Anda di halaman 1dari 8

1. Jelaskan tentang tunnel pada PLTA dan bagaimana proses pengerjaannya?

Jawab : Pada umumnya tunnel pada PLTA merupakan sebuah konstruksi bawah tanah yang membentuk lubang di dalam tanah dan difungsikan sebagai saluran air. Pemilihan tunnel sebagai saluran air dikarenakan kondisi topografi sekitar PLTA dan bendungan yang berupa bukit-bukit atau pegunungan terjal yang harus dilewati. Tahapan dalam pengerjaan tunnel berdasarkan kompetensi kerja bidang ahli desain terowongan SDA : a. Menetapkan rencana trase terowongan, dengan mengacu terhadap kesesuaian terkait rencana tata ruang wilayah dan rencana pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai. b. Menetapkan data survey, mengacu pada data hidrologi, topografi, geologi, dan geoteknik. c. Menentukan bentuk, bahan konstruksi, dan dimensi terowongan beserta bangunan pelengkapnya, selain itu juga menetapkan detail As terowongan dan elevasi muka air, baik di hilir maupun di hulu. d. Menyiapkan gambar desain terowongan secara rinci, agar dapat menjadi acuan yang tepat dalam pelaksanaan konstruksi. e. Ketika desain selesai, maka memulai pelaksanaan konstruksi, yakni menembak titik As terowongan dari hulu ke hilir, kemudian disusul dengan pengeboran pada kedua sisi, dan dilanjutkan dengan pekerjaan pondasi, dinding penahan tanah, dan tubuh terowongan.

2. Bilamana pemilihan saluran tertutup dan terbuka, sebutkan keuntungan dan kelemahannya, sertakan contoh? Pemilihan saluran terbuka didasarkan pada kondisi topografi yang umumnya berupa dataran terbuka, sehingga saluran terbuka menjadi saluran yang efisien dan mudah dikerjakan. Saluran terbuka dapat berupa saluran tanah biasa, ataupun pasangan batu/beton. Keuntungan : biaya konstruksi lebih efisien Pekerjaan konstruksi mudah Merupakan saluran sederhana, sehingga perawatan juga mudah dan murah. Kelemahan : Besarnya kemungkinan aliran sedimen dari lereng di atasnya. Mudah kotor, karena jatuhnya dedaunan dan kotoran-kotoran lain yang ada di atasnya. Contoh : PLTA Jatiluhur

Pemilihan saluran tertutup didasarkan pada kondisi topografi yang umumnya berbukit-bukit, jadi saluran tertutup tesebut diletakkan di dalam tanah, baik berupa pipa PVC, hume ataupun yang lainnya. Keuntungan : volume pekerjaan tanahnya besar Mengurangi aliran sedimen, dan terhindar dari dedaunan maupun kotoran yang ada di atasnya. Kelemahan : Perawatan, pembersihan, dan perbaikannya sulit dan mahal. Contoh : PLTA Karangkates

3. Bilamana memakai turbin tipe A, atau memakai turbin tipe B?

Turbin tipe A : Instalasi pompa air turbin secara seri ialah tipe pemasangan antar dua atau lebih unit pompa bersebelahan di dalam satu rumah pompa yang dicirikan oleh penyambungan antara 2 atau lebih unit pompa air dimana pipa pengeluaran (outlet) unit pompa yang yang pertama dihubungkan dengan lubang masuknya (inlet) air yang dipompa (q) pada unit pompa berikutnya. Tipe instalasi seri ini akan menjadikan total ketinggian pemompaan dan laju masuknya air ke pompa meningkat dikalikan sesuai dengan jumlah pompa yang dipasang dalam satu rumah pompa, sedangkan debit air pengeluaran pompa (discharge) tetap konstan seperti debit pengeluaran satu unit pompa. Dengan demikian instalasi seri dilakukan bila tinggi pemompaan tidak mencukupi seperti yang dikehendaki dan tidak ada alternatif model pompa lainnya yang bisa mencukupi ketinggian pemompaan. Instalasi seri umumnya dilakukan dengan memasang 2 pompa telah mencukupi, namun demikian bila ketinggian pemompaan belum juga terpenuhi dapat dipertimbangkan pemasangan lebih dari 2 unit pompa secara seri.

