekaan rasa seni siswa, misalnya kemampuan menyusun komposisi,
kerapian karya, keserasian warna dan lainnya. Melalui lembar pengamatan
proses dapat diperoleh informasi mengenai minat yang tercermin pada
kesungguhan kerja, dan kepuasan belajar.
3) Penilaian aspek pengetahuan yaitu untuk menilai sejauhmana siswa memiliki
kemampuan teoritis (pengetahuan) terhadap materi kesenian yang
dipelajarinya. Kemampuan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur pada ragam seni musik,seni tari, senirupa atau kerajinan tangan.
5. Model pembalajaran terpadu (Interdisiplin seni drama, music, rupa dan tari).
Sebutkan bagaimana peran masing2 disipilin dalam pentas seni ini. Buat dalam
bentu mindmapping / bagan.
a. Seni Drama
Langkah-langkah atau proses proyek pentas seni adalah:
a) Pembentukan Panitia
Tokoh : Rani, Bapak, ibu, kupu-kupu biru, bunga, kupu- kupu warna-
warni, penyanyi, penari, orang-orang lainnya.
d) Melakukan latihan
b. Seni rupa
Interdisiplin seni drama
Seni rupa adalah cabang seni yang diciptakan dengan menggunakan elemen
atau unsur rupa dan dapat diapresiasikan melalui indera mata. Unsur rupa adalah
segala sesuatu yang berwujud nyata (konkret) sehingga dapat dilihat, dihayati
melalui indera mata. Elemen atau unsur rupa tersebut meliputi, titik, garis, bentuk,
proporsi, komposisi perspektif, warna, tekstur (kesan bahan), isi, ruang, dan
cahaya (gelap terang) arsiran. Perwujudan dan cipta seni rupa tersebut bentuk dan
jenisnya tidak hanya berupa gambar, lukisan, patung, dan karya cetak saja, tetapi
juga berupa benda terapan seperti perabot rumah tangga, seni reklame visual,
aksesoris, dan lain-lain.
Karya seni rupa dilihat berdasarkan fungsi/tujuan penciptaannya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu seni rupa mumi dan seni rupa terapan. Seni rupa
murni (fine art) adalah jenis karya seni rupa yang dalam proses penciptaannya
yang lebih utama ungkapan ide/gagasan, perasaan nilai estetis-artistik dan tidak
dimaksudkan sebagai benda fungsional praktis. Contohnya lukisan, patung, dan
sebagainya. Seni rupa terapan (applied art) adalah jenis karya seni rupa yang
dalamnya proses penciptaannya lebih mempertimbangkan nilai fungsi/kegunaan
praktis dan segi keindahan bentuknya. Namun demikian dilihat dari
perwajahannya karya seni rupa tersebut juga tetap menampilkan bentuk yang
indah. Benda kerajinan tangan, seni bangunan adalah contoh karya seni rupa
pakai.
Pengertian Seni Rupa untuk Anak Usia Dini Seni rupa untuk anak usia dini
merupakan kegiatan seni yang dilakukan oleh anak usia diniyang menyatakan
perasaan dan gagasannya, sehingga anak dapat mengembangkan kreativitas
dengan cara mengeksplorasi dan menggunakan alat dari berbagai bahan-bahan
seni, baik yang terdapat di alam atau yang telah disediakan oleh orang lain.
Melalui seni anak dapat mengutarakan pendapatnya dalam bentuk lukisan,
gambar, atau lainnya.
Guru dan orang tua mempunyai peran penting dalam mengembangkan seni kreatif
pada anak karena memiliki dapak bagi perkembangan anak. Sikap guru dalam
membantu mengembangkan kreatifitas anak adalah dengan mendorong motivasi
intrinsik anak, jika guru memberikan kebebasan gagasan, mencari alternative-
alternatif jawaban dan menyelesaikan suatu masalah, maka motivasi pada anak
akan tumbuh. Sikap orang tua dalam dalam membantu mengembangakan
kreatifitas menyediakan pojok seni dirumah di lengkapi dengan gunting, kertas,
berbagaimacam peralatan mewarnai. Selain guru dan orang tua dalam pijakan
awal dalam memotivasi jiwa seni dan kreatifnya, bisa kita pangilkan/
didatangakan kesekolah ahli seni rupa untuk lebih jelas dasar-dasar dari kegiatan
seni tersebut dan tidak monoton yang diajarkan hanya sebatas itu- itu saja.
Secara umum strategi pengembangan kreativitas anak dapat dikembangkan
melalui berbagai hal yakni:
a) Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk (hasil karya)
b) Pengembangan Kreativitas Melalui Imajinasi Setiap anak normal pasti suka
berimajinasi, berangan- angan tentang dirinya, dan tentang masa depan
kehidupannya.
c) Pengembangan Kreativitas Melalui Eksplorasi
d) Pengembangan Kreativitas Melalui Eksperimen
e) Pengembangan Keativitas Melalui Proyek
Pada kegiatan pagelaran seni teater “Kupu-Kupu Biru” ini Interdisiplin
seni rupa berperan sebagai visualisasi latar drama. Bertujuan untuk
memaksimalkan suasana yang akan disampaikan kepada penonton.
c. Seni Music
Sasha Nabila : Penari, Musisi Dian Putri Redinanti : Penari dan Desainer
Musisi menciptakan atau memilih musik yang Kostum
mendukung dan menambahkan dimensi emosional Desainer kostum menciptakan kostum yang
dan naratif dalam pertunjukan tari, bekerja sama sesuai dengan konsep tari, karakter, dan tema
dan berkolaborasi dengan tim musik.
pertunjukan. Kostum tidak hanya memberikan
estetika visual, tetapi juga mempengaruhi
SENI TARI gerakan dan ekspresi penari.
PADDUPPA DAN
KEPOMPONG
Ni Ketut Erawati : Penari dan Koreografer Raudhatul Jannah : Penari dan Pengarah
Merencanakan susunan gerakan, mengarahkan penari
Artistik
untuk mencapai visi artistik yang diinginkan. Tri Utami Widya Rini : Penari dan Manajemen
Pengarah Artistik: Pengarah artistik bertanggung
Koreografer membawa imajinasi dan kreativitas mereka Pertunjukan Tari jawab atas pengaturan keseluruhan pertunjukan tari.
ke dalam proses pembuatan karya tari. Sebagai pusat dari pertunjukan tari. Mereka menguasai teknik tari,
Mereka mengkoordinasikan berbagai disiplin dan
menginterpretasikan koreografi, dan mengungkapkan ekspresi melalui
gerakan tubuh mereka. Manajemen pertunjukan bertanggung memastikan visi artistik dan konsep keseluruhan
jawab untuk mengatur logistik dan aspek organisasional seputar tercapai.
pentas seni tari. Mereka mengelola jadwal latihan
C. Langkah-langkah atau proses proyek pentas seni adalah:
1. Pendalaman konsep : Ambil dari PPT yang sudah kita diskusikan awal
a. Seni drama
SINOPSIS NILAI
Kisah seorang anak bernama Rani ya • Karakter Peduli / Menolong
ng sedang berlibur ke tempat wisata • Menyayangi hewan ciptaan
Bantimurung Tuhan
(tempat “kerajaan kupu-kupu di Makasar) • Menghargai alam
ADEGAN 1 (5 MENIT)
NARASI KETERANGAN LATAR PANGGUNG & BACKSOUND WAKTU
PROPERTY
Narator :
Rani bersama ayah dan Tokoh Rani, ayah dan ibu Video suasana kota Makassar Lagu khas Sulsel : 1 menit
ibunya sedang berlibur ke memasuki area panggung . + Prop Panggung (Bunga, Misalkan : Pakarena
kota Makassar di Sulawesi Ibu memegang tangan Rani Tanaman)
Selatan Ayah menyeret koper
Narator :
Mereka mengunjungi Taman Rani, Ayah dan Ibu berjalan- Video Taman Bantimurung Instrumental lagu 1 menit
Nasional Bantimurung yang jalan di area panggung dengan + Prop Panggung (Bunga, khas Sulsel
terkenal sebagai tempat wajah senang, senyum-senyum Tanaman)
kerajaan Kupu-kupu mengagumi keindahan Taman
Bantimurung
Narator :
Di sana mereka disambut Tim Tari masuk Video Kebun Hijau yang luas Musik tari Padupa 3 menit
dengan tarian Sulawesi Menarikan Tari Padupa + Prop Panggung (Bunga,
Selatan yang sangat indah Tanaman)
ADEGAN 2 (3 MENIT)
NARASI KETERANGAN LATAR BACKSOUND WAKTU
PANGGUNG &
PROPERTY
NARATOR :
Saat pagi Rani berjalan-jalan di Tokoh Rani berjalan di taman, Video Taman Suara music alam, suara
taman berhenti sejenak karena melihat Bantimurung angin ½ menit
Ia melihat sesekor kupu-kupu kupu-kupu biru yang cantik. + Prop Panggung
biru dan Rani berkata Ekspresinya gembira (Bunga, Tanaman)
RANI :
Waah kamu cantik sekali aku Tokoh Rani mendekat ke arah Taman Bunga …
ingin bermain bersamamu tokoh Kupu-kupu biru ½ menit
CLOSING Yang muncul tim tari dulu kupu2 Video Kebun Bunga lagu kepompong 3 menit
Flashmob semua mahasiswa kelas B lain maju dulu, pas reff pemeran
Rani Kupu2 dan keluarga utama
naik panggung
b. Seni Rupa
Pendalaman konsep : Ambil dari PPT yang sudah kita diskusikan awal
Pendalaman konsep seni rupa dimulai berdasarkan kebutuhan pementasan
drama “Kupu-Kupu Biru”. Interdisiplin seni rupa pada pementasan ini berperan
untuk mempersiapkan dekorasi panggung. Dekorasi panggung merupakan bagian
penting dalam pementasan drama. Dekorasi dibuat disesuaikan dengan tema yang
akan ditampilkan.
Rancangan dekorasi panggung dibuat berdasarkan adegan-adegan pada drama.
Drama ‘Kupu-Kupu Biru” terbagi atas 5 adegan, agar suasana pementasan dapat
dirasakan oleh penonton rancangan dibuat sebagai berikut:
Adegan 1:
Rani dan keluarganya mengunjungi Taman Nasional Bantimurung tempat
kerajaan kupu-kupu.
Properti yang akan digunakan/ dibuat:
1. Video backdrop yang akan ditayangkan menggunakan proyektor,
dengan desain gambaran gerbang Taman Nasional Bantimurung.
2. Properti yang dibuat:
a) gerbang atau portal selamat dating di Taman Nasional Bantimurung
b) bunga-bunga*
c) rerumputan*
d) pepohonan*, dan
e) berbagai macam ornamen kupu-kupu*.
Catatan: properti dapat digunakan pada setiap latar adegan (sama)*.
Adegan 2:
Rani melihat seekor kupu-kupu cantik berwarna biru, ia ingin menangkapnya.
Rani mengejar kupu-kupu tersebut.
c. Seni Music
Menyanyi di adegan pertama lagu daerah batimurung
Menyanyi lagu kupu-kupu yang lucu di adegan kedua
Menaynyi lagu persahabatan bagai kepompong di adegan tiga
d. Seni Tari
Menari tarian persembahan Sulawesi ‘Tarian Padduppa’
Menari tarian flashmob dengan tarian ‘Kepompong’
2. Pembentukan kelompok dalam pentas seni (Drama, music, rupa dan tari).
Sebutkan nama-nama mahasiswa.
a. Seni Drama
Pada saat pembentukan kelompok untuk pentas seni, kami dibagi menjadi 4
kelompok, dimana terdiri dari kelompok drama, kelompok tari, kelompok musik
dan kelompok seni rupa.
Kelompok drama beranggotakan:
Ros Gestasia sebagai sutradara dan narrator.
Astita Luki Mei Aprida berperan sebagai Rani yaitu tokoh utama dalam
cerita Balas Budi Kupu-Kupu Biru.
Yuliana Sularsih berperan sebagai Kupu-Kupu Biru.
Nadya Rahma berperan sebagai Ibu Rani.
Hadni berperan sebagai Ayah Rani.
Nurin Narza Miftahul Jannah berperan sebagai operator dan MC pagelaran
seni.
b. Seni Rupa
Dian Putri Redinanti
Ilham Sakari Alfaregi
Lisda Yuni Mardiyah
Mei Naswinarsih
Agustina Djunaedi
c. Seni music
Maria Martanti
Dede Hikmah
Savirra Giftya Komar
Annisa Yuliandini
d. Seni tari
Sasha Nabila
Ni Ketut Erawati
Dian Putri Redinanti
Raudhatul Jannah
Tri Utami Widiya Rini
3. Penugasan projek : Peran yang diberikan pada setiap kelompok seni (tolong
ceritakan dengan detail pengerjaan)
a. Seni Drama
Pada saat penugasan projek, kami tim drama berdiskusi tentang cerita yang
akan diangkat pada pentas seni ini. Setelah sepakat untuk mengadaptasi cerita
Kupu-Kupu Biru yang ditulis oleh Sabir (Kemendikbud). Lalu selanjutnya tim
melakukan pengembangan dari cerita yang ada, tim membuat dialog pada setiap
adegannya. Langkah selanjutnya tim saling berbagi tugas dan peran masing-
masing anggota kelompok. Lalu menentukan peran Rani, Kupu-Kupu Biru, Ayah
dan Ibu diperankan oleh siapa.
Ros Gestasia sebagai sutradara dan narrator : berperan memandu para
tokoh dan tim lainnya pada setiap latihan, mengarahkan drama agar sesuai
dengan alur cerita dan scenario. Sebagai narrator pada penampilan drama
musikal.
