Anda di halaman 1dari 144

UNIT I

POLA BERUSAHA

Tujuan Pembelajaran
Peserta mampu dan dapat :
1. Memahami pokok-pokok pemikiran untuk berusaha.
2. Mempertimbangkan jenis usaha yang akan di tekuni.
3. Mengerti dan memahami syarat-syarat dan sifat pribadi yang perlu dimiliki seorang
pengusaha.

Pengantar
Pola berusaha merupakan dasar untuk mengarahkan pengusaha sehingga memiliki
kemampuan berpikir secara logis memulai atau melanjutkan kegiatan usahanya secara
layak dan rasional. Pada gilirannya pengusaha akan mampu mengembangkan diri serta
mampu mempertahankan kelestariannya usahanya.

Berdasarkan kenyataan menunjukkan bahwa umumnya perusahaan kecil yang


berkembang secara wajar lebih banyak ditentukan oleh kemampuan pemiliknya dalam
mengelola perusahaan.

Untuk membimbing pengusaha kecil atau calon pengusaha dalam mengembangkan


atau mendirikan usahanya secara wajar dan rasional perlu mengkaji mengenai :
 Pokok-pokok pemikiran berusaha.
 Pertimbangan-pertimbangan berusaha.
 Syarat-syarat dan sifat pribadi pengusaha.

Diharapkan modul ini mampu memberikan manfaat kepada para pengusaha dan calon
pengusaha, sebab tidak sedikit kegagalan dalam berusaha yang diakibatkan oleh
kurang adanya pertimbangan yang matang, tidak rasional serta manusianya sebagai
pengelola tidak memiliki syarat-syarat yang memadai.

A. Pokok-pokok Pemikiran Berusaha

1
Dalam menyusun pola berusaha, banyak konsep dan gagasan yang dapat
dikembangkan. Namun pada dasarnya konsep tersebut harus mampu
memberikan arah kepada pengusaha atau calon pengusaha bahwa merupakan
suatu hal yang logis, rasional dan dicapai berdasarkan pertimbangan bertahap.
Salah satu pendekatan yang disajikan dalam membentuk usaha, membina serta
mengembangkannya dapat di tempuh melalui 9 (Sembilan) langkah pola
berusaha, (lihat bagan 1).

Bagan 1
Pola Berusaha Untuk Produksi / Jasa

Informasi pasar
Pengembangan

TK
Rancangan
Produk/jasa dan Dagang Peralatan
kualitas
Bangunan

Bahan

Pelaksanaan

Evaluasi
Tenaga Kerja
Proses produk/jasa
Biaya
Mesin + alat

Gedung + sarana

Langkah Pertama : Mencari Informasi Pasar.


Pasar merupakan kunci utama dalam keberhasilan usaha, banyak perusahaan kecil
yang hanya mampu bertahan dalam kurun waktu yang relatif pendek, karena dalam
mendirikan perusahaan tidak didasarkan kepada pengamatan potensi pasar yang
seksama.

Untuk perusahaan besar informasi pasar diperoleh dari penelitian pasar yang
mendalam, misalnya meneliti potensi penduduk dengan rata-rata pendapatannya dan
kemana arah penggunaan pendapatan tersebut. Sedangkan bagi perusahaan kecil

2
upaya penelitian pasar ini sangat kecil kemungkinannya karena membutuhkan biaya
yang besar.
Oleh sebab itu, dari pengusaha kecil untuk memperoleh informasi pasar dapat
ditempuh melalui :
1. Informasi dari rekan kerja.
2. Melalui kunjungan langsung.
3. Memanfaatkan informasi dari lembaga-lembaga dan instansi pemerintah.
4. Melalui percobaan usaha dalam skala kecil untuk mengetahui potensi pasar.
5. Melalui kerja magang pada bidang usaha yang bersangkutan.
6. Memanfaatkan relasi yang ada.
7. Faktor kebetulan.

Informasi pasar sangat membantu pengusaha untuk mengetahui :


1. Jumlah permintaan dalam bentuk order.
2. Dasar prakiraan kebutuhan nyata dari :
- Produk + jasa
- Jumlah
- Harga
- Waktu penyerahan
- Kebutuhan pasar yang tersembunyi (potensi).

Setelah memperoleh pasar yang tepat mengenai produk atau jasa apa yang diminta,
langkah berikutnya adalah membuat rencana produk atau jasa.
Langkah kedua : merancang produk atau jasa.
1. Memilih atau menentukan rancangan produk atau jasa harus disesuaikan
dengan permintaan dan memperhatikan persyaratan serta kwalitasnya.
2. Rancangan dapat dibagi dua yaitu :
Rancangan pasif, apabila yang diproduksi atau diperdagangkan adalah dipesan
menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh pasar.
3. Rancangan kreatif, dikembangkan melalui kreasi dan daya cipta dari pengusaha
untuk membuat produk baru. Namun kenyataannya dalam praktek banyak
rancangan kreatif yang dihasilkan dengan cara meniru dan mengadakan
3
modifikasi dari model yang telah ada, hal ini disebabkan oleh keterbatasan
waktu, biaya serta kurang tenaga ahli.

Dalam rancangan kreatif harus diperhatikan :


a. Model yang disenangi oleh pasar.
b. Biaya serendah mungkin.
c. Memiliki syarat teknis yang memadai.
d. Kwalitas baik.
e. Bahan yang dipergunakan mudah diperoleh.

Pengusaha yang maju, biasanya hanya memiliki kreasi dalam menciptakan model-
model baru, sebab ia akan mampu mengkomersilkan kreasinya lebih dahulu sebelum
orang lain meniru. Pengusaha yang berkreasi permendaftarkan hasil karyanya untuk
memperoleh hak paten supaya memperoleh perlindungan hukum.

Langkah ketiga : menetapkan bahan


Apabila rancangan produk atau jasa telah ditetapkan, langkah berikutnya memilih bahan
yang sesuai, apakah bahan tersebut mudah diperoleh serta tersedia sepanjang tahun.

Mungkin perlu diusahakan mencari bahan yang dapat digunakan sebagai penggantian
apabila sewaktu-waktu bahan baku ini hilang dari pasaran bagaimana pengadaan
bahan secara ekonomis dapat dilakukan dan apakah untuk rancangan yang telah
dibuat menggunakan bahan secara efisien.

Dalam usaha jasa biasanya bahan ini merupakan bagian kecil saja dari biaya
keseluruhan lainnya. Namun untuk memuaskan konsumen, perlu memilih bahan yang
digunakan secara selektif.

Langkah ke empat : menetapkan proses produksi.

4
Untuk pengadaan produk atau jasa sesuai dengan model, ukuran, bentuk dan
persyaratan teknis yang diminta, apakah akan diproduksi sendiri atau dibeli dari pihak
lain.

Kedua kegiatan ini baik memproduksi maupun membeli dari pihak lain memerlukan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang cermat serta mampu mengatur
pengerahan dan daya dalam rangka menyiapkan produksi sesuai dengan :
1. Persyaratan yang diminta.
2. Jumlah yang diminta.
3. Waktu penyerahan.

Kegiatan produksi sendiri memerlukan :


1. Perencanaan produksi yang cermat.
2. Penjadwalan mesin, orang, bahan, peralatan dan sarana pembantu yang tepat.
3. Adanya perintah produksi (order) yang jelas dan teratur.
4. Adanya koordinasi dan pengendalian produksi yang rapi.
5. Pengendalian terhadap mutu dengan seksama.

Salah satu kunci keberhasilan dalam proses produksi adalah bagaimana mampu
memadukan dengan serasi komponen-komponen :
1. Bahan.
2. Biaya
3. Tenaga kerja
4. Mesin dan alat
5. Gedung dan sarana

Sedangkan kegiatan pembelian dan penjualan dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Memilih barang
2. Menerima barang
3. Pengangkutan
4. Penyerahan barang.

5
Langkah ke lima : menetapkan kebutuhan tenaga kerja.
Tenaga kerja merupakan perangkat yang mendukung kegiatan baik memproduksi
ataupun membeli dan menjual produk yang akan disajikan, oleh karena itu perlu
direncanakan :
1. Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
2. Bagaimana persyaratan tenaga kerja untuk menangani kegiatan tersebut, apakah
perlu tenaga terampil, setengah terampil atau cukup dengan tenaga kasar saja.
3. Kapan harus dilakukan rekruitmen dan bagaimana caranya, melalui siapa
rekruitmen tersebut.
4. Berapa biaya tenaga kerja yang diperlukan.
5. Bagaimana penempatan tenaga sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya.
6. Bagaimana pembagian tugas secara baik kepada setiap tenaga kerja.

Namun keberhasilan dalam usaha juga ditentukan oleh produktif atau tidaknya tanaga
kerja yang kita miliki.

Langkah ke enam : menetapkan kebutuhan mesin dan peralatan.


Seperti halnya tenaga kerja dan bahan, mesin dan peralatan merupakan komponen
dari proses pembuatan barang yang telah ditetapkan, maka perlu direncanakan :
1. Berapa jumlah mesin yang diperlukan.
2. Mesin apa yang cocok dan ekonomis.
3. Jenis dan jumlah peralatan
4. Apakah peralatan mudah diperoleh di pasaran.
5. Bagaimana menyusun tata letak dari mesin dan peralatan yang baik.
6. Bagaimana pembebanan pada masing-masing mesin, apakah cukup merata.
7. Apakah tersedia mesin cadangan atau peralatan cadangan yang siap
diopersikan sewaktu-waktu.
8. Apakah ada kemungkinan menyewa mesin dari orang lain kalau order melimpah.
9. Kalau membeli mesin atau peralatan yang baru, apakah keputusan
dipertimbangkan secara teknis dan ekonomis ?

6
Dalam produksi tersebut diatas pertimbangkanlah factor-faktor sehingga menghasilkan
efesiensi dan efektivitas dari pada penggunaan mesin dan alat-alat.

Langkah ke tujuh : gedung dan sarana penbantu.


Gedung dan sarana pembantu merupakan komponen dalam proses produksi atau
usaha dagang yang tidak bisa diabaikan, sebab merupakan salah satu dari rantai
kegiatan yang harus dipenuhi.
Dalam menetapkan dan memiliki gedung yang akan digunakan perlu memperhatikan :
1. Apakah rancangan gedung atau bangunan memenuhi syarat-syarat teknis dan
ekonomis ?
2. Berapa luas dan jumlah bangunan yang dibutuhkan ?
3. Bagaimana syarat-syarat pendirian bangunan untuk tujuan produksi atau took
tersebut.
4. Dimana letak lokasi gedung atau bangunan, apakah strategis atau tidak ditinjau
dari pengadaan bahan, pemasaran, transport dan pengadaan tenaga kerja serta
kemudahan izin ?
5. Apakah sarana pembantu seperti air, listrik, selokan, telepon dan lain-lain
tersedia cukup memadai ?
6. Apakah penyediaan sarana ini dijamin kelestariannya sepanjang tahun ?

Langkah ke delapan : menetapkan biaya


Apabila keputusan telah ditetapkan mengenai rancangan produksi atau jasa tertentu
dan pengadaannya dipilih dengan jalan memproduksi sendiri atau membeli, proses
produksi atau cara pembeliannya telah ditetapkan, bahan, mesin dan peralatan, gedung
dan sarana telah dipilih, maka dari semua komponen tersebut harus dijabarkan
kedalam perhitungan biaya yang harus disediakan :
1. Berapa jumlah biaya yang harus di sediakan ?
2. Kapan jadwal waktu pengeluaran biaya ?
3. Berapa rencana keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut ?
4. Apakah dari biaya yang dibutuhkan masih dapat dilakukan penghematan-
penghematan lagi ?

7
5. Siapakah yang akan membiayai, apakah modal sendiri, Bank atau kerjasama
dengan orang lain ?
6. Kalau terjadi kegagalan siapa yang menanggung resiko, apakah diasuransikan ?

Langkah Ke Sembilan : Pelaksanaan.


Jika delapan langkah perencanaan telah dipersiapkan dengan matang, langkah
selanjutnya bagaimana pelaksanaan operasional diselenggarakan dengan baik ?
Dalam pelaksanaan pelaksanaan operasional peran atasan langsung sangat
menentukan berhasil atau gagalnya usaha tersebut.
Kegiatan pelaksanaan mencakup :
1. Koordinasi.
2. Pengarahan.
3. Pengawasan.
4. Pencatatan.
5. Motivasi terhadap karyawan.
Hal penting dalam pelaksanaan operasional ini pemimpin harus mampu
mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan menciptakan kegiatan kerja, serta iklim yang
sehat, sehingga akan meningkatkan produktivitas.

Langkah Ke Sepuluh : Evaluasi.


Langkah terakhir dari pola berusaha adalah mengadakan evaluasi tentang usaha. Pada
dasarnya evaluasi atau penilaian ini dititik beratkan pada membandingkan antara
perencanaan dan pelaksanaan. Apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan, sampai
sejauh mana penyimpangan tersebut.

Apakah penyimpangan masih dalam batas-batas kewajaran, atau sudah melampaui titik
kritis ? Apakah laba yang ditetapkan, atau perputaran modal, atau pengambilan kredit
sesuai dengan yang direncanakan semula ?
Berdasarkan Evaluasi yang dapat dilihat apakah perusahaan memiliki prospek dimasa
depan ?

B. Pengembangan Perusahaan Kecil.

8
Pengembangan merupakan suatu proses, oleh karenanya besar kecilnya pertumbuhan
ditentukan oleh keterbatasan perangkat-perangkatnya dan oleh faktor lingkungan yang
menghambat dan yang menunjang. Pola pengembangan tersebut adalah sebagai
berikut :

Pasar
INSTRUMEN Bahan
Mesin + alat
Management
KESEMPATAN
KEANDALAN

Tenaga kerja
Biaya
Gedung + sarana

INPUT OUTPUT

PROSES Perusahaan kecil yang akan datang


Perusahaan kecil keadaan sekarang
HAMBATAN
KELEMAHAN

Kondisi perusahaan sekarang merupakan masukan (input) melalui proses menghasilkan


peusahaan kecil yang akan datang (telah berkembang).
Dalam proses ditentukan oleh perangkat (instrument).
1. Pasar
2. Bahan
3. Mesin dan peralatan
4. Management
5. Tenaga kerja
6. Gedung dan sarana
7. Biaya

Peran pengusaha dalam memadukan perangkat ini dengan baik dan bertahap
merupakan kunci keberhasilan dalam mengembangkan perusahaan kecil.

9
Disamping faktor diatas masih ada faktor lain yaitu faktor lingkungan yang
menghambat, seperti peraturan-peraturan, budaya masyarakat, keadaan alam dan lain-
lain.

Dan ada faktor lingkungan yang menunjang, seperti kebiasaan penduduk kemudahan-
kemudahan (fasilitas) pemerintah dalam sektor usaha tertentu, kredit (batas tinggi
pemberian kredit).

Untuk merencanakan pengembangan seyogyanya dilakukan identifikasi dari hasil


(output) perusahaan kecil yang akan datang pada tahap pengembangan tertentu,
langkah berikutnya menganalisa masalah-masalah dan potensi pada (input) perusahaan
kecil sekarang.
Identifikasi tersebut dapat menggunakan pola berikut :
Keandalan :
Inventarisasi keandalan-keandalan yang dimiliki saat ini (faktor intern), seperti :
1. Produk atau jasa.
2. Tenaga kerja.
3. Permodalan.
4. Pemasaran dan distribusi.
5. Pelayanan.

Kesempatan :
Inventarisasi kesempatan yang dimiliki saat ini dan saat yang akan datang (terhadap
faktor intern) seperti :
1. Bantuan Permodalan.
2. Bantuan Pemasaran.
3. Gabungan Usaha.
4. Peraturan Pemerintah.
5. Permintaan Pasar.

Kelemahan :

10
Inventarisasi kelemahan-kelemahan yang dialami selama ini (karena Faktor intern),
seperti :
1. Produk dan Jasa.
2. Permodalan.
3. Tenaga Kerja.
4. Manajemen.

Hambatan :
Inventarisasi hambatan-hambatan yang dimiliki (karena faktor ekstern), seperti :
1. Pesaing (competitor).
2. Minat konsumen.
3. Perolehan bahan baku.
4. Daya beli (harga) oleh konsumen.
5. Perkreditan.

Setelah keempat aspek tersebut diinventarisasi, hal pokok yang perlu direncanakan
penggulangannya adalah tentang “Kelemahan dan Hambatan” untuk itu digunakan table
berikut :
BIDANG LANGKAH
KEANDALAN KESEMPATAN KELEMAHAN HAMBATAN
KEGIATAN PENANGGULANGAN

Sifat-sifat Seorang Pengusaha.


Untuk melaksanakan pengembangan usaha dengan baik, seorang pengusaha perlu
memiliki sifat-sifat :
1. Ulet.
Artinya seorang pengusaha harus ulet, tidak lekas putus asa, tidak frustasi
karena kegagalan yang dialami.
2. Tekun dan Teliti.
11
Artinya memiliki kesabaran dan tidak cepat berhenti mengerjakan yang
memerlukan waktui lama serta tidak cepat mengalihkan kepada kegiatan usaha
lain.
3. Rational
Artinya segala rencana, keputusan dan lain-lain harus didasarkan kepada
pertimbangan pemikiran yang masuk akal tidak bersifat emosional dan angan-
angan.
4. Pandai bergaul.
Artinya memiliki kemampuan untuk bergaul, loyal dan tidak kaku sehingga
memudahkan terjadinya hubungan timbal balik antara pengusaha dan relasi.
5. Lapang dada.
Artinya seorang pengusaha harus kesatria, terbuka hati untuk menerima saran,
pendapat, bahkan kritik sekalipun, serta mengakui segala kelemahan yang ada
pada dirinya.
6. Berani menanggung resiko.
Artinya siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi pada
perusahaan yang akan dijalankannya, dan seorang pengusaha yang berhasil
mampu memperhitungkan resiko yang wajar.
7. Penuh Inisiatif dan kreatif.
Artinya ia dinamis tidak statis terus bergerak mencari peluang-peluang usaha
kearah peningkatan perusahaannya.
8. Mempunyai kemampuan melimpahkan wewenang, kemampuan mendelagasikan
wewenang suatu urusan kepada pihak-pihak lain merupakan salah satu sifat
pengusaha yang berhasil karena kunci manajemen adalah bekerja untuk
mencapai tujuan melalui orang lain.
9. Cepat dalam mengambil keputusan.
Keputusan merupakan tindakan yang membawa perubahan, baik mengakibatkan
keuntungan atau kerugian, namun orang yang tidak berani mengambil keputusan
atau lambat mengambil keputusan umumnya sangat kaku dan statis .
10. Kemampuan memimpin / mengorganisir.
Seorang pengusaha kecil harus memiliki kemampuan merencanakan,
melaksanakan serta mengendalikan seluruh kegiatan serta mampu

12
menghimpunnya kedalam suatu kegiatan yang terpadu yang diarahkan kepada
tujuan tertentu. Sehingga perusahaan berjalan dengan sehat dan mampu
bersaing.

EVALUASI

Pertanyaan :
Langkah-langkah apa saja dalam pola berusaha yang harus dilakukan untuk
membentuk usaha, membina serta mengembangkannya ?
Jawaban :
Langkah-langkah dalam pola berusaha adalah :
Langkah Pertama : Mencari Informasi Pasar
Langkah Kedua : Merancang Produk dan Jasa
Langkah Ketiga : Menetapkan Bahan
Langkah Keempat : Menetapkan Proses Produksi
Langkah Kelima : Menetapkan Kebutuhan Tenaga Kerja
Langkah Keenam : Menetapkan Kebutuhan Peralatan dan Mesin
Langkah Ketujuh : Gedung dan Sarana Pembantu
Langkah Kedelapan : Menetapkan Perhitungan Biaya
Langkah kesembilan : Pelaksanaan

Pertanyaan :
Apa yang merupakan kunci utama dalam keberhasilan suatu usaha ?
Jawaban :
Kunci utama dalam keberhasilan usaha adalah pasar.

Pertanyaan :
Suatu Perusahaan (Besar maupun kecil) untuk memperoleh informasi pasar melalui
apa?
Jawaban :
Untuk perusahaan besar informasi pasar diperolah dari penelitian pasar yang
mendalam. Sedangkan untuk memperoleh informasi pasar dapat ditempuh melalui :

13
1. Informasi dari rekan usaha
2. Melalui Kunjungan langsung
3. Memanfaatkan Informasi dari lembaga-lembaga dan instansi pemerintah
4. Melalui percobaan usaha dalam skala kecil untuk mengetahui potensi pasar
5. Melalui kerja magang pada bidang usaha yang bersangkutan
6. Memanfaatkan relasi yang ada

Pertanyaan :
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha dalam mengembangkan usahanya ?
Jawaban :
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha adalah :
1. Ulet, artinya seorang pengusaha harus ulet, tidak lekas putus asa tidak frustasi
karena kegagalan yang dialami.
2. Tekun dan teliti, artinya memiliki kesabaran dan tidak cepat berhenti mengerjakan
pekerjaan yang memerlukan waktu lama serta tidak cepat mengalihkan kepada
kegiatan usaha lain.
3. Rasional, artinya segala rencana, keputusan dan lain-lain harus didasarkan kepada
pertimbangan pemikiran yang masuk akal, tidak bersifat emosional dan angan-angan.
4. Pandai bergaul, artinya memiliki kemampuan untuk bergaul, loyal dan tidak kaku
sehingga memudahkan terjadinya hubungan timbal balik antara pengusaha dengan
relasi.
5. Lapang dada, artinya seorang pengusaha harus kesatria, terbuka untuk menerima
saran, pendapat bahkan kritik sekalipun serta mengakui segala kelemahan yang
ada pada dirinya.
6. Berani menanggung resiko, artinya siap menghadapi segala kemungkinan yang
akan terjadi pada perusahaan yang dijalankannya, dan seorang pengusaha yang
berhasil mampu memperhitungkan resiko yang wajar.
7. Penuh inisiatif dan kreatif, artinya dinamis tidak statis terus bergerak mencari
peluang-peluang usaha kearah peningkatan perusahaannya.
8. Mempunyai kemampuan melimpahkan wewenang, kemampuan mendelegasikan
wewenang suatu urusan kepada pihak-pihak lain merupakan salah satu sifat

14
pengusaha yang berhasil karena kunci manajemen adalah bekerja untuk mencapai
tujuan melalui orang lain.
9. Cepat dalam mengambil keputusan.
Keputusan merupakan tindakan yang membawa perubahan, baik mengakibatkan
keuntungan atau kerugian, namun orang yang tidak berani mengambil keputusan
atau lambat mengambil keputusan umumnya sangat kaku dan statis.
10. Kemampuan memimpin, mengorganisir.
Seseorang pengusaha kecil harus memiliki kemampuan merencanakan,
melaksanakan serta mengendalikan seluruh kegiatan serta mampu menghimpunnya
kedalam suatu kegiatan yang terpadu yang diarahkan kepada tujuan tertentu,
sehingga perusahaan berjalan dengan sehat dan mampu bersaing.

15
UNIT II
MANAJEMEN PEMASARAN

Tujuan pembelajaran
Peserta mampu dan dapat :
1. Menjelaskan pengertian manajemen pemasaran dengan baik.
2. Melakukan penelitian pasar secara sederhana.
3. Melakukan perencanaan pemasaran.
4. Melakukan peramalan dan kebijaksanaan pemasaran.
5. Mengerti dan memahami cara dan syarat-syarat wiraniaga.

Pengantar
Pengertian manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran diartikan sebagai suatu sistem kesuluruhan dari kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada
maupun pembeli yang potensial.
Jadi proses pemasaran dimulai sejak jauh sebelum produksi sesuatu barang/jasa
dibuat, tidak dimulai saat produksi selesai. Juga tidak berakhir pada waktu penjualan
atau transaksi. Semua keputusan yang diambil dibidang pemasaran harus ditujukan
untuk menentukan produk dan pasarnya, harganya, promosi dan sistem distribusinya.
Hal ini yang sangat penting agar pengusaha dapat memberikan kepuasan kepada
pembeli jika ingin kelangsungan hidup (konstinuitas) usahanya terjamin. Serta harus
mampu mempengaruhi agar pembeli mempunyai pandangan yang baik terhadap
perusahaannya dan membuat jaminan yang lebih atas barang dan jasa.
Kewiraniagaan adalah merupakan suatu kegiatan perusahaan yang akan dilakukan oleh
kewiraniagaan untuk menjual hasil produk jasa suatu perusahaan. Kewiraniagaan
merupakan ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk
menarik calon pembeli dan langganan agar bersedia membeli barang/jasa yang
ditawarkan.

Ruang lingkup manajemen pemasaran.

16
Ruang lingkup manajemen pemasaran sangat luas, tetapi pada pembahasan ini hanya
dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Penelitian pasar (market research).


2. Perencanaan pemasaran (marketing planning).
3. Meramalkan penjualan (sales forecasting).
4. Kebijaksanaan pemasaran.
5. Kewiraniagaan.

9 (Sembilan) Fungsi pemasaran.


Perlu diingatkan bahwa fungsi-fungsi itu adalah sebagai berikut :
1. Merchandising.
Perencanaan yang bekenan dengan pemasaran barang/jasa yang tepat, dalam
jumlah besar serta dengan harga yang selaras. Termasuk pula faktor-faktor lain
seperti bentuk, ukuran, kemasan dan lain sebagainya.
2. Buying - pembelian
Si pembeli misalnya tidak menunggu sampai barang itu disodorkan/ditawarkan
padanya. Ia memilih orang dari siapa akan membeli.
3. Selling.
Sebaiknya juga bersifat dinamis, apalagi yang dinamakan “personal selling” karena
harus meyakinkan orang untuk membeli barang/jasa, yang mempunyai arti komersil
baginya.
4. Transportation atau traffic management.
Adalah perencanaan, seleksi dan pengarahaan semua alat pengangkutan yang
memindahkan barang dalam proses pemasaran.
5. Storage.
Berarti menyimpan barang selama waktu barang tersebut dihasilkan dan dijual.
Kadang-kadang selama dalam fase penyimpanan ini perlu juga diadakan pengolaha
lebih lanjut.
6. Standardization and Grading.

17
Penetapan elementer berupa perincian-perincian yang harus dipenuhi oleh barang-
barang buatan pabrik, atau kelas-kelas kedalam mana barang pertanian contohnya
harus digolongkan.
Grading berarti memilih kesatuan-kesatuan dari suatu produk yang dimasukan
kedalam kelas-kelas dan derajat-derajat yang sudah ditetapkan dengan standarisasi.
7. Financing.
Dengan market financing ini kita maksudkan usaha mencari dan mengurus modal
uang dan kredit yang langsung bersangkutan dengan transaksi dalam mengalirkan
arus barang dan jasa dari produsen sampai ke pemakai.
8. Communication.
Dengan fungsi ini kita maksudkan segalanya yang dapat memperlancar hubungan
didalam suatu organisasi dan hubungan keluar (information research, advertising,
publicity).
9. Risk Bearing atau juga disebut Risk Managent.
Adalah cara atau fungsi bagaimana menangani atau mengelakkan rugi karena
rusaknya barang, hilangnya barang atau buruknya nilai harganya.

