Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK MODAL SOSIAL MASYARAKAT DI DESA PAJARAN

KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG


Baiq Maulida Riska Farisa, Gunawan Prayitno, Dian Dinanti
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
e-mail: baiqmaulida@gmail.com

ABSTRAK

Provinsi Jawa Timur masih harus mengejar ketertinggalan dalam hal infrastruktur desa-desanya (Data Sattistik
Potensi Desa Indonesia, 2014). Guna mengatasi ketertinggalan tersebut pemerintah menyediakan dana
bantuan melalui program ADD (Alokasi Dana Desa). Salah satu prinsip untuk mengelola ADD ialah partisipasi
masyarakat. Desa Pajaran termasuk pada kelompok desa yang menjadi prioritas ADD. RPJM Desa Pajaran
Tahun 2014-2019 menyebutkan bahwa program prioritas Desa Pajaran ialah perbaikan dan pembangunan
infrastruktur, dan program tersebut didanai oleh ADD. Kesuksesan pembangunan infrastruktur membutuhkan
partisipasi serta modal sosial yang baik dari masyarakat (Putnam dalam Hasbullah, 2006). Modal sosial penting
diketahui untuk mendukung partisipasi masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang menyusun modal sosial di Desa Pajaran. Populasi pada penelitian ini menggunakan seluruh Kepala
Keluarga (KK) dengan sampel sebanya 320 KK. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis faktor
pembentuk modal sosial dengan teknik analisis CFA (Confirmatory Factor Analysis). Faktor pembentuk modal
sosial di Desa Pajaran terbagi menjadi 3 yaitu kepercayaan, jaringan sosial, dan norma sosial. Kepercayaan
dibentuk oleh 6 faktor yaitu (1) percaya pada tetangga, (2) percaya pada sesama etnis, (3) percaya pada
pemerintah, (4) percaya pada tokoh masyarakat, (5) percaya pada tokoh agama dan (6) komunikasi dan
informasi. Jaringan sosial dibentuk oleh 2 faktor yaitu (1) kerjasama dan (2) kehadiran dan keaktifan
memberisaran dalam setiap pertemuan. Norma sosial dibentuk oleh 2 faktor yaitu (1) nilai budaya dan (2)
kesediaan membantu dalam pembangunan infrastruktur.

Kata Kunci : Modal-Sosial, Faktor-Pembentuk-Modal-Sosial, CFA

ABSTRACT

Village infrastructure in East Java Province still has to catch up (Satistik Data Potensi Desa Indonesia, 2014). In
order to overcome this lag, the government provided aid funds through the ADD (Village Fund Allocation)
program. One of the principles for managing ADD is community participation. Pajaran Village is included in the
village group as a priority for ADD. The Village Teaching RPJM 2014-2019 states that the Pajaran Village priority
program is the improvement and construct the infrastructure, and the program is funded by ADD. The success
of infrastructure development requires participation and good social capital from the community (Putnam in
Hasbullah, 2006). Social capital is important to know, to support community participation. The purpose of the
study was to find out the factors that make up social capital in the Pajaran Village. The population in this study
used all family heads (KK) with a sample of 320 families. The analysis used in this study is the analysis of the
factors forming social capital with the CFA analysis technique (Confirmatory Factor Analysis). Factors forming
social capital in Pajaran Village are divided into 3, namely trust, social networks, and social norms. Trust is
formed by 6 factors, namely (1) trusting neighbors, (2) trusting others, (3) trusting the government, (4) trusting
community leaders, (5) trusting religious leaders and (6) communication and information . Social networks are
formed by 2 factors, namely (1) collaboration and (2) the presence and activeness of the range in each meeting.
Social norms are formed by 2 factors, namely (1) cultural values and (2) willingness to assist in infrastructure
development.

