Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Batasan Keluarga
a. Pengertian
1) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami, istri dan anaknya atau ayah dan
anaknya atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).
2) Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan (Anonim, 2008).
b. Keluarga terdiri dari berbagai macam bentuk yaitu:
1) Keluarga inti ( Nuclear Family) adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2) Keluarga besar ( Extented Family) adalah keluarga inti
ditambah sanak saudara misal nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu , paman, bibi, dsb.
3) Keluarga barantar ( Serial Family) adalah keluarga yang
terdiri dari wanita dan pria lebih dari satu tahun dan
merupakan satu-satu keluarga inti.
4) Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian
5) Keluarga yang berkomposisi ( composit Family) adalah
keluarga perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama
6) Keluarga kabitus ( Cohabititation Family)

4
c. Struktur Keluarga
1) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disususn melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dajlam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah istri
4) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah suami
5) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai
dasar bagi pembinaan warga dan beberapa sanak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri (Wahid. 2006).
d. Fungsi Keluarga
Adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga
sebagai berikut:
1) Fungsi keluarga
a) Untuk meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan keluarga
d) Memelihra dan merawat keluarga
2) Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih saying dan rasa aman
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c) Memberikan kedewasaan kepribadian anggota
keluarga
d) Memberikan identtas keluarga

5
3) Fungsi sosial
a) Membina sosialisasi pada anak-anak
b) Membentuk norma-norma tngkah laku sesuai
dengan tingkah laku perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan keluarga untuk
memenuh kebutuhan keluarga
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuh kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang.
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan
pegetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku
anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk mempersiapkan
kehidupan dewasa yang akan datang dengan
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.

B. Konsep Dasar Prioritas Masalah


1. Pengetahuan
1) Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah seseorang melakukan suatu pengindraan terhadap
suatu obyek tertentu. Pengindraan tejadi melalui panca
indra manusia, yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa,

6
raba, dan pengecapan. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2005).
Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek
mengandung 2 aspek positif dan aspek negatif. Ke-2 aspek
inilah yang akan menentukan sikap sesorang terhadap
obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek
diketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap
obyek tesebut.
2) Tingkat Pengetahuan
Menurut (Notoadmodjo, 2005), tahap pengetahuan di
dalam domain kognitif terdiri dari 6 tahap :
1) Tahu ( Know )
Pengetahuan di artikan sebagai mengingat suatu
materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke
dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali ( Recall ) terhadap yang spesifik dari seluruh
bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di
terima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya.
2) Memahami ( Comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang
diketahui dan dapat diinterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya.

7
3) Aplikasi ( Aplication )
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya. Dalam
konteks atau kondisi yang lain.
4) Analisis ( Analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata kerja seperti : pengelompokan,
membedakan, dan sebagainya.
5) Sintesis ( Syntesis )
Sintesis adalah suatu kemampuan meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang
ada misal: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya.
Terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah
ada.
6) Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi atau obyek. Penilaian - penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang telah ada.

8
2. Kehamilan
a. Pengertian
1) Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280
hari dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan aterm
ialah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini
merupakan periode dimana terjadi persalinan normal.
(Prawirohardjo, Sarwono, 2012).
2) Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada
riwayat obstetrik buruk dan ukuran uterus sama/sesuai
usia kehamilan Trimester I (sebelum 14 minggu),
trimester II (antara minggu 14-28), dan trimester ketiga
(antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)
(Saifuddin, 2010).
b. Etiologi
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil
konsepsi (Sarwono Prawirohardjo, 2012).
c. Fisiologi
1) Konsepsi
Tiap bulan seorang wanita melepaskan 1 sampai 2
sel telur dari indung telur yang ditangkap oleh fimbriae
kemudian masuk kedalam saluran telur.Pada saat
persetubuhan, semen ditumpahkan kedalam vagina dan
berjuta-juta (3cc) sel sperma masuk kedalam rongga
rahim menuju saluran telur (tiap cc sperma mengandung
40-60 juta sel sperma). Pembuahan terjadi pada ampula
tuba palloppi.(Manuaba, 1998).
Hanya satu spermatozoon yang memiliki kapasitasi
atau kemampuan untuk membuahi. Pada spermatozoon
ini ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di