Penelitian dan Rencana Pemasaran.


1. Penelitian Pasar.
Penelitian pasar dalam arti luas dikelompokan menjadi 2 kategori.
a. Riset untuk mencari cara yang efisien untuk memanfaatkan kesempatan
yang telah diperoleh, jangan sampai terjadi kehilangan kesempatan.
b. Riset untuk mencari kesempatan baru yang kemudian dapat
dimanfaatkan sepenuhnya.
Penelitian pasar dalam arti sempit bertujuan untuk memperoleh pasar-
pasar baru, yang kemudian dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk
menyerap barang-barang produksi. Pasar-pasar ini dapat setingkat lokal,
nasional dan internasional.
Penelitian pasar dilakukan untuk menentukan jumlah orang menurut
umur, jenis kelamin, pendapatan, daerah, tempat tinggal menurut
geografis atau menurut urban dan rural, gunanya untuk mengetahui
golongan masyarakat yang mempergunakan, mengkonsumsikan barang-

18
barang yang diproduksi perusahaan tersebut dan berapa jumlah yang
diperlukan.
2. Prosedur penelitian pasar (riset pemasaran).
Tahap yang ditempuh dalam riset pemasaran meliputi :
a. Merumuskan persoalan.
b. Menentukan sumber informasi.
c. Mempersiapkan formulir/daftar yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan
data.
d. Menentukan “sampling design” dan metode sample.
e. Pengumpulan data di lapangan dan pengolahan data.
f. Menganalisa data yang telah dikumpulkan dan diolah.
g. Membuat laporan riset.
3. Macam penelitian pasar (riset pemasaran).
a. Riset analisa penjualan.
b. Riset tentang motif pembelian.
c. Riset usaha penjualan.
d. Riset organisasi penjualan.
e. Riset tentang saluran distribusi.
f. Riset strategi periklanan (advertising).
Untuk mengetahui tentang “consumens of preference” (perasaan) lebih suka dari para
pelanggan yang sangat dinamis dan berubah-ubah pada setiap saat, contoh mula-mula
berniat membeli TV Johnson mungkin berubah lagi menjadi merek lain, menjadi merek
Nasional, Sony atau lainnya.
4. Rencana Pemasaran.
Rencana pemasaran merupakan kegiatan menyusun dan merumuskan kegiatan
rencana dibidang pemasaran agar usaha kegiatan pemasaran dapat menghasilkan
laba dan manfaat tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu.
Rencana pemasaran mengandung unsur-unsur :
a. Kekuatan dan kelemahan perusahaan pada saat sekarang.
b. Tujuan dan sasaran tertentu yang ingin dicapai.
c. Perumusan dari pada usaha-usaha yang perlu dilaksanakan guna mencapai
tujuan yang menyangkut :

19
- Strategy : Artinya dengan jalan apakah sebaiknya kita sampai ketujuan
tersebut ?
- Tactics : Artinya tindakan-tindakan dan sanksi-sanksi khusus apakah yang
perlu diadakan, oleh siapa dan kapan ?
- Control : Alat-alat apakah yang perlu diadakan agar diketahui apakah
pelaksanaan planning kita berhasil.

Manfaat Rencana Pemasaran.


Rencana pemasaran sebaiknya tertulis, karena akan dapat diperoleh manfaat oleh
semua pihak yang ada dalam semua perusahaan antara lain :
a. Untuk menjadi dasar perencanaan bagi kegiatan bagian-bagian lainya dalam
organisasi perusahaan.
b. Dasar untuk pertanggung jawaban pelaksanaan rencana tersebut.
c. Sebagai bahan perbandingan dari pada berbagai usaha untuk menyusun
rencana lain.
Cara Menyusun Rencana Pemasaran.
Urutan penyusunan rencana pamasaran adalah sebagai berikut :
a. Diagnosa.
Yaitu mempelajari keadaan pasar pada saat diagnosa dilakukan yang disebut
situasional analisa dimana kegiatannya adalah mengumpulkan serta menggunakan
data tentang pasar, ekonomi umum, market share, besar sales telah tercapai,
trendnya dan lain-lainnya.
b. Prognosa.
Disamping posisi sekarang perlu juga diketahui kemana perusahaan kita akan
menjurus.
c. Penentuan Tujuan (objectives).
Diagnosa menghasilkan analisa dan pemasaran, tentang barang sesuatu yang
cenderung bakal terjadi. Berdasarkan ini ditentukan tujuan sasaran yang akan
dicapai dengan mempertimbangkan serta kesempatan dan bahayang yang
mematikan perusahaan.
Dalam hal ini mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Barang/jasa apa yang akan dijual.

20
2) Dimana daerah pemasarannya.
3) Siapa pembelinya.
4) Bagaimana penjualan dilakukan.
5) Siapa penyalurnya.
6) Hasil apa yang harus dicapai (laba).
d. Kebijaksanaan dan siasat.
Cara dan tindakan manakah yang terbaik untuk mencapai tujuan dan pemasaran
yang telah ditentukan.
Kebijaksanaan dan siasat ini meliputi :
1) Kebijaksanaan barang (produk).
2) Kebijaksanaan harga (price).
3) Kebijaksanaan promosi (promoting).
4) Kebijaksanaan penyaluran (distribution).
Upaya perbaikan pemasaran usaha
Pendapat yang mengatakan bahwa hanya usaha besar dan menengah saja yang
memerlukan pemasaran adalah pendapat yang nyata-nyata menyesatkan karena :
1. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa pemasaran harus memfokuskan perhatian
kepada kebutuhan dari pembeli, sementara pembeli selalu berubah, baik perilaku,
keinginan maupun selera.
2. Sebagian penduduk kita memerlukan barang-barang/jasa yang dihasilkan oleh
usaha kecil.
Sehingga kekurang jelian dalam melakukan pemasaran akan menjadi peluang baru
yang dimanfaatkan oleh pengusaha-pengusaha besar untuk memproduksi barang-
barang atau jasa yang seharusnya dilakukan oleh usaha kecil. Oleh karena itu,
mau tidak mau pengusaha kecil harus melakukan upaya-upaya pemasaran dan
dapat memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, yang tidak dimiliki oleh
pengusaha besar, seperti antara lain pelayanan yang lebih pribadi, kedekan lokasi
dengan pembeli, serta lebih luwes dan mudah dalam melakukan perubahan dan
lain sebagainya.
Untuk mendapatkan hasil pemasaran sesuai dengan harapan, anda harus
mengikuti tahapan-tahapan atau proses suatu pemasaran.
Proses pemasaran yang umum, yang dapat anda lakukan adalah :

21
1. Pengenalan pasar : yaitu suatu usaha untuk mengetahui suatu potensi dan
mengetahui kebutuhannya. Dari pengenalan pasar juga akan dinilai apakah anda
dapat memenuhi kebutuhan pembeli.
2. Strategi pemasaran : yaitu merupakan kelanjutan dari pengenalan pasar, yang
menyangkut strategi yang akan diterapkan dalam memasarkan barang/jasa anda
agar dapat diterima pasar. Strategi ini berguna untuk menjamin bahwa semua
faktor yang terdapat dalam pemasaran telah sesuai dan cocok antara satu dengan
yang lainnya.
3. Bauran pemasaran : merupakan alat yang akan digunakan dalam menjalankan
strategi yang dipilih. Dalam bauran ini akan ditentukan bagaimana unsur-unsur
lokasi, harga, barang/jasa, system distribusi, promosi, penjualan dan unsur-unsur
lain yang digabung atau dibaur menjadi kesatuan sehingga sesuai dengan pembeli
yang akan dituju.
4. Evaluasi : yaitu harus dilakukan untuk melihat sejauh mana anda dapat
menjalankan proses pemasaran diatas apakah ada perbaikan yang terjadi dalam
usaha anda. Ingat, pasar selalu berubah, sehingga hasil evaluasi menjadi penting,
untuk dijadikan sebagai langkah awal kembali, yakni pengenalan pasar dan
seterusnya sehingga proses ini tidak pernah berakhir.

Analisa : Kekuatan - Kelemahan - Peluang - Ancaman


Analisa ini dapat dikenali dengan analisa SWOT atau Strength - Weakness -
Opportunities - Threats. Analisa ini adalah bagian terpenting dari suatu Pengenalan
pasar, karena digunkan untuk mengetahui posisi usaha saat ini.Analisa SWOT adalah
suatu proses dimana anda menganalisa karakteristik. Usaha dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi usaha yang akan atau sedang anda jalankan.

Dari hasil penelitian ini, anda akan dapat membuat suatu rencana atau strategi.
Analisa SWOT sebaiknya anda lakukan terhadap pesaing. Artinya anda juga membuat
analisa untuk pesaing anda, apa kekuatannya, kelemahannya, peluangnya dan juga
apa ancamannya. Hal ini dimaksudkan agar anda lebih mengenal kondisi pesaing.
Dengan demikian lebih mudah untuk anda memenangkan persaingan.

22
Yang dimaksud dengan kekuatan adalah suatu yang dapat anda lakukan dengan lebih
baik atau lebih berkualitas sehingga usaha anda menjadi lebih maju dari pesaing.
Setelah mengetahui kekuatan susun strategi tentang bagaimana
caramempertahankannya dan jika mungkin meningkatkannya.

Lalu, lihat juga kelemahan anda. Kelemahan adalah suatu hal yang seharusnya dapat
anda lakukan dengan baik, tetapi anda tidak/belum dapat melakukannya. Bila anda
telah mengetahui kelemahan anda, pikirkan dan rencanakan bagaimana caranya agar
anda dapat mengurangi atau bahkan menghilangkannya sama sekali.

Kekuatan dan kelemahan, biasa disebut dengan faktor dalam, yaitu faktor-faktor yang
seharusnya dapat anda kendalikan, sehingga perusahaan dapat menjadi lebih baik dari
pesaing.
Yang termasuk pada factor dalam (kekuatan dan kelemahan) adalah : tenaga kerja
produksi, pemasaran dan keuangan.

Sedangkan peluang dan ancaman termasuk dalam faktor luar, yang dimaksud dengan
faktor luar adalah faktor yang secara teknis tidak dapat anda kuasai, tetapi dapat anda
hindari atau anda manfaatkan.
Yang termasuk faktor luar antara lain adalah : persaingan, kondisi ekonomi, kebijakan
pemerintah, sosial, teknologi, dan suplier. Anda juga harus meneliti dan memeriksa
satu persatu faktor luar ini dan menentukan apakah faktor-faktor tersebut merupakan
peluang atau ancaman bagi usaha anda. Faktor-faktor yang menjadi peluang,
sebaiknya anda manfaatkan sebaik dan sesegera mungkin untuk menghindarkan
peluang tersebut dimanfaatkan oleh pesaing anda.

Sementara itu, faktor-faktor yang menjadi ancaman sebaiknya dijadikan pertimbangan


bagi segala macam tindakan yang akan anda lakukan terutama yang berhubungan
dengan rencana pengembangan usaha maupun yang lainnya.
Setelah mengetahui sasaran pembeli yang akan dituju dan mengetahui kemampuan
yang dimiliki melalui analisa SWOT maka selanjutnya anda perlu menyusun strategi
pemasaran.

23
1. Menembus pasar.
Strategi ini dapat digunakan apabila anda mengetahui bahwa masih banyak
sasaran pembeli yang masih belum dapat dicapai oleh barang/jasa anda, atau
masih banyak sasaran pembeli yang belum menggunakan barang/jasa.
2. Pengembangan pasar.
Strategi ini dilakukan manakala sasaran pembeli lama sudah anda anggap jenuh
atau dengan kata lain, hampir semua sasaran pembeli lama telah dapat dicapai,
baik oleh barang/jasa milik anda atau oleh pesaing, sehingga anda atau oleh
pesaing, sehingga anda atau oleh pesaing, sehingga anda perlu mencari
sasaran pembeli baru. Sementara anda tetap ingin memproduksi dan
menawarkan barang/jasa yang lama.
3. Pengembangan produk.
Strategi ini mencakup perubahan barang/jasa, tetapi tetap menggunakan cara
produksi yang sama dengan cara produksi sebelumnya. Strategi ini biasanya
digunakan untuk memperpanjang masa edar barang/jasa, atau dengan kata lain,
pada saat anda mengetahui bahwa sasaran pembeli mulai bosan dengan
barang/jasa yang anda tawarkan anda harus mengubah barang/jasa yang anda
tawarkan.
4. Diversivikasi.
Strategi ini merupakan pengembangan produk baru yang masih berhubungan
dengan produk lama untuk ditawarkan kepada pasar yang baru juga.
5. Biaya murah.
Strategi ini didasarkan pada biaya input yang rendah, sehingga dapat
menghasilkan barang/jasa yang murah pula, namun demikian bukan berarti
dalam melakukan strategi ini anda menawarkan barng/jasa dengan kualitas atau
standar yang rendah. Strategi ini sangat cocok dan tingkat keberhasilannya
tinggi bila diterapkan pada usaha-usaha yang melayani kebutuhan pokok. Hal ini
disebabkan karena secara umum masyarakat telah mengenal dan paham
dengan standar yang ditawarkan, sehingga harga jual yang murah karena
manipulasi barang/jasa kualitas atau standar barang/jasa sulit untuk dilakukan.

24
6. Pemfokusan pasar.

Yaitu memberikan pelayanan kepada kelompok pembeli khusus, sehingga


pelayanan yang diberikan sangat terbatas, kelompok pembeli ditentukan dengan
jelas, lebih efektif dan efisien dari pesaing. Oleh karenanya diperlukan
penentuan bauran pemasaran yang tepat, agar dapat memenuhi kebutuhan
khusus dari kelompok pembeli yang dituju.
7. Defrensiasi.

Strategi ini berkonsentrasi pada penciptaan suatu persepsi barang/jasa atau


usaha yang lain dari yang lain.

Meramalkan Penjualan.
Ramalan penjualan merupakan pengamatan yang sempurna dari pada kebutuhan
pembeli pada waktu yang akan datang, hasil dari perkiraan penjualan ini akan menjadi
dasar bagi seluruh perencanaan dalam perusahaan seperti :

1. Perencanaan kegiatan produksi.


2. Perencanaan kegiatan keuangan.
3. Perencanaan kegiatan personil.
4. Perkiraan laba/Rugi.
5. Dan lain-lain.

Ramalan penjualan ada 3 macam.


1. Forecast dari kegiatan ekonomi secara umum (general economic activity), yaitu
ramalan aktivitas ekonomi secara umum yang ditunjukan oleh indikator-indikator
ekonomi seperti :
a. Income per-capita.
b. Output industri.
c. G N P
d. Indeks harga dan lain-lain.

25
Hal ini penting diketahui oleh pengusaha karena hasil penjualan suatu produk
akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kegiatan ekonomi secara umum. Pekerjaan-
pekerjaan ini sangat rumit dan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan besar
yang mampu membayar ahli-ahli ekonomi.

2. Ramalan perusahaan sejenis (industry sales forecast).


Sebelum memulai usaha sebaiknya mempelajari keadaan perusahaan yang
sejenis umpamanya mendirikan perusahaan teh botol. Jenis usahanya adalah
soft drink, disini perlu dipelajari perusahaan sejenis soft drink seperti Coca Cola,
green sport, 7 Up dan lain-lain. Yang perlu dipelajari dari perusahaan jenis ini
adalah :

a. Sejarah kelompok perusahaan nasional.


1) Teknologi.
2) Marketing.
3) Peranannya dalam ekonomi nasional.
b. Produk.
1) Keuangan.
2) Pembaharuan.
c. Teknologinya.
1) Sejarah.
2) Bahaya-bahaya yang mengancam.
3) Kesempatan-kesempatan yang berkembang dll.
d. Perkembangan sales dan profitabilitas.
1) Potensi dan perkembangan ( trends) pasaran.
2) Perkembangan biaya.
3) Perkembangan laba.
4) Nilai tambah (value added).
e. Investasi.
1) Biaya investasi.
2) Prosentase perusahaan sejenis yang bangkrut.
3) Kemungkinan menambah modal.

26
4) Kebutuhan modal kerja.
5) Perkembangan untuk masa 5 tahun yang akan datang.
f. Tenaga Kerja.
1) kwalitas dan kwantitas tenaga kerja, sekarang dan yang
akan datang.
2) hubungan ketenaga kerjaan (industrial relation).
g. Marketing.
1) metode penjualan dan distribusi sekarang dan yang akan datang.
2) promotion.
3) harga.
h. Struktur pasaran.
1) market share.
2) contoh-contoh perusahaan yang berhasil dan yang gagal.
Mempelajari keadaan perusahaan yang sejenis dapat mempermudah
pengusaha untuk membuat ramalan penjualan.

3. Ramalan Penjualan Perusahaan Sendiri.


Untuk meramalkan penjualan sendiri dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode :
a. Metode kebijaksanaan (Judgemental Metode).
Banyak digunakan oleh perusahaan kecil, karena metode ini sangat
sederhana.
Sumber informasi untuk menentukan kebijaksanaan :
o pendapat para eksekutif (opinion executive).
o pendapat beberapa tenaga penjual.
o Data hasil penjualan masa lampau dari perusahaan sendiri.
b. Metode kwantitatif/statistik (Quantitave methodes).
Metode kwantitatif/statistik banyak dipergunakan oleh perusahaan besar dalam
meramalkan penjualannya. Metode ini memberikan analisa yang lebih obyektif.
Contoh : Analisa korelasi dan regresi.
Apabila dua variabel berhubungan maka ada perubahan variabel yang satu
akan mempunyai pengaruh terhadap variabel lainnya.

27
Apabila pendapatan/income naik maka jumlah penjualan akan naik.
Metode kwantitatif dengan mengumpulkan data melalui 3 cara :
1. Metode Sensus.
Meramalkan penjualan dengan mengumpulkan dan mencatat elemen
penjualan secara menyeluruh.
2. Metode Sampling.
Meramalkan penjualan berdasarkan pengumpulan data sampel (sample suvey
methode) yaitu dengan mengumpulkan sejumlah sampel dari penjualan seluruh
daerah secara random. Untuk mendapatkan perkiraan yang baik kita harus
mempunyai sampel yang mewakili populasi (representative). Dengan metode
ini biaya relatif tidak mahal, tenaga dan waktu relatif sedikit.
3. Metode case study
Metode pengumpulan data dengan jalan mengambil beberapa elemen
diselidiki secara mendalam.
Misalnya : kita menyelidiki 4 buah pabrik makanan/roti, yaitu A, B, C dan D
maka hasil yang kita peroleh tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan
keadaan pabrik-pabrik rokok seluruh Indonesia, akan tetapi bisa memperoleh
gambaran yang menyuluruh tentang keadaan masing-masing pabrik roti tersebut.
B. Kebijaksanaan Pemasaran
Kebijaksanaan pemasaran meliputi :
1. Kebijaksanaan Barang (product Policy)
Titik tolak kebijaksanaan ini adalah : Pembeli adalah raja yang berarti :
a. Mengenal dengan tepat kebutuhann pembeli.
b. Mengenal dengan tepat daya beli pembeli.
c. Mengenal tingkah laku pembeli.
d. Mengenal kebiasaan pembeli.
e. Mengenal ciri-ciri lain dari pembeli.

Berbagai jenis kebijaksanaan dan siasat barang meliputi :


Jumlah dan macam barang yang akan ditawarkan.
a. Pengembangan barang.
b. Penciptaan barang baru.

28
c. Pemasaran barang tunggal (speliasasi barang) atau pemasaran aneka barang.
d. Pemakaian cap dagang dan cap usaha (tanda pengenal dagang/usaha).
e. Penggunaan pembungkus/pembungkusan dan label.
f. Pelayanan khusus (tehnik pemeliharaan dan pasca jual), ysng meliputi :
- Garansi (jaminan) untuk jangka waktu tertentu terhdap kerusakan.
- Perbaikan, penggantian bagian-bagian yang rusak.
- Penyediaan spare part.
- Pemeliharaan.
- Pemberian keterangan cuma-cuma untuk pemakaian dan pemeliharaan.
g. Reputasi barang yang berhubungan dengan kwalitas, daya tahan/keawetan,
bentuk,model dan warna.
Pengelompokan barang.
Barang dapat dikelompokan sebagai berikut :
a. Berdasarkan pemakaian :
1) Durable goods : Yaitu yang tahan dipakai berkali-kali.
Umpanya : Pakaian, Lemari Es, Kipas Angin dll.
2) Non Durable goods : Yaitu barang-barang yang dipakai hanya sekali atau
beberapa kali saja.
Misalnya Daging, Sabun dan lain-lain.
3) Sevice goods : Kegiatan jasa yang ditawarkan untuk dijual,
misalnya : Cukur, Reparasi.
b. Berdasarkan usaha untuk memperolehnya :
1) Convenience goods : Barang-barang yang biasa dibeli pembeli secara
cepat, sering dan tanpa pertimbangan untuk membandingkan harga dan
lain-lain usaha yang diperlukan dalam membeli.
2) Shooping goods : Barang-barang yang dibeli setelah melalui proses
seleksi, biasanya melalui perbandingan mengenai kwalitas, kepantasan
harga, model.
3) Speciality goods : Barang-barang dengan ciri-ciri khusus, misalnya :
Camera yang punya kekhususan yaitu pada tanggalnya.
Tiap-tiap katagori dalam klasifikasi diatas mempunyai cara tersendiri karena pembeli
mempunyai selera dan sikap yang berbeda untuk masing-masing katagori.

29
2. Kebijaksanaan Harga (price Policy).
Harga barang merupakan pertimbangan terpenting bagi pembeli untuk memutuskan
membeli atau tidak. Oleh kerena itu penting bagi pengusaha untuk menentukan
harga jual yang tepat, yakni menguntungkan pengusaha dan terjangkau oleh konsumen.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan dalam penentuan harga
jual adalah sebagai berikut :
a. Harga pokok.
b. Harga barang saingan.
c. Daya beli para pembeli.
d. Jangka waktu perputaran modal.
e. Peraturan-peraturan pemerintah.
a. Harga pokok
Pengusaha harus dapat mempertimbangkan secara cermat biaya yang dikeluarkan
untuk membuat barang/jasa untuk setiap satuan (unit).
Biaya tersebut terdiri dari :
1) Biaya bahan.
2) Biaya tenaga kerja.
3) Biaya pengembalian dan penjualan.
4) Biaya angkutan.
5) Biaya resiko rusak, hilang, susut.
6) Pungutan-pungutan.
7) Bunga modal.

b. Harga barang saingan.


Harga jual barang saingan dipasar perlu diperhatikan, agar supaya jangan sampai
menetapkan harga terlalu tinggi, sehingga tidak laku dipasar. Dan jangan juga
menentukan harga terlalu rendah sehingga mengakibatkan kerugian perusahaan.
1) Barang sejenis, lain merek.
2) Barang lain yang merupakan barang pengganti.

30
c. Daya beli pembeli
Pembeli jarang memikirkan beberapa harga pokok barang yang dibelinya, beberapa
keuntungan pengusaha.Kemampuan membayar serta tingkat dan urutan kepentingan
merupakan dasar yang sangat menentukan dalam pembelian.Jadi pengusaha harus
mempertimbangkan apakah barang/jasa yang ditawarkan merupakan kebutuhan pokok,
sekunder, barang lux bagi pembeli. Oleh karena itu untuk sejumlah pembeli yang
tidak banyak uangnya maka perlu dipikirkan cara-cara pembayaran kredit atau
cicilan.

d. Jangka waktu perputaran modal


Untuk barang tertentu seperti barang kebutuhan sehari-hari dimana pembeli sudah
sering membelinya dan sudah diketahui harga barang-barang tersebut lekas laku.
Umpamanya : Jika harga jual barang tersebut Rp. 1.000,- maka keuntungan Rp.
200,- tetapi lama baru terjual (kira-kira 1 bulan). Bila dijual Rp. 500,- dengan
keuntungan Rp. 100,- per bulan dalam waktu satu minggu sudah habis terjual.
Dengan keuntungan yang lebih kecil (dari Rp. 200,- menjadi Rp. 100,-), tetapi
perputaran modal naik empat kali lipat. Ada pula barang-barang yang sifat
penggunaannya yang khusus, jangka waktu perputarannya lama. Untuk barang
tersebut diperlukan keuntungan yang lebih besar. Maka harga perlu lebih tinggi.

e. Peraturan pemerintah.
Pengusaha harus mengetahui peraturan-peraturan pemerintah yang mengatur barang-
barang tertentu yang strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak atau
penting bagi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu harga barang tersebut diawasi
oleh pemerintah.
Oleh karena itu perubahan-perubahan peraturan pemerintah perlu segera diketahui,
terlambat mengetahui berati kerugian.

Cara penentuan harga dalam situasi persaingan


Tujuan penentuan harga dalam situasi persaingan ini adalah untuk mencegah
persaingan, laba yang maksimal.
Dengan cara ini harga jual hasil produksi dapat ditetapkan sebagai berikut :

31
1) Harga setingkat dengan harga pasar.
Jika persaingan sangat tajam, serta hasil produk tidak mudah dibedakan dengan
produk saingan, juga jika dipasar telah terdapat “standar” harga dan hasil produksi
tersebut seperti sabun mandi kwalitas menengah, beberapa minimum.
2) Harga dibawah harga pasar.
Hal ini biasanya dilakukan oleh pengecer, dengan tujuan memperoleh laba maksimal
dengan jalan penurunan harga yang kecil diimbangi oleh perputaran modal dan turn
over besar dari barang dagangan.
3) Harga diatas harga pasar.
Biasanya kebijaksanaan menentukan harga diatas harga pasar merupakan
kebijaksanaan temporer.
Kebijaksanaan tersebut sering kali dilakukan pada periode-periode pertama oleh
perusahaan yang memperkenelkan suatu produk yang baru dan untuk dipasarkan,
ataupun apabila pedagang/toko memiliki suatu reputasi yang terkemuka sehingga
para pembeli akan bersedia membayar diatas harga pasar bilamana di toko tersebut.
3. Kebijaksanaan Promosi (Promotion Policy)
Promosi merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, meyakinkan dan
mengingatkan kembali manfaat produk kepada para pembeli dengan harapan mereka
tergerak hatinya dan secara sukarela membeli produk.Tujuan dari kegiatan promosi
adalah untuk meningkatkan jumlah penjualan.“ Prinsip tidak suka karena tidak kenal “
berlaku untuk bidang pemasaran. Oleh karena itu perkenalkanlah produk perusahaan
saudara.
Calon pembeli perlu diusahakan untuk mengenal :
a. Barangnya
b. Penjualnya
c. Tempat penjualnya
Mengenal saja tidak cukup, calon pembeli dibujuk dan dirangsang untuk
membeli. Cara-cara yang dapat ditempu untuk memperkenalkan dan membujuk
pembeli adalah sebagai berikut :
a. Iklan melalui media-media :
1) Televisi
2) Radio

32
3) Bioskop
4) Surat kabar
5) Majalah
6) Plakat
7) Brosur
8) Dan lain-lain
b. Melalui tenaga penjual langsung (wiraniaga/salesman)
c. Potongan harga
d. Penjualan secara kredit
e. Pelayanan yang baik
f. Undian berhadiah
g. Peragaan (demontrasi)
h. Hadiah-hadiah
Untuk melakukan kegiatan promosi perlu diketahui siapa konsumen, agar supaya
kegiatan promosi betul-betul mencapai sasaran.
Pembeli dapat dibagi atas 3 (tiga) kelompok :
a. Pembeli perorangan yang dapat dikelompokkan.
1) Pendapatan 5) Pendidikan
2) Jenis kelamin 6) Jumlah anggota
3) Umur 7) Tempat tinggal
4) Pekerjaan
b. Pembeli industri dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Pembelian didasarkan pertimbangan rasionil
2) Peka terhadap harga/biaya
3) Pembelian dengan menggunakan prosedur tertentu
c. Pembeli pemerintah. Pemerintah merupakan konsumen terbesar yang terlihat
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

4. Kebijaksanaan Distribusi
Distribusi barang merupakan kegiatan penyampaian barang dari produsen
ketangan pembeli, yang meliputi :
a. Persediaan barang

33
b. Pengendalian persediaan
c. Penyimpanan dan penggudangan (khusus atau umum)
d. Macam pengankutan yang akan dipergunakan (khusus atau umum)
e. Metode distribusi atau sistem distribusi
f. Saluran distribusi (melalui pedagang besar, pengecer, agen, pedagang hak
dagang).
g. Jumlah dan lokasi saluran distribusi.
h. Biaya-biaya distribusi dan pembelinya.
Semua komponen tersebut haruslah diselidiki dengan seksama serta
diintegrasikan dengan kombinasi kebijakan pemasaran yang lain (produk, harga,
promosi) untuk mencapai tujuan operasi pemasaran dengan efisien.

Faktor yang perlu dipertimbangkan :


1) beban biaya berbagai jenis saluran distribusi
2) jarak antara produsen dan pembeli
3) luas pasar yang ingin dilayani
4) sejauh mana perusahaan ingin menguasai distribusi fisik barang.

Dibawah ini digambarkan beberapa modal distribusi :


Gambar I

34
Disini pabrikan kontak langsung dengan 6 relailer (pengecer) konsekwensinya adalah
komunikasi, kunjungan salesmen transport barang, penagihan, administrasi keuangan
dan lain-lain.
Gambar II

Pabrikan tidak berhubungan langsung dengan pengecer tetapi ada middlemen,


konsekwensinya :
a. Berkurang garis-garis hubungan menjadi hanya satu saja.
b. Dapat mengurangi biaya distribusi, tetapi bertambah cenei baru yang akan
mengakibatkan kurangnya kontrol distribusi oleh pabrikan.
Gambar III

35
3 pabrikan dengan 6 retailer akan mengakibatkan hubungan yang ruwet. Karena tanpa
ada middlemen masing-masing pabrikan terpaksa berhubungan dengan masing-masing
pengecer.
Gambar IV

Disini hubungan lebih sederhana karena masing-masing pabrikan hanya berhubungan


dengan satu middelmen dan masing-masing pengecer hanya berhubungan dengan satu
middelmen pula yang diharapkan akan meningkatkan efisiensi.
Ciri-ciri umum dari konsumen market.
Konsumen maket adalah kesan bagi produk-produk/jasa yang dibeli dan disewa oleh
individu atau rumah tangga untuk penggunaan pribadi.
a. Konsumen maket menghendaki perubahan terus menerus karena :
1) petumbuhan penduduk.
2) kemajuan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan.
3) kemajuan pendidikan.
4) keinginan manusia yang tidak ada habis-habisnya.
b. Segmentasi dari market.
Karena perbedaan pembeli menurut usia, penghasilan, pendidikan, pekerjaan,
tempat tinggal, jenis kelamin, suku, maka total market terbagi menjadi kelompok-
kelompok khusus segmen-segmen. Segmentasi dari maket ini perlu mendapat
perhatian, karena tiap segmen mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-
keinginan yang berbeda maka perlu ditempuh cara untuk memenuhi kebutuhan itu.

Pengendalian dan efisiensi pasar.


36
Rencana pemasaran yang baik harus juga merumuskan cara-cara pengendalian yang
akan digunakan pada kegiatan pemasaran terutama pada kebijakan P3D (produk, price,
promotion, distribution).
Pengendalian digunakan untuk :
a. Menghindari penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga tujuan dan sasaran
dijamin akan dapat tercapai.
b. Memperbaiki penyimpangan yang timbul, sehingga tujuan dan sasaran tercapai.
c. Efisiensi pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran, yakni
membandingkan antara hasil yang dicapai dan biayanya.
1) Efisiensi artinya apakah kegiatan P3D telah diklakukan dengan cara yang ekonomis
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kegiatan P3D yang manakah yang
paling murah dilihat dari sudut hasil yang harus dicapai.
2) Bagaimana perbandingan satu cara P3D pemasaran perlu analisa yang lain, dilihat
dari biaya dan hasil yang kurang dicapai.
3) untuk meningkatkan efisiensi pemasaran perlu analisa perbandingan biaya antara
lain :
- Perbandingan biaya tetap untuk berbagai jenis barang yang dipasarkan.
- Perbandingan biaya tidak tetap untuk produksi berbagai jenis barang yang
akan dipasarkan.
- Perbandingan dan berbagai jenis kegiatan dan berbagai jenis barang/jasa
dalam perusahaan.
Kewiraniagaan.
1. Pengorganisasian.
Kewiraniagaan suatu kegiatan perusahaan yang dilakukan oleh wiraniaga, sehingga
para wiraniaganya perlu diorganisir, dibekali ilmu dan seni menjual serta dididik dan
dilatih agar memiliki sifat-sifat yang diperlikan.
Jumlah barang atau jasa yang akan dijual serta luasnya pemasaran, akan
mempengaruhi bentuk organisasi wiraniaga. Sebagai misal, perusahaan yang
mempunyai kantor-kantor cabang penjualan dikota atau tempat lain akan berbeda
dengan perusahaan yang tidak mempunyai kantor cabang penjualan. Dalam
perusaan kecil struktur organisasinya masih memungkinkan lini sedangkan pada
perusahaan-perusahaan menengah dan besar lini dan staf.

37
Dengan adanya organisasi akan terjadi pembagian pekerjaan :
a. Masing-masing tau akan kewajiban dan tanggung jawabannya.
b. Tiap-tiap orang akan bekerja sesuai dengan kecakapannya.
c. Mempermudah pengawasan.
d. Membentuk suatu korps/ikatan.

2. Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang wiraniaga :


a. Pandai berbicara dan bergaul serta diplomasi.
b. Selalu gembira.
c. Berlaku hati-hati.
d. Gemar belajar untuk menguasai pengetahuan baru.
e. Dapat menguasai perhatian serta cinta pada pekerjaannya.
f. Hormat dan manis budi, dan tidak sombong.
g. Tabah hati dan tanggap.
h. Memiliki keperibadian.
i. Sehat jasmani dan rohani.
j. Rajin bekerja dan berkemampuan.
k. Memiliki pengetahuan ilmu jiwa.
l. Dapat dipercaya, jujur dan tulus hati.
m. Suka mendengar dan ingatan kuat.
n. Pandai menjaga kesehatan.
o. Menjaga kerapihan dirinya.
p. Pandai menahan diri.
q. Budi yang baik.
r. Bersikap sportif.
3. Mengenal calon pembeli dan motif-motifnya.
Calon pembeli akan mengadakan pembelian disebabkan adanya alasan pribadi adalah
calon pembeli setelah mengetahui secara pribadi barang atau jasa dipandang dari
faedahnya, kegunaannya, keuntungannya dan sebagainya. Yang dimaksud alasan
umum adalah mencangkup calon pembeli secara umum. Hal ini perlu mendapat
perhatian untuk memenuhi kepuasa pembeli, dengan mempelajari selera calon pembeli.
Hal-hal yang dapat mendorong untuk memenuhi selera pembeli antara lain :

38
- Bahan. - Manfaat.
- Mutu. - Cara menjual.
- Bentuk. - Mudah memakainya.
- Model. - Hemat memakainya.
- Warna. - Diprgunakan oleh orang yang ternama.
- Ukuran.

Wiraniaga harus mengenal para calon pembeli dengan alasan pribadi maupun alasan
umum.
Dari dua alasan penjualan di atas proses pembelian berupa.
- Pembelian karena biasa yang tidak banyak membutuhkan rencana pertimbangan.
- Pembelian karena adanya dorongan pribadi atas inisiatif penjualan.
- Pembelian karena adanya dorongan emosional.

Motif-motif pembelian :
- Manfaat.
- Kebanggaan.
- Meniru.
- Perasaan takut dan khawatir.
- Ingin tau lebih dalam.
- Bersaing.
- Iri hati.

Dari poin-poin 2 dan 3 di atas, maka dalam melaksanakan tugasnya wiraniaga harus
mengenal akan :
a. Pengetahuan barang yang akan dijual.
b. Pengetahuan calon pembeli.
c. Pengetahuan keadaan diri sendiri.

ad.a. Pengetahuan barang yang akan dijual akan membantu dalam melaksanakan
teknik menjual. Wiraniaga harus mengenal barang serta penggolongan yaitu :
1) Barang-barang pokok untuk keperluan sehari-hari.

39
2) Barang-barang penunjang kehidupan sehari-hari.
Antara lain : obat-obatan, alat-alat tulis, mainan anak-anak dan sebagainya.
3) Barang-barang mewah : Radio, TV dan Kulkas.
Penggolongan tersebut diatas tidak mutlak demikian tetapi semuanya tidak
terlepas dari kemampuan konsumen untuk membelinya.

Keuntungan Tentang Pengetahuan Barang :


1) memberikan kepercayaan kepada diri sendiri.
2) dapat membantu penjual untuk mengatasi keberatan-keberatan pembeli,
3) dapat menjadikan penyajian barang lebih menarik.
4) dapat memberikan kesenangan kerja pada penjual.

ad.b. Calon pembeli dan langgan jumlahnya banyak sekali yang harus diketahui
sifatnya, tabiat, golongannya, pendapatannya dan sebagainya sehingga kita harus
tahu hal ikhwal tentang calon pembeli dan langganan.
ad.c. Seorang wiraniaga selain mengetahui sifat-sifat calon pembeli, terlebih dahulu
harus bisa mengenal diri sendiri, sifat-sifat manakah yang kira-kira telah dimiliki
sebagai seorang wiraniaga. Kekurangan sifat-sifat yang harus dimiliki, maka perlu
dikembangkan untuk memiliki kepribadian sebagai wiraniaga.
Cara-cara yang biasanya berhasil baik, telebih dahulu dengan menawarkan barang
yang harganya sedang. Jika kemudian pembeli ingin barang yang lebih baik barulah
barang dengan harga yang lebih tinggi ditawarkan atau sebaliknya.
Kadang-kadang perlu memperlihatkan barang dalam jumlah banyak untuk memberi
kesempatan pembeli memilih barang yang ada.
Tanda-tanda pembeli :
- Mengamat-amati barang sekali lagi dan membaca petunjuk pelaksanaannya.
- Mencoba sekali lagi barang tersebut.
- Mengerutkan muka seperti akan mengambil keputusan.

Tipe-tipe pembeli :
- Tipe pembeli yang ragu-ragu
- Pembeli yang tergesa-gesa

40
- Tipe pembeli yang curiga
- Tipe pembeli yang pendiam
- Tipe pembeli yang banyak bicara (cerewet)
- Tipe pembeli yang tegas
- Tipe pembeli yang hemat.
Seseorang pembeli pada umumnya menaruh perhatian pada 2 (dua) aspek :
a. Perhatian terhadap pemesanan atau pembelian. Disini yang menjadi perhatian
pembeli adalah memanfaatkan uang yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya dan
seefektif mungkin sesuai dengan kebutuhannya.
b. Perhatian terhadap wiraniaga.
Yang terutama menjadi perhatin pembeli apakah wiraniaga itu disukai dan menyukai
pembeli. Apa yang disarankan wiraniaga itu selalu baik, bahkan pembeli bersedia
membeli meskipun kebutuhan tadak ada asal wiraniaga itu disukai pembeli.

4. Mengatasi komplain pembeli.


a. Sebab-sebab keberatan dari pihak pembeli.
1) Tekanan-tekanan/paksaan kepada calon pembeli
2) Kurang sopan santun dari wiraniaga
3) Lambang dalam pelayanan
4) Memberi keterangan yang kurang meyakinkan
5) Wiraniaga yang bersikap masa bodoh

b. Cara-cara untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas adalah sebagai berikut :


1) Meyakinkan pembeli dan bukan mengelabui :
- Pembeli memerlukan keterangan yang jelas mengenai harga yang dibeli.
- Manfaat barang tersebut bagi pembeli.
- Keunggulan-keunggulan dan kwalitas barang tersebut sehingga pembeli
mendapat kesenangan dari barang yang dibeli.
2) Tidak mentertawakan calon pembeli.
3) Tidak membantah keberatan-keberatan calon pembeli.
4) Tidak menentang pembicaraan calon pembeli tapi dengarkan.
5) manjawab keberatan pelanggan secara ringkas.

41
5. Mencari pelanggan
Untuk melaksanakan penjualan, wiraniaga supaya berusaha untuk dapat bertemu
dengan calon pembelinya. Sehingga wiraniaga dapat memberikan keterangn-keterangan
yang diperlukan serta menunjukkan contoh barangnya atau gambarannya. Banyak
kesukaran-kesukaran yang dihadapi wiraniaga untuk menemui calon pembeli, terutama
orang-orang pembesar atau perusahaan-perusahaan besar.
Menemui calon pembeli pada toko-toko pengecer, orang-orang kebanyakan biasanya
banyak menemui kesukaran. Untuk menemui calon pembeli yang sukar ditemui, ada
beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu :
a. Datang berkenalan dengan perantaraan orang lain yang telah kenal dengan calon
pembeli.
b. Datang sendiri dengan menunjukan identitasnya (tanda pengenalnya).
c. Dengan memberitahukan terlebih dahulu lewat surat, telepon.
d. Minta waktu kepada calon pembeli, kapan dan dimana dapat menerima wiraniaga.

Cara mengahadapi calon pembeli :


a. Sopan dan hormat.
b. Bejabat tangan setelah mendapat uluran tangan serta mengenalkan diri.
c. Baru duduk setelah dipersilahkan.
d. Membuka pembicaraan yang praktis maksud kedatangan kita.
e. Memberikan contoh barang atau gambar-gambar yang akan dijual serta keterangan-
keterangan antara lain :
- Macam barang.
- Sifat-sifat.
- Ukuran/bentuk.
- Stock barang.
- Kemungkinan cara membeli.
- Kemungkinan dimana membeli.
- Kemungkinan besar jumlah pembelian.

42
- Penyampaian.
f. Bila calon pembeli telah tertarik pada sesuatu barang, maka singkirkan barangbarang
yang tidak disenagi dan tampilkan barang-barang yang disenangi.
g. Pujilah pilihan dan pembeli.
h. Sebagai penutup, baik terjadi transaksi penjualan atau tidak mengucapkan terima
kasih atas pembeli/pesanan ataupun penerimaan dan calon pembeli.

6. Tehnik-tehnik menjual :
a. Tehnik menjual :
- Seorang wiraniaga harus benar-benar mengenal akan barangnya baik
kelebihannya maupun kekurangannya.
- Dalam meyakinkan calon pembeli harus memperkecil kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada barangnya dan dapat menunjukkan kelebihan dan buktinya.
- Meyakinkan yang paling baik dengan demonstrasi, kalau perlu calon pembeli
diajak bersama untuk melakukan demostrasi.
- Penjual jangan sampai kehilangan kesabaran dan jangan menyakitkan hati
calon pembeli.
- kalau calon pembeli menunjukkan keberatan-keberatan, hendaknya jangan
dibantah, tetapi jawablah dengan menunjukkan keunggulan yang khusus dari
barang yang bersangkutan.
b. Penentuan kebutuhan calon pembeli :
Dengan adanya keputusan dari calon pembeli perlu diperhatikan jumlah barang
dan kapan barang harus dipersiapkan.Seperti dikemukakan diatas, keputusan
membeli dari calon pembeli merupakan puncak proses penjualan yang harus
segera diikuti dengan penutupan transaksi jual beli.

7. Pelayanan penjualan.
Penjualan barang yang banyak pesaingnya, pelayanan yang baik akan menentukan
hasil penjualan, pelayanan yang baik dan cepat merupakan daya tarik pembeli, dan
pembeli akan merasa puas. Dengan pelayanan yang memuaskan kepada pembeli
akan merupakan daya tarik bagi pembeli untuk menjadi langganan serta akan

43
menjadikan nama baik tidak hanya penjualannya saja tetapi juga barang tokonya
dan perusahaannya.

Usaha-usaha yang dilakukan dari menarik calon pembeli, kemudian memberikan


pelayanan yang baik kepada pembeli dan akhirnya pembeli pada waktu pulang
merasa puas dan dilain waktu ingin membeli lagi “Lingkaran Pelayanan”.

Untuk pelayanan ini antara lain telah disebutkan pada uraian menghadapi calon
pembeli dan dapat pula ditambahkan :
a. Pelayanan pada calon pembeli pada tempat yang menyenagkan, sehingga calon
pembeli betah ditempat tersebut.
b. Etalase.
c. Demonstrasi.
d. Memberi garansi kepada pembeli atau barang dapat ditukar.
Setelah pembeli melakukan transaksi pembelian dan penjual memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya sehingga pembeli akan merasa puas, maka
selanjutnya diusahakan untuk melakukan promosi penjualan. Adapun yang
dimaksud dengan promosi penjualan dalam arti yang luas suatu penjualan
barang atau jasa. Dalam arti, yang sempit ialah suatu usaha yang membantu
periklanan dan wiraniaga menjadi kreatif.
Periklanan merupakan suatu kegiatan yang penting untuk promosi penjualan,
kegiatan-kegiatan lain berupa :
a. Pembungkusan.
b. Label.
c. Premi, hadiah.
d. Wiraniaga.
e. Demontrasi.
f. Pajangan, etalase.
g. Pelayanan.
h. Pengumuman.

8. Hambatan dan cara pemecahan :

44
Hambatan bagi wiraniaga dalam melakukan tugasnya dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Berasal dari luar.
b. Berasal dari dalam.
ad.a. Berasal dari luar :

1) Perusahaan-perusahaan dengan produksi barang-barang yang sama


sudah lama berdiri maupun yang baru.
2) Perusahaan-perusahaan dengan produk barang-barang yang dapat mengganti.
3) Peraturan-peraturan pemerintah/masyarakat.

ad.b. Berasal dari dalam :


1) Wiraniaga belum sepenuhnya memiliki sifat-sifat wiraniaga.
2) Wiraniaga belum melaksanakan teknik-teknik penjualan sebagaimana mestinya.
3) Perusahaan kurang memberi imbalan jasa yang memadai.

Cara-cara pemecahan.

Hambatan dari luar :


a. Mempelajari kewiraniagaan perusahaan lain, yang baik ditiru.
b. Mencari kelemahan produk barang-barang perusahaan lain, bahan untuk
mengemukakan keunggulan barang-barang sendiri.
c. Jangan melanggar ketentuan peraturan pemerintah dan melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan masyarakat setempat.
d. Wiraniaga diminta saran-saran dan diajak diskusi menghadapi kewiraswastaan
perusahaan pesaing atau perusahaan yang baru.

Hambatan dari dalam :


a. Pada waktu-waktu tertentu diadakan penyegaran
1) Dilatih untuk meningkatkan kemampuan dari keterampilan.
2) Memberi motivasi, dinilai prestasi kerjanya dan diberi imbalan yang sebanding.
3) Diberi petunjuk keunggulan serta kelemahan produk-produk baru.
b. Diadakan pengawasan dimana perlu disertai teguran-teguran

45
FORMULIR PENILAIAN PRESTASI KERJA WIRANIAGA
PT. ..............................................

Nama Wiraniaga : ....................................................


Rayon Pemasaran : ...................................................
Bulan : ...................................................

PENYIMPANGAN
NO. KRITERIA STANDAR HASIL

SATUAN NILAI
1. Jumlah pesanan pembelian.
2. Jumlah pembelian tunai.
3. Jumlah pembelian. kredit.
4. Jumlah laba bersih.
5. Jumlah kunjungan.
6. Jumlah pesanan pembelian.
7. Jumlah pesanan rata-rata.
8. Jumlah hari kerja.
9. Jumlah pelanggan baru.
10. Jumlah tagihan.
11. Jumlah biaya penjualan.

KESAN DAN SARAN

46
UNIT III
MANAJEMEN PRODUKSI

Tujuan Pembelajaran :
Peserta mampu dan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan manfaat manajemen produksi.
2. Mengetahui ruang lingkup dari pada manajemen produksi.
3. Menguasai 9 (Sembilan) langkah memproduksi.
Pengantar
Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan mengolah bahan mentah manjadi barang
setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi.
Ada perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi,
contohnya perusahaan : meubeul; bahannya kayu diolah menjadi kursi/meja yang
belum dihaluskan dan belum diplitur.

Ada juga perusahaan yang mengolah barang setengah jadi tersebut (kursi/meja yang
belum dihaluskan dan belum diplitur ) menjadi barang jadi.
Secara sederhana kegiatan produksi dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut
:
Masukan
(input) Keluaran
(output)

Yang dimaksud dengan masukan (input) disini yaitu berupa faktor-faktor produksi antara
lain :
1. Manusia (Man).
2. Uang (Money).
3. Mesin (Machine).
4. Bahan (Material).
5. Metode (Method).
Perusahaan baru bisa maju jika volume produksi dan produktivitasnya meningkat.

47
A. Manfaat Manajemen Produksi
Manfaat Manajemen produksi antara lain :
1. Proses produksi dapat diatur secara efektif dan efisien.
2. Penggunaan bahan secara ekonomis.
3. Barang dapat diproduksi sesuai dengan selera dan daya beli konsumen.
4. Pemilihan dan pemanfaatan bahan masih dapat dilakukan secara tepat.
5. Jumlah barang yang diproduksi dapat diusahakan pada tingkat yang
menguntungkan.
6. Produksi barang dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal.

B. Produksi Lingkup Manajemen Produksi.


Ruang Lingkup Manajemen Produksi dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Merencanakan Model produk/jasa yang akan disajikan.
2. Menentukan bahan yang akan digunakan.
3. Menentukan proses produksi/cara kerja.
4. Memilih mesin/peralatan yang akan digunakan.
5. Menentukan tenaga kerja yang akan melaksanakan.
6. Menyusun tata letak (lay-out).
7. Menyusun jadwal pelaksanaan.
8. Merencanakan cara pengendalian.
9. Pelaksanaan kegiatan produksi.

C. 9 (Sembilan) Langkah Kegiatan Memproduksi.

Langkah 1 : Membuat Model Produk/Jasa Yang Akan Disajikan :


1. Model yang akan dibuat haruslah model yang disenangi dan sesuai dengan
selera pembeli.
2. Produk tersebut terdiri dari bagian-bagian apa saja ? Contoohnya : Kursi,
bagian-bagiannya terdiri dari kaki, sandaran, jek tempat duduk.
3. Bagaimana cara menghubungkan bagian-bagian tersebut satu sama lain,
akan dipaku apa dipasak dengan bambu.
4. Ukuran dari pada bagian-bagiannya.

48
5. Pada bagian-bagian mana syarat-syarat pembuatan harus diperhatikan, yang
akan menentukan mutu produk..
6. Tentukan pengujian mutu hasil pekerjaan, antara lain yang berhubungan
dengan:
a. Kekuatan.
b. Ukuran.
c. Kehalusan hasil pekerjaan.
d. Rasanya.
e. Kebersihannya.

Langkah 2 : Menentukan Bahan Yang Akan Digunakan.


Setelah model barang yang akan dibuat ditentukan, langkah selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah memilih bahan yang akan digunakan.Dalam memilih bahan harus
memenuhi persyaratan :
1. Bahan harus dapat diolah dengan mudah.
2. Kwalitas bahan relatif baik, tidak cepat rusak.
3. Bahan mudah diperoleh.
4. Harganya relatif murah.

Langkah 3 : Menentukan Proses Produksi/Cara Kerja


Untuk kegiatan produksi yang berulang-ulang (repetitif) dapat dibuat proses produksi
dengan menggunakan tanda/simbol kegiatan sebagai berikut :
: Operasi (pengerjaan).
Yaitu suatu benda dikerjakan/dirubah bentuknya sehingga
Mendekatkan kepada hasil jadi terakhir.
: Transportasi (pemindahan).
Yaitu barang/bahan pindahan dari suatu tempat ketempat
Lainnya dari mesin satu ke mesin lainnya.
: Inspeksi (pemeriksaan kwalitas).
Yaitu proses pemeriksaan kwalitas dari barang/bahan.
: Penundaan.
Yaitu apabila arus pekerjaan terhenti karena berbagai
sebab sehingga mengakibatkan tambahan waktu.
: Penyimpanan

49
Yaitu apabila barang/bahan disimpan untuk sementara
Waktu.

: yaitu gabungan antara kagiatan pengerjaan dan inspeksi,


Yaitu pada waktu pekerjaan dilakukan pengawasan
(inspeksi) kwalitas.

Contoh : Proses pembuatan Batako (Semen Pasir).


Proses Produksi
Pembuatan Batako (Semen Pasir)

SEMEN PASIR

Semen disimpan di gudang Pasir ditempat penyimpanan

Ditakar Diayak/disaring

Dibawa ketempat pengadukan


Pasir halus ditukar

Dibawa ketempat pengadukan

Menunggu untuk diaduk

Diaduk ditambah air


Sampai merata

Diisi ketempat cetakan batako

Dibawa ketempat pengeringan

Dibawa ketempat pengeringan

Dibiarkan ketempat pengeringan

Dibawa ketempat penyimpanan

Disiram 2x sehari
disimpan 50
Untuk perbaikan proses produksi :
1. Hilangkan/hapus kegiatan-kegiatan yang tidak perlu.
2. Gabungkan kegiatan-kegiatan yang dapat digabung.
3. Sederhanakan.
4. Menyusun kembali urutan kegiatan untuk mendapatkan hasil yang lebih
efektif.

Langkah 4 : Memilih Mesin dan Peralatan


Setelah proses produksi ditentukan langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah
memilih mesin dan peralatan yang akan digunakan untuk proses produksi. Dalam
pemilihan itu perlu dipertimbangkan factor ekonomis dan teknis dari mesin dan
peralatan itu sendiri.

Pertimbangan Ekonomis, yaitu pertimbangan yang berhubungan dengan biaya-biaya


yang akan dikeluarkan untuk pengadaan, penggunaan dan perawatan mesin/peralatan
tersebut.
Biaya tersebut antara lain mengenai :
1. Harga mesin/peralatan.
2. Biaya pemasangan mesin (jika ada).
3. Biaya perawatan peralatan.
4. Biaya perbaikan peralatan.
5. Biaya operasi peralatan.
6. Biaya penyusutan.
7. Pajak, bunga modal untuk peralatan.
8. Umur ekonomis.

Pertimbangan Teknis, yaitu pertimbangan yang berhubungan dengan sifat teknis dari
peralatan tersebut antara lain :
1. Kapasitas dari pada mesin/peralatan.
2. Keserbagunaan peralatan.
51
3. Unsur teknis.
4. Tersedianya suku cadang.
5. Mudah untuk memperbaiki (konstruksi sederhana).
Setelah kedua faktor dipertimbangkan maka pilihan jatuh pada mesin/peralatan yang
paling menguntungkan.

Langkah 5 : Menentukan Tenaga Kerja Yang Akan Melaksanakan


Setelah proses produksi ditetapkan dan mesin dan peralatan yang akan digunakan
sudah dipiilih, langkah selanjutnya adalah menentukan macam-macam jabatan yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
1. Setiap jabatan itu sebaiknya ada Job Discriptionnya.
2. Syarat-syarat petugas untuk menduduki jabatan tersebut serta jumlah orang yang
diperlukan untuk setiap jabatan.
3. Ada pembagian tugas yang baik, artinya tugas yang diberikan harus sesuai dengan
keterampilan yang dimiliki oleh pekerja itu sendiri.

Langkah 6 : Menyusun Tata Letak (Lay Out)


Berdasarkan proses produksi yang telah ditentukan peralatan yang dipakai dan cara
kerja yang telah ditentukan maka dapat ditentukan pula tata letak (Lay Out) tempat
kerja.
6 (enam) prinsip dasar dalam penyusunan tata letak :
1. Prinsip integrasi terpadu artinya tata letak yang baik harus dapat mengintegrasikan
seluruh faktor produksi seperti tenaga kerja, bahan, mesin, dan perlengkapan
lainnya sehingga dapat menghasilkan kerjasama yang harmonis.
2. Prinsip memperpendek gerak.
Harus dapat memperpendek jarak dari satu pengerjaan ke pengerjaan lainnya.
3. Prinsip memperlancar arus pekerjaan
Harus dapat menjamin kelancaran arus bahan tanpa ada hambatan.
4. Prinsip penggunaan ruangan yang efektif dan efisien.
5. Prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.
6. Prinsip keluwesan, yaitu dapat menyesuaikan dengan keadaan jika diperlukan
adanya perubahan-perubahan.

52
Langkah 7 : Menyusun Jadwal Pelaksanaan
Penjadwalan merupakan kegiatan yang diperlukan dalam rangka memproduksi sesuatu
barang. Dengan membuat jadwal perusahaan dapat mengetahui :
1. Kapan barang jadi sudah harus siap diserahkan kepada konsumen.
2. Kapan kegiatan produksi harus dimulai.
3. Kapan bahan harus sudah dipesan.
4. Kapan bahan masuk gudang persediaan.

Cara Membuat Jadwal


Ada beberapa cara membuat jadwal di antaranya :
1. Gant Chart
Yaitu suatu metode penjadwalan yang paling sederhana dan mudah di lakukan.
Gant Chart melukiskan hubungan antara kegiatan dan waktu seperti terlihat pada
gambar di bawah ini.

Rencana Kegiatan
Bulan :
WAKTU MINGGU KE
No KET
I II III IV
KEGIATAN

1 Membuat Produk A
2 Membuat Produk B
3 Membuat Produk C
4 Membuat produk D

2. Network Planning
Network Planning merupakan metode penjadwalan dengan diagram yang di
gambarkan dengan menggunakan simbol-simbol. Penjadwalan suatu kegiatan
beserta kegiatan-kegiatan yang menunjang yang harus di lakukan serta hubungan-
hubungan ketergantungan satu sama lain.
53
Simbol-simbol yang di pergunakan

= Kegiatan

= Kejadian (event)

= Kegiatan semu (dummy)

Contoh : network planning sederhana

Pada umumnya Network Planning digunakan pada kegiatan-kegiatan (proyek) besar


yang memerlukan banyak kegiatan dan banyak ketergantungan dari kegiatan satu
dengan kegiatan lainnya.

Langkah 8 : Merencanakan Cara Pengendalian


Agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, maka sumber-
sumber yang diperlukan harus sudah siap untuk digunakan.
Sumber-sumber tersebut antara lain :
1. Bahan.
2. Mesin dan peralatan.
3. Tenaga kerja.
4. Biaya.
5. Sarana pengendalian mutu.
ad.1. Pengendalian Bahan.
Pengendalian bahan meliputi :
54
a. Pengendalian penggunaan bahan.
Hal ini perlu dilakukan agar bahan dapat digunakan secara efektif dan efisien.
b. Pengendalian persediaan bahan.
Bahan perlu disediakan secukupnya, dengan perkataan lain persediaan bahan
yang terlampau banyak mengakibatkan penggunaan modal yang tidak efisien.
Menyediakan bahan terlalu sedikit dapat mengganggu kelangsungan kegiatan
poduksi karena kehabisan persediaan bahan. Kejadian ini dapat mengakibatkan
peningkatan ongkos produksi. Sebaiknya bahan dating tepat pada waktu
dibutuhkan sehingga mudah mengendalikan, tidak memerlukan biaya yang
banyak untuk persediaan, tidak memerlukan gudang yang besar untuk
persediaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian persediaan bahan antara
lain :
1) Jumlah macam, syarat-syarat bahan yang diperlukan untuk proses produksi.
2) Tata laksana proses penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran dari bahan
tersebut.
3) Menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan bahan.
4) Menentukan jumlah pesanan yang paling ekonomis.
Untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis (Ekonomic Ordering
Quantily) dapat dilakukan dengan cara :
1) Tabel dan grafis.
2) Rumus.
Contoh :
Suatu perusahaan memerlukan bahan selama setahun 300 satuan,
Biaya sekali pesan……………..……….Rp. 10.000,-
Biaya simpan…………………………… Rp. 600,- per satuan.
Ad.a. Menentukan jumlah pesanan yang ekonomis dengan table dan grafis.

Banyak Jumlah Rata-rata


Biaya Biaya Biaya
Kali yang Barang di
penyimpanan pesanan total
Pesan dipesan gudang
1X 300 150 90.000 10.000 100.000
2X 150 75 45.000 20.000 65.000
3X 100 50 30.000 30.000 60.000
4X 75 37.5 22.500 40.000 62.500
55
5X 60 30 18.000 50.000 68.000
6X 50 25 15.000 60.000 75.000

Uraian : jika dipesan 1X untuk memenuhi kebutuhan setahun jumlah


yang dipesan 300. Rata-rata barang digudang 300 : 2 = 150.
Biaya penyimpanan = 150 X Rp. 600,- = Rp. 90.000,-
Biaya satu kali pesan = Rp. 10.000,-
Biaya total = Rp. 100.000,-
Demikian cara perhitungan 2 kali pesan, 3 kali pesan dan seterusnya.
Berdasarkan tabel diatas dapat dibuatkan grafis sebagai berikut :

*(GRAFIK)
Berdasarkan tabel dan grafis diperoleh biaya total yang paling murah
adalah Rp. 60.000,-
Jadi jumlah pesanan yang paling ekonomis adalah 100 satuan.

ad.b. Menentukan jumlah pesanan yang ekonomis (EOQ) dengan rumus :


EOQ = Jumlah pesanan yang paling eekonomis.
A = Biaya satu kali pesan = Rp.10.000,-
S = Keperluan setahun = 300 satuan.
D = Biaya simpan per unit = Rp. 600 /pertahun.

EOQ = 2 AS 2x10.000x300 = 100 satuan


=
D 600

56
Untuk diagram persediaan bahan digudang

100
80
60
40
20
0

R R R

S
S WAKTU S

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

R = Reorder point.
S = Waktu yang diperlukan untuk memesan kembali.

Tentukan jumlah cadangan persediaan.


Jumlah cadangan = jumlah penentuan maximum pada suatu saat ada
jangka waktu tertentu dikurangi keperluan rata-rata pada jangka waktu
tertentu tersebut.

ad.2. Pengendalian Mesin dan Peralatan.


a. Sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan mesin dan peralatan yang
diperlukan harus sudah tersedia dalam keadaan siap pakai.
b. peralatan ini harus selalu dijaga (dirawat) agar selalu dalam kondisi baik.
Dirawat secara berkala umpamanya, setelah sekian lama dipakai harus
disservice (diganti oli, dikencangkan baut-baut yang longgar, diganti
onderdil yang rusak) sesuai dengan petunjuk perawatan.
Jangan sampai terjadi kegiatan produksi terhenti karena mesin/peralatan
rusak.
57
Terhentinya kegiatan produksi akan mengakibatkan kerugian yang besar
bagi perusahaan dan kerugian ini tidak bisa dinilai dengan uang.
Ad.3. Pengendalian Tenaga Kerja.
Sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditetapkan harus disiapkan tenaga
kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan produksi, yaitu mengenai :
a. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
b. Syarat-syarat keterampilannya.
c. Rencana latihan yang diperlukan.
d. Mendapatkan semangat dan gairah kerja dengan jalan penentuan gaji,
upah, perangsang, kondisi kerja yang baik dalam rangka perawatan tenaga
kerja yang baik.

Ad.4. Pengendalian Biaya.


Kegiatan pengendalian biaya perlu dilakukan agar biaya untuk membuat
barang sesuai dengan rencana biaya yang telah ditetapkan sebelumnya.
Seandainya ada penyimpangan biaya dari rencana, sudah harus
diperhitungkan sebelumnya.

4 (empat) Langkah pengendalian biaya.


a. Menetapkan standar untuk biaya-biaya kegiatan produksi.
b. Membandingkan biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya.
c. Menetapkan bagian yang bertanggung jawab untuk menangani jika
terjadi penyimpangan.
d.Melaksanakan tindakan untuk mengurangi atau mengakhiri penyimpangan.

Ad.5. Pengendalian Kwalitas.


Pengendalian kwalitas merupakan usaha-usaha mempertahankan kwalitas
dan perbaikan kwalitas dari barang yang dibuat.
Pengendalian kwalitas bertujuan agar barang yang dibuat sesuai dengan
spesifikasi yang telah direncanakan (memuaskan konsumen) dan
diproduksi dengan biaya yang seminimum mungkin.

58
4 (empat ) Langkah Pengendalian Kwalitas.
a. Menentukan standar kwalitas barang yang akan dibuat.
b. Menilai sesuai tidaknya barang-barang yang dibuat tadi dengan
standar.
c. Mengadakan tindakan apabila diperlukan, jika standar tidak
dipenuhi.
d. Merencanakan perbaikan-perbaikan secara terus menerus untuk
menilai standar yang telah ditetapkan.

Pengendalian Kwalitas secara terpadu.


Kwalitas barang dipengaruhi oleh setiap langkah kegiatan perusahaan.
a. Kegiatan Pemasaran.
Diharapkan dapat mengadakan penilaian-penilaian tingkat kwalitas yang
dikehendaki oleh para konsumen dan pada tingkat harga berapa dapat
dibeli calon konsumen tersebut.
b. Bagian perencanaan merencanakan model barang sesuai dengan spesifikasi
yang disampaikan oleh bagian pemasaran.
1) Pembelian bahan.
Melaksanakan pembelian dan memilih bahan sesuai dengan spesifikasi
yang diminta oleh bagian perencanaan.
2) Pembuatan.
Berdasarkan spesifikasi barang, maka dipilih mesin dan peralatan yang
digunakan untuk memproduksi barang tersebut.
3) Pengawasan Kwalitas yang dilakukan selama barang dibuat.
4) Pengiriman barang jadi, menjaga kwalitas barang selama pengiriman.
5) Service selama dipakai oleh konsumen, serta perlu petunjuk-petunjuk
pemakaian, untuk menjaga kepuasan pelanggan.

Langkah 9 : Pelaksanaan Kegiatan Produksi


Apa-apa yang dibicarakan dari langkah 1 sampai ke 3 diatas merupakan langkah-
langkah kegiatan Perencanaan (Plan).

59
Suatu perencanan tidak ada artinya jika tidak dengan pelaksanaan (Do). Oleh karena
itulah sesuai dengan apa yang direncanakan sebelum mulai dilaksanakan harus
diperiksa kembali apakah sarana-sarana (5M) yang diperlukan telah lengkap dan
kemudian baru dimulai dengan :
1. Instruksi Kerja.
2. Bimbingan Kerja.
3. Dorongan-dorongan semangat kerja.
4. Pencatatan (recording).
5. Pelaporan (reporting).

A. Evaluasi
Soal-soal :
1. Apa manfaat manajemen produksi ?
2. Sebutkan 9 langkah kegiatan memproduksi ?
3. Mengapa perlu menyusun jadwal pelaksanaan produksi ?
4. Jelaskan cara membuat jadwal ?
5. Jelaskan 6 prinsip dasar dalam penyusunan tata letak ?
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian persediaan bahan
antara lain ?
Jawaban :
1.Manfaatkan manajemen Produksi adalah :
a. Proses produksi dapat diatur secara efektif dan efisien.
b. Penggunaan bahan secara ekonomis.
c. Barang dapat diproduksi sesuai dengan selera dan daya beli konsumen.
d. Pemilihan dan pe manfaatan masih dapat dilakukan secara tepat.
e.Jumlah barang yang diproduksi dapat diusahakan pada tingkat yang
menguntungkan.
f. Produksi barang dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal.

2. 9 Langkah kegiatan memproduksi sebagai berikut :


a. Membuat model produk/jasa yang akan disajikan.
b. Menentukan bahan yang akan digunakan.

60
c. Menentukan proses produksi/cara kerja.
d.Memilih mesin dan peralatan.
e. Menentukan tenaga kerja yang akan melaksanakan.
f. Menyusun tata letak (Lay out).
g. Menyusun jadwal pelaksanaan.
h. Merencanakan cara pengendalian.
i. Pelaksanaan kegiatan produksi.
3. Perlunya menyusun jadwal pelaksanaan dapat mengetahui :
a. Kapan barang jadi sudah harus siap diserahkan kepada konsumen.
b.Kapan kegiatan produksi harus dimulai.
c. Kapan bahan harus sudah dipesan.
d. Kapan bahan masuk gudang persediaan.

4. Ada beberapa cara membuat jadwal antara lain :


a. Gant Chart ; yaitu suatu metode penjadwalan yang paling sederhana dan
mudah dilakukan. Gant Chart melukiskan hubungan antara kegiatan dan
waktu.
b. Network Planning ; merupakan metode penjadwalan dengan diagram yang
digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol. Penjadwalan suatu
kegiatan beseerta kegiatan-kegiatan yang menunjang harus dilakukan serta
hubungan-hubungan ketergantungan satu sama lain.

5. 6 (enam) prinsip dasar dalam penyusunan tata letak sebagai berikut :


a. Prinsip integrasi terpadu.
Tata letak yang baik harus dapat mengintegrasikan seluruh faktor
produksi seperti tenaga kerja, bahan, mesin dan perlengkapan
lainnya sehingga dapat menghasilkan kerjasama yang harmonis.
b. Prinsip memperpendek gerak.
Harus dapat memperpendek jarak dari satu pengerjaan ke
pengerjaanLainnya.
c. Prinsip memperlancar arus pekerjaan.
Harus dapat menjamin kelancaran arus bahan tanpa ada hambatan.

61
d. Prinsip penggunaan ruangan yang efektif dan efisien.
e. Prinsip keselamatan dan kepuasan pekerja.
f. Prinsip keluwesan yaitu dapat menyesuaikan dengan keadaan jika
diperlukan adanya perubahan-perubahan.

6. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian persediaan bahan antara


lain :
a. Jumlah macam, syarat-syarat bahan yang diperlukan untuk proses
produksi.
b. Tata laksana penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran dari bahan
tersebut.
c. Menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan bahan.
d. Menentukan jumlah pesanan yang paling ekonomis.

62
UNIT IV
PERHITUNGAN BIAYA DAN LABA

Tujuan Pembalajaran
Peserta mampu dan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan biaya.
2. Menggolongkan biaya dan laba.
3. Melakukan perhitungan harga pokok dan harga jual.
4. Menghitung titik pulang pokok.

Pengantar
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pimpinan perusahaan yaitu perhitungan
biaya. Kekeliruan dalam perhitungan biaya akan berpengaruh pada perhitungan pajak
yang harus dibayar oleh perusahaan. Pimpinan perusahaan harus teliti dalam
perhitungan biaya yang tentunya dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukannya.

Kaitan Rangkaian Kegiatan dengan Biaya :


Setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan memerlukan biaya. Biaya yang dikeluarkan
hendaknya disesuaikan dengan kegiatan yang bersangkutan, agar pengeluarannya lebih
terarah serta dapat dimungkinkan untuk mengadakan penghematan.
Salah satu rangkaian kegiatan pada perusahaan :
Bagan satu :

Bahan mentah (2) Bahan setengan Jadi (3) Barang Jadi (4) Barang Jadi

Kegiatan membeli bahan mentah


Kegiatan proses produksiKegiatan proses pelaksanaan
Kegiatan
produksi
menjual

Dari bagan 1 tersebut yang terjadi adalah bahwa :


1. Oleh karena perusahaan melakukan kegiatan membeli bahan mentah, maka
perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk keperluan pembelian bahan mentah.
2. Oleh karena perusahaan melakukan kegiatan proses produksi, dari bahan mentah
menjadi barang setengah jadi, maka perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk
pelaksanaan proses produksi.
63
3. Oleh karena perusahaan melakukan kegiatan proses produksi, dari barang setengah
jadi menjadi barang jadi, maka perusahaan mengeluarkan biaya untuk proses
pelaksanaan proses produksi.
4. Oleh karena perusahaan melakukan kegiatan menjual maka perusahaan
mengeluarkan biaya untuk melaksanakan kegiatan menjual yang menimbulkan biaya.

Bagan dua :
Contoh pada perusahaan meubeul :

Perusahaan Kayu Jati Kursi yang Perusahaan pasar


meubel belum jadi meubel

Pada kegiatan :
1. Perusahaan mengeluarkan biaya-biaya pembelian kayu jati, misalnya biaya
pengangkutan ke Gudang.
2. Perusahaan mengeluarkan biaya proses produksi, misalnya biaya tenaga kerja.
3. Perusahaan mengeluarkan biaya proses produksi, misalnya biaya tenaga kerja.
4. Perusahaan mengeluarkan biaya penjualan kursi ke pasar, misalnya
pengangkutan.

Pada perusahaan perniagaan pada prinsipnya sama dengan perusahaan Industri.


Perusahaan melakukan kegiatan pembelian barang jadi maka perusahaan mengeluarkan
biaya untuk pelaksanaan kegiatan pembelian barang jadi. Kemudian juga perusahaan
melakukan kegiatan-kegiatan penjualan barang jadi, maka perusahaan mengeluarkan
biaya untuk pelaksanaan kegiatan penjualan, seperti yang tertera pada bagan 3
dibawah ini.

Bagan tiga :
(1)
(2)
Perusahaan Barang jadi pasar

Kegiatan Pembelian barang jadi Kegiatan pembelian

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan membutuhkan


biaya.
64
Pengertian Biaya.
Yang dimaksud dengan biaya adalah : pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan
sekarang untuk mendapatkan manfaat pada masa yang akan dating dimana
pengeluaran atau pengorbanan tersebut dapat diduga, serta dapat dihitung secara
kuantitatif dan tidak dapat dihindarkan.

Pengorbanan itu sendiri dapat dibedakan sebagai berikut :


1. Pengorbanan yang dapat dihindarkan.
2. Pengorbanan yang tidak dapat dihindarkan.
Pengorbanan yang tidak dapat dihindarkan dapat dibedakan atas :
1. Berhubungan dengan proses produksi, tidak dapat diukur secara kuantitatif.
2. Berhubungan dengan proses produksi dapat diukur secara kuantitatif.

Kegunaan Perhitungan Biaya.


1. Memperkirakan berapa sebaiknya harga pokok barang yang akan dibuat; tentunya
dalam bmenetapkan harga pokok perlu diperhatikan juga prinsip-prinsip efisiensi dan
efektifitas.
2. Memperkirakan berapa harga penjualan yang layak agar usaha yang dilakukan
dapat bersaing dengan usaha yang sejenis.
3. Memperkirakan kapan usaha tersebut akan mencapai harga pulang pokok sehingga
usaha tersebut tidak untung ataupun tidak rugi.
4. Dengan mengadakan telaahan terhadap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
akan dapat diperkirakan berapa penghematan biaya tertentu hingga usaha tersebut
memperoleh keuntungan yang lebih besar.

A. PENGGGOLONGAN BIAYA DAN LABA.


1. Penggolongan Biaya
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut :

65
Biaya tetap
perilaku

Biaya tdk tetap


Biaya
Biaya bahan langsung

Biaya
jenis langsung
Biaya buruh langsung

Biaya bahan tak


langsung
Biaya tak
langsung
Biaya buruh tak
langsung
Biaya
administrasi
Biaya tak langsung
pabrik
Biaya
penjualan

Pengertian Biaya Menurut Perilakunya.


a. Biaya tetap : adalah biaya yang dalam periode tertentu jumlahnya tetap tidak
tergantung pada tingkat produksi yang dihasilkan.
Misalnya :
- Gaji pimpinan perusahaan.
- Biaya pemeliharaan.
- Biaya penghapusan.
- dan lain-lain.
Pada perusahaan Tahu biaya tersebut,
Misalnya :
- Gaji pimpinan perusahaan Tahu.
- Biaya pemeliharaan bangunan tempat kerja.
- Biaya penghapusan.
b. Biaya Tak Tetap : adalah biaya yang jumlahnya berubah tergantung pada tingkat
produksi yang dihasilkan.
Contoh :

66
- Biaya bahan baku.
- Biaya buruh borongan.
- Biaya bahan pembantu.
Pada perusahaan Tahu biaya tersebut, seperti :
- Kacang kedelai untuk tahu.
- Tukang membuat tahu yang upahnya didasarkan pada banyak tahu yang
dihasilkan.
- Minyak untuk kompor.

Pengertian Biaya Menurut Jenisnya.


a. Biaya langsung
1) Biaya bahan langsung.
Adalah biaya bahan yang secara langsung dan merupakan bagian pokok
dari barang tersebut.
Contoh :
- Pada perusahaan Batako, antara lain semen.
- Pada perusahaan Tahu, antara lain kacang.
- Pada perusahaan Konfeksi, antara lain kain.
- Pada perusahaan Kerupuk, antara lain terigu.
2) Biaya Tenaga kerja langsung :
Biaya untuk tenaga kerja yang secara langsung mengerjakan barang
yang dihasilkan.
Contoh :
- Biaya tukang cetak Batako.
- Biaya tukang buat Tahu.
- Biaya tukang Jahit.
- Biaya tukang pembuat Kerupuk.
b. Biaya tak Langsung.
1) Biaya bahan tak langsung.

67
Adalah biaya bahan yang secara tak langsung digunakan untuk
membuat barang dan bukan merupakan bagian pokok dari barang yang
bersangkutan.
2) Biaya tenaga kerja tak langsung.
Adalah biaya tenaga kerja yang tak langsung menghasilkan barang.
Contoh :
- Biaya untuk tenaga pengawas.
- Biaya untuk tenaga operator mesin pembangkit listrik.
3) Biaya tak langsung pabrik.
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membantu memperlancar
pelaksanaan proses produksi.
Contoh :
- Biaya perawatan proses produksi.
- Biaya sewa alat produksi.
c. Biaya Administrasi/Umum.
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan administrasi kantor dan
umum. Contoh :
- Gaji Pimpinan Perusahaan.
- Sewa Kantor.
- Gaji Pegawai.
- dll.
d. Biaya penjualan.
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan penjualan.
Contoh :
- Gaji pimpinan bagian penjualan.
- Iklan penjualan.
- Biaya penyusutan alat penjualan.
- dll.

Biaya bahan langsung ditambah dengan biaya tak langsung disebut dengan biaya
utama. Sedangkan biaya bahan tak langsung ditambah dengan biaya tenaga kerja

68
tak langsung ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya disebut dengan biaya
produksi tidak langsung. Biaya utama ditambah dengan biaya produksi tidak
langsung disebut harga pokok pembuatan/harga pokok pabrik. Biaya administrasi
dan umum ditambah dengan biaya penjualan disebut biaya komersil. Harga pokok
pembuatan ditambah dengan biaya komersil disebut harga pokok penjualan.
2. Penggolongan Laba.

Laba merupakan salah satu petunjuk keberhasilan suatu usaha.


Laba dapat dibedakan antara lain menjadi :
- Laba Marginal : Hasil penjualan Neto - biaya langsung.

Untuk mengetahui tingkat laba marginal persatuan dihitung dengan cara

Harga Jual persatuan - Biaya langsung


- Laba bruto : penjualan Netto - biaya untuk membuat dan menjual
(biaya administrasi + biaya penjualan + biaya utama)
- Laba usaha : Hasil penjualan Netto - biaya keseluruhan atau laba
sebelum pajak usaha ( pajak penjualan + sumbangan-sumbangan).
perseroan

- Laba bersih : Hasil penjualan Netto - (biaya keseluruhan + pajak


sebelum pajak perseroan) atau laba bersih sebelum pajak-pajak
perseroan
- Laba bersih : Hasil penjualan netto – (biaya keseluruhan + pajak
sebelum pajak perseroan) atau laba bersih sebelum pajak-pajak
perseroan

Apabila diperhatikan mengenai laba marginal, memang perusahaan mendapatkan


laba, tetapi sebetulnya dalam jumlah laba tersebut masih terdapat biaya tetap.
Laba yang diperoleh perusahaan hendaknya laba bersih setelah pajak perseroan
agar dapat di manfaatkan untuk investasi dengan resiko yang lebih kecil.

Laba adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan karena penjualan lebih
besar dari harga pokok penjualan atau selisih positif antara harga jual dengan
harga pokok penjualan.
B. Prinsip-prinsip Perhitungan Harga Pokok dan Harga Jual.

69
Pada bagian B diatas telah dibahas bagaimana menggolongkan biaya menjadi
perilaku biaya dan jenis biaya, hal ini akan dibahas kembali pada poin D ini.
Perilaku biaya merupakan salah satu alat manajemen dalam merencanakan
kelayakan usaha. Dengan perilku biaya ini maka seorang pimpinan perusahaan
dapat menetapkan berapa harga pokok barang yang dibuat, selain dari pada itu
dengan perilaku biaya ini pimpinan perusahaan dapat pula memperkirakan harga
pulang pokok (BEP). Pembahasan pulang pokok ini akan dibahas lebih lanjut.
Kalau perilaku biaya merupakan alat manajemen dalam merencanakan kelayakan
usaha dalam menetapkan strategi bisnis, maka jenis biaya merupakan alat
manajemen mengendalikan kegiatan operasional perusahaan.
Komponen dari harga pokok penjualan adalah biaya tetap dan biaya tidak tetap
(dilihat dari sisi perilaku biaya).
Misalnya :
Perusahaan Batako menetapkan biaya tetap Rp. 3.750.000.
total biaya tidak tetap Rp. 12.000.000.
maka, harga pokoknya = Biaya tetap + biaya tidak tetap
= Rp. 3.750.000. + Rp. 12.000.000.
= Rp. 15.750.000.-
Komponen dari harga jual adalah harga pokok dan laba. Kalau dihitung lebih lanjut
untuk perusahaan batako tadi, misalnya laba yang diinginkan oleh perusahaan sebesar
Rp. 6.750.000.-, maka harga jual = harga pokok + laba.
Harga jual = Rp. 15. 750.000 + 6.750.000,- = Rp. 22.500.000.-
% Laba = Laba bersih setelah pajak X 100%
M1 + M2
M 1 = investasi
M 2 = BT + BTT

Dari uraian tersebut diatas dapat diformulasikan sebagai berikut :

Harga Pokok = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap

Harga Jual = Harga Pokok + Laba

70
Dilihat dari sisi jenis biaya, maka harga pokok dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya bahan langsung ditambah biaya tenaga kerja langsung ditambah biaya tidak
langsung pabrik ditambah biaya administrasi dan umum serta ditambah biaya
penjualan.
Secara konvensional harga pokok dapat dihitung sebagai berikut :
Harga pembelian Rp. …………………………
Biaya pembelian Rp. ………………………...
Harga pokok perolehan Rp. ………………………….
Persediaan awal Rp. ………………………...
Barang siap jual Rp. ………………………….
Persediaan akhir Rp. ………………………….
Harga pokok penjualan Rp. ……………………….........

C. Titik Pulang Pokok (Break Even Point : BEP)


Pengertian BEP adalah suatu keadaan dimana pada tingkat penjualan tertentu
perusahaan tidak memperoleh untung, atau menderita kerugian. Salah satu
keuntungan mengetahui BEP ini adalah untuk perencanaan keuntungan.

Apabila perusahaan yang bersangkutan mempunyai tingkat penjualan yang lebih


kecil dari pada BEP, maka perusahaan akan menderita kerugian. Sebaliknya jika
perusahaan ingin memperoleh keuntungan, maka tingkat penjualannya harus
melebihi BEP tersebut.

Tujuan perhitungan titik pulang pokok adalah untuk perencanaan keuntungan dan
pengamanan perusahaan.

Cara Menghitung BEP.


Contoh :
Perusahaan Santoso menjual hasil produksinya dalam bulan juli 2004 sebanyak 100
satuan.
Harga jual persatuan Rp. 8.000.-
Biaya tak tetap persatuan Rp. 6.000.-

71
Biaya tetap dalam bulan tersebut Rp. 2.500.000.-

BEP dalam satuan dengan cara coba-coba sebagai berikut :

Percobaan pertama :
Misalkan menjual 500 satuan
Maka hasil penjualan 500 X Rp. 8.000.- = Rp. 4.000.000.-
Jumlah biaya tak tetap 500 X Rp. 6.000 = Rp. 3.000.000.-
Biaya tetap……………………… ………….. = Rp. 2.500.000.-
Jumlah biaya,……………… ……………… Rp. 5.500.000.-
Rugi,…………………………………………… . Rp. 1.500.000.-
Dari percobaan pertama tersebut perusahaan menderita kerugian sebesar
Rp. 1.500.000.-. jadi penjualan 500 satuan bukanlah penjualan pada BEP.

Percobaan kedua :
Misalkan menjual 750 satuan
Maka hasil penjualan 750 X Rp. 8.000, = Rp. 6.000.000.-
Jumlah biaya tak tetap 750 X Rp. 6.000.-= Rp. 4.500.000.-
Biaya tetap, ……………………………...................Rp. 2.500.000.-
Jumlah biaya, ………………………………… = Rp. 7.000.000.-
Rugi,………………………………… …………… = Rp. 1.000.000.-

Percobaan ketiga :
Misalkan menjual 1.500 satuan
Maka hasil penjualan 1.500 X Rp. 8.000,- = Rp. 12.000.000.-
Jumlah biaya tak tetap 1.500 X Rp. 6.000.- = Rp. 9.000.000.-
Biaya tetap, ………………………… ………… = Rp. 2.500.000.-
Jumlah biaya, ……………………………………. = Rp. 11.500.000.-
Laba ………………………………………………. = Rp. 500.000.-
Dari percobaan tersebut perusahaan memperoleh laba Rp. 500.000.-,
jadi penjualan 1.500 satuan bukanlah penjualan BEP.

72
Percobaan keempat :
Misalkan menjual 1.250 satuan
Maka hasil penjualan 1.250 X Rp. 8.000,- = Rp. 10.000.000.-
Jumlah biaya tak tetap 1.250 X Rp. 6.000.- = Rp. 7.500.000.-
Biaya tetap, ……………………………………… = Rp. 2.500.000.-
Jumlah biaya, …………………………………… = Rp. 10.000.000.-
Laba/rugi. ………………………………………… = Rp. 0
Dari percobaan keempat tersebut perusahaan tidak memperoleh laba atau
menderita kerugian, jadi penjualan 1.250 satuan merupakan penjualan BEP.

Menghitung BEP dalam satuan dengan menggunakan rumus :

Biaya tetap F .C
Penjualan persatuan - Biaya tak tetap persatuan S - VC
2.500.000 1.250 satuan
8.000 - 6.000

Jadi kalau menggunakan rumus BEP = 1.250 satuan.


Apabila dicocokkan dengan cara coba-coba ada kesesuaiannya yaitu :
Pada percobaan yang keempat dimana laba = 0

Untuk menghitung BEP dalam nilai uang maka dihitung dengan cara :
1. BEP dalam satuan X harga jual persatuan
Pada contoh tersebut diatas : 1.250 X Rp. 8.000 = Rp. 10.000.000.-
Perhitungan ini ada kesesuaiannya dengan percobaan yang keempat.
2. Dengan rumus :
Biaya tetap FC
1 Biaya tak tetap perusahaan 1 - VC
Harga jual persatuan S
2.500.000 = 20.000.0000 = Rp. 10.000.000,-
6.000 8.000 – 6.000
1. 8.000

73
Dari perhitungan diatas kesesuaiannya dengan cara yang pertama.
Dalam kenyataannya perusahaan tidak hanya menjual satu macam barang saja
tapi lebih dari satu macam barang.
Untuk menghitung BEP dalam nilai uang dapat dihitung dengan rumus :

Biaya tetap
Jumlah biaya tak tetap semua barang
1 - Hasil penjualan semua barang

Contoh :
Perusahaan “Sari Roso” menjual dua macam barang hasil produksinya yaitu
barang “X” dan barang “Y” dalam bulan mei 1983 sebagai berikut :
Penjualan barang “X”, 500 satuan @ Rp. 5.000.-
Biaya tak tetap Rp. 1.500.000.-
Penjualan barang “Y”, 800 satuan @ Rp. 7.500.-
Biaya tak tetap Rp. 4.000.000.-
Biaya tetap dalam bulan tersebut Rp. 2.400.000.-

Cara menghitungnya :
Penjualan barang “X”, 500 X Rp.5.000.- = Rp. 2.500.000.-
“Y”, 800 X Rp.7.500.- = Rp. 6.000.000.-
Total penjualan “X” dan “Y” = Rp. 8.500.000.-

Biaya tak tetap barang “X” = Rp. 1.500.000.-


“Y” = Rp. 4.000.000.-
Jumlah = Rp. 5.500.000.-
BEP dalam nilai uang :
2.400.000.-
BEP = 1 - 5.500.000
8.500.000

= 2.400.000 X 8.500.000 = Rp. 6.800.000.-

74
8.500.000 - 5.500.000

Pada perhitungan BEP dalam nilai uang untuk produk majemuk, perusahaan
memperoleh keuntungan karena hasil penjualan lebih besar dari hasil penjualan
pulang pokok.

75
EVALUASI

Pertanyaan :
Apakah pengertian biaya itu ?

Jawaban :
Pengertian biaya pada dasarnya dapat dilihat dari beberapa aspek, bila dilihat, secara
umum biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dapat diukur dengan
satuanuang dimana pengorbanan itu dapat diduga sebelumnya serta tidak dapat
dihindari dalam rangka memperoleh penghasilan.

Pertanyaan :
Apa saja yang termasuk jenis-jenis biaya ?
jawaban :
biaya sebagai jenis biaya terdiri dari :
1. Biaya langsung adalah pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang,
dimana pengorbanan tersebut langsung berhubungan dengan produk atau jasa yang
dihasilkan, contoh : harga beli kedelai untuk perusahaan tahu dan harga beli kain
untuk perusahaan konveksi.
2 . biaya tidak langsung adalah pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang,
dimana pengorbanan tersebut tidak berhubungan langsung dengan produk atau
Jasa yang dihasilkan, contoh : harga beli oli mesin jahit untuk perusahaan
Konveksi.
3. Biaya administrasi dan umum adalah pengorbanan yang dapat diukur dengan
satuan uang dimana pengorbanan itu digunakan untuk kegiatan administrasi
perusahaan serta untuk kepentingan seluruh perusahaan.
4. Biaya penjualan adalah pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang
dimana pengorbanan tersebut digunakan dalam rangka melakukan kegiatan
penjualan produk atau jasa yang dihasilkan.

Pertanyaan :
Apa yang diimaksud dengan harga pokok ?

76
Jawaban :
Harga pokok secara umum dapat diartikan sebagai jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan atau menjual satu produk atau jasa. Harga pokok untuk
perusahaan industry adalah jumlah biaya yang dikeluarkan sehingga produk tersebut
siap dijual.
Sedangkan harga pokok untuk perusahaan dagang adalah jumlah biaya yang
dikeluarkan sampai dengan barang tersebut siap untuk dijual.

Pertanyaan :
Bagaimana cara menghitung harga pokok ?

Jawaban :
Untuk menghitung harga pokok, digunakan contoh kegiatan yang dilakukan oleh
pedagang beras.
Harga beli beras 200 kg = Rp. 140.000,-
Ongkos kendaraan umum (PP) = Rp. 3.000,-
Ongkos kuli = Rp. 3.000.-

Harga pokok beras 200 kg = Rp. 146.000


Jadi harga pokok beras 1 kg = Rp. 146.000
200
= Rp. 730,-
Pertanyaan :
Apa yang dimaksud dengan harga jual ?

Jawaban :
Harga jual adalah jumlah yang dibayarkan oleh pembeli kepada penjual
ataspemindahan hak milik terhadap barang atau jasa. Harga jual mencerminkan jumlah
pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh penjual untuk memperoleh suatu barangatau
jasa ditambah dengan keuntungan yang diharapkan oleh penjual.

77
Pertanyaan :
Bagaimana cara menghitung harga jual ?
Jawaban :
Harga jual dapat dihitung dengan cara :

Harga jual = Harga pokok + Biaya penjualan + Laba

Pertanyaan :
Bagaimana cara menentukan Titik Pulang Pokok ?

Jawaban :
Titik pulang pokok ini baru dapat dihitung, apabila sebelumnya telah melakukan
perhitungan biaya. Perhitungan biaya yang diperlukan adalah perhitungan
biayaberdasarkan perilaku biaya, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Berdasarkanperhitungan biaya itu, maka titik pulang pokok dapat ditentukan dengan
cara :
contoh :
dari Perusahaan Ogah Rugi diperoleh data-data selama bulan juli sebagai
berikut :
penjualan sebanyak = 100 satuan
Harga jual persatuan = Rp. 8.000,-
Biaya tidak tetap persatuan = Rp. 6.000,-
Biaya tetap = Rp. 2.500.000,-

Titik Pulang Pokok Satuan :


FC
BEP satuan =
S - VC

Dimana :
FC = Jumlah biaya tetap
S = Harga jual per satuan
78
VC = Biaya tidak tetap per satuan
2.500.000
BEP satuan =
8.000 - 6.000

2.500.000
=
2.000
= 1.250
= 1.250 satuan

FC
BEP Nilai Uang =
VC
1 -
S
2.500.000
=
6.000
1 -
8.000

20.000.000
=
8.0 - 6.000
= 10.000.000
= Rp. 10.000.000,-

79
UNIT V
PEMBUKUAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta mampu dan dapat :
1. Menjelaskan pengertian, kegunaan dan manfaat pembukuan.
2. Menjelaskan bentuk dan cara pembukuan.
3. Menjelaskan dan membuat laporan keuangan.
4. Menjelaskan dan melakukan evaluasi kondisi usaha.

Pengantar
Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai bermacam-macam kegiatan sesuai
dengan jenis dan bidang usahanya. Misalnya kegiatan membeli bahan atau membeli
barang, mengelola bahan, menjual barang atau jasa seperti yang telah dikemukakan
pada unit II manajemen pemasaran dan unit III manajemen produksi. Kegiatan-kegiatan
itu biasanya mempunyai hubungan erat antara satu sama lain, pada umumnya
mempunyai hubungan dengan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Agar kegiatan yang dilakukan itu dapat diketahui, diikuti peristiwa dan kejadiannya
serta dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengukur hasil yang diperoleh dari
kegiatan itu, berarti harus dijadikan kegiatan pencatatan. Kegiatan pencatatan
merupakan salah satu fungsi dari pembukuan, maka berarti setiap perusahaan perlu
mengadakan pembukuan, karena kegiatan pembukuan merupakan satu dengan kegiatan
bidang-bidang lain.

Kegunaan Pembukuan
Dalam dunia usaha, terutama usaha yang dilakukan oleh pengusaha kecil golongan
ekonomi lemah keluhan yang dikeluarkan pada umumnya adalah masalah modal yang
terlalu kecil. Padahal, apabila ditanyakan berapa tambahan modal yang dibutuhkan
sukar untuk mengatakan, bahwa seandainya diberikan tambahan modal, maka banyak
pengusaha yang bingung menggunakannya. Sehingga sebenarnya salah satu masalah

80
utama bagi pengusaha kecil tersebut adalah kurangnya kemampuan dalam hal
pembukuan. Padahal banyak manfaat yang diperoleh dari pembukuan antara lain
adalah :
1. Bagi pengusaha kecil (Intern perusahaan).
a. Sebagai alat membantu dalam mengingat kagiatan-kegiatan (kejadian) baik yang
telah dilakukan maupun yang akan dilakukan oleh perusahaan.
b. Sebagai sarana agar adanya pemisahan antara harta perusahaan dengan harta
pribadi pemilik perusahaan.
c. Sebagai bahan informasi bagi pemilik atau pemimpin perusahaan untuk
mengambil keputusan.
d. Sebagai bahan informasi bagi pemilik atau pemimpin perusahaan untuk
mengetahui maju mundurnya kegiatan perusahaan selama satu periode.

2. Bagi pihak-pihak luar perusahaan (Ekstern perusahaan).


a. Sebagai bahan informasi kepada pihak kreditur (pemberi kredit) antara lain bank
sebelum memberi bantuan kredit.
b. Sebagai pedoman bagi kantor inspeksi pajak untuk menetapkan besar pajak.
Kusus untuk point ini merupakan kewajiban bagi perusahaan, karena telah diatur
dalam undang-undang yaitu KUHD buku 1 pasal 8 yang mengatakan bahwa
“setiap orang yang menjalankan perusahaan wajib mengadakan pencatatan secara
teratur terhadap kegiatan yang dilakukan”.

A. Bentuk dan cara Pembukuan


1. Macam dan bentuk tempat pencatatan.
a. Macam tempat pencatatan.
Seperti telah dikemukakan diatas bahwa setiap kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan selalu berhubungan dengan keuangan perusahaan.
Oleh karena itu setiap kegiatan yang dilakukan akan mengakibatkan perubahan
terhadap harta, hutang dan modal perusahaan.

Agar perubahan-perubahan itu dapat diikuti baik macamnya,


jumlahnya, maupun saat terjadinya, maka kegiatan-kegiatan tersebut perlu dicatat

81
dan disiapkan tempat pencatatannya. adapun macam tempat pencatatan
kegiatan-kegiatan itu antara lain adalah :
1) Buku Kas
2) Buku Piutang
3) Buku hutang
4) Buku persediaan.

1) Buku Kas
Buku kas gunanya adalah untuk mencatat kegiatan yang mengakibatkan
bertambah atau berkurangnya uang tunai yang dilakukan oleh kasir
perusahaan atau oleh pihak bank.
2) Buku Piutang.
Buku piutang gunanya adalah untuk mencatat kegiatan yang
mengakibatkan bertambah atau berkurangnya piutang perusahaan.
3) Buku Hutang.
Buku hutang gunanya adalah untuk mencatat kegiatan yang
mengakibatkan bertambahnya atau berkurangnya hutang perusahaan.
4) Buku Persediaan.
Buku persediaan gunanya adalah untuk mencatat kegiatan yang
mengakibatkan bertambah atau berkurangnya persediaan barang atau
bahan perusahaan.

b. Bentuk tempat pencatatan.


Pada waktu menyusun bentuk tempat pencatatan kegiatan terlebih dahulu harus
dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
1) Nama Perusahaan.
2) Nama/judul tempat pencatatan
3) Waktu penyusunan.

Contoh :
Bentuk Buku Kas

82
NAMA PERUSAHAAN
BUKU KAS
Bulan : ...................
Tanggal Nomor Bukti Keterangan Bertambah Berkurang Saldo

Catatan :
Apabila perusahaan merasa perlu untuk menyusun Buku Bank, maka dapat pula
disusun/dibuat buku bank yang bentuknya sama dengan bentuk buku kas tersebut
diatas. Kalau dibuat khusus buku bank berarti kedalam buku kas hanya dicatat khusus
kegiatan bertambah atau berkurangnya uang tunai/uang saja.

Bentuk Buku Piutang

NAMA PERUSAHAAN
BUKU PIUTANG
Bulan : ......................
Tanggal Nomor Bukti Keterangan Bertambah Berkurang Saldo

Catatan :
Apabila perusahaan merasa perlu membuat buku piutang secara terperinci, bentuk dan
perincian buku piutang tersebut dapat disampaikan dengan bentuk diatas.
Misalnya : Buku Piutang Toko Makmur, Buku Piutang A. Karim, Buku Piutang CV.
Jaya

83
Bentuk Buku Utang.

NAMA PERUSAHAAN
BUKU HUTANG
Bulan : ......................
Tanggal Nomor Bukti Keterangan Bertambah Berkurang Saldo

Catatan :
Seperti halnya buku piutang, apabila perusahaan perlu untuk menyusun/membuat buku
hutang secara terperinci dapat pula dibuat dengan bentuk yang sama seperti diatas.

Bentuk Buku Persediaan.

NAMA PERUSAHAAN
NAMA BARANG

Bulan : ...................
Tanggal Nomor Bukti Keterangan Bertambah Berkurang Saldo

Catatan :
Khusus Buku Persediaan ini dicatat pada kolom bertambah atau kolom berkurang
adalah fisik barangnya.
Misalnya : Kg, Kwintal, Meter, bentuk buku persediaan tersebut diatas dapat dipakai
untuk mencatat seluruh macam persediaan misalnya : persediaan bahan, persediaan
barang setengah jadi, persediaan barang jadi, persediaan barang dagangan.

84
B. Laporan Keuangan.
Pada akhir periode pembukuan berdasarkan catatan yang sudah dilakukan dapat
disusun laporan keuangan yang terdiri dari :
1. Neraca.
2. Laporan Rugi-Laba.

Neraca : neraca ialah suatu laporan yang menunjukan posisi keuangan perusahaan
pada suatu saat tertentu. Misalnya 1 Januari, tanggal 31 Juni dan tanggal 31
Desember oleh karena itu Neraca dapat memberikan gambaran tentang jenis dan nilai
hutang serta besarnya jumlah modal. Sehingga bentuk/komposisi neraca secara
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

AKTIVA PASIVA
===============================================================================
Hutang Rp. .....................
Modal Rp. .....................
Harta Rp. .............................

Keterangan :
Harta : adalah sesuatu yang menjadi milik dan dimiliki perusahaan.
Hutang : adalah kewajiban yang dibayar kepada pihak lain.
Modal : adalah kekayaan milik yang ditanamkan kedalam perusahaan.

Berhubung ada beberapa jenis perusahaan, maka modal ada beberapa macam,
misalnya :
1) Perusahaan perseorangan : modalnya, misalnya modal Slamet.
2) Perseroan firma, modalnya, misalnya :
- Modal Pardi
- Modal Tono
3) Perseroan Terbatas, modalnya Modal Saham
4) Koperasi, modalnya Simpan wajib, simpan Sukarela.
Modal pada prinsipnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
85
MODAL = HARTA - UTANG

Berikut ini diberikan contoh bentuk Neraca yang lebih terperinci dan lebih lengkap
sebagai berikut :
NAMA PERUSAHAAN
NERACA PER 31 DESEMBER 200..
AKTIVA
PASIVA
=======================================================================
========
AKTIVA LANCAR HITUNG JANGKA PENDEK

K a s Rp.......... Hutang dagang Rp........


Piutang Rp.......... Biaya ymh dibayar Rp........
Persediaan barang Rp.......... Penghasilan diterima dimuka Rp........
Penghasilan y.m.h Rp.......... diterima
Jumlah hutang jangka pendek
Pembayaran dimuka Rp..........
HUTANG JANGKA PANJANG
Jumlah Aktiva Lancar + Rp....... Hutang Bank
AKTIVA TETAP Modal
Peralatan Toko Rp....... - Modal pendirian Rp......
Peralatan Kantor Rp....... - Modal Cadangan Rp......
Kendaraan Rp.......
Bangunan Rp.......
Tanah Rp.......
Jumlah aktiva tatap Rp......
AKTIVA TIDAK TETAP
Merek Dagang Rp.......
JUMLAH AKTIVA Rp....... JUMLAH PASIVA

86
AKTIVA (HARTA)
1. Aktiva Lancar adalah jenis-jenis aktiva yang dipergunakan dalam kegiatanperusahaan
yang dalam jangka waktu pendek (kurang dari 1 tahun) dapat diharapkan menjadi
uang tunai.
2. Aktiva Tetap, adalah jenis-jenis aktiva yang dipergunakan dalam kegiatan perusahaan
dan dapat memberikan manfaat berulangkali.
3. Aktiva Tidak Berwujud, adalah jenis-jenis aktiva yang dimiliki perusahaan tapi tidak
terwujud benda namun mempunyai nilai bagi perusahaan yang dimilikinya.
Misalnya :merek dagang, hak paten, hak cipta.
4. Aktiva lain-lain, apabila terdapat aktiva yang dimiliki tetapi tidak dapat dimasukan
dalam kelompok aktiva tersebut diatas, maka aktiva ini dikelompokan dalam jenis
aktiva lain-lain.
Misalnya : tanah milik perusahaan tetapi tanah ini tidak dipergunakan/menganggur,
piutang yang pembayarannya lebih dari satu tahun.

HUTANG
1. Hutang Jangka Pendek, yaitu kewajiban yang harus dibayar dalam waktu kurang
satu tahun.
2. Hutang Jangka Panjang, yaitu kewajiban yang harus dibayar dalam waktu lebih dari
satu tahun.

Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan jumlah penghasilan yang
diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan suatu periode tertentu. Pada prinsipnya
laporan laba rugi disusun dengan urutan kelompok-kelompok sebagai berikut :
1. Penjualan bersih.
2. Harga pokok barang terjual.
3. Biaya operasi.
4. Penghasilan diluar operasi.
5. Biaya diluar operasi.
Secara sederhana laporan laba-rugi dapat dikemukakan sebagai berikut :

87
NAMA PERUSAHAAN
LAPORAN LABA-RUGI
PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 200..

Penjualan bersih ................................................................................. = Rp............


Harga pokok barang yang dijual/dibuat ........................................... = Rp............
(-)

Laba Kotor ........................................................................................... = Rp............


Biaya operasi ....................................................................................... = Rp............
(-)
Penghasilan diluar operasi................Rp............................
Biaya diluar operasi...........................Rp............................ ( - )

Penghasilan bersih diluar operasi ...................................................... = Rp............( + )

Laba bersih sebelum pajak ................................................................. = Rp.............


Pajak perusahaan (perkiraan)............................................................... = Rp.............
(-)
Laba bersih sesudah pajak ................................................................. = Rp.............
==============
Keterangan :

Penjualan kotor .................................................................................... = Rp..............


Dikurangi : - potongan penjualan Rp..................
- Retur penjualan Rp..................( + ) = Rp.............( - )

Penjualan bersih ..................................................................................... = Rp.............

Harga Pokok Barang Yang Dijual.


a. Perusahaan dagang.
Persediaan barang awal ................................................................... = Rp.............
Pembelian kontan/kredit .......................... = Rp...............
Ongkos pembelian .................................... = Rp............... ( + ) = Rp.............

88
Potongan pembelian ...................................... =Rp. ..............
Return pembelian ........................................... =Rp. .............. ( + ) = Rp. ............. ( + )
----------------------- --------------------

Jumlah yang dapat dijual ............................................................................. = Rp. .............. ( + )


Persediaan akhir ............................................................................................ = Rp. .............. ( - )
----------------------

Harga pokok yang dijual .............................................................................. = Rp. ................


=============

Biaya operasi
- Biaya umum/administrasi Rp. ...............
- Biaya penjualan Rp. ............... ( + )
-------------------------
Rp. ...............

b. Cara pembukuan :
Setelah mempersiapkan buku-buku tempat pencatatan kegiatan seperti contoh pada
halaman berikutnya, maka selanjutnya kegiatan ini dicatat dalam buku-buku tersebut.
Secara garis besar proses pembukuan itu dilakukan dalam tahap-tahap berikut :
Tahap I. Mengumpulkan bukti-bukti pembukuan, misalnya faktur pembelian/penjualan,
bon atau kwitansi.
Tahap II. Mengelompokan kegiatan-kegiatan berdasaekan bukti pembukuan serta
disesuaikan dengan fungsi buku tempat pencatatan yang telah disediakan
.
Misalnya Kelompok Kas.
Semua kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan/pengeluaran
uang kas harus dalam kelompok kas yang untuk selanjutnya kegiatan ini dicatat
dalam buku kas.
Yang termasuk ke dalam kelompok kas ini antara lain adalah :
1. Pembelian/penjualan tunai.
2. Pembayaran hutang.
3. Penerimaan piutang.
4. Pembayaran upah.
89
Tahap III. Pelaksanaan pencatatan kegiatan-kegiatan kedalam buku tempat
pencatatan yang sudah disediakan sesuai dengan pengelompokkannya.
Dalam pencatatan ini harus benar-benar dipahami kedalam buku apa
suatu kegiatan harus dicatat, karena kemungkinan suatu kegiatan harus
dicatat kedalam beberapa buku yang ada hubungannya dengan kegiatan
tersebut.