Astita Luki Mei Aprida berperan sebagai Rani yaitu tokoh utama dalam
cerita kupu-kupu biru : mendalami peran sebagai Rani yaitu seorang anak
yang diajak oleh Ayah dan Ibu pergi berlibur lalu bertemu dengan seekor
kupu-kupu biru hingga akhirnya Rani mendapat musibah saat
mengunjungi air terjun yang akhirnya ia ditolong oleh Kupu-Kupu Biru
sebagai bentuk balas jasanya kepada Rani. Disini Astita memerankan Rani
sebagai pemeran utama dalam drama musical ini. Astita mendalami peran
pada setiap adegan pada drama, ada adegan dimana ia harus tampak sangat
ceria, sedih melepas kupu-kupu biru, ketakutan saat banjir datang. Astita
mendalami peran-peran tersebut dan menghafal setiap dialog pada adegan.
Yuliana Sularsih berperan sebagai Kupu-Kupu Biru : mendalami peran
sebagai seekor kupu-kupu yang bebas berterbangan kesana kemari,
memahami blocking panggung, mendalami peran kupu-kupu pada setiap
adegan, harus berterbangan kearah mana.
Nadya Rahma berperan sebagai Ibu Rani : mendalami peran sebagai
seorang Ibu yang mengajak anaknya berlibur pada adegan 1, lalu seorang
Ibu yang tampak begitu kepanikan pada saat terjadi banjir.
Hadni berperan sebagai Ayah Rani : mendalami peran sebagai seorang
Ayah yang mengajak anaknya berlibur pada adegan 1, lalu seorang Ayah
yang tampak begitu kepanikan pada saat terjadi banjir.
Nurin Narza Miftahul Jannah berperan sebagai operator saat penampilan
seni, dimana mengoperasikan video, sound dan keperluan terkait
penampilan. Selain itu juga berperan sebagai MC pada saat pementasan
seni, untuk memandu acara berjalan sesuai dengan proses dan tujuannya
serta memeriahkan jalannya acara pagelaran seni.
b. Seni Rupa
Setiap Mahasiswa memiliki tugas dan tanggung jawab masing – masing dalam
pekerjaannya dalam membuat dekorasi panggung pendukung dari jalannya sebuah
cerita. Seperti latar belakang panggung kelompok seni rupa mencetak Benner
bergambar air terjun untuk menunjang dari alur cerita dan menggunakan kain
berwarna coklat untuk pendukung Banjir, selebihnya kita mendekor panggung
dengan tugasnya masing – masing sebagai berikut ;
Mei Naswinarsih : membuat bunga – bunga dari kertas karton Jasmine,
membuat Vidio Audio 3 demensi Taman Batimurung.
Ilham Sakri Al Farezi : membuat berbagai kelopak bunga – bunga , kupu –
kupu 2 demensi membuat bunga –bunga dan mendisain latar belakang
panggung pohon kelapa, serta membuat air terjun dari kain.
Agustina Djunaedi : membuat bunga – bunga mawar tiga (3) Demensi dari
kertas minyak warna –warni untuk dekor gapura taman batimurung , membuat
kupu – kupu warna – warni tiga (3) demensi dari kertas origami dari yang
besar dan kecil, mendisain latar belakang panggung dan membuat bunga –
bunga dua (2) demensi dari origami. Merias pemain drama dalam kostum tari
baju bodo, Serta merias sarung dari tim Musik.
Dian Putri Redinanti : membuat berbagai kelopak bunga – bunga sampai
membentuk bunga yang cantik, membuat bunga – bunga tiga (3) demensi
untuk dekor Gapura Taman Batimurung, membantu seni tari menjadi salah
satu personil tari sebagai tarian pembuka selamat datang.
Lisda Yuni Mardianah : membuat kelopak bunga – bunga dari karton jasmine
warna warni sampai merangakai bunga yang cantik, membantu membuat latar
belakang batang pohon dan membuat air terjun dari kain.
c. Seni Music
Peran yang diberikan pada setiap kelompok seni (tolong ceritakan dengan detail
pengerjaan) seni musik :
1) Maria Martanti : bertugas merancang dalam pembuatan audio serta efek pada
setiap adegan drama seperti efek air terjun, angin serta suasana yang
ditampilkan pada drama. Mengisi suara narator, record lagu Pakarena, Kupu-
kupu yang lucu, Kupu-kupu jangan pergi dan Persahabatan dengan bimbingan
dari ahli.
2) Dede Hikmah : bertugas mengisi lagu Pakarena, Kupu-kupu yang lucu dan
Persahabatan melalui record di Handphone yang selanjutnya di satukan dan di
kolaborasikan dengan anggota tim musik lain. Melakukan tes audio pada
setiap latihan drama di kelas sebelum melaksanakan pementasan.
3) Savirra Giftya Komar : bertugas mengisi lagu Pakarena, Kupu-kupu yang lucu
dan Persahabatan melalui record di Handphone yang selanjutnya di satukan
dan di kolaborasikan dengan anggota tim musik lain. Melakukan tes audio
pada setiap latihan drama di kelas sebelum melaksanakan pementasan.
4) Annisa Yuliandini : bertugas mengisi lagu Pakarena, Kupu-kupu yang lucu
dan Persahabatan melalui record di Handphone yang selanjutnya di satukan
dan di kolaborasikan dengan anggota tim musik lain. Melakukan tes audio
pada setiap latihan drama di kelas sebelum melaksanakan pementasan.
d. Seni Tari
1) Pertama, kelompok seni tari berdiskusi dalam grup whatsapp ‘kelompok seni
tari’ dengan konsep umum yaitu membahas tarian apa saja yang akan
ditampilkan sesuai dengan tema pentas seni.
2) Kedua, kelompok seni tari mencari tarian-tarian di youtube berdasarkan tema
pentas seni, seperti 1). Tari persembahan Sulawesi Padduppa untuk di awal
(berikut link youtubenya: https://youtu.be/dW9ghzo_o8U); 2). Tari
Kepompong sebagai flashmob di akhir pementasan (berikut link youtubenya:
https://youtu.be/wVFev1d_MBM); 3). Menjadi back dancer di bagian saat
pemeran utama ‘Rani’ menyelamatkan kupu-kupu, kemudian kupu-kupu
mengelilingi pemeran utama; 4). Menjadi back dancer di bagian Ketika
pemeran utama ‘Rani’ terkena bencana dan kupu-kupu menyelamatkan
dengan sayapnya melawan banjir.
3) Ketiga, beberapa orang dari kelompok seni tari merecord ulang Gerakan dan
diberikan kepada grup kelompok tari untuk berlatih di rumah masing-masing
4) Keempat, kelompok seni tari melakukan 3 kali pertemuan (hari Senin tanggal
29 Mei, Senin 5 Juni, dan Senin tanggal 12 Juni 2023) guna melancarkan
Gerakan secara bersama dan menyatukan persepsi untuk Gerakan tari-tari
tersebut.
