Anda di halaman 1dari 8

Nama : ASSYIFA DIAH

SAFITHRINE NIM : 031024011

TUGAS TUTORIAL KE-3


PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : EKSI4413


Kode Mata Kuliah : Audit Manajemen
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Dr. Evi Maria., S.E., M.Acc., Ak., CA., ACPA
Nama Penelaah : Dr. Hendrian., S.E., M.Si
Status Pengembangan : 2021
Tahun Pengembangan : Baru/Revisi*
Edisi Ke- : 3

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Rancanglah prosedur audit pengeluaran kas untuk 20 BMP Modul 7
pengadaan barang di pemerintah daerah!
2 Apakah Inspektorat ketika sebelum melakukan 20 BMP Modul 7
penugasannya perlu membuat program audit?
Berikan argumennya!
3 Inspektorat di Makasar menggunakan teknologi 20 BMP Modul 8
untuk penugasan pemeriksaanya, yaitu aplikasi
smart auditing. Pemeriksaan dilakukan berbasis
elektronik.

Menurut pendapat anda, apa manfaat penggunaan


aplikasi teknologi tersebut bagi auditor?
4 Bagaimana menyajikan temuan audit manajemen 20 BMP Modul 8
di organisasi sektor publik? Jelaskan dengan
mengggunakan contoh!

This study source was downloaded by 100000800283956 from CourseHero.com on 05-25-2021 02:14:33 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/94304535/TUGAS-TUTORIAL-3docx/
5 Apa yang anda ketahui tentang tindak lanjut audit? 20 BMP Modul 8
Jelaskan!
* coret yang tidak sesuai

1. Rancanglah prosedur audit pengeluaran kas untuk pengadaan barang di pemerintah


daerah!

Program audit dilakukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh atas audit proses yang
dilakukan. Selain itu, program audit juga dapat mengatur prosedur audit secara sistematis yang
dilaksanakan selama audit berlangsung. Program audit adalah daftar prosedur audit untuk seluruh
audit unsur tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk menentukan tipe bukti
audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.

Prosedur Audit Pengeluaran Kas untuk Pengadaan Barang, antara lain :


1. Membandingkan faktur-faktur pembelian dengan bukti cek/kas yang dikeluarkan.
2. Melakukan perhitungan kembali apabila terdapat diskon yang diberikan.
3. Melakukan perhitungan kembali apabila terdapat pajak yang dikenakan.
4. Membandingkan tanggal-tanggal transaksi dengan catatan pengeluaran kas.
5. Melakukan pengecekan atas Buku Pencatatan Pengeluaran Kas dengan faktur-faktur
pembelian untuk pengadaan barang.

Berikut contoh program kerja audit survey (audit) pendahuluan atas pengadaan barang/jasa
pemerintah :

Rencana Realisasi
No.
Uraian Ole Wakt Ole Wakt KKA
h u h u
Tujuan:

Menjelaskan tujuan dan sasaran audit, mendapatkan


informasi umum dan dokumendokumen berkaitan
dengan PB/J yang diaudit, serta mendapatkan
informasi penting terkait area kunci dan titik-titik
kritis yang ada dalam proses PBJ auditee.

Langkah Kerja:

1. Lakukan pembicaraan pendahuluan dengan auditi


untuk menjelaskan tujuan dan sasaran audit
pengadaan B/J.

This study source was downloaded by 100000800283956 from CourseHero.com on 05-25-2021 02:14:33 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/94304535/TUGAS-TUTORIAL-3docx/
2. Dapatkan dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan kegiatan pengadaan B/J, antara lain :
- Pedoman pengadaan B/J yang berlaku bagi auditi,
- Struktur organisasi dan uraian tugas pengguna
dan Panitia B/J,
- DIPA/RKAKL/Dokumen Anggaran lainnya
- Dasar kebutuhan pengadaan B/J (feasibility study/
permintaan dari yang membutuhkan B/J),
- Dokumen perencanaan pengadaan B/J,
- Rencana waktu (jadwal) pengadaan B/J,
- Dokumen pelaksanaan pengadaan B/J,
- Laporan-laporan yang terkait dengan pengadaan
B/J,
- Kontrak pengadaan B/J, dan
- Realisasi pembayaran dan dokumen
pendukungnya.

3. Lakukan pengujian pendahuluan atas


informasi/data yang diperoleh.

4. Menyusun ikhtisar hasil persiapan audit.

2. Apakah Inspektorat ketika sebelum melakukan penugasannya perlu membuat program


audit? Berikan argumennya!

