Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN MINAT BACA ANAK DI TAMAN

BACAAN MASYARAKAT AL-ISTIQOMAH DESA CILEUNYI KULON


KABUPATEN BANDUNG

Hamzah Ahmad Syuja’i

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FKIP

Universitas Islam Nusantara – Jawa Barat – Indosnesia

hamzahsyujai@gmail.com

Received: November

Abstrak

UNESCO telah melakukan survey bahwa minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen.
Nilai literasi membaca kita masih sangat rendah. Bagaimana caranya dapat meningkatkan minat
baca anak sejak sekolah dasar?. Dengan adanya taman baca yang baik di lingkungan masyarakat
dapat mendorong minat baca mereka (Karim, 2014). Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif untuk mencari dan mendeskripsikan data dari kasus tentang teknik identifikasi
pengembangan minat baca di TBM Al-Istiqomah. Metode atau teknik PRA (Participatory Rural
Appraisal) juga digunakan secara teknis dalam pelaksanaan penelitian ini. Konsep PRA
merupakan metode yang dapat digunakan untuk menerapkan gagasan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat. TBM keberadaanya sebagai media dalam rangka meningkatkan
minat baca pada anak usia sekolah dasar, melakukan beberapa kegiatan Program pohon literasi,
Program tadarus dan khatam buku, Mendengarkan cerita, Kegiatan pelatihan kaligrafi melalui
media unik, Mendengarkan Cerita dan Mendongeng, dan Menyediakan majalah dinding.
Perbaikan sistem pengelolaan taman baca dengan rancangan kurikulum TBM Kegiatan
identifikasi ini diisi dengan beberapa hasil rangkaian kegiatan. Langkah-langkah tersebut
dilakukan untuk mengumpulkan anak-anak dan orang tua untuk datang ke taman baca, sehingga
mereka tahu bahwa ada banyak bacaan dengan adanya ketertarikan mereka pada buku dan bahan
bacaan lainnya diharpakan dapat mendorong anak-anak untuk gemar membaca. Meskipun
egiatan ini lebih diorantasikan anak usia sekolah dasar dengan harapan bahwa kegemaran
membaca harus ditumbuh kembangkan sejak masih anak-anak

Kata kunci : Taman Bacaan Masyarakat, Minat Baca

Abstract

UNESCO has conducted a survey that the reading interest of indonesian people is only 0.001
percent. Our reading literacy is still very low. How can you increase children's reading interest
since elementary school? With a good reading park in the community environment can
encourage their reading interest (Karim, 2014). This study uses a qualitative approach to find and
describe data from cases about reading interest development identification techniques at TBM
Al-Istiqomah. PRA (Participatory Rural Appraisal) methods or techniques are also used
technically in the conduct of this research. The pra concept is a method that can be used to apply
the idea of community participation and empowerment. TBM has its existence as a medium in
order to increase reading interest in elementary school-aged children, conduct several activities
of literacy tree program, tadarus and khatam book program, listen to stories, calligraphy training
activities through unique media, Listening to Stories and Storytelling, and providing wall
magazines. Improvement of the reading park management system with the design of the TBM
curriculum This identification activity is filled with several results of a series of activities. These
steps are done to gather children and parents to come to the reading park, so that they know that
there is a lot of reading with their interest in books and other reading materials expected to
encourage children to like to read. Although this strategy is more organized elementary school-
age children in the hope that the reading craze should be grown since childhood.