5) Kelima, mempersiapkan aksesori dan konsum yang akan digunakan pada
pentas seni, seperti sayap kupu-kupu, baju bodo, sarung dan aksesoris kalung
& gelang. Adapun konsum tambahan tari kami beli di toko online dan
aksesoris kami meminjam di salah satu Lembaga paud milik teman kami.
6) Keenam, sebagaimana kostum dasar yang kami pakai yaitu menggunakan
pakaian milik senidir seperti manset hitem, celana hitam, dan jilab hitam.
7) Ketujuh, melakukan gladi tari secara menyeluruh Bersama team drama dan
music sebelum hari H pementasan di aula Bung Hatta pada Senin, 19 Juni
2023.
4. Pelaksanaan Projek
a. Seni Drama
1) Perencanaan projek dan time schedule
Perencanaan proyek seni drama melibatkan serangkaian langkah untuk
memastikan kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan proyek. Berikut adalah
beberapa langkah yang dapat dikuti dalam perencanaan proyek semacam itu:
Tujuan Proyek: Tentukan tujuan akhir proyek seni drama dengan Latihan.
Carilah pemain yang bisa menjadi karakter dalam drama tersebut.
Anggaran: membuat rincian anggaran dari proses awal hingga tampil.
Rencana Waktu: Buat jadwal Latihan dan penampilan .
Identifikasi Risiko: membuat identifikasi resiko yang kira-kira di hadapi
Ketika Latihan dan pada saat pertunjukan.
Sumber Daya: Tinjau semua sumber daya yang diperlukan untuk proyek,
Komunikasi: Tetapkan saluran komunikasi yang jelas dalam tim. Pastikan
semua anggota tim dapat berkomunikasi secara efektif dan tetap
terinformasi tentang kemajuan proyek. Atur pertemuan rutin atau
komunikasi online untuk memastikan semua orang berada pada halaman
yang sama.
Evaluasi Proyek: Tetapkan titik evaluasi yang berkala selama pelaksanaan
proyek. Tinjau kemajuan proyek, bandingkan dengan jadwal yang telah
ditetapkan, dan identifikasi jika ada keterlambatan atau masalah lainnya.
Jika ada perubahan atau penyesuaian yang perlu dilakukan, lakukan
dengan segera.
Penyelesaian Proyek: Setelah proyek selesai, tinjau hasil akhirnya.
Pastikan semuanya sesuai dengan tujuan awal yang ditetapkan. Lakukan
evaluasi akhir proyek dan ambil pelajaran
2) Pencarian data, infromasi, data, teori, bahan, alat, resource
Untuk pencarian data, informasi, data, teori, bahan, alat, resource
dengan referensi penelusuran online selain itu kita juga menggunakan buku
dari kemendikbud “Kupu-kupu biru”.
3) Pengajuan konsep, gagasan, solusi
Pengajuan konsep, gagasan, dan solusi pergelaran seni oleh tim seni
rupa melibatkan beberapa langkah penting. Berikut adalah panduan umum
untuk membantu Anda dalam proses tersebut:
Identifikasi Tujuan: Tentukan dengan jelas tujuan pergelaran seni yang
ingin dicapai. Apakah Anda ingin mengkomunikasikan pesan tertentu,
menciptakan pengalaman tertentu bagi penonton, atau mencapai tujuan
lainnya? Pahami dengan baik apa yang ingin dicapai melalui pergelaran
seni tersebut.
Kumpulkan Ide dan Inspirasi: Ajak anggota tim untuk mengumpulkan ide,
inspirasi, dan referensi yang berkaitan dengan konsep pergelaran seni.
Mereka dapat melakukan penelitian, menghadiri pameran seni, membaca
buku atau artikel, atau melihat karya seni terkait online. Diskusikan dan
berbagi ide-ide tersebut dalam tim.
Diskusi dan Brainstorming: Selenggarakan sesi diskusi dan brainstorming
bersama tim seni drama. Diskusikan konsep, gagasan, dan solusi yang
telah dikumpulkan. Dorong setiap anggota tim untuk memberikan
kontribusi dan berbagi perspektif mereka. Jangan takut untuk menjelajahi
ide-ide yang unik dan inovatif.
Pengembangan Konsep: Berdasarkan diskusi dan brainstorming, mulailah
mengembangkan konsep pergelaran seni yang lebih terperinci. Definisikan
elemen-elemen penting seperti tema, narasi, bentuk ekspresi seni,
pencahayaan, penggunaan ruang, dan interaksi dengan penonton. Buatlah
sketsa, catatan, atau visualisasi sederhana untuk membantu
memvisualisasikan konsep tersebut.
Penulisan Proposal: Setelah konsep pergelaran seni terbentuk, tulislah
sebuah proposal yang menjelaskan konsep secara rinci. Proposal harus
mencakup deskripsi konsep, tujuan pergelaran seni, elemen yang akan
digunakan, rencana ruang, dan cara pelaksanaannya. Sertakan juga
referensi atau contoh karya seni terkait yang mendukung konsep Anda.
Presentasi Tim: Persiapkan presentasi untuk mengajukan konsep
pergelaran seni kepada pihak terkait, Gunakan visualisasi, sketsa, atau
mock-up untuk membantu menjelaskan dan memvisualisasikan konsep
kepada mereka. Pastikan presentasi mencakup tujuan, konsep, elemen
penting, serta keuntungan dan daya tarik pergelaran seni tersebut.
Umpan Balik dan Perbaikan: Setelah presentasi, harapkan umpan balik
dari pihak terkait. Dengarkan dengan cermat masukan dan tanggapan
mereka. Jika perlu, lakukan perbaikan dan penyempurnaan pada konsep
pergelaran seni berdasarkan umpan balik yang diterima.
Implementasi: Setelah konsep pergelaran seni disetujui, tim seni drama
properti dapat mulai melaksanakan konsep tersebut. Tentukan tugas dan
tanggung jawab masing-masing anggota tim, dan atur jadwal kerja yang
realistis. Pastikan komunikasi yang baik antara anggota tim dan kolaborasi
yang efektif dalam mengimplementasikan konsep pergelaran seni.
Fleksibilitas dan kolaborasi tim akan menjadi kunci untuk mencapai hasil
yang kreatif dan memuaskan.
4) Diskusi dan Validasi
Diskusi dan validasi dalam pergelaran seni oleh tim seni rupa adalah
proses yang melibatkan pertukaran ide, pendapat, dan umpan balik untuk
memastikan bahwa konsep pergelaran seni yang disusun dapat diwujudkan
secara efektif. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang langkah-langkah
yang terlibat dalam diskusi dan validasi pergelaran seni oleh tim seni rupa:
Pertemuan Tim: Jadwalkan pertemuan dengan anggota tim seni rupa
yang terlibat dalam pergelaran seni. Pertemuan ini dapat dilakukan
secara tatap muka atau melalui platform komunikasi online. Tujuannya
adalah untuk mengumpulkan semua anggota tim untuk berdiskusi
tentang konsep dan perencanaan pergelaran seni.
