Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TAFSIR DAN HADIST TARBAWI

AYAT DAN HADIST TENTANG METODE MENGAJAR


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir dan
Hadist Tarbawi

Dosen pengampu: Ahmad Shofiyuddin, M. Pd.I

Disusun oleh kelompok 9:

1. Putri Nur Isnaini (230101056)


2. Septia Rahma Azzahra (230101067)
3. ST Qona’atun Nasikhah (230101088)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS NAHDLATUL


ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segenap rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini .Shalawat dan salam, semoga senantiasa curahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad S.A. W. beserta keluarga dan para
sahabatnya yang telah membawa kita kejalan yang penuh kemulyaan. Semoga kita
termasuk orang-orang yang mendapat syafa'at beliau dihari akhir kelak. Aamiin.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas matakuliah Tafsir dan Hadist
Tarbawi yang di bimbing oleh Ahmad Shofiyuddin, M. Pd.I di Universitas
Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro, makalah ini juga bertujuan agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang Ayat dan Hadist tentang metode mengajar, yang
kami sajikan. penyusun berharap segala upaya yang telah dilakukan dicatat serta
mendapatkan keberkahan disisi Allah SWT.

Kami menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.

Bojonegoro,Oktober 2023

Penyusun
Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3.Tujuan Penulisan ........................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
2.1. Definisi dan Tujuan Metode Mengajar ........................................................ 5
2.2.Metode Pengajaran dalam Al-qur’an dan Hadist .......................................... 5
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................. 14
3.1.Kesimpulan ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal


maddah”, bahwa metode jauh lebih penting dibanding materi, karena sebaik
apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan
tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan
mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak..
Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat,
disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat
memuaskan.

Apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat menyampaikan wahyu Allah


kepada para sahabatnya bisa kita teladani, karena Rasul saw. sejak awal sudah
mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para
sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dalam
menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi
dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan
baik. Rasulullah saw. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang,
sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik meterial maupun
spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt. dan
syari’at-Nya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi dan Tujuan Metode Mengajar ?


2. Apa saja Metode Pengajaran dalam Ayat-Ayat alQur’an dan hadist?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Definisi dan Tujuan Metode Mengajar.


2. Untuk Mengetahui Metode pengajaran dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an dan
Hadist
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi dan Tujuan Metode Mengajar

2.1.1. Definisi Metode Mengajar


Metode Mengajar atau bisa di sebut dengan ‫ طرق التدرىس‬adalah suatu
pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan olah seorang
guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian yang
dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa di kelas baik secara individu maupun kelompok.1
2.1.2. Tujuan Metode Mengajar
• Membantu proses pembelajaran agar dapat dilaksanakan dengan baik
.Memudahkan dalam menemukan, menguji, serta menyusun data yang
diperlukan untuk mengembangkan disiplin suatu ilmu.
• Menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi tepat sasaran dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Menghidupkan suasana pembelajaran
yang lebih menyenangkan dan penuh motivasi sehingga siswa lebih
mudah dalam memahami materi.
• Membantu siswa dalam mengembangkan potensi dalam diri sehingga
lebih terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

2.2. Metode Pengajaran dalam Al-qur’an dan Hadist

2.2.1. Metode bi al-hikmah, mau’izah (Ceramah) dan Diskusi


Secara istilah, “al-hikmah” berarti pengetahuan tentang keutamaan
sesuatu melalui keutamaan ilmu atau al-Hakim juga dapat diartikan
kepada argumen yang pasti dan berguna bagi akidah yang meyakinkan.
sedangkan kata “al-Mau‟izah al-Hasanah” secara harfiah ia berarti al-
nushu (nasihat) dan “al-tadhkir bi al-awaqib” (memberi peringatan
yang disertai dengan ancaman), atau peringatan yang disertai dengan
janji ganjaran yang menyenangkan. Kata “al-Mujadalah” merupakan

1
Abu Ahmadi, & Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005)
hal. 52
masdar dari “jadala” yang berarti berdebat. Al-sabuni mengartikan
kepada mau‟izah, yaitu berdebat dengan mengemukakan argumen atau
alasan yang mendukung ide atau pendapat yang dipegangi. Dalam
pembelajaran, “al-mujadalah” dapat diartikan kepada metode diskusi
(Kadar M.Yusuf. 2013 : 116).2
Dalam Q.S An-Nahl ayat 125 terkandung tiga metode pengajaran
yaitu metode bi al-hikmah, mau’izah hasanah (ceramah), dan diskusi.

ُ َ َّ ْ َ َّ ْ َ َ َْ َ ْ ْ ْ َ ٰ ُ ُْ
‫ال ك َم ِة َوال َم ْو ِعظ ِة الح َسن ِة َوج ِادل ُه ْم ِبال ِت ْي ِه َي اح َس ُنُۗ ِان َرَّبك ه َو‬ ِ‫ادع ِالى َس ِب ْي ِل َر ِبك ِب ح‬

ْ َ َ ُ َ َّ َ َ
١٢٥ ‫ا ْعل ُم ِب َم ْن َضل ع ْن َس ِب ْي ِل ٖه َوه َو ا ْعل ُم ِبال ُم ْه َت ِد ْي َن‬

Artinya Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang
mendapat petunjuk.(Q.S. An-Nahl:125).

1. Metode Bi al-hikmah, Mau’izah hasanah


Metode bi al-hikmah, mau’izah hasanah sama dengan Metode
ceramah metode yang paling banyak digunakan oleh pendidik
dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik
Metode ini tergolong metode dasar dan selalu digunakan dari
waktu-kewaktu.3 Metode ini merupakan metode paling umum yang
sudah sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Metode ceramah ini pernah dilakukan oleh Rasulullah ketika turun
wahyu yang memerintahkan untuk dakwah secara terang-terangan,
seperti hadits berikut:

2
AS’AD.(2018). “Metode Mengajar Dalam Al-quran Kajian Surat An-nahl ayat 125” Al-Irsyad:
Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 8, No. 1. Hal. 120
3
Safrudin Nawazir, Rusydi AM2, Charles.(2020). “Metode Pendidikan Dalam Prespektif Al-quran
dan Hadis”. Jurnal penelitian dalam ilmu pendidikan Indonesia. Vol. 1. No. 2. Hal. 450.
َ ،َ‫ط ْل َحة‬
‫ع ْن‬ َ ‫سى بْن‬
َ ‫ع ْن ُم ْو‬ َ ،‫ َحدَ َثنَا َج ِرير‬،َ‫ قَال‬،‫ب‬
َ ‫ع ْن‬ َ ‫َحدَ ثَنَا قُت َ ْيبَة بن‬
ِ ‫سعِيد َو ُز َهيْر بن َح ْر‬
125(125: ‫ع ِشي َْر لَكَ ْاْل َ ْق َربِينَ " ) الشعراء‬ َ ‫ت َه ِذ ِه اآليَةَ " وأ ْنذِر‬ ْ َ‫ لَتَانُزَ ل‬،َ‫أَبِ ْي ه َُري َْرة قَال‬
َ ‫سلَم‬
‫"يَابَنِي َكعَبْ ب لؤي‬،َ‫ فَعَم وخص فَقَال‬،‫ فَا ْجت َ َمعُ ْوا‬،‫فر ْي ِسيَا‬ َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ‫صلَى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ّللا‬ِ َ ‫س ْو ُل‬
ُ ‫ار‬ َ ‫ع‬
َ َ ‫د‬،
ِ َ‫ ا ْن ِقذُوا أ َ ْنفُ ِس ُك ْم مِ نَ الن‬،‫ب‬
‫ ا ْن ِقذُوا‬،ً‫ار يَا فَاطِ َمة‬ ِ َ‫أل ِقدُّوا أنفُ ِس ُكم مِ ن الن‬
ٍ ‫ار يَابَنِي ُم َرة ِمن َك ْع‬
‫ ألقَدُوا أ َ ْنفُ ِس ُك ْم‬،‫طلب‬ َ ‫ع ْبدُ ال ُم‬ ِ َ‫ ا ْن ِقذُوا أ َ ْنفُ ِس ُك ْم مِ نَ الن‬،‫يابني هاشم‬. ‫ار‬
َ ‫ َيا َبنِي‬. ،‫ار‬ ِ َ‫أ َ ْنفُ ِس ُك ْم مِ نَ الن‬
َ ‫غي َْر أ َ َن َل ُك ْم َرحِ ًما‬
‫سا‬ َ ‫ فإني ال أملك َل ُك ْم مِ نَ هللا‬،‫ار‬
َ ‫ش ْيئًا‬ ِ َ‫ار َيا فَاطِ َمةً أنفُسِك مِ نَ الن‬ِ َ‫مِ نَ الن‬
‫ رواه مسلم‬. ‫بَ ْل َها بِبَ َل ِل َها‬

Artinya : Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa'id dan Zuhair


ibn Harb, berkata, "Menceritakan kepada kami Jarir, dari Abdul
Malik ibn 'Umair, dari Musa ibn Thalhah, dari Abu Hurairah, ia
berkata, "Tatkala diturunkan ayat ini: "Dan peringatkanlah para
kerabatmu yang terdekat(Q.S. Al-Syu'ara: 125), maka Rasulullah
SAW memanggil orang-orang Quraisy. Setelah mereka berkumpul,
Rasulullah SAW berbicara secara umum dan khusus. Beliau
bersabda, "Wahai Bani Ka'ab ibn Luaiy, selamatkanlah diri kalian
dari neraka! Wahai Bani Abdi Syams, selamatkanlah diri kalian
dari neraka! Wahai Bani Abdi Manaf, selamatkanlah diri kalian
dari neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari
neraka!, wahai Fatimah, selamatkanlah dirimu dari neraka! Karena
aku tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan Allah terhadap kalian.
Aku hanya punya hubungan kekeluargaan dengan kalian yang akan
aku sambung dengan sungguh-sungguh". (H.R. Muslim)

2. Metode Diskusi
Metode diskusi yaitu cara penyampaian bahan pelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan,
menganalisa guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau menyusun berbagai alternative pemecahan masalah. Metode
diskusi/tanya jawab dilakukan oleh sahabat kepada Rasulullah
seperti hadist berikut:

‫اس بِ ُحس ِْن الصُّحْ بَ ِة ؟ قال أ ُ ُّمكَ ث ُ َم‬


ِ َ‫س ْو ُل هللا َم ْن أ َ َح ُّق الن‬ َ َ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ قَا َل قَا َل َر ُجل ي‬
ُ ‫ار‬ َ
‫أ ُ ُّمكَ ث ُ َم أ ُ ُّمكَ ث ُ َم أَبُوكَ ث ُ َم أَدْنَاكَ أذناك رواه مسلم‬
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a Berkata: ada seorang laki-laki
bertanya kepada Rasul. Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling
berhak saya hormati? Beliau menjawab: "Ibumu, kemudian ibumu,
kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat
dan yang lebih dekat dengan kamu (HR. Muslim).
2.2.2. Metode Amstal(Perumpamaan) dan Cerita(Kisah)
a) Metode Perumpamaan
Metode perumpamaan adalah penuturan secara lisan oleh pengajar
terhadap peserta didik yang cara penyampainnya menggunakan
perumpamaan. Secara harfiah “amtsal” berarti perumpamaan,
serupa, sama atau seperti. Dalam bahasa Arab, kata ini selalu
digunakan untuk menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain,
Al-Qur‟an sebagai kitab suci.4 Dari Ayat-ayat di bawah ini terdapat
metode yang dapat dipakai dalam pendidikan yaitu metode
perumpamaan dan metode cerita (kisah). Dalam menyampaikan
pesan-pesan ilahi, menggunakan amtsal seperti yang tertulis dalam
firman Allah SWT dalam QS An-Nahl ayat : 75-76
ُ ْ َ ً َ ً ْ َّ ُ ٰ ْ َ َ ٰ َ ْ َّ ً ُ ْ َّ ً َ ً َ ُ ‫َ َ َ ه‬
‫اّٰلل َمثلا ع ْبدا َّمل ْوكا لا َيق ِد ُر على ش ْي ٍء َّو َم ْن َّرزقنه ِمنا ِرزقا ح َسنا ف ُه َو ُين ِفق‬ ‫۞ ضرب‬