Dalam hal surat penugasan audit, setiap audit harus mendapat penugasan dari pimpinan
tim audit dan pimpinan manajemen organisasi. Apabila dalam proses penugasan, auditor internal
menemukan hal lain yang bukan merupakan area penugasan maka auditor tidak boleh
memperlebar penugasan auditnya. Auditor internal tetap berfokus pada audit sesuai dengan surat
penugasan dan temuan tersebut dapat menjadi rekomendasi untuk disusun suatu penugasan baru.

Program kerja audit merupakan kumpulan dari prosedur audit yang bertujuan untuk
merencanakan dan menentukan prosedur audit sesuai dengan tujuan audit. Jadi program audit
perlu dibuat sebelum melakukan penugasan, karena tanpa adanya program audit yang disusun
maka auditor tidak akan memiliki landasan dalam pelaksanaan auditnya sehingga program audit
yang baik perlu dikembangkan untuk pencapaian hasil audit yang baik pula.

3. Inspektorat di Makasar menggunakan teknologi untuk penugasan pemeriksaanya, yaitu


aplikasi smart auditing. Pemeriksaan dilakukan berbasis elektronik. Menurut pendapat
anda, apa manfaat penggunaan aplikasi teknologi tersebut bagi auditor?

This study source was downloaded by 100000800283956 from CourseHero.com on 05-25-2021 02:14:33 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/94304535/TUGAS-TUTORIAL-3docx/
Hasil dari pelaksanaan audit yang baik tidak akan dipahami oleh para pembaca jika
dalam pelaporannya, auditor tidak menggunakan teknik pelaporan dan komunikasi yang tepat.
Standar pelaporan audit diatur dalam Standar International Praktik Profesional Audit Internal
pasal 1320 oleh The Institute of Internal Auditors (IIA). Sedangkan Standar Ruang Lingkup
Penugasan Audit diatur dalam pasal 2220, dimana ruang lingkup penugasan yang ditetapkan
harus memadai untuk dapat mencapai tujuan penugasan.
2220.A1-Ruang lingkup penugasan harus mempertimbangan sistem, catatan, personel dan
property fisik yang relevan, termasuk yang berada di bawah pengelolaan pihak ketiga.
Dalam hal pemeriksaan dilakukan berbasis elektronik atau dengan menggunakan aplikasi
smart auditing, hal ini memiliki arti penting yakni menjadikan kegiatan pemeriksaan menjadi
lebih mudah, efisien, dan efektif untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja
pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan dan keuangan pada seluruh SKPD lingkup
Pemerintah kota Makassar sehingga menjadikan pengawasan fungsional penyelenggaraan
pemerintah daerah mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah demi
tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik.
Inovasi Smart Auditing ini dilakukan dengan tujuan :
1. Mewujudkan pola pemeriksaan laporan pertanggungjawaban keuangan SKPD secara
elektronik dan online yang lebih cepat dan mudah, sehingga dapat mengatasi kekurangan jumlah
auditor dan dapat dilakukan deteksi dini atas potensi penyimpangan yang dapat terjadi pada
SKPD dalam pengelolaan keuangan dan kegiatan.
2. Meningkatkan kinerja SKPD dalam menyelesaikan proses pertanggungjawaban kegiatan dan
keuangannya dengan tepat waktu, teratur dan terdokumentasi dengan baik.
3. Mewujudkan database pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan secara terpusat. Sehingga
memudahkan lembaga pengawasan lainnya (BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal) dalam
mengakses dokumen pertanggungjawaban keuangan SKPD dalam proses pelaksanaan audit.
Dengan Smart Auditing, kegiatan pemeriksaan yang dilakukan menjadi lebih mudah dan
cepat serta menjadi solusi kekurangan jumlah auditor yang dihadapi selama ini karena dilakukan
secara elektronik dan on-line tanpa harus berada di objek pemeriksaan dan bisa dilakukan di
mana saja dan kapan saja melalui komputer/laptop maupun smartphone. Sehingga pemeriksaan
yang dilakukan meningkatkan akuntabilitas dan kinerja pertanggungjawaban pengelolaan
kegiatan dan keuangan pada seluruh SKPD lingkup Pemerintah Kota Makassar.
Smart Auditing merupakan inovasi yang baru pertama kali dilakukan. Aplikasi Smart
Auditing dibangun dengan database terpusat. Aplikasi ini terintegrasi dengan sistem pengelola
keuangan sehingga apabila terjadi perubahan data pada sistem pengelola keuangan maka secara
otomatis data pada smart auditing juga akan berubah secara real time, memudahkan pengelola
keuangan pada saat proses upload dokumen pertanggungjawaban. Aplikasi ini dapat menyaring
dan menampilkan dokumen pertanggungjawabkan mulai dari dokumen pertanggungjawan
perbulan, perprogram, perkegiatan bahkan sampai perrekening belanja. Aplikasi ini
memungkinkan auditor dapat berinteraksi dengan auditi (SKPD) untuk menyampaikan hasil
pemeriksaan sementara, begitu juga auditi dapat dengan segera menindaklanjuti hasil
pemeriksaan tersebut melalui sistem.