Turbin tipe B : Instalasi pompa air turbin secara paralel ialah tipe pemasangan antar dua atau lebih unit pompa turbin bersebelahan di dalam satu rumah pompa dimana outlet 2 atau lebih unit pompa tersebut dihubungkan (bermuara) pada satu pipa pengeluaran yang berdiameter lebih besar. Instalasi paralel ini perlu dipertimbangkan pemasangannya bila aliran air sebagai faktor pembatas dimana debit yang dipompa tidak mencukupi

sesuai yang dikehendaki bila dipompa oleh satu unit pompa. Tinggi pemompaan pada instalasi paralel ini sama dengan tinggi pemompaan oleh satu unit pompa, akan tetapi total debit air yang dipompa (inflow rate) dan debit pengeluaran (discharge) menjadi lebih besar yaitu merupakan penjumlahan debit dari jumlah pompa yang dipasang secara paralel.

4. Apa saja yang terdapat di dalam Power House? Bagian Atas suatu PLTA dengan mesin vertiakal meliputi ruang mesin, ruang pengawasan, ruang saklar, ruang baterai gudang, ruang rekreasi, dll. Ruang mesin dibuat dengan maksud untuk memberi perlindungan terutama terhadap hujan, kepada generator, kumparan medan (exciter), peralatan pembantu, ruang kabel, saluran udara untuk mendinginkan generator, serta derek untuk memasang, memelihara, mengganti mesin dan alat. Pada PLTA kecil ruang mesin meliputi juga ruang pengawasan dan ada kalanya juga ruang transformator. Selain ruang mesin juga terdapat pusat pelayanan yang terdiri dari ruang kantor, bengkel mesin, bengkel kayu, gudang (tempat penyimpanan), garasi, serta alat-alat pemeliharaan jalan dan halaman. Lantai ruang pengawasan sebaiknya ditempatkan lebih tinggi dari lantai ruang mesin, dan antara kedua ruang tersebut dipisahkan dengan dinding kaca. Jalannya PLTA diawasi di ruang pengawasan, begitu juga dengan peralatan yang berhubungan dengan pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik melalui SUTT.

5. Apa hubungan antara generator dan turbin? Adapun prinsip kerja dari turbin adalah, dimana tekanan air dari bilah-bilah sudut turbin mengalami penurunan tekanan sejalan dengan penurunan kecepatan air akibat adanya hambatan dari bilah-bilah sudut turbin. Maka tekanan ini akan memutar turbin dan menggerakkan generator listrik setelah sebelumnya daya putaran poros ditransmisikan melalui gearbox. Adapun proses perubahan energi roda turbin screw hingga menjadi energi listrik yaitu dimana energi yang berasal dari energi mekanik yang terdapat pada air dan perubahan sambungan antara turbin dan generator dilakukan dengan cara : a. Langsung dengan menggunakan satu poros untuk turbin dan generator. b. Memakai roda gigi sedemikian rupa sehingga putaran tegak lurus satu pada yang lain (level gear type/ perpendicular drive), atau putaran sejajar (spur gear/ parallel drive).

6. Jelaskan mengenai tipe-tipe PLTA ( ROR, Storage, Pump Storage, Tidal Force) Tipe Run Of River (ROR), merupakan salah satu PLTA yang pengambilan airnya langsung dari sungai tersebut. Air sungai langsung dialihkan dengan menggunakan DAM yang dibangun memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangun air PLTA. PLTA ROR ini memiliki daya yang dapat dibangkitkan tergantung pada debit air sungai. Tipe Waduk (Storage), merupakan salah satu tipe PLTA yang pengambilan airnya dengan melakukan penimbunan air. Aliran sungai dibendung dengan bendungan besar agar terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air dalam kolam tando dialirkan ke bangun air PLTA. PLTA tipe ini dapat mengatasi selisih kekurangan air pada saat kemarau dengan melakukan pengambilan air dari kolam tando/waduk tersebut. Tipe Pompa (Pump Storage), merupakan PLTA pompa yang memiliki 2 kolam tando yang terletak di atas dan di bawah, tipe ini digunakan untuk memikul beban puncak. Dalam PLTA tipe ini fungsi turbin dapat diatur sebagai turbin maupun pompa. Tenaga listrik untuk memompa diambil pada saat tarif listrik rendah, atau diambil saat pusat listrik yang memikul beban dasar. Tipe Tidal Force (Pasang surut Air Laut), merupakan PLTA yang menggunakan basin, bisa menggunakan satu atau dua buah basin. Dimana dalam mengisi atau mengosongkan basin, menggunakan turbin. Basin akan terisi ketika air pasang, dan air dalam basin akan keluar ketika surut. Adapun PLTA ini dibedakan menjadi PLTA pada air surut, yakni ketika air di dalam basin dan air laut di luar sama tinggi, dan air laut hendak naik, pintu air dibuka, maka air di dalam basin mengikuti air pasang . Selain itu ada PLTA pada air pasang, yakni ketika muka air di basin sama tinggi dengan muka air laut di luar, sedangkan air laut surut. Pada saat ini pintu air dibuka sehingga air dalam basin dapat mengikuti air laut yang sedang surut.