Keywords: Social-Capital, Factors-Forming-Social-Capital, CFA

bahwa infrastruktur sangat penting untuk


PENDAHULUAN mencapai kesejahteraan dan untuk meningkatan
Kota ataupun desa membutuhkan taraf kehidupan. Provinsi Jawa Timur masih
infrastruktur yang menunjang untuk harus mengejar ketertinggalan infrastruktur
keberlangsungan hidup dan keberlanjutan desa-desanya. Guna mengatasi ketertinggalan
ekonominya (Haris, 2009), ini menggambarkan tersebut pemerintah pusat ataupun pemerintah

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019 71
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK MODAL SOSIAL MASYARAKAT DI DESA PAJARAN KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

daerah telah membuat program ADD (Alokasi Penelitian kuantitaif ini dikelompokkan menjadi
Dana Desa). ADD merupakan program bantuan 2 jenis yaitu (1) penelitian deskriptif dan (2)
pemerintah yang berbasis pada partisipasi penelitian lapangan.
masyarakat. Partisipasi masyarakat memiliki
Variabel Penelitian
keterkaitan erat dengan modal sosial, hal ini
diperkuat dalam pendapat Putnam (1993) yang Variabel penelitian ialah segala hal yang
menyebutkan bahwa untuk mencapai ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian dicari
kesuksesan pada suatu program pembangunan informasinya untuk mencapai tujuan dari
dibutuhkan partisipasi serta modal sosial yang penelitian (Gulo, 2002). Berikut merupakan tabel
baik dari masyarakat. Maulana (2009) mengenai variabel penelitian.
menyebutkan bahwa pada modal sosial terdapat Tabel 1. Variabel Penelitian
upaya untuk mensinergikan antara program Variabel Indikator
dengan modal sosial, yang mana akan Kepercayaan 1. Percaya pada tetangga (1) (2)
memberikan suatu pencapaian lebih baik dan (4) 2. Percaya pada sesama etnis (2)
maksimal. Semakin baik modal sosial yang 3. Percaya pada etnis lain (1) (2)
dimiliki oleh masyarakat maka akan semakin 4. Percaya pada pemerintah (1) (2)
tinggi partisipasi masyarakat setempat. Kajian 5. Percaya pada tokoh agama (2)
modal sosial dapat menjadi acuan untuk 6. Komunikasi dan informasi (3)
mengetahui bagaimana kepercayaan, jaringan, Jaringan 1. Kerjasama (3)
serta norma yang ada pada masyarakat, Sosial (4) 2. Partisipasi dalam kegiatan
sehingga pemerintah setempat dapat melakukan keagamaan (1)
pendekatan kepada masyarakat melalui unsur- 3. Partisipasi dalam kegiatan
unsur modal sosial yang paling berpengaruh kemasyarakatan (1)
4. Kehadiran dan memberi saran
dalam kehidupan masyarakat. Maka dari itu
dalam pertemuan warga (1) (2)
penting untuk mengetahui modal sosial beserta
Norma (4) 1. Norma (3)
faktor yang membentuknya guna mendukung 2. Nilai budaya (3)
kesuksekan program ADD dan pembangunan 3. Kesiapan membantu (3)
infrastruktur yang didanai oleh ADD. *(1) (Narayan & Cassidy, March 2001), (2) (Grootaert,
Desa Pajaran adalah salah satu desa yang Narayan, Jones, & Woolcock, 2003), (3) (Maulana,
berada di Kecamatan Poncokusumo dan 2009), (4) (Putnam, 1993)
termasuk dalam desa prioritas ADD Kabupaten
Populasi dan Teknik Sampling
Malang. RPJM Desa Pajaran Tahun 2014-2019
menyebutkan, bahwa salah satu program Populasi ialah keseluruhan gejala yang
prioritas di Desa Pajaran ialah perbaikan dan akan diteliti (Priyono, 2016). Populasi dalam
pembangunan infrastruktur. Pembangunan penelitian ini menggunakan seluruh KK di Desa
infrastruktur di Desa Pajaran juga tertera pada Pajaran dengan jumlah total KK sebanyak 1895
RKP (Rencana Kerja Pemerintah) Desa Pajaran. KK. Sampel pada penelitian ini diambil dengan
Pembangunan seluruh infrastruktur sangat teknik probability sampling dengan metode
membutuhkan masyarakat sebagai objek dari random sampling. Pengambilan sampel
pembangunan tersebut. Partisipasi masyarakat menggunakan Tabel Krecjei dan Morgan dan
dan modal sosial merupakan 2 elemen yang didapatkan 320 KK, dengan proporsi untuk
tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Dusun Krajan sebesar 107 KK, Dusun Tondoasri
terutama untuk kegiatan pembangunan sebesar 141 KK, dan Dusun Ketitang sebesar 72
infrastruktur. Penelitian di Desa Pajaran KK. Secara lebih rinci berikut merupakan tabel
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang pembagian dan hasil proporsi sampel dari
membentuk modal sosial. masing-masing dusun di Desa Pajaran.
Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Desa
METODE PENELITIAN
Pajaran Tahun 2016
Jenis Penelitian Dusun KK Proporsi (%) Sampel
Dusun Krajan 636 33,6 107
Jenis penelitian merupakan upaya untuk
Dusun Tondoasri 831 43,8 141
mengklasifikasikan penelitian yang sudah ada
Dusun Ketitang 429 22,6 72
dan memudahkan pembaca untuk Total 1895 100 320
mengelompokkan penelitian (Priyono, 2016). Sumber: Profil Desa Pajaran 2016

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019 72
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK MODAL SOSIAL MASYARAKAT DI DESA PAJARAN KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

Metode Analisis Jawa) serta Dusun Ketitang (yang didominasi


oleh suku Madura). Batas wilayah Desa Pajaran
Analisis Statistik Deskriptif
yaitu:
Hasil dari analisis deskriptif biasanya Sebelah Utara : Desa Ngingit
berupa tipologi atau pola mengenai fenomena Sebelah Timur : Desa Argosuko
yang sedang dibahas. Tujuan dari analisis Sebelah Barat : Desa Gunungsari
deskriptif ialah menggambarkan mekanisme Sebelah Selatan : Desa Ngembal
sebuah proses dan menciptakan seperangkat
Tabel 3. Pembagian Wilayah Administratif
kategori atau pola (Priyono, 2016).
RT/RW Desa Pajaran
Analisis CFA (Confirmatory Factor Analysis) Dusun RW RT
Dusun Krajan 6 28
Analisis faktor konfimatori merupakan
Dusun Tondoasri 8 38
analisis ketergantungan (interdependence) antar
Dusun Ketitang 3 12
variabel yang sifatnya multivariate (variabel yang
Total 17 78
digunakan banyak). Tujuan penggunaan analisis Sumber: Profil Desa Pajaran (2017)
ini ialah untuk menyederhanakan beberapa
variabel yang akan diteliti menjadi lebih sedikit Berikut merupakan peta administrasi Desa
dari sebelumnya (Byrne, 2001). Berikut Pajaran.
merupakan beberapa langkah untuk analisis CFA:
1. Spesifikasi model atau membentuk model
dengan estimasi teori.
2. Identifikasi yaitu mengkaji tentang
kemungkinan nilai unik muncul pada
model simultan.
3. Estimasi terhadap model untuk
menghasilkan nilai-nilai parameter.
4. Uji kecocokan berkaitan dengan pengujian
kecocokan antara model dengan data.
Indeks yang paling umum digunakan ialah
Chi square (kecil), CMIN/df (5), RMSEA
(<0,08), CFI (>0,90), TLI (>0,90), dan SRMR
(<0,08) (Hoyle, 1995).
Analisis CFA pada penelitian ini
menggunakan aplikasi MPLUS 7.0. Aplikasi ini
dipilih karena memiliki tingkat sensitifitas yang
paling rendah jika dibandingkan dengan aplikasi
lainnya seperti AMOS, LISREL, SAS/STAT CALIS*
(Albright & Park, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Desa Pajaran
Desa Pajaran berada pada ketinggian 500 Gambar 1. Peta Administrasi Desa Pajaran
meter yang mana merupakan wilayah dataran
dengan klasifikasi sedang bergunung. Kondisi
Karakteristik Modal Sosial Masyarakat
lahan di Desa Pajaran termasuk subur dengan
jenis tanah yaitu andosol. Total luas lahan di Modal sosial adalah corak-corak
Desa Pajaran yang dimanfaatkan sebagai lahan kehidupan sosial jaringan-jaringan, norma-
pertanian, tegalan serta perkebunan ialah norma dan kepercayaan yang menyanggupkan
311,45 Ha atau 91,7% dan lahan untuk para partisipan untuk bertindak bersama lebih
permukiman seluas 28,08 Ha atau 8,3%. Desa efektif untuk mengejar tujuan-tujuan bersama
Pajaran memiliki luas total sebesar 339,6 Ha, (Putnam, 1993). Hasil analisis statistik deskriptif
yang tersusun atas 3 dusun yaitu Dusun Krajan, secara lebih rinci dapat dilihat pada pembahasan
Dusun Tondoasri, (yang didominasi oleh suku berikut.

