Tugas 1
Tugas 1
Tugas 1
B. Rumusan Masalah :
Apakah dengan penerapan model pembelajaran CPS (Creative Problem Solving
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas 5
SD N 1 Sidomulyo tahun pelajaran 2023/2024 ?
B. BUKU
1. BUKU
JUDUL : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Disertai
Instruksi MetakognisiPENULIS :
TAHUN : 2021
RANGKUMAN :
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning), selanjutnya
disingkat PBM, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBM adalah
suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan
suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Peserta didik diharapkan
dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
dan sekaligus keterampilan untuk memecahkan masalah (Ward & Lee, 2002;
Stepien, dkk.,1993). Pembelajaran dengan model PBM dimulai oleh adanya
masalah (dapat dimunculkan oleh peserta didik atau guru). Kemudian peserta
didik memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui
dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut.
Peserta didik dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk
dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.
Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan
peserta didik melalui kerja kelompok. Kerja kelompok dapat memberi
pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada peserta didik seperti
kerja sama dan interaksi dalam kelompok. Di samping itu, PBM memberi
pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti
membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan,
mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan,
mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan.
2. BUKU
JUDUL : Pengembangan Pembelajaran Matematika
PENULIS : Fitriani Nur , Masita
TAHUN : 2022
RANGKUMAN :
Matematika sendiri termasuk ilmu pengetahuan yang menjadi bagian
dari kehidupan manusia yang membahas mengenai suatu fakta dan hubungan
serta bentuk dan ruang (Nur’aini dkk., 2017: 1). Pengetahuan yang diperoleh
dari pendidikan matematika dapat dijadikan sebagai sumber pemecahan
masalah ketika menghadapi persoalan yang berhubungan dengan angka.
Matematika dijadikan sebagai sumber pengetahuan untuk mendidik peserta
didik memiliki keterampilan dalam berpikir logis, kreatif, dan sistematis.
Dalam pemecahan masalah matematika, dibutuhkan keterampilan peserta
didik dalam menafsirkan masalah menjadi model matematika, keterampilan
berhitung, penguasaan konsep, dan lainnya (Ardi & Saripudin, 2020: 127).
Sehingga masalah-masalah yang timbul dalam pengerjaan soal matematika
terutama dalam pembelajaran trigonometri dapat diminimalisir serta dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik mengerjakan soal melalui
keterampilan tersebut.
3. BUKU
JUDUL : Teori dan Aplikasi Pembelajaran Matematika diSD/MI
PENULIS : Aulia Ar Rakhman Awaludin, Natalia Rosalina Rawa,
Suci Dahlya Narpila, Aska Muta Yuliani, Melkior Wewe, Ega Gradini, Eva
Julyanti, Suci Haryanti, Wilibaldus Bhoke, Bernadus Bin Frans Resi
TAHUN : 2021
RANGKUMAN :
Matematika merupakan alat untuk memberikan cara berpikir,
menyusun pemikiran yang jelas, tepat, dan teliti. Matematika sebagai suatu
obyek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna siswa Sekolah Dasar.
Siswa SD belum mampu untuk berpikir formal maka dalam pembelajaran
matematika sangat diharapkan bagi para pendidik mengaitkan proses belajar
mengajar di SD dengan benda konkret. Siswa Sekolah Dasar berada pada
umur yang berkisar antara usia 7 hingga 12 tahun, pada tahap ini siswa masih
berpikir pada fase operasional konkret.
Kemampuan yang tampak dalam fase ini adalah kemampuan dalam
proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih
terikat dengan objek yang bersifat konkret. Siswa SD masih terikat dengan
objek yang ditangkap dengan pancaindra, sehingga sangat diharapkan dalam
pembelajaran matematika yang bersifat abstrak, peserta didik lebih banyak
menggunakan media sebagai alat bantu, dan penggunaan alat peraga. Karena
dengan penggunaan alat peraga dapat memperjelas apa yang disampaikan
oleh guru, sehingga siswa lebih cepat memahaminya. Pembelajaran
matematika di SD tidak terlepas dari dua hal yaitu hakikat matematika itu
sendiri dan hakikat dari anak didik di SD.