Keywords: Taman Bacaan Masyarakat, Reading Interest

PENDAHULUAN

UNESCO telah melakukan survey mereka (Karim, 2014). Dengan demikian


bahwa minat baca masyarakat Indonesia ketersediaan taman bacaan masyarakat dapat
baru 0,001 persen. Artinya, hanya satu mendorong kualitas sumber daya manusia di
berbanding seribu, dalam seribu masyarakat masa yang akan datang.
hanya ada satu masyarakat yang memiliki
minat baca. Nilai literasi membaca kita Membaca merupakan kegiatan fisik
masih sangat rendah. Kita akui, nilai riset dan mental yang dapat berkembang menjadi
Program for Internasional Student suatu kebiasaan, sebagaimana halnya
Assesment (PISA) rata-rata 493, sementara dengan kebiasaan-kebiasaan lainnya,
nilai literasi Indonesia hanya 396. Situasi itu membentuk kebiasaan membaca juga
tentu saja menjadi catatan penting dalam memerlukan waktu yang relatif lama.
dunia pendidikan di tanah air (“Survei Tampubolon (1990, hlm. 227). Selain itu,
UNESCO,” 2016). Bagaimana caranya membaca menjadi kunci untuk membuka
dapat meningkatkan minat baca anak sejak cakrawala pengetahuan menjadi lebih luas,
sekolah dasar?. Shofaussamawati melalui membaca setiap orang dapat dengan
menegaskan adanya taman baca masyarakat mudah memperoleh informasi dan
ini dapat menumbuhkan minat membaca, pengetahuan. Salah satu program yang fokus
karena salah satu faktor rendahnya minat membantu dalam menumbuhkan minat baca
membaca adalah mahalnya harga buku masyarakat yaitu Taman Bacaan Masyarakat
(Shofaussamawati, 2014). Dengan adanya (TBM). Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
taman baca yang baik di lingkungan merupakan bagian dari program pendidikan
masyarakat dapat mendorong minat baca nonformal yang memberikan layanan baca
bagi masyarakat, yaitu penyediaan bahan membaca harus ditumbuhkan pada
bacaan, penyelenggaraan program guna masyarakat sejak usia sekolah dasar. Taman
meningkatkan minat baca masyarakat, serta baca masyarakat merupakan tempat yang
sebagai wadah yang mendukung program ideal sebagai wahana bermain, belajar dan
pemerintah dalam mewujudkan masyarakat pengembangan minat baca. Oleh karena itu,
pembelajar. Selain itu dijelaskan pula dalam pengenalan taman baca masyarakat pada
buku Pedoman Penyelenggaraan Taman anak sejak usia sekolah dasar mewacanakan
Bacaan Masyarakat (2006, hlm. 9) TBM bahwa menghadirkan buku pada anak-anak
adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan merupakan salah satu upaya untuk
dan dikelola baik masyarakat maupun menumbuhkaan minat baca pada anak-anak.
pemerintah untuk memberikan akses Dengan tumbuhnya kebiasaan membaca ini
layanan bahan bacaan bagi masyarakat dapat mendorong peningkatan kualitas
sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup, kreatifitas, kemandirian, daya juang,
hidup dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing di masa-masa yang akan
hidup masyarakat di sekitar TBM. Budaya datang.

LANDASAN TEORI memotivasi masyarakat untuk berkunjung


dan membaca koleksi TBM. Perbaikan yang
Taman Bacaan Masyarakat dapat dilakukan antara lain: Pertama, koleksi
Taman Bacaan Masyarakat adalah TBM terus ditingkatkan baik dari segi
lembaga yang menyediakan berbagai jenis kuantitas maupun kualitas. Kedua, sarana
materi pembelajaran yang dibutuhkan oleh atau perabot TBM perlu dilengkapi, TBM
masyarakat. Sebagai tempat untuk membina dapat dilengkapi dengan, televisi dan
melek dan belajar, serta tempat untuk computer multimedia. Ketiga, masalah
mendapatkan informasi untuk publik sumber daya manusia TBM juga perlu
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008). mendapat perhatian. TBM harus dikelola
Taman baca adalah sumber informasi bagi dengan baik oleh tenaga yang memiliki
masyarakat, baik masyarakat dan komunitas keahlian ilmu perpustakaan, dokumentasi
kelas menengah dan menengah atas. Mulai dan informasi. keempat, peningkatan dana
dari penempatan RW, Desa, tempat rekreasi, untuk mengatasi masalah keterbatasan
kebun kota dan lainnya. Sangat efektif, koleksi, sarana TBM.
efisien dan terjangkau bagi seluruh
masyarakat.(Dewi, 2010)

