Anda di halaman 1dari 5

Quiz B

Nama : M. Noor Fauzi Fadhil


Nim : 1844042041
Kelas : B

1. Apa yang dimaksud dengan "Attending" dalam konteks komunikasi, dan mengapa itu penting dalam
konseling?
2. Apa yang dimaksud dengan "Posturing" dalam konteks menerima konseli, dan bagaimana postur
tubuh dapat mengkomunikasikan perhatian?
3. Mengapa penting bagi konselor untuk menguasai keterampilan penerimaan dalam konseling, dan
bagaimana hal ini berkaitan dengan interaksi sehari-hari?

Jawaban.

1. Dalam konteks komunikasi dan konseling, "Attending" merujuk pada keterlibatan aktif seorang
konselor atau komunikator dalam percakapan dengan klien atau lawan bicara mereka. Ini adalah salah
satu elemen penting dalam proses komunikasi yang efektif dan sangat relevan dalam konteks konseling.
Attending melibatkan sejumlah keterampilan dan perilaku yang dirancang untuk menunjukkan kepada
klien bahwa mereka didengar, dihargai, dan diperhatikan dengan seksama. Beberapa aspek utama dari
Attending dalam konseling mencakup:

a. Kontak Mata: Ini adalah praktik menjaga kontak mata dengan klien. Ini menunjukkan bahwa
konselor benar-benar fokus pada klien dan menghormati mereka. Kontak mata yang baik juga dapat
membantu konselor memahami ekspresi emosi dan perasaan klien.
b. Sikap Tubuh Terbuka: Konselor seharusnya memiliki sikap tubuh yang terbuka dan ramah. Ini
mencakup menghindari sikap yang terlalu defensif atau tertutup yang dapat membuat klien merasa
tidak diinginkan atau tidak nyaman.
c. Ekspresi Wajah: Konselor seharusnya memiliki ekspresi wajah yang mendukung, seperti senyum
yang tulus atau ekspresi empati. Ini dapat membantu menciptakan suasana yang nyaman dan ramah.
d. Bahasa Tubuh: Konselor harus memperhatikan bahasa tubuh mereka sendiri, seperti gestur, postur,
dan gerakan tangan. Bahasa tubuh yang positif dapat membantu membangun rapport dan koneksi
dengan klien.
e. Mendengarkan Aktif: Mendengarkan aktif adalah keterampilan penting dalam Attending. Ini
mencakup mengonfirmasi pemahaman, merespons dengan baik, dan memberikan umpan balik yang
sesuai saat klien berbicara. Ini menunjukkan bahwa konselor benar-benar peduli dan ingin
memahami perspektif klien.

Mengapa Attending penting dalam konseling?

Attending sangat penting dalam konseling karena ini adalah langkah awal dalam membangun hubungan
yang positif antara konselor dan klien. Dengan menunjukkan perhatian dan keterlibatan aktif, konselor
dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di mana klien merasa nyaman untuk berbicara
tentang masalah pribadi mereka. Beberapa manfaat Attending dalam konseling meliputi:

a. Membangun Kepercayaan: Attending membantu membangun kepercayaan antara konselor dan klien.
Ketika klien merasa didengar dan dihargai, mereka lebih cenderung untuk membuka diri dan berbagi
pengalaman mereka.
b. Memfasilitasi Ekspresi Emosi: Attending juga membantu klien merasa lebih nyaman dalam
mengekspresikan emosi mereka. Ini penting karena banyak konseling melibatkan pemahaman dan
pengelolaan emosi.
c. Memahami Perspektif Klien: Dengan mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama, konselor
dapat lebih baik memahami pandangan dan perasaan klien. Ini memungkinkan konselor untuk
memberikan dukungan dan bimbingan yang lebih efektif.
d. Meningkatkan Efektivitas Konseling: Attending adalah dasar untuk proses konseling yang efektif.
Tanpa keterlibatan aktif, konselor mungkin melewatkan informasi penting atau kesempatan untuk
membantu klien.
e. Jadi, Attending adalah komponen kunci dalam membangun hubungan konseling yang produktif dan
membantu klien mencapai tujuan mereka dalam sesi konseling

2. "Posturing" dalam konteks menerima konseli merujuk pada sikap tubuh atau posisi fisik yang diadopsi
oleh seorang konselor atau komunikator ketika mereka berinteraksi dengan konseli atau lawan bicara
mereka selama sesi konseling atau percakapan. Posturing adalah salah satu elemen dalam keterampilan
Attending yang telah saya sebutkan sebelumnya.
Sikap tubuh yang baik dan positif dapat sangat memengaruhi cara pesan dan perhatian Anda
disampaikan kepada konseli atau lawan bicara Anda. Berikut adalah beberapa cara postur tubuh dapat
mengkomunikasikan perhatian:

a. Sikap Tubuh Terbuka: Ketika Anda mengadopsi sikap tubuh terbuka, Anda menunjukkan bahwa
Anda siap mendengarkan dan menerima konseli dengan baik. Sikap ini melibatkan menjaga jarak
yang nyaman antara Anda dan konseli, tidak menyilangkan tangan atau kaki, dan menghindari
sikap yang terlalu defensif.
b. Kontak Mata: Menjaga kontak mata yang sesuai adalah bagian penting dari postur tubuh yang
efektif. Kontak mata yang terlalu intens atau terlalu minim dapat memberikan pesan yang salah.
Kontak mata yang tepat dapat menunjukkan perhatian dan ketertarikan Anda pada apa yang
dikatakan oleh konseli.
c. Gestur Mendukung: Menggunakan gestur tangan yang mendukung dan sesuai dapat membantu
memperjelas pesan Anda dan mengkomunikasikan empati. Misalnya, mengangguk sebagai tanda
pengakuan atau mengangkat tangan untuk menunjukkan keinginan untuk berbicara.
d. Sikap Tubuh yang Relaks: Hindari sikap tubuh yang tegang atau cemas, karena hal ini dapat
membuat konseli merasa tidak nyaman. Cobalah untuk menjaga sikap yang relaks dan ramah,
yang dapat menciptakan suasana yang lebih santai.
e. Ekspresi Wajah yang Tepat: Ekspresi wajah yang sesuai dengan situasi dapat membantu
mengkomunikasikan empati, perhatian, dan pengertian Anda. Misalnya, senyum tulus atau
ekspresi simpati dapat memberikan pesan yang positif kepada konseli.
f. Perhatian Tidak Terbagi: Postur tubuh yang mencerminkan perhatian yang tidak terbagi, seperti
menghadap langsung ke konseli dan menghindari gangguan visual atau auditori, dapat
menunjukkan bahwa Anda sepenuhnya terlibat dalam percakapan.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa postur tubuh yang konsisten dengan perhatian harus didukung
oleh perilaku verbal yang sesuai. Ini termasuk mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan terbuka atau
reflektif, dan memberikan tanggapan empati yang mendukung.

Secara keseluruhan, postur tubuh yang positif dan perhatian yang terfokus adalah kunci dalam
menciptakan lingkungan konseling yang aman dan mendukung, di mana konseli merasa didengar,
dihargai, dan dipahami dengan baik.

3. Menguasai keterampilan penerimaan dalam konseling sangat penting karena memiliki dampak yang
signifikan pada efektivitas konseling dan kualitas hubungan antara konselor dan konseli. Keterampilan
penerimaan mencakup kemampuan untuk mendengarkan dengan empati, memberikan perhatian yang
tidak terbagi, dan menunjukkan penghargaan terhadap konseli. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
keterampilan penerimaan penting dalam konseling:

a. Membangun Hubungan Terapeutik: Keterampilan penerimaan adalah landasan dalam


membangun hubungan terapeutik yang kuat antara konselor dan konseli. Hubungan yang kuat
dan positif sangat penting dalam membantu konseli merasa nyaman untuk berbicara tentang
masalah mereka dan membuka diri terhadap bimbingan konseling.
b. Mendengarkan Aktif: Keterampilan penerimaan melibatkan mendengarkan aktif, yang berarti
mendengarkan dengan penuh perhatian, tanpa menginterupsi, dan dengan upaya untuk memahami
perasaan, pikiran, dan pengalaman konseli. Ini memungkinkan konselor untuk menggali lebih
dalam masalah yang dihadapi konseli.
c. Validasi dan Empati: Keterampilan penerimaan mencakup validasi, yang merupakan cara untuk
mengakui perasaan dan pengalaman konseli, bahkan jika Anda tidak selalu setuju dengan mereka.
Ini dapat membantu konseli merasa dihargai dan dipahami. Empati juga merupakan bagian
penting dari keterampilan penerimaan, yang memungkinkan konselor merasakan dan memahami
perasaan konseli.
d. Mengurangi Resistensi: Keterampilan penerimaan dapat membantu mengurangi resistensi yang
mungkin muncul dalam konseling. Ketika konseli merasa didengar dan dihargai, mereka lebih
cenderung untuk bekerja sama dengan konselor dalam mencari solusi untuk masalah mereka.
e. Pemberdayaan Konseli: Dengan menggunakan keterampilan penerimaan, konselor dapat
membantu konseli merasa lebih kuat dan berkompeten dalam menghadapi masalah mereka
sendiri. Ini berarti tidak hanya memberikan jawaban, tetapi juga mendukung konseli dalam
menemukan solusi yang sesuai bagi mereka.

Hubungan antara keterampilan penerimaan dalam konseling dan interaksi sehari-hari sangat erat.
Keterampilan ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, tidak hanya dalam sesi konseling. Ketika
Anda menggunakan keterampilan penerimaan dalam interaksi sehari-hari, Anda dapat:

a. Membangun hubungan yang lebih baik dengan teman, keluarga, dan rekan kerja Anda dengan
menunjukkan bahwa Anda mendengarkan dan peduli terhadap perasaan mereka.
b. Meningkatkan komunikasi dengan orang lain dengan mendengarkan dengan seksama,
menunjukkan empati, dan menghindari perilaku yang dapat menghalangi komunikasi.
c. Mengurangi konflik dengan cara yang lebih efektif, karena keterampilan penerimaan dapat
membantu menghindari mispersepsi dan meningkatkan pemahaman.
d. Membantu orang lain merasa dihargai dan diterima, yang dapat meningkatkan hubungan
interpersonal secara keseluruhan.

Dengan demikian, keterampilan penerimaan bukan hanya relevan dalam konteks konseling, tetapi juga
merupakan keterampilan yang sangat berharga dalam berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan
sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai