Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

PERPETAAN

TRACKING

Disusun Oleh

DEWI RAHAYU
G81122031

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

PALU, 2023
BAB I
PENDHULUAN

1.1 Latar Belakang


Morfologi merupakan bagian dari ilmu Bahasa yang bidangnya menyelidiki
seluk-beluk kata, dan kemungkinan adanya perubahan golongan dari kata
yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata. Morfologi adalah cabang
linguistic yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar Bahasa sebagai satuan
gramatikal. Pengertian lain menyatakan bahwa morfologi adalah cabang
linguistic yang membicarakan atau mengidentifikasi seluk beluk
pembentukan kata (Nurhayati, 2001).

Karakteristik morfologi, morfologi merupakan kajian tentang cara kata


dibentuk dari unsur yang lebih kecil yang dikenal dengan morfem. Proses
morfologis dalam PS adalah penginisialan, penyingkatan, pemangkasan,
pengulangan, dan pilihan kata. Karakteristik selanjutnya adalah pemilihan
kata (Greenbaum dan Plag, 2009).

Topografi merupakan salah satu bidang ilmu yang perlu dipelajari. Namun
dalam proses pembelajaran, masih banyak kesulitan yang timbul, seperti sulit
menafsirkan gambar yang ada dalam peta topografi sehingga materi tidak
dapat disampaikan dengan baik. Oleh karena itu, timbullah suatu gagasan
untuk membuat suatu aplikasi pembelajaran dengan menggunakan teknologi
augmented reality dan fitur 3D (Azuma, 1997)

Berdasarkan uraian diatas, maka yang melatarbelakangi percobaan ini yaitu,


untuk mengetahui morfologi di Bukit Belakang Polda, untuk mengetahui cara
menggunakan software ArcGis dalam menginterpretasikan morfologi di Bukit
Belakang Polda, serta untuk mengetahui cara penggunaan alat GPS.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada percobaan ini, yaitu:
1. Bagaimana cara mengetahui morfologi di Bukit Belakang Polda?
2. Bagaimana mengetahui cara menggunakan software ArcGis dalam
menginterpretasikan morfologi di Bukit Belakang Polda?
3. Bagaimana mengetahui cara penggunaan alat GPS?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada percobaan ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui morfologi di Bukit Belakang Polda.
2. Untuk mengetahui cara menggunakan software ArcGIS dalam
menginterpretasikan morfologi di Bukit Belakang Polda.
3. Untuk mengetahui cara penggunaan alat GPS.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada percobaan ini, yaitu:
1. Dapat mengetahui morfologi di Bukit Belakang Polda.
2. Dapat mengetahui cara menggunakan software ArcGIS dalam
menginterpretasikan morfologi di Bukit Belakang Polda.
3. Dapat mengetahui cara penggunaan alat GPS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi
Secara bahasa Morfologi berasal dari kata Morphology (Morphe: bentuk,
logos: ilmu) artinya morfologi adalah ilmu yang belajar tentang bentuk yang
tampak dari luar tumbuhan, terkhusus pada tumbuhan yang memiliki biji
tentang bagian tubuhnya dengan macamnya. Menurut istilah morfologi
tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana bentuk serta
struktur tubuh yang dipisahkan menjadi morfologi luar dan bagian dalam
tumbuhan. Morfologi tumbuhan tidak cuma menjelaskan bagaimana bentuk
dan struktur tubuh tumbuhan, namun juga berfungsi untuk memilih apakah
fungsi dari masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan
selanjutnya juga berusaha mengetahui dimana asal bentuk dan susunan
tumbuhan tersebut. Morfologi Tumbuhan adalah kajian ilmu yang
mengidentifikasi dan membandingkan spesifikasi yang mempelajari bentuk
dan struktur tumbuhan yang menjadi dasar pembeda adanya perbedaan
diantara berbagai tanaman (Siti Surtami, 1983).

Morfologi diwilayah kota Palu Sulawesi Tengah wilayah kipas alluvial


(alluvial fan) termasuk dalam satuan morfologi ini bentuk morfologinya
berupa perbukitan berelief halus dengan kemiringan lereng 5-15%. Di
wilayah Palu morfologi ini meluas di wilayah Palu timur, Palu utara,
membatasi antara wilayah morfologi dataran dengan morfologi pegunungan
(Adrikni, dkk 2018).

Kondisi morfologi di lokasi belakang polda, kelurahan Tondo, Kecamatan


Mantikulore, Sulawesi tengah merupakan daerah perbukitan. Dimana bukit-
bukit tersebut berhubungan satu sama lain oleh pegunungan bukit atau
hamparan lembah dan sedikit dataran. Morfologi perbukitan itu berada
dibagian timur yang memanjang dari arah selatan ke utara. Sebagian besar
bukit-bukit tersebut memiliki ketinggian ± 750 meter diatas permukaan laut.
Vegetasi terdiri dari pepohonan kecil yang diselingi semak belukar pada
wilayah morfologi perbukitan dan hutan (Dwijaya, 2021).

2.2 Topografi
Topografi adalah studi tentang permukaan tanah. Istilah ini juga dapat
mengacu pada kondisi tinggi-rendahnya permukaan tanah tersebut, sehingga
secara khusus bisa dikatakan bahwa topografi meletakkan fondasi yang
mendasari lanskap. Sebagai contoh, topografi mengacu pada gunung, arti
lembah, makna sungai atau kawah dipermukaan. Topografi terkait erat
dengan geodesi dan survey yang berkaitan dengan pengukuran permukaan
tanah secara akurat. dan itu juga bisa dikaitkan dengan kenampakan-
kenampakan mengapa bisa terjadi di yang berkaitan juga pada terkait erat
system geografi dan pemetaan. Hasil penggambaran kondisi topografi suatu
wilayah diinterpretasikan melalui peta topografi. Pada ciri peta topografi
biasanya dilengkapi dengan garis kontur, yaitu garis khayal pada peta yang
menghubungkan wilayah dengan ketinggian yang sama (Rika, 2014).

Menurut Soetardji (2006), Letak kota Palu berbentuk memanjang dari timur
ke barat terdiri dari dataran rendah, dataran bergelombang dan dataran tinggi.
Berdasarkan topografinya, wilayah kota Palu dapat dibagi menjadi tiga zona
ketinggian yaitu:
1. Sebagian Kawasan bagian barat sisi timur memanjang dari arah utara ke
selatan, bagian timur kea rah utara dan bagian utara sisi barat memanjang
dari utara ke selatan merupakan dataran rendah/pantai dengan ketingian
antara 0-100 m diatas permukaan laut
2. Kawasan bagian barat sisi barat dan selatan, kawasan bagian timur kearah
selatan dan bagian utara kea rah timur dengan ketinggian antara 100-500
m diatas permukaan laut.
3. Kawasan pegunungan dengan ketinggian lebih dari 500 m diatas
permukaan laut.

Topografi di lokasi belakang polda, kelurahan Tondo, Kecamatan


Mantikulore, Sulawesi tengah merupakan daerah perbukitan. Dimana bukit-
bukit tersebut berhubungan satu sama lain oleh pegunungan bukit atau
hamparan lembah dan sedikit dataran. Morfologi perbukitan itu berada
dibagian timur yang memanjang dari arah selatan ke utara. Sebagian besar
bukit-bukit tersebut memiliki ketinggian ± 750 meter diatas permukaan laut
(Dwijaya, 2021).

2.3 Kondisi Geologi Daerah Penelitian


Ilmu geologi terus berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu-ilmu yang
menjadi dasar geologi. Cabang-cabang ilmu geologi tersebut diantaranya:
Mineralogi, Petrologi, Stratigrafi, Paleontologi, Geologi Struktur,
Geomorfologi, Geologi fisik dan Geokimia. Perlu dipahami bahwa Geologi
fisik berbeda dengan Geofisika. Geologi fisik adalah cabang geologi yang
mempelajari sifat fisis bumi dan batuan sedangkan Geofisika adalah cabang
ilmu fisika yang mempelajari bumi dengan metode dan instrument fisika
(Zuhdi, 2019).

