Anda di halaman 1dari 30

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WANA WISATA

SUMBER BIRU DI DESA WONOMERTO KABUPATEN


JOMBANG

MAKALAH

Disusun Oleh :

AGUS TRI SAPTA YUDHA 20041010196


ZALFAA’ FAIRUUZ 20041010213

Dosen Pembimbing :
Dr. Ertien Rining Nawangsari, M.Si

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWATIMUR
2023
i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah populer dengan judul “STRATEGI
PENGEMBANGAN POTENSI WANA WISATA SUMBER BIRU DI DESA
WONOMERTO KABUPATEN JOMBANG”

Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi peryaratan kelulusan penilaian


program KKN Tematik MBKM Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Bersamaan
dengan tersusunnya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Ertien
Rining Nawangsari, M.Si selaku dosen pembimbing yang memberikan bimbingan dan
pengarahan, serta dengan meluangkan waktunya untuk penulis.

Penulis juga ingin menyampaikan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ilmiah populer, diantaranya :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur;
2. Bapak Dr. Catur Suratnoaji, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur;
3. Bapak Dhian Satria Yudha Kartika, S.Kom., M.Kom. selaku Dosen Pembimbing
Lapangan KKN Tematik MBKM Kelompok 12 Dusun Wonotirto Desa Wonomerto
Kec. Wonosalam Kab. Jombang
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah
membekali penulis berbagai ilmu pengetahuan dan wawasan;
5. Bapak Siswoyo selaku Kepala Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten
Jombang;
6. Bapak Tekad selaku Koordinator pengelola wana wisata sumber biru
7. Teman-teman KKN Tematik MBKM yang memberikan dukungan, motivasi, semangat,
dan saling mendoakan.

Penulis sadar bahwa masih terdapat kekurangan dan keterbatasan ilmu yang terdapat
dalam makalah ini, sehingga penulis terbuka terhadap segala saran dan kritik untuk
penyempurnaan penulisan yang selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap makalah ilmiah

iii
populer ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 20 Juni 2023

Penulis

iv
ABSTRAK

Pariwisata adalah salah satu industri paling populer dan menguntungkan di Indonesia.
Hal ini terbukti dengan pariwisata sebagai penyumbang devisa negara terbesar ketiga di
Indonesia.Karena itu pariwisata memiliki potensi yang sangat besar sebagai penopang ekonomi
bagi Indonesia kedepannya. Wana wisata sumber biru merupakan salah satu contoh tempat
pariwisata yang ada di Indonesia, tepatnya berada di Kabupaten Jombang. Penulis menilai
bahwa wana wisata sumber biru mempunyai potensi untuk menjadi tempat pariwisata dan perlu
untuk terus dikembangkan potensinya. Dalam pengembangan wisata sumber biru ini masih
banyak menghadapi kendala. Kendala yang paling utama adalah infrastruktur, media
promosi/branding dan kurangnya kerja sama oleh mitra. Penelitian ini bertujuan merumuskan
dan meng implementasikan strategi pengembangan yang tepat dalam rangka peningkatan
potensi wana wisata sumber biru. Diharapkan wana wisata sumber biru dapat lebih dikenal
oleh masyarakat luas, meningkatkan jumlah pengunjung, dan menarik minat mitra untuk mau
bekerja sama dengan wisata sumber biru. Penulis menggunakan kebijakan pemerintah
kabupaten Jombang yaitu kebijakan DISPORABUDPAR sebagai dasar pembuatan strategi
pengembangan potensi wisata sumber biru yang disesuaikan dengan hambatan yang ada. Hasil
penelitian makalah ini merumuskan strategi dan meng implementasikannya pada wana wisata
sumber biru. Strategi pengembangan yang pertama adalah promosi pariwisata, dengan
membuat video promosi wisata sumber biru yang akan dibagikan pada platform media sosial
instagram. Kedua pengembangan destinasi pariwisata, dengan memberikan ide/inovasi baru
dengan membuat spot baru berupa gantungan cinta dan peta wisata di wisata sumber biru. Dan
yang ketiga adalah kemitraan pariwisata, penulis membuat sebuah event yaitu Pameran Wisata
Karya (PATAYA) yang dimana penulis bekerja sama/mitra dengan SD Wonomerto 1 dan 2
untuk memamerkan hasil karya dari anak-anak sd tersebut di PATAYA ini.
Kata Kunci : Wana Wisata, Strategi Pengembangan, Kebijakan

Abstrak
Tourism is one of the most popular and profitable industries in Indonesia. This is
proven by tourism as the third largest contributor to foreign exchange in Indonesia. Therefore
tourism has enormous potential as an economic support for Indonesia in the future. The
Sumber Biru tourism area is an example of a tourism spot in Indonesia, to be precise, in the
Jombang Regency. The author considers that the Sumber Biru tourism area has the potential
to become a tourism site and it needs to continue to develop its potential. In the development

v
of Blue Source tourism, there are still many obstacles. The main obstacles are infrastructure,
media promotion/branding and lack of cooperation by partners. This study aims to formulate
and implement an appropriate development strategy in order to increase the potential of the
Blue Source ecotourism area. It is hoped that the Sumber Biru tourism area can be better
known by the wider community, increase the number of visitors, and attract partners to want
to cooperate with Sumber Biru tourism. The autor used the Jombang district government
policy, namely the DISPORABUDPAR policy as the basis for developing a strategy for
developing the potential of blue-source tourism. The research results of this paper formulate a
strategy and implement it in the Sumber Biru tourism area. The first development strategy is
tourism promotion, by making Blue Source tourism promotional videos that will be shared on
the Instagram social media platform. The second is the development of tourism destinations,
by providing new ideas/innovations by creating new spots in the form of love hangers and
tourist maps in Sumber Biru tourism. And the third is a tourism partnership, the author makes
an event, namely the Karya Tourism Exhibition (PATAYA) in which the author works
with/partners with SD Wonomerto 1 and 2 to showcase the work of the children's elementary
school at this PATAYA.
Keywords: Ecotourism, Development Strategy, Policy

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

ABSTRAK ................................................................................................................................. v

DAFTAR ISI............................................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ ix

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.2. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 4

1.3. Maksud dan Tujuan ..................................................................................................... 5

1.4. Gambaran Umum Desa Wonomerto ........................................................................... 5

BAB II........................................................................................................................................ 7

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 7

2.1. Konsep dan Teori ........................................................................................................ 7

2.1.1. Wana Wisata ........................................................................................................ 7

2.1.2. Strategi Pengembangan ........................................................................................ 7

2.1.3. Kebijakan ............................................................................................................. 8

2.2. Potensi Wana Wisata Sumber Biru ............................................................................. 9

2.3. Hambatan Pengembangan Wana Wisata Sumber Biru ............................................. 10

2.3.1. Promosi/Branding .............................................................................................. 10

2.3.2. Infrastruktur ....................................................................................................... 10

2.3.3. Kerja Sama Mitra ............................................................................................... 11

2.4. Solusi atau Strategi Pengembangan Wana Wisata Sumber Biru .............................. 11

2.4.1. Promosi/Branding Pariwisata............................................................................. 12

2.4.2. Pengembangan Destinasi Pariwisata.................................................................. 13

2.4.3. Kemitraan Pariwisata ......................................................................................... 15

vii
BAB III .................................................................................................................................... 17

PENUTUP................................................................................................................................ 17

3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 17

3.2. Saran .......................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Promosi Wisata Sumber Biru Melalui Instagram .................... 12


Gambar 2.2 Peresmian Spot Wisata Baru Gantungan Cinta ........................ 14
Gambar 2.3 Pemasangan Peta Wisata Sumber Biru .................................... 15
Gambar 2.4 Pelaksanaan Pameran Wisata Karya (PATAYA) .................... 16
Gambar 2.5 Foto Bersama Tamu Undangan ................................................ 17

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata adalah salah satu industri paling populer dan menguntungkan


di Indonesia. Hal ini terbukti dengan pariwisata sebagai penyumbang devisa
negara terbesar ketiga di Indonesia. Karena itu pariwisata memiliki potensi yang
sangat besar sebagai penopang ekonomi bagi Indonesia kedepannya. Pariwisata
Indonesia tidak hanya dikenal oleh warga lokal tetapi juga internasional.
Dengan adanya destinasi pariwisata di suatu daerah akan memberikan dampak
positif pada masyarakat sekitar wisata, seperti terciptanya lapangan pekerjaan
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian. Sebagai negara
yang sedang berkembang, Indonesia memiliki tujuan untuk mengembangkan
industri pariwisata untuk menyeimbangkan perdagangan luar negeri, dan
berharap hal ini juga akan meningkatkan perolehan devisa dan meningkatkan
perekonomian masyarakatnya(Bangli & Pamularsih, 2021). Terdapat berbagai
macam wisata yang ditawarkan di Indonesia seperti wisata alam atau wana
wisata, wisata budaya, wisata edukasi, hingga wisata sejarah. Menurut
Ismayanti (2010), pariwisata dapat dibagi menjadi beberapa jenis wisata
tergantung dari apa yang ditawarkan pada wisata tersebut, seperti wisata
budaya, wisata edukasi, wisata sejarah, dan lain-lain.

Wana wisata sumber biru merupakan salah satu contoh tempat


pariwisata yang ada di Indonesia, tepatnya Desa Wonomerto Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Jombang. Wisata alam yang dibuat dan dikembangkan
oleh perusahaan umum perhutani di wilayah hutan lindung atau hutan produksi
terbatas tanpa mengubah fungsi pokoknya sebagai hutan biasa disebut dengan
wana wisata (Rifad & Nurwulan, 2021). Susanto mengatakan, “pengembangan
wana wisata pada wilayah hutan terkesan mengurangi wewenang dan kontrol
pemerintah atas wilayah hutan, khususnya pada tahap awal”. Pemerintah telah
memiliki peran yang besar dalam hal fungsi koordinasi dan pelatihan untuk
waktu yang lam. Maka dari itu partisipasi masyarakat dibutuhkan untuk
mengurangi beban pemerintah(Rifad & Nurwulan, 2021).

