Anda di halaman 1dari 12

SUPERVISI PENDIDIKAN DI ERA KEKINIAN

1.1. Pendahuluan
A. Deskripsi singkat

Kualitas pendidikan nasional masih rendah dan jauh ketinggalan dibandingkan


dengan negara-negara lain. Oleh karena itu, pendidikan kita harus terus menerus
diperbaharui. Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dalam mewujud-
kan tujuan pendidikan nasional. Untuk menjadi seorang guru profesional yang melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik yang baik tidaklah mudah. Dari sudut pandang manajemen SDM
guru, guru masih berada dalam pengelolaan yang lebih bersifat birokratis-administratif yang
kurang berlandaskan paradigma pendidikan, dengan demikian guru sangat perlu untuk
disupervisi, untuk mengantar mereka memasuki suasana kerja yang selalu berubah dan
diperbarui.

Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah: bagaimana supervisi pendidikan


terutama guru masa sekarang dan bagaimana kecenderungannya dimasa yang akan datang?
Hasil dari pembahasan tersebut sebagai bahan masukan bagi supervisor dalam rangka
memberikan atau mengadakan perbaikan dikemudian hari, kelak supervisor benar-benar
membantu usaha sekolah secara menyeluruh guna peningkatan mutunya.

Perkembangan supervisi sudah ada pada sebelum abad 18 dan 19. Supervisi modern
adalah supervisi yang memperhatikan antara hubungan personalia sekolah, menghargai dan
menghayati kepribadian, bakat dan kemampuan mereka masing-masing. Penghargaan dan
pengetahuan ini merupakan suatu strategi dalam membina profesi mereka sebagai pendidik,
dilakukan dengan cara komprehensif. Supervisi pada zaman sekarang mempunyai ciri-ciri
dinamis dan demokratis yang merefleksikan vitalitas pemahaman kepemimpinan yang
berbobot: menciptakan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan diantara semua
stake holder, demokratis, dan komprehensif. Kemungkinan supervisi pada masa yang akan
datang bisa di kemukakan dua macam, yang satu meninjau supervisi dari sudut professional
guru (terpusat pada pengembangan profesi pendidik), sedang lain meninjau dari sudut politik
negara (berpusat pada politik Negara).

B. Relevansi

Kata relevansi berasal dari kata relevan, yang mempunyai arti bersangkut paut, yang
ada hubungan, selaras dengan.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia relevansi artinya

1
hubungan, kaitan. Umumnya relevan adalah hal yang memiliki kaitan dan hubungan erat
dengan pokok masalah yang sedang dihadapi. Selain itu relevansi juga memiliki pengertian
yang berkaitan dengan situasi atau kejadian yang terjadi saat ini. Sehingga relevan yaitu
langsung dengan persoalan yang dihadapi, serta keuntungan timbal balik antara keduanya.
Intinya relevan memiliki arti “kecocokan” yang bersangkut paut dengan pokok bahasan atau
materi yang akan di bahas. Ada dua relevansi yang akan dicantumkan yakni relevansi antar
pokok bahasan dan relevansi intern pokok bahasa.

1. Relevansi antar pokok bahasan


a. Relevansi pokok bahasan ini terletak pada objek pembahasan. Utamanya berkaitan
dengan disiplin ilmu yang mempunyai koherensi antara perspektif teoritis dan praktis.
Di antaranya adalah Ilmu Pendidikan Islam, Supervisi Pendidikan, dan Strategi
Pembelajaran.
b. Mata kuliah ini juga berkaitan erat dengan desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan penilaian pembelajaran yang menjadi kawasan Supervisi Pendidikan.
2. Relevansi intern pokok bahasan

Jika dihadapkan secara intern pada pokok bahasan mata kuliah Supervisi Pendidikan,
sub pembahasan ini merupakan landasan bagi mahasiswa untuk menyelami dan menggali
lebih dalam lagi mengenai supervisi pendidikan yang ada di era kekinian.

C. Kompetensi
1. Standar kompetensi

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengawasan pendidikan yang ada di era


kekinian atau modern ini dengan mengacu kepada jurnal-jurnal akademik di bidang
pendidikan.

2. Kompetensi dasar
a) Melalui presentasi dari pemakalah, mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian
supervisi pendidikan dan juga bagaimana supervisi pendidikan yang tepat di era
kekinian.
b) Melalui diskusi kelompok, mahasiswa dapat menunjukkan contoh dari supervisi
pendidikan di era modern ini.
c) Melalui brainstorming, mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang bentuk-bentuk
supervisi pendidikan diera modern ini.

2
d) Dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menganalisis fenomena di
lembaga pendidikan, mahasiswa dapat menampilkan apa saja yang menjadi hambatan
dalam lembaga pendidikan pada saat ini dengan tepat.
e) Setelah melakukan diskusi, mahasiswa mampu mengerjakan tes formatif dengan baik
dan benar.
D. Petunjuk belajar

Agar memudahkan dalam memahami materi supervisi pendidikan di era kekinian,


maka digunakan metode pembelajaran sebagai berikut :

a. Small Group Discussion yaitu proses pembelajaran dengan cara melakukan diskusi
kelompok kecil yang bertujuan agar mahasiswa mampu memiliki keterampilan
memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Belajar mandiri dengan melakukan pencarian refrensi yang sesuai dengan pokok
bahasan melalui berbagai sumber, diantaranya yaitu buku, jurnal ilmiah, dan referensi
lain yang bisa diakses melalui internet.
c. Penugasan terstruktur dengan melakukan analisis fenomena sekitar terkait dengan
materi pokok dan mengerjakan tes formatif.

1.2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata,
yaitu “superior” dan “vision”. Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara
efektif(Purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan proses
untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu
mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. 1
Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam
menjalankan tugas melayani peserta didik.

Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai

1
Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: UGM University Press, 2005

3
tujuan-tujuan pendidikan2. la berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan
pelaksanaan pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran
dan metode - metode mengajar yang baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase
seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain , Supervisi ialah suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Supervisi merupakan pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik
terhadap fisik material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang
berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar , pengawasan
terhadap situasi yang menyebabkannya.

Aktivitas dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran


untuk diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak berhasil
melaksanakan tugasnya baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan tindak lanjut yang
berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan. Fungsi pengawasan atau supervisi dalam
pendidikan bukan hanya sekedar kontrol melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu. Supervisi
dalam pendidikan mengandung pengertian yang luas. Kegiatan supervisi mencakup
penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan
untuk terciptanya situasi belajar-mengajar yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat
itu.

B. Supervisi di era kekinian

Supervisi pada zaman dahulu berbeda dengan zaman sekarang, supervisi zaman
sekarang mempunyai ciri-ciri dinamis dan demokratis yang merefleksikan vitalitas
pemahaman kepemimpinan yang berbobot. Perbandingan supervisi tradisional dengan
supervisi modern3 yaitu supervisi tradisional adalah (1) meginspeksi, (2) terpusat pada guru,
(3) berkunjung dan berdiskusi, (4) perencanaan yang sederhana, Sedangkan supervise modern
ialah (1) pragmatis dan menganalisis, (2) terpusat pada tujuan, materi, teknik, guru, siswa,
dan lingkungan, (3) melaksanakan beraneka ragam fungsi, (4) Perencanaan dan organisasi

2
Saiful Sagala, Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, ( Bandung:Alfabeta, 2009), h. 117
3
Burton, W. H. and Brueckner, L. J. Supervision-A social proses, New york: Appleton-century-croft, Inc, 1978

4
yang jelas dengan tujuan yang khas, (5) memotivasi dan bekerja sama, dan (6) oleh orang
banyak.4