4. BUKU
JUDUL : KAJIAN MATEMATIKA SD
PENULIS : Erna Yayuk, dan Suko Prasetyo
TAHUN : 2018
RANGKUMAN :
Buku ini merangkum kumpulan dari materi matematika secara lengkap
dalam satu sumber. Kumpulan ini mencakup teori Bilangan, Geometri Datar
dan Ruang, Aljabar, Statistik, Kapita Selekta. Kumpulan materi ini
mencakup cara–cara untuk menjadikan siswa aktif mempelajari matematika
tidak hanya secara mental tetapi juga fisik.Buku ini ditujukan ke semua
orang, baik yang sudah berpengalaman maupun yang pemula, yang
mengajarkan informasi, konsep, dan keterampilan teknis maupun non-teknis.
Buku ini ditujukan untuk guru di sekolah dasar, Perguruan tinggi, dan pusat-
pusat pendidikan.
5. BUKU
JUDUL : PENGUKURAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIKA : TINJAUAN MELALUI PEMBELAJARAN
BERBASIS PROBLEM SOLVING DAN GAYA BELAJAR
PENULIS : Dr. Busnawir, M.Si
TAHUN : 2018
RANGKUMAN :
Buku ini membahas tentang Pengukuran Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematika : Tinjauan Melalui Pembelajaran Berbasis Problem Solving dan
Gaya Belajar. Buku ini penulis kontribusikan untuk dunia pendidikan di
Indonesia khusunya dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif
pembelajaran matematika. Buku ini terdiri dari delapan bab. Adapun materi
masing-masing bab dalam buku ini sebagai berikut :
TITIK SOLIKHAH
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efektivitas penggunaan Model Creative
Problem Solving (CPS) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika di
kelas 5 SD N 1 Sidomulyo selama tahun pelajaran 2023/2024. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (PTK) yang melibatkan siswa kelas 5 sebagai subjek penelitian.
Data dikumpulkan melalui tes hasil belajar, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar matematika setelah penerapan
Model CPS.
Kata kunci: PEMBELAJARAN, CPS, PTK
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan masyarakat dan
individu. Mata pelajaran matematika, sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan
dasar, memiliki peran krusial dalam membentuk pemahaman konseptual dan kemampuan
pemecahan masalah siswa. Dalam era pendidikan saat ini, terdapat dorongan kuat untuk
mengembangkan pendekatan yang inovatif dalam pembelajaran matematika, salah satunya
adalah Model Creative Problem Solving (CPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
penggunaan Model CPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 5 SD N 1
Sidomulyo selama tahun pelajaran 2023/2024.
Pendekatan Model CPS menekankan keterlibatan aktif siswa dalam merumuskan dan
menyelesaikan masalah matematika dengan cara yang kreatif. Model ini bertujuan untuk
mendorong siswa berpikir lebih dalam, mengembangkan kemampuan pemecahan masalah,
dan memfasilitasi pemahaman konsep matematika. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi
relevan dalam mengidentifikasi potensi penggunaan Model CPS sebagai alat untuk
meningkatkan hasil belajar matematika di tingkat sekolah dasar.
Penelitian tindakan kelas (PTK) digunakan sebagai metodologi untuk menjalankan
penelitian ini. PTK melibatkan tiga siklus, masing-masing terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui tes,
sementara observasi dan wawancara digunakan untuk mengidentifikasi peran serta siswa
dalam pembelajaran dan dampak penerapan Model CPS.
Hasil penelitian diharapkan akan memberikan wawasan yang berharga tentang
efektivitas Model CPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga
dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan metode pembelajaran matematika yang
lebih inovatif dan efektif di tingkat sekolah dasar.
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan solusi yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan memberikan wawasan yang dapat digunakan oleh guru, sekolah, dan
pengambil kebijakan pendidikan dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan matematika
di SD N 1 Sidomulyo pada tahun pelajaran 2023/2024.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) yang melibatkan
tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Penerapan Model CPS melibatkan pembelajaran berbasis masalah dan keterlibatan aktif siswa
dalam menemukan solusi kreatif untuk masalah matematika. Data hasil belajar diperoleh
melalui tes, sedangkan observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang partisipasi siswa dan dampak Model CPS pada pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa
setelah penerapan Model CPS. Nilai rata-rata hasil tes meningkat dari siklus ke siklus. Selain
itu, siswa menunjukkan partisipasi aktif dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman
mereka terhadap konsep matematika, dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
kreatif.
Siklus 1:
Hasil tes rata-rata pada awal siklus 2 adalah 75 (meningkat dari siklus 1).
Setelah implementasi Model CPS di siklus 2, hasil tes rata-rata meningkat menjadi 85.
