Anda di halaman 1dari 49

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN LINGKUNGAN DENGAN

KUALITAS HIDUP LANSIA DI PANTI GRIYA


LANSIA JANNATI

PROPOSAL PENELITIAN

SITTI NADIA SULEMAN


NIM: C01419113

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2023
PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Penelitian : Hubungan Aktivitas Fisik dan Lingkungan dengan
Kualitas Hidup Lansia Di Panti Griya Lansia Jannati
Nama : Sitti Nadia Suleman
Nim : C014119113
Program studi : Ilmu Keperawatan

Disetujui Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong Ns. Hamna Vonny Lasanuddin, M.Kep
NIDN: 0014116106 NIDN: 8916040022

Dekan
Ketua Program Studi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Ilmu Keperawatan

Dr. Zuriati Muhamad, SKM, M.Kes Ns. Harismayanti, S.Kep., M.Kep


NBM: 1150475 NBM: 1150469

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Hubungan
Aktivitas Fisik dan Lingkungan dengan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Griya
Lansia Jannati Provinsi Gorontalo”.
Peneliti menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak
kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam pembahasan materi.
Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti. Sehingga peneliti
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.
Dalam penyelesaian proposal penelitian ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu kesempatan ini
peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo Prof. Dr. Abdul. Kadim
Masaong, M.Pd dan selaku pembimbing 1 yang telah memberikan
masukan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyelesaikan proposal
penelitian ini.
2. Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Gorontalo dalam Bidang
Akademik Prof. Dr. Hj. Moon Otoluwa, M.Hum
3. Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Gorontalo dalam Bidang
Administrasi Umum, Keuangan, Perencanaan dan Sumber Daya Dr.
Salahudin Pakaya, S.Ag., MH.
4. Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Gorontalo dalam Bidang
Kemahasiswaan, Al-Islam Kemuhammadiyahan & Kerja Sama Dr. Apris
Ara Tilome, S.Ag., M.Si
5. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo Dr.
Zuriati Muhamad, SKM, M.Kes.
6. Ketua Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo Ns.
Andi Akifa Sudirman, M.Kep.
7. Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Ns.Andi Akifa Sudirman, S.Kep, M.Kep.
8. Ketua Jurusan Fakultas Keperawatan dan Ketua Jurusan Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo Ns. Harismayanti, S.Kep.,M.Kep.

iii
9. Pembimbing 2 Ns. Hamna Vonny Lasanuddin, M.Kep juga yang telah
banyak membantu dan memberikan bimbingan, masukan dalam
menyelesaikan sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.
10. Staf Dosen Program Studi S1 Keperawatan yang selama ini banyak
membimbing dan memotivasi saya selama studi.
11. Kepada Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan mendorong serta
memotivasi dan membimbing dengan kasih sayang dan pengorbanan
hingga saya dapat menyelesaikan studi.
12. Seluruh teman-teman Keperawatan yang telah saling memotivasi dan
membantu terselesainya proposal penelitian ini.
Meski demikian peneliti menyadari masih banyak kesalahan dalam
penyusunan proposal penelitian ini. Oleh karena itu peneliti sangat menghargai
masukan guna untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. Akhir kata, semoga ini
bermanfaat bagi peneliti dan rekan-rekan mahasiswa lainnya.

Gorontalo, Juni 2023

Peneliti

DAFTAR ISI

iv
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
PENGESAHAN PEMBIMBING..............................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian.....................................................................................4
1.5 Manfaat penelitian....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................6
2.1 Konsep Aktivitas Fisik Lansia..................................................................6
2.2 Konsep Lingkungan.................................................................................9
2.3 Konsep Kualitas Hidup Lansia...............................................................11
2.4 Penelitian Relevan.................................................................................14
2.5 Kerangka Teori......................................................................................17
2.6 Kerangka Konsep..................................................................................17
2.7 Hipotesis Penelitian...............................................................................18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................19
3.1 Desain penelitian...................................................................................19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................19
3.3 Variabel Penelitian.................................................................................19
3.4 Definisi Operasional...............................................................................19
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................21
3.6 Instrumen Penelitian..............................................................................21
3.7 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................23
3.8 Teknik Pengolahan Data........................................................................23
3.9 Tehnik Analisa Data...............................................................................24
3.10 Hipotesis Statistik...................................................................................24
3.11 Etika Penelitian......................................................................................25
3.12 Tahapan Penelitian................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

DAFTAR TABEL
Halaman

v
Tabel 1. Penelitian yang Relevan.........................................................................16
Tabel 2. Definisi Operasional Penelitian..............................................................21

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Kerangka Teori...................................................................................19

vi
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian..............................................................20

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

vii
Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responde............................................31
Lampiran 2. Lembar Pesertujuan Menjadi Responden............................................32
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian...............................................................................33
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.........................................................39

viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lansia yang telah memasuki usia 60 tahun tidak dapat menghindari proses
alami dari fase akhir kehidupan karena berjalan secara terus-menerus sering
berjalan waktu dan bertambahnya usia (Rahayu & Usman, 2022). Kelompok usia
tersebut terus mengalami peningkatan, di Indonesia penduduk lansia
diproyeksikan pada tahun 2045 akan mencapai hampir satu perlima dari total
penduduk Indonesia dengan persentase usia tertinggi berada pada kelompok
usia 60-69 tahun sebesar 63.65%. Sementara, jumlah lansia tertinggi berada di
Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 15,52% dan yang terendah berada di Jawa
Barat sebesar 10,18% (Badan Pusat Statistik, 2021).
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo diperoleh total jumlah lansia
di Provinsi Gorontalo bulan Januari-Mei tahun 2023 sebanyak 93.251 lansia yang
terbagi pada 6 wilayah yaitu Kota Gorontalo sebanyak 16.935 lansia, Kabupaten
Gorontalo sebanyak 29.192 lansia, Kabupaten Boalemo sebanyak 12.500 lansia,
Kabupaten Pohuwato sebanyak 11.147 lansia, Kabupaten Bone Bolango
sebanyak 14.028 lansia dan Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 9.449 lansia.
Menurut peneliti jumlah lansia tersebut akan terus meningkat hingga Desember
tahun 2023, hal ini dikarenakan pada tahun 2022 jumlah lansia di Provinsi
Gorontalo sebanyak 100.939 lansia.
Jumlah lansia yang terus meningkat tidak menjamin semua lansia tersebut
dalam keadaan sehat, hal ini dikarenakan pada lansia akan terjadi berbagai
kemunduran pada organ tubuh akibatnya lansia rentan terhadap gangguan fisik
(Wisnusakit & Sriati, 2021). Masalah fisik yang umumnya terjadi pada lansia
salah satunya yaitu sistem muskuloskeletal (Sunaryo et al., 2015). Permasalahan
pada sistem muskuloskeletal akibat kemunduran fisik inilah yang mengakibatkan
kurangnya lansia dalam melakukan aktivitas fisik karena merasa sudah tidak
mampu lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan fisik, selain kegiatan sehari.
Al-Qur’an Surat Al-Hajj Ayat 5, yaitu:
‫ٰٓي َاُّيَه ا الَّن اُس ِاْن ُكْنُت ْم ِفْي َر ْيٍب ِّم َن اْلَب ْع ِث َفِاَّن ا َخ َلْق ٰن ُك ْم ِّمْن ُت َر اٍب ُث َّم ِمْن ُّن ْط َفٍة ُث َّم ِمْن َع َلَقٍة ُث َّم ِمْن ُّمْض َغٍة ُّم َخ َّلَقٍة‬
‫ٰٓل‬
‫َّو َغْي ِر ُم َخ َّلَقٍة ِّلُنَب ِّي َن َلُكْۗم َو ُنِقُّر ِفى اَاْلْر َح اِم َم ا َنَش ۤا ُء ِا ى َاَج ٍل ُّمَس ًّم ى ُث َّم ُنْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْف اًل ُث َّم ِلَت ْب ُلُغْٓو ا َاُشَّد ُك ْۚم َو ِم ْنُك ْم‬

