Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN SINGKAT

HAJI DAN UMROH


PT. AROFAH SYAM AL HADI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................


DAFTAR ISI.................................................................................................
A. HAJI ...................................................................................................... 1
a) Pengertian Haji .......................................................................... 2
b) Syarat-Syarat Haji ..................................................................... 3
c) Rukun Haji ................................................................................ 3
d) Wajib Haji ................................................................................. 5

B. UMROH ................................................................................................ 7
a) Pengertian Umroh ..................................................................... 8
b) Syarat Umroh ............................................................................ 8
c) Rukun Umroh ............................................................................ 9
d) Wajib Umroh ........................................................................... 10

LARANGAN HAJI & UMROH ............................................................. 11


SUNNAH HAJI DAN UMROH .............................................................. 12
HAJI

1
A. PENGERTIAN HAJI

Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima sehingga diwajibkan bagi seluruh
umat Islam untuk menunaikannya bagi yang mampu. Ibadah haji juga merupakan bentuk
rasa syukur atas nikmat harta dan badan yang telah Allah berikan dengan
menggunakannya pada jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur‟an mengenai dalil tentang kewajiban
menunaikan ibadah haji, yang berbunyi ;

ٍَ‫ت َي ٍِ ا ْستَطَا َع إِنَ ْي ِّ َسبِيالً َٔ َيٍ َكفَ َش فَئ ِ ٌَّ هللاَ َغُِ ٌّي َع ٍِ ْان َعانَ ًِي‬ ‫ه‬
ِ ‫اس ِحجُّ ْانبَ ْي‬
ِ َُّ‫َٔ ِ ّلِلِ َعهَى ان‬

Artinya, “Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan
ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke
sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah
Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam” (QS Ali „Imran: 97).

Dalam sebuah hadist, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ‫ فَق‬،‫ أَ ُك َّم عَا ٍو يَا َسسُْٕ َل هللاِ؟ فَ َسكَتَ َحتَّى قَانََٓا ثَالَثًا‬:ٌ‫ فَقَا َل َس ُجم‬.‫ض هللاُ َعهَ ْي ُك ُى ْان َح َّج فَحُجُّ ٕا‬
‫ال َس ُسْٕ ُل‬ َ ‫أَيَُّٓا انَُّاسُ قَ ْذ فَ َش‬
ِ ِ ‫َ َي ٍْ َكاٌَ قَ ْبهَ ُك ْى ِِ َك ْْ َش‬ َ َ‫ َرسُْٔ َِي َيا تَ َش ْكتُ ُك ْى فَئََِّ ًَا َْه‬:‫ال‬َ َ‫ ثُ َّى ق‬.‫ط ْعتُ ْى‬
َ َ‫ َٔنَ ًَا ا ْست‬،‫ت‬ْ َ‫ت ََ َع ْى نَ َٕ َجب‬ ُ ‫ نَْٕ قُ ْه‬:‫صهَّى هللاُ َعهَ ْي ِّ َٔ َسهَّ َى‬َ ِ‫هللا‬
ْ ‫َي ٍء فَأْتُٕا ِي ُُّْ َيا ا ْستَطَ ْعتُ ْى َٔإِ َرا َََٓ ْيتُ ُك ْى ع ٍَْ ش‬
ُِ ْٕ‫َي ٍء فَ َذ ُع‬ ْ ‫اختِالَفِ ِٓ ْى َعهَى أَ َْبِيَائِ ِٓ ْى فَئِ َرا أَ َيشْ تُ ُك ْى ِِش‬
ْ َٔ ‫سُؤَ انِ ِٓ ْى‬

Artinya: “Wahai sekalian manusia, sungguh Allah telah mewajibkan bagi kalian haji
maka berhajilah kalian!” Seseorang berkata: “Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?”
Beliau terdiam sehingga orang tersebut mengulangi ucapannya tiga kali. Lalu Rasulullah
SAW bersabda: “Kalau aku katakan ya, niscaya akan wajib bagi kalian dan kalian tidak
akan sanggup.” Kemudian beliau berkata: “Biarkanlah apa yang aku tinggalkan kepada
kalian. Sesungguhnya orang sebelum kalian telah binasa karena mereka banyak bertanya
yang tidak diperlukan dan menyelisihi nabi-nabi mereka. Jika aku memerintahkan
sesuatu kepada kalian maka lakukanlah sesuai dengan kesanggupan kalian. Dan bila aku
melarang kalian dari sesuatu maka tinggalkanlah.” (HR Muslim).

2
B. SYARAT-SYARAT HAJI

1) Beragama Islam
2) Berakal sehat
3) Baligh
4) Merdeka (bukan budak)
5) Mampu

C. RUKUN HAJI
Rukun haji adalah suatu amalan yang wajib dikerjakan saat pelaksanaan ibadah haji
apabila ditinggalkan tidak bisa diganti dengan dam dan hajinya tidak sah.

