Anda di halaman 1dari 5

5.

ANALISA UKURAN BUTIRAN MENGGUNAKAN


SARINGAN BIASA

5.1 Tujuan

Tujuan melakukan analisa ukuran butiran tanah melalui analisa saringan


biasa adalah :
 Untuk menentukan distribusi butiran tanah
 Untuk menentukan kelompok tanah berdasarkan ukuran butiran tanah
yang lolos saringan

5.2 Dasar Teori

Analisa saringan adalah mengayak dan menggetarkan contoh sampel


melalui satu set ayakan di mana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara
berurutan. Pengujian ini di maksud untuk menentukan pembagian ukuran butir
suatu tanah untuk mencari persen (%) kelolosan dari tanah.

Analisa ukuran butiran menggunakan saringan biasa digunakan untuk


ukuran butiran yang mempunyai diameter lebih besar dari 0,075 mm atau tertahan
pada saringan nomor 200.

Analisa ukuran butiran berguna dikarenakan dapat membantu


mengidentifikasi sifat-sifat tanah yang seperti:

 Apakah suatu tanah tersebut dapat dikeringkan dengan mudah.


 Apakah tanah tersebut cocok untuk dipakai dalam proyek-proyek
kontruksi.
 Apakah tanah tersebut dapat dipakai sebagai campuran aspal atau
beton.
 Apakah tanah tersebut dapat di pakai sebagai Desain filter untuk
mencegah bahan-bahan berbutir halus.
Sifat- sifat suatu macam tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran butiran.

Oleh karena itu, pengukuran besarnya butiran tanah merupakan suatu


percobaan yang sangat penting dilakukan dalam setiap pengujian tanah. Besarnya
ukuran butiran menjadi dasar untuk pemberian klasifikasi nama-nama kepada
macam-macam tanah.

Untuk mengetahui persentase tanah yang tertahan dan lolos saringan no.
200, digunakan rumus sebagai berikut :

berat tanah pada saringan


Persentase Tertahan= x 100 %
berat total

Persentase kumulatif tanah yang tertinggal pada saringan sama dengan


jumlah presentase tanah yang tertinggal diatas semua saringan yang lebih besar
pada saringan yang bersangkutan.

Persentase Lolos = 100% - persentase tanah yang tertahan

5.3 Daftar Alat dan Bahan

a) Alat
 Saringan No. 4, No. 10, No. 40, No. 100 dan No. 200 dan PAN
 Timbangan digital
 Palu Karet
 Kompor Untuk mengeringkan tanah
 Plastik untuk sampel
 Oven
 Mesin Penggetar
 Sendok Spesi Sampel

b) Bahan
Sampel tanah kurang lebih 500 gram dan larutan natrium heksametafosfat
5.4 Langkah Kerja
1. Ambil tanah yang telah direndam dengan larutan natrium
heksametafosfat lalu dicuci di atas sarigan no. 200 hingga bersih dan
jernih
2. Ambil tanah yang sudah tertinggal masukkan kedalam cawan lalu
keringkan di dalam oven ±24 jam (dalam hal ini tanah dikeringkan dengan
cara digonseng)

tanah

spatula

kompor

Tanah yang sedang digonseng

3. Timbang berat tanah kering yang tertinggal dalam saringan no. 200
4. Timbang masing-masing berat saringan yang akan dipakai
5. Susun seperangkat saringan dari ukuran terbesar ke ukuran terkecil dan
diakhii dengan PAN

Saringan terbesar

pan

Saringan disusun dari ukuran terbesar


ke yang terkecil
6. Masukkan tanah kering kedalam saringan

tanah

Tanah di dalam saringan

7. Pasang saringan ke alat penggetar, masukkan tanah yang telah dioven dan
lakukan penggoyangan selama ±10 menit

saringan

alat penggetar

Proses penyaringan

8. Timbang masing-masing saringan bersamaan dengan contoh tanah yang


tertahan

Tanah ditimbang
5.5 Perhitungan

berat tanah pada saringan


Persentase Tertahan= x 100 %
berat total

 Contoh perhitungan :
16 ,81 gr
Persentase Tertahan= x 100 %=3 ,36 %
500 gr

Persentase lolos = 100% - 3,36 % = 96,64 %

Anda mungkin juga menyukai