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019 73
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK MODAL SOSIAL MASYARAKAT DI DESA PAJARAN KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

Kepercayaan 4. Percaya pada pemerintah (T4). Sejumlah


159 responden atau sekitar 49,7%
Kepercayaan adalah bentuk keinginan
responen memilih skor 4 (percaya).
untuk mengambil sebuah resiko dalam
Masyarakat percaya bahwa pemerintah
hubungan-hubungan sosial yang didasari pada
merupakan tokoh yang memiliki
perasaan yakin bahwa orang lain akan
wewenang dan tanggung jawab dalam
melakukan sesuatu seperti yang diharapkan
menyelesaikan permasalahn infrastruktur.
(Putnam, 1995). Hasil analisis statistik deskriptif
Selain itu pemerintah juga bertanggung
untuk variabel kepercayaan dapat dilihat pada
jawab atas penyusunan dan
Gambar 2.
penyelenggaraan program pembangunan
infrastruktur.
5. Percaya pada tokoh masyarakat (T5).
Responden yang memilih skor 4 (percaya)
sebanyak 194 atau sekitar 60,6%. Tokoh
masyarakat dianggap dapat membantu
serta memberikan informasi mengenai
program-program yang ada di desa
utamanya mengenai program
pembangunan infrastruktur.
6. Percaya pada tokoh agama (T6). Sebanyak
143 responden atau sekitar 44,7%
menjawab percaya (skor 4). Masyarakat
percaya bahwa tokoh agama mampu
Gambar 2. Diagram Karakteristik Kepercayaan dijadikan sebagai panutan atau penuntut
Ket : dalam menyelesaikan suatu
STP : Sangat Tidak Percaya permasalahan, utamanya banyak
TP : Tidak Percaya masyarakat yang menganggap bahwa jika
B : Biasa penyelesaian masalah ekonomi,
P : Percaya pembangunan, dan sosial dapat diatasi
SP : Sangat Percaya oleh tokoh agama dilingkungan mereka.
1. Percaya pada tetangga (T1) didominasi 7. Komunikasi dan informasi (T7). Sebanyak
oleh jawaban 4 (Percaya) sebanyak 149 103 atau 32,2% responden setuju (skor 4)
atau sekitar 46,6%. Rasa kepercayaan bahwa pemerintah di Desa Pajaran selalu
masyarakat kepada tetangga di menyampaikan infomasi mengenai
implimentasikan melalui intensitas program-program pembangunan yang
komunikasi yang timbul dengan tetangga akan dilaksanakan di Desa Pajaran.
disekitar lingkungan tempat tinggal. Jaringan Sosial
2. Percaya pada sesama etnis (T2)
didominasi oleh jawaban 4 (percaya), Jaringan sosial merupakan jaringan antar
sebanyak 184 responden atau sekitar manusia, sebagai bagian terpenting dari sebuah
57,5%. Masyarakat Desa Pajaran sesama komunitas. Jaringan sosial dengan unsur lainnya
suku tinggal disatu dusun yang sama dan secara bersama-sama akan meingkatkan
memiliki intensitas komunikasi yang lebih produktivitas dan efektifitas tindakan bersama
tinggi dibandingkan dengan suku lainnya (Putnam, 1993). Jaringan sosial merupakan
yang tinggal di dusun yang berbeda. unsur yang juga bisa memperkuat modal sosial
3. Percaya pada beda etnis (T3) memiliki yang mana akan memungkinkan mudahnya
modus 3 (tingkat percaya biasa saja) saluran informasi serta ide dari luar
sebanyak 164 responden atau sekitar perkembangan kelompok. Masyarakat akan
51,3%. Hal ini disebabkan oleh jauhnya lebih mudah untuk terhindar dari penyakit-
jarak dan intensitas komunikasi yang penyakit kejiwaan seperti kecemasan, depresi
kurang antar masyarakat yang berbeda dan akan hidup dengan lebih sehat dikarenakan
etnis. Sehingga rasa percaya responden pada diri masyarakat tumbuh rasa kepedulian
kepada orang dengan suku berbeda dalam setiap menjalankan aktifitasnya. Hasil
dengan dirinya biasa saja.

