Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Etika Belajar Agama Menggunakan Teknologi


Rabu, 6 September 2023 | 11:00 WIB

Muhammad Faizin
Penulis
Materi khutbah Jumat ini mengingatkan kepada seluruh jamaah untuk belajar agama
dengan cara yang benar. Di tengah perkembangan dan perubahan zaman, ditandai dengan
berbagai penemuan canggih yang memudahkan kehidupan manusia, perlu diingatkan etika
dalam belajar ilmu pengetahuan khususnya belajar ilmu agama. Hal ini penting agar setiap
individu bisa mendapatkan pemahaman yang benar dengan cara yang benar dan penuh
keberkahan.
Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul "Khutbah Jumat: Etika Belajar Agama
Menggunakan Teknologi". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print
berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga
bermanfaat!
ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT
Khutbah I
‫َر‬ ‫َن ُم َحَّم َخ ْي ْل َأ َن َو َع ٰل ٰا َو َأ ْص َح ْل‬ ‫ٰل‬ ‫َع‬ ‫ُم‬ ‫َم ْل ْي َو ْل ْس َل َو َّص َل ُة َو َّس َل‬ ‫َم‬ ‫َا ْل ْم ُد َّل ْي َأ‬
. ‫اِب ِه ا ِك اِم‬ ‫ ى ِلِه‬. ‫ ال ا ال ا ى َسِّيِد ا ٍد ِر ا اِم‬. ‫َح ِللِه ا ِذ ْنَع َنا ِب ِنْع ِة ا ِا َماِن ا ِا اِم‬
‫ْل‬ ‫َّش‬ ‫ُل‬ ‫ُد‬ ‫ُم‬ ‫َل َأ ْش ُد َا َّن َد َن‬ ‫ُك ُّد‬ ‫َأ ْش ُد َا ْن َل َّل‬
‫ا ِا ٰلَه ِا ا اللُه اْلَم ِل اْلُق ْو ُس الَّس اُم َو َه َسِّي ا َو َح ِب ْيَب َنا َحَّمًد ا َعْب ُه َو َر ُسْو ُه َص اِح ُب ال َر ِف َو ا ِإ ْح ِت َر ام‬ ‫َه‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َو ْو لَا ُكْم‬، ‫ َو اْشُك ُر ْو ُه َع َلى َم ا َهَد اُكْم ِلل ْس لَا‬, ‫ ِا َّتُقوا الّٰلَه َحَّق ُتَقاِتِه َو َلا َت ُمْو ُتَّن ِا َّلا َو ْن ُت ْم ُم ْس ِل ُمْو َن‬, ‫ َف َيا ُّي َها اْلُمْؤ ِم ُنْو َن‬: ‫َّم ا َبْعُد‬
‫ِإ ِم‬
‫َو َل ْم ْن ُأ َّم َذ ْا َأ ْر َح َق َل َل َو َم ٓا َا ْر َس ْل َق َلَك َّل َج ًل ْو ْٓي ْي ْم َف َٔـ ْٓو َا َل‬ ‫ْض‬
‫َنا ْب ِا ا ِر ا ا ُّن ِح ِا َل ِه ْس ُل ا ْه‬ : ‫ ا َتَعا ى‬. ‫ َجَع ُك ِم ِة ِو ى ل اِم‬، ‫ِم َن اْلَف ِل َو الِإ ْنَعاِم‬
‫ْك ْن ُت ْم َل َل ْو َن‬
‫الِّذ ِر ِا ُكْن ا َتْع ُم‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


ADVERTISEMENT

Promo Spesial EIGER


Untukmu

ORDER NOW

Baca Juga
Khutbah Jumat: Keutamaan dan Amalan Sunnah di Bulan Safar

Pada kesempatan kali ini dan juga pada setiap kesempatan dalam kehidupan kita, Marilah
senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan,
termasuk kenikmatan bisa hidup dan menikmati zaman yang penuh dengan kemudahan
dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya, mari kita
tingkatkan rasa cinta dan kasih sayang kita kepada Rasulullah SAW dengan selalu
mengucapkan shalawat kepadanya. Shalawat adalah tanda cinta kita kepada beliau yang
telah membawa Islam ke muka bumi ini dan menjadikan kita semua bisa menikmati
kehidupan yang terang benderang jauh dari kejahiliyahan.
Pada kesempatan ini, khatib juga berwasiat kepada seluruh jamaah, wabil khusus kepada
diri khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dalam
wujud menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan menjadi modal
yang sangat penting untuk mengarahkan kehidupan kita yang saat ini berada pada masa
modern di mana kemajuan teknologi dengan segala kemudahannya bisa membawa kita
lupa dan terjerumus sehingga melupakan Allah swt.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
ADVERTISEMENT

Saat ini, dunia telah mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat khususnya di
bidang informasi. Internet dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan kita. Perkembangan teknologi ini dapat menjadi sarana yang bermanfaat jika kita
menggunakannya dengan benar. Sebaliknya, akan membawa bencana dan kehancuran jika
kita tidak bijak dalam memanfaatkannya. Kita perlu sadari bahwa teknologi yang kita
gunakan ini harus digunakan sebagai wasilah atau sarana saja. Bukan ghayyah atau tujuan
akhir.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Larangan Meremehkan Orang Lain

Dengan adanya berbagai macam penemuan teknologi, kita bisa dengan mudah mengakses
berbagai macam informasi. Dengan teknologi, kita juga bisa dengan mudah belajar
berbagai disiplin ilmu termasuk belajar ilmu-ilmu agama. Namun kita harus berhati-hati
belajar agama menggunakan teknologi.
Internet dan media sosial penuh dengan informasi. Namun tidak semua informasi yang ada
bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kita harus selalu memeriksa dan memverifikasi
sumber informasi yang didapat, terutama saat belajar agama. Verifikasi ini meliputi, dari
mana asalnya, siapa yang mengatakannya, dan media apa yang menayangkannya.
ADVERTISEMENT

Promo Brand Ternama


Promo eksklusif! Brand ternama di
Shopee, nikmati Jumbo Cashback
10% s/d 4JT

Ingatlah, bahwa informasi yang kita terima dari internet atau media sosial disajikan oleh
sebuah sistem bukan berdasarkan kebenarannya. Namun sistem algoritma yang digunakan
dalam internet akan menyuguhkan informasi berdasarkan ketenarannya. Sehingga dalam
hal mengakses segala informasi ataupun ilmu agama di internet, kita harus melakukan
verifikasi. Hal ini pun sudah diingatkan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat
6:
‫ٰٓي َا ُّي َها اَّل ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِا ْن َج ۤا َء ُكْم َف اِسٌۢق َن َب َف َتَب َّيُنْٓو ا َا ْن ُتِصْيُبْو ا َق ْو ًم ۢا َجَهاَل َف ُتْصِبُحْو ا َع ٰل َم ا َفَعْل ُت ْم ٰن ْي َن‬
‫ِد ِم‬ ‫ى‬ ‫ِب ٍة‬ ‫ِب ٍا‬ ‫ِذ‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa
berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum
karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dalam sebuah hadits masyhur yang diriwayatkan Ibnu Majah dari sahabat Anas bin Malik
radliyallahu ‘anhu, Rasulullah saw bersabda:
‫ْس‬ ‫َطَلُب اْلِعْل َف ْيَض ٌة َع َل ُك ُم‬
‫ى ِّل ِل ٍم‬ ‫ِم ِر‬
Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”
Hadits ini mengingatkan kepada kita bahwa setiap Muslim memang memiliki kewajiban
meningkatkan kualitas diri dengan mencari ilmu. Namun dengan fakta saat ini, di mana
berbagai macam disiplin ilmu bisa kita temukan dengan mudah melalui perkembangan
teknologi, perlu bagi kita untuk benar-benar mengedepankan etika mencari ilmu.
Di antara hal yang harus diperhatikan adalah kewajiban kita memiliki guru yang jelas sanad
atau silsilah keilmuannya sekaligus mengikuti petunjuk-petunjuknya. Kemajuan teknologi
saat ini tidak bisa menggantikan posisi guru. Tidak ada teknologi yang dapat menggantikan
peran seorang guru dalam aspek afektif dan keberkahan dalam pembelajaran ilmu,
khususnya ilmu agama. Hubungan antara guru dan murid adalah salah satu yang sangat
penting dalam mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang agama.
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 7 disebutkan:
‫َو َم ٓا َا ْر َس ْل َق َلَك َّل َج ًل ْو ْٓي ْي ْم َف َٔـ ْٓو َا َل ْك ْن ُت ْم َل َل ْو َن‬
‫َنا ْب ِا ا ِر ا ا ُّن ِح ِا َل ِه ْس ُل ا ْه الِّذ ِر ِا ُكْن ا َتْع ُم‬

