Anda di halaman 1dari 8

PENJELASAN

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN


Pasal 1
URAIAN PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor, Rehabilitasi Sedang Rumah Dinas,
yang harus dilaksanakan meliputi :
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Pondasi dan Beton
- Pekerjaan Dinding dan Plesteran
- Pekerjaan Atap dan Rangka ( Baja Ringan )
- Pekerjaan Plapond dan Rangka
- Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Pengecatan
1.2. Pekerjaan pembangunan tersebut harus dilaksanakan oleh Pelaksana, termasuk pengadaan
tenaga kerja, alat-alat kerja dan segala keperluan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan bangunan tersebut.
1.3. Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin, serta menggunakan bahan-bahan
yang berkualitas baik.
1.4. Gambar detail yang belum ada dan diperlukan, harus dilengkapi oleh Pelaksana dengan
mendapat persetujuan terlebih dulu dari Direksi sebelum dilaksanakan.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Pembuatan papan nama proyek harus dilaksanakan dan dipasang disekitar lokasi proyek
menghadap kebagian muka atau bagian yang mudah dilihat oleh masyarakat umum sebagai
penjelasan identitas proyek. Bahan yang digunakan adalah triplek ukuran ………… x …………
dipasang kokoh dengan 2 tiang kayu jenis Kelas II ukuran 5/7 cm dan tidak diperkenankan
dibongkar sampai waktu yang ditentukan.
2.2. Pekerjaan bongkaran harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan segi keamanan dan
apakah bongkaran tersebut harus digunakan kembali atau tidak digunakan. Bahan
bongkaran yang akan digunakan kembali harus mendapat persetujuan dari Direksi, adapun
bongkaran yang tidak digunakan harus dicatat danDiserahkan kepada ………………………
melalui berita acara penyerahan untuk diteruskan ke Dinas Instansi yang berhak.
2.3. Pekerjaan IMB ( Ijin Mendirikan Bangunan ) dapat dilaksanakan langsung oleh Penyedia Jasa
untuk diproses di Badan Promosi Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kabupaten Subang.
2.4. Direksikeet Kantor Direksi Lapangan merupakan bangunan sementara harus disediakan saat
dimulai pekerjaan yaitu setelah adanya Serah Terima Lapangan. Direksi Keet dibuat dengan
menyesuaikan lokasi yang ada :
a. Luas 6 m2 .
b. Peralatan yang harus disediakan bersifat sewa pada Direksi Keet:
- 1 buah meja rapat ukuran 1,20 x 2,40 m dengan 10 buah kursi lipat.
- 4 buah meja tulis ½ biro ukuran 0.80 x 1.20 m dengan 8 buah kursi lipat.
- 1 lembar soft board ukuran 1,20 x 2,40 m
- 1 unit White board ukuran 1,20 x 2,40 m
- 1 buah unit filling cabinet dengan 4 laci.
- 10 buah topi lapangan.
c. Peralatan pemadam kebakaran, dry chemical dengan isi 3,5 kg
2.5. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa diharuskan menyiapkan segala alat kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna.
2.6. Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mengumpulkan data mengenai kondisi tanah serta sifat
pembangunan juga gambar-gambar dan ijin-ijin yang diperlukan untuk kelancaran
pekerjaan.
Pasal 3
PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
3.1 Pekerjaan pondasi terdiri dari pondasi beton bertulang, pondasi batu kali dan pondasi bata
merah sesuai petunjuk dalam gambar pelaksanaan.

- Pekerjaan pondasi beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.


