Materi
Materi
POLA BERUSAHA
Tujuan Pembelajaran
Peserta mampu dan dapat :
1. Memahami pokok-pokok pemikiran untuk berusaha.
2. Mempertimbangkan jenis usaha yang akan di tekuni.
3. Mengerti dan memahami syarat-syarat dan sifat pribadi yang perlu dimiliki seorang
pengusaha.
Pengantar
Pola berusaha merupakan dasar untuk mengarahkan pengusaha sehingga memiliki
kemampuan berpikir secara logis memulai atau melanjutkan kegiatan usahanya secara
layak dan rasional. Pada gilirannya pengusaha akan mampu mengembangkan diri serta
mampu mempertahankan kelestariannya usahanya.
Diharapkan modul ini mampu memberikan manfaat kepada para pengusaha dan calon
pengusaha, sebab tidak sedikit kegagalan dalam berusaha yang diakibatkan oleh
kurang adanya pertimbangan yang matang, tidak rasional serta manusianya sebagai
pengelola tidak memiliki syarat-syarat yang memadai.
1
Dalam menyusun pola berusaha, banyak konsep dan gagasan yang dapat
dikembangkan. Namun pada dasarnya konsep tersebut harus mampu
memberikan arah kepada pengusaha atau calon pengusaha bahwa merupakan
suatu hal yang logis, rasional dan dicapai berdasarkan pertimbangan bertahap.
Salah satu pendekatan yang disajikan dalam membentuk usaha, membina serta
mengembangkannya dapat di tempuh melalui 9 (Sembilan) langkah pola
berusaha, (lihat bagan 1).
Bagan 1
Pola Berusaha Untuk Produksi / Jasa
Informasi pasar
Pengembangan
TK
Rancangan
Produk/jasa dan Dagang Peralatan
kualitas
Bangunan
Bahan
Pelaksanaan
Evaluasi
Tenaga Kerja
Proses produk/jasa
Biaya
Mesin + alat
Gedung + sarana
Untuk perusahaan besar informasi pasar diperoleh dari penelitian pasar yang
mendalam, misalnya meneliti potensi penduduk dengan rata-rata pendapatannya dan
kemana arah penggunaan pendapatan tersebut. Sedangkan bagi perusahaan kecil
2
upaya penelitian pasar ini sangat kecil kemungkinannya karena membutuhkan biaya
yang besar.
Oleh sebab itu, dari pengusaha kecil untuk memperoleh informasi pasar dapat
ditempuh melalui :
1. Informasi dari rekan kerja.
2. Melalui kunjungan langsung.
3. Memanfaatkan informasi dari lembaga-lembaga dan instansi pemerintah.
4. Melalui percobaan usaha dalam skala kecil untuk mengetahui potensi pasar.
5. Melalui kerja magang pada bidang usaha yang bersangkutan.
6. Memanfaatkan relasi yang ada.
7. Faktor kebetulan.
Setelah memperoleh pasar yang tepat mengenai produk atau jasa apa yang diminta,
langkah berikutnya adalah membuat rencana produk atau jasa.
Langkah kedua : merancang produk atau jasa.
1. Memilih atau menentukan rancangan produk atau jasa harus disesuaikan
dengan permintaan dan memperhatikan persyaratan serta kwalitasnya.
2. Rancangan dapat dibagi dua yaitu :
Rancangan pasif, apabila yang diproduksi atau diperdagangkan adalah dipesan
menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh pasar.
3. Rancangan kreatif, dikembangkan melalui kreasi dan daya cipta dari pengusaha
untuk membuat produk baru. Namun kenyataannya dalam praktek banyak
rancangan kreatif yang dihasilkan dengan cara meniru dan mengadakan
3
modifikasi dari model yang telah ada, hal ini disebabkan oleh keterbatasan
waktu, biaya serta kurang tenaga ahli.
Pengusaha yang maju, biasanya hanya memiliki kreasi dalam menciptakan model-
model baru, sebab ia akan mampu mengkomersilkan kreasinya lebih dahulu sebelum
orang lain meniru. Pengusaha yang berkreasi permendaftarkan hasil karyanya untuk
memperoleh hak paten supaya memperoleh perlindungan hukum.
Mungkin perlu diusahakan mencari bahan yang dapat digunakan sebagai penggantian
apabila sewaktu-waktu bahan baku ini hilang dari pasaran bagaimana pengadaan
bahan secara ekonomis dapat dilakukan dan apakah untuk rancangan yang telah
dibuat menggunakan bahan secara efisien.
Dalam usaha jasa biasanya bahan ini merupakan bagian kecil saja dari biaya
keseluruhan lainnya. Namun untuk memuaskan konsumen, perlu memilih bahan yang
digunakan secara selektif.
4
Untuk pengadaan produk atau jasa sesuai dengan model, ukuran, bentuk dan
persyaratan teknis yang diminta, apakah akan diproduksi sendiri atau dibeli dari pihak
lain.
Kedua kegiatan ini baik memproduksi maupun membeli dari pihak lain memerlukan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang cermat serta mampu mengatur
pengerahan dan daya dalam rangka menyiapkan produksi sesuai dengan :
1. Persyaratan yang diminta.
2. Jumlah yang diminta.
3. Waktu penyerahan.
Salah satu kunci keberhasilan dalam proses produksi adalah bagaimana mampu
memadukan dengan serasi komponen-komponen :
1. Bahan.
2. Biaya
3. Tenaga kerja
4. Mesin dan alat
5. Gedung dan sarana
5
Langkah ke lima : menetapkan kebutuhan tenaga kerja.
Tenaga kerja merupakan perangkat yang mendukung kegiatan baik memproduksi
ataupun membeli dan menjual produk yang akan disajikan, oleh karena itu perlu
direncanakan :
1. Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
2. Bagaimana persyaratan tenaga kerja untuk menangani kegiatan tersebut, apakah
perlu tenaga terampil, setengah terampil atau cukup dengan tenaga kasar saja.
3. Kapan harus dilakukan rekruitmen dan bagaimana caranya, melalui siapa
rekruitmen tersebut.
4. Berapa biaya tenaga kerja yang diperlukan.
5. Bagaimana penempatan tenaga sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya.
6. Bagaimana pembagian tugas secara baik kepada setiap tenaga kerja.
Namun keberhasilan dalam usaha juga ditentukan oleh produktif atau tidaknya tanaga
kerja yang kita miliki.
6
Dalam produksi tersebut diatas pertimbangkanlah factor-faktor sehingga menghasilkan
efesiensi dan efektivitas dari pada penggunaan mesin dan alat-alat.
7
5. Siapakah yang akan membiayai, apakah modal sendiri, Bank atau kerjasama
dengan orang lain ?
6. Kalau terjadi kegagalan siapa yang menanggung resiko, apakah diasuransikan ?
Apakah penyimpangan masih dalam batas-batas kewajaran, atau sudah melampaui titik
kritis ? Apakah laba yang ditetapkan, atau perputaran modal, atau pengambilan kredit
sesuai dengan yang direncanakan semula ?
Berdasarkan Evaluasi yang dapat dilihat apakah perusahaan memiliki prospek dimasa
depan ?
8
Pengembangan merupakan suatu proses, oleh karenanya besar kecilnya pertumbuhan
ditentukan oleh keterbatasan perangkat-perangkatnya dan oleh faktor lingkungan yang
menghambat dan yang menunjang. Pola pengembangan tersebut adalah sebagai
berikut :
Pasar
INSTRUMEN Bahan
Mesin + alat
Management
KESEMPATAN
KEANDALAN
Tenaga kerja
Biaya
Gedung + sarana
INPUT OUTPUT
Peran pengusaha dalam memadukan perangkat ini dengan baik dan bertahap
merupakan kunci keberhasilan dalam mengembangkan perusahaan kecil.
9
Disamping faktor diatas masih ada faktor lain yaitu faktor lingkungan yang
menghambat, seperti peraturan-peraturan, budaya masyarakat, keadaan alam dan lain-
lain.
Dan ada faktor lingkungan yang menunjang, seperti kebiasaan penduduk kemudahan-
kemudahan (fasilitas) pemerintah dalam sektor usaha tertentu, kredit (batas tinggi
pemberian kredit).
Kesempatan :
Inventarisasi kesempatan yang dimiliki saat ini dan saat yang akan datang (terhadap
faktor intern) seperti :
1. Bantuan Permodalan.
2. Bantuan Pemasaran.
3. Gabungan Usaha.
4. Peraturan Pemerintah.
5. Permintaan Pasar.
Kelemahan :
10
Inventarisasi kelemahan-kelemahan yang dialami selama ini (karena Faktor intern),
seperti :
1. Produk dan Jasa.
2. Permodalan.
3. Tenaga Kerja.
4. Manajemen.
Hambatan :
Inventarisasi hambatan-hambatan yang dimiliki (karena faktor ekstern), seperti :
1. Pesaing (competitor).
2. Minat konsumen.
3. Perolehan bahan baku.
4. Daya beli (harga) oleh konsumen.
5. Perkreditan.
Setelah keempat aspek tersebut diinventarisasi, hal pokok yang perlu direncanakan
penggulangannya adalah tentang “Kelemahan dan Hambatan” untuk itu digunakan table
berikut :
BIDANG LANGKAH
KEANDALAN KESEMPATAN KELEMAHAN HAMBATAN
KEGIATAN PENANGGULANGAN
12
menghimpunnya kedalam suatu kegiatan yang terpadu yang diarahkan kepada
tujuan tertentu. Sehingga perusahaan berjalan dengan sehat dan mampu
bersaing.
EVALUASI
Pertanyaan :
Langkah-langkah apa saja dalam pola berusaha yang harus dilakukan untuk
membentuk usaha, membina serta mengembangkannya ?
Jawaban :
Langkah-langkah dalam pola berusaha adalah :
Langkah Pertama : Mencari Informasi Pasar
Langkah Kedua : Merancang Produk dan Jasa
Langkah Ketiga : Menetapkan Bahan
Langkah Keempat : Menetapkan Proses Produksi
Langkah Kelima : Menetapkan Kebutuhan Tenaga Kerja
Langkah Keenam : Menetapkan Kebutuhan Peralatan dan Mesin
Langkah Ketujuh : Gedung dan Sarana Pembantu
Langkah Kedelapan : Menetapkan Perhitungan Biaya
Langkah kesembilan : Pelaksanaan
Pertanyaan :
Apa yang merupakan kunci utama dalam keberhasilan suatu usaha ?
Jawaban :
Kunci utama dalam keberhasilan usaha adalah pasar.
Pertanyaan :
Suatu Perusahaan (Besar maupun kecil) untuk memperoleh informasi pasar melalui
apa?
Jawaban :
Untuk perusahaan besar informasi pasar diperolah dari penelitian pasar yang
mendalam. Sedangkan untuk memperoleh informasi pasar dapat ditempuh melalui :
13
1. Informasi dari rekan usaha
2. Melalui Kunjungan langsung
3. Memanfaatkan Informasi dari lembaga-lembaga dan instansi pemerintah
4. Melalui percobaan usaha dalam skala kecil untuk mengetahui potensi pasar
5. Melalui kerja magang pada bidang usaha yang bersangkutan
6. Memanfaatkan relasi yang ada
Pertanyaan :
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha dalam mengembangkan usahanya ?
Jawaban :
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha adalah :
1. Ulet, artinya seorang pengusaha harus ulet, tidak lekas putus asa tidak frustasi
karena kegagalan yang dialami.
2. Tekun dan teliti, artinya memiliki kesabaran dan tidak cepat berhenti mengerjakan
pekerjaan yang memerlukan waktu lama serta tidak cepat mengalihkan kepada
kegiatan usaha lain.
3. Rasional, artinya segala rencana, keputusan dan lain-lain harus didasarkan kepada
pertimbangan pemikiran yang masuk akal, tidak bersifat emosional dan angan-angan.
4. Pandai bergaul, artinya memiliki kemampuan untuk bergaul, loyal dan tidak kaku
sehingga memudahkan terjadinya hubungan timbal balik antara pengusaha dengan
relasi.
5. Lapang dada, artinya seorang pengusaha harus kesatria, terbuka untuk menerima
saran, pendapat bahkan kritik sekalipun serta mengakui segala kelemahan yang
ada pada dirinya.
6. Berani menanggung resiko, artinya siap menghadapi segala kemungkinan yang
akan terjadi pada perusahaan yang dijalankannya, dan seorang pengusaha yang
berhasil mampu memperhitungkan resiko yang wajar.
7. Penuh inisiatif dan kreatif, artinya dinamis tidak statis terus bergerak mencari
peluang-peluang usaha kearah peningkatan perusahaannya.
8. Mempunyai kemampuan melimpahkan wewenang, kemampuan mendelegasikan
wewenang suatu urusan kepada pihak-pihak lain merupakan salah satu sifat
14
pengusaha yang berhasil karena kunci manajemen adalah bekerja untuk mencapai
tujuan melalui orang lain.
9. Cepat dalam mengambil keputusan.
Keputusan merupakan tindakan yang membawa perubahan, baik mengakibatkan
keuntungan atau kerugian, namun orang yang tidak berani mengambil keputusan
atau lambat mengambil keputusan umumnya sangat kaku dan statis.
10. Kemampuan memimpin, mengorganisir.
Seseorang pengusaha kecil harus memiliki kemampuan merencanakan,
melaksanakan serta mengendalikan seluruh kegiatan serta mampu menghimpunnya
kedalam suatu kegiatan yang terpadu yang diarahkan kepada tujuan tertentu,
sehingga perusahaan berjalan dengan sehat dan mampu bersaing.
15
UNIT II
MANAJEMEN PEMASARAN
Tujuan pembelajaran
Peserta mampu dan dapat :
1. Menjelaskan pengertian manajemen pemasaran dengan baik.
2. Melakukan penelitian pasar secara sederhana.
3. Melakukan perencanaan pemasaran.
4. Melakukan peramalan dan kebijaksanaan pemasaran.
5. Mengerti dan memahami cara dan syarat-syarat wiraniaga.
Pengantar
Pengertian manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran diartikan sebagai suatu sistem kesuluruhan dari kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada
maupun pembeli yang potensial.
Jadi proses pemasaran dimulai sejak jauh sebelum produksi sesuatu barang/jasa
dibuat, tidak dimulai saat produksi selesai. Juga tidak berakhir pada waktu penjualan
atau transaksi. Semua keputusan yang diambil dibidang pemasaran harus ditujukan
untuk menentukan produk dan pasarnya, harganya, promosi dan sistem distribusinya.
Hal ini yang sangat penting agar pengusaha dapat memberikan kepuasan kepada
pembeli jika ingin kelangsungan hidup (konstinuitas) usahanya terjamin. Serta harus
mampu mempengaruhi agar pembeli mempunyai pandangan yang baik terhadap
perusahaannya dan membuat jaminan yang lebih atas barang dan jasa.
Kewiraniagaan adalah merupakan suatu kegiatan perusahaan yang akan dilakukan oleh
kewiraniagaan untuk menjual hasil produk jasa suatu perusahaan. Kewiraniagaan
merupakan ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk
menarik calon pembeli dan langganan agar bersedia membeli barang/jasa yang
ditawarkan.
16
Ruang lingkup manajemen pemasaran sangat luas, tetapi pada pembahasan ini hanya
dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
17
Penetapan elementer berupa perincian-perincian yang harus dipenuhi oleh barang-
barang buatan pabrik, atau kelas-kelas kedalam mana barang pertanian contohnya
harus digolongkan.