1
‫َّمْن ُّي َت َو ّٰف ى َو ِم ْنُك ْم َّمْن ُّيَر ُّد ِآٰلى َاْر َذ ِل اْلُعُم ِر ِلَك ْي اَل َي ْع َلَم ِم ْۢن َب ْع ِد ِع ْلٍم َش ْئًـۗا َو َت َر ى اَاْلْر َض َه اِمَد ًة َفِاَذ ٓا َاْن َز ْلَن ا َع َلْي َه ا‬
‫ْۢن‬ ‫ْل ۤا‬
‫ا َم َء اْه َت َّز ْت َو َر َب ْت َو َا َب َتْت ِمْن ُك ِّل َز ْو ٍۢج َب ِه ْي ٍج‬
Artinya:” Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu
yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
(dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara
kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan
sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang
telah diketahuinya”. Makna lansia dalam surat Al-Hajj ayat 5 berkaitan dengan
lansia adalah masa yang merupakan fase akhir kehidupan, dimana terjadinya
penurunan fisik.
Lansia seharusnya tetap melakukan aktivitas fisik walaupun mengalami
perubahan akibat penuaan seiring bertambahnya usia karena dapat mengurangi
risiko terjadinya penyakit atau masalah yang disebabkan perubahan tersebut.
Aktivitas yang baik atau direkomendasikan untuk lansia berusia 65 tahun ke atas
misalnya berjalan, menari dan berkebun yang setidaknya lansia melakukan
gerakan badan setiap hari di pagi hari minimal 15 menit (Sudargo et al., 2021).
Namun, pada kenyataanya banyak lansia yang kurang melakukan aktivitas fisik,
walaupun memiliki manfaat yang baik.
Hal ini didukung hasil survey awal yang dilakukan peneliti pada 5 lansia di
Panti Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo, dimana 3 lansia tersebut hanya
memiliki aktivitas fisik sedentari yaitu perilaku santai antara lain duduk-duduk di
kursi setelah melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi dan makan, lansia
juga memiliki perilaku sedentari yaitu berbaring dan menonton tv. 1 lansia
memiliki aktivitas fisik membersihkan wisma atau tempat tinggalnya dan 1 lansia
memiliki aktivitas fisik yaitu jalan pagi di dalam panti, namun tidak tiap hari. dilihat
dari hasil survey tersebut bahwa kelima lansia memiliki aktivitas fisik yang
berbeda-beda. Padahal, aktivitas fisik yang rutin dilakukan sangat bermanfaat
bagi lansia karena tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik lansia, namun
dapat meningkatkan kualitas hidup lansia itu sendiri.

2
Lingkungan yang baik dapat menarik minat lansia terhadap kejadian di
lingkungan panti atau sekitar dan meningkatkan motivasi lansoa, merasa tidak
sendirian akibat kurangnya hubungan dengan keluarga, serta merasa tempat
tinggal tersebut menginginkannya (Setyaningsih, 2023). Lingkungan juga dapat
mempengaruhi kualitas hidup lansia. Lingkungan tempat tinggal lansia dapat
menyediakan sumber dukungan sosial yang positif agar lansia tetap bisa merasa
bahagia, mencapai kepuasan hidup (Festi, 2018). Lingkungan dapat
dikategorikan lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik menurut peneliti sudah
baik karena sudah menyediakan tempat tinggal yang nyaman bagi lansia, namun
lingkungan sosial berdasarkan hasil survey awal diperoleh terdapat lansia yang
merasa kesepian di lingkungan panti karena tidak tinggal bersama keluarganya
dan tidak semua lansia berkomunikasi dengan lancar dengan orang-orang
sekitar panti.
Aktivitas fisik dan lingkungan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien,
kualitas hidup sebagai posisi individu hidup yang terkait dengan sistem budaya
dan nilai-nilai, berkaitan dengan tujuan, harapan, standar an kekhawatiran
sehingga kualitas hidup ini dapat diartikan sebuah konsep yang luas yang rumit
karena berkaitan dengan hubungan individu, hubungan sosial, keyakinan pribadi,
hubungan sosial dan penting dari lingkungan individu (Megasari et al., 2022).
Dalam artian kualitas hidup yang baik memiliki tujuan, harapan dan standar yang
baik di fase akhir kehidupannya menurut persepsi lansia sehingga kekhawatiran
mengenai kehidupanya dapat teratasi.
Kualitas hidup ini terbagai dalam empat apek. Pertama aspek kesehatan
fisik yang mencakup aktivitas kehidupan sehari-hari (Ekasari et al., 2018). Aspek
kedua dari kualitas hidup mengenai kesehatan psikologis yang meliputi afek
positif, berpikir, belajar, memori dan kosentrasi, rasa harga diri, citra diri dan
penampilan, afek negatif, serta spritualis (Anissa, 2022). Hubungan sosial
merupakan aspek ketiga kualitas hidup yang terdiri atas hubungan personal,
dukungan sosial dan aktivitas seksual (Ekasari et al., 2018).
Aspek terakhir dari kualitas hidup adalah lingkungan diantaranya
keamanan dan perlindungan secara fisik, lingkungan tempat tinggal, sumber
keuangan, pemeliharaan kesehatan sosial, kesempatan mendapatkan informasi
dan keterampilan baru, partisipasi dan kesempatan untuk rekreasi/aktivitas waktu
luang, lingkungan fisik dan transportasi.

3
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada 5 lansia menurut
aspek kesehatan fisik diperoleh kelima lansia sangat sering merasakan sakit fisik
yang dapat mencegah kelima lansia dalam beraktivitas sesuai kebutuhannya dan
merasa tidak puas dengan tidurnya. Hasil observasi awal pada 5 lansia tersebut
berdasarkan aspek kesehatan psikologis diperoleh merasa sedikit menikmati
hidupnya karena hanya tinggal di panti tanpa keluarga terdekat dan merasa
hidup kurang berarti, sedikit mampu berkosentrasi dalam memikirkan sesuatu,
serta sering memiliki perasaan negatif seperti putus asa terhadap kehidupan
yang dijalaninya di panti.
Dari observasi awal yang dilakukan peneliti pada 5 lansia didapatkan
kelima lansia merasa tidak puas dengan hubungan personal ataupun sosial
dengan orang sekitar dan terkadang merasa tidak puas dengan dukungan yang
lansia peroleh dari orang-orang di panti atau merasa biasa-biasa saja.Menurut
hasil observasi awal peneliti pada 5 lansia pada aspek ini diperoleh mereka tidak
sama sekali memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sendiri, merasa
sedikit memiliki kesempatan untuk bersenang-senang atau rekreasi. Berdasarkan
kelima aspek dari kualitas hidup lansia tersebut menunjukkan bahwa kualitas
hidup lansia dirasakan kurang baik
Dari uraian di atas didapatkan bahwa lansia masih kurang melakukan
aktivitas fisik dan lingkungan sosial masih ada lansia yang merasa kesepian,
serta kualitas hidup lansia dalam berbagai aspek dirasakan kurang, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik
dan lingkungan hidup dengan kualitas hidup lansia di Panti Griya Lansia Jannati
Provinsi gorontalo.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Lansia di Panti Griya Lansia Jannati memiliki aktivitas fisik yang berbeda-
beda.
2. Terdapat lansia di Panti Griya Lansia Jannati yang merasa kesepian tinggal
di lingkungan panti karena jauh dari keluarga dan tidak semua lansia memiliki
komunikasi yang lancar dengan orang-orang sekitar panti.
3. Kualitas hidup lansia di Panti Griya Lansia Jannati dirasakan kurang baik oleh
lansia berdasarkan lima aspek kualitas hidup.

4
1.3 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah yaitu:
1. Apakah terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kualitas hidup lansia di
Panti Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.
2. Apakah terdapat hubungan lingkungan dengan kualitas hidup lansia di
Panti Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.
3. Apakah terdapat hubungan aktivitas fisik dan lingkungan dengan kualitas
hidup lansia di Panti Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi aktivitas fisik dengan kualitas hidup lansia di Panti
Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.
2. Untuk mengidentifikasi lingkungan dengan kualitas hidup lansia di Panti
Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.
3. Untuk menganalisis aktivitas fisik dan lingkungan dengan kualitas hidup
lansia di Panti Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.

1.5 Manfaat penelitian


1.5.1.Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menyumbang atau sebagai masukan dalam
pengembangan ilmu keperawatan gerontik dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada lansia dengan masalah kualitas hidup melalui peningkatan
aktivitas fisik dan lingkungan tempat tinggal lansia.
1.5.2.Manfaat Praktis
1. Bagi Panti
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pimpinan panti dan
stafnya mengenai manfaat aktivitas fisik dan lingkungan dalam upaya
peningkatan kualitas hidup pada lansia.
2. Bagi Lansia
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi lansia tentang aktivitas
fisik yang dapat dilakukan oleh lansia agar meningkatkan kesehatan lansia baik
dari aspek fisik, psikologis dan sosial.

5
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi referensi dan data dasar bagi penelitian
selanjutnya dalam mengidentifikasi aktivitas fisik dan lingkungan dalam
mempengaruhi kualitas hidup lansia.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Aktivitas Fisik Lansia


2.1.1 Pengertian
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh akibat aktivitas otot-otot skelet
yang mengakibatkan pengeluaran energi. Setiap orang melakukan aktivitas fisik
antara individu satu dengan yang lain tergantung gaya hidup individu dan faktor
lainnya. Aktivitas fisik terdiri dari aktivitas selama bekerja, tidur dan pada waktu
senggang. Aktivitas fisik merupakan kerja fisik yang menyangkut sistem
lokomotor tubuh yang ditujukan dalam menjalankan aktivitas hidup sehari-
harinya, apabila suatu aktivitas fisik memiliki tujuan tertentu dan dilakukan
dengan aturan-aturan tertentu secara sistematis seperti adanya aturan waktu,
target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan disebut sebagai latihan (Ekasari
et al., 2018).
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang menghasilkan pengeluaran energi misalnya berjalan atau berlari, olahraga,
berdansa, latihan fisik dan aktivitas lain yang dilakukan saat waktu luang.
Aktivitas fisik yang rutin dapat memberikan efek terhadap kebugaran diantaranya
peningkatan nilai VO2max atau kemampuan pemakaian oksigen, penurunan
detak jantung dan tekanan darah, peningkatan daya tahan fisik, peningkatan
aktivitas enzim aerobik pada otot rangka, peningkatan kekuatan otot dan
peningkatan metabolisme tubuh (Kuswari & Gifari, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO) dalam Harti & Cempaka (2021)
bahwa aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang melibatkan otot dan
membutuhkan energi yang didalamnya termasuk olahraga dan latihan.
Melakukan aktivitas fisik yang sederhana dianjurkan untuk dilakukan daripada
tidak beraktivitas fisik sama sekali (seperti hanya seharian duduk, nonton tv
sambil berbaring dan tidur). Aktivitas fisik ini dibedakan atas tiga kelompok yaitu
rendah, sedang dan berat. Perbedaan dari ketiga aktivitas ini diketahui dengan
menghitung nadi setelah melakukan aktivitas fisik.
Kesimpulan berdasarkan teori di atas adalah kegiatan yang mengeluarkan
energi karena melibatkan otot-otot tubuh dan metabolisme tubuh, serta otot
rangka yang dilakukan secara teratur dan berulang dengan tingkat kegiatan dari

7
rendah, sedang dan berat misalnya berjalan, berlari dan berdansa sehingga
dapat meningkatkan kebugaran tubuh dan kesehatan lansia.

2.3.1 Manfaat Aktivitas Fisik


Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dalam bermanfaat untuk
meningkatkan kebugaran otot dan kardiorespirasi, meningkatkan kesehatan
(kesehatan tulang, mengurangi risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke
dan berbagai jenis kanker, serta depresi), mengurangi risiko jatuh dan patah
tulang dan membantu menjaga berat badan (Saputra et al., 2022). Menurut
P2PTM Kemenkes RI dalam Kamaruddin et al (2022) bahwa aktivitas fisik
mempunyai manfaat menurunkan berat badan, menstabilkan peredaran saraf
dan darah, mencegah kencing manis, mencegah kolesterol tinggi,
mempertahankan imunitas tubuh, menjaga keluwesan tubuh, memperbaiki postur
pada tubuh, mengatasi stres dan menghilangkan rasa cemas.
Manfaat aktivitas fisik pada lansia sebagai berikut (Ekasari, Riasmini, &
Hartini, 2018):
1. Manfaat Fisik
Aktivitas fisik dapat menguatkan otot jantung dan memperbesar bilik
jantung sehingga meningkatkan efisiensi kerja jantung. Elastisitas pembuluh
darah akan meningkat sehingga peredaran darah akan lebih lancar dan terhindar
dari hipertensi dan penyakit jantung koroner. Lancarnya pembuluh darah akan
melancarkan pembuangan zat sisa sehingga tidak mudah lelah. Kekuatan dan
kepadatan tulang akan bertambah karena adanya tarikan otot sewaktu aktivitas
fisik dan terhindar dari pengeroposan tulang. Persendian akan bertambah lentur,
sehingga gerakan sendi tidak akan terganggu. Berat badan tubuh terpelihara dan
kebugaran akan bertambah sehingga produktivitas akan meningkat.
2. Manfaat Kejiwaan
Aktivitas fisik akan membuat lansia dapat menghadapi stress dan
gangguan hidup sehari-hari. Lebih dapat berkonsentrasi, tidur lebih nyenyak dan
merasa berprestasi. Selain itu, penurunan kadar garam, peningkatan kadar
epinefrin dan endorfin membuat seseorang merasa bahagia, tenang dan percaya
diri.

8
3. Memperlancar Proses Pencernaan
Aktivitas fisik ditujukan untuk usus, manipulasi pada perut bagian tengah
dengan arah vertikal dan melingkar dimaksudkan untuk memperlancar aliran
darah ke usus dan merangsang peristaltik usus. Desakan dan tarikan di perut
bagian tengah maupun bawah akan menambah efektif perangsangan tersebut.
Dengan aliran darah yang baik, kelenjar pencernaan akan dapat memproduksi
enzim dengan kuantitas yang cukup dan kualitas baik. Kesulitan buang air besar
pada lansia, selain diatasi dengan makanan berserat dan banyak minum, perlu
dirangsang dengan aktivitas fisik.
4. Mengatur Pengeluaran Energi
Keseimbangan antara input dan output perlu dipertimbangkan pada lansia
untuk mendapatkan berat badan yang sesuai. Kegemukan pada lansia akan
mengakibatkan kegemukan dan memicu penyakit degeneratif seperti diabetes
mellitus hingga hipertensi. Kegemukan akan memperberat beban sendi
penyangga badan terutama lutut dan pergelangan kaki. Aktivitas fisik bagi lansia
yang mengalami kegemukan disarankan untuk menggunakan sepeda stasioner
atau latihan di air untuk mengurangi beban di sendi lutut. Jenis latihan yang
dilakukan adalah yang bersifat aerobik dengan intensitas yang rendah yaitu
waktu minimal 30 menit. Bagi lansia yang kurus, disarankan untuk melakukan
aktivitas fisik ringan dalam waktu 20-30 menit, dengan adanya aktivitas yang
tidak melelahkan ini akan merangsang nafsu makan lansia.
5. Meningkatkan Kebugaran Otak
Penurunan daya ingat dan konsentrasi pada lansia dapat dicegah dengan
senam otak, sekaligus untuk mencegah stroke. Pada dasarnya banyak
menggerakkan jari-jari dan wajah. Sinkronisasi kedua tangan untuk mengaktifkan
otak kanan maupun kiri dan gerakan menyilang banyak memberi manfaat.
Peneliti menyimpulkan dari teori-teori di atas bahwa aktivitas fisik tidak
hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik yaitu kebugaran otot, kesehatan jantung
(mencegah hipertensi, penyakit jantung koroner), kesehatan tulang,
memperlancar proses pencernaan dan mencegah penyakit DM, mengatur
pengeluaran energi, meningkatkan imunitas tubuh dan kesehatan
musculoskeletal (memperbaiki postur tubur dan kekuatan, serta kepadatan tulang
bertambah). Namun, juga bermanfaat untuk kesehatan mental lansia yaitu
mengurangi stres dan menurunkan tingkat kecemasan.

9
2.3.2 Jenis-Jenis Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat dibedakan jenisnya dalam kategori istirahat, sangat
ringan, ringan, sedang dan berat yang dapat dijelaskan sebagai berikut
(Kemenkes tahun 2014 dalam Marniati et al (2021):
1. Istirahat yang terdiri atas kegiatan tidur, berbaring dan bersandar.
2. Sangat ringan yang terdiri atas duduk dan berdiri, melukis, menyetir mobil,
pekerja laboratorium, mengetik, menyapu, menyetrika, memasak, bermain
kartu dan bermain alat musik.
3. Ringan yang terdiri atas berjalan dengan kecepatan 2,5-3 mph, bekerja di
bengkel, pekerjaan yang berhubungan dengan listrik, tukang kayu, pekerjaan
yang berhubungan dengan restoran, membersihkan rumah, mengasuh anak,
golf, memancing dan tenis meja.
4. Sedang yang terdiri atas berjalan dengan kecepatan 3,5-4 mph, mencabut
rumput, menangis dengan keras, bersepeda, ski, tenis dan menari.
5. Berat yang terdiri atas berjalan mendaki, menebang pohon, menggali tanah,
basket, panjat tebing dan sepak bola.
Aktivitas fisik dinyatakan dalam satuan MET (Metabolic Energy Turnover),
MET merupakan satuan pengeluaran energi dan digunakan untuk mengukur
aktivitas fisik dalam menit. MET minute merupakan satuan yang digunakan
dalam mengukur volume aktivitas fisik individu (Kemenkes RI, 2018). Terdiri atas
tiga kategori yaitu (Kemenkes RI, 2013): 1) Aktivitas Fisik Ringan. Aktivitas fisik
ringan yaitu perilaku sedentari adalah perilaku santai antara lain duduk,
berbaring dan lain sebagainya dalam sehari-hari baik di tempat kerja (kerja
depan komputer, membaca, dan lain-lain), di rumah (nonton TV, main game, dan
lain-lain), di perjalanan atau transportasi (bis, kereta, motor), tetapi tidak
termasuk waktu tidur. 2) Aktivitas Fisik Sedang. Apabila melakukan aktivitas fisik
sedang (menyapu, mengepel, dan lain-lain) minimal 5 hari atau lebih dengan
total lamanya beraktivitas 150 menit dalam satu minggu. 3) Aktivitas Fisik Berat.
Kegiatan yang secara terus-menerus melakukan kegiatan fisik minimal 10 menit
sampai meningkatnya denyut nadi dan nafas lebih cepat dari biasanya (misalnya
menimba air, mendaki gunung, lari cepat, menebang pohon, mencangkul, dan
lain-lain) selama minimal tiga hari dalam satu minggu dan total waktu beraktivitas
≥1500 menit MET minute. MET minute aktivitas berat lamanya waktu (menit)
melakukan aktivitas dalam satu minggu dikalikan bobot sebesar 8 kalori.

10
Peneliti menyimpulkan bahwa jenis aktivitas fisik dapat diklafikasikan
berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan, kecepatan aktivitas dilakukan, lama
waktu aktivitas dilakukan dan frekuensi dilakukannya aktivitas selama satu
minggu yang dapat dilakukan pengukuran menggunakan satuan pengeluaran
energi dalam menit.
2.2 Konsep Lingkungan
2.2.1.Pengertian
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada di lingkungan
tersebut. Contohnya, apabila suatu wilayah mempunyai sikap menjaga
kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai
sikap menjaga kebersihan lingkungan (Purba et al., 2023),
Lingkungan fisik tempat dimana seseorang tinggal dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya penyakit tertentu. Lansia mudah salah menerima
lingkungan dan merasa terancam. Respon perilaku khas lansia yang merasa
terancam meliputi tingkah laku agresif, volume suara meningkat, gelisah dan
permusuhan. Lansia diminta untuk tetap tinggal di dalam rumah secara terus-
menerus akan menimbulkan persepsi yang kurang baik, langkah dan pergerakan
lansia dibatasi dan termasuk kunjungan sanak family kondisi lingkungan berubah
dari biasanya dan cenderung akan berdampak secara psikologis lansia (Susanti
et al., 2021).
Lingkungan tempat tinggal lansia dapat menyediakan sumber dukungan
sosial yang positif agar lansia tetap bisa merasa bahagia, mencapai kepuasan
hidup. Lingkungan, terutama keluarga, memiliki kepedulian terhadap kebutuhan
lansia. kondisi lanjut usia akan mengalami perubahan sosial, menurunnya
integrasi dengan lingkungan. Hal ini akan memberikan dampak pada
kebahagiaan seseorang dan akhirnya pada kesehatan, serta kesejahteraan
hidup lansia (Festi, 2018).
Berdasarkan ketiga definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kondisi
tempat tinggal lansia yang dapat mempengaruhi lansia menjalani fase akhir
kehidupan, yang mana apabila lingkungan tersebut dianggap sebagai ancaman
oleh lansia, maka menyebabkan permasalahan bagi lansia. tetapi, apabila
lingkungan tersebut menyediakan dukungan yang baik, maka dapat

11
menyebabkan lansia mencapai kepuasan dalam hidupnya karena merasa
bahagia berada di lingkungan yang positif atau baik tersebut.
2.2.2.Dimensi Lingkungan
Adapun komponen-komponen dimensi lingkungan sebagai berikut (Hanim,
2022):
1. Kelekatan emosional. Memungkinkan individu memperoleh kelekatan
emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima. Individu
yang menerima dukungan sosial semacam ini merasa tenteram, aman dan
damai yang ditunjukkan dengan sikap tenang dan bahagaia.
2. Integrasi sosial. Memungkinkan individu untuk memperoleh perasaan
memiliki suatu kebutuhan yang memungkinkan untuk berbagai minat,
perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-
sama.
3. Adanya pengakuan. Lansia mendapat pengakuan atau kemampuan dan
kealiannya serta memperoleh penghargaan dari orang lain atau lembaga.
4. Ketergantungan yang dapat diandalkan. Individu mendapat dukungan sosial
berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika
individu yang bersangkutan membutuhnkan bantuan tersebut.
5. Bimbingan. Sumber-sumber dukungan sosial yang merujuk kepada siapa
atau darimana individu memperoleh dukungan tersebut.
6. Kesempatan untuk mengasuh. Suatu sumber penting dalam hubungan
interpersonal atau perasaan dibutuhkan oleh orang lain. Memungkinkan
individu untuk memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya
untuk memperoleh kesejahteraan.
Peneliti menyimpulkan bahwa lingkungan bukan berarti hanya tentang
segala sesuatu yang ada di sekitar tempat tinggal lansia dalam bentuk yang
dapat dilihat atau berwujud fisik atapun benda, namun kelekatan emosional yang
diterima individu seperti dukungan sosial yang baik, integrasi sosial dalam
melakukan minat atau hobi bersama dengan lansia lainnya, pengakuan dari
orang lain, saling membantu maupun membimbing, serta rasa dibutuhkan oleh
orang sekitar termasuk dapat menunjukkan dimensi lingkungan yang baik.

12
2.3 Konsep Kualitas Hidup Lansia
2.3.1 Pengertian
Kualitas hidup (quality of life) memiliki maksud sebagai usaha untuk
membawa penilaian memperoleh kesehatan. Berdasarkan klinis, kualitas hidup
telah menjadi pokok bahasan sehubungan dengan penggunaan instrumen terkait
keadaan kesehatan yang mengukur kepuasan seseorang dan manfaat fisiologis
(Nursalam, 2017).
Dasarnya, kualitas hidup tidak dapat didefinisikan dengan pasti karena
hanya orang tersebut yang mengetahuinya sehingga kualitas hidup ini
merupakan suatu persepsi yang subjektif yang dibentuk oleh individu terhadap
fisik, emosional, kemampuan kognitif dan komponen kebahagiaan atau
emosional dalam suatu sistem nilai dan budaya di tempat mereka tinggal
(Widodo, 2021).
Kualitas hidup sebagai posisi individu hidup yang terkait dengan sistem
budaya dan nilai-nilai, berkaitan dengan tujuan, harapan, standard an
kekhawatiran sehingga kualitas hidup ini dapat diartikan sebuah konsep yang
luas yang rumit karena berkaitan dengan hubungan individu, hubungan sosial,
keyakinan pribadi, hubungan sosial dan penting dari lingkungan individu
(Megasari et al., 2022).
Peneliti menyimpulkan bahwa kualitas hidup merupakan konsep analisis
kemampuan individu untuk mendapatkan hidup yang normal terkait dengan
persepsi secara individu mengenai tujuan, harapan, standar, dan perhatian
secara spesifik terhadap kehidupan yang dialami dengan dipengaruhi oleh nilai
dan budaya pada lingkungan individu tersebut.
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah (Megasari et al.,
2022):
1. Jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam peran
serta akses dan kendali terhadap berbagai sumber, sehingga kebutuhan
atau hal-hal yang penting bagi laki-laki dan perempuan juga akan berbeda.
Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan aspek-aspek kehidupan dalam
hubungannya dengan kualitas hidup pada laki-laki dan perempuan.
Kesejahteraan laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda, namun
perempuan lebih banyak terkait dengan aspek hubungan yang bersifat positif

13
sedangkan kesejahteraan tinggi pada pria lebih terkait dengan aspek
pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik.
2. Usia. Terdapat perbedaan yang terkait dengan usia dalam aspek-aspek
kehidupan yang penting bagi individu. Individu dewasa mengekspresikan
kesejahteraan yang lebih tinggi pada usia dewasa madya.
3. Pendidikan. Kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya
tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu.Tingkat pendidikan adalah
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup, hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingginya signifikansi perbandingan dari pasien yang
berpendidikan tinggi meningkat dalam keterbatasan fungsional yang
berkaitan dengan masalah emosional dari waktu ke waktu dibandingkan
dengan pasien yang berpendidikan rendah serta menemukan kualitas hidup
yang lebih baik bagi pasien berpendidikan tinggi dalam domain fisik dan
fungsional, khususnya dalam fungsi fisik, energi/kelelahan, sosial fungsi, dan
keterbatasan dalam peran berfungsi terkait dengan masalah emosional.
4. Pekerjaan. Kualitas hidup juga diperoleh hasil penelitian yang tidak jauh
berbeda dimana individu yang bekerja memiliki kualitas hidup yang lebih baik
dibandingkan individu yang tidak bekerja.
5. Status pernikahan. Individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih
tinggi dari pada individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun janda atau
duda akibat pasangan meninggal.
6. Finansial. Aspek finansial merupakan salah satu aspek yang berperan
penting mempengaruhi kualitas hidup individu yang tidak bekerja.
Berdasarkan teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa baik tidaknya
suatu kualitas hidup juga dapa ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya jenis
kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan keuangan.
2.3.3 Domain Kualitas Hidup
Penilaian kualitas hidup WHOQOL (The World Health Organization Quality
Of Life)-100 dikembangkan oleh WHOQOL Group bersama lima belas pusat
kajian internasional, secara bersamaan, dalam upaya mengembangkan penilaian
kualitas hidup yang akan berlaku secara lintas budaya:
1. Pengukuran QoL
WHOQOL-BREF menghasilkan kualitas profil hidup adalah mungkin untuk
menurunkan empat skor domain. Keempat skor domain menunjukkan sebuah

14
persepsi individu tentang kualitas kehidupan di setiap domain tertentu. Domain
skor berskalakan kearah yang positif (yaitu skor yang lebih tinggi menunjukkan
kualitas hidup lebih tinggi).
Semua skala dan faktor tunggal diukur dalam rentang skor 0-100. Nilai
skala yang tinggi mewakili tingkat respons yang lebih tinggi. Jadi nilai tinggi untuk
mewakili skala fungsional tinggi atau tingkat kesehatan lebih baik, nilai yang
tinggi untuk status kesehatan umum atau QoL menunjukkan QoL yang tinggi;
tetapi nilai tinggi untuk skala gejala menujukkan tingginya simtomatologi atau
masalah.
2. Domain QOL menurut WHOQOL-BREF
Menurut WHO, ada empat domain yang dijadikan parameter untuk
mengetahui kualitas hidup. Setiap domain dijabarkan dalam beberapa aspek,
yaitu: a) Domain kesehatan fisik meliputi kegiatan kehidupan sehari-hari,
ketergantungan pada bahan obat dan bantuan medis, energi dan kelelahan,
mobilitas, rasa sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat dan kapasitas
kerja. b) Domain psikologis meliputi bentuk dan tampilan tubuh, perasaan negatif,
perasaan positif, penghargaan diri, spritualitas agama atau keyakinan pribadi dan
berpikir, belajar, memori, serta konsentrasi. c) Domain hubungan sosial meliputi
hubungan pribadi, dukungan sosial, aktivitas seksual. d) Domain lingkungan
meliputi sumber daya keuangan, kebabasan, keamaan, dan kenyamanan fisik,
kesehatan dan kepeduliaan sosial: aksebilitas dan kualitas, lingkungan rumah,
peluang untuk memperoleh informasi dan keterampilan baru, partisipasi dan
kesempatan untuk rekreasi dan keterampilan baru, lingkungan fisik (polusi atau
kebisingan atau lalu lintas atau iklim) dan transportasi (Megasari et al., 2022).
Berdasarkan uraian materi di atas bahwa kualitas hidup dapat dinilai dalam
berbagai aspek dari kesehatan fisik yang meliputi kegiatan lansia hingga
pengobatan yang dilakukan, kemudian kesehatan mental mengenai diri lansia,
selanjutnya interaksi sosial disekitar lansia tinggal dan lingkungan yang terkait
keamaan hingga transportasi yang digunakan.

15
2.4 Penelitian Relevan
Tabel 1. Penelitian yang Relevan
No Nama Judul Metode Penelitian Hasil Perbedaan Persamaan
Peneliti Penelitian
1 Windri et Pengaruh Jenis penelitian Hasil diperoleh Perbedaan yang Persamaan kedua
al (2019) aktivitas fisik rancangan pres aktifitas fisik senam didapatkan peneliti penelitian ini variabel
dengan experiment design dapat memberikan yaitu jenis dependen yaitu kualitas
kualitas one group pre test- kenaikan nilai pada penelitian, sampel hidup dan kuesioner
hidup lansia post test. Sampel domain kesehatan penelitian dan kualitas hidup yaitu
hipertensi di sebanyak 8 lansia fisik dari 495 menjadi analisa data yang WHOQOL-BREF
Panti Werdha yang mengalami 563, dan tidak digunakan
Maria hipertensi. Aktivitas terdapat kenaikan
Sudarsih fisik yang dilakukan pada kesehatan
Ambarawa adalah senam dengan jiwa, hubungan
frekuensi 4 kali dalam sosial dan
seminggu. Instrument lingkungan. Sehingga
yang digunakan terlihat sekali aktivitas
kuesioner kualitas fisik san
hidup WHOQOL- gat mempengaruhi
BREF sebanyak 26 terhadap kualiatas
pertanyaan yang hidup lansia di Panti
diukur 2 kali sehari Wreda Ambarawa
sebelum dan sesu-
dah. Analisa data
univariat dengan
menghitung masing-
masing nilai domain
kualitas hidup sebe-
lum dan sesudah.

16
2 Abdurras Tingkat Jenis penelitian Hasil uji ANOVA Perbedaan kedua Persamaan kedua
yid aktivitas fisik kuantitatif dengan didapatkan tingkat penelitian terletak penelitia diantaranya
(2019) menentukan desain cross aktivitas fisik pada sampel jenis penelitian yaitu
kualitas sectional, sampel berhubungan dengan penelitian, cross sectional,
hidup lansia penderita diabetes tingkat kualitas hidup instrument aktivitas variabel penelitian dan
diabetes mellitus usia >45 lansia diabetes melitus fisik dan uji statistik instrument kualitas
mellitus tipe tahun sebanyak 333 tipe 2 (p value 0,0001 < untuk analisis hidup yaitu WHOQOL-
2 responden dengan 0,05) bivariat BREF
teknik random
sampling, instrumen
yang digunakan
physical acitivity
questionnaire (IPAQ)
kuesioner aktivitas
fisik dan WHOQOL-
BREF, serta analisa
data menggunakan uji
ANOVA
3 Izatulisla Hubungan Jenis penelitian Hasil penelitian Kedua penelitian Kedua penelitian
mi & aktivitas fisik kuantitatif deskriptif menunjukkan bahwa memiliki perbedaan memiliki persamaan
Kumaat dan kualitas metode survey, rata-rata anak melakuk- pada sampel diantaranya variabel
(2022) hidup siswa sampel sebanyak 97 an aktivitas fisik penelitian, instru- penelitian
Sekolah siswa dengan teknik dengan intensitas men penelitian dan
Dasar Negeri purposive sampling, ringan hingga sedang analisis data bi-
Kedungdoro proses pengumpulan yaitu sebanyak 72 anak variat
IV Surabaya data menggunakan (74,2%). Kategori item
link google formulir, jenis aktivitas fisik anak
instrument mengg- menjadi yang tertinggi
unakan physical dengan skor mean 4,93
activity questionnaire- (±1,92). Kategori
children (PAQ-C) aktivitas fisik saat jam

17
untuk aktivitas fisik makan siang menjadi
dan kualitas hidup yang terendah dengan
menggunakan health- skor mean 2,30 (±1,38).
related quality of life Total rata-rata mean
(HRQL), serta analisis untuk kuesioner PAQ-C
data menggunakan uji sebesar 3,22 (±1,29).
spearman Kemudian pada
HRQoL dukungan so-
sial merupakan nilai
tertinggi dengan mean
14,78 (±3.19). Untuk
nilai terendah pada
tabel tersebut terdapat
pada skala kesejah-
teraan fisik dengan nilai
mean 9,52 (±2,19).
Rata-rata dalam kue-
sioner kualitas hidup
anak tersebut ialah
11,87 (±2,99). Terdapat
hubu-ngan korelasi
yang cukup searah
antara aktivitas fisik
dan kualitas hidup yang
ditun-jukkan dengan
angka 0,259, dengan
probalitas pada p-value
yang menunjukkan
angka 0,011

18
2.5 Kerangka Teori

Aktivitas Fisik Dimensi Lingkungan


1. Aktivitas di tempat kerja
2. Bepergian ke dan dari tempat 1. Kelekatan emosional
aktivitas 2. Integrasi sosial
3. Aktivitas berolahraga 3. Adanya pengakuan
4. Aktivitas menetap/sedentari 4. Ketergantungan yang dapat
diandalkan
5. Bimbingan
6. Kesempatan untuk mengasuh

Meningkatkan kualitas hidup


lansia

Domain kesehatan Domain Domain hubungan Domain


fisik psikologis sosial lingkungan

Gambar 1. Kerangka Teori


Sumber: Kemenkes (2013), Nursalam (2017), Hanim (2022)

19
2.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut:

Aktivitas fisik:
1. Aktivitas di tempat kerja
2. Perjalan dari dan ke tempat aktivitas
3. Aktivitas olahraga
Kualitas hidup:
4. Aktivitas menetap
1. Kesehatan fisik
2. Psikologis
3. Hubungan sosial
4. lingkungan
Lingkungan:
1. Kerekatan emosional
2. Integrasi sosial
3. Penghargaan dan pengakuan
4. Hubungan yang dapat diandalkan
5. Saran atau informasi
6. Kemungkinan membantu

Keterangan:

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Hubungan

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode studi
observasional menggunakan pendekatan cross sectional study, adalah penelitian
dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel aktivitas fisik dan
lingkungan dengan kualitas hidup lansia pada satu waktu yang artinya bahwa
tiap subjek diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada
saat pemeriksaan. Dalam penelitian cross sectional peneliti tidak melakukan
tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1.Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Panti Griya Lansia Jannati Provinsi
Gorontalo.
3.2.2.Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juli 2023.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian ini terdiri atas dua yaitu variabel independen adalah
aktivitas fisik dan lingkungan, serta variabel dependen adalah kualitas hidup.