Secara umum lokasi belakang polda Kel. Tondo Kec. Mantikulore dan
sekitarnya didominasi oleh Batuan sedimen yaitu formasi Palu alluvium dan
endapan pantai. Kenampakan bentang alam di lokasi belakang polda
dikelilingi oleh perbukitan. Dimana bukit-bukit tersebut berhubungan satu
sama lain oleh pegunungan bukit atau hamparan lembah dan sedikit dataran.
Formasi Palu Metamophic Complex dan Formasi Molasa Celebes terdapat
dibagian barat dan timur mengelilingi batuan endapan alluvium, meluas ke
bagian utara dan menyempit dibagian selatan. Batuan penyusun formasi
Palu alluvium dan endapan pantai ini terdiri dari pasir, lanau, kerikil dan
kerakal dengan ukuran material yang tidak seragam yang masing-masing
terbentuk dilingkungan sungai, delta, dan laut dangkal yang merupakan
sedimen termuda di daerah ini (Bower, 1947).

2.4 GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan
satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu
milik Departemen Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat yang
pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah
memakai 24 satelit. Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka
diperlukan alat yang diberi nama GPS receiver yang berfungsi untuk
menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi diubah menjadi titik
yang dikenal dengan nama Way-point nantinya akan berupa titik-titik
koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian
di layar pada peta elektronik (Pranindya, 2014).

Menurut Pranindya (2014), bagian-bagian GPS antara lain sebagai berikut:


1. Tombol power terletak disebelah kanan atas. Tekan tombola gak lama,
kemudian GPS akan otomatis menyala.
2. Tombol (IN), berfungsi untuk memperbesar tampilan peta pada layar
GPS.
3. Tombol (OUT), beerfungsi untuk memperkecil tampilan peta pada layar
GPS.
4. Tombol (FIND), berfungsi untuk membuka menu pencarian pada GPS.
5. Tombol (PAGE), berfungsi untuk mengakses halaman utama dari GPS.
6. Tombol (MARK), berfungsi untuk menyimpan titik lokasi pada saat
survey menggunakan GPS.
7. Tombol (MENU), berfungsi untuk membuka pilihan menu yang ada di
GPS.
8. Tombol (QUIT), berfungsi untuk membatalkan pilihan atau Kembali ke
menu sbelumnya.
9. Tombol (ENTER), berfungsi untuk memilih atau ok pada suatu menu
yang akan di pilih.
10. Tombol berfungsi untuk menavigasi pada layer peta yang ditampilkan di
GPS. Pada belakang GPS sisi atas, terdapat port USB yang berfungsi
untuk menggabungkan ke laptop menggunakan kabel USB. Dibagian
bawahnya adalah untuk memasang baterai tipe AA.

Cara kerja sistem pemosisi global memakai prinsip perhitungan triangulasi


dari satelit. Triangulasi bekerja dengan melibatkan pengukuran minimal
dengan 3 satelit untuk menentukan waktu perjalanan (travel time) cepat
rambat sinyal dari stasiun pemancar ke stasiun penerima. Pengukuran ini
harus dilakukan secara cermat dan tepat (presisi), serta posisi relatif satelit
pada orbit pun harus diketahui agar dapat menentukan jarak antar satelit dan
perangkat GPS. Konsep triangulasi ini sama halnya seperti perhitungan pada
segitiga, di mana membutuhkan data sudut yang terbentuk serta jarak antara
satelit dan perangkat GPS. Agar perhitungan ini lebih presisi kemudian
ditambahkan bagian kontrol yang ada di permukaan bumi. Dalam
menentukan koordinat sebuah GPS memerlukan minimal 3 satelit dan untuk
menentukan ketinggian suatu tempat minimal menggunakan 4 satelit.
Semakin banyak satelit yang terkoneksi dengan GPS receiver maka semakin
akurat dalam pengukurannya.

Gambar 2.1 GPS (Pranindya, 2014)

2.5 Kompas
Kompas berasal dari bahasa latin yaitu compassus yang berarti jangka.
Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan
diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100
M. Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas terdiri atas
magnet jarum, yang dapat berputar bebas. Tidak seperti kompas pada
umumnya, kompas geologi memiliki beberapa fungsi khusus yaitu selain
mengukur arah mata angin, kompas geologi juga dapat digunakan untuk
mengukur kedudukan suatu bidang atau garis (Eka dkk, 2015).

