Materi IV Filsafat Ilmu
Materi IV Filsafat Ilmu
Materi IV
Oleh Kelompok 2 :
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari ilmu. Pengetahuan yang benar dapat
menunjang upaya-upaya perbaikan kualitas hidup manusia melalui pendayagunaan sumber daya
yang tersedia secara benar dan bertanggung jawab. Sehubungan dengan itu, hal yang paling
mendasar untuk dipahami oleh setiap mahasiswa adalah hakekat ilmu dan penelitian, termasuk
pendekatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang benar atau kebenaran. Ilmu pengetahuan
berawal dari kekaguman akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro-cosmos) maupun
Manusia sebagai animal rational dibekali dengan hasrat ingin tahu. Keingintahuan manusia
telah dapat disaksikan sejak manusia masih kanak-kanak. Pertanyaan-pertanyaan seperti “ini apa”,
“itu apa” sering muncul dari mulut seorang anak, kemudian timbul pertanyaan-pertanyaan
pertanyaan semacam “bagaimana hal itu terjadi”, “bagaimana memecahkannya”? dan sebagainya.
Bentuk-bentuk pertanyaan seperti diatas juga telah banyak anda temukan dalam kehidupan
keluarga anda sendiri. Termasuk kedalam sejarah kehidupan manusia. Manusia senantiasa
berusaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut; dan dari dorongan ingin tahu
manusia, maka mereka berusaha untuk mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang
dipertanyakannya. Di dalam sejarah perkembangan pikir manusia, ternyata yang dikejar adalah
esensi, yakni “pengetahuan yang benar” atau secara singkat disebut dengan “kebenaran”.
Hasrat ingin tahu manusia bisa dipuaskan jika dia memperoleh pengetahuan mengenai hal
yang dipertanyakannya. Dan pengetahuan yang diinginkannya adalah pengetahuan yang benar.
Menurut Nawawi (1987), bahwa pengetahuan yang benar adalah pengakuan hubungan antara dua
sesuatu, yang ternyata memiliki persesuaian objeknya. Kebenaran seperti ini disebut juga
objektivitas (objectivity). Dengan kata lain, bahwa didalam pengetahuan yang benar atau
kebenaran (pengetahuan objektif) memang secara inheernt dapat dicapai manusai melalui paling
Pendekatan Ilmiah
Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah didapat melalui penelitian ilmiah,
dan dibangun diatas teori tertentu. Teori tersebut berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu
penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data empiris. Teori tersebut juga dapat
diuji (ditest) dalam hal keajegan dan kemantapan internalnya. Artinya, jika penelitian-ulang
dilakukan oang lain menurut Langkah-langkah yang serupa pada kondisi yang sama akan
diperoleh hasil yang ajeg (konsisten), yaitu hasil yang sama atau hampir sama dengan hasil
terdahulu.
Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa hampir setiap orang, karena
pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi (peneliti), bias dan perasaan. Dengan
demikian, maka penyimpulan dari hasil penelitan ilmiah bukan subjektif melainkan objektif
sifatnya, sehingga itu ilmu pengetahuan yang dihasilkan disebut pengetahuan objektif. Dengan
pendekatan ilmiah, orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar
Tujuan utama penelitian, pada umumnya adalah mengumpulkan informasi bagi (a)
perencanaan kegiatan sosial; dan (b) mengembangkan substansi ilmu itu sendiri. Memang dewasa
ini, kepaduan antara ilmu dan penelitian sudah sedimikian erat, sehingga tidak mungkin orang
memisahkannya. Ilmu dan penelitian dapat diibaratkan dengan dua sisi dari mata uang yang sama.
Oleh karena itu, tugas ilmu dan penelitian dapat dikatakan identik.
Adapun tugas-tugas ilmu dan penelitian, secara singkat dapat disajikan sebagai berikut :
3. Tugas menyusun teori : Ilmu dan penelitian bertugas mencari dan merumuskan hukum-
hukum atau tata-cara mengenai hubungan antara kondisi yang satu dengan kondisi
4. Tugas prediksi : Ilmu dan penelitian bertugas membuat prediksi (ramalam), estimasi dan
proyeksi mengenai peristiwa yang bakal terjadi atau gejala-gejala yang bakal muncul;
Secara keseluruhan, ilmu dan penelitian mengemban kelima tugas yang disebutkan diatas itu
sekaligus. Karena itu, kelima hal tersebut juga digunakan sebagai kriteria untuk menentukan bobot
suatu karya keilmuan. Lebih jauh, keterpaduan Ilmu dan penelitian dapat dikatakan bahwa,
penelitian merupakan suatu Way of Thingking, yaitu : cara bagaimana menilai suatu fenomena
problematik dengan menggunakan teori yang ada, sehingga teridentifikasi dan terumuskan
permasalahan utama yang dihadapi peneliti; bagaimana hipotesis yang tergayut (relevan)
dikembangkan dan dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan tersebut; dan bagaimana
suatu model rancangan penelitian dipilih dalam rangka pembuktian kebenaran hipotesis; dan
mencari jawaban yang akurat bagi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, dan untuk dapat
memahami metodologi penelitian sebagai Way of Thingking, maka seorang peneliti tidak cukup
hanya menguasai substansi ilmu yang akan diteliti serta kemampuan mengeksplorasi data saja.