Artinya: “Kami tidak mengutus sebelum engkau (Nabi Muhammad) melainkan beberapa
orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka, bertanyalah kepada orang
yang berilmu jika kamu tidak mengetahui.”
Ayat ini mengingatkan bahwa jika kita memiliki berbagai permasalahan terkait dengan ilmu
agama khususnya, maka kita tidak boleh serta merta bertanya kepada setiap orang. Kita
harus bertanya kepada seorang yang berilmu dan benar-benar memiliki kemampuan di
bidangnya. Bukan hanya bertanya kepada google ataupun teknologi kecerdasan buatan
yang sering disebut dengan AI (Artificial Intelligence). Sekali lagi, kita harus bertanya
kepada guru, agar kita bisa diberi arahan tentang mana yang benar dan mana yang salah.
Jangan sampai kita men’dewa’kan dan mengikuti jawaban di internet yang membuat kita
menyesal nantinya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 36:
‫ُٔـ ًل‬ ‫َؤ ُك ُا َك َك َن‬ ‫ْل‬ ‫َو َل ُف َم ْي َس َلَك ْل َّن‬
‫ِب ٖه ِع ٌم ۗ ِا الَّسْم َع َو ا َبَص َر َو اْلُف اَد ُّل وٰۤلِٕى ا َعْنُه َم ْس ْو ا‬ ‫ا َتْق ا َل‬

Artinya: “Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kauketahui. Sesungguhnya


pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta
pertanggungjawabannya.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dari penjelasan ini maka kita bisa pahami bahwa peran guru sangat penting dan menjadi
sentral dalam belajar ilmu agama. Di antara etika dalam belajar ilmu agama adalah memiliki
guru yang jelas yang mampu memberi petunjuk. Ini pula yang disebutkan dalam Dalam
kitab Ta’lîm al-Muta’allim karya Imam al-Zarnûji yang menyebutkan bahwa petunjuk guru
menjadi syarat dalam mencari ilmu. Hal ini terangkum dalam dua bait syair dari Sayyidina
‘Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah yakni:
‫َيا‬ ‫ َس ُأ ْن ْيَك َعْن َم ْجُمْو ِع َها َب‬- ‫َا لا لَا َت نَا ُل ْا لِعْل َم لَّا ِسَّتٍة‬
‫ِب ٍن‬ ‫ِب‬ ‫ِإ ِب‬

‫َز‬ ‫َش ُأ‬ ‫َا‬ ‫ُذ َا‬


‫ َو ِإ ْر اِد ْسَتاٍذ َو ُطْو ِل َم ٍنا‬- ‫ك ٍء َو ِح ْر ٍص َو اْصِطب ٍر َو ُب ْلَغٍة‬

Dalam bait syair ini disebutkan bahwa syarat seseorang mencari ilmu adalah (1) memiliki
kecerdasan, (2) bersungguh-sungguh, (3) bersabar, (4) siap mengeluarkan biaya, (5)
mengikuti petunjuk guru, dan (6) harus menempuh waktu yang lama.
Oleh karenanya, mari kita bijak dalam memanfaatkan teknologi dalam belajar atau menuntut
ilmu khususnya ilmu agama. Jika kita hanya mengandalkan belajar ilmu melalui internet,
maka kita bisa salah guru yang mengakibatkan apa yang kita ketahui tidak bisa
dipertanggungjawabkan. Terlebih belajar kepada orang yang tidak jelas silsilah keilmuannya
di internet atau belajar agama secara otodidak. Sebagian ulama salaf mengatakan:
‫َلا َتْقَر ُؤ ْو ا الُقْر آ َن َع َل اْلُمْصَحِفِّيْي َن َو َلا َت ْأ ُخ ُذ ْو ا ْا لِعْل َم َن الُّصُحِفِّيْي َن‬
‫ِم‬ ‫ى‬

