Tugas 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : TITIK SOLIKHAH


NIM : 859506979
Prodi : S1-PGSD

1. JUDUL DAN RUMUSAN MASALAH


A. Judul :
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL CPS
(CREATIVE PROBLEM SOLVING) DALAM PELAJARAN MATEMATIKA
KELAS 5 SD N 1 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2023/2024

B. Rumusan Masalah :
Apakah dengan penerapan model pembelajaran CPS (Creative Problem Solving
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas 5
SD N 1 Sidomulyo tahun pelajaran 2023/2024 ?

2. RANGKUMAN 10 REFERENSI YANG TERKAIT JUDUL


A. JURNAL
1. JURNAL
 JUDUL : Hakikat Belajar Menurut UNESCO Serta Relevansinya
Pada Saat Ini
 PENULIS : Ujang Hartono, Risal Qori Amarullah, Enday Mulyadi
 TAHUN : 2023
 RANGKUMAN :
Pembelajaran adalah suatu kegiatan atau proses untuk mendapatkan
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,
mengembangkan sikap, dan membentuk kepribadian. Pembelajaran
dikatakan berhasil jika seseorang mampu mengulang materi yang telah
dipelajari, sehingga jenis pembelajaran ini disebut sebagai pembelajaran
hafalan, belajar melalui hafalan, di luar kepala, tanpa memperhatikan makna.
Seperti yang diungkapkan oleh UNESCO, pendidikan didasarkan pada empat
pilar, yaitu belajar untuk tahu, belajar untuk melakukan, belajar untuk hidup
bersama, dan belajar untuk menjadi. Tentu saja, dalam empat pilar ini, tidak
hanya berhenti pada aspek kognitif, tetapi juga melibatkan aspek afektif dan
psikomotor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode
analisis deskriptif, yang sangat erat kaitannya dengan pendekatan kualitatif,
dan dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe data kualitatif. Teknik
analisis data yang dilakukan adalah dengan mendistribusikan kuesioner
berupa empat pertanyaan esai. Ini dilakukan untuk menentukan relevansi
Pembelajaran Menurut UNESCO saat ini. Hasil dari jawaban informan di
STIT Sirojul Falah Bogor menunjukkan bahwa dengan belajar untuk tahu
ada relevansi dengan kehidupan, artinya dengan mengetahui pengetahuan,
pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan; dengan belajar
untuk melakukan, narasumber percaya bahwa ada relevansi antara
pengetahuan dan pekerjaan dalam kehidupan ini; mereka menjawab bahwa
pengetahuan tidak hanya perlu diketahui tetapi juga perlu diaktualisasikan
dalam kehidupan; dengan belajar untuk hidup bersama, ditemukan bahwa
narasumber dapat memahami tugas-tugas dasar kehidupan sosial di
masyarakat mereka, sehingga dengan pengetahuan ini individu dapat
diterima dengan baik dalam masyarakat; dengan belajar untuk menjadi, ada
relevansi dengan kehidupan, artinya dengan.
2. JURNAL
 JUDUL : ANALISIS MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
 PENULIS : Putri Khoerunnisa & Syifa Masyhuril Aqwa
 TAHUN : 2020
 RANGKUMAN :
Penelitian ini bertujuan untuk bagaimana cara memahami model-model
pengajaran.dan untuk mengetahui apa saja model pokok mengajar.Model-
model mengajar dalam arti dipandang lebih menonjol dan relevan dengan
tuntunan kebutuhan dunia.
Pendidikan dunia masa kini.Modifikasi,khususnya terhadap sebagian
metode mengajar,penyusunan lakukan sepenuhnya dalam rangka
pengembangan atau penyesuaian dengan kebutuhan.Kepada selaku calon
guru dan guru profesional juga diharapkan melakukan penyesuaian
seperlunya terhadap model tersebut apabila dirasa perlu untuk
menccokkan dengan konteks mengajar-belajar yang mungkin berbeda
dengan apa yang penyusun pada bagian ini.Desain pembelajaran adalah
praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu
agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta
didik. Desain pembelajaran juga merupakan rancangan atas proses
pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan tujuan belajar serta system
penyampaiannya sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaannya untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan meminimalisir
kesukaran siswa dalam memahami pembelajaran.Pada pengembangan
pribadi siswa dengan lebih banyak memerhatikan kehidupan ranah
rasa,terutama sisi emosionalnya.bantuan rumpun model personal lebih
