Modul 3 Asistensi 1
Modul 3 Asistensi 1
PERPETAAN
TRACKING
Disusun Oleh
DEWI RAHAYU
G81122031
PALU, 2023
BAB I
PENDHULUAN
Topografi merupakan salah satu bidang ilmu yang perlu dipelajari. Namun
dalam proses pembelajaran, masih banyak kesulitan yang timbul, seperti sulit
menafsirkan gambar yang ada dalam peta topografi sehingga materi tidak
dapat disampaikan dengan baik. Oleh karena itu, timbullah suatu gagasan
untuk membuat suatu aplikasi pembelajaran dengan menggunakan teknologi
augmented reality dan fitur 3D (Azuma, 1997)
1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada percobaan ini, yaitu:
1. Dapat mengetahui morfologi di Bukit Belakang Polda.
2. Dapat mengetahui cara menggunakan software ArcGIS dalam
menginterpretasikan morfologi di Bukit Belakang Polda.
3. Dapat mengetahui cara penggunaan alat GPS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi
Secara bahasa Morfologi berasal dari kata Morphology (Morphe: bentuk,
logos: ilmu) artinya morfologi adalah ilmu yang belajar tentang bentuk yang
tampak dari luar tumbuhan, terkhusus pada tumbuhan yang memiliki biji
tentang bagian tubuhnya dengan macamnya. Menurut istilah morfologi
tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana bentuk serta
struktur tubuh yang dipisahkan menjadi morfologi luar dan bagian dalam
tumbuhan. Morfologi tumbuhan tidak cuma menjelaskan bagaimana bentuk
dan struktur tubuh tumbuhan, namun juga berfungsi untuk memilih apakah
fungsi dari masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan
selanjutnya juga berusaha mengetahui dimana asal bentuk dan susunan
tumbuhan tersebut. Morfologi Tumbuhan adalah kajian ilmu yang
mengidentifikasi dan membandingkan spesifikasi yang mempelajari bentuk
dan struktur tumbuhan yang menjadi dasar pembeda adanya perbedaan
diantara berbagai tanaman (Siti Surtami, 1983).
2.2 Topografi
Topografi adalah studi tentang permukaan tanah. Istilah ini juga dapat
mengacu pada kondisi tinggi-rendahnya permukaan tanah tersebut, sehingga
secara khusus bisa dikatakan bahwa topografi meletakkan fondasi yang
mendasari lanskap. Sebagai contoh, topografi mengacu pada gunung, arti
lembah, makna sungai atau kawah dipermukaan. Topografi terkait erat
dengan geodesi dan survey yang berkaitan dengan pengukuran permukaan
tanah secara akurat. dan itu juga bisa dikaitkan dengan kenampakan-
kenampakan mengapa bisa terjadi di yang berkaitan juga pada terkait erat
system geografi dan pemetaan. Hasil penggambaran kondisi topografi suatu
wilayah diinterpretasikan melalui peta topografi. Pada ciri peta topografi
biasanya dilengkapi dengan garis kontur, yaitu garis khayal pada peta yang
menghubungkan wilayah dengan ketinggian yang sama (Rika, 2014).
Menurut Soetardji (2006), Letak kota Palu berbentuk memanjang dari timur
ke barat terdiri dari dataran rendah, dataran bergelombang dan dataran tinggi.
Berdasarkan topografinya, wilayah kota Palu dapat dibagi menjadi tiga zona
ketinggian yaitu:
1. Sebagian Kawasan bagian barat sisi timur memanjang dari arah utara ke
selatan, bagian timur kea rah utara dan bagian utara sisi barat memanjang
dari utara ke selatan merupakan dataran rendah/pantai dengan ketingian
antara 0-100 m diatas permukaan laut
2. Kawasan bagian barat sisi barat dan selatan, kawasan bagian timur kearah
selatan dan bagian utara kea rah timur dengan ketinggian antara 100-500
m diatas permukaan laut.
3. Kawasan pegunungan dengan ketinggian lebih dari 500 m diatas
permukaan laut.
Secara umum lokasi belakang polda Kel. Tondo Kec. Mantikulore dan
sekitarnya didominasi oleh Batuan sedimen yaitu formasi Palu alluvium dan
endapan pantai. Kenampakan bentang alam di lokasi belakang polda
dikelilingi oleh perbukitan. Dimana bukit-bukit tersebut berhubungan satu
sama lain oleh pegunungan bukit atau hamparan lembah dan sedikit dataran.