1
2

Desa Wonomerto yang terletak di Kecamatan Wonosalam Kabupaten


Jombang ini memiliki potensi wisata yang dapat mensejahterakan masyarakat
dan dapat meningkatkan pendapatan daerah. Hal ini dikarenakan di Kecamatan
Wonosalam terkenal dengansumber daya alam seperti pertanian, peternakan,
perkebunan. Tidak hanya menyimpan keanekaragaman hayati di Kecamatan
Wonosalam juga menyimpan 48 titik mata air yang sangat penting bagi warga
Kecamatan Wonosalam.(Ca, 2019). Tidak terkecuali di Desa Wonomerto, yang
memiliki keindahan alam seperti pepohonan dan beberapa aliran sungai yang
indah. Hal ini membuat Desa Wonomerto memiliki potensi besar untuk
dijadikan tempat wisata. Sebagai contoh kawasan wana wisata Sumber Biru
yang terletak di Desa Wonomerto memiliki potensi besar untuk menjadi
destinasi wana wisata dan meningkatkan pendapatan asli daerah.

Wana wisata sumber biru merupakan tempat wisata alam yang


menonjolkan alamnya yaitu hutan dan sungai sebagai daya tarik utama. Di
wisata ini juga terdapat spot-spot wisata dan warung makan sebagai komponen
di wisata ini. Wisata sumber biru perlu terus dikembangkan agar dapat terus
menarik minat pengunjung. Dalam upaya mengembangkan wisata sumber biru
ini terdapat beberapa hambatan yang dihadapi. Dari beberapa hambatan yang
paling utama adalah infrastruktur, media promosi/branding dan kurangnya kerja
sama oleh mitra. Dilihat dari kebijakan pembangunan pariwisata sebagaimana
diatur dalam Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
yang masih memfokuskan pada usaha pengembangan pariwisata, menunjukkan
bahwa pembangunan pariwisata di Kecamatan Wonosalam masih belum
optimal. Hal ini dikarenakan belum adanya perencanaan yang matang atau
spesifik dari pemerintah Kabupaten Jombang untuk mengembangkan kawasan
pariwisata di Kabupaten Jombang, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab
pengembangan pariwisata di Wonosalam belum maksimal(Ca, 2019).

Penulis pada saat ini melaksanakan kegiatan KKN di Desa Wonomerto


Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang. Penulis menilai bahwa wana
wisata sumber biru mempunyai potensi untuk menjadi tempat pariwisata. Yang
dimana potensi wisata sumber biru ini telah digali dan dikembangkan oleh
masyarakat sekitar. Untuk menjaga agar wisata sumber biru tetap diikunjungi
3

oleh pengunjung di masa depan, diperlukan inovasi-inovasi baru untuk


pengembangkan potensi baru dari wisata sumber biru ini. Karena wisata sumber
biru harus terus dikembangkan agar roda ekonomi masyarakat sekitar dapat
terus berputar. Namun terdapat beberapa kendala dalam pengembangannya,
yaitu infrastruktur, media promosi/branding dan kurangnya kerja sama oleh
mitra. Maka dari itu, diperlukan strategi pengembangan pada wana wisata
sumber biru ini agar dapat terus menarik minat pengunjung dan mengatasi
kendala pengembangan potensi wisata yang ada.

Berdasarkan uraian diatas Penulis membuat makalah ilmiah populer


bertajuk “Strategi Pengembangan Potensi Wana Wisata Sumber Biru Di Desa
Wonomerto Kabupaten Jombang”. Pemilihan tema ini didasarkan dengan
skema pengabdian kami yaitu “Desa Wisata” dimana penulis mampu menggali
dan mengembangkan potensi baru yang ada di wana wisata sumber biru.
Strategi pengembangan yang penulis lakukan adalah dengan menganalisis
kebijakan dari pemerintah Kabupaten Jombang sebagai langkah awal dalam
menentukan strategi pengembanagan yang tepat pada wana wisata sumber biru.
Penulis menganalisis kebijakan pemerintah kabupaten Jombang yaitu kebijakan
DISPORABUDPAR yang di atur dalam peraturan bupati Jombang Nomor 29
Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda, Olahraga,
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jombang. Kebijakan tersebut
dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan dan pengembangan
pariwisata yang ada di Kabupaten Jombang dengan melakukan pengembangan
destinasi pariwisata, promosi pariwisata, dan kemitraan pariwisata(Ca, 2019).

Berdasarkan pada uraian diatas, Penulis mengimplementasikan


kebijakan DISPORABUDPAR tersebut dalam strategi pengembangan wisata
sumber biru. Strategi pengembangan yang pertama adalah promosi pariwisata,
dengan membuat video promosi wisata sumber biru yang akan dibagikan pada
platform media sosial instagram. Kedua pengembangan destinasi pariwisata,
dengan memberikan ide/inovasi baru dengan membuat spot baru berupa
gantungan cinta dan peta wisata di wisata sumber biru. Dan yang ketiga adalah
kemitraan pariwisata, penulis membuat sebuah event yaitu Pameran Wisata
Karya (PATAYA) yang dimana penulis bekerja sama/mitra dengan SD
4

Wonomerto 1 dan 2 untuk memamerkan hasil karya dari anak-anak sd tersebut


di PATAYA ini. Jadi penulis beserta pengelola wisata berkolaborasi dengan SD
Wonomerto 1 dan 2 sebagai bentuk kerja sama/mitra. PATAYA ini bertempat
di sumber biru dan diharapkan dapat menarik pengunjung dan meningkatkan
pendapatan wisata. Dengan diimplementasikan nya strategi tersebut,
diharapkan dapat membawa keuntungan jangka panjang dan wana wisata
sumber biru dapat lebih terkenal, selalu dikunjungi oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara, dan menarik minat mitra untuk bekerja sama dengan
wisata sumber biru.