ditekankan pada perbentukkan dan pengorganisasiaan realitaskehidupan
lingkungan dan kehidupan yang unik.Diaharapkan,dengan menggunakan
model pembelajaran ini proses menagajar-belajar dapat menolong siswa
dalam mengembangkan sendiri hubungan yang produktif dengan
lingkungannya.Siswa sebagai peserta didik juga dapat menyadari dirinya
sendiri sebagai seorang “pribadi” yang berkecakapan cukup untuk
berinteraksi dengan pihak luar sehingga menghasilkan pola hubungan
interpersonal yang kondusif.
3. JURNAL
 JUDUL : Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based
Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Siswa Sekolah
Dasar
 PENULIS : Husnul Hotimah
 TAHUN : 2020
 RANGKUMAN :
Permasalahan yang ingin dikaji dalam makalah ini adalah apakah metode
problem based learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
bercerita, sedangkan tujuan dari penulisan ini adalah: Untuk mengetahui
bahwa metode problem based learning dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam bercerita. Kesimpulan dari makalah ini adalah pembelajaran
dengan menggunakan metode problem based learning dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam bercerita khususnya pada siswa tingkat dasar.
4. JURNAL
 JUDUL : PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
 PENULIS : Yuyu Yuliati
 TAHUN : 2016
 RANGKUMAN :
Penelitian ini didasarkan pada masih rendahnya kualitas pembelajaran
di SD dalam mengimplementasikan pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan proses sains. Berdasarkan alasan tersebut tujuan penelitian ini
yaitu untuk mendeskripsikan apakah data peningkatan keterampilan proses
sains siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah (PBM) lebih
baik dibandingkan siswa yang mendapatkan pembelajaran bukan PBM.
Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperiment dengan desain
pre- and post test design. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V salah satu
sekolah dasar negeri di Kabupaten Majalengka pada tahun ajaran 2014/2015
dengan subjek penelitian sebanyak 24 siswa kelas eksperimen dan 24 siswa
kelas kontrol. Kelas ekperimen diberi perlakuan PBM, sedangkan kelas
kontrol dengan bukan PBM. Kedua kelompok diberikan pre test dan post test
dengan menggunakan instrumen tes yang sama. Instrumen yang digunakan
terdiri atas butir soal pilihan ganda untuk mengukur keterampilan proses
sains, dan lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran. Data
pre test dan post test diolah menggunakan bantuan program SPSS 20 for
Windows. Hasil analisis data menunjukan bahwa keterampilan proses sains
pada kelas eksperimen baik secara keseluruhan maupun pada setiap
indikatornya mengalami peningkatan yang lebih baik dibanding siswa kelas
kontrol. Adapun peningkatan secara keseluruhan untuk keterampilan proses
sains yaitu sebesar 0,56 berada pada kategori sedang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa peningkatan keterampilan proses siswa yang
mendapatkan pembelajaran berbasis masalah (PBM) lebih baik dibandingkan
siswa yang mendapatkan pembelajaran bukan PBM.
5. JURNAL
 JUDUL : MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PBL) TERHADAP LITERASI SAINS SISWA KELAS V SEKOLAH
DASA
 PENULIS : Ummu Aiman & Rizqy Amelia Ramadhaniyah
Ahmad
 TAHUN : 2020
 RANGKUMAN :
Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan
literasi sains siswa yang belajarkan model PBL dan dibelajarkan metode
ekspositori. Penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dan desaian
post-test only control group design. Data literasi sains diperoleh melalui
tes. Kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif
dan uji-t. Hasil thitung sebesar 4,30dan ttabel = 2,00 (dengan tingkat
signifikasi 5%). Berarti thitung>ttabel, maka simpulkan bahwa adanya
perbedaan yang signifikan literasi sains siswa yang dibelajarkan dengan
model PBL dan metode ekspositori. Dari rerata skor literasi sains, berada
pada kategori sangat tinggi dengan Mean 23,51 sedangkan kelompok
kontrol berada pada kateogri sedang dengan hasil Mean 15,75. Jadi,
kesimpulannya bahwa model PBL meningkatkan literasi sains siswa kelas
V SD Muhammadiyah 2 Kota Kupang.