Penguasaan metodologi merupakan suatu bentuk alur berpikir tertentu seseorang dalam
merespon permasalahan yang ia hadapi. Kemampuan metodologi seorang peneliti tidak mungkin
dicapai hanya dengan mempelajari buku-buku metodologik saja. Praktek menyusun perencanaan
adekuat, merupakan jalan yang paling tepat bagi kemampuan diatas. Makin banyak siklus
penelitian harus disertai dasar pemahaman metodologi yang adekuat. Adekuasitas ini dapat dicapai
Penguasaan metode keilmuan yang dimaksud ialah mampu berfikir secara ilmiah yang biasanya
Penguasaan metode keilmuan memang merupakan inti dari kemampuan peneliti dari
kemampuan penelitian seseorang. Hal ini dapat dipahami karena pada hakekatnya metodologi
penelitian merupakan bagian dari metode keilmuan memang merupakan inti dari kemampuan
penelitian sesorang. Hal ini dapat dipahami karena pada hakekatnya metodelogi penelitian
merupakan bagian dari metode keilmuan itu sendiri. Mempelajari filsafat ilmu pengetahuan, dalam
banyak hal akan membantu sekali usaha calon peneliti untuk dapat menguasai metode keilmuan
secara lebih mendalam. Terutama bertujuan untuk dapat memahami hakekat ilmu itu sendiri.
Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dari sudut pandang filsafat
adalah dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah proses sistematis dan rasional
untuk menguji hipotesis atau dugaan tentang fenomena alam dengan menggunakan pengamatan,
eksperimen, analisis data, dan kesimpulan. Metode ilmiah menggabungkan cara berpikir deduktif
dan induktif. Cara berpikir deduktif adalah proses menurunkan kesimpulan dari premis atau asumsi
yang umum. Cara berpikir induktif adalah proses menyusun generalisasi dari kasus-kasus khusus
yang diamati.
Metode ilmiah merupakan salah satu aliran filsafat yang disebut empirisme. Empirisme
adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa pengalaman indera adalah sumber utama
pengetahuan dan kebenaran. Empirisme menolak adanya pengetahuan bawaan (innate ideas) atau
berasal dari pengalaman a posteriori (sesudah pengalaman) atau observasi empiris. Selain
empirisme, ada juga aliran filsafat lain yang berbeda dalam pandangan tentang sumber
• Rasionalisme: aliran filsafat yang menyatakan bahwa akal budi atau rasio adalah sumber
atau pengetahuan a priori yang tidak bergantung pada pengalaman indera. Rasionalisme
menganggap bahwa prinsip-prinsip logika, matematika, dan metafisika dapat diketahui
• Intuisionisme: aliran filsafat yang menyatakan bahwa intuisi, naluri, atau perasaan adalah
sumber pengetahuan dan kebenaran. Intuisionisme menganggap bahwa ada sesuatu yang
lebih tinggi dan lebih dalam daripada akal budi atau pengalaman indera yang dapat
• Fenomenalisme: aliran filsafat yang beranggapan bahwa fenomena atau gejala adalah
sumber pengetahuan dan kebenaran. Fenomenalisme menganggap bahwa kita tidak dapat
mengetahui esensi atau hakikat dari sesuatu, tetapi hanya dapat mengetahui apa yang
muncul di kesadaran kita sebagai hasil dari pengalaman indera. Fenomenalisme menolak
Struktur pengetahuan ilmiah adalah susunan hierarkis dari elemen-elemen pengetahuan yang
saling berkaitan dan membentuk suatu bidang ilmu. Beberapa elemen pengetahuan ilmiah adalah:
• Fakta: pernyataan sederhana yang dapat diverifikasi dengan pengamatan atau eksperimen.
• Konsep: gagasan abstrak yang menggambarkan kategori atau kelompok objek, fenomena,
atau atribut yang memiliki karakteristik bersama. Contoh: Massa adalah ukuran jumlah
• Prinsip: aturan dasar atau hukum yang menghubungkan dua atau lebih konsep. Contoh:
Hukum gravitasi universal Newton menyatakan bahwa gaya tarik antara dua benda
berbanding lurus dengan massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
• Teori: sistem konsep, prinsip, dan fakta yang saling terkait dan menjelaskan sejumlah
fenomena alam. Contoh: Teori evolusi Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup
• Hukum: pernyataan umum dan universal yang menyatakan hubungan sebab-akibat antara
fenomena alam. Contoh: Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat
Cara untuk mendapatkan pengetahuan melalui metode ilmiah, kita perlu mengikuti langkah-
langkah berikut:
1. Merumuskan masalah. Ini adalah langkah pertama yang menentukan tujuan dan ruang
lingkup penelitian. Masalah harus dirumuskan secara jelas, spesifik, dan dapat diuji
2. Mengumpulkan keterangan. Ini adalah langkah kedua yang melibatkan pengumpulan data
atau informasi yang relevan dengan masalah. Data dapat diperoleh dari berbagai sumber,
3. Menyusun hipotesis. Ini adalah langkah ketiga yang mengajukan dugaan sementara atau
jawaban atas masalah. Hipotesis harus bersifat rasional, logis, dan dapat diuji.