Artinya: “Jangan kalian belajar Al-Qur’an kepada orang-orang yang belajar Al-Qur’an secara
otodidak dan janganlah kalian mengambil ilmu agama dari orang-orang yang tidak memiliki
guru dan hanya belajar secara otodidak.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Demikian khutbah kali ini, semoga kita bisa mengambil hikmahnya dan kita bisa benar-
benar belajar ilmu agama dengan etika yang sesuai aturan di tengah perkembangan
teknologi saat ini. Semoga kita senantiasa ditunjukkan oleh Allah yang benar itu benar dan
diberi kemampuan untuk dapat mengikutinya serta ditunjukkan yang salah-itu salah dan
diberi kemampuan untuk menghindarinya. Sebuah kalimat bijak mengatakan: Jika dulu
orang yang sukses adalah mereka yang memiliki banyak informasi, namun di era saat ini,
orang yang sukses adalah mereka yang bisa menyaring informasi.
‫كَ َا لل هُ ليِ ْ لَ َُك ْم ف يِ قُْرٰاِن ا ْل عَِظْيِمو ََف َعِن ي ِّي اَ مُك ْب مِ َ ِفيِْه م نِ َا ْل اَٰيتا ِ واَ لّذ ِكِرْ ا حَِكْيِمو ََق ّبلَم َنِ ّيِ مَ ِْن ُك ْمت لِ َوا تََُه ا نِ ّهَ ه ُ وُ ََبرا‬
ْ ‫و‬ َ‫ت‬ ‫ْل‬ ‫ ا‬ ‫نَ َو ا‬ ْ‫لا‬ ‫و‬
‫َن‬ ‫َف‬ ‫َف‬ ‫َل‬ ‫َأ‬
‫ َو ْسَتْغِفُر اللَه اْلَعِظْي َم ْي َو ُكْم َو ِلَس اِئ اْلُم ْس ِل ِم ْي َن َو اْلُم ْس ِل َم اِت َيا ْو َز اْلُم ْسَتْغِف ْيَن َو َي ا َج اَة الَّتاِئ ِبْي ن‬. ‫الَّسِم ْيُع اْلَعِل ْي ُم‬
‫ِر‬ ‫ِر‬ ‫ِل‬

Khutbah II
‫اْلَحْم ُد ِلّٰلِه َو اْلَحْم ُد ِلّٰلِه ُث َّم اْلَحْم ُد ِلَّلِه ‪َ .‬أ ْش َهُد أ ْن لآ إ َل َه َّلا اللُه َو ْح َد ُه َلا َش ي َك َل ُه ‪َ ،‬و َأ ْش َهُد أ َّن َسِّيَد َن ا ُم َحَّمًد ا َعْبُد ُه َو َر ُسْو ُل ُه اَّل ِذ ْي‬
‫ِر‬ ‫ِإ‬
‫َم َأ َّم ُد َف ُّيَأ‬ ‫َأ َأ‬
‫َلا َن ّي بعَد ُه ‪َ .‬ا لَّلُهَّم َص َو َس ِّل ْم َع َلى َن ِب َنا ُم َحَّم ٍد َو َع َلى ِلِه َو ْص َح ا ِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ْح َس اٍن َلى َيْو الِقَيا ِة ا َبْع َيا َها الَّناُس‬
‫ِإ ِم‬ ‫ِب ِإ‬ ‫ِب‬ ‫ِّي‬ ‫ِّل‬ ‫كْ ِب‬
‫ا‬ ‫ َن‬ ‫ ا‬ ‫َّ‬ ‫ ى‬ ‫ُي‬ ‫َت‬ ‫ َه‬ ‫ّن‬ ‫ ُ‬ ‫اَ‬ ‫تُ‬ ‫ْل‬ ‫ َ‬
‫مُ َْوَنْف سيِ ِْبَت ْق وىَ ا للِه فَقَْد َفزا ا م َُّقْو ‪َ.‬نف قَ لَا لله تَعَلا َ‪:‬ىإ ِ َ الل وَمََل اِئ َك ه ُ َصّل ُْوَن َع َل انل بِيّ ‪ِٰ،‬ي يّهُ اَّل ذِيْ مآ نَوُ ْ ُأ ْوِص ي‬
‫ َأ‬
‫َت‬ ‫َل‬
‫َص ُّلْو ا َع ْيِه َو َس ِّل ُمْو ا ْس ِل ْيًم ا‬

‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َا لّٰلُهَّم َص َع َلى َسِّيَد َن ا ُم َحَّم ٍد َو َع َلى َسِّيَد َن ا ُم َحَّم ٍد ‪ .‬الّٰلُهَّم اْغِفْر ِلْل ُمْؤ ِم ِنْي َن َو ْا لُمْؤ ِم َناِت َو ْا لُم ْس ِل ِم ْي َن َو ْا لُم ْس ِل َم اِت ‪َ ،‬ا ْل ْح ياِء ِم ْن ُهْم‬
‫ِل‬ ‫ِّل‬
‫نِ َو‬ ‫رَ اَ‬ ‫ِف ِ ِم‬ ‫لِ َو ِم‬ ‫َو‬ ‫َب َ َو‬ ‫ّل‬ ‫َا وْ‬
‫لْ م اَِت ‪.‬ا َل ٰمُهَّدا ْفعَ َْع نَّا اْل لَاء َو الْ باَ َء او لقُروُنْ َ ازل ََّال ز َ الْ حنَ ََو سوُ ءْ َ ْا ل تنَ َو الْ حنَ ََم اظ َه َِم نهْ و َماَ ب َطنَ ََع ن َْب لدَ اَ ا‬
‫ْنُد و ْي ِسَّيا خ آ َّص ًة َو َس ا ْا لُبْل َد ا ْا لُم ْس ْي َن عاَّم ًة َي ا َر َّب ْا لَعا ِمَلْي َن‬
‫ِل ِم‬ ‫ِن‬ ‫ِئِر‬ ‫ِإ ِن‬

‫لَّلُهَّم اْر َح ْمَنا الُقْر َء ا ‪َ .‬و اْجَعْل ُه َل َنا َم اًم ا َو ُنوًر ا َو ُهًد ا َو َر ْح َم ًة ‪ .‬الَّلُهَّم َذ ْر َن ا ْنُه َم ا َن َنا‪َ .‬و َع ْمَنا ْنُه َم ا َج ِهْل َنا‪َ .‬و اْر ُز ْق َنا َلاَو َت ُه‬
‫ِت‬ ‫ِّل ِم‬ ‫ِس ي‬ ‫ِّك ِم‬ ‫ِإ‬ ‫ِن‬ ‫ِب‬
‫َذ‬ ‫ًة‬ ‫ًة‬ ‫ًة‬ ‫َف‬ ‫َأ‬
‫َء اَن آ َء اَّل ْي َو ْطَر ا الَّن َها ‪َ .‬و اْجَعْل ُه َل َنا ُح َّج َي ا َر َّب اْلَعا ِمَل َن ‪َ .‬ر َّب َنا آ ِت َنا ى الُّد ْن َيا َح َسَن َو ى ْا لآِخ َر ِة َح َسَن َو ِق َنا َع اَب‬
‫ِف‬ ‫ِف‬ ‫ي‬ ‫ِر‬ ‫ِل‬
‫َل‬ ‫ْل‬
‫الَّنا ‪َ .‬و َا َحْم ّٰل َر اْلٰع ْي َن‬
‫ُد‬
‫ِم‬ ‫ِل ِه ِّب‬ ‫ِر‬
‫َّل َت َذ َّك َن‬ ‫ْا َك ْا ْغ‬ ‫ْا‬ ‫ْا‬ ‫ْأ ْا ْد ْا‬ ‫َّن‬
‫ٍعَباَد اللِه ‪ِ ،‬إ اللَه َي ُم ُر ِب لَع ِل َو لِإ ْح َس اِن َو ِإ ْي تاِء ِذ ي لُقْر ب َى َو َي ْنَه ى َعِن لَفْحش اِء َو لُم ْن ِر َو لَب َيِعُظُكْم َلَع ُكْم ُر ْو ‪،‬‬
‫ِي‬ ‫َأ‬
‫َو اْذُك ُر وا اللَه ْا لَعِظْي َم َي ْذ ُك ْرُكْم ‪َ ،‬و اْشُك ُر ْو ُه َع لَى ِنَعِم ِه َي ْد ُكْم ‪َ ،‬و َل ِذ ْك ُر اللِه ْكَب ْر‬
‫ِز‬

‫‪H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung.‬‬


‫‪Editor: Muhammad Aiz Luthfi‬‬
‫‪Pewarta: Muhammad Faizin‬‬
‫‪Tags‬‬
‫‪Khutbah Jumat‬‬

Anda mungkin juga menyukai