Siklus 3:
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa setelah
penerapan Model CPS. Rata-rata hasil tes siswa meningkat dari siklus ke siklus. Terlihat
bahwa penerapan Model CPS dalam pembelajaran matematika memiliki dampak positif pada
hasil belajar siswa.
Keterlibatan Siswa: Model CPS mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses
pembelajaran. Mereka terlibat dalam merumuskan dan mencari solusi kreatif untuk masalah
matematika, sehingga mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam.
Motivasi Belajar: Siswa terlihat lebih termotivasi untuk belajar matematika melalui Model
CPS. Pendekatan yang interaktif dan menantang ini memberikan pengalaman belajar yang
lebih menarik.
Hasil penelitian ini mendukung penggunaan Model CPS sebagai alat yang efektif dalam
meningkatkan hasil belajar matematika di kelas 5 SD N 1 Sidomulyo. Guru dan sekolah dapat
terus menerapkan Model CPS dalam pembelajaran matematika untuk memastikan
peningkatan berkelanjutan dalam hasil belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga
memberikan dorongan bagi pengembangan metode pembelajaran matematika yang lebih
inovatif dan efektif di tingkat sekolah dasar.
Saran:
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, berikut adalah beberapa saran untuk
pengembangan selanjutnya:
1. Penerapan Model CPS yang Konsisten: Sekolah dan guru sebaiknya terus menerapkan
Model CPS dalam pembelajaran matematika di kelas 5 SD untuk menjaga
peningkatan berkelanjutan dalam hasil belajar siswa.
2. Pengembangan Materi yang Sesuai: Guru dapat terus mengembangkan materi
pelajaran matematika yang sesuai dengan Model CPS, termasuk soal-soal yang
mendorong pemikiran kreatif dan pemecahan masalah inovatif.
3. Pelatihan Tambahan: Sekolah dapat menyelenggarakan pelatihan tambahan bagi guru-
guru mengenai Model CPS dan metode pembelajaran inovatif. Hal ini akan
meningkatkan pemahaman mereka tentang cara mengimplementasikan Model CPS
secara efektif.
4. Evaluasi Hasil Belajar: Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi hasil belajar
siswa secara berkala untuk memastikan bahwa Model CPS tetap efektif dalam jangka
panjang.
5. Penelitian Lanjutan: Sebagai upaya lebih lanjut, penelitian lebih mendalam dapat
dilakukan untuk mengeksplorasi pengaruh Model CPS dalam mata pelajaran lain dan
pada tingkat pendidikan yang berbeda.
Dengan mengikuti saran-saran ini, diharapkan peningkatan dalam hasil belajar matematika
akan berlanjut, memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan sistem pendidikan secara
keseluruhan.
Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/books/edition/PENGUKURAN_KEMAMPUAN_BERPIKI
R_KREATIF_MA/uyGvEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1
https://www.google.com/search?q=PEMBELAJARAN+PROBLEM+SOLVING&sca
_esv=574054633&tbm=bks&sxsrf=AM9HkKnT9cPpNP5ZjX2E8G_CzNZeea6JHQ%3A169
7549819965&ei=-40uZaS5OrKcseMP_-
G_8AY&ved=0ahUKEwjkoofwmf2BAxUyTmwGHf_wD24Q4dUDCAk&uact=5&oq=PEM
BELAJARAN+PROBLEM+SOLVING&gs_lp=Eg1nd3Mtd2l6LWJvb2tzIhxQRU1CRUxBS
kFSQU4gUFJPQkxFTSBTT0xWSU5HMgUQABiABEixF1CBBljDE3AAeACQAQCYAXC
gAZkJqgEEMTMuMbgBA8gBAPgBAcICBxAAGA0YgATCAgUQABiiBIgGAQ&sclient=
gws-wiz-books
Arends. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azis, S. (2012). Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir
kreatif Melalui Pembelajaran Berbasis Projek. Tesis Program Studi Pendidikan Dasar.
Bandung: SPS UPI (tidak diterbitkan).
Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Creswell, J. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research, 3rd Edition.New Jersey: Person Education Inc.
Harlen, W. (1992). The teaching of science. London: David Fulton Publisher.
Aiman, U., Dantes, N., & Suma, K. (2019). Pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap literasi sains dan berpikir kritis siswa sekolah dasar.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 6(2), 196–209.
Hidayati, F., Juliato. 2018. Penerapan Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan
Masalah. Seminar Nasional Pendidikan. Banjarmasin 24 Maret 2018. ISBN 978-602-6483-
63-8