Untuk meningkatkan peran TBM


dalam menumbuhkan minat baca Minat Baca
masyarakat disekitar TBM perlu ada
perbaikan. Perbaikan ini diharapkan akan
Minat baca berarti disposisi yang Penelitian ini menggunakan
mendorong individu untuk mencari peluang pendekatan kualitatif untuk mencari dan
dan sumber daya untuk melaksanakan mendeskripsikan data dari kasus tentang
kegiatan membaca. Ada dua cara untuk identifikasi pengembangan minat baca di
memeriksa minat seseorang dalam TBM Al-Istiqomah. Pendekatan ini
membaca. pertama seseorang tertarik menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kegiatan seperti membaca, sehingga ketika kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
dihadapkan dengan buku, individu yang perilaku yang dapat diamati (Bogdan, R. dan
memiliki keinginan yang lebih besar, Taylor, S.J. dalam Moleong,L.J., 2003:3).
pengakuan dan mengingat mereka diarahkan Metode atau teknik PRA (Participatory
pada kegiatan membaca. Kedua, pendekatan Rural Appraisal) juga digunakan secara
lain didasarkan pada isi atau objek yang teknis dalam pelaksanaan penelitian ini.
menarik, bahwa minat stimulus materi untuk Konsep Participatory Rural Appraisal atau
mempengaruhi kemampuan individu. Dalam Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan
pendekatan ini, lebih terfokus pada faktor- pada dasarnya merupakan kerangka
faktor situasional yang mempengaruhi minat konseptual, prinsip, nilai ideologis, visi yang
baca. Misalnya, jenis bacaan, proses dan ingin diwujudkan, dan metode yang dapat
memori individu dalam membaca alam digunakan untuk menerapkan gagasan
ekspositori, rangsangan visual seperti objek partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
atau gambar yang dilihat, timulus Sebagai sebuah metodologi, Pemahaman
pendengaran seperti pernah mendengar Partisipatif Kondisi Pedesaan merupakan
percakapan yang berbicara tentang suatu kerangka dengan latar belakang teori
membaca, atau kombinasi dari visual dan yang menggunakan paradigma tertentu.
pendengaran seperti TV.(Hidi, 2001) Pada tataran implementasi, metode PRA
merupakan sarana bagi masyarakat untuk
Ada beberapa faktor yang berpartisipasi dalam proses pembangunan.
mempengaruhi minat membaca. Pertama, (Rianingsih Djohani, 2003). Mahasiswa
karakteristik teks (bacaan), pada banyak (yang melakukan pengabdian) memilih
penelitian karakteristik bacaan akan metode Participatory Rural Appraisal atau
membuat aktivitas membaca menjadi lebih pemahaman partisipatif kondisi pedesaan
menarik. Kedua, pengubahan aspek tertentu (PRA), karena metode ini memungkinkan
pada lingkungan pembelajaran. Unsur ini masyarakat untuk menganalisis masalah
berkaitan dengan cara teks disajikan, materi kehidupan bersama untuk membuat rencana
yang digunakan untuk mengajarkannya dan dan kebijakan yang nyata. Hal ini sejalan
regulasi diri dari pembacanya (Siswati, dengan tujuan metode Participatory Rural
2010). Appraisal, yaitu mengembangkan program
bersama masyarakat, dan penerapannya
perlu selalu mengacu pada siklus
METODE PENELITIAN pengembangan program. Penerapan metode
dan pendekatan pemahaman partisipatif
kondisi pedesaan dapat memberikan lebih
banyak peluang yang ditargetkan untuk Diskusi dengan mitra dilakukan oleh
partisipasi masyarakat. Selain itu, melalui Mahasiswa (yang melakukan pengabdian)
metode Participatory Rural Appraisal, pada saat pelaksanaan kegiatan sudah
kesesuaian dan efektivitas proyek dapat dimulai. membahas masalah kehidupan
dikombinasikan dengan kebutuhan masyarakat di lokasi Mahasiswa (yang
masyarakat untuk memastikan keberlanjutan melakukan pengabdian), seperti masalah
proyek. Teknik pengumpulan data sosial ekonomi, masalah pekerjaan
menggunakan observasi, wawancara penduduk yang kebanyakan berprofesi
mendalam (indepth interview), dan sebagai pengrajin senapan, pegawai pabrik
dokumentasi sebagai sumber data triangulasi swasta dan petani tradisional. selain itu,