Kompas geologi berfungsi untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu titik
ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng maupun mengukur
jurus ataupun kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan (Adi,
2014).

Menurut Sandi (2021), berikut bagian-bagian dari Kompas geologi.


1. Badan Kompas
Badan kompas berbentuk segi delapan yang mudah dipegang atupun
diletakkan suatu bidang. Badan kompas merupakan letak komponen utama
dari kompas geologi itu sendiri. Fungsi-fungsi dari setiap bagian sangat
penting dan harus benar-benar dijaga dari benturan, air, debu, maupun
kotoran. Bagian dari badan kompas terbagai atas sembilan bagian utama,
dengan tujuh bagian terletak di depan, dan satu bagian terletak pada bagian
belakang. Berikut penjelasan dari setiap bagian-bagian badan kompas
tersebut:
a. Jarum kompas bermagnet (compass needle)
Pada kompas geologi terdapat dua (2) arah jarum kompas. Kedua sisi
tersebut dengan simbol S (south) sebagai arah selatan, serta N (north)
sebagai arah utara. Bentuk dari jarum ini pipih dan memiliki sifat
magnet. Dibagian tengah jarum magnet, diberi lekukan kecil tempat
mendudukkan jarum pada sumbunya (as-nya) sehingga batang magnet
dapat berputar dengan bebas. Jarum kompas berfungsi sebagai
penunjuk arah utara atau selatan.
b. Pembagian derajat (graduated circle)
Pada kompas geologi (Brunto) dalam hal ini masuk kedalam tipe
kompas azimuth yang dibagi menjadi 0° - 360°. Pembagian derajat pada
sisi terluar pada lingkaran tersebut berbanding terbalik dengan arah
putaran jarum jam atau kearah kiri pengguna kompas. Pusat titik 0°
berhimpit dengan 360° lurus pada simbol berbintang atau arah Utara
(north). Pada titik 90° lurus pada simbol E. Pada titik 180° lurus pada
simbol S. Sedangkan pada titik 270° lurus pada simbol W.
c. Skala klinometer
Pada kompas geologi (Brunto) terdapat skala klinometer 0° - 90°.
Pembagian angka skala tersebut kelipatan 10° dengan di awali oleh titik
0° lurus dengan simbol E hingga 90° lurus dengan simbol S taupun N
(bentuk bintang). Fungsi dari skala klinometer ini yaitu sebagai
penunjuk derajat kemiringan sebuah perlapisan.
d. Bull's eye level
Biasa disebut dengan berbagai istilah seperti mata lembu, mata bola,
atau mata lingkaran. Bentuknya bulat, berisi sebuah cairan dengan
terdapat gelembung udara berbentuk bulat juga. Didalam lingkaran
bull's-eye level terdapat lingkaran bulat lebih kecil yang berada tepat
ditengah. Fungsi dari bull's eye ini yaitu apa bila gelembung udara tepat
berada pada lingkaran kecil didalam sebuah cairan maka kedudukan
kompas telah horizontal.

e. Nivo tabung (clinometer level)


