Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI EKONOMI MENGENAI KEPOLITIKAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Politik
Dosen Pengampu: Nor Ainah, S.Sos, M.E.

Disusun Oleh Kelompok 7


Muhammad Ilhami (202207581)
Radian (202207595)
Salsabela (202207602)
Sri Mawarti (202207606)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)


AMUNTAI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang bertemakan “Teori Ekonomi Mengenai Kepolitikan” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Ekonomi Politik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang topik makalah diatas bagi para pembaca dan juga
bagi kami selaku penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nor Ainah,
S.Sos, M.E. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Politik, yang telah memberikan
tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami pelajari.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Amuntai, 30 September 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
A. Pengertian Ekonomi Politik ..........................................................................2
B. Teori Ekonomi Politik ...................................................................................2
1. Teori pilihan publik. ..................................................................................3
2. Teori rent-seeking ......................................................................................6
3. Teori redistributive combines dan keadilan ..............................................7
BAB III PENUTUP ...............................................................................................11
A. Kesimpulan .................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori ekonomi yang membahas tentang kepolitikan sering disebut sebagai
"ekonomi politik". Ekonomi politik adalah bidang studi yang menggabungkan
konsep ekonomi dengan aspek-aspek politik, seperti kebijakan publik,
keputusan politik, pengaruh kebijakan terhadap distribusi kekayaan, dan lain
sebagainya. Ini mencoba untuk memahami bagaimana faktor politik
mempengaruhi kebijakan ekonomi dan bagaimana kebijakan ekonomi dapat
mempengaruhi politik.
Contoh teori ekonomi politik tersebut seperti teori pilihan publik, teori
rent-seeking, dan teori redistributive combines dan keadilan.
Selain itu, politik ekonomi juga dapat mencakup studi tentang bagaimana
pemilihan umum, ideologi politik, dan kekuatan politik yang mempengaruhi
kebijakan ekonomi. Dalam konteks ini, ekonomi politik membantu
menjelaskan hubungan kompleks antara ekonomi dan politik dalam
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ekonomi Politik?
2. Apa saja teori-teori ekonomi mengenai kepolitikan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan dari makalah ini
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Ekonomi Politik.
2. Untuk mengetahui teori-teori ekonomi mengenai kepolitikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi Politik
Ekonomi mengenai kepolitikan merupakan gabungan antara konsep
ekonomi dengan aspek-aspek politik, sehingga disebut juga sebagai "ekonomi
politik". Ekonomi politik adalah bidang studi yang menggabungkan antara
ekonomi dengan politik untuk memahami bagaimana faktor politik
mempengaruhi kebijakan ekonomi dan bagaimana kebijakan ekonomi dapat
mempengaruhi politik.
Ekonomi dan politik berasal dari bahasa Yunani. Ekonomi berasal dari
kata "oikos" yang berarti aturan dan "nomos" yang berarti rumah tangga.
Sedangkan politik berasal dari kata "polis” yang berarti negara atau kota.
Berdasarkan maknanya yang secara empiris tidaklah sama, namun dalam
perkembangan dunia kedua kata tersebut menjadi hal yang berkaitan dan
saling mempengaruhi. Tindakan politik tidak terbebas dari kepentingan
ekonomi dan sebuah kebijakan ekonomi tidak terlepas pula dari kepentingan
politik. Dengan demikian ekonomi politik dimaksudkan untuk
mengungkapkan kondisi di mana produksi atau konsumsi diselenggarakan
Negara-Negara.
Robert Gilpin (dalam Jones 1993: 223-224) menyatakan bahwa politik dan
ekonomi itu berkaitan erat, yaitu politik menentukan kerangka aktivitas
ekonomi dan mengarahkannya untuk melayani kepentingan kelompok-
kelompok dominan, dan proses ekonomi cenderung meredistribusikan
kekuasaan dan kekayaan. Hal itu merombak sistem politik, sekaligus
membentuk struktur hubungan ekonomi yang baru. Jadi, dinamika hubungan
internasional di zaman modern pada pokoknya merupakan fungsi interaksi
timbal balik antara ekonomi dan politik.
B. Teori Ekonomi Politik
Teori ekonomi politik telah berkembang pesat karena dianggap relevan
dengan praktik formulasi kebijakan maupun kegiatan ekonomi sehari-hari.
Salah satu sumber kemajuan ekonomi politik juga berasal dari kenyataan
gagalnya teori ekonomi konvensional untuk memetakan dan mencari solusi

2
persoalan-persoalan ekonomi. banyak persoalan ekonomi yang gagal
merampungkan masalah pendekatan ekonomi konvensional yang gagal.
Dalam situasi inilah teori ekonomi politik masuk untuk memberikan
alternative pemecahan pada 3 teori ekonomi politik yang cukup populer yaitu
teori pilihan publik, teori rent-seeking dan teori redistributive combine dan
keadilan.
1. Teori pilihan publik.
Pendekatan ekonomi politik baru yang menganggap
Negara/pemerintah, politisi, atau birokrat sebagai agen yang memiliki
kepentingan sendiri merupakan pemicu lahirnya pendekatan public
choice atau rational choice. Public choice tergolong ke dalam kelompok
ilmu ekonomi politik baru yang berusaha menkaji tindakan rasional dari
aktor-aktor politik, baik di lembaga parlemen, pemerintah, lembaga
kepresidenan, masyarakat pemilih, dan lain sebagainya.
Teori pilihan publik ini mendeskripsikan bahwa “secara tipikal ahli
ekonomi politik melihat politik dalam wujud demokrasi, yang memberi
ruang untuk saling melakukan pertukaran diantara masyarakat, partai
politik, pemerintah dan birokrat.” Dalam konsep tersebut masyarakat
pemilih diposisikan sebagai pembeli barang-barang kolektif (publik)
sedangkan pemerintah dan partai politik dipertimbangkan sebagai
alternatif penyedia kebijakan public “(barang dan jasa). Sehingga dalam
jangka panjang mereka bias memungut dukungan dari pemilih lewat
pemilihan umum.
Banyak pandangan menyatakan bahwa teori pilihan public hanya
ampuh digunakan untuk setiap formulasi kebijakan dan dukungan
dianggap sebagai proses distribusi nisbah ekonomi melalui pasar politik.
Pada level yang lebih luas, teori pilihan public bias diterjemahkan
sebagai aplikasi metode ekonomi terhadap politik.
Secara esensi teori pilihan publik berusaha untuk mengaplikasikan
perangkat analisis ekonomi ke dalam proses non pasar atau politik
dibawah formulasi dan implementasi kebijakan publik. Teori pilihan
publik berbeda dengan ilmu ekonomi konvensional, perbedaan tersebut

3
bukan dalam hal konsepsinya terhadap individu dan aspek kekuatan
motivasi melainkan dalam hal rintangan-rintangan dan kesempatan-
kesempatan yang datang dari sisi politik (sebagai lawan pasar).
Dalam pendekatan yang spesifik ekonomi sebagai pertukaran
pasar, produksi dan konsumsi dan politik menganalisis interaksi para
pelaku dalam lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti amerika
serikat (US). Dalam level analisis teori pilihan public dapat dibagi
menjadi 2 kategori yaitu :
− Teori pilihan publik normatif, yaitu teori yang fokus pada isu-isu yang
terkait dengan desain politik dan aturan – aturan politik dasar.
− Teori pilihan publik positif, yaitu teori yang mengkonsentrasikan
untuk menjelaskan perilaku politik yang dapat diamati dalam wujud
teori pilihan.
4 asumsi umum dalam teori pilihan publik yaitu :
a. Kecukupan kepentingan material individu memotivasi adanya perilaku
ekonomi.
b. Motif kecukupan tersebut lebih mudah dipahami dengan
menggunakan teori ekonomi neoklasik.
c. Kecukupan kepentingan material individu yang sama memotivasi
adanya perilaku politik.
d. Asumsi kecukupan kepentingan yang sama tersebut lebih mudah
dipahami dengan menggunakan teori ekonomi neoklasik.
Teori pilihan publik secara umum digunakan dalam berbagi disiplin ilmu
dengan nama yang berbeda seperti :
- Public choice (ilmu politik).
- Rational choice theory (ilmu ekonomi dan sosiologi).
- Expected utility theory (ilmu psikologi)
Pengertian rasional tersebut di aplikasikan kedalam banyak konsep,misalnya :
- Keyakinan (beliefs)
- Preferensi (preferences)
- Pilihan (choices)
- Tindakan (actions)

4
- Pola perilaku (behavioral patterns)
- Individu (persons)
Dalam operasionalisasinya pendekatan pilihan publik dibedakan dalam dua
bagian yaitu supply dan demand. Dalam sisi penawaran (supply) terdapat dua
subjek yang berperan dalam formulasi kebijakan yakni pusat kekuasaan yang
dipilih (eleted centers of power) dan pusat kekuasaan yang tidak dipilih (non-
elected centers of power). Pada sisi permintaan (demand), aktornya juga bisa
dipilih dalam dua kategori yakni pemilih (voters) dan kelompok-kelompok
penekan (pressure groups).
Kontribusi terbesar dari teori pilihan publik adalah kemampuannya untuk
menunjukkan bahwa politisi-politisi dalam setiap tindakannya selau
dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Teori pilihan publik melihat politisi
sebagai pelaku yang cenderung memaksimalkan kepuasan pribadi yang
dimotivasi oleh banyak factor seperti gaji, reputasi publik, kekuasaan, dan
ruang untuk mengontrol birokrasi.
Berikut ini adalah perbandingan paradigma ekonomi klasik dan pilihan
publik:
Variabel Ekonomi klasik Pilihan publik
Pemasok (supplier) Produsen, pengusaha, distributor. Politisi, parpol,
birokrasi, pemerintah.
Peminta (demander) Konsumen Pemilih (voters)
Jenis komoditas Komoditas individu (private goods) Komoditas publik
(public goods)
Alat transaksi Uang Suara (vote)
Jenis transaksi Transaksi sukarela Politik sebagai pertukaran
Menurut o’dowd bahwa kegagalan pemerintah bias diklasifikasikan dalam 3
kategori, yaitu :
- Ketidakmungkinan yang melekat/otomatis (inherent impossibilities)
- Kegagalan politik (political failures)
- Kegagalan birokrasi (bureaucratic failures).
Tipologi dari kegagalan pemerintah dapat diklasifikasikan dalam 4 kegagalan.
Yaitu :

5
- Kegagalan legislatif (legislative failure), yakni kehadiran pengeluaran
publik (Negara) yang berlebihan diakibatkan oleh perilaku memaksimalkan
suara para politisi.
- Kegagalan administratif (dministrative failure), yakni pengamatan bahwa
administrasi hukum yang memerlukan diskresi dan kombinasi dari tindakan
informasi dan insentif untuk mempengaruhi jalur diskretif tersebut seringkali
harus dilatih.
- Kegagalan system pengadilan (judicial failure), yakni terjadi ketika system
hukum legal tidak menghasilkan pencapaian ekonomi yang optimal.
- Kegagalan penegakan (enforcement failure), yakni penegakkan dan non-
penegakkan yang kurang optimal dari pengadilan, legislatif atau arahan
administrasi sehingga mempengaruhi efektifitas dari tindakan-tindakan.
2. Teori rent-seeking
Konsep pendapatan (income) ditransformasikan menjadi menjadi
konsep perburuan rente, konsep ini sangat penting bagi ilmu ekonomi
politik untuk menjelaskan perilaku pengusaha, politisi, dan kelompok
kepentingan. Teori rent-seeking pertama kali diperkenalkan oleh Krueger
(1974) yaitu membahas tentang praktik untuk memperoleh kuota impor
yang kuota sendiri bisa dimaknai sebagai perbedaan antara harga
batas/border price dan harga domestic.
Dalam pengertian diatas perilaku mncari rente dianggap sebagai
pengeluaran sumber daya untuk mengubah kebijakan ekonomiagar dapat
memberikan keuntungan kepada pemburu rente (rent-seeker). Secara
teoritis, kegiatan mencari rente (rent-seeking) harus dimaknai secara netral
karena individu atau kelompok bisa memperoleh keuntungan dari aktivitas
ekonomi yang legal/sah, seperti menyewakan tanah, modal dan lain-lain.
Konsep rent-seeking dalam teori ekonomi politik klasik tidak dimaknai
secara negatif sebagai kegiatan ekonomi yang menimbulkan kerugian
bahkan bisa berarti positif karena dapat memacu kegiatan ekonomi secara
simultan, seperti halnya seseorang yang ingin mendapatkan laba maupun
upah. Asumsi awal yang dibangun dari ekonomi politik adalah bahwa

6
setiap kelompok kepentingan berupaya untuk mendapaykan keuntungan
ekonomi yang sebesar-besarnya dengan upaya yang sekecil-kecilnya.
Kegiatan mencari rente atau rent-seeking didefenisikan sebagai upaya
individual atau kelompok untuk meningkatkan pendapatan melalui
pemanfaatan regulasi pemerintah. Menurut Prasad rent-seeking merupakan
proses dimana individu memperoleh pendapatan tanpa secara actual
meningkatkan produktivitas atau malah mengurangi produktivitas tersebut.
Untuk kasus Indonesia misalnya dalam pemerintahan orde baru, rent-
seeeking tersebut bisa ditelusuri dari persekutuan bisnis besar (yang
menikmati fasilitas monopoli maupun lisensi impor) dengan birokrasi
pemerintah. Krueger menerangkan bahwa aktivitas mencari rente sperti
lobi untuk mendapatkan lisensi atau surat izin akan menndistorsi alokasi
sumber daya sehingga membuat ekonomi menjadi tidak efisien. Bila
kebijakan lisensi impor yang dipakai maka proses pembuatan kebijakan
tersebut akan mudah dimasuki oleh pemburu rente sehingga hanya
individu yang memiliki akses terhadap pembuat kebijakan yang akan
mendapatkan keuntungan dari kebijakan tersebut seperti memiliki izin
isensi impor. Perilaku rented pat di kurangi apabila dapat mengubah
kebijakan lisensi impor menjadi kebijakan tarif, membuka aliran
informasi, mengaplikasikan sanksi moral dan menerapkan kebijakan
liberalisasi dan privatisasi yang terukur.
3. Teori redistributive combines dan keadilan
Joseph stigler mengemukakan bahwa teori ini memusatkan
perhatiannya untuk menerangkan siapa yang mendapatkan manfaat dan
siapa yang menanggung beban akibat adanya suatu regulasi atau aturan
ekonomi yang dikeluarkan pemerintah ataupun yang terjadi karena
institusionalisasi yang terjadi didalam masyarakat
Menurut stigler ada 2 alternatif pandangan tentang bagaimana sebuah
peraturan diberlakukan, yaitu :
- Peraturan dilembagakan terutama untuk menberlakukan proteksi dan
kemanfaatan tertentu untuk publik atau sebagian sebagian sub-kelas dari
publik tersebut.

7
- Suatu tipe analisis dimana proses politik dianggap merupakan suatu
penjelasan yang rasional.
Kembali kepada masalah pemanfaatan hukum bagi kepentingan kelompok
tertentu, saat ini perkembangannya sudah sedemikian memuncak sehingga
pembentukkan organisasi untuk memperoleh pendapatan dengan Cuma-
Cuma yang dibagikan oleh Negara atau disalurkan melalui system hukum
atau setidaknya untuk melindungi sendiri dari proses ini dengan
membentuk apa yang dinamakan redistributive combines.
Perubahan-perubahan pada susunan dan pimpinan puncak direksi
perusahaan sering disebabkan oleh perubahan dalam pemerintah.
Kelompok-kelompok ini sering bertarung satu sama lain untuk menjaga
jangan sampai suatu peraturan baru mengancam kepentingan mereka tetapi
juga dapat menguntungkan.
Menurut rachbini dalam pola redistributive combine ini merupakan
sumber-sumber ekonomi, asset produktif dan modal didistribusikan secara
terbatas hanya dilingkungan segelintir orang. Dalam kerangka pemikiran
hernando de soto berlakunya pola redistributive combine terjadi akibat
sistem politik yang tertutup karena dilindungi sistem hukum yang kabur
dan ketiadaan rule of law dibidang ekonomi. dengan demikian sistem
ekonomi bersedia mengabdi pada sistem politik dengan pola redistributive
combines.
Disamping itu juga terhubungnya teori redistributive combines yang
dekembangkan oleh hernando de soto dengan teori keadilan yang
dibangun oleh john rawls. Relasi antara dua relasi ini bisa dilack dari 2
logika, yaitu :
- Teori redistributive combines mengandaikan adanya otoritas penuh dari
Negara/pemerintah untuk mengalokasikan kebijakan kepada kelompok-
kelompok ekonomi yang berkepentingan terhadap kebijakan tersebut.
Akibatnya kebijakan yang muncul sebagai hasil dari interaksi antara
kelompok kepentingan ekonomi dan pemerintah kerapkali Cuma
menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak yang lain, jadi
disini muncu isu ketidakadilan.