untuk mempertanggungjawabkan diskusi mendalam tentang perkembangan
keakuratannya. Proses penelitian dilakukan anak dan remaja, terutama pendidikannya.
dengan menginterpretasikan dan menganilis Pelaksanaan diskusi ini mahasiswa (yang
data secara terus menerus sejak awal hingga melakukan pengabdian) terkadang tidak
selesai penelitian. melakukannya secara formal, namun lebih
banyak mengikuti pola pertemuan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN sudah biasa dilakukan oleh kalangan
Tahap Identifikasi masyarakat. dengan metode tertentu
mahasiswa (yang melakukan pengabdian)
Upaya untuk identifikasi dalam berharap untuk mendapatkan data yang
mengangkat program peningkatan minat dibutuhkan digunakan sebagai bahan untuk
dan kegemaran membaca perlu melibatkan penelitian lebih lanjut
unsur-unsur berikut ini: (a) anak didik usia
sekolah dasar, (b) tokoh masyarakat, (c) Pengembangan Taman Bacaan
orang tua, (d) lingkungan masyarakat, (e) Masyarakat
lembaga-lembaga masyarakat yang berminat Taman bacaan masyarakat adalah
terhadap pengembangan minat dan tempat/wadah yang didirikan dan dikelola
kegemaran membaca, (f) pemerintah bersama oleh masyarakat dan pemerintah
melalui berbagai program yang untuk memberikan pelayanan bahan bacaan
dikembangkan posyandu, dan (g) komunitas bagi masyarakat sekitar, sebagai salah satu
lainnya. Langkah awal yang dilakukan oleh sarana utama untuk mewujudkan konsep
Mahasiswa (yang melakukan pengabdian) belajar sepanjang hayat untuk meningkatkan
melakukan komunikasi dengan lebih intensif kualitas kehidupan masyarakat di sekitarnya.
dengan tokoh masyarakat yang sebagai Oleh karena itu, sasaran pelayanan taman
pemilik komunitas taman baca Al- bacaan masyarakat yakni seluruh lapisan
Istiqomah. Mahasiswa (yang melakukan masyarakat yang memiliki kebutuhan bahan
pengabdian) selanjutnya melakukan bacaan untuk meningkatkan
koordinsai dengan dosen dan beberapa keberaksaraannya. Penerima manfaat
orang relawan. layanan taman bacaan masyarakat tidak
dibatasi oleh usia, jenis kelamin, dan
golongan, oleh karena itu dalam proses tersebut mahasiswa (yang melakukan
pelaksanaannya, rencana penguatan TBM pengabdian) memilih segmen anak-anak,
diharapkan dapat memperluas pemilihan dalam upaya memberikan penguatan dalam
menu bahan bacaan. Dalam pengembangan menumbuhkan minat baca sejak anak usia
taman bacaan masyarakat perlu diperhatikan sekolah dasar, karena usia ini menetukan
struktur organisasi dan fasilitas yang harus perkembangan anak dimasa-masa yang akan
dimiliki. Struktur organisasi Taman Bacaan datang. Di samping, ada stakeholder kunci
paling kurang meliputi: a. Tanggung jawab yang berperan penting sehingga program ini
ketua adalah: (a) memimpin TBM, (b) akan dapat terrealisasi sesuai yang
menyiapkan dan merumuskan rencana, (c) diharapkan.
mempromosikan dan mengembangkan
TBM, (d) menjalin kemitraan, dan (e) Strategi Aksi
mengelola keuangan, dan b. Tugas Bagian Adapun tindakan yang akan
Administrasi dan Teknis adalah: (a) dilakukan dalam pengembangan taman baca
bertanggung jawab atas administrasi dan masyarakat ramah anak meliputi hal- hal
komunikasi, (b) pemilihan dan pembelian sebagai berikut: (a) Penataan status
bahan bacaan, (c) pengolahan bahan bacaan, organisasi taman baca masyarakat beserta
dan (d) bahan bacaan dan pengembangan. , membantu pembuatan rancangan kurikulum
C. urusan pelayanan Tugas Kementerian TBM, (b) Pendanaan yang memadahi yang
adalah: (a) merumuskan aturan, (b) dapat digunakan untuk operasional taman
memberikan pelayanan TBM, dan (c) baca masyarakat, (c) Tempat yang
melakukan pengurusan keanggotaan. representative dan ramah anak melalui
Tempat dan Subjek Pengembangan program Benih TBM (Berbenah Keindahan
TBM), (d) Koleksi bahan pustaka perlu
Kegiatan ini dilaksanakan di taman disesuaikan dengan kebutuhan, (e) Peralatan