Bentuk dari nivo tabung yaitu berbentuk tabung kecil dengan berisi
cairan dan gelembung udara. Letaknya berada pada sebelah dari Bull'
eye level. Fungsi dari nivo tabung ini yaitu sebagai pembantu ketepatan
pengukuran sebuah derajat kemiringan sebuah perlapisan batuan
dengan menempatkan gelembung udara tepat ditengah tabung.
f. Kaca pelindung dalam
Kaca pelindung dalam ini berbentuk lingkaran dengan berwarna bening
atau tembus pandang. Fungsi dari kaca pelindung ini yaitu sebagai
pelindung bagian dalam kompas yang meliputi jarum kompas,
lingkaran derajat, jarum kompas, bull's eye level, clinometer level, dari
kotoran maupun air.
g. Lift pin (pengunci jarum kompas)
Bentuknya bulat kecil berwarna hitam yang dapat ditekan kedalam
menggunakan jari pengguna kompas. Letaknya berada di atas antara
simbol E - N(bintang) di luar bagian kaca pelindung. Fungsi dari lift pin
yaitu sebagai pengunci arah jarum kompas apabila pengukuran telah
sesuai, sehingga jarum kompas geologi tidak akan bergerak meskipun
dalam keadaan goyang atau miring.
h. Adjusting Screw (Skrup penyetel)
Adjusting screw berada dibagian samping kiri dari pengguna dekat
dengan penutup kompas. Fungsi dari adjusting screw yaitu sebagai
pengatur geografis.
i. Pemutar clinometer level
Pemutar clinometer level terletak dibagian belakang kompas. Dapat
diputar-putar setengah lingkaran menggunakan jari pengguna.
Berfungsi sebagai pengatur nivo tabung saat pengukuran sudut
perlapisan atau sudut lereng.

2. Penutup Kompas
Penutup kompas berbentuk segi delapan yang dapat ditekuk hingga 90°.
Terdapat empat bagian penting pada penutup kompas, yaitu cermin, axial
line, sighting windows, dan folding sight. Berikut penjelasan dari bagian-
bagian penutup kompas:
a. Cermin (mirror)
Cermin ini berada pada penutup kompas dengan bentuk lingkaran.
Funsi dari cermin ini yaitu sebagai pemantul arah jarum kompas
geologi, maupun bull's eye dan nivo tabung jika dirasa pengamatan
maupun pengukuran pada medan yang sulit. Cermin ini juga digunakan
untuk melihat pantulan dari obyek yang diinginkan saat pengamatan.
b. Axial Line (Garis Tengah)
Di tengah cermin terdapat garis lurus dari arah atas hingga bawah. Garis
tengah pada cermin berfungsi untuk membantu penyesuaian obyek
bidikan telah berada di tengah area bidikan.
c. Sighting Windows (Jendela Pengintip)
Sighting Windows (Jendela pengintip) berada dibagian bawah cermin
yang tembus pandang. Berbentuk bulat hingga oval. Berfungsi sebagai
lubang pengintip obyek sasaran yang dituju saat pengukuran
kemiringan sudut lereng.
d. Folding Sight
Folding sight terletak di atas tutup kompas. Biasa berwarna hitam
dengan lubang kecil ditengahnya serta dapat ditekuk hingga 90°. Fungsi
dari folding sight yaitu sebagai pengunci kompas.

3. Lengan Pembantu
Lengan pembantu berbentuk panjang yang dapat ditekuk hingga 90°. Pada
lengan pembantu terdapat 3 bagian penting, yaitu sighting arm, open slot,
dan peep sight. Berikut penjelasan dari ketiga bagian tersebut:
a. Sighting arm
Sighting arm berbentuk memanjang. Biasanya berwarna hitam.
Berfungsi sebagai penunjuk arah strike atau arah suatu perlapisan
batuan.
b. Open Slot
Bentuk dari open slot yaitu lubang yang memanjang diantara sighting
arm. Digunakan untuk membantu melihat suatu obyek.
c. Peep Sight (Lubang Pengintip)
Letak dari Peep Sight berada diujung dari lengan pembantu. Dapat
ditekuk hingga 90° dengan lubang kecil ditengahnya. Fungsi dari Peep
sight (lubang pengintai) yaitu sebagai area untuk melihat suatu obyek
tujuan.
Gambar 2.2 Kompas (Adi, 2014)

2.6 Software ArcGis


Perangkat lunak ArcGIS merupakan perangkat lunak SIG yang baru dari
ESRI (Environmental Systems Research Institute), yang memungkinkan
pengguna untuk memanfaatkan data dari berbagai format data. Dengan
ArcGIS pengguna dapat memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan,
selain itu juga pengguna bisa memakai fungsi pada level ArcView, ArcEditor,
ArcInfo dengan fasilitas ArcMap, ArcCatalog dan Toolbox. Materi yang
disajikan adalah konsep SIG, pengetahuan peta, pengenalan dan
pengoperasian ArcGIS, input data dan manajemen data spasial, pengoperasian
ArcCatalog, komposisi atau tata letak peta dengan ArcMap, memanfaatkan
perangkat lunak SIG ArcGIS untuk pengelolaan data spasial dan tabular serta
untuk penyajian informasi peta (Ekadinata, dkk, 2008).

ArcMap merupakan program aplikasi sentral di dalam ArcGIS Desktop untuk


menampilkan, manipulasi data geografis, penggambaran peta, query, seleksi,
dan editing peta. ArcMap memiliki dua jendela utama yang digunakan untuk
bekerja dengan dokumen peta yaitu: jendela daftar isi dan jendela tampilan.
Jendela daftar isi berisikan tentang data geografis yang akan digambarkan di
dalam jendela tampilan, dan bagaimana data tersebut akan digambarkan.
Jendela tampilan akan menampilkan data geografis dan tampilan layout.
ArcCatalog merupakan sebuah aplikasi yang membantu anda untuk mengatur
dan mengelola informasi SIG yang meliputi data SIG, dokumen peta, file
layer, dan lainnya. Data SIG terdiri dari berbagai macam format data dan tipe.
Di dalam ArcCatalog pengguna dapat men-delete, memberi nama baru,
membuat file peta baru, preview peta, melihat metadata, membuat database
dan sebagainya. Pada intinya, ArcCatalog adalah program explorer peta di
ArcGIS. Di dalam ArcToolbox banyak terdapat alat untuk geoprosessing.
Geoprosesing digunakan untuk otomasi data, kompilasi data, mengelola data,
analisis data, modeling data, dan untuk kartografi tingkat lanjut. Berbagai
macam tool antara lain 3D analisis tool, kartografi tool, konversi tool, data
manajemen tool, dan lainnya. ArcScene merupakan salah satu bagian dari
ArcGIS yaitu sebuah perangkat lunak untuk pembuatan peta kontur dan
pemodelan tiga dimensi yang didasarkan atas grid. Perangkat lunak ini
berperan besar dalam pemetaan kawasan(Syam’ani, 2016).
Gambar 2.3 Tampilan ArcGIS ArcMap (Ekadinata, dkk, 2008)

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini, yaitu:
Hari/ tanggal : Minggu, 21 Mei 2023
Pukul : 09.00 WITA - selesai
Tempat : Belakang Polda, Kel. Tondo, Kec. Mantikulore, Kota Palu
Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Tracking bukit polda, Kel. Tondo, Kec.
Mantikulore, Kota Palu Sulawesi Tengah
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada percobaan ini yaitu:
1. GPS digunakan untuk menunjukan koordinat dan elevasi daerah
penelitian.
Gambar 3.2 GPS

2. Alat tulis digunakan untuk menuliskan data yang didapatkan.

Gambar 3.3 Alat Tulis

3. Papan Melamin, digunakan sebagia pengalas table data.

Gambar 3.4 Papan Melamin

4. Plastik sampel digunakan untuk wadah untuk meletakan sampel batuan


Gambar 3.5 Plastik Sampel

5. Kamera digunakan untuk mengambil gambar sebagai pembanding.

Gambar 3.6 Kamera

6. Tabel data digunakan untuk menuliskan data hasil pengukuran


tracking.

Titi Koordinat Elevas Geomorfolo vegetas Jenis


k i (m) gi i Tana
Longitud Latitud h
e e

Gambar 3.7 Tabel data

7. Software ArcGIS digunakan untuk membuat dan mengedit peta


kemiringan lereng.
Gambar 3.8 Software ArcGIS

3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari percobaan ini yaitu:
1. Melakukan pengukuran pada titik terluar dari peta kerja tracking.
2. Menuliskan lintang, bujur, dan elevasi yang terdapat di gps di tabel data.
3. Menuliskan data berupa vegetasi, jenis tanah, dan morfologi berdasarkan
pengamatan disekitar titik terukur pada tabel data.
4. Mengambil gambar sebagai bukti dari vegetasi, jenis tanah, dan morfologi
disekitar titik terukur.
5. Berpindah ke titik pengukuran selanjutnya dengan jarak 8 m dari titik
pengukuran yang sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai