4 Penghapus Dosa Manusia Di Dunia
4 Penghapus Dosa Manusia Di Dunia
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
ﷺyang telah membawa rahmat bagi seluruh alam.
Para ulama telah menjelaskan bahwa akal memiliki tabiat untuk mendorong manusia kepada
kebaikan, sebagaimana sifatnya malaikat. Sedangkan hawa nafsu, ulama menyebutnya
dengan rafiqus syaithan atau teman dekatnya setan.
Sebab setiap kali hawa nafsu mendorong manusia untuk melakukan kemaksiatan, saat itu pula
setan akan membuka jalan agar kemaksiatan tersebut semakin mudah dilakukan.
Pertarungan kedua rival ini akan terus abadi. Maka barangsiapa yang akalnya menang dari hawa
nafsunya maka ia akan melakukan amal kebaikan dan termasuk orang yang beruntung.
Sebaliknya, jika hawa nafsunya lebih kuat daripada akal, maka ia akan terjerumus dalam
perbuatan dosa dan menjadi orang yang merugi.
Namun demikian, kita juga harus mengakui bahwa manusia memiliki sifat fitrah, yaitu cenderung
melakukan kesalahan dan lupa. Oleh karena itu, kita tidak pernah terlepas dari melakukan
kesalahan dan dosa. Maka dalam khutbah ini, khatib akan memaparkan empat hal yang dengan
izin Allah ﷻakan menjadi penghapus dosa manusia.
Dari ayat tersebut kita bisa renungi bahwa Allah ﷻtidak menyebutkan, “wahai orang-orang
kafir” atau “wahai seluruh manusia”, akan tetapi Allah ﷻmenggunakan kalimat “wahai
orang-orang yang beriman”. Artinya bahwa seorang yang beriman tidak menutup
kemungkinan untuk berbuat khilaf atau bahkan jatuh dalam lubang kemaksiatan.
Taubat bukan hanya bagi mereka yang keluar dari kekufurannya kemudian menuju Allah ﷻ,
akan tetapi taubat terbuka bagi semua hamba-Nya yang masih mengikrarkan diri sebagai
manusia. Bukan hanya bagi orang kafir, musyrik, fasik, dan munafik, taubat adalah milik orang
mukmin juga.
Bagi semua yang ingin melepaskan lumuran lumpur kemaksiatan dalam dirinya, Allah ﷻ
masih senantiasa menerima taubatnya sebelum nyawa sampai di kerongkongan.
Rasulullah ﷺbersabda
َّإنََّّالل َّهََّيَـ ْقبَ َُّلَّتَـ ْوبََّةََّالْ َعْب َِّدَّ َماَّ ََّلَّْيـُغَْر ِغْر
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai ke
tenggorokan.” (HR. At-Tirmidzi:3460)
Di kehidupan dunia ini, hanya ada dua pengharapan yang sangat ingin kita dapatkan, yaitu
ampunan Allah ﷻdan ridha dari-Nya. Ampunan-Nya menjadi sebab kita terbebas dari api
neraka dan ridha-Nya menjadi sebab kita masuk surga. Jika bukan dua hal itu, lantas apalagi
yang kita harapkan dari-Nya?
Seorang Nabi, manusia terbaik pilihan Allah yaitu Nabi Muhammad ﷺ, pada setiap harinya
tidak pernah luput dari beristighfar sebanyak 70 sampai 100 kali. Seorang Nabi yang ma’shum,
yang sudah terjamin bahwa dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah ﷻdari yang telah lalu
maupun yang akan datang.
Beliau tidak pernah sekalipun lupa bahwa beliau juga manusia yang hanya mengharapkan
ampunan dan keridhaan-Nya. Inilah yang menjadi perbedaan antara istighfar dan taubat,
bahwa istighfar adalah meminta ampunan kepada Allah ﷻyang tanpa harus berangkat dari
kesalahan.