8
- Kelompok kepentingan ekonomi yang eksis tidak selamanya
mengandaikan tingkat kemerataan seperti yang diharapkan, khususnya
masalah kekuatan ekonomi.
Dengan pemahaman tersebut, rawls akhirnya mengonseptualisasikan teori
keadilan yang bertolak dari 2 prinsip, yaitu :
- Setiap orang harus memounyai hak yang sama terhadap skema kebebasan
dasar yang sejajar (equal basic liberties), yang sekaligus kompatibel
dengan skema kebebasan yang dimiliki oleh orang lain.
- Ketimpangan social dan ekonomi harus ditangani sehingga keduanya :
a. Diekspetasikan secara logis menguntungkn bagi setiap orang.
b. Dicantumkan posisi dan jabatan yang terbuka bagi seluruh pihak.
Melalui cara berpikir tersebut, rawls percaya bahwa suatu kebaikan datang
dari sesuatu yang benar dan bukan sebaliknya. Olh karena itu dia
memfokuskan seluruh pemikirannya untuk menciptakan sistem prinsip-
prinsip politik yang berbasis kontrak dan kesetaraan. Prinsip inilah yang
kemudian membedakan konsep keadilan procedural dengan prinsip
keadilan social yang di kembangkan oleh rawls. Keadilan sosial ini
diarahkan pada penyiapan penilaian terhadap sebuah standar aspek
distribusi dari struktur dasar masyarakat.
Hal ini terjadi karena prinsip- prinsip keadilan tersebut seperti yang di
klaim oleh rawls akan menghasilkan kesepakatan dan negosiasi yang
imparsial, yakni situasi yang di desain untuk memperkuat ketiadaan
kepentingan perwakilan yang dapat dibebankan kepada pihak lain. Poin
inilah yang menjadi kunci dari teori keadilan yang digagas oleh rawls.
Selain itu, dalam kaitannya dengan pasar bebas (liberalisasi), teori
keadilan rawls merupakan kritik terhadap teori keadilannya adam smith.
Rawls sependapat bahwa sistem tentang pasar bebas sejalan dengan
prinsip pertama keadilannya yakni sejalan dengan kebebasan yang sama
dan kesamaan kesempatan yang fair.
Rawls juga setuju dengan konsep smith mengenai perwujudan diri
manusia sesuai dengan pilihan bebas dan usaha setiap orang. Ia juga spakat
dengan smith bahwa pasar bebas menyediakan kemungkinan terbaik bagi

9
perwujudan penentuan diri manusia. Namun, rawls melihat bahwa terlepas
dari realitas bahw pasar bebas sejalan dengan prinsip pertama dari konsep
keadilannya, mekanisme pasar bebas gagal berfungsi secara baik paling
kurang dalam pengertian sebagai berikut :
“ dalam kebebasan kodrati memang ada kesamaan kesempatan yang
formal, dalam pengertian bahwa semua orang paling kurang mempunyai
hak legal yang sama untuk akses pada semua kedudukan social yang
menguntungkan tetapi karena tidak ada usaha untuk mempertahankan
suatu kesamaan atau kemiripan, kondisi social, distribusi awal dari suatu
aset-aset untuk untuk suatu periode tertentu sangat di pengaruhi oleh
keadaan alamiah dan social yang kebetulan. Distribusi pendapatan dan
kemakmuran yang ada, demikian dapat diartikan merupakan akibat
kumulatif dari distribusi aset alamiah yaitu bakat dan kemampuan sebelum
distribusi pasar bebas.”
Oleh karena itu menurut rawls, pasar bebas justru menimbulkan
ketidak adilan. Bagi rawls keyidak adilan paling jelas dari sistem
kebebasan kodrati adalah bahwa sistem ini mengizinkan pembagian
kekayaan dipengaruhi secara tidak tepat oleh kondisi-kondisi alamiah dan
social yang kebetulan ini, yang dari sudut pandang moral sedemikian
sewenang-wenang.
Menurut rawls, karena setiap orang masukkedalam pasar dengan bakat
dan kemampuan alamiah yang berlainan, peluang sama yang diberikan
pasar tidak akan menguntungkan semua peserta. Keadilan ini justru akan
menimbulkan distribusi yang tidak adil atas kebutuhan-kebutuhab hidup,
justru karena perbedaan bakat dan kondisi-kondisi social yang kebetulan
tadi.
Terlepas dari perbaikan kndisi sosial yang ada, pasar bebas akan
melahirkan kepincangan karena perbedaan bakat dan kemampuan alamiah
antara satu orang dengan yang lainnya. Oleh karena itu bagi rawls pasar
justru merupakan pranata yang tidak adil.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makna, ekonomi dengan politik yang secara empiris tidaklah
sama. Namun dalam perkembangan dunia kedua kata tersebut menjadi hal
yang berkaitan dan saling mempengaruhi. Tindakan politik tidak terbebas dari
kepentingan ekonomi dan sebuah kebijakan ekonomi tidak terlepas pula dari
kepentingan politik. Dengan demikian ekonomi politik dimaksudkan untuk
mengungkapkan kondisi di mana produksi atau konsumsi diselenggarakan
Negara-Negara.
3 teori ekonomi politik yang cukup populer yaitu teori pilihan publik, teori
rent-seeking dan teori redistributive combine dan keadilan. Teori pilihan
publik menganggap Negara/pemerintah, politisi, atau birokrat sebagai agen
yang memiliki kepentingan sendiri merupakan pemicu lahirnya pendekatan
public choice atau rational choice. Teori rent-seeking yang menjelaskan
perilaku pengusaha, politisi, dan kelompok kepentingan. Serta teori
redistributive combine dan keadilan yang memusatkan perhatiannya untuk
menerangkan siapa yang mendapatkan manfaat dan siapa yang menanggung
beban akibat adanya suatu regulasi atau aturan ekonomi yang dikeluarkan
pemerintah ataupun yang terjadi karena institusionalisasi yang terjadi didalam
masyarakat.
Dari pembahasan ketiga teori tersebut, menunjukkan bahwa adanya
keterkaitan antara ekonomi dan politik yang saling mempengaruhi satu sama
lain.
B. Saran
Dari makalah yang kami buat. Kami sebagai penulis menyadari bahwa
makalah kami masih terdapat banyak kesalahan sehingga jauh dari
kesempurnaan. Untuk kedepannya kami sebagai penulis akan lebih fokus dan
detail dalam memperbaiki dan menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan. Untuk itu kami sebagai penulis menyarankan kepada pembaca

11
untuk memberikan kritik dan saran dalam memperbaiki makalah kami untuk
yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fasikha, Yuniatul. Ekonomi Politik. Tersedia:


https://www.academia.edu/12101595/EKONOMI_POLITIK (Sabtu, 30
September 2023)
Hadju, Anggriani. 2013. Teori Ekonomi Politik.
https://mahasiswa.ung.ac.id/911412049/home/2013/3/23/teori_ekonomi_pol
itik.html (Sabtu, 30 September 2023)
Maiwan, Mohammad. Teori-Teori Ekonomi Politik Internasional Dalam
Perbincangan Aliran dan Pandangan. Jakarta:Universitas Negeri Jakarta
Tjaru, Iksar Perdana B. 2016. Teori Ekonomi Politik.
https://medium.com/@ikrarpersadabt/sejarah-dan-pemaknaan-ekonomi-
politik-c0175e81ebc5 (Sabtu, 30 September 2023)

13

Anda mungkin juga menyukai