Adapun rukun haji dibagi menjadi 6 (enam), yaitu:

1) Ihram
Ihram adalah berniat untuk melaksanakan ibadah haji dengan menggunakan
dua helai kain putih yang tidak berjahit (untuk laki-laki), sedangkan untuk
perempuan hanya menggunakan pakaian biasa yang disyariatkan untuknya. Ihram
harus dilakukan dan dimulai pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.

2) Wukuf di Arofah
Wukuf adalah berdiam sebentar di Arofah mulai dari tergelincirnya matahari
pada tanggal 9 Dzul Hijjah, hingga terbitnya fajar hari nahar pada tanggal 10 Dzul
Hijjah.
Seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw. dalam hadits:

ُ‫ ا ْلحج َع َرفَة‬:‫سلَّ َم‬ َ ‫قَا َل النَّبِي‬


َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬

Rasulullah saw bersabda : “Haji adalah (wukuf) di Arofah.” (HR. Tirmidzi dan
Ahmad)

3) Thawaf
Thawaf adalah mengelilingi ka‟bah sebanyak tujuh kali yang dimulai dan
diakhiri sejajar dengan hajar aswad.

3
Syarat syarat thawaf ada 8 (delapan) :

 Niat thawaf dan tidak ada tujuan lain selain thawaf.


 Suci dari hadats besar dan kecil dan suci dari najis (badan, pakaian, dan
tempatnya)
 Menutup aurat
 Memulai thawaf dari hajar ashwat
 Dilaksanakan 7 putaran dengan yakin
 Thawaf dilakukan didalam masjidil haram
 Thawaf harus dilakukan diluar hijir ismail
 Selama mengerjakan thawaf ka‟bah harus berada dan lurus dengan pundak
sebelah kiri orang yang thawaf (berlawanan dengan arah jarum jam)

4) Sa’i
Sa‟i adalah berjalan dari bukit shafa ke bukit marwah dan sebaliknya,
sebanyak kali yang dimulai dari bukit shafa dan berakhir di bukit marwah.

Syarat-syarat sa‟i ada 7 (tujuh), diantaranya :


 Niat sa‟i dan tidak ada tujuan selain sa‟i
 Dimulai dari bukit shafa dan berkahir dibukit marwah
 Sa‟i haji dilakukan setelah mengerjan thawaf ifadlah.
 Thawaf sebelum sa‟i harus thawaf yang sah.
 Sa‟i dilakukan 7 kali jalan dengan yakin.
 Sa‟i dilakukan ditempat sa‟i (shafa dan marwah)

5) Tahallul
Tahallul adalah melepas diri dari larangan larangan ihram (keluar dari ihram),
dengan cara mencukur/menggunting rambut kepala paling sedikit 3 helai rambut.

6) Tertib
Tertib adalah melaksanakan rukun-rukun haji diatas secara berurutan; yaitu
mulai dari ihram, wukuf di arofah, thawaf, sa‟i, dan tahallul.

4
D. WAJIB HAJI
Yang dimaksud dengan wajib haji adalah suatu amalan (perbuatan) yang harus
dikerjakan dan apabila tidak dikerjakan hajinya tetap sah akan tetapi harus bayar dam.
Wajib haji ada 6 (enam), diantaranya:
1) Ihram dari Miqat
Ihram adalah niat mulai mengerjakan haji/umrah. Ihram harus dimulai
dari miqat (batas waktu dan tempat yang telah ditentukan untuk memulai
haji/umrah) sebagaimana telah disebutkan di atas.
Jika jamaah haji telah tiba di miqat, lakukan persiapan ihram, dengan
mandi membasahi seluruh tubuh, kemudian bersuci. Disunnahkan bagi laki-laki
untuk memakai wewangian di tubuhnya, bukan di kain ihramnya. Bagi haji
wanita yang sedang haid atau nifas juga tetap disunnahkan mandi.
Miqat dibagi menjadi 2 macam :
 Miqat Zamani ialah batasan waktu (zaman) untuk melaksanakan ibadah
haji/umrah. Miqat Zamani untuk haji adalah bulan Syawwal, Dzul
Qa'dah dan 10 hari dari Dzul Hijjah. Sedangkan umrah dapat
dilaksanakan sepanjang tahun (kapan pun).
 Miqat Makani ialah tempat-tempat yang telah ditentukan untuk
memulai mengerjakan ibadah haji/umrah.
2) Mabit (bermalam) di Muzdalifah
Mabit adalah berhenti sejenak atau bermalam sebentar untuk
mempersiapkan segala sesuatu dalam pelaksanaan melontar jumrah. Mabit di
Muzdalifah dilakukan pada tanggal 10 Dzul Hijjah, yaitu lewat tengah malam
setelah melaksanakan wukuf di Arafah. perjalanan dari Arafah menuju
Muzdalifah, disunnahkan (Selama perjalanan memperbanyak talbiyah, shalawat
dan doa).
3) Mabit (bermalam) di Mina
Mabit di Mina dilakukan dalam 2 hari (11 dan 12 Dzul-Hijah) bagi yang
akan mengambil 'Nafar Awal', dan 3 hari (11, 12, dan 13 Dzul-Hijah) bagi yang
akan mengambil 'Nafar Tsani. Selama mabit di Mina sampai terakhir, jamaah haji
melontar ketiga jumrah, yaitu Ula, Wustha dan Aqabah.
4) Melontar jumrah (Ula, Wustha dan Aqabah)