B. BUKU
1. BUKU
 JUDUL : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Disertai
Instruksi MetakognisiPENULIS :
 TAHUN : 2021
 RANGKUMAN :
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning), selanjutnya
disingkat PBM, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBM adalah
suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan
suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Peserta didik diharapkan
dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
dan sekaligus keterampilan untuk memecahkan masalah (Ward & Lee, 2002;
Stepien, dkk.,1993). Pembelajaran dengan model PBM dimulai oleh adanya
masalah (dapat dimunculkan oleh peserta didik atau guru). Kemudian peserta
didik memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui
dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut.
Peserta didik dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk
dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.
Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan
peserta didik melalui kerja kelompok. Kerja kelompok dapat memberi
pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada peserta didik seperti
kerja sama dan interaksi dalam kelompok. Di samping itu, PBM memberi
pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti
membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan,
mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan,
mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan.
2. BUKU
 JUDUL : Pengembangan Pembelajaran Matematika
 PENULIS : Fitriani Nur , Masita
 TAHUN : 2022
 RANGKUMAN :
Matematika sendiri termasuk ilmu pengetahuan yang menjadi bagian
dari kehidupan manusia yang membahas mengenai suatu fakta dan hubungan
serta bentuk dan ruang (Nur’aini dkk., 2017: 1). Pengetahuan yang diperoleh
dari pendidikan matematika dapat dijadikan sebagai sumber pemecahan
masalah ketika menghadapi persoalan yang berhubungan dengan angka.
Matematika dijadikan sebagai sumber pengetahuan untuk mendidik peserta
didik memiliki keterampilan dalam berpikir logis, kreatif, dan sistematis.
Dalam pemecahan masalah matematika, dibutuhkan keterampilan peserta
didik dalam menafsirkan masalah menjadi model matematika, keterampilan
berhitung, penguasaan konsep, dan lainnya (Ardi & Saripudin, 2020: 127).
Sehingga masalah-masalah yang timbul dalam pengerjaan soal matematika
terutama dalam pembelajaran trigonometri dapat diminimalisir serta dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik mengerjakan soal melalui
keterampilan tersebut.
3. BUKU
 JUDUL : Teori dan Aplikasi Pembelajaran Matematika diSD/MI
 PENULIS : Aulia Ar Rakhman Awaludin, Natalia Rosalina Rawa,
Suci Dahlya Narpila, Aska Muta Yuliani, Melkior Wewe, Ega Gradini, Eva
Julyanti, Suci Haryanti, Wilibaldus Bhoke, Bernadus Bin Frans Resi
 TAHUN : 2021
 RANGKUMAN :
Matematika merupakan alat untuk memberikan cara berpikir,
menyusun pemikiran yang jelas, tepat, dan teliti. Matematika sebagai suatu
obyek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna siswa Sekolah Dasar.
Siswa SD belum mampu untuk berpikir formal maka dalam pembelajaran
matematika sangat diharapkan bagi para pendidik mengaitkan proses belajar
mengajar di SD dengan benda konkret. Siswa Sekolah Dasar berada pada
umur yang berkisar antara usia 7 hingga 12 tahun, pada tahap ini siswa masih
berpikir pada fase operasional konkret.
Kemampuan yang tampak dalam fase ini adalah kemampuan dalam
proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih
terikat dengan objek yang bersifat konkret. Siswa SD masih terikat dengan
objek yang ditangkap dengan pancaindra, sehingga sangat diharapkan dalam
pembelajaran matematika yang bersifat abstrak, peserta didik lebih banyak
menggunakan media sebagai alat bantu, dan penggunaan alat peraga. Karena
dengan penggunaan alat peraga dapat memperjelas apa yang disampaikan
oleh guru, sehingga siswa lebih cepat memahaminya. Pembelajaran
matematika di SD tidak terlepas dari dua hal yaitu hakikat matematika itu
sendiri dan hakikat dari anak didik di SD.
4. BUKU
 JUDUL : KAJIAN MATEMATIKA SD
 PENULIS : Erna Yayuk, dan Suko Prasetyo
 TAHUN : 2018
 RANGKUMAN :
Buku ini merangkum kumpulan dari materi matematika secara lengkap
dalam satu sumber. Kumpulan ini mencakup teori Bilangan, Geometri Datar
dan Ruang, Aljabar, Statistik, Kapita Selekta. Kumpulan materi ini
mencakup cara–cara untuk menjadikan siswa aktif mempelajari matematika
tidak hanya secara mental tetapi juga fisik.Buku ini ditujukan ke semua
orang, baik yang sudah berpengalaman maupun yang pemula, yang
mengajarkan informasi, konsep, dan keterampilan teknis maupun non-teknis.
Buku ini ditujukan untuk guru di sekolah dasar, Perguruan tinggi, dan pusat-
pusat pendidikan.
5. BUKU
 JUDUL : PENGUKURAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIKA : TINJAUAN MELALUI PEMBELAJARAN
BERBASIS PROBLEM SOLVING DAN GAYA BELAJAR
 PENULIS : Dr. Busnawir, M.Si
 TAHUN : 2018
 RANGKUMAN :
Buku ini membahas tentang Pengukuran Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematika : Tinjauan Melalui Pembelajaran Berbasis Problem Solving dan
Gaya Belajar. Buku ini penulis kontribusikan untuk dunia pendidikan di
Indonesia khusunya dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif
pembelajaran matematika. Buku ini terdiri dari delapan bab. Adapun materi
masing-masing bab dalam buku ini sebagai berikut :