Supervisi modern lebih mengedepankan pendekatan manusiawi dalam melaksanakan


evaluasi program supervisi pendidikan sehingga benar-benar dapat mencapai tujuan supervisi
pendidikan. Tujuannya adalah untuk mendalami kebutuhan guru secara individual, membantu
mereka secara individual pula, mendalami kebutuhan personal lain (staf non guru), meneliti
sistem pengelolaan yang digunakan, dan meneliti sarana dan prasarana sekolah. Dengan
demikian supervisi modern adalah supervisi yang memperhatikan antara hubungan personalia
sekolah, menghargai dan menghayati kepribadian, bakat dan kemampuan mereka masing-
masing. Karakteristik supervisi modern dikatakan sebagai berikut :

Pertama, menciptakan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan diantara


semua anggota staff. Kondisi seperti ini merupakan dasar yang paling utama dalam
melaksanakan supervisi. Karena supervisi merupakan proses yang menyangkut aktivitas-
aktivas individu yang didasari oleh pengenalan dan hubungan yang akrab.

Kedua demokratis, istilah demokratis dikatakan mencerminkan dinamika, dapat


mengerti dan memahami, sensitif, dan memegang peranan kepemimpinan. Supervisi yang
dinamis ialah supervisi yang aktif, kreatif, dan banyak inisiatif dalam melaksanakan
fungsinya. Supervisi seperti ini ikut merencanakan agar proses belajar mengajar memberi
hasil yang baik, membantu menciptakan kondisi belajar yang baik, memonitoring guru-guru
agar tidak sampai berbuat salah, mencari sebab sebuah kesalahan, memberi saran dan
membimbing. Supervisor tidak hanya mencari kesalahan guru, tidak pula hanya memperbaiki
kesalahan guru, tetapi juga berusaha mengadakan preventif agar guru-guru sedikit mungkin
berbuat salah. Untuk mempermudah pelaksanaan tugas, supervisor perlu mengerti atau
memahami kepribadian setiap guru.

Setiap guru dan personalia sekolah memiliki kepribadian yang unik. Jadi Supervisor
harus memahami keunikan setiap individu yang dibinanya. Pemahaman terhadap individu
merupakan strategi bagi supervisor dalam mempengaruhi, mengarahkan dan memotivasi
individu tersebut. Setiap guru membutuhkan teknik pembinaan tersendiri sesuai keunikan
mereka masing-masing. Supervisor juga membutuhkan kesensitivan dalam berkomunikasi
dengan guru dan cepat mengetahui permasalahan apa yang dihadapi oleh guru. Pengetahuan
ini memberikan jalan baginya untuk mengatur strategi lebih lanjut. Supervisor berusaha
4
Neagley, Ross L. and N. Dean Evan, Handbook for effective supervision of instruction, 3rd edition,
EnglewoodnCliffs, NJ: Prentice Hall, 1990

5
mengadakan kerjasama dengan guru-guru dan personalia sekolah lainnya dalam usaha
meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah. Supervisor juga harus berusaha
menciptakan suasana kondusif, sehingga memungkinkan saling memberi dan saling
menerima.

Ketiga adalah komprehensif. Supervisi berlangsung dari taman kanak-kanak sampai


dengan sekolah menengah tingkat atas yang melingkupi beberapa sekolah untuk wilayah
tertentu. Bentuk dan isi supervisi untuk tiap sekolah itu tidak boleh berbeda jauh. Kesamaan
ini dimaksudkan untuk menjamin kontinuitas kurikulum sekolah dari taman kanak-kanak
sampai dengan sekolah menengah tingkat atas. Hal ini akan memudahkan para siswa
mengembangkan diri melalui kurikulum tersebut. Selain komprehensif ditujukan kepada
kurikukulum, juga komprehensif terhadap personalia sekolah mencangkup kepalah sekolah,
guru, para pegawai tata usaha dan para siswa diarahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Pada zaman sekarang ini macam-macam teknologi juga bisa dimanfaatkan dalam
melakukan kegiatan supervisi di antaranya adalah supervisi virtual (internet). Kendala
minimnya yaitu interaksi supervisor dengan guru secara langsung, waktu dan tempat
pelaksanaan supervisi yang selama ini menjadi hambatan, akan mudah teratasi. Model
supervisi berbasis virtual sangat efektif dan efisien, hal ini dikarenakan seorang supervisor
dapat memantau aktivitas guru binaannya tidak harus di sekolah, tanpa batasan waktu, tempat
dan jarak. Model ini dapat lebih memberikan keleluasaan bagi guru untuk menyampaikan
aspirasi/masukan terkait dengan kualitas pembelajaran tanpa harus bertatap muka secara
langsung dengan seorang supervisor. Dengan supervisor berbasis virtual, seorang supervisor
dapat mengontrol beberapa guru yang ada di sekolah berbeda. Kolaborasi antara supervisor
dengan guru lintas sekolah yang berbeda lewat diskusi online diharapkan mampu
menghasilkan banyak kajian dalam peningkatan mutu pembelajaran. Supervisi berbasis
virtual atau internet ini sangat fleksibel untuk dilaksanakan kapan dan di mana saja tanpa ada
batasan waktu, sehingga akan memberikan keleluasaan bagi supervisor dan guru untuk
melakukan sharing informasi.

Teknologi merupakan alat yang memudahkan dalam proses pembelajaran. Menurut


Nasution (1984) teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan penilaian sistem-
sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar manusia 5.
Teknologi pendidikan sebagai cara mengajar yang mengunakan alat-alat modern yang
sebenarnya bukan khusus untuk keperluan pendidikan akan tetapi dimanfaatkan dalam
5
Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 1994

6
pendidikan seperti radio, komputer, dan lain-lainnya. Danim (2010) menjelaskan istilah
teknologi pendidikan (educational technologi) atau teknologi pengajaran (instructional
technologi) secara umum dapat di artikan sebagai penerapan teknologi khususnya, teknologi
komunikasi, untuk kegiatan pengajaran dan pendidikan. Secara umum teknologi pendidikan
di artikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan
dengan tujuan-tujuan pengajaran disamping guru, buku dan papan tulis.6

Menurut Danim (2010) teknologi pendidikan yang relavan bagi pengelolaan


pendidikan pada umumnya dan kegiatan belajar mengajar khususnya. 7 a) Teknologi
pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum baik strategi pengembangan atau
maupun aplikasinya. b) Teknologi pendidikan berperan penuh dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar, meskipun sebenarnya dia tidak dapat menggantikan posisi guru secara
mutlak. c) Teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan belajar menjadi luas, lebih
dari hanya sekedar interaksi guru dan siswa di dalam ruang dan waktu yang terbatas. d)
Aplikasi teknologi pendidikan dapat membuat peranan guru berkurang, meskipun ada
teknologi pendidikan tidak bisa menggantikan guru secara penuh. Menurut Danim (2010)
pola hidup manusia dengan kemajuan teknologi mempunyai hubungan erat, pendidikan
merupakan wadah yang paling menonjol.8 Beberapa media teknologi pendidikan adalah
sebagai berikut: a) Papan Tulis, b) Bulletin Board dan Display, c) Gambar dan Ilustrasi
Fotografi, d) Slide dan Filmstrip, e) Film, f) Rekaman Pendidikan, g) Radio Pendidikan,
h)Televisi Pendidikan , i) Peta dan Globe , j) Buku Pelajaran, k) Over Head Projector, l) Tape
Recorder dan Lcd Projektor, l) Alat Teknologi Pendidikan Lainnya.