Formasi Palu Metamophic Complex dan Formasi Molasa Celebes terdapat
dibagian barat dan timur mengelilingi batuan endapan alluvium, meluas ke
bagian utara dan menyempit dibagian selatan. Batuan penyusun formasi
Palu alluvium dan endapan pantai ini terdiri dari pasir, lanau, kerikil dan
kerakal dengan ukuran material yang tidak seragam yang masing-masing
terbentuk dilingkungan sungai, delta, dan laut dangkal yang merupakan
sedimen termuda di daerah ini (Bower, 1947).
2.4 GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan
satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu
milik Departemen Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat yang
pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah
memakai 24 satelit. Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka
diperlukan alat yang diberi nama GPS receiver yang berfungsi untuk
menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi diubah menjadi titik
yang dikenal dengan nama Way-point nantinya akan berupa titik-titik
koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian
di layar pada peta elektronik (Pranindya, 2014).
2.5 Kompas
Kompas berasal dari bahasa latin yaitu compassus yang berarti jangka.
Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan
diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100
M. Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas terdiri atas
magnet jarum, yang dapat berputar bebas. Tidak seperti kompas pada
umumnya, kompas geologi memiliki beberapa fungsi khusus yaitu selain
mengukur arah mata angin, kompas geologi juga dapat digunakan untuk
mengukur kedudukan suatu bidang atau garis (Eka dkk, 2015).
Kompas geologi berfungsi untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu titik
ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng maupun mengukur
jurus ataupun kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan (Adi,
2014).
2. Penutup Kompas
Penutup kompas berbentuk segi delapan yang dapat ditekuk hingga 90°.
Terdapat empat bagian penting pada penutup kompas, yaitu cermin, axial
line, sighting windows, dan folding sight. Berikut penjelasan dari bagian-
bagian penutup kompas:
a. Cermin (mirror)
Cermin ini berada pada penutup kompas dengan bentuk lingkaran.
Funsi dari cermin ini yaitu sebagai pemantul arah jarum kompas
geologi, maupun bull's eye dan nivo tabung jika dirasa pengamatan
maupun pengukuran pada medan yang sulit. Cermin ini juga digunakan
untuk melihat pantulan dari obyek yang diinginkan saat pengamatan.
b. Axial Line (Garis Tengah)
Di tengah cermin terdapat garis lurus dari arah atas hingga bawah. Garis
tengah pada cermin berfungsi untuk membantu penyesuaian obyek
bidikan telah berada di tengah area bidikan.
c. Sighting Windows (Jendela Pengintip)
Sighting Windows (Jendela pengintip) berada dibagian bawah cermin
yang tembus pandang. Berbentuk bulat hingga oval. Berfungsi sebagai
lubang pengintip obyek sasaran yang dituju saat pengukuran
kemiringan sudut lereng.
d. Folding Sight
Folding sight terletak di atas tutup kompas. Biasa berwarna hitam
dengan lubang kecil ditengahnya serta dapat ditekuk hingga 90°. Fungsi
dari folding sight yaitu sebagai pengunci kompas.
3. Lengan Pembantu
Lengan pembantu berbentuk panjang yang dapat ditekuk hingga 90°. Pada
lengan pembantu terdapat 3 bagian penting, yaitu sighting arm, open slot,
dan peep sight. Berikut penjelasan dari ketiga bagian tersebut:
a. Sighting arm
Sighting arm berbentuk memanjang. Biasanya berwarna hitam.
Berfungsi sebagai penunjuk arah strike atau arah suatu perlapisan
batuan.
b. Open Slot
Bentuk dari open slot yaitu lubang yang memanjang diantara sighting
arm. Digunakan untuk membantu melihat suatu obyek.
c. Peep Sight (Lubang Pengintip)
Letak dari Peep Sight berada diujung dari lengan pembantu. Dapat
ditekuk hingga 90° dengan lubang kecil ditengahnya. Fungsi dari Peep
sight (lubang pengintai) yaitu sebagai area untuk melihat suatu obyek
tujuan.
Gambar 2.2 Kompas (Adi, 2014)
BAB III
METODE PERCOBAAN