3.4 Definisi Operasional


Tabel 2. Definisi Operasional Penelitian
Variable Definisi Parameter Cara ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Aktivitas fisik Terdiri atas 4 Menggunaka 1. Berat: Ordinal
bebas: adalah gerakan domain yaitu: n kuesioner Jika (P2 +
Aktivitas tubuh yang 1. Aktivitas di GPAQ P11) ≥3 hari
fisik meghasilkan tempat kerja dengan dan total
energi dalam yaitu kegiatan satuan MET aktivitas fisik
menjalankan fisik minimal minute MET menit
aktivitas berat 10 menit dan per minggu
dan sedang selama 3 hari adalah
pada kegiatan dalam satu ≥1500, atau
sehari-hari minggu
dalam jumlah sampai Jika: (P2 +
hari per minggu meningkatkan P5 + P8 +
dan jumlah denyut nadi
menit per hari P11 + P14)
dan nafas
lebih cepat ≥7 hari dan

21
dari biasanya total aktivitas
2. Perjalanan MET menit
dari dan ke per mingggu
tempat
adalah
aktivitas yaitu
perjalanan ke ≥3000
tempat 2. Sedang:
aktivitas Jika: (P2 +
minimal 10 P11) ≥3 hari
menit seperti dan ((P2 x
berjalan kaki P3) + (P11 x
atau berse- P12)) ≥60
peda ke menit, atau
tempat Jika: (P5 +
aktivitas P8 + P14) ≥5
3. Aktivitas
hari dan ((P5
olahraga yaitu
x P6) + (P8 x
kegiatan
berolahraga P9) + (P14 x
minimal 10 P15)) ≥150
menit yang menit, atau
mengakibatka Jika: (P2 +
n peningkatan P5 + P8 +
nafas dan P11 + P14)
denyut nadi ≥5 hari dan
seperti lari total aktivitas
dan bermain fisik MET
sepak bola menit per
4. Aktivitas minggu ≥600
menetap yaitu
sampai
perilaku
<3000
sedentari
atau santai 3. Ringan:
seperti Jika nilai
berbaring dan MET <600
duduk atau jika nilai
MET tidak
mencapai
kriteria untuk
aktivitas fisik
tingkat tinggi
atau sedang
Lingkungan Kondisi tempat Dimensi Menggunaka 1. Kurang
tinggal lansia lingkungan sosial n kuesioner jika skor
dapat terdiri atas 6 lingkungan 10-23
menyediakan dimensi: sosial 2. Cukup
1. Kerekatan jika skor
sumber
emosional 24-37
dukungan 3. Baik jika
sosial yang 2. Integrasi
skor 38-
positif agar sosial
50
lansia tetap 3. Penghargaa
bisa merasa n dan
bahagia, pengakuan
mencapai 4. Hubungan
yang dapat

22
kepuasan diandalkan
hidup 5. Saran atau
informasi
6. Kemungkina
n membantu

Variabel Persepsi atau Terdiri atas 4 Menggunaka 1. Kurang Nomina


terikat: penilaian domain: n kuesioner jika skor l
Kualitas 1. Kesehatan WHOQOL- 10-29
hidup lansia fisik BREF 2. Baik jika
terhadap 2. Psikologis skor 30-
kehidupan, 3. Hubungan 50
lingkungan, sosial
4. linkungan
dan
kesehatannya

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian


3.5.1 Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Populasi penelitian ini adalah semua jumlah lansia di Panti Griya Lansia
Jannati yaitu sebanyak 30 orang.

3.5.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 lansia di Panti Griya Lansia Jannati
dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara total sampling, dimana
peneliti mengumpulkan sampel apabila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel.
3.6 Instrumen Penelitian
Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan
instrumen sebagai berikut:
3.6.1.Instrumen Aktivitas Fisik
Instrumen GPAQ bersumber dari penelitian Sumarta (2020), kuesioner ini
terdiri atas 4 domain dibagi ke dalam enam sub domain antara lain untuk
aktivitas berat dengan kode P1-P3, aktivitas sedang dengan kode P4-P6,
perjalanan dari dan ke tempat aktivitas dengan kode P7-P9, olahraga berat
dengan kode P10-P12, olahraga sedang dengan kode P13-15 dan aktivitas
menetap dengan kode P16. Berikut adalah kriteria total aktivitas disesuaikan
dengan kriteria aktivitas fisik menurut Kemenkes (2013).
1. Berat

23
a. Jika: (P2 + P11) ≥3 hari dan total aktivitas fisik MET menit per minggu adalah
≥1500, atau
b. Jika: (P2 + P5 + P8 + P11 + P14) ≥7 hari dan total aktivitas MET menit per
mingggu adalah ≥3000
2. Sedang
a. Jika: (P2 + P11) ≥3 hari dan ((P2 x P3) + (P11 x P12)) ≥60 menit, atau
b. Jika: (P5 + P8 + P14) ≥5 hari dan ((P5 x P6) + (P8 x P9) + (P14 x P15)) ≥150
menit, atau
c. Jika: (P2 + P5 + P8 + P11 + P14) ≥5 hari dan total aktivitas fisik MET menit
per minggu ≥600 sampai <3000
3. Ringan
a. Jika nilai MET <600 atau
b. Jika nilai MET tidak mencapai kriteria untuk aktivitas fisik tingkat tinggi atau
sedang
Adapun untuk mengetahui total aktivitas fisik per minggu dapat
menggunakan rumus sebagai berikut (WHO, 2021):

Total aktivitas fisik per minggu= [(P2xP3x8) + (P5xP6x4) + (P8xP9x4) +


(P11xP12x8) + (P14xP15x4)]

3.6.2.Instrumen Lingkungan
Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner yang bersumber dari
penelitian (Pratiwi, 2015). Kuesioner ini terdiri atas 14 pernyataan yang meliputi
dimensi kerekatan emosional 3 pernyataan, dimensi integrasi sosial 3
pernyataan, dimensi penghargaan dan pengakuan 2 pernyataan, dimensi
hubungan yang dapat diandalkan 2 pernyataan, dimensi saran atau informasi 2
pernyataan dan dimensi kemungkinan membantu 2 pernyataan. Pilihan jawaban
dalam kuesioner ini menggunakan Likert Scale yaitu responden diminta
pendapatnya mengenai setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu hal yang
dinyatakan dalam berbagai tingkat persetujuan.
3.6.3.Instrumen Kualitas Hidup
Instrumen kualitas hidup yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar kuesioner kualitas hidup yaitu WHOQOL-BREF (World Health
Organization Quality of Life-BREF yang terdiri atas 26 pertanyaan yang
kemudian di modifikasi peneliti menjadi 10 pernyataan dengan lima pilihan

24
jawaban menggunakan Likert Scale yaitu responden diminta pendapatnya
mengenai setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu hal yang dinyatakan dalam
berbagai tingkat persetujuan. WHOQOL-BREF terdiri atas 4 domain sebagai
berikut
1. Domain kesehatan fisik: pertanyaan nomor 1, 2,3, 6
2. Domain psikologis: pertanyaan nomor 10
3. Domain hubungan sosial: pertanyaan nomor 7
4. Domain lingkungan: pertanyaan nomor 4,5,8,9

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan
empat cara yaitu:
1. Kuesioner. Peneliti mengumpulkan data dengan membagikan kuesioner
aktivitas fisik dan lingkungan, serta kualitas hidup kepada lansia di Griya
Lansia Jannati Provinsi Gorontalo yang mampu membaca dan menulis.
Lansia yang tidak dapat membaca dan menulis, maka kuesioner akan dibantu
oleh peneliti untuk diisi dengan membacakan kuesioner penelitian.
2. Dokumentasi. Peneliti mencatat data-data mulai dari identitas responden atau
data pribadi dan jawaban-jawaban responden pada lembar kuesioner yang
telah disiapkan. Selain itu, peneliti perlu mengecek riwayat penyakit, aktivitas
dan kegiatan rutin lansia di panti.

3.8 Teknik Pengolahan Data


Tahap-tahap pengolahan data dalam penelitian adalah sebagai berikut”
1. Editing data yaitu peneliti mengoreksi jawaban yang telah diberikan
responden, apabila ada data yang salah atau kurang segera dilengkapi.
2. Coding data yaitu melakukan pengkodean terhadap beberapa variabel
yang akan diteliti, dengan tujuan untuk mempermudah pada saat
melakukan analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.
3. Entry data yaitu memasukkan data dalam variabel sheet dengan
menggunakan program komputer yaitu Microsoft excel, dimana peneliti
akan memasukkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner ke
dalam master tabel dan memasukkan data dari master tabel ke SPSS
untuk di analisis univariat dan bivariat. Pada entry data ini juga ini peneliti
akan melakukan uji validitas kuesioner penelitian.

25
4. Cleaning data yaitu pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang
mungkin terjadi, dalam hal ini tidak diikutsertakan nilai hilang (missing
value) dalam analisis dan data yang tidak sesuai atau di luar range
penelitian tidak diikutsertakan dalam analisis.

3.9 Tehnik Analisa Data


Setelah data yang telah terkumpul melalui kuesioner diolah dalam master
tabel, kemudian dilakukan analisa data secara univariat:
1 Analisa Univariat
Jenis analisis digunakan untuk penelitian satu variabel. Analisis ini
dilakukan terhadap penelitian deskriptif, dengan menggunakan statistik deskriptif.
Hasil perhitungan statistik tersebut nantinya merupakan dasar dari perhitungan
selanjutnya (Siyoto & Sodik, 2015). Peneliti menjelaskan atau mendeksripsikan
setiap variabel yaitu variabel independen (aktivitas fisik dan lingkungan) dan
variabel dependen (kualitas hidup) dalam bentuk persentase distribusi frekuensi
yang disajikan ke dalam tabel atau diagram.
2 Analisa Bivariat
Apabila telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan diketahui Jenis
analisis ini digunakan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel
tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (aktivitas fisik dan
lingkungan) dan variabel terpengaruh (kualitas hidup) (Siyoto & Sodik, 2015).
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan uji statistik chi-square, uji statistik
chi-square dapat di gunakan untuk menguji hipotesis apabila data populasi terdiri
dari 2 atau lebih dan data berbentuk kategorik (Alhamda, 2018) (Alhamda, 2018).
3.10 Hipotesis Statistik
Adapun keputusan uji statistik berdasarkan pendekatan probabilistik adalah
keputusan uji statistik yang membandingkan antara nilai p atau p-value dan nilai
alpha (α) atau nilai kemaknaan. Nilai alpha merupakan batas toleransi maksimal
kesalahan dalam menyatakan hipotesis ditolak.
1. Apabila nilai p-value < nilai α 0,05 maka Ha diterima, artinya ada hubungan
aktivitas fisik dan lingkungan dengan kualitas hidup pada lansia di Griya
Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.