9
nukleusnya dan kaputnya lebih mudah menembus oleh
karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Sesudah
itu zona pellusida segera berubah dan mempunyai sifat
tidak dapat dilintasi oleh sperma yang lain.
(Wiknjosastro, 2007)
d. Tanda dan gejala kehamilan (diagnosa kehamilan) :
1) Tanda persumtif kehamilan :
1. Terhentinya menstruasi
Baru setelah 10 hari atau lebih dari awitan
menstruasi, berhentinya menstruasi dapat menjadi
indicator kehamilan yang handal.
2. Perubahan payudara
Perubahan anatomis pada payudara ini menjadi
indikator kehamilan terutama bagi primipara.
3. Perubahan pada mukosa vagina
Tanda Chadwick yaitu mukosa vagina tampak gelap
kebiruan atau merah keunguan dan mengalami
kongesti.
4. Perubahan pada mucus serviks
Karena pengaruh hormon progesteron, sel – sel leher
rahim mengeluarkan lendir yang tebal dan makin
pekat selama kehamilan. Lendir yang tebal
membentuk sumbatan leher rahim disebut
operculum yang memberikan perlindungan terhadap
meningkatnya infeksi.
5. Meningkatnya pigmentasi kulit dan munculnya
striae pada abdomen.
6. Striae pada wanita yang baru pertama kali hamil
berwarna keunguan, disebut striae Livide. Striae
pada wanita yang sudah pernah hamil berwarna

10
putih, disebut striae albikan. Garis pertengahan
perut jadi jelas berpigmen, berwarna hitam
kecoklatan, disebut linea nigra.
2) Bukti kemungkinan kehamilan :
a) Pembesaran abdomen
Pada usia kehamilan 12 minggu, uterus biasanya
teraba di dinding abdomen tepat diatas simfisis;
kemudian uterus membesar secara bertahap sampai
akhir kehamilan.
b) Perubahan ukuran, bentuk dan kosistensi uterus
Tanda Hegar : isthmus/segmen bawah uterus
menjadi lebih lembut pada perabaan. Karena
pembesaran uterus, isthmus makin melunak,
meregang dan makin tertarik ke atas menjadi
segmen bawah rahim (SBR). Tanda Piskacek :
pertumbuhan rahim yang lebih cepat di daerah
implantasi, sehingga bentuk rahim tidak sama.
c) Perubahan pada serviks
Pada minggu ke-6 sampai ke-8, serviks biasanya
sudah cukup lunak seprti bibir.
d) Kontraksi Braxton Hicks
Selama kehamilan, uterus mengalami kontraksi yang
biasanya dapat diraba tetapi tidak nyeri dengan
interval yang ireguler sejak kehamilan. Dan
meningkat frekuensinya pada akhir – akhir
kehamian.
e) Ballottement
Sekitar pertengahan kehamilan, volume janin lebih
kecil dari volume cairan amnion.

11
f) Kontur fisik janin
Pada paruh kedua kehamilan, kontur tubuh janin
dapat dipalpasi melalui dinding abdomen ibu.
g) Deteksi Gonadotropin Korionik (kadar hCG)
Produksinya dimulai sejak hari implantasi (hari ke-8
hingga ke-9 setelah ovulasi, sudah dapat dideteksi
pada urin dan plasma ibu) kemudian meningkat
mencapai puncaknya pada sekitar hari ke-60 sampai
70.
3) Tanda positif kehamilan
a) Kerja jantung janin
Denyut jantung janin, dengan stetoskop pada usia
kehamilan 17–19 minggu, dengan Doppler pada usia
kehamilan 10 minggu, dengan ekokardiografi dapat
mendeteksi sejak 48 hari setelah HPHT terakhir.
b) Persepsi gerakan janin
Gerakan janin terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
c) Deteksi kehamilan secara ultrasonografik
Setelah 6 minggu, denyut jantung sudah terdeteksi.
Kantung gestasi mulai dapat dilihat sejak usia
kehamilan 4 – 5 minggu sejak menstruasi terakshir.
Dan pada minggu ke-8 , usia gestasi dapat
diperkirakan secara cukup akurat.
(Cunningham, 2010).
e. Penatalaksanaan pelayanan Antenatal Care
1) Pengertian Antenatal Care
Antenatal care merupakan pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.

12
2) Tujuan Antenatal Care
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbang janin
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
mental dan social ibu
c) Deteksi dini adanya ketidaknormalan
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan selamat
baik ibu maupun bayinya
e) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam
menerima kehadiran bayinya (Williams, 2006).
3) Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang
bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita
hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan
selama periode antenatal :
a) Satu kali kunjungan selama trimester pertama
(sebelum 14 minggu), kunjugan dilakukan tiap bulan
(1 bulan sekali).
b) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara
minggu 14-28), kunjugan dilakukan tiap bulan (1
bulan sekali).
c) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara
minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36),
kunjungan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah
minggu ke-36 kunjungan dilakukan 1 minggu sekali.
f. Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk “10T” :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengen atas).
4) Ukur tinggi fundus uteri.

13
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
(DJJ).
6) Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap.
7) Pemberian tablet zat besi, minimum 90 tablet selama
kehamilan.
8) Tes laboratorium (rutin dan khusus).
9) Tatalaksana kasus.
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB
pasca persalinan.
(Depkes RI, 2009).
g. Cara menentukan taksiran persalinan :
Menentukan tanggal perkiraan partus, dengan rumus
Naegele , yaitu hari + 7, bulan – 3, tahun + 1.
h. Palpasi abdomen :
Pemeriksaan Leopold :
1. Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri,
menentukan usia kehamilan, menentukan bagian janin
yang ada pada fundus uteri.

14
2. Leopold II : untuk menetukan bagian yang ada di
samping uterus, menetukan letak.

3. Leopold III : menentukan bagian janin yang berada di


uterus bagian bawah.

4. Leopold IV : menetukan seberapa jauh bagian terendah


bagian janin masuk ke dalam panggul.

i. Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :


Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara
Jonson:
1) Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155

15
2) Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas
panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
Cara menentukan umur kehamilan :
1) Dihitung dari tanggal haid terakhir.
2) Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin
hidup “feeling life” (quickening).
3) Menurut Spieggelberg : dengan jalan mengukur tinggi
fundus uteri dari simfisis, maka diperoleh Tabel sebagai
berikut :
Tabel 1.3 : Mengukur Tinggi Fundus Uteri
Umur Kehamilan TFU
22-28 minggu 24-25 cm diatas simfisis
28 minggu 26,7 cm diatas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis
32 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis
34 minggu 31 cm diatas simfisis
36 minggu 32 cm diatas simfisis
38 minggu 33 cm diatas simfisis
40 minggu 37,7 cm diatas simfisis

4) Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari–jari


tangan sesuai dengan usia kehamilan (dengan cara Mc.
Donald):
Posisi uterus diketengahkan, letakkan ujung meteran pada
simfisis, kemudian diukur sampai fundus uteri maka akan
terlihat hasil dalam cm. Menurut standar kebidanan 2006,
TFU dengan cm dihitung mulai umur kehamilan 24
minggu.

16
3. Anemia dalam kehamilan
a. Pengertian anemia
Menurut Prof.Dr.DSOG.Sarwono Prawirohardjo adalah
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11g/dl pada
trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada trimester 2. Nilai
batas tersebut terjadi karena hemodilusi, terutama pada
trimester 2.
b. Jenis-Jenis Anemia
Menurut Prof.Dr.DSOG.Sarwono Prawirohardjo anemia
dapat digolongkan menjadi :
1) Anemia Defisiensi Besi (Fe)
Anemia yang disebabkan kekurangan zat besi
2) Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan kekurangan asan folik
3) Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan karena hipofungsi sumsum
tulang
4) Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya.
c. Penyebab
Anemia umumnya disebabkan:
1) Kekurangan zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin
C dan asam folat
2) Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
3) Perdarahan kronik
4) Penghancuran sel darah merah
5) Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus
haid wanita
6) Penyakit kronik : TBC, Paru, Cacing Usus

17
7) Penyakit darah yang bersifat genetik : hemofilia.
Thalasemia
8) Parasit dan penyakit lain yang merusak darah : malaria
9) Terlalu sering menjadi donor darah
10) Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorbsi)
11) Infeksi HIV
d. Gejala
Untuk mengenali adanya anemia kita dapat melihat dengan
adanya gejala-gejala seperti : keluhan letih, lemah, lesu, dan
loyo yang berkepanjangan merupakan gejala khas yang
menyertai anemia. Selain gejala-gejala tersebut biasanya juga
akan muncul keluhan sering sakit kepala, sulit konsentrasi,
muka-bibir-kelopak mata tampak pucat, telapak tangan tidak
merah, nafas terasa pendek, kehilangan selera makan serta
daya kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah terserang
penyakit. Jika anemia bertambah berat bisa menyebabkan
stroke atau serangan jantung. Pada hamil muda sering terjadi
mual muntah yang lebih hebat.
e. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan
Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat
dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan
keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat suhu. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli
dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Hb 11 g% Tidak anemia
2) 9-10 g% Anemia ringan
3) 7-8 g% Anemia sedang
4) <7 g% Anemia berat

18
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan
pertimbangan bahwa setiap ibu hamil mengalami anemia,
maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet
pada ibu-ibu hamil di puskesmas.
f. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan Janin
1) Pengaruh anemia terhadap kehamilan
a) Bahaya selama kehamilan
(1) Dapat terjadi abortus
(2) Persalinan prematuritas
(3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
(4) Mudah terjadi infeksi
(5) Mudah dekompensasi cordis (Hb<6g%)
(6) Mola hidatidosa
(7) Hiperemesis gravidarum
(8) Perdarahan antepartum
(9) Ketuban pecah dini (KPD)
b) Bahaya Saat Persalinan
(1) Gangguan HIS, kekuatan mengejan
(2) Kala pertama dapat berlangsung lama, dan
terjadi partus terlantar
(3) Kala dua berlangsung lama sehinggan dapat
melelahkan dan sering memerlukan tindakan
operasi kebidanan
(4) Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan
perdarahan post partum karena atonia uteri.
(5) Kala empat dapat terjadi perdarahan post
partum sekunder dan atonia uteri
c) Pada Masa Nifas

19
(1) Terjadi sub inversio uteri menimbulkan
perdarahan post partum
(2) Memudahkan infeksi peurperium
(3) Pengeluaran ASI berkurang
(4) Terjadi dekompensasi cordis mendadak setelah
persalinan
(5) Anemia kala nifas
(6) Mudah terjadi infeksi mamae
2) Bahaya terhadap janin
Hasil konsepsi membutuhkan zat besi dalam jumlah
besar untuk pembuatan butir-butir darah merah dan
pertumbuhannya, sekalipun tampaknya janin mampu
menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan
anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme
tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Anemia dapat
menyebabkan gangguan dalam bentuk :
(1) Abortus
(2) Terjadi kematian intra uterin
(3) Persalinan prematuritas tinggi
(4) Berat badan lahir rendah
(5) Kelahiran dengan anemia
(6) Dapat terjadi cacat bawaan
(7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian
perinatal
(8) Inteligensia rendah
g. Pengobatan Anemia Dalam Kehamilan
Untuk menghitung terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil
melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat
diketahui data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut.