C. Tantangan/hambatan

Dalam menggunakan teknologi akan meringankan beban dalam pembelajaran


berlangsung. Karena memang di era digital yang kondisi dimana semua serba instan dan
mudah akan menjadikan pembelajaran lebih asik dan seru jika seorang pendidik paham betul
pada pembelajaran diera digital. Para peserta didik akan lebih berantusias jika seorang
pendidik memiliki suatu hal yang menurutnya menarik dalam pembelajaran. Untuk
meningkatkan skill teknologi digitalnya, para guru juga bisa mengikuti pelatihan digital
learning yang banyak diadakan atau bisa dengan mengadakan seminar dengan tema guru
yang berkualitas dengan pengetahuan IPTEK menuju era 5.0.

6
Danim, S.Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara Direktorat Tenaga Kependidikan, 2010
7
Ibid.
8
Ibid.

7
Tentunya dibalik guru yang berkompetensi, berkualitas dan terampil ini untuk
menyediakan SDM yang membangkitkan dunia Pembelajaran berbasis digital, dengan
melalui program dari organisasi ikatan guru Indonesia (IGI) dalam pelatihan-pelatihan
berbasis ICT, Berharap dengan itu para guru harus bisa internet dan mampu pengoperasikan
apapun bentuk media sosial.. Pada akhirnya Daya kompetitif dalam ekonomi global
bergantung pada pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran juga harus menjadi
media utama dalam memperlakukan teknologi dengan baik dan benar, selain itu orang tua
juga memiliki peran sangat aktif dalam memperlakukan teknologi seperti mengontrol sikap
anak-anaknya dengan baik dan benar. Sehingga dengan demikian terwujudlah solusi untuk
menghadapi tantangan pembelajaran di era digital.

Kondisi ini akan menjadikan peluang atau tantangan tergantung pada kualitas SDM
pendidik. Peluang jika bisa menguasai dan mengaplikasikan media sosial dengan baik dan
benar, serta mampu menyesuaikan pembelajaran dengan era digital. Bahkan bisa menjadi
tantangan jika kesiapan dan kecerdasaan intelektual pendidik masih rendah atau
ketertinggalan dalam dunia IPTEK banyak peserta didik saat ini lebih cerdas dalam dunia
teknologi dari pada gurunya. Kesenjangan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja agar tidak
berakibat fatal dalam proses pembelajaran.

Dalam mengahadapi Era Revolusi Industri 4.0 di bidang pembelajaran saat ini,
motivasi saja tidak cukup dalam mewujudkan cita cita menuju indonesia 5.0, tentu harus ada
wujud konkrit dan usaha yang keras untuk pemerintah indonesia dan kita sebagai pendidik
juga turut andil dalam menyongsong era digitalisasi. Tantangan pasti ada tetapi itu harus
dihadapi dalam setiap transisi inovasi dan teknologi. Kita harus berani,cerdas dan siap jika
tidak maka kita akan tenggelam oleh era digital ini dan menjadikan ketertinggalan yang
merugikan.

D. Latihan

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diminta untuk menganalisis dampak


positif dan juga negatif dari zaman yang semakin digitalisasi dalam lembaga pendidikan di
lingkungan sekitar.

1.3. PENUTUP
A. Rangkuman

8
1. Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
2. Supervisi di era kekinian, adapun Supervisi pada zaman dahulu berbeda dengan zaman
sekarang, supervisi zaman sekarang mempunyai ciri-ciri dinamis dan demokratis yang
pemahaman kepemimpinan lebih berbobot. Adapun karakteristik supervisi modern
adalah
a. Menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik diantara semua anggota.
b. Demokratis, istilah demokratis dikatakan mencerminkan dinamika, dapat mengerti
dan memahami, sensitif, dan memegang peranan kepemimpinan.
c. Komprehensif/ menyeluruh. Supervisi berlangsung dari taman kanak-kanak sampai
dengan sekolah menengah tingkat atas yang melingkupi beberapa sekolah untuk
wilayah tertentu. Selain komprehensif ditujukan kepada kurikukulum, juga
komprehensif terhadap personalia sekolah mencangkup kepalah sekolah, guru, para
pegawai tata usaha dan para siswa diarahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
3. Adapun tantangan/ hambatan adalah lebih meningkatkan pengetahuan IPTEK dalam
ekonomi global bergantung pada pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran
juga harus menjadi media utama dalam memperlakukan teknologi dengan baik dan
benar, selain itu orang tua juga memiliki peran sangat aktif dalam memperlakukan
teknologi seperti mengontrol sikap anak-anaknya dengan baik dan benar. Sehingga
dengan demikian terwujudlah solusi untuk menghadapi tantangan pembelajaran di era
digital.
B. Tes Formatif

Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda (X) pada pilihan A, B, C, dan D

1. Apakah yang dimaksud dengan supervisi pendidikan?


A. Suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai
sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
B. Pembinaan yang dilakukan oleh guru kepada pemimpin sekolah
C. Pembinaan tata usaha terhadap siswa dalam menyelenggarakan kegiatan kegiatan
yang ada di sekolah maupun di luar sekolah.
D. A dan C benar
2. Kepala sekolah yang melakukan supervisi dengan maksud untuk mengawasi kinerja
guru dan menganggap guru sebagai bawahannya adalah bukan seorang supervisor
yang baik karena ....

9
A. perilaku supervisi yang dilakukan kurang manusiawi
B. perilaku supervisi yang dilakukan tidak kooperatif
C. perilaku supervisi yang dilakukan tidak sesuai dengan fakta
D. perilaku supervisi yang dilakukan menyalahi ketentuan
3. Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” yang artinya..
A. Mengabaikan
B. Menghiraukan
C. Mengawasi
D. Membiarkan
4. Berikut karakteristik supervisi modern kecuali..
A. Menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik diantara semua anggota.
B. Demokratis
C. Komprehensif
D. Tidak amanah
5. Mengapa setiap guru maupun kepala sekolah pada zaman era modern seperti ini di
tuntut untuk menguasai Teknologi?
A. Karena Teknologi merupakan alat yang memudahkan dalam proses pembelajaran.
B. Karena teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan penilaian sistem-
sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar
manusia.
C. Sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan
dengan tujuan-tujuan pengajaran disamping guru, buku dan papan tulis.
D. A, b, c benar semua
C. Umpan balik

Setelah selesai mengerjakan tes formatif, mahasiswa diminta untuk menukarkan hasil
pekerjaannya dengan teman sebelahnya agar bisa dikoreksi secara objektif.

D. Tindak lanjut

10
Bagi mahasiswa yang nilainya di bawah ketuntasan minimal, diminta agar
merangkum materi tentang Supervisi Pendidikan Di Era Kekinian. Materi tersebut bias
diperoleh dari beberapa sumber.

E. Kunci jawaban tes formatif


1. A
2. A
3. C
4. D
5. D

F. Daftar Pustaka

Burton, W. H. and Brueckner, L. J. 1978. Supervision- A Social Process. New York:


Appleton-Century-Crofts, Inc.
Departemen Agama RI, 2005.Kepengawasan Pendidikan Jakarta: Dirjen
Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama
Islam pada Sekolah Umum
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. 2009.
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas. Jakarta: Deptemen
Pendidikan Nasional.
Lucio, W. H.,& McNeil, J.D.1969.Supervision:A synthesis of thought and action (2nd
ed.). New York: McGraw-Hill.
Marks, J. R., Stoops, E., & King-Stoops, J.1978. Handbook of educational
supervision: A guide for the practitioner(2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon.
Neagley, Ross L. and N. Dean Evans. 1980. Handbook for effective supervision of
instruction, 3rd Edition. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall,
Ngalim, Purwanto, 1987, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta.
Pengembangan Sumberdaya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful, 2009. Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
Bandung: Alfabeta

11
Sahertian, Piet A., 2008. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional: Layanan dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di Era Otonomi Daerah, Bandung: Alfabeta

12

Anda mungkin juga menyukai