26
2. Apabila nilai p-value > nilai α 0,05 maka Ha ditolak, artinya tidak ada ada
hubungan aktivitas fisik dan lingkungan dengan kualitas hidup pada lansia
di Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.

3.11 Etika Penelitian


Menurut Sumantri (2013) bahwa penelitian ini dilaksanakan dengan
pertimbangan etika penelitian dengan memberikan perlindungan terhadap
responden yang terjadi subjek dalam penelitian ini. Etika penelitian memiliki
empat prinsip utama diantaranya: 1) Menghormati Harkat dan Martabat Manusia
(Respect for human dignity). Peneliti mempertimbangkan hak-hak subjek untuk
mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta
memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Tindakan yang terkait
dengan prinsip menghormat harkat dan martabat adalah peneliti mempersiapkan
formulir persetujuan subjek atau informed consent dengan menggunakan inisial.
2) Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (Respect for privacy
and confidentiality). Penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi
individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Adapun, tidak semua orang
menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain sehingga peneliti perlu
memperhatikan hak-hak dasar invidu. Peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subjek dalam kuesioner.
Peneliti dapat menggunakan koding atau inisial sebagai pengganti identitas
responden. 3) Keadilan dan Inklusivitas (Respect for justice and inclusiveness).
Peneliti harus bersikap jujur, hati-hat, profesional, berperikemanusiaan dan
memerhatikan faktor-faktor ketepatan, kesaksamaa, kecermatan, intimitas,
psikologis serta perasaan religious subjek penelitian. 4) Memperhitungkan
Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing harms and benefits). Peneliti
melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan
hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek penelitian dan dapat
digenerelasikan di tingkat populasi. Peneliti meminimalisasi dampak merugikan
bagi subjek.

27
3.12 Tahapan Penelitian
Studi Pendahuluan dan pengambilan data awal di Girya Lansia Jannati

Permohonan Penelitian dari Jurusan Keperawatan dan Kesbangpol

Permohonan izin dan persetujuan pelaksanaan penelitian dari pihak panti

Pengambilan sampel penelitian berdasarkan kriteria inklusi

Penjelasan tentang penelitian dan persetujuan menjadi responden

Bersedia Tidak bersedia

Pelaksanaan penelitian di Panti Griya lansia Jannati dengan melakukan


pengumpulan data

Proses pengolahan data dan analisis univariat dan bivariat (chi-square)

Penyusuan laporan penelitian

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

28
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrasyid. (2019). Tingkat Aktivitas Fisik Menentukan Kualitas Hidup Lansia
Diabetes Melitus Tipe 2. Indonesian Journal of Nursing Health Science,
4(1), 17–22.
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/IJNHS/article/view/2883

Alhamda, S. (2018). Buku Ajar Metlit dan Statistik. Deepublish.

Anissa, M. (2022). Kualitas Hidup: Studi Pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi
Kronik. CV Adanu Abimata.

Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2021. Badan Pusat
Statistik.

Ekasari, M. F., Riasmini, N. M., & Hartini, T. (2018). Meningkatkan Kualitas Hidup
Lansia. Wineka Media.

Festi, P. (2018). Lanjut Usia Perfektif dan Masalah. UM Surabaya Publishing.

Hanim, L. M. (2022). Kajian Pentingnya Dukungan Sosial. CV Adanu Abimata.

Harti, L. B., & Cempaka, A. R. (2021). Individual Meal Planning. UB Press.

Izatulislami, D. S., & Kumaat, N. A. (2022). Hubungan Aktivitas Fisik dan Kualitas
Hidup Siswa Sekolah Dasar Negeri Kedungdoro IV Surabaya. Jurnal
Kesehatan Olahraga, 10(4), 93–102.

Kamaruddin, I., Hasanuddin, M. I., Nasruddin, Hasan, Maulana, A., Ansar,


Imawati, V., Rozi, F., Nilawati, I., & Haris, A. (2022). Pendidikan Jasmani
dan Olahraga. PT Global Eksekutif Teknologi.

Kuswari, M., & Gifari, N. (2020). Periodisasi Gizi dan Latihan. Rajawali Pers.

Marniati, A., Notoatmodjo, S., Kasiman, S., & Rochadi, R. K. (2021). Lifestyle of
Dterminant: Penderita Penyakit Jantung Koroner. Rajawali Pers.

Megasari, A. L., Fatsena, R. A., Riatma, D. A., & Masbahah. (2022).


Pemanfaatan Telemedicine dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien
Covid-19. Lembaga Omega Medika.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.

Pratiwi, Y. (2015). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kualitas Hidup Lansia


Di Pusat Santunan Keluarga Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan. Skripsi.

Purba, I. E., Sinaga, J., Adiansyah, & Sihura, I. R. (2023). Gambaran


Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Lansia Terhadap Pelaksanaan Vaksinasi
Covid-19. UMSU Press.

29
Rahayu, D. Y. S., & Usman, R. D. (2022). Buku Saku Model Simpel Pengakajian
Keperawatan gerontik Pada Lansia Pesisir. Yayasan Pendidikan Cendekia
Muslim.

Saputra, A. W., Fuadi, D. F., Hayuningrum, C. F., Nesi, & Syafitri, P. K. (2022).
Monograf Pengabdian Masyarakat: Peran dan Risiko Aktivitas Fisik Pada
Kesehatan Masyarakat Di Era Digita; PT Scinfintech Andrew Wijaya.

Setyaningsih, W. (2023). Buku Ajar Gerontik Sarjana Keperawatan. Mahakarya


Citra Utama.

Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media
Publishing.

Sudargo, T., Aristasari, T., Afifah, A., Prameswari, A. A., Ratri, F. A., & Putri, S.
R. (2021). Asuhan Gizi Pada Lanjut Usia. Gadjah Mada University Press.

Sumantri, A. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan. Kencana.

Sunaryo, Wijayanti, R., Kuhu, M. M., Sumedi, T., Widayanti, E. D., Sukrillah, U.
A., Riyadi, S., & Kuswati, A. (2015). Asuhan Keperawatan Gerontik. ANDI.

Susanti, S. S., Rachmalia, & Mayasari, P. (2021). Pencegahan dan


Penatalaksanaan Keperawatan Covid-19. Syiah Kuala University Press.

Widodo, A. (2021). Pengantar Promosi Kesehatan Jiwa. Literasi Nusantara.

Windri, T. M., Kinasih, A., Pratiwi, T., Sanubari, E., Universitas, ), & Wacana, K.
S. (2019). Pengaruh Aktivitas Fisik dengan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi
Di Panti Werdha Maria Sudarsih Ambarawa. Jurnal Mitra Pendidikan, 3(11),
1444–1451.

Wisnusakit, K., & Sriati, A. (2021). Kesejahteraan Spritual Pada Lansia. CV Azka
Pustaka.

30
Lampiran 1.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth
Bapak/Ibu
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Nama : Sitti Nadia Suleman
Nim : C01419113
Akan mengadakan penelitian dengan judul judul “Hubungan Aktivitas
Fisik dan Lingkungan dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Di Panti Griya Lansia
Jannati Provinis Gorontalo”. Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan
dari Ibu, untuk menjadi subjek dalam penelitian ini. Data tersebut akan dijamin
kerahasiaannya.
Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya
mohon Bapak/Ibu, untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah saya
sediakan. Atas partisipasi dan kebijakan Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Peneliti

(Sitti Nadia Suleman)

31
Lampiran 2.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, saya bersedia untuk
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang berjudul “Hubungan Aktivitas
Fisik dan Lingkungan dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Di Panti Griya Lansia
Jannati Provinsi gorontalo”.
Oleh peneliti, saya diharapkan untuk menjawab dan mengisi daftar
pertanyaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini. Saya
mengerti bahwa tidak ada risiko yang akan terjadi, karena itu jawaban yang saya
berikan adalah yang sebenarnya.
Saya mengetahui bahwa, catatan data mengenai penelitian ini akan
dirahasiakan, semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya
dipergunakan untuk pengolahan data dan jika selesai semua identitas akan
dimusnahkan.
Demikianlah hal saya perbuat, dengan ini saya menyatakan kesediaan
saya secara sukarela bersedia dalam penelitian ini tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun dan pihak manapun.