ًَ ُ‫َ َ َ ه‬ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ ‫ْ ُ ًّ َّ َ ْ ً َ ْ َ ْ َ ٗ َ َ ْ َ ْ ُ ه‬
‫اّٰلل َمثلا‬ ‫ وض َرب‬٧٥ ‫ُۗبل اكث ُره ْم لا َيعل ُم ْون‬
‫ّٰلل‬
ِ ِ ‫ِمنه ِسرا وجهراُۗ هل يستونۚ الحمد‬

ْ َ
ُّ َ َ َ ُ ٰ ٰ َ ٌّ َ ُ َ ٰ َ ْ َ َ َ َ ُ ُ ََ َ ُ
‫َّرجل ْي ِن احدهمآ ا ْبك ُم لا َيق ِد ُر على ش ْي ٍء َّوه َو كل على َم ْولىهُۗ ا ْينما ُي َو ِج ْهه لا َيأ ِت‬

َ ٰ َ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َّ ْ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ
٧٦ ࣖ ‫اط ُّم ْست ِق ْي ٍم‬
ٍ ‫ر‬َ ‫ص‬ ُ
ِ ‫ِبخي ٍرۖهل يست ِوي هوَۙ ومن يأمر ِبالعد ِل وهو ع‬
‫ى‬‫ل‬

Artinya: Allah membuat perumpamaan seorang hamba sahaya di


bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu,
dengan seorang yang Kami anugerahi rezeki yang baik dari Kami.
Lalu, dia menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-
sembunyi dan secara terang-terangan. Apakah mereka itu sama?

4
AS’AD.(2018). “Metode Mengajar Dalam Al-quran Kajian Surat An-nahl ayat 125” Al-Irsyad:
Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 8, No. 1. Hal. 121
Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Allah (juga) membuat perumpamaan dua orang laki-laki, yang
seorang bisu tidak dapat berbuat sesuatu sehingga dia menjadi
beban penanggungnya. Ke mana saja disuruh (oleh penanggungnya
itu), dia sama sekali tidak dapat mendatangkan suatu kebaikan.
Apakah sama orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat adil
dan dia berada di jalan yang lurus?(Q.S.An-nahl:75-76).
Metode perumpamaan juga tertera dalam firman Allah SWT
Q.S.Ibrahim ayat 24-27:
ُ َ ٌ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ً َ ً َ ًَ ُ ‫ََ ْ ََ َ ْ َ َ َ َ ه‬
‫اّٰلل َمثلا ك ِل َمة ط ِي َبة كشج َرةٍ ط ِي َب ٍة اصل َها ث ِابت َّوف ْرع َها ِفى‬ ‫الم تر كيف ضرب‬

َّ َ َ َّ َ َ ْ َ ْ ُ ‫ْ َ َ َ َ ْ ُ ه‬ ْ ‫ ُت ْؤت ْي ُا ُك َل َها ُكَّل ح‬٢٤ ‫الس َماۤء‬