4. Menguji hipotesis. Ini adalah langkah keempat yang melakukan pengujian terhadap
hipotesis dengan menggunakan metode yang sesuai. Metode dapat berupa eksperimen,
6. Melaporkan hasil. Ini adalah langkah keenam yang menyajikan hasil penelitian secara
tertulis atau lisan dengan menggunakan format yang baku. Laporan hasil harus mencakup
semua langkah sebelumnya dan memberikan rekomendasi atau saran untuk penelitian
selanjutnya.
pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang
unggul dan memiliki pengetahuan dan moral yang menyeluruh. Beberapa peran lembaga
• Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran.
Sarana dan prasarana meliputi gedung, ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, fasilitas
internet, alat peraga, buku, dan lain-lain. Sarana dan prasarana yang memadai dapat
meningkatkan kenyamanan, kesehatan, dan keamanan peserta didik dan tenaga pendidik.
• Menyusun kurikulum yang sesuai dengan standar nasional dan kebutuhan zaman.
Kurikulum adalah rencana pembelajaran yang mencakup tujuan, materi, metode, media,
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik, serta relevansi dengan
adalah cara atau teknik yang digunakan oleh tenaga pendidik untuk menyampaikan materi
• Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. Tenaga pendidik adalah orang
yang bertugas sebagai guru, dosen, instruktur, atau fasilitator dalam proses pembelajaran.
Tenaga kependidikan adalah orang yang bertugas sebagai staf administrasi, teknisi,
laboran, perpustakaan, atau lainnya yang mendukung proses pembelajaran. Kualitas tenaga
• Melaksanakan evaluasi dan akreditasi secara berkala. Evaluasi adalah proses pengumpulan
dan pengolahan data untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran. Akreditasi adalah
proses penilaian mutu lembaga pendidikan oleh lembaga independen yang berwenang.
Evaluasi dan akreditasi dilakukan secara berkala untuk mengukur kinerja lembaga
mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki pengetahuan dan moral yang
menyeluruh. Sumber daya manusia yang unggul adalah sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan intelektual (Kognitif), emosional (Afektif), sosial (Konatif), spiritual (Psikomotorik),
serta keterampilan profesional (skill) yang tinggi. Sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan dan moral yang menyeluruh adalah sumber daya manusia yang memiliki wawasan
luas tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan dan seni budaya (knowledge), serta memiliki sikap
etis yang baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, lingkungan hidup, dan Tuhan Yang Maha
Esa (attitude). Sumber daya manusia yang unggul dan memiliki pengetahuan dan moral yang
menyeluruh adalah aset yang sangat berharga bagi bangsa dan negara.
KESIMPULAN
1. Ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengetahuan yang benar
2. Untuk memperoleh pengetahuan yang benar atau “kebenaran”, lazimnya diperlukan dua
terdiri dari : (a) akal sehat; (b) prasangka; (c) Intuisi; (d) penemuan kebetulan dan coba-coba;
(e) pendapat otoritas ilmiah; (f) pikiran kritis dan rasional. Sementara itu, pendekatan ilmiah
“Pentingnya Pendidikan Berkualitas Demi Tingkatkan SDM Yang Handal | BINUS Online.” 2020.
BINUS Online. December 28, 2020.
https://onlinelearning.binus.ac.id/2020/12/28/pentingnya-pendidikan-berkualitas-demi-
tingkatkan-sdm-yang-handal/.
Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta
Dinda Nuzha. 2020. “Peran Pendidikan Untuk Meningkatkan Kualitas SDM Dalam Kaitannya
Dengan Pembangunan Ekonomi Halaman 1 - Kompasiana.com.” KOMPASIANA.
Kompasiana.com. December 15, 2020.
https://www.kompasiana.com/dindanuzha9434/5fd8cd898ede48488b2ec8d2/peran-
pendidikan-untuk-meningkatkan-kualitas-sumber-daya-manusia-dalam-kaitannya-dengan-
pembangunan-ekonomi.
Faradiba, Nadia. 2021. “Langkah-Langkah Metode Ilmiah Agar Mendapatkan Hasil Yang Akurat
Halaman All - Kompas.com.” KOMPAS.com. Kompas.com. September 10, 2021.
https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/10/140200523/langkah-langkah-metode-
ilmiah-agar-mendapatkan-hasil-yang-akurat?page=all.
Kiyai, B, 2015, Bahan Ajar Metode Penelitian Sosial, FISP Unsrat Manado
ksbadmin. 2020. “Manfaat Pendidikan Bagi Generasi Muda.” Kwikkiangie.ac.id. Kampus Kwik
Kian Gie. August 4, 2020. https://kwikkiangie.ac.id/home/2020/08/04/manfaat-pendidikan-
bagi-generasi-muda/.
Purwanto, E.A., dan D.R. Sulistyastuti, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi
Publik dan Masalah-Masalah Sosial, Penerbit : Gata Media, Yoghyakarta.