Anda di halaman 1dari 15

TUGAS RESUME BUKU

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Disusun Oleh :

Siti Fahra Utami 23041060103


Karina 23041060104
Anisa Agustin 23041060105
Kelas : PGMI 4

Dosen Pengampu : Drs .Tastin, M.Pd.I

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

TAHUN 2023
BAB VI

PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa tujuan akhir pendidikan islam ialah


terciptanya insan kamil. Insan kamil adalah orang mempunyai wajah yang Qurani, yang
memiliki jiwa yang religus, budaya dan ilmiah.
Untuk mengembangkan tujuan dalam pendidikan islam, pendidik yang harus
punya tanggung jawab untuk mengantarkan tujuan tersebut. Keberadaan pendidik
didunia pendidikan sangatlah penting, karena kewajibannya tidak hanya memberitahu
tentang pengetahuan, tetapi juga dituntut untuk memberikan nilai-nilai diantaranya
adalah nilai etis, nilai pragmatis, nilai effect sensorik dan nilai religus.
Secara factual, memberitahu tentang pengetahuan kepada peserta didik tidaklah
mudah, apalagi ditengah kehidupan masyarakat yang kompleks pada era globalisasi dan
informasi. Tugas berat tersebut bertambah lagi dengan pandangan buruk orang-orang
kepada pendidik. Hal ini disebab kan oleh banyak masyarakat dipengaruhi oleh
materialistic.
Berbeda dengan pendidik pada umumnya, pendidik islam adalah orang yang
bertanggungjawab agar peserta didiknya dapat mencapai tujuan pendidikan yang baik
dalam aspek kognitif,efektif, maupun psikomotorik.
Pendidik dalam pendidikan islam adalah orang yang dewasayang karena
kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikannya dan orang lain. Itu berarti
setiap orang memiliki sifat pendidik karena pendidikannya.
A. PENGERTIAN PENDIDIK.
1. Secara Etimilogi.
Dalam konteks pendidikan islam, pendidik disebut dengan murabbi
mualli dan muaddib. Kata murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi. Kata
muallim isim fail dari allama, yuallimu sebagaimana ditemukan dalam Al-
Qur’an (Q’S.2:31), sedangkan kata muaddib berasal dari kata addaba,yuaddibu
seperti sabda Rasul “Allah mendidikku, maka ia memberikan kepadaku sebaik-
baik pendidikan.
Ketiga kata ini memiliki makna yang berbeda-beda tetapi dalam situasi
tertentu memiliki kesamaan makna.
Kata murabbi biassanya dijumpai dalam kalimat yang mengarah
pemeliharaan, baik bersifat jasmani maupun rohani. Contoh pemeliharaan yaitu
orang tua yang membesarkan anaknya. Mereka berusaha membesarkan dan
memberikan pelayanan secara penuh agar anak tumbuh dengan baik.
Sedangkan mu’allim biasa dipakai dalam membicarakan aktivitas pada
pemindahan atau pemberian ilmu pengetahuan dari seorang yang tahu kepada
seorang yang tidak tahu. Adapun istilah muaddib lebih luas dari istilah mu’allim
dan lebih relevan dengan konsep pendidikan islam.
Beragam penggunaan istilah pendidikan, secara tidak langsung telah
memberikan pengaruh untuk pendidik. Bagi mereka yang memakai istilah
tarbiyah, tentu mereka adalah murabbi. Bagi merekan yang memakai istilah
ta’lim, tentu mereka mu’allim. Begitu juga mereka yang memakai istilah ta’dib,
tentu mereka mu’addib. Namun demikian tampaknya istilah mu’allim lebih
sering digunakan di pendidikan islam.
2. Secara Terminologi.
Pendidikan islam bertujuan sebagai dasar untuk menentukan pengertian
pendidik. Karena pendidikan merupakan kewajiban agama kepada orang yang
telah dewasa. Kewajiban pertama bersifat personal, yang artinya setiap orang
bertanggung jawab atas pendidikan diri sendiri. Kemudian bersifat sosial, yang
artinya setiap orang bertanggung jawab atas pendidikan orang lain.
Para pakar menggunakan rumusan yang berbeda tentang pendidik.
a. Moh.Fadhil Al-Djamil menyebutkan. bahwa pendidik adalah yang
mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik terangkat derajat
kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh manusia.
b. Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang pertanggung jawab
sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajiban
yang bertanggung Jawab tentang pendidikan peserta didik
c. Sutari Imam Barnadib mengemukakan. bahwa pendidik adalah setiap orang
yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan
peserta didik.
d. Zakiah Daradjat berpendapat bahwa pendidik adalah individu" yang akan
memenuhi kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik.
e. Ahmad Țafsir mengatakan bahwa pendidik dalam Islam sama dengan teori
di Barat, yaitu siapa saja yang bertanggung Jawab terhadap perkembangan
peserta didik.
Di Indonesia pendidik biasanya orang yang harus ditiru. Menurut Hadari
Nawawi guru adalah orang-orang yang mengajar dan memberikan pengajaran di
sekolah atau di kelas. Dan ikut membentuk anak-anak mencapai kedewasaan
masing-masing.
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003, Tenaga pendidikan adalah orang yang mengabdi diri dan diangkat untuk
menjadi pendidik. Contoh tenaga kependidikan adalah guru, dosen, konselor,
pamong belajar ,widya, iswara, tutor. Instuktur, failiator dan lainnya.

