Model-Model Konseling Kel. 2
Model-Model Konseling Kel. 2
Individual
Kelompok 2 - R4G
Model konseling psikologi individual dipelopori oleh Alfred Alder. Model konseling
psikologi individual di dasarkan atas pandangan holistic mengenai pribadi manusia.
Tiadanya perasaan untuk mendapatkan tempat dan diterima oleh orang lain
merupakan salah satu musibah yang paling hebat terhadap perasaan manusia.
Konseling psikologi individual adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik
yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya
atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Konseli sebagai seorang individu yang
sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu
berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Sub Materi
—Aristoteles
02
Kepribadian
Menurut George Herbert Mead, kepribadian merupakan bentuk tingkah laku manusia yang selalu berkembang
seiring waktu. Menurut ahli Roucek dan Warren kepribadian ialah sebagai kelompok faktor-faktor psiologis, biologis
dan sosiologis Hal ini juga menjadikan kepribadian bertujuan agar manusia bisa berfikir, merasakan, berbuat dan
mengetahui secara khusus bagaimana hubungan mereka dalam bermasyarakat.
Perkembangan Kepribadian
R ada siswa di salah satu SMK di Kota Padang. R adalah siswa yang sangat ramah, suka menyapa
orang dengan senyuman, rajin belajar. Namun, yang menjadi permasalahan dalam diri R yaitu dia
dapat mendengar apa yang disampaikan orang lain dengan alat bantu dan mengerti apa yang
diucapkan oleh orang lain. Namun, ia tidak bisa dengan lancar untuk menjawab kembali sapaan
ataupun obrolan temannya. Ia menceritakan perasaannya yang merasa tidak percaya diri dengan apa
yang ada pada dirinya. Dia memiliki segala teknologi digenggamannya, kendaraan yang keren dan
mahal disediakan oleh orang tuanya, akan tetapi dia selalu merasakan kurang. Ia merasa dirinya itu
tidak berguna bagi orang lain. Dia hanya menyusahkan orang lain. Orangtuanya memberikan
fasilitas mewah kepadanya sehingga ia tidak bisa untuk belajar mandiri. Ia juga merasa, bahwa ia
tidak memiliki teman sama sekali. Meskipun banyak teman yang baik kepadanya, tetapi dia merasa
bahwa orang lain seperti itu karena kekurangannya. Orang kasihan terhadap dirinya dan hal itu juga
yang membuat dia tidak mau membuat orang disekitarnya menjadi susah karenanya. Selain itu, ia
juga sebenarnya ingin bergabung dengan teman – teman, tetapi ia tidak percaya diri untuk dapat
bergabung dengan teman – teman karena kekurangan fisiknya.
Analisis Kasus
• Konselor harus sampai pada kenyataan tentang faktor-faktor yang meyakinkan akan
mempengaruhi persepsi diri R.
• Pemahaman yang sebenarnya tentang dirinya.
• Konselor harus bisa membandingkan perhatian yang diberikan oleh pihak keluarga
terhadap R.
• Konselor harus bisa menyampaikan penafsirannya tentang point a, b, dan c diatas
kepada R.
• Dengan penafsiran tersebut diharapkan persepsi R berubah, sehingga kehidupan R
dapat berjalan dengan normal dan dapat bersosialisasi dengan baik
Tujuan dan Teknik