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam makalah ini memfokuskan terhadap strategi


pengembangan potensi baru di wana wisata sumber biru. Dalam Undang-
Undang (UU) No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan yang berbunyi,
“pembangunan dalam pengembangan pariwisata didasarkan pada pancasila
yaitu demi kesejahteraan rakyat Indonesia”. Pengembangan pariwisata sendiri
penting dilakukan oleh Indonesia untuk menunjang kesejahteraan rakyatnya.
Hal ini tidak terlepas dari kekayaan alam dari Indonesia yang membuat
pariwisatanya dikunjungi oleh wisatawan lokal dan asing. Pariwisata di
Indonesia menyumbang banyak devisa negara. Tercatat bahwa sektor
pariwisata merupakan penyumbang devisa negara terbesar negara ketiga setelah
CPO dan batu bara. Hal ini tentu dapat mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Alasan penulis memilih wana wisata sumber biru sebagai tempat


penelitian karena wisata tersebut memiliki potensi yang besar dalam hal
pariwisata. Terlebih masyarakat sekitar juga aktif dalam menggali dan
mengembangkan potensi wisata sumber biru. Dan penulis merumuskan
beberapa strategi pengembangan potensi wisata sumber biru yang didasarkan
pada kebijakan DISPORABUDPAR, yaitu pengembangan destinasi pariwisata,
promosi pariwisata, dan kemitraan pariwisata. Yang telah dilaksanakan pada
bulan juni 2023.
5

1.3. Maksud dan Tujuan

Seperti yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya bahwasanya


terdapat beberapa kendala dalam pengembangan potensi wana wsiata sumber
biru di Desa Wonomerto Kabupaten Jombang. Sehingga penulis tertarik untuk
mengulas permasalahan tersebut. Kurangnya pengembangan potensi tersebut
tentu menjadi sebuah hal yang wajib mendapat perhatian lebih. Diperlukan
strategi khusus untuk menghadapi kendala dalam pengembangkan potensi wana
wisata sumber biru.

Maksud daripada makalah ini adalah merumuskan dan meng


implementasikan strategi pengembangan dalam rangka peningkatan potensi
wana wisata sumber biru di Desa Wonomerto Kabupaten Jombang. Adapun
strategi peningkatan pengembangan tersebut penulis berinisiatif dengan
membuat video promosi wisata sumber biru, pembuatan spot wisata baru berupa
gantungan cinta dan peta wisata, serta mengadakan event pameran wisata karya
(PATAYA) yang dilaksanakan di wana wisata sumber biru.

Mengacu pada maksud makalah diatas, tujuan penulis yaitu


merumuskan dan mengimplementasikan strategi pengembangan yang tepat
dalam rangka peningkatan potensi wana wisata sumber biru di Desa Wonomerto
Kabupaten Jombang. Tujuan dari dilaksanakannya strategi pengembangan yang
telah dijelaskan diatas adalah pengembangan wana wisata kearah yang lebih
baik. Diharapkan wana wisata sumber biru dapat lebih dikenal oleh masyarakat
luas, meningkatkan jumlah pengunjung, dan menarik minat mitra untuk mau
bekerja sama dengan wisata sumber biru.

1.4. Gambaran Umum Desa Wonomerto

Desa Wonomerto adalah salah satu desa di Kecamatan Wonosalam,


Kabupaten Jombang yang terdiri dari 5 dusun, 16 RT, dan 5 RW dengan
beragam tradisi dan budaya, serta sumber daya alam dan objek wisata yang
dapat menarik wisatawan. Desa wonomerto yang terletak di lereng Pegunungan
Anjasmoro menjadikan desa ini memiliki hawa sejuk dengan keanekaragaman
daya tarik wisata karena kondisi geografisnya. Desa Wonomerto identik degan
suasana nyaman, indah, permai, damai, serta penuh dengan kebersamaan
6

diantara para penduduknya. Perekonomian masyarakat Desa Wonomerto


ditopang oleh beberapa sektor pendapatan, salah satunya di sektor pertanian.
Wilayah pertanian dan perkebunan tumbuh sumbur di tanah yang berada di
dataran tinggi. Terletak di lereng Pegunungan Anjasmoro, Desa Wonomerto
memiliki berbagai macam potensi lokasi wisata yang masih belum
dikembangkan secara maksimal. Objek wisata tersebut diantaranya, yaitu
wisata alam Sumber Biru yang terletak di Desa Wonomerto dan wisata religi
Makam Pangeran Benowo.

Wisata ini memanfaatkan topografi wilayah Wonomerto yang terletak


di wilayah pegunungan sehingga sangat cocok apabila dipergunakan sebagai
lokasi wisata. Dibukanya berbagai objek wisata tersebut ditujukan untuk
meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat. Selain itu, juga
bertujuan untuk memperluas lapangan kerja masyarakat dengan memberikan
kesempatan kepada masyarakat terutama kalangan muda untuk turut
berpartisipasi menjadi pemandu wisata bagi para wisatawan. Potensi wisata di
Desa Wonomerto dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi
masyarakat setempat dengan tetap melestarikan alam dan budaya yang ada
dengan pendekatan berkelanjutan dan keterlibatan masyarakat secara aktif.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep dan Teori

2.1.1. Wana Wisata

Wana wisata adalah wilayah hutan baik hutan lindung maupun hutan
produksi terbatas yang secara khusus dikembangkan, dipromosikan dan
dipelihara untuk tujujuan pariwisata. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia No. 687/Kpts II/1989, Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 Ayat 1 Tentang Kegiatan Usaha Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman
Hutan Raya dan Taman Wisata : “bahwa hutan wisata adalah kawasan hutan
yang diperuntukkan khusus untuk tujuan wisata. Hutan wisata alam yang
memiliki nilai keindahan dan dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi disebut
dengan taman wisata” (Rifad & Nurwulan, 2021). Wana wisata merupakan
wisata yang menonjolkan keindahan alam dan keasrian yang berupa hutan
lindung, sungai, dll. Wana wisata biasanya dikelola oleh perhutani atau
komunitas masyarakat peduli lingkungan. Sumber biru merupakan salah satu
wana wisata di Indonesia, karena sumber biru menawarkan kendahan alam
seperti hutan dan sungai yang masih terjaga keindahannya.

2.1.2. Strategi Pengembangan

Kata strategi berasal dari kata Yunani strategos yang berarti


"serangkaian manuver umum yang dirancang untuk bertindak dalam
pertempuran melawan musuh", yang merupakan semacam pengetahuan umum
untuk memenangkan pertempuran. Intinya strategi merupakan sebuah proses
yang memiliki perencanaan dan pengimplementasian yang dilakukan demi
mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Perlu dilakukan perencanaan dan
pengimplementasian yang matang agar ketika strategi telah diimplementasikan,
akan diketahui apakah telah gagal atau berhasil dalam perusahaan.

7
8

Menurut Iskandar Wiryokusumo, pengembangan adalah upaya


mendidik untuk mengembangkan kemampuan personalitas kearah yang lebih
baik yang dilaksanakan secara tersencana, sadar, dan bertanggung jawab, serta
menjadi prasyarat bagi tercapainya kemampuan individu yang optimal dan
mandiri. Pengembangan strategi adalah bentuk usaha yang terencana serta
berkelanjutan dalam menerapkan perilaku individu yang lebih baik dengan
menggunakan beberapa metode seperti instropeksi dan analisis diri(Cintia Ayu,
2019).

Berdasarkan pada buku “Pengembangan Pendidikan Islam Berbasis


Modal Sosial” yang ditulis oleh Husen & Sukino menjelaskan bahwa teori
Strategi pengembangan merupakan metode atau strategi yang digunakan oleh
perusahaan/organisasi untuk menghadapi atau mengantisipasi perubahan
dengan strategi terencana yang membutuhkan dukungan semua pihak, baik dari
manajer maupun karyawan(Sukino, n.d.). Perubahan perlu diantisipasi atau
dihadapi agar bisnis dapat terus berkembang dan meningkat. Sehingga perlu
mengetahui apa yang diperlukan dalam jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang untuk mengelola perubahan yang akan datang(Cintia Ayu,
2019). Strategi pengembangan juga diperlukan pada bidang pariwisata sebagai
upaya pengembangan wisata. Hal ini dilakukan agar wisata tersebut dapat terus
menarik minat pengunjung baik dari lokal maupun mancanegara. Tidak
terkecuali pada wana wisata sumber biru ini dimana strategi pengembangan
diperlukan secara bertahap agar wisatanya dapat terus ramai pengunjung.

2.1.3. Kebijakan

Kebijakan adalah jenis tindakan dari maladministrasi pemerintahan yang


muncul dari kekuasaan diskresioner yang umumnya dirancang untuk
menetapkan peraturan kebijakan dalam pelaksanaan undang-undang. Philipus
M. Hadjon berpendapat bahwa “peraturan kebijakan pada hakekatnya
merupakan hasil tindakan administrasi pemerintahan yang bertujuan untuk
mengungkapkan kebijakan dan fungsi tertulis serta hanya sebagai bagian dari
pelaksanaan operasional fungsi pemerintahan, sehingga tidak dapat diubah
atau didistorsi peraturan perundang-undangan”(Antika, 2017). Kebijakan
9

harus diimplementasikan sebagai tahap lanjutan untuk keberhasilan


implementasi kebijakan. Implementasi kebijakan dilakukan oleh seluruh
pemangku kepentingan yang ada. Namun perlu dicatat bahwa langkah-langkah
yang direkomendasikan atau dilaksanakan oleh pemerintah tidak menjamin
keberhasilan akhir dari langkah-langkah tersebut, karena kompleksitas
implementasi dipengaruhi oleh berbagai variabel, baik individu maupun
organisasi.

Kebijakan tidak hanya mengatur norma dan perilaku masyarakat, tetapi


juga kebijakan mengatur distribusi manfaat bagi masyarakat. Salah satu
contohnya adalah kebijakan yang mengatur pengembangan pariwisata.
Misalnya, Pemerintah Kabupaten Jombang melakukan pengembangan
pariwisata melalui kebijakan DISPORABUDPAR yang diatur dalam Peraturan
Bupati Jombang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jombang. Kebijakan
ini untuk mendukung pelaksanaan pengembangan pariwisata di desa
Wonomerto dilakukan melalui promosi pariwisata, pengembangan destinasi
wisata dan kemitraan pariwisata. Berdasarkan kebijakan tersebut, penulis
merumuskan strategi pengembangan wana wisata sumber biru.

2.2. Potensi Wana Wisata Sumber Biru

Wana wisata sumber biru yang terletak di Desa Wonomerto Kecamatan


Wonosalam Kabupaten Jombang ini merupakan wisata alam berupa hutan dan
sungai yang memiliki nilai keindahan dan keasrian yang masih terjaga. Di
wisata sumber biru terdapat kafe terapung yang menyajikan sensasi makan
diatas sungai. Wisata sumber biru ini dulunya merupakan tempat pembuangan
sampah oleh masyarakat sekitar, dan sama sekali tidak memiliki potensi untuk
dijadikan wisata. Namun komunitas pemuda di sekitar tempat tersebut
melakukan pembersihan pada sungai yang dijadikan tempat pembuangan
tersebut karena alasan kesehatan. Namun setelah dibersihkan ternyata tempat
tersebut berpotensi menjadi tempat wisata. Dan akhirnya pemuda-pemuda
tersebut bergotong royong menggali dan mengembangkan potensi tersebut
hingga menjadi tempat wisata dan ramai pengunjung seperti sekarang. Namun,
lambat laun wisata akan menjadi sepi karena pengunjung bosan dengan
10

infrastruktur/spot wisata yang itu-itu saja. Maka dari itu diperlukan inovasi-
inovasi baru untuk membuat destinasi wisata baru , agar wisata tersebut dapat
bersaing dan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi dari masyarakat sekitar
wisata sumber biru.

2.3. Hambatan Pengembangan Wana Wisata Sumber Biru

Melihat potensi yang telah dijelaskan, tentu saja tetap terdapat


permasalahan yang menjadi penghambat berkembangnya wana wisata sumber
biru di Desa Wonomerto yang membuatnya belum berjalan dengan baik.
Adapun hambatan yang terjadi antara lain:

2.3.1. Promosi/Branding

Tidak dapat dipungkiri promosi/branding merupakan hal penting dalam


pemasaran. Begitu juga di bidang pariwisata, dengan adanya branding, dapat
membuat citra daerah meningkat, selain itu branding sangat berdampak pada
bidang pariwisata sehingga dapat menarik pengunjung untuk datang. Tidak
hanya pengunjung branding dapat menarik investor untuk bekerja sama mitra
demi perkembangan satu sama lain. Pada wana wisata sumber biru hal ini
menjadi kendala, dikarenakan kurang terampilnya pengelola wisata dalam hal
promosi dan pengeditan. Hal ini yang membuat mereka jarang melakukan
promosi di media sosial.

2.3.2. Infrastruktur

Infrastruktur merupakan hal penunjang dalam wisata. Infrastruktur yang


dimaksud adalah spot wisata, toilet, tempat duduk, warung, dll. Hal ini menjadi
penting karena infrastruktur sebagai penunjang kenyamanan pengunjung.
Infrastruktur di wana wisata sumber biru terutama pada spot wisata terkesan
sudah lama dan tidak ada revitalisasi. Hal ini tentu dapat membuat pengunjung
bosan dan lama kelamaan akan sepi pengunjung. Maka dari itu inovasi
pengembangan dalam hal spot wisata perlu dilakukan.
11

2.3.3. Kerja Sama Mitra

Kerja sama mitra penting dilakukan untuk memperkuat kemampuan


dalam bersaing dan membangun relevansi yang kuat dengan kedua belah pihak
saling mendukung dalam hal perencanaan, implementasi, dan evaluasi melalui
ikatan kerjasama. Pada wana wisata sumber biru pengelola telah melakukan
kerja sama mitra dengan jawa pos radar jombang dan beberapa akun instagram
untuk bekerja sama dalam hal promosi. Namun hal ini sudah lama tidak
dilakukan lagi, padahal kerja sama perlu terus dilakukan demi pengembangan
wisata sumber biru.

2.4. Solusi atau Strategi Pengembangan Wana Wisata Sumber Biru

Berdasarkan analisis dari hambatan dan permasalahan yang ada, maka


penulis memberikan solusi yaitu membuat strategi pengembangan potensi wana
wisata sumber biru di Desa Wonomerto Kabupaten Jombang. Penulis
menggunakan teori strategi pengembangan dari buku “Pengembangan
Pendidikan Islam Berbasis Modal Sosial” yang ditulis oleh Husen & Sukino
yang menjelaskan bahwa strategi pengembangan merupakan metode atau
strategi yang digunakan oleh perusahaan/organisasi untuk menghadapi atau
mengantisipasi perubahan dengan strategi terencana yang membutuhkan
dukungan semua pihak, baik dari manajer maupun karyawan(Sukino, n.d.).
Berdasarkan pada teori tersebut penulis membuat strategi pengembangan wana
wisata sumber biru dikarenakan untuk menghadapi perubahan yang ada, wana
wisata sumber biru harus mengantisipasi untuk bertahan mengahadapi
perubahan tersebut dengan melakukan inovasi baru agar dapat bertahan dari
perubahan. Jadi intinya wana wisata sumber biru perlu terus dikembangkan
dengan memunculkan inovasi-inovasi baru agar dimasa depan wisata ini tetap
ramai dikunjungi oleh wisatawan. Maka dari itu diperlukan strategi
pengembangan pada wana wisata sumber biru.

Sebelum membuat strategi pengembangan penulis menganalisis


kebijakan yang sejalan dengan pengembangan wisata. Dan penulis
menggunakan kebijakan pemerintah kabupaten Jombang yaitu kebijakan
DISPORABUDPAR sebagai dasar dalam membuat strategi pengembangan
12

wisata yang disesuaikan dengan hambatan yang ada. Kebijakan tersebut diatur
dalam peraturan bupati Jombang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok
dan Fungsi Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Jombang. Kebijakan yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan
pengembangan pariwisata yang ada di Kabupaten Jombang adalah dengan
melakukan promosi pariwisata, pengembangan destinasi pariwisata dan
kemitraan pariwisata. Berikut strategi pengembangan wana wisata sumber biru

2.4.1. Promosi/Branding Pariwisata

Strategi pengembangan wana wisata sumber biru yang pertama adalah


promosi/branding. Penulis beserta tim pengabdian membuat video
promosi/branding pada wana wisata sumber biru. Video promosi/branding kami
buat semenarik dan sekreatif mungkin agar menarik minat pengunjung. Kami
tidak hanya membuat satu melainkan beberapa video dengan konsep yang
berbeda-beda dengan tujuan agar pengunjung dapat melihat banyak hal yang
menarik di wana wisata sumber biru. Video promosi/branding wisata sumber
biru kami uploud di media sosial instagram. Berikut bebeapa contohnya :

Gambar 2.1 Promosi Wisata Sumber Biru Melalui Instagram


13

Gambar diatas merupakan beberapa video promosi/branding yang kami


uploud di reels instagram. Bisa dilihat pada ig : @kknt12_upnvjatim. Kami
memfokuskan pada spot-spot wisata yang ada disumber biru dan
memperlihatkan kelebihan dari sumber biru yaitu perpaduan antara keindahan
alam dengan spot-spot wisatanya yang mendukung keindahan. Dan
promosi/branding ini terbilang sukses karena salah satu video reel ig kami
direpost oleh ig : @jombangmbois. Yang dimana akun ig ini merupakan salah
satu akun ig media Kabupaten Jombang yang cukup terkenal dan memiliki
puluhan ribu pengikut di instagram.

2.4.2. Pengembangan Destinasi Pariwisata

Strategi pengembangan potensi wana wisata sumber biru yang kedua


adalah pengembangan destinasi pariwisata. Mengingat bahwa salah satu
hambatan pengembangan wisata adalah insfrastruktur. Dimana infrastruktur di
wisata sumber biru terkesan sudah lama dan tidak adanya revitalisasi, sehingga
berpotensi akan sepi pengunjung. Maka kami tim pengabdian memberikan
inovasi baru dengan membuat spot wisata yang benar-benar baru. Karena di
sumber biru sebelumnya tidak ada spot wisata yang bersifat menarik bagi
kalangan muda. Spot wisata tersebut adalah gantungan cinta, dimana pada spot
wisata ini pengunjung dapat menggantungkan gantungan cinta yang berupa kaca
akrilik yang dapat ditulis sesuai keinginan pengunjung pada pagar besi
gantungan cinta.gantungan yang berupa kaca akrilik ini dapat dibeli di pos
pemesanan seharga 5 ribu rupiah saja. Kami melakukan peresmian dibukanya
spot wisata baru ini pada tanggal 4 juni 2023 yang dihadiri oleh koordinator dan
pengelola wisata sumber biru serta beberapa perangkat desa.
14

Gambar 2.2 Peresmian Spot Wisata Baru Gantungan Cinta

Spot wisata ini menjadi hal baru dan sangat menarik bagi pengunjung
wisata sumber biru khususnya kalangan muda mudi. Terbukti hanya berkisar
beberapa jam setelah peresmian spot wisata ini sudah banyak gantungan cinta
yang tergantung di spot ini. Diharapkan dengan adanya spot wisata baru ini
dapat menaikkan jumlah pengunjung yang datang serta dapat meningkatkan
pedapatan wisata dari penjualan tiket dan gantungan cinta tersebut.
15

Gambar 2.3 Pemasangan Peta Wisata Sumber Biru

Tidak hanya spot baru, kami juga membuatkan peta wisata sumber biru
dengan tujuan agar pengunjung tahu ada apa saja di wisata sumber biru. Kami
membuatkan peta wisata karena sebelumnya tidak ada peta wisata dan dengan
banyaknya warung serta beberapa spot wisata di sumber biru, membuat kami
berinisiatif untuk membuat peta wisata agar dapat memudahkan pengunjung.

2.4.3. Kemitraan Pariwisata

Strategi pengembangan potensi wana wisata sumber biru yang terkahir


adalah kerja sama mitra. Mengingat salah satu hambatan pengembangan sumber
biru adalah kurangnya kerja sama mitra. Kami tim pengabdian berupaya
mencari mitra untuk dapat bekerja sama dengan kami. Kami berencana untuk
mengadakan event yang digelar di wisata sumber biru. Event tersebut adalah
Pameran Wisata Karya (PATAYA). Pataya ini merupakan pameran yang
memamerkan hasil karya dari adik-adik Sekolah Dasar Wonomerto 1 dan 2.
16

Gambar 2.4 Pelaksanaan Pameran Wisata Karya (PATAYA)

Karya-karya yang dipamerkan berupa ecoprint pada totebag, hiasan dari


botol-botol bekas,gambar kreatif dan mind mapping. Dengan begitu kami tim
pengabdian bekerja sama dengan Sekolah Dasar Wonomerto 1 dan 2 agar adik-
adik Sekolah Dasar Wonomerto 1 dan 2 membuat karya-karya tersebut. Acara
Pataya ini kami adakan pada tanggal 4 juni 2023 bersamaan dengan peresmian
spot wisata gantungan cinta.
17