B. JENIS PENDIDIK
1. Allah SWT.
Allah sebagai pendidik dapat dipahami dalam firman-firman yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Allah memiliki pengetahuan yang
amat luas. Ia juga sebagai pencipta.
Firman Allah SWT. yang artinya:
- “Segala puji bagi Allah rabb bagi seluruh alam”.(QS.Al-Fatiha : 1)
- Dan (Allah) allama (mengajarkan) segala macam nama kepada Adam…(QS.
Al-Baqarah)
- “Tuhanku telah adabani (mendidikiku sehingga menjadi baik pendidikan”
Al-Razi, yang membuat perbandingan antara Allah sebagai pendidik dan
manusia sebagai pendidik sangatlah berbeda. Allah adalah pencipta yang
mengetahui segala kebutuhan manusia.
2. Nabi Muhammad SAW.
Nabi adalah pendidik, Nabi sebagai menerima wahyu yang bertugas
menyampaikan kepada seluruh umat Islam lalu dilanjutkan mengajarkan kepada
mereka tentang ajaran-ajaran tersebut. Nabi adalah pendidik yang ditunjuk
langsung oleh Allah SWT.
3. Orang Tua.
Anak-anak pada masa awak kehidupan mereka berada diantara ayah dan
ibu. Dari orang tualah mereka mengenal pendidikannya. Mereka belajar banyak
dari orang tua.
Al-Qur’an menyebutkan sifat-sifat sebagai pendidik, yaitu memiliki rasa
syukur kepada Allah dapat diberiakan ilmu, mengajarkan anak agar
menyekutukan Allah Swt. memerintahkan anak agar melaksanakan shalat,sabar
dalam menghadapi penderitaan (QS. Luqman : 12-19)
4. Guru.
Pendidik bisanya disebut dengan guru. Namun guru bukan hanya
diberikan amanat dari orang tua melaikan dari setiap orang yang memerlukan
bantuan untuk mendidik mereka.
Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab atas amanat yang
diserahkan kepadanya. Allah berfirman.
Artinya :
Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia
hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang
memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha
Melihat.(QS.An-Nisa’ : 58)

C. KEUTAMAAN PENDIDIK.
Profesi guru dianggap rendah oleh masyarakat dibandingkan dengan
kantoran. Karena masyarakat bersifat materialistis. Padahal pekerjaan seorang
guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Allah SWT berfirman sebagai
berikut :

- “ Allah meningkatkan derajat orang yang beriman dan berilmu


pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. Al-Mursalat:11)
Rasulullah Saw bersabda:
Artinya:
- “ Sebaik-baiknya kamu adalah orang-orang yang mempelajari Al-Qur’an
dan mengajarkannya.” ( H.R.Bukhari)
Rasulullah Saw bersabda .
Artinya:
- “Tinta para ulama lebih tinggi nilainya dari pada darah pada shuhada.”
(H.R. Abu Daud dan Turmizi).

Dari firman Allah SWT. dan sabda Rasulullah Saw. Bahwa pekerjaan
seorang guru itu sangatlah tinggi kedudukannya. Hal ini beralasan bahwa
pengetahuan dapat meningkatkan pemikiran dan pengetahuan banyak orang.
Al-Ghazali menyatakan sebagai berikut: “Seseorang yang berilmu
dan kemudian mengamalkan ilmunya itu dialah yang disebut dengan orang
besar disemua kerajaan langit, dia bagaikan matahari yang menerangi alam
sedangkan ia memiliki cahaya dalam dirinya, seperti minyak katsuri yang
mengharumi orang lain karena ia harum. Seseorang yang menyibukkan
dirinya mengajar berarti dia telah memilih pekerjaan yang terhormat. Oleh
karena itu hendaklah seorang guru memperhatikan dan memelihara adab dan
sopan santun dalam tugasnya sebagai seorang pendidik.”
Rasulullah Saw adalah pendidik yang baik untuk ditiru karena
metode pengajarannya sangat unik. Beliau sangat memperhatikan kebutuhan
dan kemampuan setiap orang . Ketika Rasulullah wafat yang mengantikan
yaitu para ulama.
Pendidikan Islam menggambarkan bahwa pendidik adalah pekerjaan
yang mulia dan harkat dan martabatnya sangat tinggi. Oleh karena itu Al-
Ghazali mengatakan bahwa posisi pendidik sangat tinggi. Dan itulah pula
pendidikan yang baik adalah mereka yang mengajarkan kebaikan dunia dan
akhirat.
Islam memuliakan pengetahuan , sedangkan pengetahuan dapat di cari dan
belajar. Oleh karena itu Islam sangat memuliakan pendidik.

D. TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN HAK PENDIDIK


1.Tugas Pendidik
Keutamaan seorang pendidik disebabkan oleh tugas mulia yang diembannya.
Tugas yandi emban seorang pendidik hampir sama dengan Tugas seorang
Rasul.
2.Tanggung jawab pendidik
Melihat luasnya ruang lingkup tanggung jawab pendidikan Islam, yang meliputi
kehidupan dunia dan akhirat dalam arti yang luas sebagaimana uraian di atas,
maka orang tua tidak dapat memikul sendiri tanggung jawab Pendidikan
anaknya secara sempurna lebih-lebih dalam kehidupan masyarakat yang
senantiasa berkembang dengan maju.
3.Hak Pendidikan
Pendidikan adalah mereka yang terlihat langsung dalam membina, mengarahkan
dan mendidik peserta didik, waktu dan kesempatannya dicurahkan dalam rangka
mentransformasikan ilmu dan menginternalisasikan nilai termasuk pembinaan
akhlak mulia dalam kehidupan peserta didik..