‫اس لعل ُه ْم‬ ِ ‫لن‬ ‫ل‬
ِ ‫ال‬ ‫ث‬‫م‬‫ا‬‫ال‬ ‫اّٰلل‬ ‫ب‬ ‫ر‬ِ ‫ض‬ ‫ي‬‫و‬ ُۗ
‫ا‬ ‫ه‬‫ب‬ ‫ر‬ ‫ن‬‫ذ‬ ‫ا‬ ‫ۢب‬
ِ ِ ِِ ٍ ِ ‫ن‬ ‫ي‬ ٓ ِ َِۙ
َّ

َ َْ َ ْ َُّ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َُ َ َّ َ َ
‫ َو َمثل ك ِل َم ٍة خ ِب ْيث ٍة كشج َرةٍ خ ِب ْيث ِة اجتثت ِم ْن ف ْو ِق الا ْر ِض َما ل َها‬٢٥ ‫َيتذك ُر ْون‬

َ
ٰ ْ َ َ ْ ُّ ٰ َْ َّ ْ َ ْ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ ُ ‫ُ َ ُ ه‬ َ ْ
ِ ‫ يث ِبت اّٰلل ال ِذين امنوا ِبالقو ِل الث ِاب ِت ِفى الحي‬٢٦ ‫ِمن ق َر ٍار‬
ۚ ِ‫وة الدنيا و ِفى الا ِخرة‬

ََ ُ ‫الظلم ْي َنُۗ َو َي ْف َع ُل ه‬
٢٧ ࣖ ‫اّٰلل َما يشا ُۤء‬ ‫َ ُ ُّ ه ُ ه‬
‫وي ِضل اّٰلل‬
ِِ

Artinya: Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Allah telah


membuat perumpamaan kalimah ṭayyibah? (Perumpamaannya)
seperti pohon yang baik, akarnya kuat, cabangnya (menjulang) ke
langit, dan menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan untuk manusia agar
mereka mengambil pelajaran. (Adapun) perumpamaan kalimah
khabīṡah seperti pohon yang buruk, akar-akarnya telah dicabut dari
permukaan bumi, (dan) tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. Allah
meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Allah menyesatkan orang-
orang yang zalim, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.(Q.S.
Ibrahim:24-27)
b) Metode Cerita(kisah)
Metode cerita(kisah) seorang pengajar dapat mengajarkan kepada
muridnya dengan cara menceritakan kisah yang terdapat pada ayat-
ayat al-quran,seperti yang tertera dalam Q.S. Al-A’raf Ayat 176-
177 dan Q.S. Yusuf Ayat 03 dan 101.
Q.S. Al-A’raf Ayat 176-177:
ْ ْ َ ْ َ َ ٗ ُ َ َ ُ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َ ٗ َّ ٰ ُ ٰ ْ َ َ َْ َ
‫َول ْو ِشئنا ل َرفعنه ِب َها َول ِكن ٓه اخلد ِالى الا ْر ِض َوات َب َع ه ٰوىهۚ ف َمثله ك َمث ِل الكل ِبۚ ِان‬

ُ ْ َ َ ٰ ٰ ْ ُ ََّ َ ْ َّ ْ َ ْ ُ َ َ َ ٰ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ
‫تح ِمل عليهِ يلهث او تتركه يلهثُۗ ذ ِلك مثل القو ِم ال ِذين كذبوا ِباي ِتناۚ فاقص ِص‬

ُ َ َُْ َ ٰ ََّ َ ْ َّ َ ْ ً َ َ َّ َ َ َّ َ َ َ َ َ ْ
‫ َسا َۤء َمثلا الق ْو ُم ال ِذين كذ ُب ْوا ِبا ٰي ِتنا َوانف َس ُه ْم كان ْوا‬١٧٦ ‫القصص لعل ُه ْم َيتفك ُر ْون‬
ۨ
َ ْ
١٧٧ ‫َيظ ِل ُم ْون‬