Gambar 2.5 Foto Bersama Tamu Undangan

Acara Pataya ini bertujuan untuk memperkenalkan hasil karya anak-


anak sekolah dasar di Desa Wonomerto pada pengunjung di wisata sumber biru.
Selain itu Pataya ini mengajak anak-anak sekolah dasar di wonomerto agar mau
datang ke tempat wisata dan mengerti tentang wisata yang ada di tempat tinggal
mereka. Dengan begitu diharapkan untuk kedepannya mereka dapat menjadi
penerus untuk mengembangkan wisata sumber biru ini.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengelola wana


wisata sumber biru yang dulu memiliki semangat dan tekad tinggi dalam upaya
mengembangkan wisata sumber biru yang dulunya merupakan tempat
pembuangan sampah hingga menjadi tempat wisata seperti sekarang ini. Namun
seiring berjalannya waktu sebuah tempat wisata perlu dilakukan pengembangan
agar tidak sepi pengunjung dimasa depan. Namun dalam pengembangan wisata
sumber biru terdapat beberapa hambatan seperti kurangnya promosi/branding,
infrastruktur, dan kerja sama mitra. Melihat hal itu kami tim pengabdian
memberikan solusi berupa strategi pengembangan potensi wana wisata sumber
biru. Karena wisata sumber biru memiliki potensi untuk dikembangkan lagi.

Strategi pengembangan dibuat berdasarkan pada kebijakan pemerintah


kabupaten Jombang yaitu kebijakan DISPORABUDPAR yang di atur dalam
peraturan bupati Jombang Nomor 29 Tahun 2009. Berdasarkan pada kebijakan
tersebut penulis merumuskan dan mengimplementasikan tiga strategi
pengembangan potensi wana wisata sumber biru yang disesuaikan dengan
hambatan yang ada. Strategi pengembangan yang pertama adalah promosi
pariwisata, dengan membuat video promosi wisata sumber biru yang akan
dibagikan pada platform media sosial instagram. Kedua pengembangan
destinasi pariwisata, dengan memberikan ide/inovasi baru dengan membuat spot
baru berupa gantungan cinta dan peta wisata di wisata sumber biru.

Dan yang ketiga adalah kemitraan pariwisata, penulis membuat sebuah


event yaitu Pameran Wisata Karya (PATAYA) yang dimana penulis bekerja
sama/mitra dengan SD Wonomerto 1 dan 2 untuk memamerkan hasil karya dari
anak-anak sd tersebut di PATAYA ini. Dengan diimplementasikan nya strategi
tersebut, diharapkan dapat membawa keuntungan jangka panjang dan wana
wisata sumber biru dapat lebih terkenal, selalu dikunjungi oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara, dan menarik minat mitra untuk bekerja sama dengan
wisata sumber biru.

17
18

3.2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan serta kesimpulan penelitian, maka yang


dapat disarankan oleh penulis adalah :

1. Perlunya komitmen untuk melakukan pengembangan wisata pada


pengenola wisata sumber biru yang sekarang. Sebab apabila pengelola
memiliki komitmen pengembangan maka hambatan pengembangan akan
teratasi. Penulis menyarankan untuk lebih berfokus mencari mitra untuk
saling bekerja sama. Dengan adanya bantuan dari mitra, pengelola dapat
melakukan pelatihan tentang pelatihan editing dan promosi/branding. Serta
mitra dapat membantu memberi ide-ide pengembangan dengan
penambahan spot wisata baru atau infrastruktur lainnya. Sehingga Dengan
begitu hambatan pengembangan wisata sumber biru akan teratasi.
2. Diharapkan dengan pengimplementasian strategi pengembangan potesi
wana wisata sumber biru yang dilakukan oleh kami tim pengabdian, dapat
memberikan dorongan motivasi bagi pengelola wisata maupun masyarakat
sekitar untuk dapat lebih berinovasi dalam upaya pengembangan potensi
wana wisata sumber biru di Desa Wonomerto Kabupaten Jombang ini.
DAFTAR PUSTAKA

Antika, M. (2017). Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Industri


Kecil Dan Menengah Di Desa Sidodadi Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang.
http://repository.uinsu.ac.id/6056/1/Skripsi PDF.pdf

Bangli, K., & Pamularsih, T. R. (2021). Strategi Pengembangan Potensi Wisata Alam di
Desa Abangsongan ,. 5(1), 46–54.

Ca, S. S. (2019). “Analisis Kebijakan Pengembangan Potensi Wisata Daerah Dalam


Kerangka Peningkatan Investasi Daerah.”

Cintia Ayu. (2019). STRATEGI PEMBERDAYAAN BADAN USAHA MILIK DESA


KEMBANG JATI DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA
JATIPRAHU KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK (Perspektif
Ekonomi Islam).

Rifad, M., & Nurwulan, R. R. L. (2021). Pengembangan Potensi Wana Wisata Jati Plus
Perhutani (JPP) 40 Dan Pengaruhnya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Geoarea,
04(02), 32–45.

Sukino, H. &. (n.d.). PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MODAL SOSIAL.

19

Anda mungkin juga menyukai