7. PLTA dengan bendung atau juga pembangkit listrik dengan pengalihan aliran. Aliran sungai dialihkan melalui sebuah terusan ke konstruksi bangunan yang lokasinya cukup jauh dari kolam penyimpanan. Pada umumnya pembangkit listrik tipe ini dapat dikatakan bahwa pembangkit ini memanfaatkan beda tinggi air pada saat dialihkan. Pembentukan tekanan tinggi air atau head aliran dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : Tinggi air dapat dibuat pada lekukan-lekukan yang lebih rata di saluran. Terkadang sungai memiliki terjunan alami, sehingga dapat menyediakan ketinggian yang diperlukan bagi pembangkit jenis saluran pengalih aliran. PLTA tanpa bendung atau disebut juga pembangkit listrik tenaga air konvensional. Pembangkit ini menggunakan kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai.

8. Jelaskan mengenai PLTA tipe tekanan sedang ? PLTA tipe tekanan sedang merupaka PLTA dengan tekanan yang memiliki tinggi jatuh air (H = 15 s/d 50 m), skema dalam hal ini sama halnya seperti yang terdapat dalam PLTA tipe waduk, karena dengan membangun sebuah bendung sehingga terbentuk waduk hingga ketinggian yang dibutuhkan. Skema PLTA tekanan sedang adalah sebagai berikut :

9. Terdapat 3 saringan/ filter pada saluran PLTA sebelum air dapat memasuki turbin, uraikan skemanya, dan lokasinya?

a. berupa kantong sedimen yang berfungsi menyaring air yang diambil langsung dari sungai bebas dari sedimen b. berupa saringan power intake / filter halus, filter ini ditempatkan sebelum air dapat melalui penstock c. berupa filter halus juga yang ditempatkan pada main inlet valve (katup utama), menyaring kembali sebelum air masuk ke turbin

10. jelaskan mengenai PLTA, PLTN, dan PLTG ?


A. PLTA : pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air sebagai penggerak turbin. Sumber air bisa berasal dari waduk, sungai, maupun gelombang ombak. Kelebihan : mudah pengembangannya, karena sumber daya air cukup melimpah peralatan lebih sederhana dibandingkan pembangkit listrik yang lain kekurangan :

sangat tergantung terhadap ketersediaan air

B. PLTN : Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir merupakan stasiun pembangkit listrik thermal dimana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih redaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN merupakan bagian dari pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya kekuatannya konstan. Meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari. Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 100 MWe. Jenis-jenis PLTN diantaranya, reaktor fisi, reaktor thermal, reaktor cepat, dan reaktor sub kritis.

Keuntungan :

Kelemahan :

tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca Tidak mencemari udara Limbah padat sedikit Biaya bahan bakar efisien Ketersediaan bahan bakar yang melimpah Baterai nuklir beresiko kecelakaan/radiasu nuklir Limbah nuklir yang berbahaya

C. PLTG : Pembangkit Listrik Tenaga Gas, merupakan gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik. Bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM), maupun gas (Gas Alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya. Di sini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bila langsung dibakar dengan udara atau tidak. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi jika menggunakan BBM, harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru kemudian dicampur udara dan dibakar.

TUGAS TEKNIK LISTRIK TENAGA AIR

Oleh : Dwi Ratna N.F NIM : 0810610043

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011 - 2012

Anda mungkin juga menyukai