E. KODE ETIK PENDIDIK.


Kode etik Pendidik Dalam Pendidikan islam Sebenarnya pendidikan Islam
banyak baik sekali pakar kode etik pendidikan pendidik Islam di yang dunia
dikemukakan Islam maupun oleh pakar di Indonesia. Dari sekian þanyak
pendapat tersebut penulis mengemukakan kode etik yang paling lengkap yang
pernah disusun olch para pakar pendidikan Islam. Yaitu seperti yang
dikemukakan olch Al-Kanani"", Di bawah ini kami kutip secara utuh kode etik
tersebut Al-Kanani"" (w. 733 H) mengemukakan persyaratan seorang pendidik
atas tiga macam yaitu (1) Yang berkenaan dengan dirinya sendiri. (2) Yang
berkenaan dengan pelajaran. dan (3) Yang berkenaan dengan muridnya
Perhatikan. syarat-syarat guru berhubungan dengan dirinya. Yaitu
1) Hendaknva guru senantiasa insyaf akan pengawasan Allah terhadapnya dalam
segala perkataan dan perbuatan bahwa ia memegang amanat ilmiah `yang
diberikan Allah kepadanya. Karenanya. ia tidak mengkhianati amanat itu. malah
ia tunduk dan merendahkan diri kepada Allah SWT.
2) Hendaknya' guru memelihara kemuliaan ilmu. Salah satu bentuk
pemeliharaannya ialah tidak mengajarkannya kepada orang yang tidak berhak
menerimanya, yaitu orang-orang yang menuntut ilmu untuk kepentingan dunia
semata.
3) Hendaknya guru bersifat zuhud. Artinya ia méngambil dari rezeki dunia
hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok diri dan keluarganya secara
sederhana. la hendaknya tidak tamak terhadap kesenangan dunia. sebab sebagai
orang yang berilmu, ia lebih tahu ketimbang orang awam bahwa kesenangan itu
tidak abadi.
4) Hendaknya guru tidak berorientasi duniawi dengan menjadikan ilmunya
sebagai alat untuk mencapai kedudukan, harta, prestise, atau kebanggaan alas
orang lain.
5) Hendaknya guru menjauhi mata pencaharian yang hina dalam pandangan
syara', dan menjauhi situasi yang bisa mendatangkan fitnah dan tidak melakukan
sesuatu yang dapat menjatuhkan harga dirinya di mata orang banyak.
Sebagaimana Allah SWT fimankan sebagai berikut:
Artinya:
Hai orang-orang sung beriman. makanluh di untara rezeki yung baik.-baik. yang
kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah. Jika benar-benar
kepadanya kamu menyembah ". (Q.S. Al-Baqarah: 172)
6) Hendaknya guru memelihara syarat-syarat Islam, seperti
Melaksanakan shalat berjamaah di masjid, mengucapkan salam, serta
menjalankan amar ma`ruf dan nahi munkar. Dalam melakukan semua itu
hendaknya ia bersabar dain tegar dalam menghadapi celaan dan cobaan.
Sebagaimana Allah SWT berfirman Artinya:
Hai orang-orang yang beriman. jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS. Al-Baqarah 153)
7) Guru hendaknya rajin melakukan hal-hal yang di sunatkan oleh agama baik
dengan lisan maupun perbuatan, seperti membaca Al-Qur' an, berzikir, dan
shala, tengah malam. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT. Artinya :
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan
pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan
yang baik itu menghapus (dosa) perbuatan- perbuatan yang buruk. Iulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS. Hud 114)
8) Guru hendaknya memelihara akhlak yang mulia dalam pergaulannya dengan
orang banyak dan menghindarkan diri dari akhlak yang buruk. Sebagai pewaris
Rasulullah SAW sudah sepantasnya seorang pendidik untuk memperlihatkan
akhlak yang terpuji, sebagaimana peran yang dimainkan oleh Rasulullah dalam
menghadapi umatny a (sebagai teladan atau panutan)
9) Guru hendaknya selalu mengisi waktu-waktu luangnya dengan hal-hal yang
bermanfaat, seperti beribadah, membaca dan mengarang. Ini berarti bahwa,
seorang pendidik harus selalu pandai memanfaatkan segala kondisi schingga
hari-harinya tidak ada yang terbuang. 10) Guru hendaknya selalu belajar dan
tidak merasa malu untuk menerima ilmu dari orang yang lebih rendah
daripadanya, baik secara kedudukan
ataupun usianya.
Artinya: seorang pendidik hendaknya selalu bersikap terbuka terhadap masukan
apapun yang bersilat positif dan dari manapun Datangnya Guru hendaknya rajin
meneliti. menyusun, dan mengarang dengan
11) Memperhatikan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan untuk itu.
Dengan syarat-syarat yang berhubungan dengan ""ogan dengan pelajaran
(syarat-syarat paedagogis-didaktis). yaitu;
1) Sebelum keluar dari rumah untuk mengajar. hendaknya guru bersuci dari
hadas dan ketoran serta menggunakan pakaian yang baik dengan maksud
mengagungkan ilmu dan syariat.
2) Ketika keluar dari rumah. hendaknya guru selalu berdo 'a agar tidak sesat dan
menyesatkan. dan terus berzikir kepada Allah SWT. Hingga sampai ke majelis/
pengajaran. Ini menegaskan bahwa sebelum mengajarkan ilmunya. seseorang
guru sepantasnya untuk menyucikan hati dan niatnya.
3).Hendaknya guru mengambil tempat pada posisi yang membuatnya
Dapat terlihat oleh semua murid. Artinya. Ia harus berusaha agar apa yang akan
disampaikannya hendaklah diperkirakan dapat dinikmati oleh seluruh siswanya
dengan baik.
4).Sebelum mulai mengajar. Guru hendaknya membaca sebagian
Darı ayat Al Qur”an agar memperoleh berkah dalam mengajar, kemudian
membaca basmallah.
5) Guru hendaknya mengajarkan bidang studi sesuai dengan hierarki nilai
Kemuliaan dan kepentingannya yaitu tafsir Al-Qur`an, kemudian hadis Ushul
aldin, ushul fikih. Dan seterusnya. Barangkali untuk seorang guru pemegang
mata pelajaran umum, hendaklah selalu mendasarkan materi pelajarannya
dengan Al-Qur’an dan hadits nabi, dan kalau perlu mencoba untuk meninjaunya
dari kaca mata lslam.
6) Hendaknya guru selalu mengatur volume suaranya agar tidak terlalu keras.
Hingga membisingkan ruangan, tidak pula terlalu rendah hingga tidak terdengar
oleh murid atau siswa
7) Hendaknya guru menjaga ketertiban majelis dengan mengarahkan
Pembahasan pada objek tertentu. Artinya dalam memberikan materi Pelajaran,
seorang guru memperhatikan tata cara penyampaian yang Baik (sistematis).
Sehingga apa yang disampaikan akan mudah dicera Oleh murid.
8) Guru hendaknya menegur murid-murid yang tidak menjaga sopan santun
dalam kelas, seperti menghina teman, tertawa keras, tidur,berbicara dengan
teman atau tidak menerima kebenaran. Ini berarti bahwa seorang guru atau
pendidik dituntut untuk selalu menanamkan dasar-dasar akhlak terpuji dan sopan
santun baik di dalam ruangan ataupun diluar ruangan belajar.
9)Guru hendaknya bersikap bijak dalam melakukan pembahasan.
menyampaikan pelajaran,dan menjawab pertanyaan Apabila ia ditanya tentang
sesuatu yang ia tidak tahu. hendaklah ia mengatakan bahwa ia tidak tahu. Hal ini
menegaskan bahwa seorang guru tidak boleh bersika pura+pura tahu. Sedangkan
diri Rasulullah saja. tidak pernah menjawab pertanyaan yang beliau tidak tahu
dengan jawaban yang di terka-terka.
10 )Terhadap murid baru.guru hendaknya bersikap wajar dan menciptakan
suasana yang membuatny merasa telah menjadi bagian dari kesatuan teman-
temannya.
11).Guru hendakny menutup setiap akhir kegiatan belajar mengajar dengan kata-
kata wallahu a’lam (Allah yang Maha Tahu) yang menunjukkan keikhlasan