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019 74
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK MODAL SOSIAL MASYARAKAT DI DESA PAJARAN KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

analisis statistik deskriptif untuk variabel lebih mengenal satu sama lainnya.
jaringan sosial dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan pada pertanyaan N3, yang
terkait dengan pentingnya mengikuti
kegiatan kemasyarakatan, sekitar 57,8%
responden memilih skor setuju (4).
4. Memberikan pendapat atau saran dalam
pertemuan warga (N4) di lingkungan
tempat tinggal dianggap penting oleh
sebagian besar responden. Hasil tersebut
dibuktikan dengan jawaban responden
yang 62,2% atau 199 setuju mengenai
pentingnya memberikan pendapat atau
saran
Norma Sosial
Norma sosial ialah suatu aturan yang
menentukan baik atau buruk. Norma kemudian
Gambar 3. Diagram Karakteristik Jaringan Sosial diekspresikan dalam bentuk bahasa formal
Ket : maupun informal sebagai semacam kebijakan,
STS : Sangat Tidak Setuju
sehingga semua orang yang memiliki norma ini
TS : Tidak Setuju
B : Biasa
harus menyadari keberadaan dan isi kebijakan
S : Setuju tersebut (Putnam, 1995). Hasil analisis statistik
SS : Sangat Setuju deskriptif untuk variabel norma sosial dapat
dilihat pada Gambar 4.
1. Kerjasama (N1). Pertanyaan mengenai
kerjasama masyarakat (N1) memiliki
modus jawaban yaitu skor 4 (setuju).
Sebanyak 112 responden atau sekitar
35%. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat setuju dengan pernyataan
bahwa seluruh masyarakat di Desa
Pajaran saling bekerjasama untuk
membantu menyelesaikan pembangunan
infrastruktur.
2. Keikutsertaan masyarakat dalam
kegiataan keagamaan dianggap sangat
penting oleh masyarakat di Desa Pajaran
(N2). Hasil tersebut dibuktikan dengan
54,7% responden menjawab setuju (4).
Gambar 4. Diagram Karakteristik Norma Sosial
Menurut masyarakat berpartisipasi dalam Ket :
kegiatan keagamaan bisa membuat STS : Sangat Tidak Setuju
masyarakat lebih dekat dan lebih TS : Tidak Setuju
mengenal satu sama lainnya. Selain itu, B : Biasa
dalam kegiatan keagamaan masyarakat S : Setuju
juga sering bertukar informasi mengenai SS : Sangat Setuju
pembangunan dan program yang ada di 1. Tingkat kepatuhan individu terhadap
Desa Pajaran. norma dan aturan adat yang ada (M1).
3. Keikutsertaan masyarakat dalam beberapa Pada item pertanyaan M1 modus jawaban
kegiatan kemasyarakatan (N3) seperti yang didapatkan ialah skor 5 (sangat
kegiatan arisan, olahraga, serta kesenian setuju). Sebanyak 158 responden memilih
dianggap sangat penting. Beberapa skor 5 (sangat setuju) dengan prosentase
berpendapat bahwa kegiatan tersebut sebesar 49,4%.
harus diikuti untuk menjalin keakraban 2. Nilai-nilai budaya (M2). Memiliki modus
antar dusun dan membuat masyarakat jawaban yaitu skor 4 (setuju) dengan

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019 75
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK MODAL SOSIAL MASYARAKAT DI DESA PAJARAN KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

prosentase 44,7% atau 143 dari total Ket.