Contoh Praktek Pembukuan


Marjuki pada tanggal 1 Mei 2004 memulai usahanya yang diberi nama “Perusahaan
Bahan Bangunan Juki”. Untuk mencatat kegiatan yang terjadi, perusahaan ini
menggunakan bukti-bukti sebagai berikut : Buku Kas, Buku Persediaan, Buku
Piutang, Buku Hutang, Buku Aktiva Teatp, Neraca dan Laporan Rugi-Laba.
Kegiatan selama bulan Mei 2004 adalah :
1 Mei 2004 : Marjuki menginvestasikan kedalam perusahaan berupa tanah seharga
Rp. 1.700.000,- bangunan Rp. 800.000,- uang tunai sebesar Rp.
500.000,- meja dan kursi seharga Rp. 25.000,- membeli kontan
1.000 buah Batako @ Rp. 125,- = Rp. 125.000,- membayar ongkos
pembelian batako Rp. 1.250,- membeli perlengkapan administrasi
Rp. 5.000,- tunai.
2 Mei 2004 : Membeli kredit 25 m3 pasir @ Rp. 4.000,- = Rp. 100.000,- dari
Asep. Membayar upah membongkar pasir Rp. 2.250.- membeli kontan 2
cangkul dan 2 buah sekop masing-masing @ Rp. 3.000,- = Rp. 6.000
dan Rp. 2000,- = Rp. 4.000,-
4 Mei 2004 : Membeli kontan dua buah gerobak @ Rp. 15.000,- = Rp. 30.000,-
Menjual kontan 600 bh batako @ Rp. 150,- = Rp. 90.000,- dan 5
m3 pasir @ Rp. 15.000,- = Rp. 75.00,-
Membayar onkos penjual Rp. 1.500,-
5 Mei 2004 : Menjual kredit 8 m3 pasir @ Rp. 5.500,- = Rp. 44.000,- dan 200 bh
batako @ Rp. 160,- Rp. 32.000,-

90
Cara pembukuanya :
PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN JUKI
BUKU KAS
BULAN MEI 2004

91
Bertambah
Rp.
Nomor
Tanggal Keterangan Berkurang Saldo
Bukti
Rp. Rp.

1 3 4
2 5 6

Mei 1 - Uang Pendirian 500.000 - 500.000


Mei 1 - Pembelian Batako - 125.000 375.000
Mei 1 - Ongkos Pembelian Batako - 1.250 373.000
Mei 1 - Perlengkapan Administrasi - 5.000 368.000
Mei 2 - Upah Pembongkaran Pasir - 2.250 366.000
Mei 2 - Pembelian Cangkul & Sekop - 10.000 356.000
Mei 4 - Pembelian Gerobak - 30.000 326.000
Mei 4 - Penjualan Batako 90.000 - 416.000
Mei 4 - Penjualan Pasir 75.000 - 491.000
Mei 4 - Ongkos Penj. Batako & Pasir - 1.500 490.000
Mei 5 - Pembelian Semen - 62.500 427.000
Mei 5 - Ongkos Pemb. Semen - 1.500 426.000
Mei 5 -- Ongkos Penj. Pasir - 500 425.000
Mei 8 - KMKP dari BNI 46 1.000.000 - 1.425.000
Mei 8 - Pembelian Bata Merah - 180.000 1.245.000
Mei 8 - Angsuran dari Sutomo 55.000 - 1.300.000
Mei 8 - Ongkos Penj. Bta Merah - 500 1.300.000
Mei 12 - Angsuran kepada Asep - 75.000 1.225.000
Mei 12 - Menyimpan di Bank - 750.000 475.000
(Jangka Pendek)
Mei 16 - Ongkos Penj. Bata Merah - 500 474.500
Mei 16 - Angsuran kepada Ismail - 25.000 449.000
Mei 16 - Angsuran dari A 25.000 - 474.000
Mei 21 - Ongkos Pembelian Pasir - 1.500 437.500
Mei 21 - Penjualan Bata Merah 90.000 - 563.000
Mei 21 - Angsuran dari H.Tono 100.000 - 663.000
Mei 25 - Ongkos Penj. Psir dan Bata - 1.500 661.000
Merah
Mei 25 - Penjualan Semen 30.000 - 691.500
Mei 25 - Ongkos Penjualan Semen - 500 691.000
Mei 28 - Angsuran kepada Ismail - 60.000 631.000
Mei 28 - Ongkos Penjualan Semen dan - 500 630.500
Pasir
Mei 31 - Angsuran kepada A - 25.000 605.500
Mei 31 - Gaji Marjuki dan Pegawai - 35.000 570.000
92
41.500 - 612.000
PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN JUKI
BUKU PIUTANG
BULAN MEI 2004
Nomor Bertambah Berkurang Saldo
Tanggal Keterangan
Bukti Rp, Rp. Rp.
1 2 3 4 5 6
Mei 5 - Penjualan Pasir Dan Batako 76.000 - 76.000
Mei 8 - Kepada Sutomo - 55.000 21.000
Mei 8 - Penjualan Bata Merah kepada 150.000 - 171.000
H.Sutomo
Mei 12 - Penjualan Bata Merah Kepada A. 40.000 - 211.000
Dinda
Mei 16 - Angsuran dari A. Dinda - 25.000 186.000
Mei 21 - Penjualan Pasir Kepada Kantor 65.000 - 257.000
Mei 21 - Angsuran dari H. Tono - 100.000 152.000
Mei 28 - Penjualan Semen dan Pasir 52.500 - 204.000
Kepada a. Dinda
Mei 31 - Angsuran dari Yanto - 41.500 163.000

384.000 163.000

PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN JUKI


BUKU HUTANG
BULAN MEI 2004

Nomor Bertambah Berkurang Saldo


Tanggal Keterangan
Bukti Rp. Rp. Rp.
1 2 3 4 5 6
Mei 2 - Pembelian Pasir dari Asep 100.000 - 100.000
Mei 12 - Angsuran Kepada Asep - 75.000 25.000
Mei 5 - Pembelian Bata Merah dari 90.000 - 115.000
Ismail
Mei 16 - Angsuran kepada Ismail - 25.000 90.000

Mei 16 - Pembelian Pasir dari K. Kanda - - 180.000


Mei 25 - Angsuran kapada Ismail - 60.000 120.000

93
Mei 28 - Ansuran dari Yanto - 25.000 95.000
280.000 184.000

PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN JUKI


BUKU PERSEDIAAN BATAKO
BULAN MEI 2004

Nomor Bertambah Berkurang Saldo


Tanggal Keterangan
Bukti Rp. Rp.
1 2 3 4 5 6
Mei 1 - Pembelian Kontan 1.000 buah - 1.000 buah

Mei 2 - Penjualan Kontan - 600 buah 400 buah

Mei 3 - Pembelian Kredit - 200 buah 200 buah


1.000 buah 800 buah

PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN BANGUNAN JUKI


BUKU PERSEDIAAN PASIR
BULAN MEI 2004

Nomor Berkurang
Tanggal Keterangan Bertambah Saldo
Bukti
1 2 3 4 5 6
Mei 2 - Pembelian Kredit dari Asep 25 M3 - 25 M3

Mei 4 - Penjualan Kontan Kepada Asep - 15 M3 10 M3

Mei 5 - Penjualan Kredit - 8 M3 2 M3

Mei 16 - Pembelian Kredit dan K. Kanda 20 M3 - 22 M3

Mei 16 - Penjualan kepada Yanto - 12 M3 10 M3

Mei 28 - Penjualan kepada A. Dinda - 5 M3 5 M3


45 M3 40 M3

PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN JUKI


94
BUKU PERSEDIAAN SEMEN
BULAN MEI 2004

Nmor Berkurang Saldo


Tanggal Keterangan Bertambah
Bukti Rp. Rp.
1 2 3 4 5 6
- Pembelian Kontan Asep 25 Zak - 25 Zak

- Penjualan Kontan - 10 Zak 15 Zak

- Pembelian Kredit - 10 Zak 5 Zak


15 Zak 20 Zak

PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN JUKI


BUKU PERSEDIAAN BATA MERAH
BULAN MEI 2004

Tanggal Nomor Keterangan Bertambah Berkurang Saldo Rp.


Bukti
1 2 3 4 5 6

- Pembelian dari Ismai 5.000 buah - 5.000 buah

- Pembelian kontan Asep 10.000 buah 15.000 buah

- Penjualan kepada H.Tono - 7.500 buah 7.500 buah

- Penjualan kepada Avinda - 2.000 buah 5.500 buah

- Penjualan kontan - 4.500 buah 1.000 buah

150.000 buah 14.000 buah

PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN JUKI

95
BUKU AKTIVA TETAP
BULAN MEI 2004
NOMOR JENIS AKTIVA TETAP TGL. PEMBELIAN HARGA MEMBEL
1 2 3 4
1 Tanah 1 Mei 2004 Rp. 1.700.000.-
2 Bangunan 1 Mei 2004 Rp. 800.000.-
3 Inventaris (meja, kursi) 1 Mei 2004 Rp. 25.000.-
4 Peralatan :
2 buah cangkul 2 Mei 2004 Rp. 6.000.-
2 buah sekop 4 Mei 2004 Rp. 4.000.-
2 buah gerobak 4 Mei 2004 Rp. 30.000.-

Rp. 2.565.000.-

Contoh :
Berdasarkan catatan dalam perusahaan bahan bangunan Juki pada halaman
sebelumnya, maka pada tanggal 31 Mei 2004 dapat disusun Neraca dan Laporan
Laba-Rugi sebagai berikut :

Neraca :
Sebelah Aktiva.
1. Saldo Kas.
Pemeriksaan Buku Kas kalau Saldo, lihat saldo terakhir yaitu Rp. 612.000,-
2. Saldo simpanan di Bank
Saldo buku kas pada kolom pengeluaran, saldo simpanan di Bank jangka pendek
per 31
Mei 2004 sebesar Rp. 75.000,- akibat transaksi tanggal 12 Mei 2004.
3. Saldo Piutang
Periksa buku buku piutang kolom saldo, lihat saldo yaitu sebesar Rp. 163.000,-
4. Perincian Barang
a. Batako

96
Periksa Buku Persediaan, lihat sisa terakhir yaitu sebanyak 200 buah, lihat
keterangan
per 31 Maret 2004 adalah 200 x Rp. 125,- = Rp. 25.000,-
b. Pasir
Periksa buku persediaan pasir, lihat persediaan akhir yaitu 5 m3 keterangan
per 31 Maret 2004, bahwa harga pembelian @ Rp. 4.500,-, jadi nilai
persediaan pada per 31 Maret 2004 adalah 5 m3 x Rp. 4.500,- = Rp. 22.500,-
c. Semen
Lihat keterangan per 31 Maret 2004 dan periksa buku persediaan semen. Sisa
persediaan semen sebanyak 5 Zak Semae dan harga pembelian @ Rp. 2.500,-.
Jadi nilai persediaan semen per 31 Maret adalah, 5 Zak Semen x Rp. 2.500,- =
Rp. 12.500,-
d. Bata Merah
Periksa buku persediaan Bata Merah lihat persediaan akhir yaitu 100 buah dan
keterangan per 31 Maret 2004 adalah @ Rp. 18,-. Jadi nilai persediaan bata
merah per 31 Maret 2004 adalah 1.000 buah @ Rp. 18,- = Rp. 18.000,-
Sehinngga nilai persediaan barang per 31 Maret 2004 adalah :
- Batako = Rp. 25.000,-
- Pasir = Rp. 22.500,-
- Semen = Rp. 12.500,-
- Batako = Rp. 18.000,-
= Rp. 78.000,-

5. Persediaan Perlengkapan Administrasi


Lihat keterangan per 31 Mei 2004 bahwa persediaan perlengkapan Administrasi
sebesar Rp. 1.500,-

6. Inventaris
Periksa Buku Aktiva Tetap dan keterngan per 31 Mei 2004.
Hitung nilai Inventaris per 31 Mei 2004 dengan cara sebagai berikut :
Harga pembelian = Rp. 25.000,-
Penyusutan bulan Mei 2004 adalah

97
25% x x Rp. 25.000,- : 12...............(pembulatan) = Rp. 500,-
= Rp. 24.500,-

7. Peralatan
Periksa buku Aktiva Tetap dan keterangan per 31 Mei 2004, hitung nilai per
31 Mei 2004 dengan cara sebagai berikut ..................................... Rp. 40.000,-
Penyusutan bulan Mei 1983 adalah
25% x Rp. 40.000,- : 12 ............................(pembulatan) Rp. 800,-
Rp. 39.200,-

8. Bangunan
Periksa buku Aktiva Tetap dan keterangan per 31 Mei 2004
Hitung nilai per 31 Mei 2004 dengan cara sebagai berikut :
Jumlah harga pembelian ............................................................. Rp. 800.000,-
Penyusutan bulan Mei 2004 adalah :
6% x Rp. 800.000,- : 12 ..............................(pembulatan) Rp. 6.700,-

9. Tanah
Berhubung tanah ini hanya dipakai sebagai tempat, maka tidak boleh
disusutkan. Sehingga nilai tanah per 31 Mei 2004 tetap sebesar harga
pembelian yaitu Rp. 1.700.000,- Sebelah Pasiva

10. Hutang
Saldo hutang jangka pendek
Periksa kolom saldo, lihat saldo terakhir yaitu Rp. 95.000,-

11. Saldo utang jangka panjang.


Periksa buku kas pada kolom bertambah, Saldo hutang kepada BNI 1946
sebesar Rp. 1.000.000,- akibat transaksi tanggal 8 Mei 2004.

12. Hutang per 31 Mei 2004 dengan cara sebagai berikut :

98
Jumlah harta Rp. 4.161.500,-
Jumlah hutang Rp. 1.095.000,-
Modal Marjuki per 31 Mei 2004 Rp. 3.006.500,-

PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN JUKI


NERACA PER 31 MEI 2004

Aktiva Pasiva
Jumlah Jumlah
No Keterangan No Keterangan
Rp Rp
1 2 3 4 5 6

Aktiva Lancar

Kas 612.000,- 10 Hutang jangka pendek 95.000,-


Bank 750.000,- 11 Hutang jangka 1.000.000,-
Persediaan Barang 163.000,- Panjang
Perlengkapan administrasi 1500,- 12 MODAL

AKTIVA TETAP Modal Marjuki 3.066.500,-

Inventaris
Peralatan
Bangunan
Tanah
4.161.500,- 4.161.500,-

Laporan Laba - Rugi


Sebelum menyusun laba rugi sesuai dengan bagan yang telah dikemukakan pada
halaman sebelumnya, maka perlu diadakan perhitungan sebagai berikut :
1. Penjualan Bersih.
a. Penjualan kontan : Periksa buku kas kolom bertambah lihat
Kegiatan-kegiatan :
Tanggal 4 Mei : Penjualan Batako Rp. 90.000,-
: Penjualan Pasir Rp. 75.000,-
99
Tanggal 21 Mei : Penjualan Bata Merah Rp. 90.000,-
Tanggal 25 Mei : Penjualan Semen Rp. 30.000,-
Jumlah penjualan kontan Rp. 285.000,-
b. Penjualan kredit, periksa buku piutang kolom bertambah.
Jumlah penjualan kredit Rp. 384.500,-

2. Harga Pokok barang yang dijual.


a. Persediaan awal (tidak ada)
b. Pembelian barang secara kontan, periksa buku kas kolom berkurang,
lihat kegiatan-kegiatan:
Tanggal 1 Mei : Pembelian batako Rp. 125.000,-
Tanggal 5 Mei : Pembelian Semen Rp. 62.500,-
Tanggal 8 Mei : Pembelian Bata Merah Rp. 180.000,-
Rp. 367.500,-
c. Pembelian barang secara kredit, periksa buku hutang kolom bertambah. Jumlah
pembelian kredit Rp. 280.000,-
d. Ongkos pembelian, periksa buku kas kolom berkurang, lihat kegiatan :
Tanggal 1 Mei : Ongkos Pembelian batako Rp. 1.250,-
Tanggal 5 Mei : Ongkos Pembelian Pasir Rp. 2.250,-
Tanggal 8 Mei : Ongkos Pembelian Semen Rp. 1.500,-
Tanggal 16 Mei : Ongkos Pembelian Pasir Rp. 1.500,-
Jumlah ongkis pembelian ................... Rp. 6.500,-
e. Persediaan barang per 31 Mei, periksa buku-buku pesediaan.
Lihat persediaan akhir pada kolom dan keterangan per 31 Mei 2004 :
Batako 200 buah @ Rp. 125,- Rp. 25.000,-
Pasir 5 m3 @ Rp. 4.500,- Rp. 22.500,-
Semen 5 Zak @ Rp. 2.500,- Rp. 12.500,-
Bata Merah 1.000 Bh @ Rp. 15,- Rp. 18.000
Jumlah persediaan per 31 Mei Rp. 78.000,-
==========
3. Biaya Operasi
a. Biaya umum dan Administrasi .

100
Perlengkapan Administrasi Rp. 5.000 - Rp. 1.500,- = Rp. 3.500,-
Gaji Marjuki dan Pegawai = Rp. 35.000,-
Penghapusan aktiva/penyusutan Rp. 8.000,-
Jumlah biaya Umum dan Administrasi Rp. 45.000,-
=========
b. Biaya Penjualan :
Tanggal 4 Mei : Ongkos penjualan batako dan pasir Rp. 1.500,-
Tanggal 5 Mei : Ongkos penjualan pasir Rp. 500,-
Tanggal 8 Mei : Ongkos penjualan bata merah Rp. 500,-
Tanggal 12 Mei : Ongkos penjualan bata merah Rp. 500,-
Tanggal 21 Mei : Ongkos penjualan bata merah dan pasir Rp. 1.500,-
Tanggal 25 Mei : Ongkos penjualan semen Rp. 500,-
Tanggal 28 Mei : Ongkos penjualan Semen dan pasir Rp. 500,-
Jumlah biaya penjualan Rp. 5.500,-

Penghasilan non operasi (tidak ada)


Biaya non operasi (tidak ada)

Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, maka laporan laba rugi perusahaan bangunan
Juki disusun pada tanggal 31 Mei 2004 akan nampak sebagai berikut :

PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN JUKI


LAPORAN LABA RUGI
PERIODE 1 MEI S/D 31 MEI 2004

Penjualan kontan Rp. 285.000,-


Penjualan kredit Rp. 385.000,-
Penjualan bersih Rp. 669.500,-

Harga pokok barang yang dijual :


Pembelian kontan Rp. 367.500,-
Pembelian kredit Rp. 280.000,-

101
Ongkos pembelian Rp. 6.500,-
Jumlah barang yang dapat dijual Rp. 654.500,-
Persediaan per 31 Mei Rp. 78.000,-
Harga pokok barang yang dijual Rp. 576.000,-
Laba kotor Rp. 93.500,-
Biaya operasi Rp. 52.000,-
Laba bersih sebelum pajak Rp. 41.500,-
============

Evaluasi kondisi usaha


Likuiditas : adalah suatu penelitian terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutang jangka pendek tepat pada waktunya dengan menggunakan seluruh
aktiva lancar yang dimiliki.
Apabila suatu perusahaan mempunyai Likuiditas sebesar 200 % atau 2 : 1 maka
dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas perusahaan tersebut tergolong baik tetapi hal
ini sebenarnya tergantung dari jenis usaha yang bersangkutan. Tingkat Likuiditas suatu
perusahaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

Jumlah Aktiva Lancar x 100 %


Likuiditas = Jumlah Hutang Lancar

Acid Test Ratio : Adalah suatu penilaian terhadap kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang-hutang jangka pendek tepat pada waktunya,
tetapi hanya menggunakan unsur-unsur aktiva lancar yang berupa
uang atau segera dapat digunakan. Sehingga penilaian ini benar-
benar menunjukan inti Likuiditas perusahaan. Oleh karena itu
biasanya dalam unsur aktiva lancar tersebut tidak termasuk
persediaan barang dagangan.Untuk menghitung Acid Test Ratio ini
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Acid Test Ratio =
Kas + bank + Piutang + Efek (kalau ada)
--------------------------------------------------------- 100%

102
Jumlah Hutang Lancar.

Oleh karena itu Acid Test Ratio ini merupakan inti dari pada
Likuiditas perusahaan, maka umumnya dengan tingkat Acid Test
Ratio sebesar 100% atau 1 : 1 biasanya sudah dianggap baik.

Solvabilitas : Adalah suatu penilaian terhadap kemampuan perusahaan untuk


membayar seluruh hutangnya (hutang jangka pendek dan panjang)
dengan menggunakan seluruh aktiva. Sebagai ukuran baik atau
tidaknya tingkat solvabilitas suatuperusahaan biasanya dengan
Solvabilitas 100% atau 1 : 1 sudah dianggap baik. Untuk menghitung
Solvabilitas ini dihitung dengan cara sebagai berikut :

Jumlah Aktiva
Solvabilitas = --------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah Hutang

Pentabilitas : Adalah suatu penilaian terhadap kemampuan perusahaan untuk


memperoleh keuntungan berdasarkan modal yang dimiliki. Tingkat
Rentabilitas umumnya tidak mempunyai ukuran tertentu untuk menilai
apakah perusahaan berhasil atau tidak. Untuk menghitung tingkat
Rentabilitas ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Laba Usaha
Rentabilitas = -------------------------------- x 100%
Modal Usaha

Tingkat Perputaran Aktiva Lancar : Faktor ini dipakai untuk menilai/ mengukur
efektivitas penggunaan atau pemanfaatan atau perputaran suatu aktiva, terutama
persediaan barang dagangan dan piutang. Sehingga melalui penilaian ini dapat
diketahui lamanya suatu aktiva dapat berubah menjadi uang. Tingkat perputaran aktiva

103
lancar ini juga mempunyai ukuran secara pasti untuk menentukan baik tidaknya faktor
ini bagi suatu perusahaan seyogyanya makin cepat berarti makin baik. Data yang
diperoleh untuk mengadakan penilaian terhadap faktor sebagai pedoman untuk
penilaian, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Perputaran persediaan barang.
Perputaran persediaan barang = harga pokok barang yang dijual : Nilai
persediaan rata-rata.
2. Jangka waktu rata-rata penagihan piutang.
Jangka waktu rata-rata penagihan piutang
= ( saldo piutang akhir x lama )
periode pembukuan : penjualan bersih.

Contoh :
Berdasarkan Neraca dan Laporan Laba-Rugi perusahaan bangunan Juki per 1 Mei
2004 dapat diketahui kondisi usahanya dengan mengadakan penilaian terhadap faktor-
faktor tersebut faktor0faktor tersebut diatas.

1. Likuiditas
Jumlah aktiva lancar yang dan laporan yang terdapat dalam Nerca = Rp. 1.604.500,-
sedang jumlah hutang (hutang jangka pendek) = Rp. 95.000,-, jadi tingkat

Likuiditasnya adalah = Rp. 1.604.500,- x 100%


Rp. 95.000,-
Dari perhitungan ini berarti tingkat Likuiditas perusahaan ini cukup baik karena ternyata
tingkat Likuiditas yang dimiliki ( 1, 689 % ) lebih tinggi dari 200% atau 2 : 1.

2. Acid Test Ratio.


Menurut neraca tersebut diatas saldo uang Kas = Rp. 612.000,-, saldo simpanan bank
Rp.750.000,- dan saldo piutang Rp. 186.000,-, sedang utang lancar (hutang jangka
pendek) Rp. 45.000,-
Jadi Acid Test Ratio dari perusahaan ini adalah

104
= Rp. 612.000 + Rp. 163.000,- X 100 % = 1, 60 %
Rp. 45.000,-
Dengan melihat pedoman Acid Test Ratio perusahaan ini dianggap baik.

3. Solvabilitas.
Jumlah aktiva yang terdapat dalam neraca = Rp. 4.161.500,- ( Rp. 1.604.500,- + Rp.
2.557.000,-), sedangkan jumlah hutang = Rp. 1.095.500,- (Rp. 95.000,- + Rp.
1.000.000,-), jadi tingkat Solvabilitas perusahaan ini adalah :
Rp. 4.161.500,- X 100 % = 380 %
Rp. 1.095.000,-
Dengan keadaan solvabilitas tersebut diatas berarti perusahaan ini mempunyai
kemampuan untuk membayar hutangnya, karena tingkat solvabilitas (380 %) lebih
besar dari pada pedoman 100 % atau 1 : 1.
4. Rentabilitas.
Menurut laporan laba - rugi perusahaan ini memperoleh keuntungan sebelum pajak
sebesar Rp. 45.000,-, sedangkan jumlah modal usaha adalah Rp. 4.161.500,-
sehingga tingkat rentabilitas selama bulan mei 2004 adalah.
Rp. 41.500,- X 100 % = 100 %
Rp. 4.161.500,-
Ini berarti perusahaan mempunyai kemampuan untuk memperoleh keuntungan.

5. Tingkat Perputaran Aktiva Lancar.


a. Perputaran Persediaan Barang.
Menurut laporan Laba - Rugi harga pokok barang yang dijual adalah Rp.
576.000,- persediaan barang 1 Mei tidak ada.
Persediaan 30 Mei Rp. 73.000,-, jadi tingkat perputaran persediaan barang
adalah : Rp. 576.000. : (0 + Rp. 78.000.) : 2 = 3,69 kali atau 30 hari : 3,69 =
8,1 hari. Dengan melihat perhitungan tersebut diatas berarti tingkat perputaran
persediaan barang perusahaan ini adalah 3,69 kali dalam sebulan atau selama 8,1
hari.
b. Jangka Waktu rata-rata penagihan hutang.

105
Saldo piutang akhir menurut neraca adalah, Rp. 163.000., sedang penjualan bersih
adalah Rp. 669.500., jadi jangka waktu rata-rata penagihan (163 X 30) : 669.500.
= 7,3 hari.

6. Cara Peningkatan Kondisi Usaha.


Setiap pemilik/pimpinan berkeinginan agar perusahaan dapat menciptakan ketenagaan
semaksimal mungkin, dapat berkembang serta terjamin kelangsungan hidupnya.
Tetapi pada kenyataannya tidak jarang malah sebaliknya atau tidak mengetahui
bagaimana kondisi perusahaannya sekarang.
Seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa untuk memperoleh
gambaran tentang kondisi suatu perusahaan dapat diketahui dengan mengadakan
analisa faktor likuiditas, Acid Test Ratio, Solvabilitas, Rentabilitas dan tingkat
perputaran aktiva lancar.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan serta dengan berpedoman pada
ketentuan-ketentuan cara penilaian yang telah ditetapkan, sehingga dapat diketahui
dan diperoleh gambaran tentang kondisi usaha dari suatu perusahaan.
Terlepas dari pada apakah kondisi perusahaan itu sekarang baik atau tidak, pada
umumnya pemilik/pimpinan perusahaan berusaha untuk meningkatkan kemampuan
perusahaan dalam berbagai segi melalui faktor-faktor seperti tersebut diatas. Pada
prinsipnya untuk meningkatkan kondisi usaha, harus memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut :
a. Faktor Dalam.
 Memperkecil biaya tidak tetap.
 Memperkecil biaya tetap.
 Memperkecil modala Investasi.
b. Faktor Luar.
 Meningkatkan jumlah produk yang dijual.
 Meningkatkan harga penjualan.
 Memperkecil modala Investasi.