Gorontalo, 2023

Tertanda Responden

32
Lampiran 3.

KUESIONER

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN LINGKUNGAN DENGAN KUALITAS


HIDUP PADA LANSIA DI PANTI GRIYA LANSIA JANNATI PROVINSI
GORONTALO

A. Data Demografi
1. Inisial :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
B. Kuesioner Aktivitas Fisik Menggunakan GPAQ
Isilah dengan tanda X pada jawaban yang sesuai dengan keadaan lansia dan
untuk pertanyaan durasi lansia melakukan aktivitas diisi pada “….”
1. Apakah aktivitas sehari-hari anda termasuk aktivitas berat?
a. Ya, seperti:
1). Membawa karung berat
2). Berkebun
3). Bersepeda
4). Sepak bola
5). Berlari
6). Pekerjaan konstruksi
b. Tidak (Lanjut ke pertanyaan nomor 4)
2. Berapa hari dalam seminggu anda melakukan aktivitas berat ?
………. hari
3. Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan aktivitas berat ?
………. jam ………. menit
4. Apakah aktivitas sehari-hari anda termasuk aktivitas sedang (yang
menyebabkan peningkatan nafas dan denyut nadi) ?
a. Ya, seperti:
1). Mengangkat beban ringan
2). Berjalan sedang (minimal 10 menit secara kontinyu
b. Tidak (Lanjut ke pertanyaa nomor 7)
5. Berapa hari dalam seminggu anda melakukan aktivitas sedang ?
………. hari
6. Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan aktivitas sedang ?

33
………. jam ………. menit
7. Apakah anda berjalan kaki atau bersepeda untuk pergi ke suatu tempat
minimal 10 menit kontinyu ?
a. Ya
b. Tidak (Lanjut ke pertanyaan nomor 10)
8. Berapa hari dalam seminggu anda berjalan kaki atau bersepeda untuk
pergi ke suatu tempat ?
………. hari
9. Berapa lama dalam sehari anda berjalan kaki atau bersepeda untuk pergi
ke suatu tempat ?
………. jam ………. menit
10. Apakah anda melakukan aktivitas yang mengakibatkan peningkatan nafas
dan denyut nadi secara besar (minimal dalam 10 menit secara kontinyu) ?
a. Ya, seperti:
1). Lari
2). Sepak bola
3). Lain-lain selama minimal 10 menit , yaitu: ……..
b. Tidak
11. Berapa hari dalam seminggu anda melakukan olahraga berat ?
………. hari
12. Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan olahraga berat ?
………. jam ………. menit
13. Apakah anda melakukan aktivitas yang mengakibatkan peningkatan nafas
dan denyut naid (minimal 10 menit secara kontinyu) ?
a. Ya, seperti:
1). Berjalan cepat
2). Bersepeda
3). Voli
4). Berenang
b. Tidak (Lanjut ke pertanyaan nomor 16)
14. Berapa hari dalam seminggu anda melakukan aktivitas pada pertanyaan
nomor 13 ? ………. hari
15. Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan aktivitas pada
pertanyaan nomor 13? ………. jam ………. menit

34
16. Berapa lama anda duduk atau berbaring dalam sehari (kecuali tidur) ?
………. jam ………. Menit
C. Kuesioner Lingkungan
Berilah tanda checklist () pada salah satu pilihan jawaban yang telah
disediakan peneliti.
No Pernyataan Sangat Setuju Cukup Tidak Sangat
Setuju (sering) setuju setuju tidak
(kadang) (hampir setuju
tidak (tidak
pernah) pernah)
Dimensi Kerekatan Emosional
1 Tidak ada
seorangpun yang
peduli dengan saya
2 Di panti saya tidak
merasa kesepian
Dimensi Integrasi Sosial
3 Saya sering
mengikuti kegiatan
yang ada di panti
4 Saya lebih senang
berada di rumah
karena tidak ada
yang menganggu
Dimensi Penghargaan dan Pengakuan
5 Orang-orang dip
anti menganggap
saya tidak berguna
Dimensi Hubungan yang Dapat Diandalkan
6 Ketika saya sakit,
maka banyak yang
membantu
7 Tetangga saya
adalah orang yang
baik karena sering
membantu
Dimensi Saran dan Informasi
8 Di lingkungan
tempat tingga
sering dilakukan
sosialisasi
kesehatan
Dimensi Kemungkinan Membantu
9 Saya sering
diminta tolong
untuk membantu
orang di sekitar

35
panti
10 Orang-orang
sekitar panti tidak
mengharapkan
keberadaan saya

D. Kuesioner Kualitas Hidup dengan Menggunakan WHOQOL-BREF


Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan bapak/ibu terhadap kualitas
hidup, kesehatan dan hal- hal lain dalam hidup anda. Pilihlah jawaban yang
menurut bapak/ibu paling sesuai dengan memberikan tanda checklist () di
setiap pertanyaan.

Sangat Biasa-biasa
Sangat
No Pertanyaan Buruk Baik
buruk saja
baik
Sangat tdk Tidak Biasa-biasa Memua Sangat
memuaskan memuask saja skan memuaska
an n
1 Seberapa puas
bapak/ibu 1 2 3 4 5
terhadap
kesehatannya?

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering bapak/ibu telah


mengalami hal-hal berikut ini:

No Pertanyaan Tdk
Sedikit Sangat Berleb
sama Sedang
sering ihan
sekali
2 Seberapa jauh rasa
sakit fisik yang 5 4 3 2 1
dirasakan dapat
mencegah bapak/ibu
dalam beraktivitas
sehari-hari?
3 Seberapa sering
bapak/ibu membutuhkan 5 4 3 2 1
terapi medis/berobat
untuk dapat
melaksanakan
kehidupan sehari-hari ?

36
4 Secara umum, seberapa
aman yang bapak/ibu
rasakan dalam kehidupan 1 2 3 4 5
sehari-hari?
5 Seberapa sehat
lingkungan dimana 1 2 3 4 5
bapak/ibu tinggal ?

Sangat tdk Tidak Biasa- Sangat


memuaska Memuask biasa Memua memuaska
n an saja skan n

6 Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
bapak/ibu dg tidurnya?
7 Seberapa puaskah
bapak/ibu dengan
dukungan yg anda 1 2 3 4 5
peroleh dari teman-
teman
sekitar/tetangga?

8 Seberapa puaskah
bapak/ibu dengan
kondisi tempat tinggal 1 2 3 4 5
saat ini?
9 Seberapa puaskah
bapak/ibu dgn akses
1 2 3 4 5
layanan kesehatan?

Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau


mengalami hal-hal berikut:

Cukup Sangat
Tdk pernah Jarang Selalu
sering sering

37
10 Seberapa sering bapak/ibu
memiliki perasaan negatif
5 4 3 2 1
seperti ‘feeling blue’
(kesepian), putus asa,
cemas dan depresi?

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Tabel r

Tingkatsignifikansiuntukujisatuarah
0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
df=(N-2) Tingkatsignifikansiuntukujiduaarah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001

38
1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000
2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990
3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911
4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741
5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509
6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249
7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983
8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721
9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470
10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233
11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010
12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800
13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604
14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419
15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247
16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084
17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932
18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788
19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652
20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524
21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402
22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287
23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178
24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074
25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974
26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880
27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790
28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703
29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620
30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541
31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465
32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392
33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322
34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254
35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189
df= N-2
df= 20-2
df= 18 (0,3783 dengan tingkat signifikasi 0,05 satu arah)

Hasil Uji Validitas dan Reliabel Kusioner Lingkungan

Case Processing Summary


N %
Valid 20 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 20 100.0

39
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
P1 18.65 21.608 .724 .862
P2 18.45 21.629 .707 .863
P3 18.70 23.484 .492 .879
P4 18.30 23.695 .525 .876
P5 18.55 22.682 .619 .870
P6 18.35 22.871 .605 .871
P7 18.20 23.853 .538 .876
P8 18.65 23.397 .525 .877
P9 18.50 21.316 .717 .862
P10 18.15 23.082 .652 .868

Interprestasi: Kuesioner dinyatakan valid karena nilai r hitung atau corrected


item-total correlation > r tabel 0,3783

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.882 10

Kesimpulan: Kuesioner dinyatakan reliabel karena nilai r alpha atau cronbach


alpha 0,882 > r tabel 0,3783

Hasil Uji Validitas dan Reliabel Kusioner Kualitas Hidup

Case Processing Summary

N %

40
20 100.0
Valid
0 .0
Cases Excludeda
20 100.0
Total
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
P1 13.80 15.537 .808 .955
P2 13.90 16.095 .639 .962
P3 13.85 15.082 .920 .951
P4 13.85 15.082 .920 .951
P5 13.85 15.082 .920 .951
P6 13.80 15.537 .808 .955
P7 13.95 15.629 .768 .957
P8 13.85 15.082 .920 .951
P9 13.85 15.082 .920 .951
P10 13.90 16.305 .584 .964

Interprestasi: Kuesioner dinyatakan valid karena nilai r hitung atau corrected


item-total correlation > r tabel 0,3783

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.959 10

Kesimpulan: Kuesioner dinyatakan reliabel karena nilai r alpha atau cronbach


alpha 0,959 > r tabel 0,3783

41

Anda mungkin juga menyukai