keseluruhan. Hasil ini menunjukkan bahwa M3 Kesiapan membantu orang lain
sebagian besar responden menyatakan Modsos Modal Sosial
bahwa ikut berpartisipasi atau mengikuti Hasil spesifikasi model CFA berdasarkan
acara adat di lingkungan tempat tinggal teori dapat dilihat pada Gambar 5. Setelah
sangatlah penting. membuat spesifikasi model selanjutnya menilai
3. Kesiapan membantu dalam pelaksanaan memenuhi atau tidaknya indikator yang ada
pembangunan infrastruktur (M3). pada model. Memenuhi atau tidaknya sebuah
Memiliki modus jawaban yaitu skor 4 indikator dapat dilihat melalui nilai loading
(setuju) dengan prosentase 61,6% atau factor > 0,5 dan nilai P < 0,05. Secara lebih rinci
197 dari total keseluruhan. Hasil ini indikator yang sudah atau belum valid dapat
menunjukkan bahwa sebagian besar dilihat pada tabel berikut.
responden setuju bahwa masyarakat di
Desa Pajaran memiliki sikap saling Tabel 4. Analisis Faktor Konfimatori Modal
membantu dalam setiap kegiatan atau Sosial Tahap Awal
Variabel Indikator Est. P_Value Keterangan
pelaksanaan pembangunan infrastruktur.
T1 0,493 0,000 Tidak valid
Analisis Faktor Konfimatori (CFA) T2 0,495 0,000 Tidak valid
T3 0,240 0,000 Tidak valid
Analisis faktor konfimatori pada penelitian Kepercayaan
T4 0,783 0,000 Valid
ini digunakan untuk mengetahui indikator- (T)
T5 0,660 0,000 Valid
indikator yang berpengaruh terhadap variabel T6 0,579 0,000 Valid
modal sosial. Indikator didapatkan dari teori T7 0,797 0,000 Valid
serta studi terdahulu. N1 0,594 0,000 Valid
Jaringan N2 0,285 0,000 Tidak valid
sosial (N) N3 0,247 0,001 Tidak valid
N4 0,548 0,000 Valid
Norma M1 0,428 0,000 Tidak valid
sosial M2 0,761 0,000 Valid
(M) M3 0,586 0,000 Valid

Langkah selanjutnya adalah


mengidentifikasi hasil kelayakan model, hal ini
dilakukan guna menentukan fit model yang
sudah dianalisa. Sebuah model dikatakan fit
perlu memenuhi beberapa persyaratan antara
lain nilai chi square yang kecil, nilai CMIN/df ≤5,
nilai RMSEA yang <0,080 (lebih kecil dari), nilai
CFI dan TLI yang >0,900 (lebih besar dari) serta
Gambar 5. Model Analisa CFA Modal Sosial nilai SRMR yang <0,080 (lebih kecil dari).
Tahap 1 Informasi pada Tabel 4. menyimpulkan bahwa
Ket. model CFA tahap awal masih belum fit,
T1 Percaya pada tetangga dikarenakan belum ada nilai kecocokan yang
T2 Percaya pada sesama etnis/suku mampu untuk memenuhi syarat dari fit model
T3 Percaya pada etnis/suku lain
yang sudah ditentukan. Secara lebih rinci uji
T4 Percaya pada pemerintah
T5 Percaya pada tokoh masyarakat
kecocokan model dapat dilihat sebagai berikut.
T6 Percaya pada tokoh agama Tabel 5. GoF Model CFA Tahap 1
T7 Komunikasi dan informasi Goodness of Fit Nilai Uji Syarat Keterangan
N1 Kerjasama Chi Square 457,823 Kecil Poor fit
N2 Partisipasi dalam kegiatan keagamaan CMIN/df 6.187 ≤5 Poor fit
N3 Partisipasi dalam kegiatan masyarakat RMSEA 0,127 < 0,080 Poor fit
Kehadiran dan memberi saran dalam CFI 0,688 > 0,900 Poor fit
N4
pertemuan warga TLI 0,616 > 0,900 Poor fit
M1 Norma SRMR 0,083 <0,080 Poor fit
M2 Nilai budaya

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019 76
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK MODAL SOSIAL MASYARAKAT DI DESA PAJARAN KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