Grading berarti memilih kesatuan-kesatuan dari suatu produk yang dimasukan
kedalam kelas-kelas dan derajat-derajat yang sudah ditetapkan dengan standarisasi.
7. Financing.
Dengan market financing ini kita maksudkan usaha mencari dan mengurus modal
uang dan kredit yang langsung bersangkutan dengan transaksi dalam mengalirkan
arus barang dan jasa dari produsen sampai ke pemakai.
8. Communication.
Dengan fungsi ini kita maksudkan segalanya yang dapat memperlancar hubungan
didalam suatu organisasi dan hubungan keluar (information research, advertising,
publicity).
9. Risk Bearing atau juga disebut Risk Managent.
Adalah cara atau fungsi bagaimana menangani atau mengelakkan rugi karena
rusaknya barang, hilangnya barang atau buruknya nilai harganya.
18
barang yang diproduksi perusahaan tersebut dan berapa jumlah yang
diperlukan.
2. Prosedur penelitian pasar (riset pemasaran).
Tahap yang ditempuh dalam riset pemasaran meliputi :
a. Merumuskan persoalan.
b. Menentukan sumber informasi.
c. Mempersiapkan formulir/daftar yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan
data.
d. Menentukan “sampling design” dan metode sample.
e. Pengumpulan data di lapangan dan pengolahan data.
f. Menganalisa data yang telah dikumpulkan dan diolah.
g. Membuat laporan riset.
3. Macam penelitian pasar (riset pemasaran).
a. Riset analisa penjualan.
b. Riset tentang motif pembelian.
c. Riset usaha penjualan.
d. Riset organisasi penjualan.
e. Riset tentang saluran distribusi.
f. Riset strategi periklanan (advertising).
Untuk mengetahui tentang “consumens of preference” (perasaan) lebih suka dari para
pelanggan yang sangat dinamis dan berubah-ubah pada setiap saat, contoh mula-mula
berniat membeli TV Johnson mungkin berubah lagi menjadi merek lain, menjadi merek
Nasional, Sony atau lainnya.
4. Rencana Pemasaran.
Rencana pemasaran merupakan kegiatan menyusun dan merumuskan kegiatan
rencana dibidang pemasaran agar usaha kegiatan pemasaran dapat menghasilkan
laba dan manfaat tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu.
Rencana pemasaran mengandung unsur-unsur :
a. Kekuatan dan kelemahan perusahaan pada saat sekarang.
b. Tujuan dan sasaran tertentu yang ingin dicapai.
c. Perumusan dari pada usaha-usaha yang perlu dilaksanakan guna mencapai
tujuan yang menyangkut :
19
- Strategy : Artinya dengan jalan apakah sebaiknya kita sampai ketujuan
tersebut ?
- Tactics : Artinya tindakan-tindakan dan sanksi-sanksi khusus apakah yang
perlu diadakan, oleh siapa dan kapan ?
- Control : Alat-alat apakah yang perlu diadakan agar diketahui apakah
pelaksanaan planning kita berhasil.
20
2) Dimana daerah pemasarannya.
3) Siapa pembelinya.
4) Bagaimana penjualan dilakukan.
5) Siapa penyalurnya.
6) Hasil apa yang harus dicapai (laba).
d. Kebijaksanaan dan siasat.
Cara dan tindakan manakah yang terbaik untuk mencapai tujuan dan pemasaran
yang telah ditentukan.
Kebijaksanaan dan siasat ini meliputi :
1) Kebijaksanaan barang (produk).
2) Kebijaksanaan harga (price).
3) Kebijaksanaan promosi (promoting).
4) Kebijaksanaan penyaluran (distribution).
Upaya perbaikan pemasaran usaha
Pendapat yang mengatakan bahwa hanya usaha besar dan menengah saja yang
memerlukan pemasaran adalah pendapat yang nyata-nyata menyesatkan karena :
1. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa pemasaran harus memfokuskan perhatian
kepada kebutuhan dari pembeli, sementara pembeli selalu berubah, baik perilaku,
keinginan maupun selera.
2. Sebagian penduduk kita memerlukan barang-barang/jasa yang dihasilkan oleh
usaha kecil.
Sehingga kekurang jelian dalam melakukan pemasaran akan menjadi peluang baru
yang dimanfaatkan oleh pengusaha-pengusaha besar untuk memproduksi barang-
barang atau jasa yang seharusnya dilakukan oleh usaha kecil. Oleh karena itu,
mau tidak mau pengusaha kecil harus melakukan upaya-upaya pemasaran dan
dapat memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, yang tidak dimiliki oleh
pengusaha besar, seperti antara lain pelayanan yang lebih pribadi, kedekan lokasi
dengan pembeli, serta lebih luwes dan mudah dalam melakukan perubahan dan
lain sebagainya.
Untuk mendapatkan hasil pemasaran sesuai dengan harapan, anda harus
mengikuti tahapan-tahapan atau proses suatu pemasaran.
Proses pemasaran yang umum, yang dapat anda lakukan adalah :
21
1. Pengenalan pasar : yaitu suatu usaha untuk mengetahui suatu potensi dan
mengetahui kebutuhannya. Dari pengenalan pasar juga akan dinilai apakah anda
dapat memenuhi kebutuhan pembeli.
2. Strategi pemasaran : yaitu merupakan kelanjutan dari pengenalan pasar, yang
menyangkut strategi yang akan diterapkan dalam memasarkan barang/jasa anda
agar dapat diterima pasar. Strategi ini berguna untuk menjamin bahwa semua
faktor yang terdapat dalam pemasaran telah sesuai dan cocok antara satu dengan
yang lainnya.
3. Bauran pemasaran : merupakan alat yang akan digunakan dalam menjalankan
strategi yang dipilih. Dalam bauran ini akan ditentukan bagaimana unsur-unsur
lokasi, harga, barang/jasa, system distribusi, promosi, penjualan dan unsur-unsur
lain yang digabung atau dibaur menjadi kesatuan sehingga sesuai dengan pembeli
yang akan dituju.
4. Evaluasi : yaitu harus dilakukan untuk melihat sejauh mana anda dapat
menjalankan proses pemasaran diatas apakah ada perbaikan yang terjadi dalam
usaha anda. Ingat, pasar selalu berubah, sehingga hasil evaluasi menjadi penting,
untuk dijadikan sebagai langkah awal kembali, yakni pengenalan pasar dan
seterusnya sehingga proses ini tidak pernah berakhir.
Dari hasil penelitian ini, anda akan dapat membuat suatu rencana atau strategi.
Analisa SWOT sebaiknya anda lakukan terhadap pesaing. Artinya anda juga membuat
analisa untuk pesaing anda, apa kekuatannya, kelemahannya, peluangnya dan juga
apa ancamannya. Hal ini dimaksudkan agar anda lebih mengenal kondisi pesaing.
Dengan demikian lebih mudah untuk anda memenangkan persaingan.
22
Yang dimaksud dengan kekuatan adalah suatu yang dapat anda lakukan dengan lebih
baik atau lebih berkualitas sehingga usaha anda menjadi lebih maju dari pesaing.
Setelah mengetahui kekuatan susun strategi tentang bagaimana
caramempertahankannya dan jika mungkin meningkatkannya.
Lalu, lihat juga kelemahan anda. Kelemahan adalah suatu hal yang seharusnya dapat
anda lakukan dengan baik, tetapi anda tidak/belum dapat melakukannya. Bila anda
telah mengetahui kelemahan anda, pikirkan dan rencanakan bagaimana caranya agar
anda dapat mengurangi atau bahkan menghilangkannya sama sekali.
Kekuatan dan kelemahan, biasa disebut dengan faktor dalam, yaitu faktor-faktor yang
seharusnya dapat anda kendalikan, sehingga perusahaan dapat menjadi lebih baik dari
pesaing.
Yang termasuk pada factor dalam (kekuatan dan kelemahan) adalah : tenaga kerja
produksi, pemasaran dan keuangan.
Sedangkan peluang dan ancaman termasuk dalam faktor luar, yang dimaksud dengan
faktor luar adalah faktor yang secara teknis tidak dapat anda kuasai, tetapi dapat anda
hindari atau anda manfaatkan.
Yang termasuk faktor luar antara lain adalah : persaingan, kondisi ekonomi, kebijakan
pemerintah, sosial, teknologi, dan suplier. Anda juga harus meneliti dan memeriksa
satu persatu faktor luar ini dan menentukan apakah faktor-faktor tersebut merupakan
peluang atau ancaman bagi usaha anda. Faktor-faktor yang menjadi peluang,
sebaiknya anda manfaatkan sebaik dan sesegera mungkin untuk menghindarkan
peluang tersebut dimanfaatkan oleh pesaing anda.
23
1. Menembus pasar.
Strategi ini dapat digunakan apabila anda mengetahui bahwa masih banyak
sasaran pembeli yang masih belum dapat dicapai oleh barang/jasa anda, atau
masih banyak sasaran pembeli yang belum menggunakan barang/jasa.
2. Pengembangan pasar.
Strategi ini dilakukan manakala sasaran pembeli lama sudah anda anggap jenuh
atau dengan kata lain, hampir semua sasaran pembeli lama telah dapat dicapai,
baik oleh barang/jasa milik anda atau oleh pesaing, sehingga anda atau oleh
pesaing, sehingga anda atau oleh pesaing, sehingga anda perlu mencari
sasaran pembeli baru. Sementara anda tetap ingin memproduksi dan
menawarkan barang/jasa yang lama.
3. Pengembangan produk.
Strategi ini mencakup perubahan barang/jasa, tetapi tetap menggunakan cara
produksi yang sama dengan cara produksi sebelumnya. Strategi ini biasanya
digunakan untuk memperpanjang masa edar barang/jasa, atau dengan kata lain,
pada saat anda mengetahui bahwa sasaran pembeli mulai bosan dengan
barang/jasa yang anda tawarkan anda harus mengubah barang/jasa yang anda
tawarkan.
4. Diversivikasi.
Strategi ini merupakan pengembangan produk baru yang masih berhubungan
dengan produk lama untuk ditawarkan kepada pasar yang baru juga.
5. Biaya murah.
Strategi ini didasarkan pada biaya input yang rendah, sehingga dapat
menghasilkan barang/jasa yang murah pula, namun demikian bukan berarti
dalam melakukan strategi ini anda menawarkan barng/jasa dengan kualitas atau
standar yang rendah. Strategi ini sangat cocok dan tingkat keberhasilannya
tinggi bila diterapkan pada usaha-usaha yang melayani kebutuhan pokok. Hal ini
disebabkan karena secara umum masyarakat telah mengenal dan paham
dengan standar yang ditawarkan, sehingga harga jual yang murah karena
manipulasi barang/jasa kualitas atau standar barang/jasa sulit untuk dilakukan.
24
6. Pemfokusan pasar.
Meramalkan Penjualan.
Ramalan penjualan merupakan pengamatan yang sempurna dari pada kebutuhan
pembeli pada waktu yang akan datang, hasil dari perkiraan penjualan ini akan menjadi
dasar bagi seluruh perencanaan dalam perusahaan seperti :
25
Hal ini penting diketahui oleh pengusaha karena hasil penjualan suatu produk
akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kegiatan ekonomi secara umum. Pekerjaan-
pekerjaan ini sangat rumit dan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan besar
yang mampu membayar ahli-ahli ekonomi.
26
4) Kebutuhan modal kerja.
5) Perkembangan untuk masa 5 tahun yang akan datang.
f. Tenaga Kerja.
1) kwalitas dan kwantitas tenaga kerja, sekarang dan yang
akan datang.
2) hubungan ketenaga kerjaan (industrial relation).
g. Marketing.
1) metode penjualan dan distribusi sekarang dan yang akan datang.
2) promotion.
3) harga.
h. Struktur pasaran.
1) market share.
2) contoh-contoh perusahaan yang berhasil dan yang gagal.
Mempelajari keadaan perusahaan yang sejenis dapat mempermudah
pengusaha untuk membuat ramalan penjualan.
27
Apabila pendapatan/income naik maka jumlah penjualan akan naik.
Metode kwantitatif dengan mengumpulkan data melalui 3 cara :
1. Metode Sensus.
Meramalkan penjualan dengan mengumpulkan dan mencatat elemen
penjualan secara menyeluruh.
2. Metode Sampling.
Meramalkan penjualan berdasarkan pengumpulan data sampel (sample suvey
methode) yaitu dengan mengumpulkan sejumlah sampel dari penjualan seluruh
daerah secara random. Untuk mendapatkan perkiraan yang baik kita harus
mempunyai sampel yang mewakili populasi (representative). Dengan metode
ini biaya relatif tidak mahal, tenaga dan waktu relatif sedikit.
3. Metode case study
Metode pengumpulan data dengan jalan mengambil beberapa elemen
diselidiki secara mendalam.
Misalnya : kita menyelidiki 4 buah pabrik makanan/roti, yaitu A, B, C dan D
maka hasil yang kita peroleh tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan
keadaan pabrik-pabrik rokok seluruh Indonesia, akan tetapi bisa memperoleh
gambaran yang menyuluruh tentang keadaan masing-masing pabrik roti tersebut.
B. Kebijaksanaan Pemasaran
Kebijaksanaan pemasaran meliputi :
1. Kebijaksanaan Barang (product Policy)
Titik tolak kebijaksanaan ini adalah : Pembeli adalah raja yang berarti :
a. Mengenal dengan tepat kebutuhann pembeli.
b. Mengenal dengan tepat daya beli pembeli.
c. Mengenal tingkah laku pembeli.
d. Mengenal kebiasaan pembeli.
e. Mengenal ciri-ciri lain dari pembeli.
28
c. Pemasaran barang tunggal (speliasasi barang) atau pemasaran aneka barang.
d. Pemakaian cap dagang dan cap usaha (tanda pengenal dagang/usaha).
e. Penggunaan pembungkus/pembungkusan dan label.
f. Pelayanan khusus (tehnik pemeliharaan dan pasca jual), ysng meliputi :
- Garansi (jaminan) untuk jangka waktu tertentu terhdap kerusakan.
- Perbaikan, penggantian bagian-bagian yang rusak.
- Penyediaan spare part.
- Pemeliharaan.
- Pemberian keterangan cuma-cuma untuk pemakaian dan pemeliharaan.
g. Reputasi barang yang berhubungan dengan kwalitas, daya tahan/keawetan,
bentuk,model dan warna.
Pengelompokan barang.
Barang dapat dikelompokan sebagai berikut :
a. Berdasarkan pemakaian :
1) Durable goods : Yaitu yang tahan dipakai berkali-kali.
Umpanya : Pakaian, Lemari Es, Kipas Angin dll.
2) Non Durable goods : Yaitu barang-barang yang dipakai hanya sekali atau
beberapa kali saja.
Misalnya Daging, Sabun dan lain-lain.
3) Sevice goods : Kegiatan jasa yang ditawarkan untuk dijual,
misalnya : Cukur, Reparasi.
b. Berdasarkan usaha untuk memperolehnya :
1) Convenience goods : Barang-barang yang biasa dibeli pembeli secara
cepat, sering dan tanpa pertimbangan untuk membandingkan harga dan
lain-lain usaha yang diperlukan dalam membeli.
2) Shooping goods : Barang-barang yang dibeli setelah melalui proses
seleksi, biasanya melalui perbandingan mengenai kwalitas, kepantasan
harga, model.
3) Speciality goods : Barang-barang dengan ciri-ciri khusus, misalnya :
Camera yang punya kekhususan yaitu pada tanggalnya.