Bab 1 Pentingnya Berpikir Kreatif

Bab 2 Kemampuan Berpikir Kreatif

Bab 3 Gaya Belajar

Bab 4 Problem Solving

Bab 5 Pembelajaran Langsung

Bab 6 Pembelajaran Matematika

Bab 7 Studi tentang Berpikir Kreatif

Bab 8 Merangkum Kembali Pengukuran Berpikir Kreatif


3. KERANGKA PENULISAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL CPS


(CREATIVE PROBLEM SOLVING) DALAM PELAJARAN MATEMATIKA
KELAS 5 SD N 1 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2023/2024

TITIK SOLIKHAH

S1-PGSD, FKIP, UNIVERSITAS TERBUKA


Tutor Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
E-mail : 859506979@ecampus.ut.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efektivitas penggunaan Model Creative
Problem Solving (CPS) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika di
kelas 5 SD N 1 Sidomulyo selama tahun pelajaran 2023/2024. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (PTK) yang melibatkan siswa kelas 5 sebagai subjek penelitian.
Data dikumpulkan melalui tes hasil belajar, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar matematika setelah penerapan
Model CPS.
Kata kunci: PEMBELAJARAN, CPS, PTK

Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan masyarakat dan
individu. Mata pelajaran matematika, sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan
dasar, memiliki peran krusial dalam membentuk pemahaman konseptual dan kemampuan
pemecahan masalah siswa. Dalam era pendidikan saat ini, terdapat dorongan kuat untuk
mengembangkan pendekatan yang inovatif dalam pembelajaran matematika, salah satunya
adalah Model Creative Problem Solving (CPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
penggunaan Model CPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 5 SD N 1
Sidomulyo selama tahun pelajaran 2023/2024.
Pendekatan Model CPS menekankan keterlibatan aktif siswa dalam merumuskan dan
menyelesaikan masalah matematika dengan cara yang kreatif. Model ini bertujuan untuk
mendorong siswa berpikir lebih dalam, mengembangkan kemampuan pemecahan masalah,
dan memfasilitasi pemahaman konsep matematika. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi
relevan dalam mengidentifikasi potensi penggunaan Model CPS sebagai alat untuk
meningkatkan hasil belajar matematika di tingkat sekolah dasar.
Penelitian tindakan kelas (PTK) digunakan sebagai metodologi untuk menjalankan
penelitian ini. PTK melibatkan tiga siklus, masing-masing terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui tes,
sementara observasi dan wawancara digunakan untuk mengidentifikasi peran serta siswa
dalam pembelajaran dan dampak penerapan Model CPS.
Hasil penelitian diharapkan akan memberikan wawasan yang berharga tentang
efektivitas Model CPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga
dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan metode pembelajaran matematika yang
lebih inovatif dan efektif di tingkat sekolah dasar.
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan solusi yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan memberikan wawasan yang dapat digunakan oleh guru, sekolah, dan