This study source was downloaded by 100000800283956 from CourseHero.com on 05-25-2021 02:14:33 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/94304535/TUGAS-TUTORIAL-3docx/
4. Bagaimana menyajikan temuan audit manajemen di organisasi sektor publik? Jelaskan
dengan mengggunakan contoh!

Pada saat penyusunan laporan audit manajemen, terdapat unsur-unsur yang umumnya
harus ada dan dijelaskan dalam laporan tersebut. Unsur-unsur laporan audit manajemen terdiri
atas:
1. Judul
2. Pendahuluan/Latar Belakang
3. Tujuan dan Ruang Lingkup
4. Prosedur audit
5. Temuan
6. Rekomendasi dan Kesimpulan
7. Komentar Auditee
8. Ringkasan Eksekutif

Temuan merupakan hasil perbandingan antara kriteria yang telah ditetapkan dengan
kondisi nyata di dalam organisasi. Kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria kemudian akan
memberikan dampak/akibat bagi organisasi. Setiap dampak/akibat kemudian harus dicari
sebabnya sehingga kemudian rekomendasi dapat diberikan. Temuan tidak selamanya bersifat
negatif, namun juga bersifat positif. Artinya aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi
sesuai kriteria yang ditetapkan.
Berikut adalah beberapa komponen temuan yang harus ada ditemuan audit :
Komponen temuan audit terdiri atas kriteria, kondisi, sebab dan akibat. Berikut
penjelasannya:
a. Kriteria merupakan standar yang harus dijadikan pedoman dan ditaati oleh setiap individu di
dalam organisasi. Kriteria yang ada dapat berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, kebijakan yang ditetapkan oleh organisasi, norma yang berlaku di masyarakat.
Pengembangan kriteria bisa didasarkan oleh pengalaman auditor atas tugas-tugas sebelumnya.
Contohnya : kriteria atas wewenang, hak dan kewajiban organisasi pada Rumah Sakit Umum
(RSU) kota salatiga.
b. Kondisi adalah keadaan yang sesungguhnya di dalam organisasi. Auditor harus mampu
menemukan fakta yang terjadi melalui prosedur-prosedur audit yang ditetapkan. Contohnya :
Kondisi mengenai pelayanan kesehatan dan keselamatan jiwa pasien pada Rumah Sakit Umum
(RSU) kota salatiga.
c. Sebab merupakan alasan dari mengapa kondisi yang sebenarnya tidak sesuai dengan kriteria
yang ditentukan. Penyebab yang dijelaskan haruslah secara spesifik, bukan hanya penyebab yang
bersifat umum dan tidak jelas. Contoh : Temuan atas proses pelayanan yang lama bagi pasien
BPJS yang disebabkan banyak dokumen syarat yang dibutuhkan dan sistem rumah sakit yang
belum terintegrasi antara satu unit dengan unit yang lain.

This study source was downloaded by 100000800283956 from CourseHero.com on 05-25-2021 02:14:33 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/94304535/TUGAS-TUTORIAL-3docx/
d. Akibat merupakan dampak yang akan diterima oleh organisasi karena adanya perbedaan
antara aktivitas yang harus dilakukan (kriteria) dengan aktivitas yang nyata dilaksanakan oleh
organisasi di lapangan (kondisi). Penjelasan mengenai dampak bisa dijadikan bahan
pertimbangan bagi manajemen, apakah akan melaksanakan rekomendasi yang diberikan
sehingga dampak dapat diminimalisasi. Contoh : Proses pelayanan pasien BPJS menjadi lama
dan akan berdampak kepada kepuasan pelanggan/pasien. Selain itu, hal ini juga dapat
mengancam nyawa pasien BPJS apabila pelayanan kesehatan tidak dapat ditangani secara tepat
atau mengalami keterlambatan.
Selanjutnya ada rekomendasi dan kesimpulan. Rekomendasi merupakan saran-saran yang
diberikan auditor atas temuan-temuan yang didapatkan. Dalam memberikan rekomendasi,
auditor harus memperhatikan biaya dan manfaat, artinya jangan sampai biaya yang dikeluarkan
akan lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang akan didapatkan dikemudian hari.
Kesimpulan berisi ringkasan akhir laporan audit yang selaras dengan tujuan audit yang telah
ditetapkan. Contohnya : Dalam pelaksanaan prosedur operasional BPJS rumah sakit seharusnya
memiliki peraturan yang fleksibel terhadap pasien yang gawat darurat agar tidak dipersulit dan
mendapatkan pelayanan prioritas demi keselamatan nyawa pasien. Selain itu rumah sakit harus
mempunyai sistem yang terintegrasi antara satu unit dengan unit yang lain dengan benar dan
tepat agar proses pelayanan BPJS berjalan dengan mudah dan cepat.
Dan terakhir komentar Auditee yang berisi pendapat dari auditee atas hasil temuan dan
atas rekomendasi yang diberikan oleh auditor. Pendapat tersebut bentuk tindak lanjut auditee atas
audit yang dilakukan, apakah auditee akan melaksanakan rekomendasi yang diberikan untuk
perbaikan organisasi ke arah yang lebih baik.

5. Apa yang anda ketahui tentang tindak lanjut audit? Jelaskan!

Definisi tindak lanjut hasil audit internal menurut Tugiman (2011), yakni sebagai suatu
proses yang dilakukan untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen atas temuan pemeriksaan yang dilaporkan.
Pelaksanaan tindak lanjut audit terhadap rekomendasi-rekomendasi yang telah auditor berikan
atas temuan-temuan yang ada merupakan salah satu wujud komitmen dari auditee dalam
memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang masih ada untuk peningkatan kinerja organisasi.
Pada proses tindak lanjut, auditor tidak memiliki kuasa untuk memaksa serta menuntut
pihak manajemen untuk melaksanakan rekomendasi-rekomendasi yang diberikan.
Secara lebih rinci, tujuan dari tindak lanjut audit, yakni sebagai berikut:
1. Sebagai wadah untuk membantu pihak manajemen dalam mengarahkan tindakan apa
yang harus dilakukan berkaitan dengan hasil audit yang telah diterima.
2. Untuk mendorong proses pembelajaran dan pengembangan auditee. Tindak lanjut
diharapkan dapat menjadi tempat realisasi perbaikan organisasi ke arah yang lebih baik.

This study source was downloaded by 100000800283956 from CourseHero.com on 05-25-2021 02:14:33 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/94304535/TUGAS-TUTORIAL-3docx/
3. Tindak lanjut juga dapat digunakan sebagai bahan penilaian dan evaluasi untuk auditor.
Hasil tindak lanjut audit dapat dijadikan ukuran yang baik untuk evaluasi tim
auditor,seperti menilai apakah dalam pemberian rekomendasi sudah tepat atau belum.
Pelaksanaan tindak lanjut audit terbagi ke dalam beberapa tahapan, yakni:
1. Perencanaan Tindak Lanjut
a. Menentukan apakah tindak lanjut akan dilaksanakan
b. Menentukan lingkup dari tindak lanjut.
c. Cross Audit Follow Up, yakni melakukan review dengan menggunakan hasil audit dengan
entitas sejenis atau hasil audit dengan topic audit yang sejenis.
d. Menyiapkan sumber daya tindak lanjut.
e. Menyusun jadwal tindak lanjut.
2. Pelaksanaan Tindak
Lanjut
a. Melakukan pengumpulan informasi.
b. Mencatat hasil.
c. Menilai dampak.
3. Pelaporan Hasil Tindak Lanjut
Pelaporan yang dilakukan berkaitan dengan rekomendasi yang telah dilakukan maupun
yang tidak dilakukan. Dampak dari pelaksanaan rekomendasi juga perlu dilaporkan. Apabila
terdapat hasil pelaksanaan rekomendasi yang memberikan dampak negatif, tindakan untuk
mengatasi dampak tersebut perlu juga untuk dijelaskan.

Sumber :

BMP EKSI4413, Audit Manajemen

This study source was downloaded by 100000800283956 from CourseHero.com on 05-25-2021 02:14:33 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/94304535/TUGAS-TUTORIAL-3docx/
http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/pusat/files/Lampiran%20III%20Perbpkp
%20No%203%20Tahun%202019.pdf

http://jipp.sulselprov.go.id/data/download.php?f=1606631500-23-Naskah-SMART
%20AUDITING.pdf

This study source was downloaded by 100000800283956 from CourseHero.com on 05-25-2021 02:14:33 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/94304535/TUGAS-TUTORIAL-3docx/

Anda mungkin juga menyukai