Tahap selanjutnya ialah memodifikasi Variabel Indikator Est. P_Value Keterangan


model dengan pilihan modifikasi yang disediakan T6 0,590 0,000 Valid
MI (Modification Indices), jika setelah T7 0,806 0,000 Valid
memodifikasi model masih ada variabel yang Jaringan N1 0,636 0,000 Valid
tidak valid, maka indikator tersebut dapat sosial (N) N4 0,599 0,000 Valid
dihilangkan atau direduksi. Menghilangkan atau Norma Sosial M2 0,598 0,000 Valid
mereduksi indikator dilakukan karena indikator (M) M3 0,742 0,000 Valid
tidak memenuhi syarat (loading factor > 0,5 dan
nilai P < 0,05), selain itu indikator dianggap tidak Gambar 6 terdapat 5 indikator yang
bisa menggambarkan dengan baik variabel dihilangkan karena nilai yang tidak dan tidak bisa
latennya. Analisa CFA model modal sosial tahap menggambarkan variabel latennya, indikator
kedua dapat dilihat pada gambar berikut. tersebut diantaranya percaya pada etnis atau
suku lain (T3), partisipasi dalam kegiatan
keagamaan (N2), partisipasi dalam kegiatan
masyarakat (N3), norma (M1). Selain itu pada uji
validitas indikator (Tabel 5) didapatkan hasil
bahwa seluruh indikator sudah valid yang artinya
seluruh indikator dapat menggambarkan
variabel latennya atau menggambarkan
kepercayaan, jaringan serta norma. Setelah
menghilangkan beberapa indikator dan
memodifikasi model dengan MI (Modification
Indices), maka selanjutnya adalah menilai fit
atau tidaknya model yang dibentuk. Tabel 5 GoF
(Goodness of Fit) diketahui bahwa model analisa
Gambar 6. Model Analisa CFA Modal Sosial CFA modal sosial tahap 2 sudah fit, karena
Tahap 2 memiliki nilai uji yang dalam kategori good fit.
Ket. Tabel 7. GoF Model CFA Tahap 2
T1 Percaya pada tetangga Goodness of Fit Nilai Uji Syarat Keterangan
T2 Percaya pada sesama etnis/suku Chi Square 79 Kecil Good fit
T4 Percaya pada pemerintah CMIN/df 1,646 ≤5 Good fit
T5 Percaya pada tokoh masyarakat RMSEA 0,076 < 0,080 Good fit
T6 Percaya pada tokoh agama CFI 0,950 > 0,900 Good fit
T7 Komunikasi dan informasi TLI 0,919 > 0,900 Good fit
N1 Kerjasama SRMR 0,042 <0,080 Good fit
Kehadiran dan memberi saran dalam
N4
pertemuan warga
Hasil akhir dari faktor pembentuk modal
M2 Nilai budaya
sosial di Desa Pajaran dapat dilihat pada Gambar
M3 Kesiapan membantu orang lain
Modsos Modal Sosial 6. Gambar tersebut menjelaskan bahwa
kepercayaan (trust) dibentuk oleh 6 faktor yaitu
Model CFA tahap 2 (Gambar 6) kepercayaan individu kepada tetangga (T1),
merupakan hasil dari modifikasi model dengan percaya kepada sesama etnis atau suku yang
mempertimbangkan alternatif MI (Modification memiliki latar belakang yang sama (T2) percaya
Indices) yang ada pada aplikasi MPLUS 7.0. kepada pemerintah (T4), percaya pada tokoh
selanjutnya ialah menilai hasil uji validitas untuk masyarakat setempat (T5), percaya pada tokoh
indikator pembentuk model modal sosial (Tabel agama setempat (T6), serta komunikasi dan
5). informasi (T7). Faktor yang paling
Tabel 6. Analisis Faktor Konfimatori Modal mempengaruhi pembentukan kepercayaan
Sosial Tahap 2 masyarakat ialah komunikasi dan informasi (T7),
Variabel Indikator Est. P_Value Keterangan hal ini ditunjukkan melalui nilai loading factor
T1 0,549 0,000 Valid yang paling tinggi diantara faktor lainnya. Selain
Kepercayaan T2 0,547 0,000 Valid itu masyarakat sebagian besar percaya bahwa
(T) T4 0,662 0,000 Valid pemerintah selalu menyampikan informasi
T5 0,673 0,000 Valid

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019 77
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK MODAL SOSIAL MASYARAKAT DI DESA PAJARAN KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

mengenai program pembangunan infrastruktur yaitu kesiapan membantu kegiatan


di Desa Pajaran. pembangunan infrastruktur.
Jaringan sosial (network) dibentuk oleh
kerjasama (N1) dan kehadiran dan memberi DAFTAR PUSTAKA
saran dalam pertemuan (N4). Faktor yang paling Albright, J. J., & Park, H. M. (2009). Confirmatory
mempengaruhi pembentukan jaringan Factor Analysis using Amos, LISREL,
masyarakat ialah kerjasama (N1) antar Mplus,. The Trustees of Indiana University,
masyarakat dalam program pembangunan 1-86.
infrastruktur, yang mampu meningkatkan Byrne, B. (2001). Structural Equation Modeling
intensitas komunikasi dan bertemu sehingga With Amos Basic Concepts, Applications,
mampu untuk mempererat hubungan yang ada and Programming. London: Lawrence
pada masyarakat . Norma sosial (norm) dibentuk Erlbaum Associates Publishers.
oleh nilai budaya (M2) serta kesediaan Data Statistik Potensi Desa Indonesia. 2014
membantu dalam hal pembangunan Grootaert, C., Narayan, D., Jones, V. N., &
infrastruktur (M3). Faktor yang paling Woolcock, M. (2003). Measuring Social
membentuk norma ialah kesedian masyarakat Capital : An Integrated Questionnaire. The
untuk saling membantu terutama dalam hal International Bank for Reconstruction and
pembangunan infrastruktur di Desa Pajaran. Development / The World Bank, 61.
Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta:
KESIMPULAN
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kesimpulan dari penelitian ialah modal Haris, A. (2009). Pengaruh Penataan Tanah
sosial di Desa Pajaran dibentuk oleh 3 faktor Terhadap Keberhasilan Pembangunan
yaitu kepercayaan, jaringan sosial, serta norma Infrastruktur dan Ekonomi. Tata Ruang
sosial. Masing-masing faktor tersebut dibentuk dan Pertanahan, 1-9.
oleh beberapa faktor diantaranya: Kepercayaan Hasbullah, J. (2006). Social Capital : Menuju
masyarakat di Desa Pajaran dibentuk oleh 6 Keunggulan Budaya Manusia Indonesia.
indikator yaitu 1) kepercayaan pada tetangga di Jakarta: MR. United Press.
lingkungan sekitar tempat tinggal 2) Hoyle, R. H. (1995). Structural Equation
kepercayaan masyarakat kepada orang yang Modeling, Concepts, Issues, and
memiliki latar belakang atau suku yang sama 3) Applications. America: LLC.
kepercayaan terhadap aparatur desa atau Maulana, F. (2009). Pemanfaatan Modal Sosial
kelurahan 4) kepercayaan masyarakat terhadap Masyarakat Pada Program Pembangunan
tokoh masyarakat yang ada di lingkungan Gampong (PPG) Kecamatan Baktiya Barat
tempat tinggalnya 5) kepercayaan masyarakat Kabupate Aceh Utara. Sumatera Utara:
kepada tokoh agama disekitar tempat tinggalnya Universitar Sumatera Utara.
6) informasi dan komunikasi yang terjalin antara Muthen, L. K., & Muthen, B. O. (2017). Mplus
pemerintah dengan masyarakat. Faktor yang User's Guide Version 7. Los Angeles: Stat
paling berpengaruh pada kepercayaan yaitu Models.
informasi dan komunikasi yang terjalin antara Narayan, D., & Cassidy, M. F. (March 2001). A
pemerintah dengan masyarakat. Jaringan sosial Dimensional Approach to Measuring
masyarakat di Desa Pajaran dibentuk melalui 2 Social Capital: Development and
indikator yaitu 1) kerjasama yang terjalin dalam Validation of a Social Capital Inventory.
masyarakat serta 2) Pentingnya memberi saran Current Sociology, Vol. 49(2): 59–102.
dan pendapat dalam pertemuan warga. Faktor Priyono, M. (2016). Metode Penelitian
yang paling berpengaruh pada pembentukan Kuantitatif. Surabaya: Zifatama Publishing.
jaringan sosial masyarakat yaitu kerjasama yang Profil Desa Pajaran. 2017
terjalin antar masyarakat dalam program Putnam, R. (1993). The Prosperous Community:
pembangunan infrastruktur. Norma sosial Social Capital and . The American Prospect,
dibentuk oleh 2 indikator yaitu 1) pentingnya 13(Spring 1993): 35-42.
mengikuti acara adat (nilai budaya) serta 2) Putnam, R. (1995). Turning In Turning Out: The
kesiapan membantu kegiatan pembangunan Strange Disappearance of Social Capital in
infrastruktur. Faktor yang paling berpengaruh America. America: Political Science and
pada pembentukan norma sosial masyarakat Politicals 28.

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019 78

Anda mungkin juga menyukai