baca masyarakat Al-Istiqomah Kp. Galumpit dan perlengkapan, perlu disesuaikan dengan
Desa Cileunyi Kulon Kab. Bandung. kebutuhan taman baca masyarakat sehingga
Pengembangan ini menjadi penting karena taman baca dapat berjalan dengan baik, (f)
berbasis lembaga dimana TBM ini dibawah Tenaga mempunyai kualifikasi yang
naungan Lembaga PKBM Al-Istiqomah. memadahi untuk pengelolaan taman baca
Selain daripada itu, melihat pada hasil masyarakat, (g) Layanan taman baca
identifikasi bahwa potensi masyarakat masyarakat disesuaikan dengan kebutuhan,
terutama pembaca pemula, pembaca dengan (h) Promosi dilakukan berbagai cara agar
gambar dan pembaca remaja awal untuk anak dan masyarakat tertarik berkunjung
terlibat dalam kegiatan yang di rencanakan dan membaca; (1) Program pohon literasi,
cukup besar, mengingat bahwa lokasi TBM (2) Program tadarus dan khatam buku, (3)
Al-Istiqomah berdekatan dengan lokasi Mendengarkan cerita, (4) Kegiatan pelatihan
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah kaligrafi melalui media unik, (i)
(MDTA) Istiqomah Ijabah yang memiliki Mendengarkan cerita dan mendongeng, dan
cukup banyak santri. Berdasarkan hal (j) Menyediakan majalah dinding.
Analisa Data bantuan buku oleh mahasiswa (yang
melakukan pengabdian) beserta para
Dalam analisis ini, ada lima langkah relawan kepada berbagai pihak seperti
yang peneliti lakukan, yaitu; pertama, Forum TBM Jawa barat ataupun filantrofis
memilih pola hubungan semantik tertentu lainnya. Penambahan buku-buku tersebut
atas dasar informasi yang tersedia dalam dalam rangka menambah koleksi TBM Al-
catatan harian peneliti di lapangan. Kedua, Istiqomah dan menambah sumber informasi
memilih kesamaan data dari catatan harian bagi masyarakat. Disamping itu
peneliti di lapangan. Ketiga, memilih penambahan koleksi buku juga berhubungan
konsep-konsep induk dan kategori-kategori dengan realisasi program-program
simbolis dari domain tertentu yang sesuai berikutnya.
dengan suatu pola hubungan semantik.
Keempat, menyusun pertanyaan-pertanyaan Program Benih TBM (Berbenah
struktural untuk masing-masing domain. Keindahan TBM)
Dan kelima, menyusun daftar keseluruhan
domain dari seluruh domain yang ada Penataan berikutnya yaitu
(Spradly, 2006). pembenahan dari segi interior dan eksterior
ruangan. Anak akan tumbuh minat dan
Pelaksanaan Pengabdian ketertarikan dalam membaca apabila
suasana lingkungan disekitarnya mendukung
Menyediakan Bahan Bacaan Yang kegiatan tersebut. Jika lingkungan yang ada
Menarik Anak mendukung sebagai tempat belajar anak-
Mahasiswa (yang melakukan anak akan dapat berlama-lama. Dengan
pengabdian) menyediakan bahan bacaan demikian mahasiswa (yang melakukan
yang menarik bagi anak. Langkah ini pengabdian) membeli beberapa perangkat
dilakukan dalam rangka mendukung minat seperti rak tempel di dinding, meja dan kursi
dan kunjungan warga masyarakat khususnya baca. Sedangkan untuk mejadikan ruangan
anak-anak. TBM A-Istiqomah melakukan lebih terkesan menarik tim membuat desain
penataan dalam berbagai sarana pendukung ruangan. Dinding dan lemari yang ada di cat
tempat belajar yang ideal bagi anak. Dari warna warni beserta kerajinan temple lainya
alasan itu mahasiswa (yang melakukan agar membuat kesan menarik, indah dan
pengabdian) melakukan penataan yang nyaman bagi anak yang berkunjung di taman
dilakukan pertama adalah membeli alat baca.
permainan anak berupa Engklek dan Program pohon literasi
permainan ular tangga Educatif permainan
ini berfungsi untuk mengembangkan Berdasarkan konsep peta pikiran
kemampuan motorik halus dan kasar anak. salah satu alternatif pengembangan
Di samping itu permainan ini berfungsi pembelajaran dapat melalui pohon literasi.
untuk menjalin interaksi sosial antara anak, Merujuk dari hasil penelitian Joliarta,
sikap disiplin dan patuh pada aturan. Dantes, dan Wayan (2014) bahwa media