kepada Allah SWT.
12) Guru hendaknya tidak mengasuh bidang studi yang tidak dikuasainya hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi pelecehan ilmiah dan sebaliknya akan terjadi hal
yang sifatnya untuk memuliakan ilmu dalam proses pelajar mengajar.
Ketiga, kode etik guru di tengah-tengah para muridnya, antara lain:
1.Guru hendaknya mengajar dengan niat mengharapkan ridha Allah,
menyebarkan ilmu, menghidupkan syara` menegakkan kebenaran, dan
melenyapkan kebathilan serta memelihara kemaslahatan umat.
2.Guru hendaknya tidak menolak untuk mengajar murid yang tidak mempunyai
niat tulus dalam belajar. Sebagian ulama memang pernah berkata "kami pernah
menuntut ilmu dengan tujuan bukan karena Allah sehingga guru menolak
kecuali jika kami menuntut ilmu karena Allah"Kata-kata itu hendaknya diartikan
bahwa pada akhirnya niat menuntut ilmu itu harus karena Ajlah. Sebab kalau
niat tulus ini disyaratkan pada awal penerimaan murid, maka murid akan
mengalami kesulitan.
3 Guru hendaknya mencintai murideya seperti meneintar dirinya sendiri artinya,
seorang guru hendaknya menpanggap bahwa muridnya itu adalah merupakan
bagian dari dirinyn sendiri (bukan orang lain) guru hendaknya memotivasi
murid untuk menuntut ilmu seluas mungkin.
4) Sebagaimana perah dianjurkan oleh Rasulullah dalam sabdanya. Yang berarti
" Tuntutlah itu sekalipun ke negeri Cina” Hadits ini menyiratkan tahwa
menuntut ilmu itu tidak ada batasnya, kapan, dan di manapun tempatnya.
5) Guru hendaknya menyampaikan pelajaran dengan bahasa yang mudah dan
berusaha agar muridnya dapat memahami pelajaran.
Artinya:
Seorang guru harus memahami kondisi murid-muridnya dan mengetahui tingkat
kemampuannya dalam berbahasa.
6) Guru hendaklah melakukan evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang
dilakukannya. Hal ini dimaksudkan agar guru selalu memperhatikan tingkat
pemahaman siswanya dan pertambahan keilmuan yang diperolehnya.
7) Guru hendaknya bersikap adil terhadap semua muridnya. Hal ini pernah
diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya. Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kam) berlaku adil dan berbuat kebaikan."(Q.S.
Al-Nahl : 90)
8) Guru hendaknya berusaha membantu memenuhi kemaslahatan murid. baik
dengan kedudukan ataupun hartanya. Apabila murid sakit. Ia hendaknya
menjenguknya. dan apabila kehabisan bekal. hendaknya ia membantunya. Hal
ini menggambarkan bahwa seorang guru dianjurkan memperlakukan muridnya
dengan baik sebagaimana ia memperlakukan anaknya sendiri, dengan penuh
kasih sayang.
9) Guru hendaknya terus memantau perkembangan murid. baik intelektual
maupun akhlaknya. Murid yang saleh akan menjadi abungan " bagi guru, baik di
dunia, maupun di akhirat. Suatu hal yang sangat menarik dari teori tentang kode
etik (syarat-syarat) pendidik yang dikembangkan oleh al- kanani itu yaitu adanya
unsur yang menekankan pentingnya sifat kasih sayang. temah lembut terhadap
peserta didik. Agaknya. Pendapatnya itu didasarkan atas sabda Rasulullah SAW.
artinya:
Sesungguhnya saya dan kamu laksana bapak dengan anaknya Selain itu Juga
didasarkan atas paham mereka bahwa bila guru telah memiliki rasa kasih sayang
yang tinggi kepada muridnya, maka guru tersebut akan berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan kcahliannya Karena memberikan yang terbaik
kepada mund-murid yang disayanginya. Penting hal itu dilatar belakangi oleh
Allah fauma al-hana) dan meniru akhlak Riulullah dalam mendidik amalnya.

F. PERAN PENDIDIK
Kehadiran guru dalam proses pembelajaran merupakan peranan penting.
peranan guru itu belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio Yang tape
recorder, intemnet maupun oleh komputer yang paling modern.Banyak unsur-
unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi Banyak
Kebiasaan dan keteladanan, yang diharapkan dari hasil proses pembelajaran,
yang tidak dapat dicapai kecuali melabui pendidik.
Demikianlah gambaran betapa pentingnya guru dan betapa beratny tugas
dan tanggung jawab guru, terutama tanggung jawab moral untuk digugu dan
ditiru.Disekolah seorang guru menjadi ukuran atau pedoman bagi
murid.muridnya,dimasyarakat seorang guru dipandang sebagai suri tauladan
bagi setiap warga masyarakat.
Konsep operasional,pendidikan Islam adalah proses transformasi dan
internalisasi nilai-nilai islam dan ilmu pengetahuan dalam rangka rangka
mengembangkan dasar yang dimiliki peserta didik guna mencapai guna
mencapai keseimbangan dan kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, maka
pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam, pendidikan Islam.
Sehubungan dengan dengan hal tersebut Al-Nahlawi menyatakan bahwa
peran guru hendaklah mencontoh peran yang dilakukan Rasulullah yaitu
mengkaji dan mengembangkan ilmu llahi. firman Allah SWT.:
Artinya:
Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan padanya al Kitab.,
al-hikmah, dan kenabian lalu berkata kepada manusia: Hendaklah kamu menjadi
hamba-hambaku, bukan hamba-hamba Allah". Akan tetapi (hendaklah ia
berkata), Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbam. karena kamu selalu
mengajarkan al-Kilab dan disebabkan karena kams tetap mempelajarinya ".
(Q_S Ali Imran : 79).
Kata "rabbani" pada ayat di atas menunjukkan pengertian bahwa pada di
setiap orang kedalaman atau kesempuraan ilmu atau takwa. Hal ini tenl sangat
crat kaitannya dengan fungsinya sebagai pendidik. la tidak akan dape
memberikan pendidikan yang baik, bila ia sendiri tidak memperhatikan dirinya
Di samping itu Allah SWT juga mengisyaratkan bahwa tugas pokok
Rasulullah adalah mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah kepada manusia verta
mereka yakni mengembangkan dan membersihkan jiwa mensucikan
mereka,yakni mengembangkan dan menbersihkan jiwa mereka.
Artinya:
“ Kami utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayal-ayal Engka, dan mergajarkan kepada mereka
al-Kilab dan al-Hikmah serta mensucikan mereka. Sesunguhny Engkau Yang
Maha Perkasa lagi Mahal Bijaksana (Q.S. Al-Baqarah 129)
Ayat ini menerangkan bahwa sebagal seorang pendidik yang agung.
beliautidak hanya mengajarkan ilmu, tapi lebih dari itu, di mana ia juga
mengembangkan tugas untuk memelihara kesucian Untuk Ttu guru sebagai
pendidik juga harus memiliki tanggung Jawab Manusia mempertahankan
kesucian atau fitrah peserta didiknya sebagaimana yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW.
Berdasarkan firman Allah SWT di atas, al-Nahlawi menyimpulkan tugas
pokok (peran utama) guru dalam pendidikan Isiam adalah sebagai berikut:
1) Tugas pensucian Guru hendaknya mengem bankan dan membersihkan jiwa
peserta didik agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT,kepada
menjauhkannya dari keburukan, dan menjaganya agar tetap berada pada
fitrahnya.
2) Tugas pengajaran. Guru hendaknya meny ampaikan berbagai pengetahuan
dan pengalaman kepada peserta didik untuk diterjemahkan dalam tingkah laku
dan kehidupannya.
Selanjutnya fungsi pendidikan sebagal warilsat al-anbiya,pada hakekat-
nya mengemban misi sebagai rahmat li al-'alamin yakni suatu misi yang
mengajak manusia untuk tunduk dan taat pada hukum-hukum Allah, guna
memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat.Kemudian tugas ini
dikembangkan kepada pembentukan manusia yang berjiwa tauhid, kreatif,
beramal saleh, serta bermoral yang tinggi.
Ulama termasuk pendidik sebagai pewaris Nabi tentu mereka juga harus
mewarisi apa yang ada pada Beliau, termasuk tugas-tugas yang diembannya
yakni memelihara keselamatan dan menjadi rahmat di permukaan bumi. Hal ini
selaras dengan hadits Nabi "Ulama adalah pewaris bagi para nabi"
Dalam rangka melaksanakan tugas sebagai pewaris nabi (waritsat al-
anbiya), para pendidik hendaklah bertolak pada amar ma 'ruf nahi munkar dalam
arian menjadikan prinsip tauhid sebagai pusat penyebaran misi iman,Islam dan
ihsan, dan kekuatar rohani pokok yang dikembangkan oleh pendidik adalah
individualitas. sosialitas. dan moralitas {nilai-nilai agama dan moral}.
Peran dan fungsi yang cukup berat untuk diemban Ini tentu saja
membutuhkan sosok seorang guru atau pendidikan yang utuh dan tahu dengan
kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Pendidik itu hanya
mengenal Allah dalam' arti yang luas, dan Rasul. serta memahami dibawanya.

Anda mungkin juga menyukai