Tiap-tiap katagori dalam klasifikasi diatas mempunyai cara tersendiri karena pembeli
mempunyai selera dan sikap yang berbeda untuk masing-masing katagori.
29
2. Kebijaksanaan Harga (price Policy).
Harga barang merupakan pertimbangan terpenting bagi pembeli untuk memutuskan
membeli atau tidak. Oleh kerena itu penting bagi pengusaha untuk menentukan
harga jual yang tepat, yakni menguntungkan pengusaha dan terjangkau oleh konsumen.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan dalam penentuan harga
jual adalah sebagai berikut :
a. Harga pokok.
b. Harga barang saingan.
c. Daya beli para pembeli.
d. Jangka waktu perputaran modal.
e. Peraturan-peraturan pemerintah.
a. Harga pokok
Pengusaha harus dapat mempertimbangkan secara cermat biaya yang dikeluarkan
untuk membuat barang/jasa untuk setiap satuan (unit).
Biaya tersebut terdiri dari :
1) Biaya bahan.
2) Biaya tenaga kerja.
3) Biaya pengembalian dan penjualan.
4) Biaya angkutan.
5) Biaya resiko rusak, hilang, susut.
6) Pungutan-pungutan.
7) Bunga modal.
30
c. Daya beli pembeli
Pembeli jarang memikirkan beberapa harga pokok barang yang dibelinya, beberapa
keuntungan pengusaha.Kemampuan membayar serta tingkat dan urutan kepentingan
merupakan dasar yang sangat menentukan dalam pembelian.Jadi pengusaha harus
mempertimbangkan apakah barang/jasa yang ditawarkan merupakan kebutuhan pokok,
sekunder, barang lux bagi pembeli. Oleh karena itu untuk sejumlah pembeli yang
tidak banyak uangnya maka perlu dipikirkan cara-cara pembayaran kredit atau
cicilan.
e. Peraturan pemerintah.
Pengusaha harus mengetahui peraturan-peraturan pemerintah yang mengatur barang-
barang tertentu yang strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak atau
penting bagi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu harga barang tersebut diawasi
oleh pemerintah.
Oleh karena itu perubahan-perubahan peraturan pemerintah perlu segera diketahui,
terlambat mengetahui berati kerugian.
31
1) Harga setingkat dengan harga pasar.
Jika persaingan sangat tajam, serta hasil produk tidak mudah dibedakan dengan
produk saingan, juga jika dipasar telah terdapat “standar” harga dan hasil produksi
tersebut seperti sabun mandi kwalitas menengah, beberapa minimum.
2) Harga dibawah harga pasar.
Hal ini biasanya dilakukan oleh pengecer, dengan tujuan memperoleh laba maksimal
dengan jalan penurunan harga yang kecil diimbangi oleh perputaran modal dan turn
over besar dari barang dagangan.
3) Harga diatas harga pasar.
Biasanya kebijaksanaan menentukan harga diatas harga pasar merupakan
kebijaksanaan temporer.
Kebijaksanaan tersebut sering kali dilakukan pada periode-periode pertama oleh
perusahaan yang memperkenelkan suatu produk yang baru dan untuk dipasarkan,
ataupun apabila pedagang/toko memiliki suatu reputasi yang terkemuka sehingga
para pembeli akan bersedia membayar diatas harga pasar bilamana di toko tersebut.
3. Kebijaksanaan Promosi (Promotion Policy)
Promosi merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, meyakinkan dan
mengingatkan kembali manfaat produk kepada para pembeli dengan harapan mereka
tergerak hatinya dan secara sukarela membeli produk.Tujuan dari kegiatan promosi
adalah untuk meningkatkan jumlah penjualan.“ Prinsip tidak suka karena tidak kenal “
berlaku untuk bidang pemasaran. Oleh karena itu perkenalkanlah produk perusahaan
saudara.
Calon pembeli perlu diusahakan untuk mengenal :
a. Barangnya
b. Penjualnya
c. Tempat penjualnya
Mengenal saja tidak cukup, calon pembeli dibujuk dan dirangsang untuk
membeli. Cara-cara yang dapat ditempu untuk memperkenalkan dan membujuk
pembeli adalah sebagai berikut :
a. Iklan melalui media-media :
1) Televisi
2) Radio
32
3) Bioskop
4) Surat kabar
5) Majalah
6) Plakat
7) Brosur
8) Dan lain-lain
b. Melalui tenaga penjual langsung (wiraniaga/salesman)
c. Potongan harga
d. Penjualan secara kredit
e. Pelayanan yang baik
f. Undian berhadiah
g. Peragaan (demontrasi)
h. Hadiah-hadiah
Untuk melakukan kegiatan promosi perlu diketahui siapa konsumen, agar supaya
kegiatan promosi betul-betul mencapai sasaran.
Pembeli dapat dibagi atas 3 (tiga) kelompok :
a. Pembeli perorangan yang dapat dikelompokkan.
1) Pendapatan 5) Pendidikan
2) Jenis kelamin 6) Jumlah anggota
3) Umur 7) Tempat tinggal
4) Pekerjaan
b. Pembeli industri dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Pembelian didasarkan pertimbangan rasionil
2) Peka terhadap harga/biaya
3) Pembelian dengan menggunakan prosedur tertentu
c. Pembeli pemerintah. Pemerintah merupakan konsumen terbesar yang terlihat
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
4. Kebijaksanaan Distribusi
Distribusi barang merupakan kegiatan penyampaian barang dari produsen
ketangan pembeli, yang meliputi :
a. Persediaan barang
33
b. Pengendalian persediaan
c. Penyimpanan dan penggudangan (khusus atau umum)
d. Macam pengankutan yang akan dipergunakan (khusus atau umum)
e. Metode distribusi atau sistem distribusi
f. Saluran distribusi (melalui pedagang besar, pengecer, agen, pedagang hak
dagang).
g. Jumlah dan lokasi saluran distribusi.
h. Biaya-biaya distribusi dan pembelinya.
Semua komponen tersebut haruslah diselidiki dengan seksama serta
diintegrasikan dengan kombinasi kebijakan pemasaran yang lain (produk, harga,
promosi) untuk mencapai tujuan operasi pemasaran dengan efisien.
34
Disini pabrikan kontak langsung dengan 6 relailer (pengecer) konsekwensinya adalah
komunikasi, kunjungan salesmen transport barang, penagihan, administrasi keuangan
dan lain-lain.
Gambar II
35
3 pabrikan dengan 6 retailer akan mengakibatkan hubungan yang ruwet. Karena tanpa
ada middlemen masing-masing pabrikan terpaksa berhubungan dengan masing-masing
pengecer.
Gambar IV
37
Dengan adanya organisasi akan terjadi pembagian pekerjaan :
a. Masing-masing tau akan kewajiban dan tanggung jawabannya.
b. Tiap-tiap orang akan bekerja sesuai dengan kecakapannya.
c. Mempermudah pengawasan.
d. Membentuk suatu korps/ikatan.
38
- Bahan. - Manfaat.
- Mutu. - Cara menjual.
- Bentuk. - Mudah memakainya.
- Model. - Hemat memakainya.
- Warna. - Diprgunakan oleh orang yang ternama.
- Ukuran.
Wiraniaga harus mengenal para calon pembeli dengan alasan pribadi maupun alasan
umum.
Dari dua alasan penjualan di atas proses pembelian berupa.
- Pembelian karena biasa yang tidak banyak membutuhkan rencana pertimbangan.
- Pembelian karena adanya dorongan pribadi atas inisiatif penjualan.
- Pembelian karena adanya dorongan emosional.
Motif-motif pembelian :
- Manfaat.
- Kebanggaan.
- Meniru.
- Perasaan takut dan khawatir.
- Ingin tau lebih dalam.
- Bersaing.
- Iri hati.
Dari poin-poin 2 dan 3 di atas, maka dalam melaksanakan tugasnya wiraniaga harus
mengenal akan :
a. Pengetahuan barang yang akan dijual.
b. Pengetahuan calon pembeli.
c. Pengetahuan keadaan diri sendiri.
ad.a. Pengetahuan barang yang akan dijual akan membantu dalam melaksanakan
teknik menjual. Wiraniaga harus mengenal barang serta penggolongan yaitu :
1) Barang-barang pokok untuk keperluan sehari-hari.
39
2) Barang-barang penunjang kehidupan sehari-hari.
Antara lain : obat-obatan, alat-alat tulis, mainan anak-anak dan sebagainya.
3) Barang-barang mewah : Radio, TV dan Kulkas.
Penggolongan tersebut diatas tidak mutlak demikian tetapi semuanya tidak
terlepas dari kemampuan konsumen untuk membelinya.
ad.b. Calon pembeli dan langgan jumlahnya banyak sekali yang harus diketahui
sifatnya, tabiat, golongannya, pendapatannya dan sebagainya sehingga kita harus
tahu hal ikhwal tentang calon pembeli dan langganan.
ad.c. Seorang wiraniaga selain mengetahui sifat-sifat calon pembeli, terlebih dahulu
harus bisa mengenal diri sendiri, sifat-sifat manakah yang kira-kira telah dimiliki
sebagai seorang wiraniaga. Kekurangan sifat-sifat yang harus dimiliki, maka perlu
dikembangkan untuk memiliki kepribadian sebagai wiraniaga.
Cara-cara yang biasanya berhasil baik, telebih dahulu dengan menawarkan barang
yang harganya sedang. Jika kemudian pembeli ingin barang yang lebih baik barulah
barang dengan harga yang lebih tinggi ditawarkan atau sebaliknya.
Kadang-kadang perlu memperlihatkan barang dalam jumlah banyak untuk memberi
kesempatan pembeli memilih barang yang ada.
Tanda-tanda pembeli :
- Mengamat-amati barang sekali lagi dan membaca petunjuk pelaksanaannya.
- Mencoba sekali lagi barang tersebut.
- Mengerutkan muka seperti akan mengambil keputusan.
Tipe-tipe pembeli :
- Tipe pembeli yang ragu-ragu
- Pembeli yang tergesa-gesa
40
- Tipe pembeli yang curiga
- Tipe pembeli yang pendiam
- Tipe pembeli yang banyak bicara (cerewet)
- Tipe pembeli yang tegas
- Tipe pembeli yang hemat.
Seseorang pembeli pada umumnya menaruh perhatian pada 2 (dua) aspek :
a. Perhatian terhadap pemesanan atau pembelian. Disini yang menjadi perhatian
pembeli adalah memanfaatkan uang yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya dan
seefektif mungkin sesuai dengan kebutuhannya.
b. Perhatian terhadap wiraniaga.
Yang terutama menjadi perhatin pembeli apakah wiraniaga itu disukai dan menyukai
pembeli. Apa yang disarankan wiraniaga itu selalu baik, bahkan pembeli bersedia
membeli meskipun kebutuhan tadak ada asal wiraniaga itu disukai pembeli.
41
5. Mencari pelanggan
Untuk melaksanakan penjualan, wiraniaga supaya berusaha untuk dapat bertemu
dengan calon pembelinya. Sehingga wiraniaga dapat memberikan keterangn-keterangan
yang diperlukan serta menunjukkan contoh barangnya atau gambarannya. Banyak
kesukaran-kesukaran yang dihadapi wiraniaga untuk menemui calon pembeli, terutama
orang-orang pembesar atau perusahaan-perusahaan besar.
Menemui calon pembeli pada toko-toko pengecer, orang-orang kebanyakan biasanya
banyak menemui kesukaran. Untuk menemui calon pembeli yang sukar ditemui, ada
beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu :
a. Datang berkenalan dengan perantaraan orang lain yang telah kenal dengan calon
pembeli.
b. Datang sendiri dengan menunjukan identitasnya (tanda pengenalnya).
c. Dengan memberitahukan terlebih dahulu lewat surat, telepon.
d. Minta waktu kepada calon pembeli, kapan dan dimana dapat menerima wiraniaga.
42
- Penyampaian.
f. Bila calon pembeli telah tertarik pada sesuatu barang, maka singkirkan barangbarang
yang tidak disenagi dan tampilkan barang-barang yang disenangi.
g. Pujilah pilihan dan pembeli.
h. Sebagai penutup, baik terjadi transaksi penjualan atau tidak mengucapkan terima
kasih atas pembeli/pesanan ataupun penerimaan dan calon pembeli.
6. Tehnik-tehnik menjual :
a. Tehnik menjual :
- Seorang wiraniaga harus benar-benar mengenal akan barangnya baik
kelebihannya maupun kekurangannya.
- Dalam meyakinkan calon pembeli harus memperkecil kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada barangnya dan dapat menunjukkan kelebihan dan buktinya.
- Meyakinkan yang paling baik dengan demonstrasi, kalau perlu calon pembeli
diajak bersama untuk melakukan demostrasi.
- Penjual jangan sampai kehilangan kesabaran dan jangan menyakitkan hati
calon pembeli.
- kalau calon pembeli menunjukkan keberatan-keberatan, hendaknya jangan
dibantah, tetapi jawablah dengan menunjukkan keunggulan yang khusus dari
barang yang bersangkutan.
b. Penentuan kebutuhan calon pembeli :
Dengan adanya keputusan dari calon pembeli perlu diperhatikan jumlah barang
dan kapan barang harus dipersiapkan.Seperti dikemukakan diatas, keputusan
membeli dari calon pembeli merupakan puncak proses penjualan yang harus
segera diikuti dengan penutupan transaksi jual beli.
7. Pelayanan penjualan.
Penjualan barang yang banyak pesaingnya, pelayanan yang baik akan menentukan
hasil penjualan, pelayanan yang baik dan cepat merupakan daya tarik pembeli, dan
pembeli akan merasa puas. Dengan pelayanan yang memuaskan kepada pembeli
akan merupakan daya tarik bagi pembeli untuk menjadi langganan serta akan
43
menjadikan nama baik tidak hanya penjualannya saja tetapi juga barang tokonya
dan perusahaannya.
Untuk pelayanan ini antara lain telah disebutkan pada uraian menghadapi calon
pembeli dan dapat pula ditambahkan :
a. Pelayanan pada calon pembeli pada tempat yang menyenagkan, sehingga calon
pembeli betah ditempat tersebut.
b. Etalase.
c. Demonstrasi.
d. Memberi garansi kepada pembeli atau barang dapat ditukar.
Setelah pembeli melakukan transaksi pembelian dan penjual memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya sehingga pembeli akan merasa puas, maka
selanjutnya diusahakan untuk melakukan promosi penjualan. Adapun yang
dimaksud dengan promosi penjualan dalam arti yang luas suatu penjualan
barang atau jasa. Dalam arti, yang sempit ialah suatu usaha yang membantu
periklanan dan wiraniaga menjadi kreatif.
Periklanan merupakan suatu kegiatan yang penting untuk promosi penjualan,
kegiatan-kegiatan lain berupa :
a. Pembungkusan.
b. Label.
c. Premi, hadiah.
d. Wiraniaga.
e. Demontrasi.
f. Pajangan, etalase.
g. Pelayanan.
h. Pengumuman.
44
Hambatan bagi wiraniaga dalam melakukan tugasnya dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Berasal dari luar.
b. Berasal dari dalam.
ad.a. Berasal dari luar :
Cara-cara pemecahan.
45
FORMULIR PENILAIAN PRESTASI KERJA WIRANIAGA
PT. ..............................................
