Bab 2
Bab 2
BAB II
TINJAUAN UMUM
Universitas Sriwijaya
2
Km.
Cara untuk mencapai lokasi penelitian tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan pesawat udara dari bandara Soekarno Hatta di Jakarta menuju bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II di kota Palembang selama kurang lebih satu jam lima
menit. Kemudian dari kota Palembang ke Kabupaten Lahat dilanjutkan dengan
menggunakan jalur darat memakai transportasi kereta api dari stasiun Kertapati menuju
stasiun Lahat memakan waktu kurang lebih tiga jam lima puluh dua menit. Kemudian
dari stasiun Lahat menuju lokasi penelitian dilanjutkan menggunakan jalur darat
memakai transportasi mobil dengan memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit.
Universitas Sriwijaya
3
PT.Bumi Merapi Energi berada di daerah iklim tropis basah dengan temperatur yang
berkisar antara 23°C sampai dengan 36,5°C. Kelembaban udara rata-rata pada wilayah
penelitian ini berkisar 57% sampai dengan 85% dengan kelembaban relatif maksimum
berkisar 98% terjadi pada pagi hari dan kelembaban relatif minimum berkisar 35% terjadi
pada siang hari.
secara selaras diatas satuan batuan dari Formasi Gumai, hal ini terjadi pada Kala
Miosen Tengah - Miosen Akhir di lingkungan neritik- laut dangkal.
7. Formasi Muara Enim
Satuan batuan dari Formasi ini diendapkan pada lingkungan delta pada kala
Miosen dan tersusun oleh batupasir, batulanau, batulempung dan batubara yang
kemuanya
diendapkan selaras diatas Formasi Air Benakat.
8. Formasi Kasai
Satuan batuan pada Formasi ini terdiri dari batupasir tufaan dan tuff, di endapkan
secara selaras diatas Formasi Muara Enim, satuan batuan pada Formasi Kasai
terendapkan pada Pliosen Akhir - Pliosen Awal.
9. Endapan Kuarter
Endapan ini merupakan rombakan dari batuan yang lebih tua, berukuran lanau,
pasir, kerikil dan kerakal.
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
2.4.2 Litologi
Stratigrafi daerah Kungkilan tersusun oleh satuan batupasir yang terdiri dari
batupasir halus, kuning kecoklatan, banyak silika dan batupasir sisipan batulempung (1
cm–5 cm) dan batubara (1cm–2cm) gambar 2.3. Satuan batupasir dan satuan batu
lempung selanjutnya terintrusi oleh batuan beku andesit hornblende pada Kala Pliosen
yang terdapat di Kungkilan bagian selatan. Batuan intrusi tersebut mengakibatkan lapisan
disekitarnya terjadi pengangkatan, sehingga beberapa lapisan batuan dan batubara
mengalami kedudukan kemiringan yang hampir tegak dan tejadinya sesar- sesar naik di
beberapa tempat di Kungkilan. Lapisan batubara terdapat diantara satuan batupasir dan
satuan batu lempung, tetapi secara umum dijumpai merupakan perselingan pada satuan
batulempung dengan ketebalan antara 1 m – 7 m. Lapisan batubara di daerah Kungkilan
ketebalannya ada yang mencapai 9 meter (Seam C) ketebalan 12 meter (Seam D) dan
ketebalan 6,37 meter (Seam E).
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
13
Universitas Sriwijaya
14
b. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja alat angkut dapat dihitung berdasarkan rumus berikut:
Universitas Sriwijaya
16
E=
𝑐𝑡 𝑥 100 (2.2)
𝑐𝑡−𝑤𝑡
Keterangan:
E = efisiensi kerja (%)
ct = cycle time (menit)
wt = waiting time
(menit)
Keterangan:
Q = produktivitas alat angkut (BCM / Jam)
q = kapasitas bucket alat galimuat (𝑚3)
n = jumlah pengisian
FF = fill factor (%)
SF = swell factor (%)
E = efisiensi kerja (%)
3600 𝑥𝐸 (2.4)
Q = (q x FF x SF)x
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
Keterangan:
Q = produktivitas alat galimuat (BCM /
Jam) q = kapasitas bucket galimuat (𝑚3)
Universitas Sriwijaya
17
2.6.3 Faktor yang mempengaruhi produktivitas alat dan pengguaan bahan bakar
Dalam memperhitungkan produksi alat berat secara teliti, serta penggunaan bahan
bakar alat itu secara teliti, maka perlu diketahui beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi
a. Tahanan Guling (Rolling Resistance)
Merupakan segala gaya-gaya dari luar yang berlawanan arah dengan arah
gerak kendaraan yang sedang berjalan pada suatu jalur.
Universitas Sriwijaya
18
Tabel 2.2 Nilai Tahanan Gulir dalam lb/ton untuk Ban Karet
2
Universitas Sriwijaya
19
Jalan becek, tidak terawat, tidak stabil, amblasan roda 4” (100 mm) hingga 6” (150 mm)
150
Loose sand atau gravel 200
Lembek, berlumpur, tidak terawatt 200 – 400
Pada kondisi aktual dilapangan, sulit untuk menetukan tahanan guling (RR) karena
sangat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti ukuran dan tekanan ban, serta kecepatan
kendaraan. Dalam perhitungan praktis nilai RR dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:
Keterangan:
RR = rolling resistance
CRR = koefisien tahanan guling
∆ℎ
𝐺𝑟𝑎𝑑𝑒 = 𝑥 100% (II. 8)
∆𝑥
Keterangan:
∆h = beda tinggi
∆x = beda jarak
𝐺𝑅 = 𝑊 𝑥 𝑠𝑖𝑛𝛼
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
Universitas Sriwijaya
22
Dengan melihat tabel diatas maka dalam menghitung produktivitas dari suatu alat
mekanis memerlukan faktor pengembangan atau biasa dikenal dengan swell factor karena
perhitungan pengangkutan material menggunakan volume material setelah digali dan
dimana volume material setelah digali akan semakin besar. Untuk lebih jelasnya dapat
menggunakan rumus swell factor berikut.
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝐿𝑜𝑜𝑠𝑒...............................................................................................................................(II. 9)
𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 =
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝐼𝑛𝑠𝑖𝑡𝑢
Keterangan:
FC = Fuel Consumption
Universitas Sriwijaya
23
(bcm/jam) secara actual di lapangan. Nilai fuel ratio dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut:
𝐹𝑢𝑒𝑙 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑝𝑡𝑖𝑜𝑛
𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑏𝑐𝑚 (II. 11)
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
Perhitungan nilai fuel ratio ini memiliki tujuan untuk mengetahui jumlah
penggunaan bahan bakar pada alat mekanis agar dapat dikontrol penggunaannya, karena
penggunaannya sendiri merupakan salah satu pengeluaran yang cukup besar dari segi
biaya produksi oleh perusahaan.
Keterangan:
E = Efisiensi Kerja
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya