Anda di halaman 1dari 3

BAGAIMANA KONSEP MANUSIA BERTUHAN?

Kelompok 4 Mata Kuliah Agama Islam Kelas D

Anggota Kelompok:
1. Audrey Nabiilah Salmaa 12201012 6. Fatikhun Nasif 12201020
2. Bhisma Wirayuda 12201013 7. Febrianti Permata A.S.W 12201021
3. Eka Jumarnianti 12201016 8. Gardenisa Zahra Chaerani 12201023
4. Eriska Prasetiowati 12201017 9. Geyska Seviolla 12201025
5. Fariz Nurfitriyono 12201019 10. Jumrianysah 12201031

Resume

A. Menelusuri Konsep Spiritual Sebagai Landasan Kebertuhanan


Dalam KBBI Spiritual ialah berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).
Menelusuri Konsep Spiritualitas sebagai Landasan Kebertuhanan Doe (dalam Muntohar, 2010:36)
mengartikan bahwa spiritualitas adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral dan rasa
memiliki. Spiritualitas adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non-fisik yang lebih besar daripada
kekuatan diri kita, suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung kepada Tuhan atau sesuatu unsur
yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita. Religiusitas menyaran pada ekspresi keagamaan
seseorang, sedangkan spiritualitas menyaran pada ekspresi rasa bertuhan.

B. Menanyakan Alasan Mengapa Manusia Memerlukan Spiritualitas


Peradaban modern yang dibangun oleh premis positivisme empirisme membawa konsekuensi
pada penolakan realitas yang berada di luar jangkauan indra dan rasio. Dengan kata lain, epistemologi
modernitas telah menggeser bahkan mencabut realitas ilahi sebagai fokus bagi kesatuan dan arti
kehidupan. Hilangnya realitas ilahi ini bisa mengakibatkan timbulnya gejala psikologis, yakni adanya
kehampaan spiritual. Akibat dari itu, banyak dijumpai orang yang stres dan gelisah, karena tidak
mempunyai pegangan hidup.
Tasawuf memiliki prinsip - prinsip positif yang mampu mnegembangkan masa depan manusia,
seperti melakukan introspeksi (muhasabah) dan selalu berzikir kepada Allah Swt., sehingga seseorang
bisa selalu berada di atas sunnatullah dan shiratal-mustaqim. Tasawuf dapat berperan mewujudkan
revolusi moral spiritual bagi dunia pendidikan karena menekankan pada kecerdasan emosi dan spiritual.
Melalui tasawuf, manusia dilatih mengedepankan makna dan visi ilahiah dalam kehidupan.

C. Menggali Sumber Psikologis, Sosiologis, Filosofis, dan Teologis tentang Konsep Ketuhanan
1. Bagaimana Tuhan dirasakan kehadirannya dalam perspektif Psikologis?
Manusia secara nature dapat merasakan hal yang gaib karena di dalam dirinya adanya unsur
spirit. Spirit sering digambarkan dengan jiwa halus yang ditiupkan oleh tuhan ke dalam diri manusia. Roh
merupakan semacam sim card ketuhanan yang dengannya manusia mampu berhubungan dengan tuhan
sebagai kebenaran sejati (al-haqiqah).
2. Bagaimana Tuhan Disembah oleh Masyarakat dalam perspektif Sosiologis?
Sebagian ilmuwan mengajukan tesis bahwa kebertuhanan umat manusia dimulai dari tahap
animisme, politeisme dan kemudian monoteisme. Pada tahap animisme manusia percaya bahwa semua
benda memiliki jiwa atau roh yang dapat memberi pertolongan kepadanya. Adapun tahap politeisme yang
dikenal sebagai tahap yang lebih tinggi dari tahap animisme, saat manusia telah mengenal konsep-konsep
dan menyembah tentang tuhan/dewa tersebut Tahap terakhir adalah monoteisme sebagai tahap yang
tertinggi. Pada tahap ini manusia memiliki konsep tentang Tuhan/dewa yang esa, yang tidak terbagi-bagi
dan merupakan sumber segala sesuatu yang mampu menolong dan menjawab segala Keterbatasan-
keterbatasannya.
Dalam sosiologi agama disebut sebagai sebuah sistem budaya karena merupakan hasil dari sistem
gagasan manusia terdahulu. Max Weber menjelaskan bahwa tuhan tidak ada dan hidup untuk manusia,
tetapi manusialah yang hidup demi Tuhan. Tuhan dalam perspektif sosiologis digambarkan sebagai
sumber kebenaran dan kebajikan universal yang diyakini dan dipahami oleh umat manusia.
3. Bagaimana Tuhan Dirasionalkan dalam Perspektif Filosofis?
Menurut Mulyadhi Kartanegara, terdapat tiga argumen filsafat yang menjelaskan tentang cara
manusia bertuhan, yaitu : 1) dalil al-huduts yang diperkenalkan oleh Al-Kindi ( w. 866) menegaskan
adanya Tuhan sebagai pencipta sebagai sebab pertama sekaligus sumber bagi alam semesta. 2) dalil al-
imkan yang diperkenalkan oleh Ibn Sina (w. 1037) menjelaskan bahwa segala hal di alam hanya ada dua
kemungkinan dan tidak ada alternatif ketiga. Tuhan adalah wajib al-wujud (wujud niscaya) yang
senantiasa ada dengan sendirinya dan tidak membutuhkan sesuatu pun untuk mengaktualkannya,
sedangkan yang selain-Nya (alam) dipandang sebagai mumkin al-wujud (wujud yang mungkin) yang
telah diciptakan oleh sang pencipta. 3) dalil al-inayah yang diperkenalkan oleh Ibn Rusyd (w. 1198)
menjelaskan bahwa karya seorang perancang (pencipta) hebat dengan fasilitas yang nyaman dan bahagia
untuk manusia serta keserasian alam diciptakan dengan tujuan tertentu demi kepentingan manusia yang
membuktikan adanya rahmat Tuhan.
4. Konsep tentang Tuhan dalam Perspektif Teologis
Perspektif teologis, masalah ketuhanan, kebenaran, dan keberagaman harus dicarikan
penjelasannya dari sesuatu yang dianggap sakral dan dikultuskan karena dimulai dari Tuhan sendiri
melalui wahyunya. Ini berarti, kesadaran tentang Tuhan, baik-buruk, cara beragama hanya bisa diterima
jika berasal dari tuhan sendiri. Melalui wahyu Tuhan, manusia dapat mengenal Tuhan, mengetahui cara
ibadah, dan cara memuji dan mengagungkan Tuhan. Kesimpulannya, pengetahuan tentang Tuhan, baik-
buruk, dan cara beragama dalam perspektif teologis tidak terjadi atas prakarsa manusia, tetapi terjadi atas
dasar wahyu dari Tuhan. Tanpa inisiatif Tuhan melalui wahyu-Nya, manusia tidak mampu menjadi
makhluk yang bertuhan dan beribadah kepada-Nya.

D. Membangun Argumen tentang Cara Manusia Meyakini dan Mengimani Tuhan


Meyakini atau mempercayai Tuhan artinya pengikatan dan pembatasan terhadap wujud mutlak
Tuhan yang gaib dan transenden yang dilakukan oleh subjek manusia melalui kreasi akalnya, menjadi
sebuah ide, gagasan, dan konsep tentang Tuhan.

E. Mendeskripsikan Esensi Dan Urgensi Visi Ilahi untuk Membanggun Dunia yang Damai
Upaya manusia dalam membangun kehidupan yang damai, aman, penuh kasih, dan sejahtera,
maka dibutuhkan pemaknaan tentang kesejatian hidup dan kehidupan yang lebih holistik, komprehensif,
dan empatik. Hal inilah yang mendasari untuk kesadaran dan kecerdasan spiritual yang menjadi Visi
Ilahi. Visi ilahi inilah yang sangat dibutuhkan oleh umat manusia sehingga setiap tindak tanduk dan sikap
perilaku manusia didasari dengan semangat kecintaan kepada tuhan sebagai manifestasi kebenaran
universal dan pengabdian serta pelayanan kepada sesama ciptaan tuhan dengan begitu akan terciptanya
dunia yang damai.
Esensi Bacaan dari Materi
Spiritualitas adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral dan rasa memiliki,
memberi arah dan arti pada kehidupan. Menurut Zohar, spiritualitas adalah kemampuan internal bawaan
otak dan jiwa manusia, yang sumber terdalamnya adalah inti alam semesta sendiri. Meskipun pada
hakikatnya spiritualitas adalah fitrah yang diberikan Tuhan kepada setiap manusia, namun tidak semua
manusia memiliki kesadaran dan kecerdasan spiritual. Tidak jarang, di antara kita bahkan ada yang
mengidap penyakit spiritual. Karena disinyalir bahwa manusia pada zaman ini cenderung tidak
mengetahui lagi cara mengenali diri sendiri dan menjalani kehidupan secara benar dan bermakna. Agar
manusia kembali memiliki etika moral dan sentuhan manusiawi dalam kehidupannya. Penguatan
spiritualitas perlu dilakukan, sejalan dengan itu Sayyed Hossein Nasr juga menawarkan spiritual untuk
mengatasi problematika manusia modern. Banyak orang pada era modern ini yang mencoba untuk
menenggelamkan agama menjadi sebuah barang pajangan dan kenangan. Manusia tidak akan mampu
membangun relasi yang baik dengan Tuhan apabila hidupnya lebih didominasi oleh kepentingan ragawi
dan bendawi.

Hikmah
Adapun hikmah yang dapat diambil dari Bab 2 Bagaimana Manusia Bertuhan yaitu sebagai
berikut.
1. Kita dapat mengetahui fitrah kita sebagai yang diciptakan ialah kesadaran ber-Tuhan pada diri
setiap manusia. Dan juga kita mengetahui alasan kita diciptakan bukanlah untuk hal yang sia-sia
melainkan untuk selalu beribadah kepada-Nya.
2. Konsep spiritualitas yang menjadi peran utama dalam kehidupan membuat manusia dapat
merasakan kehadiran Tuhan sehingga setiap perilaku manusia didasari dengan semangat
kecintaan kepada Tuhan.
3. Dengan memahami konsep ketuhanan membuat kita mempunyai pedoman hidup agar kita selalu
menjadi pribadi yang mempunyai ketenangan dan kesejahteraan jiwa serta selalu menjalankan
perintah-Nya.

Pertanyaan
1. Apakah, ketakutan manusia akan waktu “yang akan datang” sebetulnya itulah yang menjadi
Tuhan sehingga membuat manusia menciptakan tokoh oposan untuk menyelesaikan persoalan
ketidaktahuan dan kegalauan mereka?.
2. Apa yang membuat seorang manusia bisa yakin dengan adanya konsep tuhan yang keberadaanya
gaib? Dan mengapa seorang manusia bisa menyembah suatu objek seperti manusia, pohon dan
benda-benda keramat yang tentunya tidak bisa membantu dari segi fisik dan batin?
3. Bagaimana peran tasawuf dalam kehidupan manusia? Dan mengapa kita harus hidup dalam
aturan tuhan?.

Anda mungkin juga menyukai