Penambahan buku bacaan dengan program peta konsep dapat meningkatkan
keterampilan menulis anak. Inti dari pohon merupakan hiburan yang tepat untuk anak.
literasi adalah untuk membantu anak Selain menghibur, aktivitas ini juga
mengorganisasikan ide-ide baik dalam memiliki banyak manfaat yang bisa
aspek membaca dan menulis. Pohon literasi membantu tumbuh kembang anak di masa
dapat dijadikan media untuk menuliskan mendatang. Dengan demikian kegiatan ini
apa yang sudah dibaca anak dan membantu dilakukan.
memvisualisasikan ulang apa yang sudah
dibaca oleh anak. Dengan begitu pohon Bercerita dan mendongeng memiliki
literasi dapat dalam aspek menulis untuk banyak manfaat untuk anak. Seperti (1)
membantu siswa mengorganisasikan ide. memperkaya kosakata anak; (2) membangun
Selain daripada itu media pohon literasi kedekatan emosional antara pendidik dengan
mempu menarik dan memotivasi anak usia anak; (3) mendengarkan sebuah cerita dan
sekolah dasar dalam membiasakan budaya dongeng bisa menstimulasi daya imajinasi
literasi. dan berpikir agar anak tumbuh menjadi anak
yang kreatif, melatih kemampuan
Program Tadarus & Khatam Buku mendengar; (4) usai membacakan dongeng,
dilanjutkan dengan bertanya kepada anak
Kegiatan ini dilaksanakan dalam mengenai cerita tersebut atau
rangka membiasakan anak membaca, membiarkannya untuk bercerita ulang, hal
dimana anak-anak diajak membaca buku ini bermanfaat untuk melatih daya ingatnya;
minimal 20 menit di setiap harinya hingga (5) makin banyak anak mendengar, maka
akhirnya khatam dan di presentasikan pada makin mudah anak untuk berbicara; (6) saat
kelompok kecil seusianya, lalu di jadikan mendongeng, tertawa bersama dan
resensi setiapkali khatam satu buku untuk di bermanja-manja, hal itu bisa mempererat
tempelkan pada pohon literasi. Kegiatan ini hubungan antara anak, sarana hiburan dan
sangat membantu anak dalam membiasakan penarik perhatian; (7) media penyampai
diri dalam membaca setiap harinya pesan/nilai mora dan agama yang efektif; (8)
dikarenakan banyak anak yang bisa terlibat membantu proses peniruan perbuatan baik
sekaligus meningkatkan jiwa kompetisi tokoh dalam cerita dan membangun watak
melalui jumlah khatam terbanyak. mulia; dan (9) menggugah minat baca.
Mendengarkan Cerita dan Mendongeng Majalah Dinding TBM
Kegiatan ini dilaksankan sebagai Majalah dinding adalah salah satu
jawaban atas realita yang terjadi pada jenis media komunikasi massa tulis yang
masyarakat. Banyak orang tua yang paling sederhana. Disebut majalah dinding
meninggalkan budaya bercerita dan karena prinsip dasar majalah terasa dominan
mendongeng untuk anak. Sekarang para di dalamnya, sementara itu penyajiannya
orang tua lebih banyak memanfaatkan biasanya dipampang pada dinding atau yang
teknologi digital untuk menghibur buah hati sejenisnya. Prinsip majalah tercermin lewat
mereka. Padahal cerita dan dongeng yang penyajiannya, baik yang berwujud tulisan,
dikisahkan langsung dari mulut orang tua gambar, atau kombinasi dari keduanya.
Dengan prinsip dasar bentuk kolom-kolom, teks tertulis lainnya, pembaca diajak untuk
bermacam-macam hasil karya, seperti menganalisis teks, menggali esensi dan
lukisan, kaligrafi, teka-teki silang, karikatur, maknanya, serta menggunakan imajinasi.
cerita bergambar, dan sejenisnya disusun Hal ini memungkinkan otak untuk dilatih
secara variatif. Semua materi itu disusun menganalisis dan mengkritisi teks, otak
secara harmonis sehingga keseluruhan tidak akan manja, dan kemampuan analisis
perwajahan mading tampak menarik. Hal itu akan lebih kuat. Meski begitu, mereka yang
sangat menjadi daya tari kanak dalam kebanyakan iseng dan ingin dimanja tentu
meningkatkan literasinya dan kreatifitasnya. tidak peduli, mereka tidak suka membaca
buku ketimbang menonton TV. Ketika
Taman Baca Masyarakat dan Minat Baca pandangan sebagian besar orang terhadap
Kegiatan TBM adalah untuk bahan pustaka kurang penting, yang lebih