Bukan hanya dapat menghapus dosa, termasuk fadhilah atau keutamaan lain dari istighfar
adalah dapat memberikan jalan keluar dari kesulitan dan dapat membuka pintu rezeki. Nabi
bersabda ﷺ
َّ َّ َوَرَزقََّهَُّ ِم َّْن، َّ َوِم َّْنََّّ َُّك َِّّل َّ ِضيقَّ ََّمََْرجا،ار َّ َج َع ََّل َّالل َّهَُّلََّهَُّ ِم َّْنََّّ َُّك َِّّل َّ َهمََّّفَـَرجا
ََّ َم َّْن َّلَ ِزََّم َّ ِال ْستِ ْغ َف
َُّ ثَََّّلَّ ََْيتَ ِس
ب َُّ َحْي
“Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah pasti akan selalu memberikannya
jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan
memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud:1297)
Di antara satu bentuk amal kebaikan adalah shalat. Satu rukun yang wajib ditegakkan oleh
hamba yang beriman. Selain mendapatkan pahala 70 derajat, ternyata shalat mempunyai
fadhilah yang lain yaitu dapat menghapuskan dosa.
Lagi-lagi ini membuktikan bahwa Allah ﷻtidak akan menyia-nyiakan amalan kebaikan hamba-
Nya. Bukan hanya diberikan satu bentuk fadhilah akan tetapi diberikan beberapa fadhilah
dalam satu amal kebaikan. Hal itu pun mencakup semua jenis dan waktu shalat. Baik itu Subuh,
Dhuhur, Ashar, Maghrib, maupun Isya’. Semuanya akan menghapus dosa dari satu shalat ke
shalat selanjutnya.
Nabi bersabda
Kemudian beliau menyebutkan salah satu bentuknya adalah rela dan sabar ketika
mendapatkan musibah. Musibah adalah segala sesuatu yang diderita oleh seseorang dari rasa
keresahan hati, kesedihan, dan cobaan baik dari sisi harta, kehormatan maupun badan atau
bahkan selainnya.
Musibah merupakan salah satu hadiah dari Allah yang datangnya tidak dapat diprediksi, juga
tidak dapat dipilih mana yang ringan untuk dipikul dan mana yang berat. Tetapi perlu diketahui
bahwasannya musibah tidak akan menghampiri di kehidupan seseorang kecuali ia mampu
untuk menghadapinya.
Ada dua kemungkinan seseorang tertimpa musibah, yang pertama adalah bahwa musibah
menghampiri seseorang karena orang tersebut sudah jauh dari koridor jalan Allah ﷻ,
melalaikan perintah-Nya dan mengerjakan larangan-Nya.
Kemudian yang kedua, bahwa musibah adalah sebagai ujian bagi orang yang taat kepada Allah
ﷻ, untuk mengetahui seberapa tawakkalnya ia kepada Allah ﷻ. Rasulullah bersabda
ََّّ َّحّت،صبَّ َّ َو َّلََّ َهمَّ َّ َو َّلََّ َحَزن َّ َو َّلَََّّأَذى َََّّو َّلََّغم ِ َّ يب َّالْمسلِ َّم ِ
َ َ َ َ ْ َ ْ ُ َُّ َما َّيُص
وَّ َّ
ل
َ و َّ ب
َّ ص َن َّ َّ
ن م
الش ْوَك َّةَُّيُ َشا ُكهاَّإِلََّّكفرَّاللهَّهبَاَّ ِم َّْنَّخطَايَاه
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu penyakit, keletihan, kekhawatiran, kesedihan, dan
tidak juga gangguan serta kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan
menghapus dosa-dosanya.” (Muttafaq ‘alaihi)
Dengan catatan bahwa semua bentuk musibah yang menghampiri, jika disambut dengan
kerelaan hati dan ketawakalan penuh kepada Allah ﷻ, maka ia bahkan akan menjadi kobaran
api yang ampuh untuk membakar dosa-dosa kita di dunia.
Namun sebaliknya, jika seseorang menghadapinya dengan penuh kesesakan hati, ketidak
terimaan atau bahkan sampai mencela Allah ﷻ, maka ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali
hanya penyesalan semata.
Maka semoga Allah ﷻmemasukkan kita semua ke dalam golongan yang mendapat ampunan
dan ridha dari-Nya.