Usaha Peningkatan Kondisi Usaha tersebut adalah :


1. Faktor Dalam.

106
Salah satu yang dapat dilakukan untuk peningkatan kondisi usaha melalui faktor ini
adalah dengan perbaikan cara kerja. Hal ini dapat dilakukan apabila tenaga kerja
trampilnya cukup.
Sikap dan loyalitasnya baik, serta suasana yang diperlukan dapat tersedia secara
efektif dan efisien.
2. Faktor Luar.
Usaha peningkatan kondisi usaha melalui faktor ini berarti harus meningkatkan
kegiatan pemasaran antara lain melalui promosi, serta berusaha agar barang yang
dibuat/dijual tersebut selalu memenuhi selera dan kepuasan konsumen.

UNIT VI
STUDY KELAYAKAN USAHA

Tujuan pembelajaran
Peserta mampu dan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan Studi Kelayakan Usaha.
2. Menilai kondisi usaha yang ditekuninya.
3. Menilai kondisi usaha yang ditekuninya.
4. Menilai seluruh aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha; seperti : aspek manajemen
dan organisasi, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan, aspek
legalitas, aspek sosial ekonomi.
5. Menyusun laporan Studi Kelayakan Usaha.
6. Mengerti dan memahami persyaratan dan prosedur kredit perbankan atau
sumber-sumber keuangan lainnya.

Pengantar
pengertian Studi Kelayakan Usaha sering diungkapkan secara berbeda antara
seseorang penulis dengan penulis yang lain, namun demikian pada prinsipnya
pengertian tersebut adalah sama. Pengertian Studi Kelayakan Usaha menurut :

107
1. Drs. Soetrisno PH
Studi Kelayakan Usaha dalam suatu atau telaah agar suatu usaha yang
dilakukan dapat berkembang dan atau sesuatu yang didirikan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
2. Nunung Kusnada dan Dedi Budiman Hakim
Studi Kelayakan Usaha merupakan suatu pengkajian secara sistimatik suatu
gagasan atau rencana usaha, baik usaha baru maupun pengembangan usaha
yang sudah ada, dan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan
usaha tersebut.
3. Drs. Saud Husnan MBA dan Drs. Suarsono MA
Studi Kelayakan Proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(bisanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
4. Drs. Ec. Alex S. Nitisemito dan Drs. M Umar Burhan MS
Studi Kelayakan pada hakekatnya adalah suatu metode penjajahan dari suatu
gagasan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha
tersebut dilaksanakan.
Dari pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan
usaha adalah suatu penelitian yang mempelajari apakah suatu rencana usaha
atau rencana investasi layak atau tidak layak untuk dilaksanakan.

Ruang Lingkup
1. Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha yang akan dibahas meliputi :
a. Aspek Manajemen dan Organisasi
Dalam suatu kegiatan usaha akan merupakan perangkat organisasi mulai
dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Untuk itu perlu
diketahui bentuk pengelolaan usaha yang dipilih. Siapa yang menjadi
pengeloaan usaha, siapa yang mengerjakan sehingga kejelasan batas-
batas wewenang dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam
pengeloalaan usaha. Sedangkan aspek manajemen juga mengkaji tenaga
manajemen yang diperlukan berapa jumlahnya suatu usaha dituntut suatu
kualifikasi tenaga yang tertentu serta ditunjang oleh sistem administrasi
perusahaan yang baik.

108
b. Aspek pemasaran
Dalam analisis aspek pasar maka yang pertama kali diperhatikan adalah
produk apa yang diminta beberapa yang mampu diserap pasar.
Memperhatikan faktor tersebut diatas maka yang pertama kali
diperhatikan :
 Bagaimana perkembangan jumlah permintaan dan penawaran
produk yang akan dihasilkan, serta bagaimana penerapan harga.
 Bagaimana perkembangan harga produk selama ini, didalam hal
ini perlu kejelasan harga yang dimaksud ditingkatkan mana dan
pada kualitas produk apa.
 Siapa produsen utama produk (competitor) hal ini supaya dapat
menggambarkan sebagian pasar yang potensial yang tersedia.
 Bagaimana jalur pemasaran (saluran distribusi) dari produk yang
akan dihasilkan sehingga dapat diketahui peluang-peluang untuk
memperbaiki jalur-jalur pemasaran yang kurang efisien.
 Bagaimana mengestimasi pemasaran dimasa yang akan datang
baik proyeksi jumlah permintaan dan penawaran produk yang
akan dihasilkan, proyeksi jumlah produk yang akan dipasarkan
serta kebijaksanaan pemasaran produk.
c. Aspek Teknis
Analisa aspek teknis sangat ditentukan oleh spesifikasi usaha misalnya
kegiatan menghasilkan barang atau memproses bahan baku menjadi
bahan jadi. Aspek yang perlu ditentukan didalam hal ini antara lain
membahas bagaimana kemudahan dalam memperoleh bahan baku. Dan
sarana penunjang lainnya, lokasi usaha dan sumber-sumber
energi/sumber daya alam. Dalam aspek teknis ini juga perlu dibahas
mengenai, proses produksi,, teknologi dan peralatan yang digunakan,
gedung dan tata letak. Berkenan dengan kegiatan usaha pada
perdagangan aspek teknis yang perlu dibahas atara lain : penentuan
lokasi, rincihan kebutuhan barang dari pemasok cara pembayaran,
pengelompokkan barang lain-lainnya.
d. Aspek keuangan
109
Didalam menganalisis aspek finansial sangat diperlukan analisis aspek
teknis. Didalam modul ini akan dibahas tentang dana yang diperlukan,
sumber dana perhitungan rugi laba. Titik impas (brek even point), cash
flow, payback period, ROI (return on investment) and NOV (net present
value).
e. Aspek legalitas
Aspek ini berkaitan dengan kelayakan usaha dari sisi hokum, seperti
bentuk badan usaha apakah perorangan, CV, PT, Koperasi. Dalam
analisis aspek legalitas juga diperhatikan tentang surat izin usaha, akte
pendirian, izin bangunan (HO)/SITU, TDP, NPWP, rekomendasi dan
dokumen pemilik bangunan, serta status legalitas dari yang menjadi
rekanan usaha (pemasok) hak cipta dan lain-lainnya.
f. Aspek Sosial Ekonomi
Dalam analisis aspek sosial ekonomi akan dibahas tentang sejauh mana
kontribusi/dampak adanya usaha baru atau perkembangan usaha bagi
pembangunan ekonomi dan sosial. Disamping itu juga dengan adanya
proyek/usaha ini sejauh mana kemitraan yang diciptakan baik sesama
penguasa, maupun pemerintahan dan yang penting pula adalah dengan
keberadaan proyek ini dapat ditelusuri sejauh mana dampaknya terhadap
lingkungan, usaha dan sejauh mana pula proyek ini dapat menyerap
kesempatan kerja yang lebih luas.
g. Perbankan/Modal Ventura
Dalam modul ini dijelaskan tentang prosedur dan persyaratan yang harus
dipenuhi dalam rangka mengajukan permohonan Kredit Kelayakan Usaha
dan Permohonan Bantuan Ventura.

2. Manfaat Study Kelayakan Usaha


 Membantu para pengusaha, manajer, para pemilik modal dan
pemerintah didalam menentukan apakah suatu usaha untuk dijalankan
atau tidak.
 Sebagai pedoman Standar kerja, dan pengawasan setelah usaha
berjalan.
110
 Bagi pemberi kredit/Bank untuk menentukan perlu tidaknya kredit
diberikan atau sebagai sarana penentu besar atau kecilnya kredit
yang diberikan.
 Bagi penanam modal sebagai sarana dalam mengambil keputusan,
apakah yang menanamkan modal atau tidak dalam perusahaan,
sehingga penanaman modal ada jaminan keselamatan modal yang
ada ditanamkan.
 Kesempatan mengembangkan ide, pemikiran dan kretifitas yang
dituangkan melalui suatu rencana yang sistematis.
 Memberi gambaran tentang beberapa alternative rencana usaha
secara nasional.

A. STUDY KELAYAKAN USAHA


1. Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha
a. Aspek Manajemen dan Organisasi
1) Kemampuan Manajemen
Manajer dalah orang-orang yang dipercayakan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen pada semua tingkatan
organisasi. Manajer diibaratkan sebagai jiwa atau nurani
manusia pada sebuah organisasi. Untuk keberhasilan
mengelola suatu proyek diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Nama Perusahaan : ………………………………..
2. Alamat Perusahaan : ………………………………..
3. Nama Pemilik : ………………………………..
4. Manajer : ………………………………..
5. Tempat/Tgl. Lahir : …………………………………
6. Pendidikan
- Dalam Negeri :
- Luar Negeri :
7. Pengalaman Kerja :
8. Hubungan dengan perusahaan lain :
9. Jadwal Kegiatan Proyek :
111
2) Struktur Organisasi
Untuk mencapai hasil maksimal dari suatu perusahaan perlu
dibuat struktur organisasi. Tujuannya adalah suatu pembagian
tugas yang lebih terperinci, sehingga tujuan perusahaan
tercapai.

Contoh Struktur Organisasi :


Diskripsi Jabatan
Untuk keberhasilan suatu proyek maka setiap individu didalam organisasi
mengerti dan mengetahui tentang tugas dan tanggung jawabnya. Untuk
ini diperlukan suatu diskripsi jabatan,dimana akan terlihat tugas dan
klasifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
Diskripsi Jabatan
Nama Jabatan :
Bertanggung Jawab :
Kepada :
Bagian/Seksi :
Fungsi Jabatan :
Uraian Tugas :
1. ……………………………………………………..

2. ……………………………………………………..

3. ……………………………………………………..

4. ……………………………………………………..

5. dst.

112
3) Sistem Administrasi Perusahaan
Dalam membuat studi kelayakan yang sering dilupakan adalah dukungan
administrasi perusahaan, meskipun dalam studi kelayakan usaha tersebut
evaluasi terhadap aspek pemasaran, keuangan, tehnis dan lain-lain,
tetapi tidak didukung oleh sistem administrasi perusahaan yang baik
ternyata akan mengalami kegagalan.

Dengan demikian system administrasi perusahaan memegang peran


penting dalam rangka mendukung semua kegiatan yang diarahkan
terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Pemilikan
No Aspek Uraian
Ada Tidak
1. Pedoman Surat Menyurat 1. Pedoman alur surat
menyurat
2. Agenda masuk
3. Agenda keluar
4. File/arsip
2. Peralatan Kantor
1. Meja/kursi
2. Almari kantor
3. Almari arsip
4. Mesin ketik
5. Mesin computer
6. Brankas
3. Tata Letak/Ruang Kantor
1. Gambar Ruang kantor
2. Tata letak ruang kantor

4. Pedoman pengadaan barang


1. Pedoman pengadaan barang

113
2. Pedoman penerimaan
barang
3. Tim pengadaan barang
4. Sistem pergudangan barang
5. Administrasi barang
5. Pengamanan Kantor

1. Tenaga satpam
2. Alat pemadam kebakaran
3. Perlengkapan pengaman
6. Kebersihan Kantor

1. Tenaga kebersihan
2. Alat kebersihan
3. Jadwal kebersihan
7. Pedoman Pengelolah Personalia

1. Buku pedoman Personalia


2. Absensi
3. Tanda pengenal pegawai
4. Peraturan kenaikan pangkat,
8. Ketertiban dan disiplin Pegawai Cuti, gaji berkala dll

1. Peraturan disiplin pegawai


2. Tata tertib kantor

Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam studi kelayakan adalah sisitem
pembukuan. Semua transaksi keuangan yang menyangkut perubahan utang-piutang,
kas, modal dicatat dengan baik.

114
Hasil akhir dalam system pembukuan adalah laporan keuanggan yang terdiri dari
neraca dan laporan rugi laba. Banyak hal yang dapat ditafsirkan dari laporan keuangan
misalnya likwiditas, rentalibitas, solvabilitas, jangka waktu perputaran modal dan lain
sebagainya.

Kepemilikan
No Aspek Uraian
Ada Tidak
1. Buku Harian 1. Buku kas
2. Buku Utang
A 3. Buku Piutang
s 4. Buku Bank
p 5. Buku Persediaan
e
2. k 1. Neraca Awal
2. Neraca Akhir

p
3. e 1. Laporan L/R Awal
m 2. Laporan L/R Akhir
a
4. s 1. Rentalibitas
a 2. Acid Test Rasio
r 3. Likwiditas
a 4. Solvabilitas
115
n 5. Tingkat Aktivitas

Didalam merencanakan usaha yang perlu di pikirkan pertama kali adalah


produk apa yang diminati pasar dan dalam jumlah berapa.
Dari analisa pasar yang terpenying adalah menentukan berapa jumlah
produk yang mampu diserap pasar. Kegagalan suatu kegiatan usaha
sering kali berawal dari gagalnya mengestimasi pasar produk apa usaha
tersebut :
1) Kondisi Pasar Sekarang
Menurut Gito Sudarmo M. analisa pasar perlu diarahkan pada kondisi
pasar sekarang yaitu dengan mengetahui :
a) Potensi pasar ( permintaan ) merupakan permintaan produk
dalam satu cabang usaha tertentu yang diformulasikan sebagai
berikut :
M = NUP
Dimana, M = Potensi pasar
N = Jumlah produk yang memiliki kebutuhan
U = Jumlah kebutuhan perorang
P = Harga rata-rata perunit
potensi pasar tentunya akan dilayani oleh beberapa perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai kemampuan lebih besar akan dapat
meraih bagian pasar yang lebih luas. Oleh karena itu potensi
penjualan (penawaran) bagi masing-masing perusahaan yang
bersama-sama melayani pasar dapat diperhitungkan dengan cara :
P = MS
Dimana, P = Potensi Penjualan
M = Potensi Pasar ( yang telah diperhitungkan diatas )
S = Market Share ( presentase pangsa pasar )
Contoh :
Potensi Pasar
NO BLN/THN N U P M

116
1. Jan 100 10 300 300.000
2. Feb 200 20 300 1.200.000

Potensi Penjualan
NO BLN/THN M S P
1. Januari 300.000 30% 90.000
2. Februari 1.200.000 50% 600.000

Potensi Pasar
NO BLN/THN PERMINTAAN PENAWARAN PELUANG TARGET
1. Januari 1000 800 200 100(50%)
2. Februari 1500 1.200.000 300 150(50%)
b) Competitor adalah bagian yang sangat penting dalam pemilihan pasar
adalah menjajaki pesaing (competitor). Dalam hal ini janganlah berpikir
bahwa pesaing sebagai musuh tetapi anggaplah mereka sebagai sumber
informasi yang berharga. Perhatikan bagaimana perusahaan pesaing
beroperasi dan amati apakah terdapat hubungan metode operasi yang
mereka lakukan dengan kesuksesan, point-point berikut merupakan beberapa
hal yang perlu diperhatikan dari perusahaan pesaing.
 Gambarkan Perusahaan pesaing ;
Identifikasi perusahaan-perusahaan yang akan menjadi pesaing demikian
juga dengan potensial pesaing yang dimungkinkan
 Kekuatan Pesaing ;
Jelaskan pasar dan volume penjualan dari pesaing utama apakah
perusahaan anda akan menyaingi perusahaan pesaing yang lebih besar.
Untuk mengetahui kekuatan pesaing dapat dilakukan dengan cara
misalnya : Jumlah tenaga kerja, jumlah cabang dll.
 Tingkat Keuntungan Pesaing
Cobalah untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha yang diperoleh
perusahaan pesaing. Perusahaan mana yang memperoleh keuntungan
dan perusahaan mana yang menderita kerugian.
 Metode Operasi.
117
Untuk setiap pesaing diketahui metode operasi mereka yang relevan
dengan perusahaan anda misalnya :
- Tingkat harga yang digunakan
- Kualitas produk/jasa
- Penyajian dan jaminan produk
- Saluran distribusi

c) Distribusi
Perlu menggambarkan sistem saluran distribusi produk jadi yang bisa
menjangkau konsumen baik langsung maupun yang tidak langsung.

2) Proyeksi Kondisi Pasar yang akan datang.


Dalam situasi dan kondisi globalisai pada saat ini maka perkembangan
lingkungan semakin menjadi cepat, langkah yang paling awal dalam
perencanaan adalah : mencoba mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi pada masyarakat, khususnya terhadap kebutuhannya. Untuk
mengetahui kondisi tersebut harus dibuat proyeksi terhadap jumlah permintaan
dan penawaran.
Sumber data untuk proyeksi antara lain :
a. Pendapat konsumen
b. Pendapat langganan
c. Catatan dan pendapat distributor
d. Catatan penjualan dari perusahaan sendiri.
Baik penjualan permintaan dan penawaran adalah salah satu cara
untuk membuat proyeksi masa yang akan datang tidak terlepas dari
data-data tahun yang sudah berjalan, dengan rumus :
Y = a + bx
Dimana :
Y = Besarnya penjualan
a = Komponen yang tetap dari penjualan pada setiap tahun
b = Tingkat perkembangan penjualan tiap tahun
118
x = Tahun perencanaan penjualan

a = (Y)(X) - (X)(XY)
n(X) - (X)
b = n(XY) - (X)(Y)
n(X) - (X)
dimana :
n = Jumlah data
x = Angka tahun
y = Jumlah penjualan

TAHUN KODE TAHUN (X) Y X XY


1990 0 108 0 0
1991 1 119 1 119
1992 2 110 4 220
1993 3 122 9 366
1994 4 130 16 520
JUMLAH 10 589 30 1225

a = (Y)(X) - (X)(XY)
n(X) - (Y)
= (589)(30) - (10)(1225)
(5)(30) - (10)
= 17670 - 12250
150 - 100
=5420 = 108,40
50

Untuk mengetahui penawaran tahun 1995 adalah :


Y 95 = a + bx

119
= 1.084.000 + (47.000)(5)
= 1.084.000 + 235.000 = 1.319.000 ton

Kebijaksanaan Pemasaran
Setelah mengetahui proveksi maupun rammalkan pemasaran produk yang akan
datang dan menunjang kegiatan tersebut setiap pengusaha perlu menetapkan
kebijaksanaan pemasaran karena pemasaran merupakan ujung tombak dalam
suatu perusahaan dan merupakan jembatan yang menghubungkan antara
produsen dan konsumen.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam pemasaran harus ditunjang dengan
berhasilnya memilih produk yang tepat, harga yang pantas saluran distribusi
yang baik dan promosi yang efektif.

Ada 4 (empat) kebijjaksanaan pokok pemasaran yang biasa disebut 4 (empat)


P yaitu :
- Product (produk)
Perlu menggambarkan jenis produk yang disukai oleh konsumen disesuaikan
dengan perkembangan kondisi konsumen.
- Price (Harga)
Perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain :
Biaya
Persepsi Konsumen
Tingkat persaingan
- Place (Tempat)
Perlu menggambarkan tempat atau lokasi usaha sehingga terlihat
kemudahan agar mudah ditemukan lokasi, transportasinya mudah dan dapat
dijangkau oleh konsumen.
- Promotion (Promosi)
Perlu menggambarkan program periklanan dan promosi yang efisien dan
efektif dengan menentukan :
Tujuan program iklan
Sasaran iklan
120
Media iklan apa yang akan digunakan
Anggaran yang tersedia, frekuensi iklan dan isi dari iklan tersebut
- Distribusi
Perlu menggambarkan sistem saluran yang efektif dan efisien dengan
membuat skema
c. Aspek Teknis
1) Jenis dan Jumlah Produk
Jenis Produk
Adapun jenis produk yang akan dibuat sesuai dengan rencana dan
peluang pasar atau kebutuhan konsumen.

Jumlah Produk
Untuk menentukan jumlah yang akan dihasilkan atau dipasarkan ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain :
- Segmen pasar/volume produksi, pesaing dan peluang yang dapat
diraih.

Tabel berikut untuk mengisi jenis dan jumlah produk yang dibuat :

Jenis dan Jumlah Produk.


Jumlah Produk
No Jenis Produk Ket.
Th I Th II Th III

Kapasitas Mesin
Dengan melihat jumlah produk yang dihasilkan oleh mesin saat ini dan kapasitas
mesin dapat diketahui suatu mesin ada kemungkinan untuk ditambah jumlah produk
yang dihasilkan atau tidak memungkinkan untuk ditambah lagi.

121
Berikut tabel untuk mengisi jenis, jumlah dan kapasitas mesin yang dimiliki perusahaan.

Kapasita Jumlah Produk


Jenis Jumlah
No s Th I Th II Th III Ket.
Mesin Mesin
Mesin

2) Bahan
Jenis dan Sumber Bahan
Untuk bahan baku perlu ditentukan jenis bahan apa saja yang
dibutuhkan dan dari mana sumber bahan baku tersebut diperoleh.
Berikut ini tabel untuk mengisi jenis, jumlah dan sumber perolehan
bahan baku

No JENIS BAHAN JUMLAH SUMBER PEROLEHAN

3) Proses Produksi
Penetapan proses produksi disusun untuk lebih memudahkan
pelaksanaan kegiatan. Didalamnya akan tampak kegiatan apa saja yang
perlu digabung dan waktu penyelesaian tepat waktu.
Untuk lebih jelasnya dibuat simbol-simbol kegiatan antara lain :
- Operasi
- Transportasi
- Penundaan
- Inspeksi
- Penyimpanan
- Gabungan antara operasi dan inspeksi

122
Dengan kata lain proses produksi harus dapat memberikan gambaran
secara jelas tentang kegiatan dan peralatan yang akan digunakan.
Tetapkan urutan proses produksi :
1.
2.
3. dst
4) Teknologi dan Peralatan
Biasanya suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara,
karena teknologi yang dipilih perlu ditentukan secara spesifik.
Pemilihan Jenis teknologi yang tepat memberikan manfaat secara ekonomis.
Pemilihan Peralatan dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
Proses produksi, derajat mekanisme dan luas produksi yang ditetapkan.
Berikut ini tabel pengisian jenis, harga, umur dan penyusutan, peralatan yang
digunakan.
NO JENIS PERALATAN HARGA UMUR PENYUSUTAN

5) Gedung dan Tata Letak


Rancangan gedung dan sarana pembantu.
Hal-hal yang perlu diperimbangkan adalah :
 Aspek Teknis : yaitu kelayakan dari gedung tersebut untuk dipakai
dalam arti kepraktisan dan memadai untuk digunakan penyelenggaraan
proses produksi.
 Aspek Ekonomis : yaitu kelayakan gedung tersebut ditinjau dari
pengorbanan biaya/investasi, hal yang perlu dipertimbangkan adalah :
 Luas Sesuai dengan Besarnya usaha
 Bahan Bangunan tidak perlu mewah

Tentukan :
Nilai Gedung Rp………………………………………………….

123
Umur Teknis Tahun
Penyusutan pertahun Rp………………………………………………….
Penyusutan perbulan Rp………………………………………………….

Tata Letak
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun tata letak adalah :
1. Mempecepat aliran dana.
2. Meningkatkan pemanfaatan mesin dan orang.
3. Meningkatkan semangat kerja.
4. Mengurangi biaya produksi.
5. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.

Rencana Tata Letak.


Proses

I II III IV V

6) Lokasi Usaha
Lokasi usaha hendaknya memenuhi persyaratan antara lain :
1. Tersedianya bahan
2. Tersedianya tenaga kerja
3. Tersedianya prasarana seperti transportasi, telekomunikasi, air dll.

d. Aspek Keuangan
Setelah analisis aspek managemen dan organisasi, aspek Pemasaran dan
aspek Teknis, maka aspek utama lainnya yang harus di anaalisis dalam
suatu Studi Kelayakan Usaha (SKU) adalah aspek keuangan.

124
Analisis aspek keuangan akan meliputi pembahasan tentang dana yang
diperlukan, sumber dana, perhitungan BEP, perkiraan rugi laba, Cash, Flow,
Payback Period, ROI, dan NPV.
1) Dana yang diperlukan
Khusus untuk analisa dana yang diperlukan/dibutuhkan terdiri dari :
a) Kebutuhan dan untuk Pra Investansi/Pra Operasional.
Kebutuhan dana untuk Pra Investasi/Pra Operasional diperlukan untuk
membiayai penelitian/survey, pengurusan akta pendirian, pengurusan
bermacam-macam ijin dan persyaratan lainnya yang sejenis.
b) Kebutuhan dana untuk investasi/harta tetap
Dana yang diperlukan guna pengadaan :
- Aktiva berwujud meliputi tanah, bangunan dan perlengkapan,
pabrik dan mesin-mesin serta peralatan dan lainnya.
- Aktiva tetap tidak bewujud seperti hak patenst, lisensi, good will
dan lainnya.
Pengeluaran untuk aktiva tetap sering kali berlangsung beberapa
tahun sehingga perlu disusun jadwal pengeluaran untuk keperluan
investasi tersebut seperti terlihat pada tabel berikut :

: Tahun I Tahun II Tahun III


(Rp) (Rp) (Rp)
Tanah dan Pengembangan :
Lokasi Bangunan :
Pabrik dan Mesin :
Aktiva Tetap berwujud lainnya :
Aktiva tidak berwujud :
Biaya Pendahuluan :
Biaya sebelum operasi :

c) Kebutuhan dan untuk modal kerja/harta lancar.