meningkatkan minat baca anak. Melalui penting lagi, perpustakaan dianggap sama.
stimulasi kegiatan kaligrafi, menggambar, TBM bukanlah tujuan utama masyarakat
mewarnai, membacakan cerita dan untuk mencari dan memperoleh informasi.
mendongeng, ini merupakan langkah awal Ada dua cara untuk memeriksa minat
mengenalkan anak pada buku bacaan. membaca seseorang. Pertama-tama, ada
Setelah mereka terbiasa dengan beberapa orang yang tertarik dengan kegiatan seperti
bacaan, anak-anak akan terpacu untuk membaca, sehingga ketika menghadapi
tertarik membacanya. buku, orang dengan keinginan, pengenalan,
Salah satu ciri masyarakat sebagai dan ingatan yang lebih besar akan diarahkan
masyarakat belajar, masyarakat yang ke kegiatan membaca. Kedua, metode lain
terinformasi dan terinformasi, dan adalah mempengaruhi kemampuan individu
masyarakat yang berpengetahuan adalah sesuai dengan isi atau objek yang diminati,
adanya taman bacaan masyarakat yang yaitu stimulus materiil minat. Dalam metode
memadai, di mana terdapat banyak ini lebih memperhatikan faktor kontekstual
wisatawan dan kegiatan yang berkaitan yang mempengaruhi minat baca. Misalnya
dengan sastra dan intelektual. Namun, jenis bacaan, gambaran proses membaca dan
dilihat dari situasi taman bacaan masyarakat ingatan pribadi, rangsangan visual seperti
saat ini dan minat masyarakat Indonesia melihat benda atau gambar, rangsangan
dalam menggunakan taman baca pendengaran seperti mendengar percakapan
masyarakat, semua ini tampaknya masih tentang membaca, atau kombinasi dari
jauh dari selesai. penglihatan dan pendengaran seperti televisi
(Hidi, 2001). ) .
Kenyataannya, budaya menonton TV
melemahkan budaya membaca masyarakat. Kedua metode tersebut dibagi
Televisi telah melemahkan kemampuan menjadi kepentingan pribadi dan
analitis penonton dalam ranah kognitif kepentingan situasional. Perkembangan
karena otak mereka dimanjakan oleh minat pribadi sangat lambat, seringkali
informasi instan. Tidak seperti buku dan berlangsung lebih lama, dan berkaitan
dengan peningkatan nilai dan pengetahuan masyarakat yang kurang diminati warga
pribadi. Pada saat yang sama, kepentingan belajar lebih disebabkan pengelolaan yang
kontekstual tidak akan berdampak jangka kurang baik dan kurangnya motivasi
panjang pada pengetahuan dan nilai-nilai membaca masyarakat (Hapsari, 2009).
yang dibentuk individu. Selain itu, minat
pribadi biasanya berkaitan dengan emosi
positif, sedangkan minat situasional tidak SIMPULAN
selalu berkaitan dengan emosi positif (Hidi,
2001). Tujuan identifikasi pengembangan
minat baca anak di taman bacaan
Banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat al-istiqomah adalah untuk
rendahnya minat baca anak. Pertama, mendapatkan data yang akurat tentang
kemampuan membaca anak masih tergolong kebutuhan yang dirasakan masyarakat.
rendah. Kedua, sistem pembelajaran bahasa Teknik identifikasi kebutuhan
Indonesia tidak mengharuskan anak pengembangan minat baca digunakan untuk;
membaca (semakin banyak semakin baik). memperoleh data permasalahan yang
Ketiga, ada banyak jenis hiburan, dihadapi dan menentukan kebutuhan anak-
permainan, dan program TV yang dapat anak sebagai sasaran, mempermudah dalam
mengalihkan perhatian anak-anak dan orang merumuskan, menyusun perencanaan
dewasa dari buku. Keempat, banyaknya program Taman Bacaan Masyarakat (TBM),
tempat hiburan yang menghabiskan waktu dan mempermudah dan memperlancar
seperti taman rekreasi. Kelima, faktor proses kegiatan TBM.
eksternal, diantaranya berhubungan dengan
tingkat daya beli masyarakat yang rendah Teknik Identifikasi ini menghasilkan
(Shofaussamawati, 2014). kesimpulan sebagai berikut. TBM
keberadaanya sebagai media dalam rangka
Perkembangan budaya baca di meningkatkan minat baca pada anak usia
masyarakat tidak hanya bergantung pada sekolah dasar melakukan beberapa kegiatan;