- Pekerjaan pondasi batu kali / batu belah harus menggunakan batu yang baik, keras dan
berwarna gelap, ukuran minimal 0 - 15 cm dan tidak keropos ( berpori besar ). Untuk
bahan isian dipakai pasir pasang / pasir yang dipakai harus tajam, bersih, bebas dari
lumpur atau campuran lainnya ( yang disetujui Direksi ) dan bahan perekat memakai
semen dengan komposisi 1 Pc : 5 Psr.
- Pekerjaan pondasi bata merah,Pondasi bata merah dilaksanakan untuk pondasi pinggir
rabat dipakai setengah bata dengan adukan 1 Pc : 5 Psr.
- Air yang dipakai harus bersih dan segar serta bebas dari bahan minyak garam, asam,
alkali dan unsur-unsur organik lainnya.

3.2 Pekerjaan Beton.


a. Termasuk dalam pekerjaan beton ini adalah semua macam beton seperti pondasi telapak
beton bertulang, sloof, kolom, balok, plat lantai dan dak, ringbalk, balok lintel, konsol
dan pekerjaan beton lainnya yang ditunjuk dalam gambar.
b. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti persyaratan dalam buku peraturan
beton bertulang untuk Indonesia ( PBI - 1971 ). Peraturan umum untuk pemeriksaan
bahan bangunan ( PUBB – 1956 – NI. 3 ).
c. Kekuatan karakteristik beton K. 175 Kg/cm atau beton untuk K. 175 dengan campuran
bahan paling rendah 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr kekuatan adukan ditentukan dengan tinggi
percobaan slump yang harus terletak antara 7 s/d 10 cm pengadukan beton di haruskan
memakai mesin pengaduk, pengadukan tidak di perkenankan dengan menggunakan
tenaga manusia.
d. Penyedia Jasa sebelum memulai pekerjaan, pengecoran, harus mempersiapkan
peralatan : beton molen, Vibrator, peralatan lainnya guna lancarnya pelaksanaan.
e. Semen yang dipakai harus dari mutu S - S seperti disyaratkan dan harus diusahakan satu
merk semen saja yang dipakai untuk seluruh pekerjaan beton. Semen-semen tersebut
harus disimpan terhindar dari lembab dan dalam zak yang tertutup rapi.
f. Ukuran besi beton yang dipakai disesuaikan dengan penjelasan dalam gambar yang
dinyatakan dengan mutu U - 32 dan U - 24 dengan persyaratan sebagai berikut : U - 32
untuk besi diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm dan U - 24 untuk besi diameter
lebih kecil dari 16 mm. Kawat pengikat besi beton minimal dipakai 1 mm.
g. Lingkup Pekerjaan Beton Tulangan.
h. Pemasangan bekisting dan baja tulangan,Dilaksanakan untuk pondasi telapak, sloof,
kolom, balok plat, ring balk, balok lintel, konsol atau sesuai dengan yang diuraikan dalam
Rencana Anggaran Biaya ( RAB ).
i. Bahan-bahan dan peralatan.
- Bekisting dengan menggunakan kayu Albasiah yang berkualitas baik.
- Semen PC:Semen Pc yang digunakan harus semen yang baik dan tidak diperkenankan
menggunakan semen yang sudah mengeras sebagian atau seluruhnya.
- Pasir dan Koral / kerikil:Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih serta kekerasan
yang tercantum dalam PBI – 1971, tempat penyimpanan pasir dan koral / kerikil harus
dipisahkan satu dengan yang lainnya sehingga dapat dijamin kedua bahan tersebut
tidak tercampur.
- Koral atau kerikil harus menggunakan koral / kerikil yang pecah minimal mempunyai
dua bidang pecah, jenis batu untuk koral / kerikil harus batu yang baik dan keras, tidak
dibolehkan menggunakan koral dalam bentuk bulat.
- Air:Air yang dipergunakan harus air tawar, bersih, tidak mengandung minyak, asam,
garam alkalis dan bahan-bahan organis lainnya.
- Besi Tulangan:Ukuran diameter harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan
besi tulangan harus menggunakan besi Krakatau Steel atau sekualitas dan tidak
diperkenankan besi dengan diameter kurus.
- Peralatan:Alat-alat yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan haruslah alat
yang baik dan dapat dipakai untuk keperluannya. Banyak peralatan ini agar
dirundingkan dan mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas.
3.3 Pelaksanaan.
a. Waktu pengecoran beton sloof pondasi, stek untuk tulangan kolom telah disiapkan
sesuai dengan gambar konstruksi.
b. Syarat proses dan produksi untuk bekisting, pemasangan baja tulangan dan pengecoran
beton seperti yang tercantum dalam pekerjaan pondasi dan sloof.
c. Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan gambar, bestek / konstruksi, dan
Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan ukuran-ukuran dan bila terjadi
perbedaan pada ukuran-ukuran agar diperbincangkan dengan Direksi / Pengawas.
d. Bila ukuran baja seperti yang telah ditentukan dalam gambar tidak ada dipasaran,
Penyedia Jasa diperkenankan memakai diameter baja tulangan lainnya setelah
diperbincangkan dengan Direksi / Pengawas sebagai syarat ialah bahwa jumlah luas
penampang minimal harus sama.
e. Ketentuan-ketentuan lainnya berlaku seperti pada ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam pekenaan beton pada PBI - 1971.

Pasal 4
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
4.1 Termasuk dalam pekerjaan pasangan adalah pasangan bata merah dilapisi adukan pengisi
campuran semen pasir.
4.2 Batu bata yang akan dipasang harus terbakar keras, terbuat dari tanah liat dan harus
direndam sampai jenuh sebelum pemasangan.
4.3 Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Pengawas dan
persetujuan atas bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dapat
dikirim kelapangan kerja untuk dipasang.
4.4 Adukan yang dipakai untuk seluruh dinding dari campuran 1 Pc : 5 Psr. Adukan khusus
berupa trasram dengan campuran 1 Pc : 3 Psr dipasang pada daerah 20 cm diatas dan
dibawah lantai keliling bangunan.
4.5 Sebelum plesteran dimulai, semua dinding harus disiram dengan air sehingga jenuh agar
ada ikatan yang kuat antara plesteran dan dinding.
4.6 Plesteran terdiri dari campuran 1 Pc : 3 Psr untuk dinding trasram dan 1 Pc : 5 Psr untuk
dinding lainnya.
4.7 Semua plesteran harus dikerjakan oleh orang yang ahli sehingga dapat menghasilkan bidang
plesteran yang rata. Pasir plesteran yang retak dan melepuh serta berlobang harus
diperbaiki sebagaimana mestinya dan perataan plesteran digunakan acian yang dihaluskan
dengan plamuur tembok dan digosok halus untuk diberi cat dasar.

Pasal 5
PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA ( BAJA RINGAN )

5.1 Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan.


a. Lingkup Pekerjaan, Pekerjaan ini meliputi ;
1. Pengukuran lapangan
2. Desain
3. Pengiriman material ke Site
4. Perangkaian (assembling)
5. Ereksi (erektion)
6. Pemasangan reng(roof batten)dan pengaku (bracing)
7. Supervisi
1. Pengukuran Lapangan: Pengukuran ini dimaksudkan agar disain untuk Rangka Atap Baja
Ringan yang dibuat sudah sesuai dengan kondisi lapangan, karena seringkali denah ring
balk yang merupakan tumpuan kuda-kuda di lapangan tidak sesuai dengan gambar kerja,
hal ini biasanya diakibatkan oleh kesalahan tukang ataupun adanya perubahan gambar
di lapangan.
2. Desain: Setelah dilakukan pengukuran di lapangan, tahap berikutnya adalah desain,
data-data dilapangan seperti, denah ringbalk, sudut kemiringan, over hang, outriger,
jenis atap, dll di inputkan ke dalam software khusus baja ringan yang sudah diverifikasi
oleh lembaga yang berkompeten, sedangkan outputnya merupakan berapa jumlah
kebutuhan material, engineering sheets(perhitungan struktur beserta grafiknya),
gambar kerja lapangan dll.
3. Pengiriman material ke site: Pemotongan bahan sedikit banyak akan mempengaruhi
waktu pengiriman bahan ke lapangan. Apabila pemotongan bahan dilakukan di
workshop, maka pengiriman bahan ke lapangan akan mengalami sedikit keterlambatan,
oleh karena itu hal tersebut perlu dimusyswarahkan dulu antara pihak pengusaha baja
ringan dengan pihak kontraktor, biasanya material langsung dikirim ke lapangan dengan
panjang utuh 11 m, tetapi apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan, maka material
dipotong terlebih dahulu di workshop.
4. Perangkaian kuda-kuda: Kuda-kuda dipotong dan dirangkai sesuai dengan gambar kerja
output dari software langsung di lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil
kesalahan pengukuran di lapanngan dan mempercepat proses pengiriman. Keuntungan
lainnya untuk perangkaian kuda-kuda langsung di lapangan adalah agar kuda-kuda tidak
rusak, bila kuda-kuda sudah terbentuk di workshop dihawatirkan dalam proses
pengiriman, kuda-kuda mengalami kerusakan. Kuda-kuda yang dirangkai harus betul-
betul sesuai dengan gambar kerja, baik bentuk,ukuran, jumlah screw, ketinggian, dll. Dan
yang harus diperhatikan dalam perangkaian kuda-kuda adalah untuk setiap kuda-kuda
harus ada gambar kerjanya, sehingga untuk setiap kuda-kuda yang dibuat dapat
dipertanggungjawabkan baik secara teknis maupun struktur.
5. Ereksi: Pendirian kuda-kuda (erection) dilakukan apabila seluruh kuda-kuda sudah
terbentuk dan sudah dicek ulang bentuk dan jumlah screwnya oleh pelaksana lapangan.
Kuda-kuda dicek levelingnya kemudian di lot untuk menjaga kelurusannya secara
horizontal. Setelah semuanya ok, yang dilakukan berikutnya adalah mengikat kuda-kuda
dengan pengaku/bracing. Setelah semua kuda-kuda didirikan tahap selanjutnya adalah
pemasangan reng dan bracing/pengaku.
6. Pemasangan Reng (roof batten) dan Pengaku (bracing): Reng dipasang sesuai dengan
ukuran genteng, untuk menghindari kesalahan pemasangan reng sebaiknya pihak
kontraktor menyiapkan beberapa sampel genteng untuk diukur dimensinya. Reng diatas
kuda-kuda selain sebagai dudukan genteng juga berfungsi sebagai bracing, reng di bawah
kuda-kuda atau ceiling batten berfungsi sebagai bracing pula. Begitu pula untuk ikatan
anginnya, dipasang reng menyilang dan mengikat di beberapa kuda-kuda.
7. Supervisi: Supervisi dilakukan secara ganda, di awal mulainya pekerjaan rangka atap baja
ringan dari pemotongan hingga erection, supervisi sudah dilakukan oleh tukang baja
ringan di lapangan yang kemudian di cek oleh mandornya, dan setelah semuanya selesai
secara teliti akan di cek pula oleh supervisi pabrik. Satu lagi yang tidak kalah pentingnya
adalah tukang atau tenaga ahli dilapangan untuk pemasangan rangka atap baja ringan
adalah tukang yang benar-benar ahli dan sudah menjalani pelatihan khusus pemasangan
rangka atap baja ringan.
b. Persyaratan Bahan : Material Struktur Rangka Atap
- Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties)
- Baja Mutu Tinggi G550
- Tegangan Leleh Minimum (minimum Yield Strength) : 550 Mpa
- Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 MPa
- Modulus Geser : 8 x 104 Mpa
c. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protektiv Coating), lapisan pelindung seng dan
aluminium (Zincalume/Az) dengan komposisi sebagai berikut :
- -55 % Aluminium(Al)
- -43,5% Seng(Zinc)
- -1,5% Silicon(Si)