Presentasi Konsep: Saat pertemuan dimulai, presentasikan konsep
pergelaran seni secara rinci kepada tim. Jelaskan tema, tujuan, pesan
yang ingin disampaikan,
Diskusi Terbuka: Berikan kesempatan kepada anggota tim untuk
berbagi pandangan, ide, dan masukan mereka mengenai konsep
pergelaran seni.
Analisis Teknis: Selama diskusi, juga penting untuk melakukan analisis
teknis terhadap konsep pergelaran seni. Contoh para pemain
melakukan gladi bersih agar tau setting panggung yang akan
digunakan untuk pagelarann seni.
Evaluasi Kreativitas dan Efektivitas: Diskusikan tingkat kreativitas
konsep dan sejauh mana konsep tersebut efektif dalam mencapai
tujuan pergelaran seni. Pertimbangkan apakah konsep tersebut unik,
inovatif, dan dapat menghasilkan dampak visual atau emosional yang
diinginkan. Tinjau juga apakah konsep tersebut relevan dengan tema
atau pesan yang ingin disampaikan.
Finalisasi Konsep: Setelah diskusi, validasi, dan penyesuaian, finalisasi
konsep pergelaran seni bersama tim. Pastikan semua anggota tim
memiliki pemahaman yang sama tentang konsep yang akan
diimplementasikan. Jika perlu, buatlah dokumentasi yang rinci
mengenai konsep dan keputusan yang telah diambil selama proses
diskusi dan validasi.
Dalam diskusi dan validasi pergelaran seni, penting untuk menciptakan
lingkungan yang terbuka, kolaboratif, dan saling menghargai antara
anggota tim seni rupa. Dengan melibatkan semua perspektif dan keahlian
dalam tim, akan lebih mungkin untuk menghasilkan konsep pergelaran
seni yang kreatif, efektif, dan dapat direalisasikan dengan baik.
b. Seni Rupa
1) Perencanaan projek dan time schedule
Perencanaan proyek seni rupa melibatkan serangkaian langkah untuk
memastikan kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan proyek. Berikut adalah
beberapa langkah yang dapat dikuti dalam perencanaan proyek semacam itu:
Tujuan Proyek: Tentukan tujuan akhir proyek seni rupa dengan properti
Anda. Apakah itu pameran seni, instalasi seni, atau acara seni lainnya?
Definisikan dengan jelas apa yang ingin dicapai dengan proyek ini.
Tim: Bentuklah tim seni rupa dengan properti yang terdiri dari orang-
orang dengan anggota tim memahami tanggung jawab mereka dan jadwal
kerja yang diharapkan.
Anggaran: Tetapkan anggaran proyek yang realistis. Tinjau semua biaya
yang terkait dengan proyek, termasuk bahan seni, properti, peralatan.
Rencana Waktu: Buat jadwal proyek yang rinci. Tentukan tanggal mulai
dan tanggal selesai yang realistis. Identifikasi tugas-tugas utama yang
perlu diselesaikan dan tentukan waktu yang diperlukan untuk setiap tugas.
Berikan batas waktu yang jelas bagi setiap tahap proyek.
Identifikasi Risiko: Kenali potensi risiko yang mungkin muncul selama
pelaksanaan proyek. Mungkin ada kendala teknis, keterlambatan dalam
pengadaan properti, perubahan desain, atau masalah lainnya yang dapat
mempengaruhi proyek. Identifikasi risiko tersebut dan buat rencana
mitigasi untuk mengatasi mereka.
Sumber Daya: Tinjau semua sumber daya yang diperlukan untuk proyek,
termasuk bahan seni, properti, peralatan.
Komunikasi: Tetapkan saluran komunikasi yang jelas dalam tim. Pastikan
semua anggota tim dapat berkomunikasi secara efektif dan tetap
terinformasi tentang kemajuan proyek. Atur pertemuan rutin atau
komunikasi online untuk memastikan semua orang berada pada halaman
yang sama.
Evaluasi Proyek: Tetapkan titik evaluasi yang berkala selama pelaksanaan
proyek. Tinjau kemajuan proyek, bandingkan dengan jadwal yang telah
ditetapkan, dan identifikasi jika ada keterlambatan atau masalah lainnya.
Jika ada perubahan atau penyesuaian yang perlu dilakukan, lakukan
dengan segera.
Penyelesaian Proyek: Setelah proyek selesai, tinjau hasil akhirnya.
Pastikan semuanya sesuai dengan tujuan awal yang ditetapkan. Lakukan
evaluasi akhir proyek dan ambil pelajaran
2) Pencarian data, infromasi, data, teori, bahan, alat, resource
Untuk pencarian data, informasi, data, teori, bahan, alat, resource
dengan referensi penelusuran online selain itu kita juga menggunakan buku
dari kemendkbud “Kupu-kupu biru” untuk melihat properti apa saja yang
dibutuhkan. Kita juga mengikuti beberapa Event seni dan Festival yang ada
dilingkungan sekolah, baik itu TK maupun SD untuk menjadikan sebuah
referensi dalam pembuatan property. Untuk bahan dan alat kita mencari
bahan-bahan yang mudah dijangkau dan tidak melebihi anggaran. Kita juga
mempertimbangkan ketahanan bahan-bahan sehingga bisa digunakan
Kembali.
3) Pengajuan konsep, gagasan, solusi
Pengajuan konsep, gagasan, dan solusi pergelaran seni oleh tim seni
rupa melibatkan beberapa langkah penting. Berikut adalah panduan umum
untuk membantu Anda dalam proses tersebut:
Identifikasi Tujuan: Tentukan dengan jelas tujuan pergelaran seni yang
ingin dicapai. Apakah Anda ingin mengkomunikasikan pesan tertentu,
menciptakan pengalaman tertentu bagi penonton, atau mencapai tujuan
lainnya? Pahami dengan baik apa yang ingin dicapai melalui pergelaran
seni tersebut.
Kumpulkan Ide dan Inspirasi: Ajak anggota tim untuk mengumpulkan ide,
inspirasi, dan referensi yang berkaitan dengan konsep pergelaran seni.
Mereka dapat melakukan penelitian, menghadiri pameran seni, membaca
buku atau artikel, atau melihat karya seni terkait online. Diskusikan dan
berbagi ide-ide tersebut dalam tim.
Diskusi dan Brainstorming: Selenggarakan sesi diskusi dan brainstorming
bersama tim seni rupa properti. Diskusikan konsep, gagasan, dan solusi
yang telah dikumpulkan. Dorong setiap anggota tim untuk memberikan
kontribusi dan berbagi perspektif mereka. Jangan takut untuk menjelajahi
ide-ide yang unik dan inovatif.
Pengembangan Konsep: Berdasarkan diskusi dan brainstorming, mulailah
mengembangkan konsep pergelaran seni yang lebih terperinci. Definisikan
elemen-elemen penting seperti tema, narasi, bentuk ekspresi seni,
pencahayaan, penggunaan ruang, dan interaksi dengan penonton. Buatlah
sketsa, catatan, atau visualisasi sederhana untuk membantu
memvisualisasikan konsep tersebut.
Penulisan Proposal: Setelah konsep pergelaran seni terbentuk, tulislah
sebuah proposal yang menjelaskan konsep secara rinci. Proposal harus
mencakup deskripsi konsep, tujuan pergelaran seni, elemen yang akan
digunakan, rencana ruang, dan cara pelaksanaannya. Sertakan juga
referensi atau contoh karya seni terkait yang mendukung konsep Anda.
Presentasi Tim: Persiapkan presentasi untuk mengajukan konsep
pergelaran seni kepada pihak terkait, Gunakan visualisasi, sketsa, atau
mock-up untuk membantu menjelaskan dan memvisualisasikan konsep
kepada mereka. Pastikan presentasi mencakup tujuan, konsep, elemen
penting, serta keuntungan dan daya tarik pergelaran seni tersebut.
Umpan Balik dan Perbaikan: Setelah presentasi, harapkan umpan balik
dari pihak terkait. Dengarkan dengan cermat masukan dan tanggapan
mereka. Jika perlu, lakukan perbaikan dan penyempurnaan pada konsep
pergelaran seni berdasarkan umpan balik yang diterima.
Implementasi: Setelah konsep pergelaran seni disetujui, tim seni rupa
properti dapat mulai melaksanakan konsep tersebut. Tentukan tugas dan
tanggung jawab masing-masing anggota tim, dan atur jadwal kerja yang
realistis. Pastikan komunikasi yang baik antara anggota tim dan kolaborasi
yang efektif dalam mengimplementasikan konsep pergelaran seni.
Fleksibilitas dan kolaborasi tim akan menjadi kunci untuk mencapai hasil
yang kreatif dan memuaskan.
4) Diskusi dan Validasi
Diskusi dan validasi dalam pergelaran seni oleh tim seni rupa adalah proses
yang melibatkan pertukaran ide, pendapat, dan umpan balik untuk memastikan
bahwa konsep pergelaran seni yang disusun dapat diwujudkan secara efektif.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang langkah-langkah yang terlibat
dalam diskusi dan validasi pergelaran seni oleh tim seni rupa:
Pertemuan Tim: Jadwalkan pertemuan dengan anggota tim seni rupa
yang terlibat dalam pergelaran seni. Pertemuan ini dapat dilakukan
secara tatap muka atau melalui platform komunikasi online. Tujuannya
adalah untuk mengumpulkan semua anggota tim untuk berdiskusi
tentang konsep dan perencanaan pergelaran seni.
Presentasi Konsep: Saat pertemuan dimulai, presentasikan konsep
pergelaran seni secara rinci kepada tim. Jelaskan tema, tujuan, pesan
yang ingin disampaikan, serta elemen dan properti yang akan
digunakan dalam pergelaran seni. Pastikan untuk menggunakan
visualisasi, sketsa, atau contoh gambar untuk membantu anggota tim
memahami konsep dengan lebih baik.
Diskusi Terbuka: Berikan kesempatan kepada anggota tim untuk
berbagi pandangan, ide, dan masukan mereka mengenai konsep
pergelaran seni. Dorong terjadinya diskusi terbuka di mana setiap
anggota tim dapat menyampaikan pendapat dan pertanyaan mereka.
Hal ini memungkinkan tim untuk melihat konsep dari berbagai sudut
pandang dan memperkaya pemahaman mereka.
Analisis Teknis: Selama diskusi, juga penting untuk melakukan analisis
teknis terhadap konsep pergelaran seni. Pertimbangkan aspek seperti
dimensi ruang, konstruksi, bahan, ketersediaan alat dan peralatan, serta
waktu dan anggaran yang tersedia. Tinjau secara detail bagaimana
properti akan dibuat dan dipasang dalam konteks pergelaran seni yang
diinginkan.
Evaluasi Kreativitas dan Efektivitas: Diskusikan tingkat kreativitas
konsep dan sejauh mana konsep tersebut efektif dalam mencapai
tujuan pergelaran seni. Pertimbangkan apakah konsep tersebut unik,
inovatif, dan dapat menghasilkan dampak visual atau emosional yang
diinginkan. Tinjau juga apakah konsep tersebut relevan dengan tema
atau pesan yang ingin disampaikan.
Finalisasi Konsep: Setelah diskusi, validasi, dan penyesuaian, finalisasi
konsep pergelaran seni bersama tim. Pastikan semua anggota tim
memiliki pemahaman yang sama tentang konsep yang akan
diimplementasikan. Jika perlu, buatlah dokumentasi yang rinci
mengenai konsep dan keputusan yang telah diambil selama proses
diskusi dan validasi.
Dalam diskusi dan validasi pergelaran seni, penting untuk menciptakan
lingkungan yang terbuka, kolaboratif, dan saling menghargai antara
anggota tim seni rupa. Dengan melibatkan semua perspektif dan keahlian
dalam tim, akan lebih mungkin untuk menghasilkan konsep pergelaran
seni yang kreatif, efektif, dan dapat direalisasikan dengan baik.
c. Seni Music
1) Perencanaan projek dan time schedule
Minggu ke-1: brain storming dan persamaan persepsi dengan tim lainnya
terkait kebutuhan drama
Minggu ke-2: Pencarian musik dan pencocokkan dengan durasi drama saat
latihan perdana secara langsung
Minggu ke-3: Mengaransemen musik dan memutarkannya di latihan kedua
secara langsung
Minggu ke-4: Gladi kotor dan dilanjutkan dengan gladi bersih (penyesuaian
pola lantai dan kondisi tempat pentas
2) Pencarian data. Informasi, data, teori, bahan, alat, resource
Pencarian data: Pencarian data dilakukan melalui studi Pustaka tentang lagu
pakarena yang sebelumnya telah diinformasikan oleh tim drama. Mencari data
terkait lagu yang cocok dengan tema drama dan backsound yang mendukung
hidupnya suasanaya drama. tim musik menggunakan referensi musik di kanal
youtube.
Penggalian Informasi: Setelah pencarian data, didapatkan informasi yang
menjadi cikal bakal munculnya lagu-lagu dan backsound terkait. Dari hasil
pencarian data dan pengolahan informasi, tim music menetapkan 4 lagu utama
dan lebih dari 5 backsound yang dijadikan sebagai lagu dalam tema drama ini.
Diantaranya adalah Pakarena (Arsyid Basir), Kupu-kupu yang lucu (Ibu Sud),
Kupu-kupu (Melly Goeslaw), dan Kepompong (Jalu Hikmat Fitriadi). Dalam
pencarian data, informasi, data, teori, bahan, alat, dan resource tim musik
menggunakan referensi musik di kanal youtube selain itu tim musik
menggunakan alat musik modern seperti piano atau keyboard untuk memberi
efek pada musik yang dibutuhkan. tim musik pada pembuatannya melihat
musik yang sesuai dengan drama yang ditampilkan yaitu adegan di daerah
Sulawesi. maka tim musik akan mencari lagu “Pakarena” sebagai pembuka
drama, lagu “kupu-kupu yang lucu” dan “Kupu-kupu jangan pergi” sebagai
musik suasana adegan serta lagu “Kepompong” sebagai flashmob. tim musik
kembali membuat instrumen agar tidak hanya mengambil secara langsung dari
youtube. kemudian setiap anggota tim musik memadukan suara menjadi satu
dalam setiap lagu yang ditampilkan.
Teori: Teori yang digunakan dalam aransemen music pada drama kupu-kupu
biru berasal dari materi perkuliahan yang telah disampaikan oleh Ibu Rien
Safrina, M.A., Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Seni
Anak Usia Dini. Diantaranya adalah irama, birama, dan harmoni. Yang
kemudian diaransemen oleh tim music guna menyesuaikan dengan alur cerita
dan kebutuhan drama
Alat dan Bahan, meliputi : Recorder, Sound, Handphone,headset
Resource: Youtube.com
d. Seni Tari
1. Perencanaan projek dan time schedule
a. Perencanaan Proyek
Proyek Pagelaran tari ini merupakan bagian dari rencana pagelaran seni yang
meliputi seni Drama, rupa, tari dan music.
b. Time Schedule
No. Waktu Rincian Kegiatan Keterangan
1.15 Mei 2023 Konsep Performance Room Zoom meeting
UAS
2.29 Mei 2023 Penjelasan Luring
Performance UAS
3.05 Juni 2023 Latihan pentas (Gladi Luring
Kotor)
4.19 Juni 2023 Gladi Bersih dan Luring (Aula Bung Hatta)
Setting panggung
5.20 Juni 2023 Performance/Pagelaran Luring (Aula Bung Hatta)
Seni (Drama,
Rupa, Tari, Musik)
Sumber Daya : Semua yang kami kenakan dalam pagelaran Seni Tari Paddupa
dan Kepompong didukung penuh oleh anggota Tim Tari dan bantuan dari
teman kami yang kebetulan memiliki sarung bugis dan aksesorisnya sehingga
kami merasa sangat terbantu untuk menyempurnakan performance kami.
Pengajuan konsep, gagasan, solusi : Konsep Tarian Paddupa sendiri awalnya
diajukan kepada Koordinator Pagelaran yaitu Ibu Ros Gestasia yang
sebelumnya telah dikomunikasikan kepada seluruh anggota Tim Tari dengan
melihat kesederhanaan Gerakan dan orisinalitasnya. Tari Paduppa merupakan
bagian dari budaya masyarakat Sulawesi Selatan secara umum dan masyarakat
Bugis-Makassar pada khususnya yang tidak dapat dipisahkan yang diwariskan
secara turun-temurundari satu generasi kegenerasi melalui pengajaran dan
pemahaman atas tari paduppa. Di dalam tari ini memiliki makna
penghormatan kepada raja, tamu raja, dan orang orang yang di hadapkan
dengan tarian ini, walaupun demikian dilihat sekarang ini tidak bisa dipungkiri
sebahagian masyarakat Bugis-Makassar tidak lagi dapat memahami makna
yang ada dibalik megahnya penampilan tari paduppa. Tidak adanya keseriusan
pemahaman tentang makna dalam menghayati setiap gerakanya, dan yang
terpenting ingin mempelajari tari tersebut. Menurut para informan, tari
paduppa pada zaman dahulu hanya bisa dibawakan oleh wanita yang
merupakan keturunan bangsawan saja, tetapi dengan berkembangnya waktu
tari paduppa hingga saat ini bisa ditarikan oleh siapa saja asalkan dia wanita
karena tidak ada penari paduppa itu laki-laki sehingga perempuan yang
berperang sangat penting dalam tarian ini. Konsep ini juga yang menjadi
gagasan kami mengajukan Tarian Paddupa pada pagelaran yang akan
diselenggarakan saat Performance UAS nanti, dimana anggota tim tari kita
adalah perempuan semua.
Adanya permasalahan mendasar di tim tari kami, dimana salah satu
anggotanya masih berdomisili di daerah sehingga kami memilih tarian
Paddupa ini dan tari Kepompong agar semua anggota bisa memaksimalkan
performance-nya nanti meskipun terkendala jarak untuk mengadakan latihan
bersama. Alhamdulillah pengajuan konsep dan gagasan tari kami disetujui
coordinator sehingga kami dengan di dukung oleh kreator yang handal
mengirimkan contoh gerakan lewat media whatsapp dan google drive untuk
bisa kami pelajari bersama di tempat masing-masing
Diskusi dan validasi
Penyatuan visi dan misi dalam menampilkan pagelaran saat
performance UAS nanti tentunya tidak mudah, karena kita 5 orang dewasa
dengan maasing-masing karakternya pasti ada gap/perbedaan pendapat. Tetapi,
dengan memanfaatkan media social yang ada saat ini, kami berdiskusi dan
memvalidasi setiap Gerakan untuk disetujui bersama sehingga adanya gap itu
bisa diminimalisir.
5. Mempresentasikan hasil projek : Kendala dan solusi pada waktu tampil, serta
saran bila pentas seni ingin ditampilkan kembali oleh pihak lain.
a. Seni drama
Kendala dan solusi pada waktu tampil, serta saran bila pentas seni ingin
ditampilkan kembali oleh pihak lain: kendala saat melakukan pentas seni yang
paling jelas yaitu saat melakukan Latihan karena temen-temen udah ada yang
berkeluarga ada yang disibukkan dengan pekerjaannya dan berbagai kendala yang
lainnya. Adapun kendala yang lainnya dari segi kostum properti dan mendisen
panggung atau asesoris yang sulit ditemukan menyamakan pemikiran dan
sebagainya. Mungkin untuk solusi yang ingin menampilkan Kembali apa yang
sudah kami pentaskan pada waktu itu, mungkin menurut kami yaitu tolong dari
segi durasi latihannya diperpanjang sedikit supaya mimik wajahnya agak lebih
meresapi perannya masing-masing untuk dari segi kostum kupu-kupunya agar
lebih mencolok lagi terutama masalah warnanya. Kalu saran dari kami, kami
minta untuk lebih menghayati lagi saat melakukan perannya masing-masing.
b. Seni rupa
Kendala :
yang mungkin tim seni rupa pembuatan properti hadapi terkait dengan waktu
tampil adalah ketidakpastian mengenai tempat pergelaran seni yang tidak bisa
dipastikan jauh hari. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam ukuran banner
atau elemen properti yang tidak sesuai dengan lokasi yang sebenarnya
Solusi:
Persiapan Awal: Meskipun tempat pergelaran seni tidak dapat dipastikan jauh
hari, tim seni rupa pembuatan properti dapat melakukan persiapan awal yang
fleksibel. Buatlah banner atau elemen properti dengan ukuran standar yang
dapat disesuaikan sesuai dengan ukuran dan tata letak yang akhirnya
ditentukan.