keinginan dan sikap masyarakat terhadap Program pohon literasi, Program tadarus
bahan bacaan, tetapi juga pada ketersediaan dan khatam buku, Mendengarkan cerita,
dan kemudahan ketersediaan bahan bacaan. Kegiatan pelatihan kaligrafi melalui media
Ketersediaan bahan bacaan mengacu pada unik, Mendengarkan Cerita dan
ketersediaan bahan bacaan yang memenuhi Mendongeng, dan Menyediakan majalah
kebutuhan masyarakat. Sedangkan dinding. Di samping itu ada serangkaan
aksesibilitas adalah ketersediaan sarana dan penataan di TBM misalnya, mengecat rak
prasarana dimana masyarakat dapat dengan buku, menambah buku-buku bacaan untuk
mudah memperoleh bahan bacaan dan anak, desain ruangan dengan memberi
informasi tentang bahan bacaan. Taman gambar dan beberapa tulisan-tulisan yang
bacaan masyarakat yang ada belum mengandung pesan moral melalui program
dioptimalkan dan dimanfaatkan oleh Benih TBM, perbaikan sistem pengelolaan
masyarakat. Beberapa taman bacaan
taman baca dengan rancangan kurikulum Hayati, N., & Suryono, Y. (2015). Evaluasi
TBM, pengorganisasian taman baca. Keberhasilan Program Taman Bacaan
Masyarakat dalam Meningkatkan
Kegiatan identifikasi ini diisi dengan Minat Baca Masyarakat di daerah
beberapa hasil rangkaian kegiatan. Langkah- Istimewa Aceh. Jurnal Pendidikan
langkah tersebut dilakukan untuk dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(2),
mengumpulkan anak-anak dan orang tua 175-191.
untuk datang ke taman baca, sehingga
mereka tahu bahwa ada banyak bacaan Hidi, 2001. Interest, Reading, and
dengan adanya ketertarikan mereka pada Learning: Theoritical and Practical
buku dan bahan bacaan lainnya diharpakan Consideration. Educ. Psychol. Rev.
dapat mendorong anak-anak untuk gemar 13.
membaca. Kegiatan ini lebih diorantasikan
anak usia sekolah dasar dengan harapan Joliarta, K., Dantes, N., & Arini, N. W.
bahwa kegemaran membaca harus ditumbuh (2014). PENGARUH
kembangkan sejak mereka masih anak-anak. PENGGUNAAN MEDIA PETA
KONSEP TERHADAP
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN
SISWA KELAS V SD TAHUN
DAFTAR PUSTAKA PELAJARAN 2013/2014 DI GUGUS
Agusta, I. (2003). Teknik Pengumpulan dan II KECAMATAN
Analisis Data Kualitatif. Pusat BULELENG. MIMBAR PGSD
Penelitian Sosial Ekonomi. Litbang Undiksha, 2(1).
Pertanian, Bogor, 27. Karim, A., 2014. Mengembangkan berpkir
Dewi, C.R., 2010. Peran serta Taman kreatif melalui membaca dengan
Bacaan Masyarakat sebagai Modal model mind map. J. Perpust. Libr. 2.
Terwujudnya Surabaya sebagai Kota Shofaussamawati, 2014. Menumbuhkan
baca Memasuki Era Globalisasi. minat baca dengan pengenalan
Direktorat Pendidik dan Tenaga perpustakaan pada anak sejak dini. J.
Kependidikan Nonformal, Jakarta. Perpust. Libr. 2.
Djohani, R. (2003). Partisipasi, Siswati, 2010. minat membaca pada
Pemberdayaan, dan Demokratisasi mahasiswa (Studi Deskriptif pada
Komunitas. Bandung: Studio Driya Mahasiswa Fakultas Psikologi
Media. UNDIP Semester I). J. Psikol. Undip
Hapsari, M.I., 2009. Analisis sistemik 8.
penyelenggaraan taman bacaan Sularso. (2015). Menumbuhkan Kesadaran
masyarakat di kabupaten semarang. J. Budaya melalui Tradisi Literasi:
PNFI 1. Upaya Peningkatan Kompetensi
Pendidik Sekolah Dasar di Bidang
Seni dan Budaya. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Dasar SPS UPI
2015 Membangun Imajinasi dan
Kreativitas Anak melalui Literasi, 2,
506

Survei UNESCO: Minat Baca Masyarakat


Indonesia 0,001 Persen [WWW
Document], 2016. . Go Bekasi. URL
http://gobekasi.pojoksatu.id/2016/05/1
9/survei-unesco-minat-baca-
masyarakat-indonesia-0001-persen/
(accessed 18.11.21).

Spradly, J.P., 2006. Metode Etnografi.


terjmahan oleh Misbah Zulfah
Elizabeth dari The Ethnographic
Interview (1979). Tiara Wacana,
Yogyakarta.

Tampubolon, D. P. (1990). Kemampuan


membaca: teknik membaca efektif dan
efisien. Penerbit Angkasa Bandung.

Anda mungkin juga menyukai