20
Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan
laboratorium, termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui
adanya infeksi parasit, pengobatan infeksi untuk cacing
relatif mudah dan murah.
Pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk
dibagikan kepada masyarakat. Contoh preparat Fe tersebut
Arralat, Biosanbe, Iberet, Vitonal dan Hemaviton. Semua
preparat tersebut dapat dibeli dengan bebas. Mengonsumsi
suplemen panambah zat besi juga bisa mampu mencegah dan
mengatasi anemia. Tetapi sebaiknya tidak bergantung pada
obat atau suplemen penambah zat besi saja. Yang paling
penting adalah menjaga pola makan yang baik dengan
mengonsumsi bahan makanan yang kaya asam folat dan zat
besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah yang
dapat diperoleh dari daging, sayuran hijau dan susu.

4. Konsep KEK (Kekurangan Energi Kronik) Pada Ibu Hamil


a. Pengertian KEK pada ibu hamil
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu amil adalah
kekurangan gizi pada ibu hamil berlangsung lama (beberapa
bulan atau tahun) dengan ukuran LILA < 23,5 cm
b. Cara yang digunakan untuk menetahui status gizi ibu hamil
Ada beberapa cara untuk mengetahui status gizi ibu hamil
antara lain:
1) Memantau pertambahan berat badan selam hamil
Mengukur LILA (Lingkar Lengan)
2) Mengukur kadar Hb
Apabila ukuran ini rendah atau kecil menunjukkan keadaan
gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang di
derita pada waktu pengukuran dilakukan

21
c. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengukuran LILA
Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku
lengan kiri. Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan
otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat
pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau
sudah dilipat-lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata
d. Cara pengukuran LILA
1) Tetapkan posisi bahhu dan siku
2) Letakkan metlin antara bahu dan siku
3) Tentukan titik tengah lengan sebelah kiri
4) Letakkan lingkaran metlin pada tengah lengan
5) Metlin jangan terlalu ketat
6) Metlin jangan terlalu longgar
7) Baca skala yang benar
e. Cara pengukuran berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling
penting dan banyak digunakan karena parameter ini mudah di
mengerti sekalipun oleh mereka yang buta huruf. Berat badan
adalah suatu parameter yang memeberikan gambaran massa
tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang
mendadak. Misalnya karena terserang penyakit menurunya
nafsu makan atau menurunya jumlah makan yang dikonsumsi
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurang energi kronis pada
ibu hamil
1) Faktor sosial ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat sosial ekonomi. Ekonomi
seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang
akan dikonsumsinya sehari-harinya. Seseorang dengan
ekkonomi yang tinggal kemudian hamil maka

22
kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi
ditamba lagi pemeriksaan membuat gizi hamil semakin
terpadu
2) Pendidikan
Faktor pendidikan mempengaruhi pada makan ibu hamil
tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan
pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki
lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya
3) Pendapatan
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan
antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan
keluarga. Pendapatan merupakan faktor yang paling
menentukan kualitas dan kuantitas hidangan/makanan
g. Manifestasi klinis
Ukuran lila < 23,5 cm
h. Dampak KEK pada ibu hamil
1) Beresiko melahirkan BBLR
2) Beresiko melahirkan bayi premature
3) Pertumbuhan janin terhambat
4) Terancam berbagai penyakit kegemukan, DM, hipertensi
i. pencegahan dan cara mengatasi KEK
1) Ibu hamil tidak diperbolekan untuk taram makanan
2) Makan-makanan dengan gizi seimbang dengan pola
makan yang sehat
3) Mengikuti posyandu untuk mengetahui kenaikan berat
badan
4) Perilaku harus diuba menjadi perilaku hidup bersih dan
sehat

23
5. Merokok
a. Pengertian
Rokok adalah pintu gerbang narkoba. Rokok dapat
dimasukkan kedalam definisi narkoba. Di dalam pengertan
narkoba, tedapat 3 kelompok zat adiktif yaitu : narkotika,
psikotropika dan bahan adiktif lain. Rokok termasuk dalam
bahan adiktif lainnya. Nikotin yang merupakan salah satu
komponen rokok merupakan zat psikotropika stimultan. Jadi
sesungguhnya rokok itu adalah narkoba juga. Bedanya rokok
dilegalkan sedangkan narkoba di haramkan.
Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua
ribu diantaranya telah dinyatakan berdampak tidak baik bagi
kesehatan kita, diantaranya adalah bahan radioaktif (polonium-
201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone),
pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun
serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun
(hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi
pesalah yang menjalani hukuman mati, serta masih banyak
lagi. Dan zat pada rokok yang paling berbahaya adalah Tar,
Nikotin dan Karbon Monoksida. Tar mengandung kurang lebih
empat puluh tiga bahan yang menjadi penyebab kanker atau
yang disebut dengan karsinogen. Nikotin mempunyai zat
dalam rokok yang dapat menyebabkan ketagihan, ini yang
menyebabkan para pengguna rokok sulit sekali untuk berhenti
merokok. Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko
menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap
penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan merokok
Rokok adalah satu-satunya narkoba yang dapat menyerang
orang yang tidak turut menggunakannyta. Beberapa penelitian
telah menyebutkan bahwa perokok pasif memiliki resiko yang

24
kurang lebih sama dengan perokok aktif untuk menderita
penyazkit jantung koroner, saluran nafas, katarak dan bahkan
kanker paru. Sehingga tidak disangsikan bahwa rokok kebih
berbahaya dibandingkan denga narkoba jenis lainnya.
Menurut teori Vineis tahun 2009 menyatakan bahwa
dampak perokok & non perokok (perokok pasif) sudah lama
diketahui namun yang mengalami dampak yang paling tinggi
adalah anak-anak yaitu sekitar tiga kali lipat terkena kanker
paru-paru dan masalah yang berhubungan dengan pernafasan
lain dari orang tua yang merokok.
b. Dampak konsumsi rokok
1) Dapat menimbulkan penyakit terutama penyakit paru –
paru.
2) Konsumsi rokok untuk rumah tangga miskin menempati
prioritas ke 2 setelah konsumsi beras.
3) 70% perokok di Indonesia berasal darikeluarga miskin
4) Rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok
c. Keuntungan tidak merokok
1) Resiko untuk terkena kanker paru-paru dan serangan
jantung bagi orang yang tidak merokok
2) Batuk karena merokok akan hilang
3) Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang
segar
4) Asap rokok akan merusak kesehatan
5) Akan menghemat uang
6) Kita tidak menambah polusi alam dan turut serta
memelihara lingkungan dengan udara bersih.

25
d. Cara menghentikan merokok :
1) Dibuat peta merokok selama 20 jam
2) Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan
saat itu
3) Hal ini dilakukan setiap merokok dalam satu hari
4) Peta dan situasi ketika merokok dicatat dan dipelajari
untuk menghitung jumlah rokok dalam sehari.
5) Merubah situasi merokok. Apakah kita merokok saat kita
jenuh? sedang konsentrasi penuh? Istirahat? Minum
dengan teman?Sesudah makan?
e. Kiat – kiat berhenti merokok
1) Tidak membeli rokok
2) Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat
mau merokok
3) Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk
mengingatkan agar tidak merokok setiap kali kita akan
mulai merokok
4) Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditungu 10 menit,
tarik nafas dalam-dalam atau genggaman kepalan tangan
erat-erat dan coba untuk santai, dorongan untuk merokok
akan hilang.
f. Cara berhenti merokok
1) Cara 1: Berhenti Seketika
a) Hari ini anda merokok, besok stop sama sekali
b) Pada sebagian perokok, khususnya peokok berat
dibutuhkan bantuan konselor untuk mengatasi efek
ketagihan

26
2) Cara 2 : Penundaan
1) Menunda saat menghisap rokok pertama 2 jam dari
waktu biasanya, selanjutnya tiap hari 2 jam
diundurkan dari hari sebelumnya
2) Pada bulan Ramadhan, orang berpuasa sudah
melakukan penundaan merokok selama 12 jam
3) Cara 3 : Pengurangan
Dihitung jumlah rokok yang dihisap dan dikurangi secara
berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampai 0
batang perhari.

27

Anda mungkin juga menyukai