PENYIMPANGAN
NO. KRITERIA STANDAR HASIL
SATUAN NILAI
1. Jumlah pesanan pembelian.
2. Jumlah pembelian tunai.
3. Jumlah pembelian. kredit.
4. Jumlah laba bersih.
5. Jumlah kunjungan.
6. Jumlah pesanan pembelian.
7. Jumlah pesanan rata-rata.
8. Jumlah hari kerja.
9. Jumlah pelanggan baru.
10. Jumlah tagihan.
11. Jumlah biaya penjualan.
46
UNIT III
MANAJEMEN PRODUKSI
Tujuan Pembelajaran :
Peserta mampu dan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan manfaat manajemen produksi.
2. Mengetahui ruang lingkup dari pada manajemen produksi.
3. Menguasai 9 (Sembilan) langkah memproduksi.
Pengantar
Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan mengolah bahan mentah manjadi barang
setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi.
Ada perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi,
contohnya perusahaan : meubeul; bahannya kayu diolah menjadi kursi/meja yang
belum dihaluskan dan belum diplitur.
Ada juga perusahaan yang mengolah barang setengah jadi tersebut (kursi/meja yang
belum dihaluskan dan belum diplitur ) menjadi barang jadi.
Secara sederhana kegiatan produksi dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut
:
Masukan
(input) Keluaran
(output)
Yang dimaksud dengan masukan (input) disini yaitu berupa faktor-faktor produksi antara
lain :
1. Manusia (Man).
2. Uang (Money).
3. Mesin (Machine).
4. Bahan (Material).
5. Metode (Method).
Perusahaan baru bisa maju jika volume produksi dan produktivitasnya meningkat.
47
A. Manfaat Manajemen Produksi
Manfaat Manajemen produksi antara lain :
1. Proses produksi dapat diatur secara efektif dan efisien.
2. Penggunaan bahan secara ekonomis.
3. Barang dapat diproduksi sesuai dengan selera dan daya beli konsumen.
4. Pemilihan dan pemanfaatan bahan masih dapat dilakukan secara tepat.
5. Jumlah barang yang diproduksi dapat diusahakan pada tingkat yang
menguntungkan.
6. Produksi barang dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal.
48
5. Pada bagian-bagian mana syarat-syarat pembuatan harus diperhatikan, yang
akan menentukan mutu produk..
6. Tentukan pengujian mutu hasil pekerjaan, antara lain yang berhubungan
dengan:
a. Kekuatan.
b. Ukuran.
c. Kehalusan hasil pekerjaan.
d. Rasanya.
e. Kebersihannya.
49
Yaitu apabila barang/bahan disimpan untuk sementara
Waktu.
SEMEN PASIR
Ditakar Diayak/disaring
Disiram 2x sehari
disimpan 50
Untuk perbaikan proses produksi :
1. Hilangkan/hapus kegiatan-kegiatan yang tidak perlu.
2. Gabungkan kegiatan-kegiatan yang dapat digabung.
3. Sederhanakan.
4. Menyusun kembali urutan kegiatan untuk mendapatkan hasil yang lebih
efektif.
Pertimbangan Teknis, yaitu pertimbangan yang berhubungan dengan sifat teknis dari
peralatan tersebut antara lain :
1. Kapasitas dari pada mesin/peralatan.
2. Keserbagunaan peralatan.
51
3. Unsur teknis.
4. Tersedianya suku cadang.
5. Mudah untuk memperbaiki (konstruksi sederhana).
Setelah kedua faktor dipertimbangkan maka pilihan jatuh pada mesin/peralatan yang
paling menguntungkan.
52
Langkah 7 : Menyusun Jadwal Pelaksanaan
Penjadwalan merupakan kegiatan yang diperlukan dalam rangka memproduksi sesuatu
barang. Dengan membuat jadwal perusahaan dapat mengetahui :
1. Kapan barang jadi sudah harus siap diserahkan kepada konsumen.
2. Kapan kegiatan produksi harus dimulai.
3. Kapan bahan harus sudah dipesan.
4. Kapan bahan masuk gudang persediaan.
Rencana Kegiatan
Bulan :
WAKTU MINGGU KE
No KET
I II III IV
KEGIATAN
1 Membuat Produk A
2 Membuat Produk B
3 Membuat Produk C
4 Membuat produk D
2. Network Planning
Network Planning merupakan metode penjadwalan dengan diagram yang di
gambarkan dengan menggunakan simbol-simbol. Penjadwalan suatu kegiatan
beserta kegiatan-kegiatan yang menunjang yang harus di lakukan serta hubungan-
hubungan ketergantungan satu sama lain.
53
Simbol-simbol yang di pergunakan
= Kegiatan
= Kejadian (event)
*(GRAFIK)
Berdasarkan tabel dan grafis diperoleh biaya total yang paling murah
adalah Rp. 60.000,-
Jadi jumlah pesanan yang paling ekonomis adalah 100 satuan.
56
Untuk diagram persediaan bahan digudang
100
80
60
40
20
0
R R R
S
S WAKTU S
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
R = Reorder point.
S = Waktu yang diperlukan untuk memesan kembali.
58
4 (empat ) Langkah Pengendalian Kwalitas.
a. Menentukan standar kwalitas barang yang akan dibuat.
b. Menilai sesuai tidaknya barang-barang yang dibuat tadi dengan
standar.
c. Mengadakan tindakan apabila diperlukan, jika standar tidak
dipenuhi.
d. Merencanakan perbaikan-perbaikan secara terus menerus untuk
menilai standar yang telah ditetapkan.
59
Suatu perencanan tidak ada artinya jika tidak dengan pelaksanaan (Do). Oleh karena
itulah sesuai dengan apa yang direncanakan sebelum mulai dilaksanakan harus
diperiksa kembali apakah sarana-sarana (5M) yang diperlukan telah lengkap dan
kemudian baru dimulai dengan :
1. Instruksi Kerja.
2. Bimbingan Kerja.
3. Dorongan-dorongan semangat kerja.
4. Pencatatan (recording).
5. Pelaporan (reporting).
A. Evaluasi
Soal-soal :
1. Apa manfaat manajemen produksi ?
2. Sebutkan 9 langkah kegiatan memproduksi ?
3. Mengapa perlu menyusun jadwal pelaksanaan produksi ?
4. Jelaskan cara membuat jadwal ?
5. Jelaskan 6 prinsip dasar dalam penyusunan tata letak ?
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian persediaan bahan
antara lain ?
Jawaban :
1.Manfaatkan manajemen Produksi adalah :
a. Proses produksi dapat diatur secara efektif dan efisien.
b. Penggunaan bahan secara ekonomis.
c. Barang dapat diproduksi sesuai dengan selera dan daya beli konsumen.
d. Pemilihan dan pe manfaatan masih dapat dilakukan secara tepat.
e.Jumlah barang yang diproduksi dapat diusahakan pada tingkat yang
menguntungkan.
f. Produksi barang dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal.
60
c. Menentukan proses produksi/cara kerja.
d.Memilih mesin dan peralatan.
e. Menentukan tenaga kerja yang akan melaksanakan.
f. Menyusun tata letak (Lay out).
g. Menyusun jadwal pelaksanaan.
h. Merencanakan cara pengendalian.
i. Pelaksanaan kegiatan produksi.
3. Perlunya menyusun jadwal pelaksanaan dapat mengetahui :
a. Kapan barang jadi sudah harus siap diserahkan kepada konsumen.
b.Kapan kegiatan produksi harus dimulai.
c. Kapan bahan harus sudah dipesan.
d. Kapan bahan masuk gudang persediaan.
61
d. Prinsip penggunaan ruangan yang efektif dan efisien.
e. Prinsip keselamatan dan kepuasan pekerja.
f. Prinsip keluwesan yaitu dapat menyesuaikan dengan keadaan jika
diperlukan adanya perubahan-perubahan.
62
UNIT IV
PERHITUNGAN BIAYA DAN LABA
Tujuan Pembalajaran
Peserta mampu dan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan biaya.
2. Menggolongkan biaya dan laba.
3. Melakukan perhitungan harga pokok dan harga jual.
4. Menghitung titik pulang pokok.
Pengantar
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pimpinan perusahaan yaitu perhitungan
biaya. Kekeliruan dalam perhitungan biaya akan berpengaruh pada perhitungan pajak
yang harus dibayar oleh perusahaan. Pimpinan perusahaan harus teliti dalam
perhitungan biaya yang tentunya dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukannya.
Bahan mentah (2) Bahan setengan Jadi (3) Barang Jadi (4) Barang Jadi
Bagan dua :
Contoh pada perusahaan meubeul :
Pada kegiatan :
1. Perusahaan mengeluarkan biaya-biaya pembelian kayu jati, misalnya biaya
pengangkutan ke Gudang.
2. Perusahaan mengeluarkan biaya proses produksi, misalnya biaya tenaga kerja.
3. Perusahaan mengeluarkan biaya proses produksi, misalnya biaya tenaga kerja.
4. Perusahaan mengeluarkan biaya penjualan kursi ke pasar, misalnya
pengangkutan.
Bagan tiga :
(1)
(2)
Perusahaan Barang jadi pasar
65
Biaya tetap
perilaku
Biaya
jenis langsung
Biaya buruh langsung
66
- Biaya bahan baku.
- Biaya buruh borongan.
- Biaya bahan pembantu.
Pada perusahaan Tahu biaya tersebut, seperti :
- Kacang kedelai untuk tahu.
- Tukang membuat tahu yang upahnya didasarkan pada banyak tahu yang
dihasilkan.
- Minyak untuk kompor.
67
Adalah biaya bahan yang secara tak langsung digunakan untuk
membuat barang dan bukan merupakan bagian pokok dari barang yang
bersangkutan.
2) Biaya tenaga kerja tak langsung.
Adalah biaya tenaga kerja yang tak langsung menghasilkan barang.
Contoh :
- Biaya untuk tenaga pengawas.
- Biaya untuk tenaga operator mesin pembangkit listrik.
3) Biaya tak langsung pabrik.
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membantu memperlancar
pelaksanaan proses produksi.
Contoh :
- Biaya perawatan proses produksi.
- Biaya sewa alat produksi.
c. Biaya Administrasi/Umum.
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan administrasi kantor dan
umum. Contoh :
- Gaji Pimpinan Perusahaan.
- Sewa Kantor.
- Gaji Pegawai.
- dll.
d. Biaya penjualan.
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan penjualan.
Contoh :
- Gaji pimpinan bagian penjualan.
- Iklan penjualan.
- Biaya penyusutan alat penjualan.
- dll.
Biaya bahan langsung ditambah dengan biaya tak langsung disebut dengan biaya
utama. Sedangkan biaya bahan tak langsung ditambah dengan biaya tenaga kerja
68
tak langsung ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya disebut dengan biaya
produksi tidak langsung. Biaya utama ditambah dengan biaya produksi tidak
langsung disebut harga pokok pembuatan/harga pokok pabrik. Biaya administrasi
dan umum ditambah dengan biaya penjualan disebut biaya komersil. Harga pokok
pembuatan ditambah dengan biaya komersil disebut harga pokok penjualan.
2. Penggolongan Laba.
Laba adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan karena penjualan lebih
besar dari harga pokok penjualan atau selisih positif antara harga jual dengan
harga pokok penjualan.
B. Prinsip-prinsip Perhitungan Harga Pokok dan Harga Jual.
69
Pada bagian B diatas telah dibahas bagaimana menggolongkan biaya menjadi
perilaku biaya dan jenis biaya, hal ini akan dibahas kembali pada poin D ini.
Perilaku biaya merupakan salah satu alat manajemen dalam merencanakan
kelayakan usaha. Dengan perilku biaya ini maka seorang pimpinan perusahaan
dapat menetapkan berapa harga pokok barang yang dibuat, selain dari pada itu
dengan perilaku biaya ini pimpinan perusahaan dapat pula memperkirakan harga
pulang pokok (BEP). Pembahasan pulang pokok ini akan dibahas lebih lanjut.
Kalau perilaku biaya merupakan alat manajemen dalam merencanakan kelayakan
usaha dalam menetapkan strategi bisnis, maka jenis biaya merupakan alat
manajemen mengendalikan kegiatan operasional perusahaan.
Komponen dari harga pokok penjualan adalah biaya tetap dan biaya tidak tetap
(dilihat dari sisi perilaku biaya).
Misalnya :
Perusahaan Batako menetapkan biaya tetap Rp. 3.750.000.
total biaya tidak tetap Rp. 12.000.000.
maka, harga pokoknya = Biaya tetap + biaya tidak tetap
= Rp. 3.750.000. + Rp. 12.000.000.
= Rp. 15.750.000.-
Komponen dari harga jual adalah harga pokok dan laba. Kalau dihitung lebih lanjut
untuk perusahaan batako tadi, misalnya laba yang diinginkan oleh perusahaan sebesar
Rp. 6.750.000.-, maka harga jual = harga pokok + laba.
Harga jual = Rp. 15. 750.000 + 6.750.000,- = Rp. 22.500.000.-
% Laba = Laba bersih setelah pajak X 100%
M1 + M2
M 1 = investasi
M 2 = BT + BTT
70
Dilihat dari sisi jenis biaya, maka harga pokok dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya bahan langsung ditambah biaya tenaga kerja langsung ditambah biaya tidak
langsung pabrik ditambah biaya administrasi dan umum serta ditambah biaya
penjualan.
Secara konvensional harga pokok dapat dihitung sebagai berikut :
Harga pembelian Rp. …………………………
Biaya pembelian Rp. ………………………...
Harga pokok perolehan Rp. ………………………….
Persediaan awal Rp. ………………………...
Barang siap jual Rp. ………………………….
Persediaan akhir Rp. ………………………….
Harga pokok penjualan Rp. ……………………….........
Tujuan perhitungan titik pulang pokok adalah untuk perencanaan keuntungan dan
pengamanan perusahaan.
71
Biaya tetap dalam bulan tersebut Rp. 2.500.000.-
Percobaan pertama :
Misalkan menjual 500 satuan
Maka hasil penjualan 500 X Rp. 8.000.- = Rp. 4.000.000.-
Jumlah biaya tak tetap 500 X Rp. 6.000 = Rp. 3.000.000.-
Biaya tetap……………………… ………….. = Rp. 2.500.000.-
Jumlah biaya,……………… ……………… Rp. 5.500.000.-
Rugi,…………………………………………… . Rp. 1.500.000.-
Dari percobaan pertama tersebut perusahaan menderita kerugian sebesar
Rp. 1.500.000.-. jadi penjualan 500 satuan bukanlah penjualan pada BEP.
Percobaan kedua :
Misalkan menjual 750 satuan
Maka hasil penjualan 750 X Rp. 8.000, = Rp. 6.000.000.-
Jumlah biaya tak tetap 750 X Rp. 6.000.-= Rp. 4.500.000.-
Biaya tetap, ……………………………...................Rp. 2.500.000.-
Jumlah biaya, ………………………………… = Rp. 7.000.000.-
Rugi,………………………………… …………… = Rp. 1.000.000.-
Percobaan ketiga :
Misalkan menjual 1.500 satuan
Maka hasil penjualan 1.500 X Rp. 8.000,- = Rp. 12.000.000.-
Jumlah biaya tak tetap 1.500 X Rp. 6.000.- = Rp. 9.000.000.-
Biaya tetap, ………………………… ………… = Rp. 2.500.000.-
Jumlah biaya, ……………………………………. = Rp. 11.500.000.-
Laba ………………………………………………. = Rp. 500.000.-
Dari percobaan tersebut perusahaan memperoleh laba Rp. 500.000.-,
jadi penjualan 1.500 satuan bukanlah penjualan BEP.
72
Percobaan keempat :
Misalkan menjual 1.250 satuan
Maka hasil penjualan 1.250 X Rp. 8.000,- = Rp. 10.000.000.-
Jumlah biaya tak tetap 1.250 X Rp. 6.000.- = Rp. 7.500.000.-
Biaya tetap, ……………………………………… = Rp. 2.500.000.-
Jumlah biaya, …………………………………… = Rp. 10.000.000.-
Laba/rugi. ………………………………………… = Rp. 0
Dari percobaan keempat tersebut perusahaan tidak memperoleh laba atau
menderita kerugian, jadi penjualan 1.250 satuan merupakan penjualan BEP.
Biaya tetap F .C
Penjualan persatuan - Biaya tak tetap persatuan S - VC
2.500.000 1.250 satuan
8.000 - 6.000
Untuk menghitung BEP dalam nilai uang maka dihitung dengan cara :
1. BEP dalam satuan X harga jual persatuan
Pada contoh tersebut diatas : 1.250 X Rp. 8.000 = Rp. 10.000.000.-
Perhitungan ini ada kesesuaiannya dengan percobaan yang keempat.
2. Dengan rumus :
Biaya tetap FC
1 Biaya tak tetap perusahaan 1 - VC
Harga jual persatuan S
2.500.000 = 20.000.0000 = Rp. 10.000.000,-
6.000 8.000 – 6.000
1. 8.000
73
Dari perhitungan diatas kesesuaiannya dengan cara yang pertama.
Dalam kenyataannya perusahaan tidak hanya menjual satu macam barang saja
tapi lebih dari satu macam barang.
Untuk menghitung BEP dalam nilai uang dapat dihitung dengan rumus :
Biaya tetap
Jumlah biaya tak tetap semua barang
1 - Hasil penjualan semua barang
Contoh :
Perusahaan “Sari Roso” menjual dua macam barang hasil produksinya yaitu
barang “X” dan barang “Y” dalam bulan mei 1983 sebagai berikut :
Penjualan barang “X”, 500 satuan @ Rp. 5.000.-
Biaya tak tetap Rp. 1.500.000.-
Penjualan barang “Y”, 800 satuan @ Rp. 7.500.-
Biaya tak tetap Rp. 4.000.000.-
Biaya tetap dalam bulan tersebut Rp. 2.400.000.-
Cara menghitungnya :
Penjualan barang “X”, 500 X Rp.5.000.- = Rp. 2.500.000.-
“Y”, 800 X Rp.7.500.- = Rp. 6.000.000.-
Total penjualan “X” dan “Y” = Rp. 8.500.000.-
74
8.500.000 - 5.500.000
Pada perhitungan BEP dalam nilai uang untuk produk majemuk, perusahaan
memperoleh keuntungan karena hasil penjualan lebih besar dari hasil penjualan
pulang pokok.
75
EVALUASI
Pertanyaan :
Apakah pengertian biaya itu ?
Jawaban :
Pengertian biaya pada dasarnya dapat dilihat dari beberapa aspek, bila dilihat, secara
umum biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dapat diukur dengan
satuanuang dimana pengorbanan itu dapat diduga sebelumnya serta tidak dapat
dihindari dalam rangka memperoleh penghasilan.
Pertanyaan :
Apa saja yang termasuk jenis-jenis biaya ?
jawaban :
biaya sebagai jenis biaya terdiri dari :
1. Biaya langsung adalah pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang,
dimana pengorbanan tersebut langsung berhubungan dengan produk atau jasa yang
dihasilkan, contoh : harga beli kedelai untuk perusahaan tahu dan harga beli kain
untuk perusahaan konveksi.
2 . biaya tidak langsung adalah pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang,
dimana pengorbanan tersebut tidak berhubungan langsung dengan produk atau
Jasa yang dihasilkan, contoh : harga beli oli mesin jahit untuk perusahaan
Konveksi.
3. Biaya administrasi dan umum adalah pengorbanan yang dapat diukur dengan
satuan uang dimana pengorbanan itu digunakan untuk kegiatan administrasi
perusahaan serta untuk kepentingan seluruh perusahaan.
4. Biaya penjualan adalah pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang
dimana pengorbanan tersebut digunakan dalam rangka melakukan kegiatan
penjualan produk atau jasa yang dihasilkan.
Pertanyaan :
Apa yang diimaksud dengan harga pokok ?
76
Jawaban :
Harga pokok secara umum dapat diartikan sebagai jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan atau menjual satu produk atau jasa. Harga pokok untuk
perusahaan industry adalah jumlah biaya yang dikeluarkan sehingga produk tersebut
siap dijual.
Sedangkan harga pokok untuk perusahaan dagang adalah jumlah biaya yang
dikeluarkan sampai dengan barang tersebut siap untuk dijual.
Pertanyaan :
Bagaimana cara menghitung harga pokok ?
Jawaban :
Untuk menghitung harga pokok, digunakan contoh kegiatan yang dilakukan oleh
pedagang beras.
Harga beli beras 200 kg = Rp. 140.000,-
Ongkos kendaraan umum (PP) = Rp. 3.000,-
Ongkos kuli = Rp. 3.000.-
Jawaban :
Harga jual adalah jumlah yang dibayarkan oleh pembeli kepada penjual
ataspemindahan hak milik terhadap barang atau jasa. Harga jual mencerminkan jumlah
pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh penjual untuk memperoleh suatu barangatau
jasa ditambah dengan keuntungan yang diharapkan oleh penjual.
77
Pertanyaan :
Bagaimana cara menghitung harga jual ?
Jawaban :
Harga jual dapat dihitung dengan cara :
Pertanyaan :
Bagaimana cara menentukan Titik Pulang Pokok ?
Jawaban :
Titik pulang pokok ini baru dapat dihitung, apabila sebelumnya telah melakukan
perhitungan biaya. Perhitungan biaya yang diperlukan adalah perhitungan
biayaberdasarkan perilaku biaya, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Berdasarkanperhitungan biaya itu, maka titik pulang pokok dapat ditentukan dengan
cara :
contoh :
dari Perusahaan Ogah Rugi diperoleh data-data selama bulan juli sebagai
berikut :
penjualan sebanyak = 100 satuan
Harga jual persatuan = Rp. 8.000,-
Biaya tidak tetap persatuan = Rp. 6.000,-
Biaya tetap = Rp. 2.500.000,-
Dimana :
FC = Jumlah biaya tetap
S = Harga jual per satuan
78
VC = Biaya tidak tetap per satuan
2.500.000
BEP satuan =
8.000 - 6.000
2.500.000
=
2.000
= 1.250
= 1.250 satuan
FC
BEP Nilai Uang =
VC
1 -
S
2.500.000
=
6.000
1 -
8.000
20.000.000
=
8.0 - 6.000
= 10.000.000
= Rp. 10.000.000,-
79
UNIT V
PEMBUKUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta mampu dan dapat :
1. Menjelaskan pengertian, kegunaan dan manfaat pembukuan.
2. Menjelaskan bentuk dan cara pembukuan.
3. Menjelaskan dan membuat laporan keuangan.
4. Menjelaskan dan melakukan evaluasi kondisi usaha.
Pengantar
Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai bermacam-macam kegiatan sesuai
dengan jenis dan bidang usahanya. Misalnya kegiatan membeli bahan atau membeli
barang, mengelola bahan, menjual barang atau jasa seperti yang telah dikemukakan
pada unit II manajemen pemasaran dan unit III manajemen produksi. Kegiatan-kegiatan
itu biasanya mempunyai hubungan erat antara satu sama lain, pada umumnya
mempunyai hubungan dengan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Agar kegiatan yang dilakukan itu dapat diketahui, diikuti peristiwa dan kejadiannya
serta dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengukur hasil yang diperoleh dari
kegiatan itu, berarti harus dijadikan kegiatan pencatatan. Kegiatan pencatatan
merupakan salah satu fungsi dari pembukuan, maka berarti setiap perusahaan perlu
mengadakan pembukuan, karena kegiatan pembukuan merupakan satu dengan kegiatan
bidang-bidang lain.
Kegunaan Pembukuan
Dalam dunia usaha, terutama usaha yang dilakukan oleh pengusaha kecil golongan
ekonomi lemah keluhan yang dikeluarkan pada umumnya adalah masalah modal yang
terlalu kecil. Padahal, apabila ditanyakan berapa tambahan modal yang dibutuhkan
sukar untuk mengatakan, bahwa seandainya diberikan tambahan modal, maka banyak
pengusaha yang bingung menggunakannya. Sehingga sebenarnya salah satu masalah
80
utama bagi pengusaha kecil tersebut adalah kurangnya kemampuan dalam hal
pembukuan. Padahal banyak manfaat yang diperoleh dari pembukuan antara lain
adalah :
1. Bagi pengusaha kecil (Intern perusahaan).
a. Sebagai alat membantu dalam mengingat kagiatan-kegiatan (kejadian) baik yang
telah dilakukan maupun yang akan dilakukan oleh perusahaan.
b. Sebagai sarana agar adanya pemisahan antara harta perusahaan dengan harta
pribadi pemilik perusahaan.
c. Sebagai bahan informasi bagi pemilik atau pemimpin perusahaan untuk
mengambil keputusan.
d. Sebagai bahan informasi bagi pemilik atau pemimpin perusahaan untuk
mengetahui maju mundurnya kegiatan perusahaan selama satu periode.
81
dan disiapkan tempat pencatatannya. adapun macam tempat pencatatan
kegiatan-kegiatan itu antara lain adalah :
1) Buku Kas
2) Buku Piutang
3) Buku hutang
4) Buku persediaan.
1) Buku Kas
Buku kas gunanya adalah untuk mencatat kegiatan yang mengakibatkan
bertambah atau berkurangnya uang tunai yang dilakukan oleh kasir
perusahaan atau oleh pihak bank.
2) Buku Piutang.
Buku piutang gunanya adalah untuk mencatat kegiatan yang
mengakibatkan bertambah atau berkurangnya piutang perusahaan.
3) Buku Hutang.
Buku hutang gunanya adalah untuk mencatat kegiatan yang
mengakibatkan bertambahnya atau berkurangnya hutang perusahaan.
4) Buku Persediaan.
Buku persediaan gunanya adalah untuk mencatat kegiatan yang
mengakibatkan bertambah atau berkurangnya persediaan barang atau
bahan perusahaan.
Contoh :
Bentuk Buku Kas
82
NAMA PERUSAHAAN
BUKU KAS
Bulan : ...................
Tanggal Nomor Bukti Keterangan Bertambah Berkurang Saldo
Catatan :
Apabila perusahaan merasa perlu untuk menyusun Buku Bank, maka dapat pula
disusun/dibuat buku bank yang bentuknya sama dengan bentuk buku kas tersebut
diatas. Kalau dibuat khusus buku bank berarti kedalam buku kas hanya dicatat khusus
kegiatan bertambah atau berkurangnya uang tunai/uang saja.
NAMA PERUSAHAAN
BUKU PIUTANG
Bulan : ......................
Tanggal Nomor Bukti Keterangan Bertambah Berkurang Saldo
Catatan :
Apabila perusahaan merasa perlu membuat buku piutang secara terperinci, bentuk dan
perincian buku piutang tersebut dapat disampaikan dengan bentuk diatas.
Misalnya : Buku Piutang Toko Makmur, Buku Piutang A. Karim, Buku Piutang CV.
Jaya
83
Bentuk Buku Utang.
NAMA PERUSAHAAN
BUKU HUTANG
Bulan : ......................
Tanggal Nomor Bukti Keterangan Bertambah Berkurang Saldo
Catatan :
Seperti halnya buku piutang, apabila perusahaan perlu untuk menyusun/membuat buku
hutang secara terperinci dapat pula dibuat dengan bentuk yang sama seperti diatas.
NAMA PERUSAHAAN
NAMA BARANG
Bulan : ...................
Tanggal Nomor Bukti Keterangan Bertambah Berkurang Saldo
Catatan :
Khusus Buku Persediaan ini dicatat pada kolom bertambah atau kolom berkurang
adalah fisik barangnya.
Misalnya : Kg, Kwintal, Meter, bentuk buku persediaan tersebut diatas dapat dipakai
untuk mencatat seluruh macam persediaan misalnya : persediaan bahan, persediaan
barang setengah jadi, persediaan barang jadi, persediaan barang dagangan.
84
B. Laporan Keuangan.
Pada akhir periode pembukuan berdasarkan catatan yang sudah dilakukan dapat
disusun laporan keuangan yang terdiri dari :
1. Neraca.
2. Laporan Rugi-Laba.
Neraca : neraca ialah suatu laporan yang menunjukan posisi keuangan perusahaan
pada suatu saat tertentu. Misalnya 1 Januari, tanggal 31 Juni dan tanggal 31
Desember oleh karena itu Neraca dapat memberikan gambaran tentang jenis dan nilai
hutang serta besarnya jumlah modal. Sehingga bentuk/komposisi neraca secara
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
AKTIVA PASIVA
===============================================================================
Hutang Rp. .....................
Modal Rp. .....................
Harta Rp. .............................
Keterangan :
Harta : adalah sesuatu yang menjadi milik dan dimiliki perusahaan.
Hutang : adalah kewajiban yang dibayar kepada pihak lain.
Modal : adalah kekayaan milik yang ditanamkan kedalam perusahaan.
Berhubung ada beberapa jenis perusahaan, maka modal ada beberapa macam,
misalnya :
1) Perusahaan perseorangan : modalnya, misalnya modal Slamet.
2) Perseroan firma, modalnya, misalnya :
- Modal Pardi
- Modal Tono
3) Perseroan Terbatas, modalnya Modal Saham
4) Koperasi, modalnya Simpan wajib, simpan Sukarela.
Modal pada prinsipnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
85
MODAL = HARTA - UTANG
Berikut ini diberikan contoh bentuk Neraca yang lebih terperinci dan lebih lengkap
sebagai berikut :
NAMA PERUSAHAAN
NERACA PER 31 DESEMBER 200..
AKTIVA
PASIVA
=======================================================================
========
AKTIVA LANCAR HITUNG JANGKA PENDEK
86
AKTIVA (HARTA)
1. Aktiva Lancar adalah jenis-jenis aktiva yang dipergunakan dalam kegiatanperusahaan
yang dalam jangka waktu pendek (kurang dari 1 tahun) dapat diharapkan menjadi
uang tunai.
2. Aktiva Tetap, adalah jenis-jenis aktiva yang dipergunakan dalam kegiatan perusahaan
dan dapat memberikan manfaat berulangkali.
3. Aktiva Tidak Berwujud, adalah jenis-jenis aktiva yang dimiliki perusahaan tapi tidak
terwujud benda namun mempunyai nilai bagi perusahaan yang dimilikinya.
Misalnya :merek dagang, hak paten, hak cipta.
4. Aktiva lain-lain, apabila terdapat aktiva yang dimiliki tetapi tidak dapat dimasukan
dalam kelompok aktiva tersebut diatas, maka aktiva ini dikelompokan dalam jenis
aktiva lain-lain.
Misalnya : tanah milik perusahaan tetapi tanah ini tidak dipergunakan/menganggur,
piutang yang pembayarannya lebih dari satu tahun.
HUTANG
1. Hutang Jangka Pendek, yaitu kewajiban yang harus dibayar dalam waktu kurang
satu tahun.
2. Hutang Jangka Panjang, yaitu kewajiban yang harus dibayar dalam waktu lebih dari
satu tahun.
87
NAMA PERUSAHAAN
LAPORAN LABA-RUGI
PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 200..
88
Potongan pembelian ...................................... =Rp. ..............
Return pembelian ........................................... =Rp. .............. ( + ) = Rp. ............. ( + )
----------------------- --------------------
Biaya operasi
- Biaya umum/administrasi Rp. ...............
- Biaya penjualan Rp. ............... ( + )
-------------------------
Rp. ...............
b. Cara pembukuan :
Setelah mempersiapkan buku-buku tempat pencatatan kegiatan seperti contoh pada
halaman berikutnya, maka selanjutnya kegiatan ini dicatat dalam buku-buku tersebut.
Secara garis besar proses pembukuan itu dilakukan dalam tahap-tahap berikut :
Tahap I. Mengumpulkan bukti-bukti pembukuan, misalnya faktur pembelian/penjualan,
bon atau kwitansi.
Tahap II. Mengelompokan kegiatan-kegiatan berdasaekan bukti pembukuan serta
disesuaikan dengan fungsi buku tempat pencatatan yang telah disediakan
.
Misalnya Kelompok Kas.
Semua kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan/pengeluaran
uang kas harus dalam kelompok kas yang untuk selanjutnya kegiatan ini dicatat
dalam buku kas.
Yang termasuk ke dalam kelompok kas ini antara lain adalah :
1. Pembelian/penjualan tunai.
2. Pembayaran hutang.
3. Penerimaan piutang.
4. Pembayaran upah.
89
Tahap III. Pelaksanaan pencatatan kegiatan-kegiatan kedalam buku tempat
pencatatan yang sudah disediakan sesuai dengan pengelompokkannya.
Dalam pencatatan ini harus benar-benar dipahami kedalam buku apa
suatu kegiatan harus dicatat, karena kemungkinan suatu kegiatan harus
dicatat kedalam beberapa buku yang ada hubungannya dengan kegiatan
tersebut.
90
Cara pembukuanya :
PERUSAHAAN BAHAN BANGUNAN JUKI
BUKU KAS
BULAN MEI 2004
91
Bertambah
Rp.
Nomor
Tanggal Keterangan Berkurang Saldo
Bukti
Rp. Rp.
1 3 4
2 5 6
384.000 163.000
93
Mei 28 - Ansuran dari Yanto - 25.000 95.000
280.000 184.000
Nomor Berkurang
Tanggal Keterangan Bertambah Saldo
Bukti
1 2 3 4 5 6
Mei 2 - Pembelian Kredit dari Asep 25 M3 - 25 M3
95
BUKU AKTIVA TETAP
BULAN MEI 2004
NOMOR JENIS AKTIVA TETAP TGL. PEMBELIAN HARGA MEMBEL
1 2 3 4
1 Tanah 1 Mei 2004 Rp. 1.700.000.-
2 Bangunan 1 Mei 2004 Rp. 800.000.-
3 Inventaris (meja, kursi) 1 Mei 2004 Rp. 25.000.-
4 Peralatan :
2 buah cangkul 2 Mei 2004 Rp. 6.000.-
2 buah sekop 4 Mei 2004 Rp. 4.000.-
2 buah gerobak 4 Mei 2004 Rp. 30.000.-
Rp. 2.565.000.-
Contoh :
Berdasarkan catatan dalam perusahaan bahan bangunan Juki pada halaman
sebelumnya, maka pada tanggal 31 Mei 2004 dapat disusun Neraca dan Laporan
Laba-Rugi sebagai berikut :
Neraca :
Sebelah Aktiva.
1. Saldo Kas.
Pemeriksaan Buku Kas kalau Saldo, lihat saldo terakhir yaitu Rp. 612.000,-
2. Saldo simpanan di Bank
Saldo buku kas pada kolom pengeluaran, saldo simpanan di Bank jangka pendek
per 31
Mei 2004 sebesar Rp. 75.000,- akibat transaksi tanggal 12 Mei 2004.
3. Saldo Piutang
Periksa buku buku piutang kolom saldo, lihat saldo yaitu sebesar Rp. 163.000,-
4. Perincian Barang
a. Batako
96
Periksa Buku Persediaan, lihat sisa terakhir yaitu sebanyak 200 buah, lihat
keterangan
per 31 Maret 2004 adalah 200 x Rp. 125,- = Rp. 25.000,-
b. Pasir
Periksa buku persediaan pasir, lihat persediaan akhir yaitu 5 m3 keterangan
per 31 Maret 2004, bahwa harga pembelian @ Rp. 4.500,-, jadi nilai
persediaan pada per 31 Maret 2004 adalah 5 m3 x Rp. 4.500,- = Rp. 22.500,-
c. Semen
Lihat keterangan per 31 Maret 2004 dan periksa buku persediaan semen. Sisa
persediaan semen sebanyak 5 Zak Semae dan harga pembelian @ Rp. 2.500,-.
Jadi nilai persediaan semen per 31 Maret adalah, 5 Zak Semen x Rp. 2.500,- =
Rp. 12.500,-
d. Bata Merah
Periksa buku persediaan Bata Merah lihat persediaan akhir yaitu 100 buah dan
keterangan per 31 Maret 2004 adalah @ Rp. 18,-. Jadi nilai persediaan bata
merah per 31 Maret 2004 adalah 1.000 buah @ Rp. 18,- = Rp. 18.000,-
Sehinngga nilai persediaan barang per 31 Maret 2004 adalah :
- Batako = Rp. 25.000,-
- Pasir = Rp. 22.500,-
- Semen = Rp. 12.500,-
- Batako = Rp. 18.000,-
= Rp. 78.000,-
6. Inventaris
Periksa Buku Aktiva Tetap dan keterngan per 31 Mei 2004.
Hitung nilai Inventaris per 31 Mei 2004 dengan cara sebagai berikut :
Harga pembelian = Rp. 25.000,-
Penyusutan bulan Mei 2004 adalah
97
25% x x Rp. 25.000,- : 12...............(pembulatan) = Rp. 500,-
= Rp. 24.500,-
7. Peralatan
Periksa buku Aktiva Tetap dan keterangan per 31 Mei 2004, hitung nilai per
31 Mei 2004 dengan cara sebagai berikut ..................................... Rp. 40.000,-
Penyusutan bulan Mei 1983 adalah
25% x Rp. 40.000,- : 12 ............................(pembulatan) Rp. 800,-
Rp. 39.200,-
8. Bangunan
Periksa buku Aktiva Tetap dan keterangan per 31 Mei 2004
Hitung nilai per 31 Mei 2004 dengan cara sebagai berikut :
Jumlah harga pembelian ............................................................. Rp. 800.000,-
Penyusutan bulan Mei 2004 adalah :
6% x Rp. 800.000,- : 12 ..............................(pembulatan) Rp. 6.700,-
9. Tanah
Berhubung tanah ini hanya dipakai sebagai tempat, maka tidak boleh
disusutkan. Sehingga nilai tanah per 31 Mei 2004 tetap sebesar harga
pembelian yaitu Rp. 1.700.000,- Sebelah Pasiva
10. Hutang
Saldo hutang jangka pendek
Periksa kolom saldo, lihat saldo terakhir yaitu Rp. 95.000,-
98
Jumlah harta Rp. 4.161.500,-
Jumlah hutang Rp. 1.095.000,-
Modal Marjuki per 31 Mei 2004 Rp. 3.006.500,-
Aktiva Pasiva
Jumlah Jumlah
No Keterangan No Keterangan
Rp Rp
1 2 3 4 5 6
Aktiva Lancar
Inventaris
Peralatan
Bangunan
Tanah
4.161.500,- 4.161.500,-
100
Perlengkapan Administrasi Rp. 5.000 - Rp. 1.500,- = Rp. 3.500,-
Gaji Marjuki dan Pegawai = Rp. 35.000,-
Penghapusan aktiva/penyusutan Rp. 8.000,-
Jumlah biaya Umum dan Administrasi Rp. 45.000,-
=========
b. Biaya Penjualan :
Tanggal 4 Mei : Ongkos penjualan batako dan pasir Rp. 1.500,-
Tanggal 5 Mei : Ongkos penjualan pasir Rp. 500,-
Tanggal 8 Mei : Ongkos penjualan bata merah Rp. 500,-
Tanggal 12 Mei : Ongkos penjualan bata merah Rp. 500,-
Tanggal 21 Mei : Ongkos penjualan bata merah dan pasir Rp. 1.500,-
Tanggal 25 Mei : Ongkos penjualan semen Rp. 500,-
Tanggal 28 Mei : Ongkos penjualan Semen dan pasir Rp. 500,-
Jumlah biaya penjualan Rp. 5.500,-
Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, maka laporan laba rugi perusahaan bangunan
Juki disusun pada tanggal 31 Mei 2004 akan nampak sebagai berikut :
101
Ongkos pembelian Rp. 6.500,-
Jumlah barang yang dapat dijual Rp. 654.500,-
Persediaan per 31 Mei Rp. 78.000,-
Harga pokok barang yang dijual Rp. 576.000,-
Laba kotor Rp. 93.500,-
Biaya operasi Rp. 52.000,-
Laba bersih sebelum pajak Rp. 41.500,-
============
Acid Test Ratio : Adalah suatu penilaian terhadap kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang-hutang jangka pendek tepat pada waktunya,
tetapi hanya menggunakan unsur-unsur aktiva lancar yang berupa
uang atau segera dapat digunakan. Sehingga penilaian ini benar-
benar menunjukan inti Likuiditas perusahaan. Oleh karena itu
biasanya dalam unsur aktiva lancar tersebut tidak termasuk
persediaan barang dagangan.Untuk menghitung Acid Test Ratio ini
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Acid Test Ratio =
Kas + bank + Piutang + Efek (kalau ada)
--------------------------------------------------------- 100%
102
Jumlah Hutang Lancar.
Oleh karena itu Acid Test Ratio ini merupakan inti dari pada
Likuiditas perusahaan, maka umumnya dengan tingkat Acid Test
Ratio sebesar 100% atau 1 : 1 biasanya sudah dianggap baik.
Jumlah Aktiva
Solvabilitas = --------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah Hutang
Tingkat Perputaran Aktiva Lancar : Faktor ini dipakai untuk menilai/ mengukur
efektivitas penggunaan atau pemanfaatan atau perputaran suatu aktiva, terutama
persediaan barang dagangan dan piutang. Sehingga melalui penilaian ini dapat
diketahui lamanya suatu aktiva dapat berubah menjadi uang. Tingkat perputaran aktiva
103
lancar ini juga mempunyai ukuran secara pasti untuk menentukan baik tidaknya faktor
ini bagi suatu perusahaan seyogyanya makin cepat berarti makin baik. Data yang
diperoleh untuk mengadakan penilaian terhadap faktor sebagai pedoman untuk
penilaian, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Perputaran persediaan barang.
Perputaran persediaan barang = harga pokok barang yang dijual : Nilai
persediaan rata-rata.
2. Jangka waktu rata-rata penagihan piutang.
Jangka waktu rata-rata penagihan piutang
= ( saldo piutang akhir x lama )
periode pembukuan : penjualan bersih.
Contoh :
Berdasarkan Neraca dan Laporan Laba-Rugi perusahaan bangunan Juki per 1 Mei
2004 dapat diketahui kondisi usahanya dengan mengadakan penilaian terhadap faktor-
faktor tersebut faktor0faktor tersebut diatas.
1. Likuiditas
Jumlah aktiva lancar yang dan laporan yang terdapat dalam Nerca = Rp. 1.604.500,-
sedang jumlah hutang (hutang jangka pendek) = Rp. 95.000,-, jadi tingkat
104
= Rp. 612.000 + Rp. 163.000,- X 100 % = 1, 60 %
Rp. 45.000,-
Dengan melihat pedoman Acid Test Ratio perusahaan ini dianggap baik.
3. Solvabilitas.
Jumlah aktiva yang terdapat dalam neraca = Rp. 4.161.500,- ( Rp. 1.604.500,- + Rp.
2.557.000,-), sedangkan jumlah hutang = Rp. 1.095.500,- (Rp. 95.000,- + Rp.
1.000.000,-), jadi tingkat Solvabilitas perusahaan ini adalah :
Rp. 4.161.500,- X 100 % = 380 %
Rp. 1.095.000,-
Dengan keadaan solvabilitas tersebut diatas berarti perusahaan ini mempunyai
kemampuan untuk membayar hutangnya, karena tingkat solvabilitas (380 %) lebih
besar dari pada pedoman 100 % atau 1 : 1.
4. Rentabilitas.
Menurut laporan laba - rugi perusahaan ini memperoleh keuntungan sebelum pajak
sebesar Rp. 45.000,-, sedangkan jumlah modal usaha adalah Rp. 4.161.500,-
sehingga tingkat rentabilitas selama bulan mei 2004 adalah.
Rp. 41.500,- X 100 % = 100 %
Rp. 4.161.500,-
Ini berarti perusahaan mempunyai kemampuan untuk memperoleh keuntungan.
105
Saldo piutang akhir menurut neraca adalah, Rp. 163.000., sedang penjualan bersih
adalah Rp. 669.500., jadi jangka waktu rata-rata penagihan (163 X 30) : 669.500.
= 7,3 hari.
106
Salah satu yang dapat dilakukan untuk peningkatan kondisi usaha melalui faktor ini
adalah dengan perbaikan cara kerja. Hal ini dapat dilakukan apabila tenaga kerja
trampilnya cukup.
Sikap dan loyalitasnya baik, serta suasana yang diperlukan dapat tersedia secara
efektif dan efisien.
2. Faktor Luar.
Usaha peningkatan kondisi usaha melalui faktor ini berarti harus meningkatkan
kegiatan pemasaran antara lain melalui promosi, serta berusaha agar barang yang
dibuat/dijual tersebut selalu memenuhi selera dan kepuasan konsumen.
UNIT VI
STUDY KELAYAKAN USAHA
Tujuan pembelajaran
Peserta mampu dan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan Studi Kelayakan Usaha.
2. Menilai kondisi usaha yang ditekuninya.
3. Menilai kondisi usaha yang ditekuninya.
4. Menilai seluruh aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha; seperti : aspek manajemen
dan organisasi, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan, aspek
legalitas, aspek sosial ekonomi.
5. Menyusun laporan Studi Kelayakan Usaha.
6. Mengerti dan memahami persyaratan dan prosedur kredit perbankan atau
sumber-sumber keuangan lainnya.
Pengantar
pengertian Studi Kelayakan Usaha sering diungkapkan secara berbeda antara
seseorang penulis dengan penulis yang lain, namun demikian pada prinsipnya
pengertian tersebut adalah sama. Pengertian Studi Kelayakan Usaha menurut :
107
1. Drs. Soetrisno PH
Studi Kelayakan Usaha dalam suatu atau telaah agar suatu usaha yang
dilakukan dapat berkembang dan atau sesuatu yang didirikan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
2. Nunung Kusnada dan Dedi Budiman Hakim
Studi Kelayakan Usaha merupakan suatu pengkajian secara sistimatik suatu
gagasan atau rencana usaha, baik usaha baru maupun pengembangan usaha
yang sudah ada, dan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan
usaha tersebut.
3. Drs. Saud Husnan MBA dan Drs. Suarsono MA
Studi Kelayakan Proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(bisanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
4. Drs. Ec. Alex S. Nitisemito dan Drs. M Umar Burhan MS
Studi Kelayakan pada hakekatnya adalah suatu metode penjajahan dari suatu
gagasan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha
tersebut dilaksanakan.
Dari pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan
usaha adalah suatu penelitian yang mempelajari apakah suatu rencana usaha
atau rencana investasi layak atau tidak layak untuk dilaksanakan.
Ruang Lingkup
1. Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha yang akan dibahas meliputi :
a. Aspek Manajemen dan Organisasi
Dalam suatu kegiatan usaha akan merupakan perangkat organisasi mulai
dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Untuk itu perlu
diketahui bentuk pengelolaan usaha yang dipilih. Siapa yang menjadi
pengeloaan usaha, siapa yang mengerjakan sehingga kejelasan batas-
batas wewenang dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam
pengeloalaan usaha. Sedangkan aspek manajemen juga mengkaji tenaga
manajemen yang diperlukan berapa jumlahnya suatu usaha dituntut suatu
kualifikasi tenaga yang tertentu serta ditunjang oleh sistem administrasi
perusahaan yang baik.
108
b. Aspek pemasaran
Dalam analisis aspek pasar maka yang pertama kali diperhatikan adalah
produk apa yang diminta beberapa yang mampu diserap pasar.
Memperhatikan faktor tersebut diatas maka yang pertama kali
diperhatikan :
Bagaimana perkembangan jumlah permintaan dan penawaran
produk yang akan dihasilkan, serta bagaimana penerapan harga.
Bagaimana perkembangan harga produk selama ini, didalam hal
ini perlu kejelasan harga yang dimaksud ditingkatkan mana dan
pada kualitas produk apa.
Siapa produsen utama produk (competitor) hal ini supaya dapat
menggambarkan sebagian pasar yang potensial yang tersedia.
Bagaimana jalur pemasaran (saluran distribusi) dari produk yang
akan dihasilkan sehingga dapat diketahui peluang-peluang untuk
memperbaiki jalur-jalur pemasaran yang kurang efisien.
Bagaimana mengestimasi pemasaran dimasa yang akan datang
baik proyeksi jumlah permintaan dan penawaran produk yang
akan dihasilkan, proyeksi jumlah produk yang akan dipasarkan
serta kebijaksanaan pemasaran produk.
c. Aspek Teknis
Analisa aspek teknis sangat ditentukan oleh spesifikasi usaha misalnya
kegiatan menghasilkan barang atau memproses bahan baku menjadi
bahan jadi. Aspek yang perlu ditentukan didalam hal ini antara lain
membahas bagaimana kemudahan dalam memperoleh bahan baku. Dan
sarana penunjang lainnya, lokasi usaha dan sumber-sumber
energi/sumber daya alam. Dalam aspek teknis ini juga perlu dibahas
mengenai, proses produksi,, teknologi dan peralatan yang digunakan,
gedung dan tata letak. Berkenan dengan kegiatan usaha pada
perdagangan aspek teknis yang perlu dibahas atara lain : penentuan
lokasi, rincihan kebutuhan barang dari pemasok cara pembayaran,
pengelompokkan barang lain-lainnya.
d. Aspek keuangan
109
Didalam menganalisis aspek finansial sangat diperlukan analisis aspek
teknis. Didalam modul ini akan dibahas tentang dana yang diperlukan,
sumber dana perhitungan rugi laba. Titik impas (brek even point), cash
flow, payback period, ROI (return on investment) and NOV (net present
value).
e. Aspek legalitas
Aspek ini berkaitan dengan kelayakan usaha dari sisi hokum, seperti
bentuk badan usaha apakah perorangan, CV, PT, Koperasi. Dalam
analisis aspek legalitas juga diperhatikan tentang surat izin usaha, akte
pendirian, izin bangunan (HO)/SITU, TDP, NPWP, rekomendasi dan
dokumen pemilik bangunan, serta status legalitas dari yang menjadi
rekanan usaha (pemasok) hak cipta dan lain-lainnya.
f. Aspek Sosial Ekonomi
Dalam analisis aspek sosial ekonomi akan dibahas tentang sejauh mana
kontribusi/dampak adanya usaha baru atau perkembangan usaha bagi
pembangunan ekonomi dan sosial. Disamping itu juga dengan adanya
proyek/usaha ini sejauh mana kemitraan yang diciptakan baik sesama
penguasa, maupun pemerintahan dan yang penting pula adalah dengan
keberadaan proyek ini dapat ditelusuri sejauh mana dampaknya terhadap
lingkungan, usaha dan sejauh mana pula proyek ini dapat menyerap
kesempatan kerja yang lebih luas.
g. Perbankan/Modal Ventura
Dalam modul ini dijelaskan tentang prosedur dan persyaratan yang harus
dipenuhi dalam rangka mengajukan permohonan Kredit Kelayakan Usaha
dan Permohonan Bantuan Ventura.
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
4. ……………………………………………………..
5. dst.
112
3) Sistem Administrasi Perusahaan
Dalam membuat studi kelayakan yang sering dilupakan adalah dukungan
administrasi perusahaan, meskipun dalam studi kelayakan usaha tersebut
evaluasi terhadap aspek pemasaran, keuangan, tehnis dan lain-lain,
tetapi tidak didukung oleh sistem administrasi perusahaan yang baik
ternyata akan mengalami kegagalan.
Pemilikan
No Aspek Uraian
Ada Tidak
1. Pedoman Surat Menyurat 1. Pedoman alur surat
menyurat
2. Agenda masuk
3. Agenda keluar
4. File/arsip
2. Peralatan Kantor
1. Meja/kursi
2. Almari kantor
3. Almari arsip
4. Mesin ketik
5. Mesin computer
6. Brankas
3. Tata Letak/Ruang Kantor
1. Gambar Ruang kantor
2. Tata letak ruang kantor
113
2. Pedoman penerimaan
barang
3. Tim pengadaan barang
4. Sistem pergudangan barang
5. Administrasi barang
5. Pengamanan Kantor
1. Tenaga satpam
2. Alat pemadam kebakaran
3. Perlengkapan pengaman
6. Kebersihan Kantor
1. Tenaga kebersihan
2. Alat kebersihan
3. Jadwal kebersihan
7. Pedoman Pengelolah Personalia
Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam studi kelayakan adalah sisitem
pembukuan. Semua transaksi keuangan yang menyangkut perubahan utang-piutang,
kas, modal dicatat dengan baik.
114
Hasil akhir dalam system pembukuan adalah laporan keuanggan yang terdiri dari
neraca dan laporan rugi laba. Banyak hal yang dapat ditafsirkan dari laporan keuangan
misalnya likwiditas, rentalibitas, solvabilitas, jangka waktu perputaran modal dan lain
sebagainya.
Kepemilikan
No Aspek Uraian
Ada Tidak
1. Buku Harian 1. Buku kas
2. Buku Utang
A 3. Buku Piutang
s 4. Buku Bank
p 5. Buku Persediaan
e
2. k 1. Neraca Awal
2. Neraca Akhir
p
3. e 1. Laporan L/R Awal
m 2. Laporan L/R Akhir
a
4. s 1. Rentalibitas
a 2. Acid Test Rasio
r 3. Likwiditas
a 4. Solvabilitas
115
n 5. Tingkat Aktivitas
116
1. Jan 100 10 300 300.000
2. Feb 200 20 300 1.200.000
Potensi Penjualan
NO BLN/THN M S P
1. Januari 300.000 30% 90.000
2. Februari 1.200.000 50% 600.000
Potensi Pasar
NO BLN/THN PERMINTAAN PENAWARAN PELUANG TARGET
1. Januari 1000 800 200 100(50%)
2. Februari 1500 1.200.000 300 150(50%)
b) Competitor adalah bagian yang sangat penting dalam pemilihan pasar
adalah menjajaki pesaing (competitor). Dalam hal ini janganlah berpikir
bahwa pesaing sebagai musuh tetapi anggaplah mereka sebagai sumber
informasi yang berharga. Perhatikan bagaimana perusahaan pesaing
beroperasi dan amati apakah terdapat hubungan metode operasi yang
mereka lakukan dengan kesuksesan, point-point berikut merupakan beberapa
hal yang perlu diperhatikan dari perusahaan pesaing.
Gambarkan Perusahaan pesaing ;
Identifikasi perusahaan-perusahaan yang akan menjadi pesaing demikian
juga dengan potensial pesaing yang dimungkinkan
Kekuatan Pesaing ;
Jelaskan pasar dan volume penjualan dari pesaing utama apakah
perusahaan anda akan menyaingi perusahaan pesaing yang lebih besar.
Untuk mengetahui kekuatan pesaing dapat dilakukan dengan cara
misalnya : Jumlah tenaga kerja, jumlah cabang dll.
Tingkat Keuntungan Pesaing
Cobalah untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha yang diperoleh
perusahaan pesaing. Perusahaan mana yang memperoleh keuntungan
dan perusahaan mana yang menderita kerugian.
Metode Operasi.
117
Untuk setiap pesaing diketahui metode operasi mereka yang relevan
dengan perusahaan anda misalnya :
- Tingkat harga yang digunakan
- Kualitas produk/jasa
- Penyajian dan jaminan produk
- Saluran distribusi
c) Distribusi
Perlu menggambarkan sistem saluran distribusi produk jadi yang bisa
menjangkau konsumen baik langsung maupun yang tidak langsung.
a = (Y)(X) - (X)(XY)
n(X) - (X)
b = n(XY) - (X)(Y)
n(X) - (X)
dimana :
n = Jumlah data
x = Angka tahun
y = Jumlah penjualan
a = (Y)(X) - (X)(XY)
n(X) - (Y)
= (589)(30) - (10)(1225)
(5)(30) - (10)
= 17670 - 12250
150 - 100
=5420 = 108,40
50
119
= 1.084.000 + (47.000)(5)
= 1.084.000 + 235.000 = 1.319.000 ton
Kebijaksanaan Pemasaran
Setelah mengetahui proveksi maupun rammalkan pemasaran produk yang akan
datang dan menunjang kegiatan tersebut setiap pengusaha perlu menetapkan
kebijaksanaan pemasaran karena pemasaran merupakan ujung tombak dalam
suatu perusahaan dan merupakan jembatan yang menghubungkan antara
produsen dan konsumen.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam pemasaran harus ditunjang dengan
berhasilnya memilih produk yang tepat, harga yang pantas saluran distribusi
yang baik dan promosi yang efektif.
Jumlah Produk
Untuk menentukan jumlah yang akan dihasilkan atau dipasarkan ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain :
- Segmen pasar/volume produksi, pesaing dan peluang yang dapat
diraih.
Tabel berikut untuk mengisi jenis dan jumlah produk yang dibuat :
Kapasitas Mesin
Dengan melihat jumlah produk yang dihasilkan oleh mesin saat ini dan kapasitas
mesin dapat diketahui suatu mesin ada kemungkinan untuk ditambah jumlah produk
yang dihasilkan atau tidak memungkinkan untuk ditambah lagi.
121
Berikut tabel untuk mengisi jenis, jumlah dan kapasitas mesin yang dimiliki perusahaan.
2) Bahan
Jenis dan Sumber Bahan
Untuk bahan baku perlu ditentukan jenis bahan apa saja yang
dibutuhkan dan dari mana sumber bahan baku tersebut diperoleh.
Berikut ini tabel untuk mengisi jenis, jumlah dan sumber perolehan
bahan baku
3) Proses Produksi
Penetapan proses produksi disusun untuk lebih memudahkan
pelaksanaan kegiatan. Didalamnya akan tampak kegiatan apa saja yang
perlu digabung dan waktu penyelesaian tepat waktu.
Untuk lebih jelasnya dibuat simbol-simbol kegiatan antara lain :
- Operasi
- Transportasi
- Penundaan
- Inspeksi
- Penyimpanan
- Gabungan antara operasi dan inspeksi
122
Dengan kata lain proses produksi harus dapat memberikan gambaran
secara jelas tentang kegiatan dan peralatan yang akan digunakan.
Tetapkan urutan proses produksi :
1.
2.
3. dst
4) Teknologi dan Peralatan
Biasanya suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara,
karena teknologi yang dipilih perlu ditentukan secara spesifik.
Pemilihan Jenis teknologi yang tepat memberikan manfaat secara ekonomis.
Pemilihan Peralatan dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
Proses produksi, derajat mekanisme dan luas produksi yang ditetapkan.
Berikut ini tabel pengisian jenis, harga, umur dan penyusutan, peralatan yang
digunakan.
NO JENIS PERALATAN HARGA UMUR PENYUSUTAN
Tentukan :
Nilai Gedung Rp………………………………………………….
123
Umur Teknis Tahun
Penyusutan pertahun Rp………………………………………………….
Penyusutan perbulan Rp………………………………………………….
Tata Letak
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun tata letak adalah :
1. Mempecepat aliran dana.
2. Meningkatkan pemanfaatan mesin dan orang.
3. Meningkatkan semangat kerja.
4. Mengurangi biaya produksi.
5. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
I II III IV V
6) Lokasi Usaha
Lokasi usaha hendaknya memenuhi persyaratan antara lain :
1. Tersedianya bahan
2. Tersedianya tenaga kerja
3. Tersedianya prasarana seperti transportasi, telekomunikasi, air dll.
d. Aspek Keuangan
Setelah analisis aspek managemen dan organisasi, aspek Pemasaran dan
aspek Teknis, maka aspek utama lainnya yang harus di anaalisis dalam
suatu Studi Kelayakan Usaha (SKU) adalah aspek keuangan.
124
Analisis aspek keuangan akan meliputi pembahasan tentang dana yang
diperlukan, sumber dana, perhitungan BEP, perkiraan rugi laba, Cash, Flow,
Payback Period, ROI, dan NPV.
1) Dana yang diperlukan
Khusus untuk analisa dana yang diperlukan/dibutuhkan terdiri dari :
a) Kebutuhan dan untuk Pra Investansi/Pra Operasional.
Kebutuhan dana untuk Pra Investasi/Pra Operasional diperlukan untuk
membiayai penelitian/survey, pengurusan akta pendirian, pengurusan
bermacam-macam ijin dan persyaratan lainnya yang sejenis.
b) Kebutuhan dana untuk investasi/harta tetap
Dana yang diperlukan guna pengadaan :
- Aktiva berwujud meliputi tanah, bangunan dan perlengkapan,
pabrik dan mesin-mesin serta peralatan dan lainnya.
- Aktiva tetap tidak bewujud seperti hak patenst, lisensi, good will
dan lainnya.
Pengeluaran untuk aktiva tetap sering kali berlangsung beberapa
tahun sehingga perlu disusun jadwal pengeluaran untuk keperluan
investasi tersebut seperti terlihat pada tabel berikut :
125
Biaya untuk beli bahan baku agar dapat menjamin kontinuitas
produksi
Biaya untuk produk yang masih dalam proses dan memerlukan
waktu penyelesaian
Biaya untuk produk jadi yang tersedia di perusahaan karena
menunggu pengiriman pelanggan
Biaya produk jadi yang telah dikirim ke pelanggan tetapi masih
belum dibayar (piutang)
Uang tunai yang harus disediakan untuk pembayaran upah dan
gaji staf/ karyawan
128
o Perusahaan perorangan modalnya adalah harta pemilik yang
ditanamkan untuk kegiatan usaha sendiri.
o Perusahaan Fa, modalnya terdiri dari harta 2 orang atau lebih yang
ditanamkan pada suatu perusahaan tertentu dimana pemilik modalnya
sama-sama aktif dalam kegiatan usaha.
o Perusahaan dalam bentuk badan usaha CV. Modalnya terdiri dari
kumpulan modal 2 orang atau lebih yang bersekutu dalam
membentuk usaha dan menanamkan modalnya bersama, tetapi
diantara mereka ada yang aktif dalam menjalankan usaha dan ada
yang hanya menanamkan modalnya saja tetapi tidak aktif dalam
aktifitas perusahaan.
o PT. modalnya terdiri dari kumpulan modal pemilik saham.
o Koperasi, modalnya terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela dan sisa hasil usaha periode tahun berjalan
dicadangkan untuk tambahan modal.
o Dan lain-lain
b) Modal Pinjaman
modal pinjaman bersumber dari kredit perbankan, modal ventura dan
modal yang diperoleh dari pinjaman hasil keuntungan 5% dari BUMN
yang disisihkan untuk pembinaan pengusaha kecil dengan bentuk
pinjaman modal kerja dengan tingkat bunga yang rendah (6%) per
tahun.
Ada beberapa kriteria/pedoman yang harus diperhatikan dalam memilih
apakah kebutuhan dana akan dibelanjakan dengan sumber modal sendiri
atau dengan pinjaman yaitu :
a) Aktiva tetap yang tidak disusut/dideprisiasi sebaiknya dibelanjakan
dengan modal sendiri.
b) Aktiva tetap yang dideprisiasi/diamortasi dibelanjakan dengan modal
sendiri atau hutang jangka panjang yang periode jatuh temponya
tidak lebih dari umur ekonomi aktiva tetap tersebut.
129
c) Aktiva lancar bisa dibelanjakan dengan hutang jangka pendek asalkan
periode jatuh temponya tidak lebih pendek dari periode keterkaitan
dana pada aktiva lancar tersebut.
d) Aktiva lancar yang permanen sebaliknya dibelanjakan dengan hutang
jangka panjang atau modal sendiri.
Rumus :
a. BEP (unit) = FC
S - V
b. BEP (Rp = FC
VC
1
S
Ket :
FC = Fixed cost = biaya tetap
V = Variable cost per unit = biaya tidak tetap
S = penjualan per unit
Contoh :
Biaya tetap perbulan = Rp. 2.000.000,-
Biaya tidak tetap perunit = Rp. 6.000,-
Harga jual perunit = Rp. 10.000,-
Jawab :
a) BEP (unit) = FV = 2.000.000 = 500 unit
S - V 10.000 - 6.000
130
b) BEP (Rp) = FC = 2.000.000 Rp. 5.000.000,-
S 1 - 6.000/10.000
4) Perkiraan Laba/Rugi :
Analisa BEP seperti diungkap dimuka adalah sebagai alat Bantu untuk membuat
perencanaan usaha yang dibuat pihak manajemen. Perkiraan Laba Rugi suatu
perusahaan menyatakan kadaan penjualan, biaya-biaya dan Laba Rugi perusahaan
dalam suatu periode tertentu, untuk menghitung Laba Rugi perlu mengetahui sisi
biaya usaha dan penjualan. Penjualan merupakan hasil kegiatan utama perusahaan
yang sebelumnya telah diramalkan penjualannya, dalam meramalkan penjualan
ditentukan beberapa unit produk yang dihasilkan agar memperoleh laba berdasarkan
perhitungan BEP yang telah diketahui titik impasnya.
Perkiraan Neraca dan Rugi / Laba
Secara terperinci dana yang diperlukan/dibutuhkan dapat dilihat dari selisih aktiva
lancar dan aktiva tetap pada neraca proyeksi, sedangkan untuk melihat modal sendiri
dapat diketahui dari neraca terakhir.
Contoh : Bentuk neraca terakhir dan neraca proyeksi serta laporan Rugi/Laba terakhir
dan Rugi/Laba proyeksi dapat dilihat sbb :
Neraca Akhir dan Proyeksi
Neraca singkat 3 Neraca terakhir Neraca Proyeksi
Periode
Aktiva Lancar
Kas
Piutang
Persediaan Barang
Lainnya
131
Total Aktiva Tetap
Penyusutan
Aktiva Tetap Netto
Total Aktiva
Pasiva
Hutang
-Hutang jk Pendek
-Hutang jk Panjang
-Hutang lainnya
Total Hutang
Modal Sendiri
Total Pasiva
132
Tabel Perhitungan R/L Terakhir dan Proyeksi
R/L Terakhir R/L Proyeksi
Laporan R/L 3 Periode
I II III I II III
Hasil Penjualan Pokok
Hasil Penjualan Sampingan
Jumlah Penjualan
Laba Kotor
Biaya operasi
Biaya lainnya + bunga bank
Biaya penyusutan
133
Aliran Kas (Cash-Flow Statement) dalam bentuk bulanan dimaksudkan untuk
mengetahui lebih rinci keadaan keuangan perusahaa setiap bulan, apakah
mengalami deficit atau tidak.
Bentuk aliran kas bulanan dalam contoh unit usaha A dapat dilihat pada
tabel ini pula memperhatikan Aliran Kas (Cash-flow statement) dalam bentuk
tahunan, pada kedua tabel tersebut tampak bahwa keadaan kas unit usaha
A dari waktu ke waktu tidak pernah mengalami deficit sehingga terjadi
akumulasi kas yang meningkat.
134
Berdasarkan metode ini usulan investasi A dan B sama-sama menguntungkan karena
investasi sudah selesai sebelum usai ekonomi selesai.
Kemudian usulan investasi A lebih menguntungkan dari B disebabkan lebih cepat
waktu pengembaliannya.
Catatan :
a) Pada metode ini mempunyai kelemahan yaitu diabaikannya nilai waktu uang dan
aliran kas setelah periode Payback.
b) Aliran kas msuk (cash flow) = laba setelah pajak + penyusutan.
Contoh :
Suatu investasi pada contoh diatas. Investasi A dan B menggunakan metode
penyusutan garis lurus.
20 juta
Maka penyusutan usul investasi A = --------------------- = 3,3 juta
6
20 juta
Penyusutan usul investasi B = ----------------------- = 2 juta
10
135
Maka :
Rp. 3,2 juta
ROI usul Investasi A = ..................... X 100% = 16%
Rp. 20 juta
Rp. 2 juta
ROI usul Investasi B = ..................... X 100%
Rp. 20 juta
Untuk memulai setiap usul investasi adalah dengan membandingkan ROI dalam
prosentase dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau disyaratkan. Apabila
ROI lebih besar dengan % yang disyaratkan ( tingkat deposito bank ) maka usulan
investasi adalah layak, bila terjadi sebaliknya adalh tidak layak.
Dari usul A dan B diatas memperlihatkan usulan B yang lebih menguntungkan.
ROI ini biasanya dipergunakan untuk 1 tahun dan belum memperlihatkan tingkat nilai
uang dimasa mendatang.
Untuk memudahkan perhitungan dapat digunakan tabel Preent Value terlampir yang
sudah dihitung discount faktornya.
136
Menilai kelayakan investasi dengan metode NPV adalah dengan pertimbangan
ekonomik, seluruh benefit (peneimaan) dan pengorbanan biaya (pengeluaran)
diperkalikan dengan discount faktor atau dinilai sekarang. Apabila seluruh benefit
dinilai sekarang adalah sama atau lebih besar dari seluruh costnya maka usulan
investasi dapat dikatakan layak. Apabila terjadi sebaliknya maka usulan investasi
tidak layak.
Contoh:
Misalkan suatu usulan investasi sebesar Rp. 5 juta dengan DF = 12%. Diperkirakan
umur ekonomis investasi selama 10 tahun dengan biaya dan penerimaan seperti
terlihat dalam contoh perhitungan berikut :
Contoh : tabel 1
Tabel : Perhitungan Present Value Biaya dan Penerimaan
Tahun Biaya DF PV Biaya Penerimaan PV keterangan
(Rp) 12% (Rp) (Rp) Penerimaan
(Rp)
0 5.000.000 1,000 5.000.000 - - PV
1 800.000 0,893 0 1.200.000 1.071.600 Penerimaan
2 1.500.000 0,797 714.400 2.000.000 1.594.000 lebih besar
3 1.000.000 0,712 1.195.50 1.500.000 1.068.000 dari pada PV
4 700.000 0,636 0 1.800.000 1.448.000 biaya yaitu
5 700.000 0,567 712.000 3.800.000 2.154.600 11.169.800
6 700.000 0,507 445.000 3.700.000 1.875.900 lebih besar (>)
7 800.000 0,452 396.000 1.200.000 542.400 10.886.900
8 1.200.000 0,404 354.000 1.300.000 525.200 maka usulan
9 1.600.000 0,361 361.000 1.700.000 6113.000 investasi layak
10 2.000.000 0,322 484.000 1.800.000 579.600
577.000
644.000
e. Aspek Legalitas
137
Dalam pembuatan SKU ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan,
diantaranya aspek Legalitas. Aspek Legalitas menyangkut ijin-ijin usaha yang
di perlukan oleh perusahaan untuk memperoleh kredit.
Ijin usaha tersebut antara lain :
1) Surat Keterangan Desa
Yaitu surat yang dikeluarkan oleh kepala Desa/Lurah yang menerangkan
bahwa di desa tersebut berdiri suatu usaha.
Surat Ijin Usaha Perdagangan, yaitu surat ijin yang dikeluarkan oleh kantor
Departemen Perdagangan atas nama Menteri Perdagangan, yang berlaku
untuk seterusnya dan dipergunakan sebagai ijin untuk melakukan kegiatan
perdagangan diseluruh wilayah Indonesia.
2) Akta Pendirian
Suatu akta yang menyatakan berdirinya satu usaha, dimana ketentuan
mengenai Akta Pendirian diatur dalam KUH dagang. Dapat diperoleh dari
Notaris sesuai wilayah kerjanya
138
6) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Untuk mendapatkan NPWP setiap wajib pajak mendaftarkan diri pada kantor
pelayanan pajak setempat dengan melampirkan surat keterangan seperti SIUP,
SITU dsb.
7) Rekomendasi
Surat ijin yang bersifat khusus dari instansi yang bersangkutan seperti :
a) Tanda Daftar Rekanan (TDR)
TDR dikeluarkan oleh panitia Prakualifikasi Provinsi Daerah TK I atas
nama Gubernur Kepala Daerah TK I. TDR ini diberikan untuk usaha
kontraktor, supplier catering yang diterima sebagai rekanan untuk unit-unit
Kerja Provinsi Daerah TK I.
b) Surat Ijin Biro Perjalan Umum (SIBPU)
SIBPU dikeluarkan oleh Dirjen Pariwisata atas nama menteri pariwisata,
Pos dan Telekomunikasi.
c) Surat Tanda Pendaftaran Industri Kecil (STPIK)
STPIK dikeluarkan oleh kantor Departemen Perindustrian Daerah TK II
atas nama Dirjen Industri Kecil.
139
Tabel : Tabel Legalitas yang diperlukan oleh Kreditur.
KEPEMILIKAN
NO NAMA IJIN
ADA TIDAK ADA
1 Surat Keterangan Dese/Lurah
2 Surat Ijin Usaha Perdagangan
3 Akta Pendirian / Perubahan
4 Ijin Gangguan ( Honder Ordonantie )
5 Surat Ijin Tempat Usaha
6 Tanda Daftar Perusahaan
7 Nomor Pokok Wajib Pajak
8 Rekomendasi untuk :
a. Tanda Daftar Rekanan
b. Surat Ijin Biro Perjalanan Umum
c. Surat Tanda Pendaftaran Industri Kecil
d. Surat Ijin Usaha Jasa Kontruksi
e. Surat Ijin apotik
f. Surat Ijin Perusahaan Pelayanan
Rakyat
g. Ijin Usaha tetap Pelayanan Rakyat
h. ..............................................
9 Dokumen Kepemilikan Agunan
a. Surat-surat berharga
b. Sertifikat Tanah
c. ....................
140
usaha dan pengaruh sosialnya. Namun demikian penentuan usaha yang akan dikelola
tersebut harus pula didasarkan pada misi dan tujuan perusahaan itu sendiri.
Analisa aspek sosial ekonomi mempunyai arti khusus yang sangat penting dalam
rangka penyusunan studi kelayakan usaha, oleh karena itu dalam menentukan jenis
usaha disamping kepentingan perusahaan juga perlu dipikirkan kepentingan masyarakat
disekitar usaha tersebut.
Dalam menganalisis aspek sosial ekonomi yang perlu diperhatikan dalam waktu
penyusunan Studi Kelayakan Usaha tersebut :
Bagaimana pengaruh kegiatan usaha dalam memberikan kontribusi.
Bagaimana terciptanya kemitraan usaha
Bagaimana pengaruh kegiatan usaha terhadap lingkungan SDA dan SDM.
1) Kontribusi
Keberadaan usaha kecil pada suatu daerah memberikan kontribusi dan sumbangan
terhadap sosial ekonomi pada suatu wilayah dalam ruang lingkup yang kecil misalnya
di pedesaan atau suatu kelurahan, kontribusi adanya usaha tersebut dapat dirasakan
langsung oleh masyarakan baik itu peningkatan pendapatan keluarga maupun
pendapatan asli daerah bagi pemerintah daerah melalui retribusi maupun pajak. Apabila
perkembangan usaha kecil itu bertambah maju dan mampu memasarkan produknya
sampai keluar negeri maka usaha kecil tersebut dapat menyumbangkan devisa kepada
Negara sejalan dengan digalaknnya ekspor non migas.
Selain daripada itu, eksistensi usaha kecil ini dapat pula memberikan kontribusi pada
penghematan devisa Negara dengan telah dapat dibuatnya komponen yang tadinya
harus didatangkan dari luar negeri.
2) Kemitraan
Pada saat ini Departemen koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, telah
mengembangkan sistem kemitraan antara pengusaha kecil dengan pengusaha
menengah maupun besar, sedangkan Departemen Perindustrian dan Perdagangan juga
pernah menerapkan sistem Bapak Angkat.
Bentuk lain kemitraan adalah Marger yang merupakan kerja sama pemasaran dan
distribusi oleh 2 perusahaan atau lebih.
141
Sedangkan Modal Ventura atau Share Capital merupakan bentuk kemitraan dalam hal
permodalan untuk membiayai suatu Perusahaan dengan hak-hak manajemen bagi
pemilik saham yang terbesar.
Drs. Harimurti Subanar dalam bukunya “ Manajemen Usaha Kecil “ membagi pola
kemitraan usaha kecil menjadi 4 macam antara lain :
a) Pola dagang yaitu merupakan hubungan bisnis biasa dalam arti jual beli antara
kedua belah pihak
b) Pola Vendor yaitu hubungan keterikatan antara Bapak Angkat dan mitranya di
dalam memenuhi kebutuhan operasional Bapak Angkat dan mitranya didalam
memenuhi kebutuhan operasional Bapak Angkat dan mitranya didalam memenuhi
kebutuhan operasional Bapak Angkat didalam pelaksanaanya Bapak Angkat tidak
terikat untuk selalu memakai bahan yang dipasok oleh mitra dagangnya.
c) Pola subkontrak yaitu produk yang dihasilkan oleh mitra dagang menjadi bagian
dari sistem produksi bapak angkat.
d) Pola pembinaan yaitu beberapa pejabat dari bapak angkat menjadi Pembina pada
mitra dagangnya, pembinaan yang dilakukan pada bidang industri, keuangan,
pemasaran maupun design.
142
b) Dapat merangsang tumbuhnya usaha baru dan sampingan
c) Tingkat konsumsi masyarakat meningkat
d) Dapat menciptakan dan menumbuhkan kesempatan kerja baru
e) Dapat meningkatkan pendapatan daerah dalam bentuk retribusi dan pajak.
f) Mengurangi produk impor dari luar negeri
g) Pemerataan pembangunan
h) Perbankan meningkat
143
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
B) Kontribusi
C) Kemitraan
D) Lingkungan SDA dan SDM
Kontribusi
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...............................................................................................................................
Kemitraan
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................................................
144