- Ketebalan Pelapisan : 100gr/m2 (AZ 100) Atau Lapisan galvanis dengan koposisi :
 95 % Zn
 5% campuran lainnya
 Ketebalan Pelapisan : 220 gr/m2 (Z 220)
d. Profil Material : Profil yang digunakan untuk Rangka Atap Baja Ringan (kuda-kuda, ikatan
angin, pengaku, reng) diantaranya adalah profil lip-channel atau profil Z,W, C, B dan TS
yaitu :
- C75.65 (tinggi 75 mm, tebal 0,65 mm)
- C75.70 (tinggi 75 mm, tebal 0,70 mm)
- C75.95 (tinggi 75 mm, tebal 0,95 mm)
- C75.100 (tinggi 75 mm, tebal 1 mm)
- TS.45.45 (tinggi 45 mm, tebal 0,45 mm)
- TS.45.50 (tinggi 45 mm, tebal 0,50 mm)
atau
- C75.100 (tinggi 75 mm, tebal 1 mm)
- C75.75 (tinggi 75 mm, tebal 0,75 mm)
- TS.41.48 (tinggi 41 mm, tebal 0,48 mm)
atau
- 95 Z 10 (tinggi 95 mm, tebal 1,05)
- 95 Z 08 (tinggi 95 mm, tebal 0,85)
- 74 Z 08 (tinggi 74 mm, tebal 0,85)
- 75 W 10 (tinggi 75 mm, tebal 1,05)
- 75 W 08 (tinggi 75 mm, tebal 0,85)
- 65 C 08 (tinggi 65 mm, tebal 0,85)
- 45 B 50 (tinggi 45 mm, tebal 0,55)
atau
- UK-75.83 (tinggi 75 mm, tebal 0,83)
- UK-75.53 (tinggi 75 mm, tebal 0,53)
- c. GD- B.48 ( - , tebal 0,48)
- PS - 30
- TS - 2
- PK. 1,50
- PK. 1,20

e. Persyaratan Design
- Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perencanaan standar batas desain
struktur baja cetak dingin(Limit State Cold Formed Steel Structure Design). Desain
harus menggunakan Software Komputer khusus untuk aplikasi baia cetak dingin
berupa program khusus untuk mendisain rangka atap baja ringan dan diverifikasi
keakuratan perhitungannya dengan kekuatan bahan oleh lembaga yang berwenang

- Pada saat pengajuan penawaran, harus dilengkapi :


 Surat dukungan dari pabrik baja ringan
 Sertfikasi meterial baja yang akan digunakan
 Sertifikasi Sistem Software dari lembaga yang berwenang.
 Brosurs-brosur.
 Sertifikat Tenaga Ahli ( untuk tenaga pemasangan/perangkaian ).
f. Persyaratan Pra- Kontruksi, Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab
terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja, pada prinsipnya
ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi/finish. Demikian juga untuk ring balk harus
berada dalam kondisi level/rata. Apabila terjadi kekurang telitian atau kesalahan ukuran
sehingga terjadi pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah maka pihak kontraktor
harus bertanggungjawab.
g. Persyaratan Kontruksi
- Sambungan, Alat sambung untuk baja ringan menggunakan Self Drilling Screw(SDS)
atau sekrup dengan ujung penembus tanpa mur, baut merupakan jantung kekuatan
rangka atap baja ringan, untuk itu pemilihan baut pun memegang peran penting.
Kriteria yang dipergunakan :
a. Self drilling screw yang dipakai harus memiliki alur yang kasar, dan terdapat ruang
di bawah kepala baut.
b. Alur yang kasar akan membuat baja tipis tersusun diatara alur, bukan dirusak oleh
alur, sehingga self drilling screw mampu memikul beban yang besar di sambungan.
c. Baut yang dipergunakan harus memiliki kekuatan torsi minimal 6,9 kN.
d. Baut dengan kelas ketahanan Korosi Minimum/ anti karat galvanis Class 2.
e. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar
kerja.
f. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kekuatan
putaran alat minimal 2000 rpm.
h. Pemotongan Material
a. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang
sesuai, alat potong listrik dan gunting dan ditentukan oleh pabrik.
b. Alat potong harus dalam kondisi baik.
c. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

Pasal 6
PEKERJAAN PLAPOND DAN RANGKA
6.1 Pekerjaan Langit-langit Eternit / Harplek dan Rangka
a. Lingkup peralatan pekerjaan :
- Penyediaan bahan-bahan rangka plapond dan eternit / harplek.
- Rangka plapond sebelum dipasang eternit / harplek harus dimenie terlebih dahulu
atau bahan lain sebagai anti rayap.
- Pemasangan rangka plapond.
- Pemasangan eternit / harplek.
b. Bahan dan Peralatan.
- Rangka plapond digunakan kayu kualitas baik, yaitu kayu Kelas II ukuran 5/10 cm
sebagai induk dan 5/7 cm sebagai bahan pembagi.
- Eternit / harplek yang digunakan ukuran 100 x 100 cm polos.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan minimal 3 buah contoh bahan dari 3 pabrik kepada
Direksi / Pengawas untuk mendapat persetujuan.
c. Pelaksanaan.
- Sebelum dipakai semua bahan-bahan terlebih dahulu harus diperiksa dan diteliti oleh
Direksi / Pengawas.
- Bila diperlukan, rangka plapond digantung dengan penggantung dari bahan baja
tulang 10 mm. Penggantung tersebut harus dapat distel tinggi redahnya untuk
menjamin terwujudnya bidang yang rata. Bila memakai penutup plapond dari etemit
maka :
1. Permukaan kayu yang ditutup harus diserut rata untuk menjamin terwujudnya
permukaan yang rata.
2. Pada pertemuan antara eternit dibuat nat sebesar 3 mm.Agar disesuaikan dengan
kondisi / ukuran bahan serta rapih permukaan rata dan tidak boleh ada bahan kayu
yang melengkung.
6.2 Pekerjaan Langit-langit GRC dan Rangka
a. Lingkup peralatan pekerjaan :
- Penyediaan bahan-bahan rangka plapond dan GRC.
- Rangka plapond sebelum dipasang GRC harus dimenie terlebih dahulu atau bahan lain
sebagai anti rayap.
- Pemasangan rangka plapond.
- Pemasangan GRC.
b. Bahan dan Peralatan.
- Rangka plapond digunakan kayu kualitas baik, yaitu kayu Kelas II ukuran 5/10 cm
sebagai induk dan 5/7 cm sebagai bahan pembagi.
- GRC yang digunakan ukuran 120 x 240 cm polos.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan minimal 3 buah contoh bahan dari 3 pabrik kepada
Direksi / Pengawas untuk mendapat persetujuan.
c. Pelaksanaan.
- Sebelum dipakai semua bahan-bahan terlebih dahulu harus diperiksa dan diteliti oleh
Direksi / Pengawas.
- Bila diperlukan, rangka plapond digantung dengan penggantung dari bahan baja
tulang 10 mm. Penggantung tersebut harus dapat distel tinggi redahnya untuk
menjamin terwujudnya bidang yang rata. Bila memakai penutup plapond dari etemit
maka :
a. Permukaan kayu yang ditutup harus diserut rata untuk menjamin terwujudnya
permukaan yang rata.
b. Pada pertemuan antara eternit dibuat nat sebesar 3 mm. Agar disesuaikan dengan
kondisi / ukuran bahan serta rapih permukaan rata dan tidak boleh ada bahan kayu
yang melengkung.

Pasal 7
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
7.1 Pemasangan instalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatur yang mempunyai ijin kerja
dari Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) dan mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas.
7.2 Fasilitas instalasi listrik yang akan dipasang adalah inti penerangan dan tenaga dalam
bangunan untuk tegangan 220 / 340 Voltage.
7.3 Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar instalastir yang sempurna untuk disetujui oleh
Direksi / Pengawas, sebelum gambar dapat persetujuan tidak boleh dikerjakan.
7.4 Jenis armatur / penerangan yang akan dipasang meliputi :
- Jenis kabel yang dipakai NYM 2,50 mm – 3 mm.
- Lampu TL, lampu pijar termasuk pengawatan dari titik nyala lampu sampai panel-panel
pembagi.
7.5 Pengadaan dan pemasangan panel utama, stop kontak, saklar dan kabel instalasi listrik.
7.6 Pemasangan saklar dan stop kontak secara inbouw dengan ketentuan :
- Stop kontak dipasang dengan ketinggian 50-100 cm dari permukaan lantai.
- Saklar dipasang minimal ketinggian 1,5 m dari permukaan lantai.
7.7 Setelah selesai pemasangan, Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian terhadap sistem
instalasi listrik yang telah dilaksanakan sehingga siap untuk mendapat aliran listrik dari
PLN serta mendapat Surat Tanda Hasil pengetesan dari PLN, atas beban biaya pihak
Penyedia Jasa.
Pasal 8
PEKERJAAN PENGECATAN

8.1 Lingkup pekerjaan, Yang termasuk lingkup pekerjaan diatas adalah mencakup semua
pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya dilaksanakan dalam pengecatan dengan
bahan-bahan emulsi, enamel, pelitur, cat dasar pendempulan baik yang dilaksanakan
sebagai pekerjaan permukaan, ditengah-tengah dan akhir yang semuanya ada dalam
gambar dan spesifikasi. Untuk semua bahan pelaksanaannya harus mentaati PUBB. 1973
: NI-3.
8.2 Bahan dan peralatan
- Bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi baik mengenai
kualitas, jenis maupun warnanya.
- Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan yang lainnya tanpa persetujuan
Direksi tidak diperkenankan.
- Cat yang digunakan untuk dinding adalah Cat dinding ( setara Metrolite) khusus untuk
bagian luar yang tidak terlindungi dipakai jenis weathershield. Untuk cat dasar harus
digunakan bahan yang sama serta tebal pelapisan pengecatan minimal 2 lapis.
- Cat yang digunakan untuk kusen adalah Cat kayu ( setara glotex ). Untuk cat dasar harus
digunakan bahan yang sama serta tebal pelapisan pengecatan minimal 2 lapis.
- Cat yang digunakan harus masih dalam keadaan yang baik tertutup rapat.
8.3 Pelaksanaan
- Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan semua permukaan yang akan dicat harus
dijaga dan dipelihara dari debu serta kotoran-kotoran yang dapat mengganggu
pelaksanaan pengecatan.
- Semua bidang yang tidak ditutup dengan lapisan lain harus dicat dengan cat jenis
weathershield. Penyedia jasa tidak diperkenankan untuk mengecat sampai permukaan
dinding benar-benar kering ( jarak antara lapisan pertama dengan lapis berikutnya
paling sedikit 12 jam ). Permukaan lapangan yang tidak rata dan cacat harus diperbaiki
terlebih dahulu dengan pendempulan / plesteran sampai rata dan dihaluskan.
- Bagian yang akan dicat harus benar-benar kering dan tidak terdapat cacat-cacat.
Pekerjaan pengecatan dilakukan lapis demi lapis sehingga didapat hasil akhir dengan
warna yang rata diseluruh permukaan bidang pengecatan.
- Warna yang akan dipakai ditentukan kemudian.

Subang, 12 Juni 2023


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ( PPK )
KANTOR KECAMATAN BLANAKAN
KABUPATEN SUBANG

FURWANI, AP.,M.Si
NIP. 19740511 199311 1003

Anda mungkin juga menyukai