Artinya: Seandainya Kami menghendaki, niscaya Kami tinggikan


(derajat)-nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung pada
dunia dan mengikuti hawa nafsunya. Maka, perumpamaannya
seperti anjing. Jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya
dan jika kamu membiarkannya, dia menjulurkan lidahnya (juga).
Demikian itu adalah perumpamaan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Maka, ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka
berpikir. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Mereka hanya menzalimi diri mereka sendiri.(Q.S.
Al-A’raf:176-177).
Didalam dua ayat diatas memberikan perempumaan terdapat kisah
seseorang yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah di
milikinya. Seperti Qorun yang tamak akan harta yang dimilikinya,
sehingga dengan ketamakannya itu, Allah menengglamkannya
bersama hartanya tersebut.
Dan perempumaan tentang siapapun yang sedemikian dalam
pengetahuannya sampai-sampai pengetahuan itu melekat pada
dirinya, seperti melekatnya kulit pada daging. Namun ia menguliti
dirinya sendiri dengan melepaskan tuntutan pengetahuannya. Ia di
ibaratkan seekor anjing yang terengah-engah sambil menjulurkan
lidahnya sepanjang hidupnya. Hal ini sama seperti seseorang yang
memiliki ilmu pengetahuan tetapi ia terjerumus karena mengikuti
hawa nafsunya. Ia tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya
dengan ilmu yang ia milik.5
Q.S. Yusuf Ayat 03:

ْ َْ َ َ ٰ َ ْ َُّ ََّ َّ ْ َ ْ َ ْ َ ٰ ٰ َّ َ َ َ ْ َّ ُ ‫َّ ََّ ُ ُ ه‬


‫ام ثم استوى على العر ِش‬
ٍ ‫ِان ربكم اّٰلل ال ِذي خلق السمو ِت والارض ِفي ِست ِة اي‬

َ َّ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ ُ
ُ ‫ن َب ْعد ا ْذن ٖهُۗ ٰذلك ُم ه‬ْ َّ َ ْ َ َْْ َ
٣ ‫اّٰلل َر ُّبك ْم فاع ُبد ْو ُهُۗ افلا تذك ُر ْون‬ ِ ِ ِ ِ ۢ ‫ُيد ِب ُر الام َرُۗ ما ِمن ش ِف ْي ٍع ِالا ِم‬

Artinya: Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan


langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di
atas ʻArasy (seraya) mengatur segala urusan. Tidak ada seorang
pun pemberi syafaat, kecuali setelah (mendapat) izin-Nya. Itulah
Allah, Tuhanmu. Maka, sembahlah Dia! Apakah kamu tidak
mengambil pelajaran?(Q.S. Yusuf:03).
Q.S. Yusuf ayat 101:
َ ُ ْ َّ َ َ ُ ُّ ُ ْٰ ُْ َ َْ َّ ‫ُقل ْان ُظ ُر ْوا َم َاذا فى‬
١٠١ ‫ُۗو َما تغ ِنى الا ٰيت َوالنذ ُر ع ْن ق ْو ٍم لا ُيؤ ِمن ْون‬
‫الس ٰم ٰو ِت َوالا ْر ِض‬ ِ ِ

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Perhatikanlah apa saja


yang ada di langit dan di bumi!” Tidaklah berguna tanda-tanda
(kebesaran Allah) dan peringatan-peringatan itu (untuk
menghindarkan azab Allah) dari kaum yang tidak
beriman.(Q.S.Yusuf:101).
Adapun hadis yang menjelaskan metode perumpamaan dan
cerita(kisah):

‫سلَم قَا َل بَ ْينَا َر ُجل يَ ْمشِي‬ َ ُ‫صلَى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ع ْنهُ أ َ َن َر‬
َ ‫سو َل هللا‬ َ ‫ي‬
َ ُ‫ّللا‬ ِ ‫ع ْن أَ ِبي ه َُري َْرة َ َر‬
َ ‫ض‬ َ
‫فشرب مِ ْن َها ث ُ َم خرج فإذا وهو بكلب يلهث يأك ُل التَرى‬
َ ‫س فَنَزَ َل ِبئْ ًرا‬ َ ‫علَ ْي ِه ْال َع‬
ُ ‫ط‬ َ َ‫فَ ْشتَد‬

5
Abdul Haris Pito.(2019). “Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an”. Andragogi Jurnal Diklat
Teknis. Vol. VII. No. 1. Hal 125.
‫من العطش فقال لقد بلغ هذا مثل الَذِي بَلَغ بي فَ َمل ُحقَهُ ث ُ َم أمسكه بقيه ثم رقي فسفى الكتب‬
ْ ‫فشكر هللا له فغفر له قالوا يارسول هللا وإن لنا في البهائم أجْ ًرا قَا َل فِي ُك ِل َكبِ ِد َر‬
‫طبَ ٍة أجْ ُر‬
‫رواه البخاري‬

Artinya: Dari Abu Hurairah ra, Ia berkata sesungguhnya


Rasulullah SAW bersabda: "Ketika seorang laki-laki sedang
berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali kemudian ia
menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian
ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-
julurkan lidahnya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu
berkata: anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk
kesumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air). kemudian ia
(haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum anjing
itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni, sahabat
bertanya wahai Rasulullah: adakah kita mendapat pahala karena
kita menolong hewan? Nabi SAW menjawab: disetiap yang
mempunyai limpa basah ada pahalanya". (HR. Imam Bukhori)
2.2.3. Metode Qudwah (Keteladanan)
Keteladanan dalam proses pendidikan dan pembelajaran tentu saja
pendidik sekaligus sebagai guru, berkewajiban untuk selalu
menunjukkan sikap dan perilaku yang baik untuk dicontoh dan
diteladani oleh para peserta didiknya. Sikap dan perilaku inilah yang
merupakan salah satu kompetensi pendidik dari seluruh kompetensi
yang harus dimilikinya. Ayat di bawah mengandung metode
keteladanan.Q.S. Al-Maidah ayat 67:
َّ َ َّ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ُ ْ ُ َّ َ ُّ َ ٰٓ
‫اّٰلل‬ َ ‫ُۗواِ ْن ل ْم َت ْف َع ْل َف َما َبَّل ْغ َت ر ٰس َل َت ٗه‬
ُ ‫ُۗو ه‬ َ ‫ك‬ ‫۞ يايها الرسول ب ِلغ مآ ان ِزل ِاليك ِمن ر ِب‬
ِ

ٰ ْ َْ َ َ ‫َّ ه‬ َّ َ َ ُ ْ َ
٦٧ ‫اّٰلل لا َي ْه ِدى الق ْو َم الك ِف ِر ْي َن‬ ‫اسُۗ ِان‬
ِ ‫يع ِصمك ِمن الن‬