Desain Responsif: Buatlah desain banner atau elemen properti yang responsif
dan dapat diubah-ubah dengan mudah. Gunakan bahan yang dapat dengan
cepat dipotong atau diubah ukurannya sesuai dengan kebutuhan yang muncul
pada saat tempat pergelaran seni telah ditentukan.
Komunikasi yang Intens dengan Pihak Penyelenggara: Jaga komunikasi yang
intens dengan pihak penyelenggara pergelaran seni untuk mendapatkan
informasi terbaru mengenai lokasi dan ukuran tempat. Sampaikan fleksibilitas
tim dalam menyesuaikan ukuran dan desain properti sesuai dengan situasi
yang terjadi.
Persiapan Cadangan: Persiapkan beberapa opsi cadangan untuk ukuran dan
desain banner atau elemen properti. Buatlah beberapa versi yang dapat
disesuaikan dengan variasi ukuran dan tata letak yang mungkin terjadi pada
tempat pergelaran seni. Kita mempersiapkan kain hitam untuk tambahan
background pergelaran.
Saran jika pentas seni ingin ditampilkan kembali oleh pihak lain dalam pergelaran
seni:
Dokumentasi yang Komprehensif: Buatlah dokumentasi yang lengkap dan
terperinci mengenai properti, termasuk ukuran asli dan versi cadangan yang
telah dibuat. Sertakan panduan tentang bagaimana melakukan penyesuaian
ukuran dan desain sesuai dengan tempat pergelaran seni yang baru.
Kolaborasi dengan Pihak Penyelenggara: Berkomunikasilah secara aktif
dengan pihak penyelenggara pergelaran seni yang ingin menampilkan pentas
seni kembali. Diskusikan kebutuhan mereka, informasikan tentang kendala
yang terjadi sebelumnya, dan ajukan solusi penyesuaian yang mungkin
diperlukan untuk memastikan properti tetap sesuai dengan konteks baru.
Kesiapan Tim: Pastikan tim seni rupa pembuatan properti memiliki
fleksibilitas dan kemampuan untuk melakukan penyesuaian cepat pada
ukuran dan desain properti. Pastikan mereka memiliki sumber daya, alat, dan
keterampilan yang diperlukan untuk mengubah dan menyesuaikan properti
sesuai dengan kebutuhan pergelaran seni yang baru.
Dengan persiapan awal yang fleksibel, komunikasi yang intens dengan pihak
penyelenggara, dan kesiapan untuk melakukan penyesuaian, tim seni rupa
pembuatan properti dapat memastikan bahwa pentas seni dapat ditampilkan
kembali dengan sukses dalam pergelaran seni yang berbeda
c. Seni Music
Kendala : kendala yang terjadi pada tim musik dalam proses pembuatan musik
yaitu lokasi tempat tinggal anggota tim musik menjadikan hambatan tersendiri
dalam memadukan suara lagu setiap adegan drama. hal ini menyebabkan
sulitnya dalam mengatur ketepatan tempo suara setiap anggota dikarenakan
meggunakan rekaman dari handphone yang kemudian harus di edit kembali
agar menjadikan satu perpaduan suara yang harmoni.
Solusi : jika dalam proses pembuatan musik terhambat karena jarak setiap
anggota yang jauh, maka perlu adanya komunikasi yang efektif serta intensif.
dengan demikian akan memudahkan dalam proses rekaman dengan waktu
yang sudah ditentukan. sebaiknya dalam pembuatan musik semua anggota
hadir di satu studio untuk merekam secara langsung agar hasil audio yang
dibuat lebih jernih.
d. Seni Tari
Kendala dan solusi pada waktu tampil
Setiap kegiatan pastilah memiliki kendala/tantangan tersendiri, tetapi
bagaimana kita bisa menghadirkan solusi dari setiap permasalahan yang ada
membuat tim tari kita semakin solid seiring perjalanan latihan. Kendala
terbesar saat itu adalah leader Tim Tari kami yang harus beristirahat total
karena sakit, sehingga dengan terpaksa leader mengundurkan diri demi
performance terbaik yang akan kita tampilkan. Kendala selanjutnya yaitu
jarak domisili anggota tim tari yang jauh, membuat intensitas Latihan Bersama
tidak bisa maksimal. Musik dalam Tarian Paddupa yang berdurasi cukup
Panjang, mau tidak mau harus di potong demi optimalisasi durasi waktu
pertunjukan yang diberikan. Dari kendala-kendala tersebut, diperoleh solusi
yang nantinya mampu memaksimalkan penampilan kami pada saat pagelaran
seperti:
- Menggantikan dan menambah personal tim tari, agar seimbang dan sesuai
dengan konsep awal yang telah direncanakan.
- Membuat VT/ video Latihan yang bisa kami lihat dan prkatekkan ketika
kami belum bisa bertemu Bersama dalam satu tim yang utuh
- Memanfaatkan aplikasi terkini dan yang tersedia untuk memotong durasi
lagu agar tidak over due.
Saran bila pentas seni ingin ditampilkan kembali oleh pihak lain. Berikut
beberapa saran yang bisa dijadikan sandaran ketika akan melakukan pentas
seni tari ini:
- Memilih anggota tim tari yang memang memiliki passion di seni tari.
Hal ini dimaksudkan agar koreografi yang telah diajarkan lebih cepat di
terima.
- Kostum yang digunakan sesuai denga napa yang digunakan oleh
seniman lokal suku bugis itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar tarian
paddupa ini tidak kehilangan esensi dan sejarahnya ketiak ditampilkan.
Begitu juga dengan kostum dan make up saat tari kepompong.
- Jika yang akan menampilkan anak-anak, maka durasi bisa disesuaikan
dengan kekuatan mereka
- Karena jarak antara penampilan Tari Paddupa dan Tari Kepompong
tidak terlalu jauh, maka dibutuhkan tim wardrobe yang akan membantu
melepas dan memasangkan aksesoris dari dua jenis tarian yang berbeda
ini, dimana satu tarian merupakan tarian daerah dan tarian berikutnya
adalah tari kreatif modern.
- Intensitas latihan bersama akan mempengaruhi hasil ketika
penampilan,jadi, sering-seringlan berlatih Bersama anak-anak dalam
keadaan Bahagia sehingga mereka bisa mendapatkan pengalaman berarti
nantinya