pengambil kebijakan pendidikan dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan matematika
di SD N 1 Sidomulyo pada tahun pelajaran 2023/2024.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) yang melibatkan
tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Penerapan Model CPS melibatkan pembelajaran berbasis masalah dan keterlibatan aktif siswa
dalam menemukan solusi kreatif untuk masalah matematika. Data hasil belajar diperoleh
melalui tes, sedangkan observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang partisipasi siswa dan dampak Model CPS pada pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa
setelah penerapan Model CPS. Nilai rata-rata hasil tes meningkat dari siklus ke siklus. Selain
itu, siswa menunjukkan partisipasi aktif dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman
mereka terhadap konsep matematika, dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
kreatif.

Hasil dan Pembahasan


Hasil Penelitian

Siklus 1:

Pada awal siklus 1, hasil tes rata-rata siswa adalah 60.


Selama pelaksanaan siklus 1 dengan penerapan Model CPS, hasil tes rata-rata meningkat
menjadi 75.
Siklus 2:

Hasil tes rata-rata pada awal siklus 2 adalah 75 (meningkat dari siklus 1).
Setelah implementasi Model CPS di siklus 2, hasil tes rata-rata meningkat menjadi 85.
Siklus 3:

Pada awal siklus 3, hasil tes rata-rata adalah 85.


Dengan Model CPS pada siklus 3, hasil tes rata-rata siswa meningkat menjadi 92.
Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa setelah
penerapan Model CPS. Rata-rata hasil tes siswa meningkat dari siklus ke siklus. Terlihat
bahwa penerapan Model CPS dalam pembelajaran matematika memiliki dampak positif pada
hasil belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor:

Keterlibatan Siswa: Model CPS mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses
pembelajaran. Mereka terlibat dalam merumuskan dan mencari solusi kreatif untuk masalah
matematika, sehingga mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam.

Kemampuan Pemecahan Masalah: Model CPS menekankan pengembangan kemampuan


pemecahan masalah. Siswa diberi kesempatan untuk menghadapi masalah matematika yang
kompleks dan mencari solusi dengan berpikir kreatif. Hal ini meningkatkan kemampuan
mereka dalam mengatasi masalah.

Motivasi Belajar: Siswa terlihat lebih termotivasi untuk belajar matematika melalui Model
CPS. Pendekatan yang interaktif dan menantang ini memberikan pengalaman belajar yang
lebih menarik.
Hasil penelitian ini mendukung penggunaan Model CPS sebagai alat yang efektif dalam
meningkatkan hasil belajar matematika di kelas 5 SD N 1 Sidomulyo. Guru dan sekolah dapat
terus menerapkan Model CPS dalam pembelajaran matematika untuk memastikan
peningkatan berkelanjutan dalam hasil belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga
memberikan dorongan bagi pengembangan metode pembelajaran matematika yang lebih
inovatif dan efektif di tingkat sekolah dasar.

Simpulan dan Saran


Simpulan:
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan penting:
Penerapan Model Creative Problem Solving (CPS) dalam pembelajaran matematika di
kelas 5 SD N 1 Sidomulyo selama tahun pelajaran 2023/2024 efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Rata-rata nilai tes siswa meningkat secara signifikan dari siklus ke siklus.
Model CPS mendorong keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran matematika, membantu
mereka mengembangkan pemahaman konseptual yang lebih mendalam, serta meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan pemikiran kreatif.
Model CPS juga memotivasi siswa untuk belajar matematika dengan lebih antusias dan
bersemangat.

Saran:
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, berikut adalah beberapa saran untuk
pengembangan selanjutnya:
1. Penerapan Model CPS yang Konsisten: Sekolah dan guru sebaiknya terus menerapkan
Model CPS dalam pembelajaran matematika di kelas 5 SD untuk menjaga
peningkatan berkelanjutan dalam hasil belajar siswa.
2. Pengembangan Materi yang Sesuai: Guru dapat terus mengembangkan materi
pelajaran matematika yang sesuai dengan Model CPS, termasuk soal-soal yang
mendorong pemikiran kreatif dan pemecahan masalah inovatif.
3. Pelatihan Tambahan: Sekolah dapat menyelenggarakan pelatihan tambahan bagi guru-
guru mengenai Model CPS dan metode pembelajaran inovatif. Hal ini akan
meningkatkan pemahaman mereka tentang cara mengimplementasikan Model CPS
secara efektif.
4. Evaluasi Hasil Belajar: Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi hasil belajar
siswa secara berkala untuk memastikan bahwa Model CPS tetap efektif dalam jangka
panjang.
5. Penelitian Lanjutan: Sebagai upaya lebih lanjut, penelitian lebih mendalam dapat
dilakukan untuk mengeksplorasi pengaruh Model CPS dalam mata pelajaran lain dan
pada tingkat pendidikan yang berbeda.
Dengan mengikuti saran-saran ini, diharapkan peningkatan dalam hasil belajar matematika
akan berlanjut, memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan sistem pendidikan secara
keseluruhan.

Daftar Pustaka

https://www.google.co.id/books/edition/PENGUKURAN_KEMAMPUAN_BERPIKI
R_KREATIF_MA/uyGvEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1
https://www.google.com/search?q=PEMBELAJARAN+PROBLEM+SOLVING&sca
_esv=574054633&tbm=bks&sxsrf=AM9HkKnT9cPpNP5ZjX2E8G_CzNZeea6JHQ%3A169
7549819965&ei=-40uZaS5OrKcseMP_-
G_8AY&ved=0ahUKEwjkoofwmf2BAxUyTmwGHf_wD24Q4dUDCAk&uact=5&oq=PEM
BELAJARAN+PROBLEM+SOLVING&gs_lp=Eg1nd3Mtd2l6LWJvb2tzIhxQRU1CRUxBS
kFSQU4gUFJPQkxFTSBTT0xWSU5HMgUQABiABEixF1CBBljDE3AAeACQAQCYAXC
gAZkJqgEEMTMuMbgBA8gBAPgBAcICBxAAGA0YgATCAgUQABiiBIgGAQ&sclient=
gws-wiz-books
Arends. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azis, S. (2012). Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir
kreatif Melalui Pembelajaran Berbasis Projek. Tesis Program Studi Pendidikan Dasar.
Bandung: SPS UPI (tidak diterbitkan).
Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Creswell, J. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research, 3rd Edition.New Jersey: Person Education Inc.
Harlen, W. (1992). The teaching of science. London: David Fulton Publisher.
Aiman, U., Dantes, N., & Suma, K. (2019). Pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap literasi sains dan berpikir kritis siswa sekolah dasar.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 6(2), 196–209.
Hidayati, F., Juliato. 2018. Penerapan Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan
Masalah. Seminar Nasional Pendidikan. Banjarmasin 24 Maret 2018. ISBN 978-602-6483-
63-8

Anda mungkin juga menyukai