Kebutuhan dana untuk modal kerja dapat dihitung dari komponen-
komponen berikut :

125
 Biaya untuk beli bahan baku agar dapat menjamin kontinuitas
produksi
 Biaya untuk produk yang masih dalam proses dan memerlukan
waktu penyelesaian
 Biaya untuk produk jadi yang tersedia di perusahaan karena
menunggu pengiriman pelanggan
 Biaya produk jadi yang telah dikirim ke pelanggan tetapi masih
belum dibayar (piutang)
 Uang tunai yang harus disediakan untuk pembayaran upah dan
gaji staf/ karyawan

Kebutuhan modal kerja dari poin 1 s/d 5 tergantung juga pada


lamanya barang tersebut sampai menjadi uang atau dengan kata
lain kebutuhan modal kerja tergantung pada lamanya modal kerja
tersebut terikat dalam bentuk barang dan piutang. Metode yang
digunakan dalam menghitung kebutuhan modal kerja didasarkan atas
waktu yang diperlukan sejak kita mengeluarkan kas sampai dengan
kembali menjadi kas dan pengeluaran kas perhari.
Untuk jelasnya kita berikan contoh berikut :
Misalkan perusahaan akan memproduksikan sebanyak 72.000 unit
dalam satu tahun. Produksi per bulan diperkirakan stabil selama
tahun tersebut. Biaya perunit untuk membuat 72.000 unit tersebut
diperkirakan sebagai berikut.
Biaya bahan mentah Rp. 1.000,-
Biaya tenaga kerja Rp. 3.00,-
Biaya Pabrik tidak langsung Rp. 4.00,-
Biaya produksi Rp. 1.700,-
Harga Jual Rp. 2.500,-
Biaya produksi per bulan untuk membuat 6.000 unit adalah sebagai
berikut :
Biaya bahan mentah Rp. 6.000.000,-
Biaya tenaga kerja Rp. 1.800.000,-
126
Biaya pabrik tidak langsung Rp. 2.400.000,-

Total Biaya Rp. 10.200.000,-

Misalkan bahwa tahap-tahap operasi adalah sebagai berikut :


Tahap bahan mentah 3 bulan
Tahap barang dalam proses 1 bulan
Tahap barang jadi 1 bulan
Tahap dalam piutang 2 bulan

Tahap-tahap tersebut berarti bahwa rata-rata bahan ada dalam


gudang selama 3 bulan, rata-rata proses produksi memerlukan 1
bulan, rata-rata barang jadi disimpan 1 bulan dan rata-rata pembeli
membayar pembelian mereka dalam waktu 2 bulan.Misalkan bahwa
biaya untuk merubah (konversi cost)Terjadi secara sama dalam
proses produksi.Maka kebutuhan modal kerja dalam bahan, barang
dalam proses, barang jadi dan piutang akan Nampak seperti yang
tercantum dalam tabel berikut :

Tabel Kebutuhan Modal Kerja/Harta Lancar


(Dalam Jutaan Rupiah)
Barang
Periode Bahan Barang Piutan
No Input dalam Total
(bulan) Mentah Jadi g
Proses
1. Bahan Mentah
- Persediaan 3 18
- Barang dlm
Proses 1 6
- Barang jadi 1 6
- Piutang 2 12
- 42
2. Tenaga Kerja
- Pada W.I.P. 1/2 0,9
127
- Barang Jadi 1 1,8
- Piutang 2 3,,6
6,3
3. Biaya Pabrik
Tidak Langsung
- pada W.I.P. 1/2 1,2
- Barang Jadi 1 2,4
- Piutang 2 4,8
8,4
Jumlah 56,7
Misalkan perusahaan menginginkan persediaan suku cadang sebesar Rp. 6.000.000,-
dan persediaan kas untuk berjaga-jaga sebesar Rp. 5.000.000,- maka kebutuhan modal
kerjanya adalah Rp. 56.700.000,- + Rp 6.000.000,- + Rp. 5.000.000,- = Rp.
67.700.000,-
Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa besar kecilnya kebutuhan modal kerja
tergantung dari lama keterkaitan dan juga volume kegiatan produksi.

2). Sumber Dana


Sumber dana dalam membangun proyek baru dan perluasan usaha
secara garis besarnya terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
o Modal Sendiri
Modal sendiri akan tergambar dalam neraca, kalau bagi proyek baru
merupakan total asset sebelum mendapatkan kredit. Sedangkan bagi
perluasan usaha modal sendiri terdiri dari total asset dikurangi segala
hutang-hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang,
sehingga dengan demikian dapat dibuat suatu formula sebagai berikut
:
Modal sendiri = Total asset - (jumlah hutang jangka pendek + jumlah
hutang jangka panjang)
Dalam arti kata modal sendiri tergantung pada bentuk Hukum Badan
Usaha itu sendiri seperti :

128
o Perusahaan perorangan modalnya adalah harta pemilik yang
ditanamkan untuk kegiatan usaha sendiri.
o Perusahaan Fa, modalnya terdiri dari harta 2 orang atau lebih yang
ditanamkan pada suatu perusahaan tertentu dimana pemilik modalnya
sama-sama aktif dalam kegiatan usaha.
o Perusahaan dalam bentuk badan usaha CV. Modalnya terdiri dari
kumpulan modal 2 orang atau lebih yang bersekutu dalam
membentuk usaha dan menanamkan modalnya bersama, tetapi
diantara mereka ada yang aktif dalam menjalankan usaha dan ada
yang hanya menanamkan modalnya saja tetapi tidak aktif dalam
aktifitas perusahaan.
o PT. modalnya terdiri dari kumpulan modal pemilik saham.
o Koperasi, modalnya terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela dan sisa hasil usaha periode tahun berjalan
dicadangkan untuk tambahan modal.
o Dan lain-lain

b) Modal Pinjaman
modal pinjaman bersumber dari kredit perbankan, modal ventura dan
modal yang diperoleh dari pinjaman hasil keuntungan 5% dari BUMN
yang disisihkan untuk pembinaan pengusaha kecil dengan bentuk
pinjaman modal kerja dengan tingkat bunga yang rendah (6%) per
tahun.
Ada beberapa kriteria/pedoman yang harus diperhatikan dalam memilih
apakah kebutuhan dana akan dibelanjakan dengan sumber modal sendiri
atau dengan pinjaman yaitu :
a) Aktiva tetap yang tidak disusut/dideprisiasi sebaiknya dibelanjakan
dengan modal sendiri.
b) Aktiva tetap yang dideprisiasi/diamortasi dibelanjakan dengan modal
sendiri atau hutang jangka panjang yang periode jatuh temponya
tidak lebih dari umur ekonomi aktiva tetap tersebut.

129
c) Aktiva lancar bisa dibelanjakan dengan hutang jangka pendek asalkan
periode jatuh temponya tidak lebih pendek dari periode keterkaitan
dana pada aktiva lancar tersebut.
d) Aktiva lancar yang permanen sebaliknya dibelanjakan dengan hutang
jangka panjang atau modal sendiri.

2) Perhitungan BEP = Break Event Point (Titik Impas)


Adalah suatu keadaan dimana pada tingkat penjualan tertentu
perusahaan tidak memperoleh untung atau tidak mengalami kerugian.
Perhitungan BEP untuk menentukan jumlah minimum produk yang harus
diproduksi atau agar perusahaan tidak rugi.

Rumus :
a. BEP (unit) = FC
S - V
b. BEP (Rp = FC
VC
1
S

Ket :
FC = Fixed cost = biaya tetap
V = Variable cost per unit = biaya tidak tetap
S = penjualan per unit
Contoh :
Biaya tetap perbulan = Rp. 2.000.000,-
Biaya tidak tetap perunit = Rp. 6.000,-
Harga jual perunit = Rp. 10.000,-

Jawab :
a) BEP (unit) = FV = 2.000.000 = 500 unit
S - V 10.000 - 6.000

130
b) BEP (Rp) = FC = 2.000.000 Rp. 5.000.000,-
S 1 - 6.000/10.000

4) Perkiraan Laba/Rugi :
Analisa BEP seperti diungkap dimuka adalah sebagai alat Bantu untuk membuat
perencanaan usaha yang dibuat pihak manajemen. Perkiraan Laba Rugi suatu
perusahaan menyatakan kadaan penjualan, biaya-biaya dan Laba Rugi perusahaan
dalam suatu periode tertentu, untuk menghitung Laba Rugi perlu mengetahui sisi
biaya usaha dan penjualan. Penjualan merupakan hasil kegiatan utama perusahaan
yang sebelumnya telah diramalkan penjualannya, dalam meramalkan penjualan
ditentukan beberapa unit produk yang dihasilkan agar memperoleh laba berdasarkan
perhitungan BEP yang telah diketahui titik impasnya.
Perkiraan Neraca dan Rugi / Laba
Secara terperinci dana yang diperlukan/dibutuhkan dapat dilihat dari selisih aktiva
lancar dan aktiva tetap pada neraca proyeksi, sedangkan untuk melihat modal sendiri
dapat diketahui dari neraca terakhir.
Contoh : Bentuk neraca terakhir dan neraca proyeksi serta laporan Rugi/Laba terakhir
dan Rugi/Laba proyeksi dapat dilihat sbb :
Neraca Akhir dan Proyeksi
Neraca singkat 3 Neraca terakhir Neraca Proyeksi
Periode
Aktiva Lancar
Kas
Piutang
Persediaan Barang
Lainnya

Total Aktiva Lancar


Mesin
Iventaris Kantor
Kendaraan
Lainnya

131
Total Aktiva Tetap
Penyusutan
Aktiva Tetap Netto
Total Aktiva
Pasiva
Hutang
-Hutang jk Pendek
-Hutang jk Panjang
-Hutang lainnya
Total Hutang
Modal Sendiri
Total Pasiva

132
Tabel Perhitungan R/L Terakhir dan Proyeksi
R/L Terakhir R/L Proyeksi
Laporan R/L 3 Periode
I II III I II III
Hasil Penjualan Pokok
Hasil Penjualan Sampingan
Jumlah Penjualan

Harga Pokok Penjualan

Laba Kotor

Biaya operasi
Biaya lainnya + bunga bank
Biaya penyusutan

Laba sebelum pajak

Pajak yang dibayar

Laba setelah pajak


Pendapatan bersih

5) Aliran Kas (Cash-Flow Statement)


Pada kenyataannya Rugi Laba Usaha dapat diperlihatkan keuntungan atau
kerugian usaha dari waktu ke waktu. Namun demikian dalam kegiatan usaha
keuntungan tersebut masih harus digunakan lebih lanjut, misalnya untuk
melunasi cicilan pokok kredit pembelian barang investasi baru atau
penggantinya, penambahan modal kerja, peningkatan operasional usaha dan
lain-lainnya.
Sejauh mana keuntungan yang diperoleh dapat menutupi keperluan-keperluan
tersebut, dapat dilihat dengan menghitung aliran kas dari waktu ke waktu,
yang sering disebut Aliran Kas (Cash-Flow Statement)

133
Aliran Kas (Cash-Flow Statement) dalam bentuk bulanan dimaksudkan untuk
mengetahui lebih rinci keadaan keuangan perusahaa setiap bulan, apakah
mengalami deficit atau tidak.
Bentuk aliran kas bulanan dalam contoh unit usaha A dapat dilihat pada
tabel ini pula memperhatikan Aliran Kas (Cash-flow statement) dalam bentuk
tahunan, pada kedua tabel tersebut tampak bahwa keadaan kas unit usaha
A dari waktu ke waktu tidak pernah mengalami deficit sehingga terjadi
akumulasi kas yang meningkat.

6) Pembayaran Kembali (Payback Periode)


Suatu usulan investasi apakah layak atau tidak dipandang dari aspek profitabilitas
komersilnya dapat dinilai dengan metode payback periode yaitu seberapa cepat suatu
investasi bisa kembali. Dasar perhitungan yang dipergunakan adalah aliran kas
bukan dari laba.
Contoh
Ada dua usulan investasi A dan B. Masing-masing A dan B memerlukan Investasi
Rp. 20 juta. Usia ekonomi 6 tahun untuk A dan 10 tahun untuk B, aliran kas
masuk untuk A adalah Rp. 6,5 juta pertahun sedangkan untuk B adalah Rp. 6 juta
per tahun.
Rumus
Jumlah Investasi
---------------------------------------- x 1 tahun
Payback Period = Jml Aliran Kas Masuk
Rp. 20 Juta
Payback Period = ----------------------------------------- x 1 tahun = 3,70 tahun
Rp. 6,5 Juta
Atau 3 tahun 1 bulan jumlah investasi A sudah kembali
Rp. 20 Juta
Payback Period = ------------------------------------------ x 1 tahun = 3,3 tahun
Rp. 6 Juta
Atau 3 tahun 3 bulan investasi pada usul B sudah kembali

134
Berdasarkan metode ini usulan investasi A dan B sama-sama menguntungkan karena
investasi sudah selesai sebelum usai ekonomi selesai.
Kemudian usulan investasi A lebih menguntungkan dari B disebabkan lebih cepat
waktu pengembaliannya.
Catatan :
a) Pada metode ini mempunyai kelemahan yaitu diabaikannya nilai waktu uang dan
aliran kas setelah periode Payback.
b) Aliran kas msuk (cash flow) = laba setelah pajak + penyusutan.

7) Return on Investment (ROI)


ROI adalah tingkat pengembalian investasi dalam satu periode biasanya 1 tahun dari
perhitungan rugi laba. Metode ini untuk mengukur berapa tingkat keuntungan (laba
setelah pajak) yang diperoleh dari suatu investasi.
Laba setelah pajak
ROI = ------------------------------- x 100%
Total Investasi

Contoh :
Suatu investasi pada contoh diatas. Investasi A dan B menggunakan metode
penyusutan garis lurus.

20 juta
Maka penyusutan usul investasi A = --------------------- = 3,3 juta
6
20 juta
Penyusutan usul investasi B = ----------------------- = 2 juta
10

Maka laba berdasarkan usul investasi A adalah :


Investasi A adalah = Rp. 6,5 juta - Rp. 3,3 juta = Rp. 3 juta
Laba usul investasi B = Rp. 6 juta - Rp. 2 juta = Rp. 4 juta

135
Maka :
Rp. 3,2 juta
ROI usul Investasi A = ..................... X 100% = 16%
Rp. 20 juta
Rp. 2 juta
ROI usul Investasi B = ..................... X 100%
Rp. 20 juta

Untuk memulai setiap usul investasi adalah dengan membandingkan ROI dalam
prosentase dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau disyaratkan. Apabila
ROI lebih besar dengan % yang disyaratkan ( tingkat deposito bank ) maka usulan
investasi adalah layak, bila terjadi sebaliknya adalh tidak layak.
Dari usul A dan B diatas memperlihatkan usulan B yang lebih menguntungkan.
ROI ini biasanya dipergunakan untuk 1 tahun dan belum memperlihatkan tingkat nilai
uang dimasa mendatang.

8) Net Present Value (NPV)


Meode NPV adalah menghitung selisih antara nilai sekarang investasi ditambah
biaya-biaya operasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih selama periode
investasi yang direncanakan.
Uang yang akan diterima atau dikeluarkan pada waktu akan datang nilainya lebih
rendah dari pada uang yang sekarang diterima atau dikeluarkan. Untu itu dalam
metode NPV baik penerima maupun pengeluaran hendaknya dinilai sekarang atau di
present Value-kan atau didiscounted Faktor (DF) adalah :
i
DF = ...................... i = tingkat bunga yang dianggap relevan.
n n = lamanya penggunaan ( dalam tahun )
( 1 + i )

Untuk memudahkan perhitungan dapat digunakan tabel Preent Value terlampir yang
sudah dihitung discount faktornya.

136
Menilai kelayakan investasi dengan metode NPV adalah dengan pertimbangan
ekonomik, seluruh benefit (peneimaan) dan pengorbanan biaya (pengeluaran)
diperkalikan dengan discount faktor atau dinilai sekarang. Apabila seluruh benefit
dinilai sekarang adalah sama atau lebih besar dari seluruh costnya maka usulan
investasi dapat dikatakan layak. Apabila terjadi sebaliknya maka usulan investasi
tidak layak.
Contoh:
Misalkan suatu usulan investasi sebesar Rp. 5 juta dengan DF = 12%. Diperkirakan
umur ekonomis investasi selama 10 tahun dengan biaya dan penerimaan seperti
terlihat dalam contoh perhitungan berikut :

Contoh : tabel 1
Tabel : Perhitungan Present Value Biaya dan Penerimaan
Tahun Biaya DF PV Biaya Penerimaan PV keterangan
(Rp) 12% (Rp) (Rp) Penerimaan
(Rp)
0 5.000.000 1,000 5.000.000 - - PV
1 800.000 0,893 0 1.200.000 1.071.600 Penerimaan
2 1.500.000 0,797 714.400 2.000.000 1.594.000 lebih besar
3 1.000.000 0,712 1.195.50 1.500.000 1.068.000 dari pada PV
4 700.000 0,636 0 1.800.000 1.448.000 biaya yaitu
5 700.000 0,567 712.000 3.800.000 2.154.600 11.169.800
6 700.000 0,507 445.000 3.700.000 1.875.900 lebih besar (>)
7 800.000 0,452 396.000 1.200.000 542.400 10.886.900
8 1.200.000 0,404 354.000 1.300.000 525.200 maka usulan
9 1.600.000 0,361 361.000 1.700.000 6113.000 investasi layak
10 2.000.000 0,322 484.000 1.800.000 579.600
577.000
644.000

e. Aspek Legalitas

137
Dalam pembuatan SKU ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan,
diantaranya aspek Legalitas. Aspek Legalitas menyangkut ijin-ijin usaha yang
di perlukan oleh perusahaan untuk memperoleh kredit.
Ijin usaha tersebut antara lain :
1) Surat Keterangan Desa
Yaitu surat yang dikeluarkan oleh kepala Desa/Lurah yang menerangkan
bahwa di desa tersebut berdiri suatu usaha.
Surat Ijin Usaha Perdagangan, yaitu surat ijin yang dikeluarkan oleh kantor
Departemen Perdagangan atas nama Menteri Perdagangan, yang berlaku
untuk seterusnya dan dipergunakan sebagai ijin untuk melakukan kegiatan
perdagangan diseluruh wilayah Indonesia.

2) Akta Pendirian
Suatu akta yang menyatakan berdirinya satu usaha, dimana ketentuan
mengenai Akta Pendirian diatur dalam KUH dagang. Dapat diperoleh dari
Notaris sesuai wilayah kerjanya

3) Ijin Gangguan (H.O)


Ijin yang dikeluarkan oleh bagian undang-undang gangguan Pemda setempat
yang wajib dimiliki oleh perusahaan, ijin gangguan ini wajib diperbaharui setiap
3 tahun sekali jika usahanya masih diteruskan.

4) Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)


Yaitu surat ijin yang dikeluarkan oleh pemerintah Daerah TK II.Situ ini
dikeluarkan berdasarkan undang-undang gangguan (H.O)

5) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


Dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan Kab/Kodya setempat selaku
pendaftar Dati II. TDP ini dikeluarkan berdasarkan undang-undang No.3/th
1982 tentang wajib daftar perusahaan. TDP berlaku untuk waktu 5 tahun
sejak diterbitkan dan wajib diperbaharui selambat-lambatnya 3 bulan sebelum
masa berlakunya berakhir.

138
6) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Untuk mendapatkan NPWP setiap wajib pajak mendaftarkan diri pada kantor
pelayanan pajak setempat dengan melampirkan surat keterangan seperti SIUP,
SITU dsb.

7) Rekomendasi
Surat ijin yang bersifat khusus dari instansi yang bersangkutan seperti :
a) Tanda Daftar Rekanan (TDR)
TDR dikeluarkan oleh panitia Prakualifikasi Provinsi Daerah TK I atas
nama Gubernur Kepala Daerah TK I. TDR ini diberikan untuk usaha
kontraktor, supplier catering yang diterima sebagai rekanan untuk unit-unit
Kerja Provinsi Daerah TK I.
b) Surat Ijin Biro Perjalan Umum (SIBPU)
SIBPU dikeluarkan oleh Dirjen Pariwisata atas nama menteri pariwisata,
Pos dan Telekomunikasi.
c) Surat Tanda Pendaftaran Industri Kecil (STPIK)
STPIK dikeluarkan oleh kantor Departemen Perindustrian Daerah TK II
atas nama Dirjen Industri Kecil.

8) Dokumen Pemilikan Agunan


Dokumen-dokumen yang dapat menjadi jaminan kredit pada bank dapat
berupa :
a) Surat-surat berharga
b) Sertifikat Tanah
c) Status Lanah
d) Pemilikan/Pemegang hak atas bangunan yang sesuai dengan kepemilikan
tanahnya
Untuk memudahkan debitur mengecek surat keterangan/ijin usaha dalam rangka
memperoleh kredit, maka berikut ini dipaparkan tabel Legalitas seperti yang diuraikan
diatas.

139
Tabel : Tabel Legalitas yang diperlukan oleh Kreditur.

KEPEMILIKAN
NO NAMA IJIN
ADA TIDAK ADA
1 Surat Keterangan Dese/Lurah
2 Surat Ijin Usaha Perdagangan
3 Akta Pendirian / Perubahan
4 Ijin Gangguan ( Honder Ordonantie )
5 Surat Ijin Tempat Usaha
6 Tanda Daftar Perusahaan
7 Nomor Pokok Wajib Pajak
8 Rekomendasi untuk :
a. Tanda Daftar Rekanan
b. Surat Ijin Biro Perjalanan Umum
c. Surat Tanda Pendaftaran Industri Kecil
d. Surat Ijin Usaha Jasa Kontruksi
e. Surat Ijin apotik
f. Surat Ijin Perusahaan Pelayanan
Rakyat
g. Ijin Usaha tetap Pelayanan Rakyat
h. ..............................................
9 Dokumen Kepemilikan Agunan
a. Surat-surat berharga
b. Sertifikat Tanah
c. ....................

f. Aspek Sosial Ekonomi


Aspek Sosial Ekonomi merupakan bagian integral dalam setiap analisa kelayakan
usaha. Pembahasan aspek sosial ekonomi meliputi potensi ekonomi disekitar daerah

140
usaha dan pengaruh sosialnya. Namun demikian penentuan usaha yang akan dikelola
tersebut harus pula didasarkan pada misi dan tujuan perusahaan itu sendiri.

Analisa aspek sosial ekonomi mempunyai arti khusus yang sangat penting dalam
rangka penyusunan studi kelayakan usaha, oleh karena itu dalam menentukan jenis
usaha disamping kepentingan perusahaan juga perlu dipikirkan kepentingan masyarakat
disekitar usaha tersebut.
Dalam menganalisis aspek sosial ekonomi yang perlu diperhatikan dalam waktu
penyusunan Studi Kelayakan Usaha tersebut :
 Bagaimana pengaruh kegiatan usaha dalam memberikan kontribusi.
 Bagaimana terciptanya kemitraan usaha
 Bagaimana pengaruh kegiatan usaha terhadap lingkungan SDA dan SDM.

1) Kontribusi
Keberadaan usaha kecil pada suatu daerah memberikan kontribusi dan sumbangan
terhadap sosial ekonomi pada suatu wilayah dalam ruang lingkup yang kecil misalnya
di pedesaan atau suatu kelurahan, kontribusi adanya usaha tersebut dapat dirasakan
langsung oleh masyarakan baik itu peningkatan pendapatan keluarga maupun
pendapatan asli daerah bagi pemerintah daerah melalui retribusi maupun pajak. Apabila
perkembangan usaha kecil itu bertambah maju dan mampu memasarkan produknya
sampai keluar negeri maka usaha kecil tersebut dapat menyumbangkan devisa kepada
Negara sejalan dengan digalaknnya ekspor non migas.
Selain daripada itu, eksistensi usaha kecil ini dapat pula memberikan kontribusi pada
penghematan devisa Negara dengan telah dapat dibuatnya komponen yang tadinya
harus didatangkan dari luar negeri.
2) Kemitraan
Pada saat ini Departemen koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, telah
mengembangkan sistem kemitraan antara pengusaha kecil dengan pengusaha
menengah maupun besar, sedangkan Departemen Perindustrian dan Perdagangan juga
pernah menerapkan sistem Bapak Angkat.
Bentuk lain kemitraan adalah Marger yang merupakan kerja sama pemasaran dan
distribusi oleh 2 perusahaan atau lebih.

141
Sedangkan Modal Ventura atau Share Capital merupakan bentuk kemitraan dalam hal
permodalan untuk membiayai suatu Perusahaan dengan hak-hak manajemen bagi
pemilik saham yang terbesar.

Drs. Harimurti Subanar dalam bukunya “ Manajemen Usaha Kecil “ membagi pola
kemitraan usaha kecil menjadi 4 macam antara lain :
a) Pola dagang yaitu merupakan hubungan bisnis biasa dalam arti jual beli antara
kedua belah pihak
b) Pola Vendor yaitu hubungan keterikatan antara Bapak Angkat dan mitranya di
dalam memenuhi kebutuhan operasional Bapak Angkat dan mitranya didalam
memenuhi kebutuhan operasional Bapak Angkat dan mitranya didalam memenuhi
kebutuhan operasional Bapak Angkat didalam pelaksanaanya Bapak Angkat tidak
terikat untuk selalu memakai bahan yang dipasok oleh mitra dagangnya.
c) Pola subkontrak yaitu produk yang dihasilkan oleh mitra dagang menjadi bagian
dari sistem produksi bapak angkat.
d) Pola pembinaan yaitu beberapa pejabat dari bapak angkat menjadi Pembina pada
mitra dagangnya, pembinaan yang dilakukan pada bidang industri, keuangan,
pemasaran maupun design.

3) Pengaruh Terhadap Lingkungan SDA & SDM


Dengan terbukanya dan tumbuhnya kegiatan usaha suatu daerah maka secara
otomatis sumber daya yang ada didaerah tersebut akan dimanfaatkan oleh kegiatan
usaha tersebut baik Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Alam (SDM). Dalam
pelaksanaan kegiatan usaha akan membawa dampak (pengaruh) pada daerah sekitar
lokasi kegiatan usaha itu berada, dan sangat diharapkan juga dapat
menciptakan/merangsang tumbuhnya usaha-usaha pendukung/sampingan.
Misalnya : Usaha pengrajin kain batik dapat memanfaatkan tenaga kerja ibu rumah
tangga, dengan demikian disamping menyerap tanaga kerja juga meningkatkan
Pendapatan keluarga.
Dengan demikian aspek sosial ekonomi mempunyai pengaruh terhadap lingkungan
sumber daya alam maupun sumber daya manusia sebagai berikut :
a) Dapat meningkatkan pendapatan pengusaha

142
b) Dapat merangsang tumbuhnya usaha baru dan sampingan
c) Tingkat konsumsi masyarakat meningkat
d) Dapat menciptakan dan menumbuhkan kesempatan kerja baru
e) Dapat meningkatkan pendapatan daerah dalam bentuk retribusi dan pajak.
f) Mengurangi produk impor dari luar negeri
g) Pemerataan pembangunan
h) Perbankan meningkat

Penjelasan Lembar Kerja Aspek Sosial Ekonomi


1) Latar Belakang
Jelaskan latar belakang usaha yang anda kelola yang dikaitkan dengan aspek sosial
ekonomi serta potensi ekonomi yang dapat dikembangkan dilokasi dimana
usaha/bisnis itu berada.
Pada waktu saudara menulis latar belakang ini perlu anda uraikan secara singkat
tiga hal yaitu pengaruh kegiatan usaha terhadap lingkungan Sumber Daya Manusia.
2) Kontribusi
Jelaskan sumbangan perusahaan anda terhadap pengusaha lainnya, tenaga kerja
serta pemerintah dan masyarakat disekitar anda.
3) Kemitraan
Sebutkan perusahaan mana yang mungkin anda ikutkan bekerja sama dalam hal
pemasaran, pemasok atau perusahaan lainnya tersebut dapat melatih/membina usaha
anda.
4) Pengaruh Terhadap Lingkungan SDA & SDM
Sebutkan pengaruh yang mungkin timbul dengan ada kegiatan usaha-usaha didaerah
anda, baik yang berpengaruh terhadap pengguna sumber daya alam maupun sumber
daya manusianya, terutama dalam hubungannya dengan pembangunan daerah dan
faktor lainnya yang berpengaruh seperti tenaga kerja, usaha baru, pendapatan
daerah dan lain sebagainya.

Aspek Sosial Ekonomi

143
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
B) Kontribusi
C) Kemitraan
D) Lingkungan SDA dan SDM
Kontribusi
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...............................................................................................................................
Kemitraan
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................................................

Lingkungan SDA dan SDM


a. Sumber Daya Alam
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................................................
b. Sumber Daya Manusia
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................................................

2. PERBANKAN DAN MODAL VENTURA


a. Permohonan Kredit Perbankan (KKU)
b. Prosedur Permohonan Modal Ventura

144

Anda mungkin juga menyukai