Artinya: Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu


kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu),
berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga
engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada kaum yang kafir. Maksudnya, tidak seorang pun yang
dapat membunuh Nabi Muhammad saw.(Q.S. Al-Maidah:67)
Rasulullah SAW dalam membina dan mendidik sahabat-sahabatnya
menggunakan metode qudwah mubasyarah (contoh langsung) dalam
banyak kesempatan. Bahkan tidak sungkan-sungkan, apabila terdapat
kesalahan dalam peniruan, beliau langsung menegur yang bersangkutan
dan membetulkannya.6 Adapun hadist yang menjelaskan tentang
metode keteladanan:
‫ع ْن عمرو بن مثلي ِْم‬ ُّ ‫ّللا ب ِْن‬
َ ‫الزبَي ِْر‬ ِ َ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫عامِ ٍر بْن‬ َ ‫ف قَا َل أ َ ْخبَ َرنَا َمالِك‬
َ ‫ع ْن‬ ُ ‫ّللا ْب ُن يُو‬
َ ‫س‬ َ ‫َحدَثَنَا‬
ِ َ ُ‫ع ْبد‬
‫صلِي َوه َُو َحامِ ل‬َ ُ‫س َل َم َكانَ ي‬ َ ُ‫ص َلى هللا‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ ُ ‫ع ْن أبي قتادة اْلنصاري أن َر‬
َ ‫سو َل هللا‬ َ ‫الز َرقِي‬ ُّ
‫ع ْب ِد‬ ِ ‫سلَ َم َو ِْل َ ِبي ْال َع‬
َ ‫اص ب ِْن َربي َعةَ ب ِْن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫صلَى‬
َ ُ‫ّللا‬ ِ َ ‫سو ِل‬
َ ‫ّللا‬ ِ ‫أ ُ َما َمةَ بنت زينب بن‬
ُ ‫ت َر‬
‫ام َح َملَ َها‬
َ َ‫ضعَ َها َوإِذَا ق‬ َ ‫ش َْم ٍس فَإِذَا‬
َ ‫س َجدَ َو‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf berkata,


telah mengabarkan kepada kami Malik dari Amir bin Abdullah bin Al
Zubair dari Amru bin Sulaim Al Zuraqi dari Abu Qatadah Al Ansari,
bahwa Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam pernah salat dengan
menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam. Dan menurut riwayat Abu Al Ash bin Rabi'ah bin Abdu
Syamsi, ia menyebutkan, Jika sujud beliau letakkan anak itu dan bila
berdiri beliau gendong lagi."

6
Abdul Haris Pito.(2019). “Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an”. Andragogi Jurnal Diklat
Teknis. Vol. VII. No. 1. Hal 127
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rasulullah sejak awal sudah mencontohkan dan melakukan metode
pendidikan yang tepat kepada para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang
beliau lakukan sangat akurat dan tepat dalam menyampaikan ajaran islam.
Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan hadits serta pembahasan diatas maka dapat
dikemukakan beberapa metode sebagai berikut :

1. Metode bi al-hikmah, mau’izah hasanah sama dengan Metode ceramah


metode yang paling banyak digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik Metode ini
tergolong metode dasar dan selalu digunakan dari waktu-kewaktu.
2. Metode diskusi atau bisa di sebut juga metode tanya jawab yaitu cara
penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membicarakan, menganalisa guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative
pemecahan masalah, metode ini sering di gunakan di dalam perkuliahan.
3. Metode perumpamaan adalah penuturan secara lisan oleh pengajar
terhadap peserta didik yang cara penyampainnya menggunakan
perumpamaan.
4. Metode cerita(kisah)
Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak
didik.
5. Metode keteladanan
Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan yang digunakan
seorang guru, baik itu dalam proses pembelajaran maupun di luar
pembelajaran dengan cara memberi contoh-contoh yang baik kepada
siswa, khususnya dalam pembinaan akhlak
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, & Joko Tri Prasetyo.(2005). Strategi Belajar Mengajar.Bandung:


Pustaka Setia, Hal.52

AS’AD.(2018). “Metode Mengajar Dalam Al-quran Kajian Surat An-nahl ayat


125”. Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 8, No. 1. Hal.121

Safrudin Nawazir, Rusydi AM2, Charles.(2020). “Metode Pendidikan Dalam


Prespektif Al-quran dan Hadis”. Jurnal penelitian dalam ilmu pendidikan
Indonesia. Vol. 1. No. 2. Hal. 450.

Abdul Haris Pito.(2019). “Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an”. Andragogi


Jurnal Diklat Teknis. Vol. VII. No. 1. Hal 125.

Syahrin Pasaribu.(2018). “Hadis-Hadis Tentang Metode Pendidikan”. Al-


fatih:Jurnal Pendidikan dan Keislaman. Vol .1. No. 2.

Anda mungkin juga menyukai