5
Melontar jumrah adalah melontar dengan batu kerikil yang mengenai tempat
jamarat. Pada hari nahar (10 Dzul Hijjah) cukup melontar jumrah aqabah,
kemudian bertahallul awal. Sedangkan pada hari-hari tasyriq (11,12 dan 13 Dzul
Hijjah) melontar ketiga jumrah yaitu: ula, wustha dan aqabah.
5) Meninggalkan larangan-larangan Ihram
6) Thawaf wada'
Thawaf wada' artinya thawaf perpisahan atau thawaf pamitan. Thawaf ini
hukumnya wajib bagi jamaah haji yang hendak meninggalkan Makkah dan akan
kembali (pulang) ke rumahnya masing-masing. Jadi, apabila jamaah haji masih
lama tinggal di Makkah, maka thawaf wada'nya menunggu hingga menjelang
kepulangannya.
Thawaf wada' dilakukan dengan ketentuan seperti biasa dan diakhiri dengan
shalat sunnah thawaf dua rakaat, tanpa sa'i.
Jika salah satu wajib haji di atas ditinggalkan, maka diwajibkan membayar
dam yaitu menyembelih 1 ekor kambing dan diberikan kepada fakir miskin Tanah
Haram. Jika tidak mampu, maka wajib berpuasa 10 hari dengan rincian 3 hari di
saat haji dan 7 hari ketika sudah pulang ke tanah air.

6
UMROH

7
A. PENGERTIAN UMROH
Umroh adalah salah satu ibadah yang merupakan ziarah ke kota Mekah dengan
melaksanakan beberapa amalan mulai dari niat, ihram, tawaf, sa‟i hingga di akhiri
dengan tahallul (memotong rambut). Berikut ini adalah pengertian umroh, syarat, hukum,
rukunnya hingga waktu pelaksanaannya.

Allah SWT menjadikan Ka‟bah sebagai Baitullah menjadi tempat berkumpul umat
islam di seluruh dunia. Hal ini sebagaimana Allah SWT berfirman ;

‫صهًّى ؕ َٔ َع ِٓ ۡذََا اِ هنى اِ ِۡ هش ْٖ َى َٔاِ ۡسًه ِع ۡي َم اَ ٌۡ ََِّٓ َشا َِ ۡيتِ َى‬


َ ‫اس َٔاَيۡ ًُا َٔاتَّ ِخ ُز ۡٔا ِي ٍۡ َّيقَ ِاو اِ ِۡ هش ْٖ َى ُي‬ ۡ ۡ ۡ
ِ َُّ‫َٔاِر َج َعهَُا انبَ ۡيتَ َيَْاَِةً نِّه‬
‫نِهطَّا ِٮفِ ۡيٍَ َٔ ۡان هع ِكفِ ۡيٍَ َٔانشُّ َّک ِع ان ُّسج ُٕۡد‬

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka‟bah) tempat berkumpul


dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat
shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-
Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang
yang sujud!"

Adapun hukum umroh, para ulama tidak menyepakati atas hukumnya. Adapun
umroh menurut 4 madzhab yakni di bedakan menjadi 2 yaitu ; Menurut madzhab
hanafi dan maliki hukumnya adalah sunnah tidak wajib. Sedangkan menurut madzhab
Syafi‟i dan Hanbali mengatakan bahwa umroh hukumnya wajib minimal satu kali
seumur hidup.

B. SYARAT-SYARAT UMROH

a) Islam
b) Aqil (berakal)
c) Balligh
d) Merdeka
e) Mampu

C. RUKUN UMROH

8
Rukun umroh adalah suatu amalan yang wajib dikerjakan saat pelaksanaan ibadah
haji apabila ditinggalkan tidak bisa diganti dengan dam dan umrohnya tidak sah.

Adapun rukun umroh dibagi menjadi 5 (lima), yaitu:

1. Ihram

Ihram adalah berniat untuk melaksanakan ibadah umroh dengan menggunakan


dua helai kain putih yang tidak berjahit (untuk laki-laki), sedangkan untuk
perempuan hanya menggunakan pakaian biasa yang disyariatkan untuknya. Ihram
harus dilakukan dan dimulai pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.

2. Thawaf
Thawaf adalah mengelilingi ka‟bah sebanyak tujuh kali yang dimulai dan
diakhiri sejajar dengan hajar aswad.
Syarat syarat thawaf ada 8 (delapan) :
 Niat thawaf dan tidak ada tujuan lain selain thawaf.
 Suci dari hadats besar dan kecil dan suci dari najis (badan, pakaian, dan
tempatnya)
 Menutup aurat
 Memulai thawaf dari hajar ashwat
 Dilaksanakan 7 putaran dengan yakin
 Thawaf dilakukan didalam masjidil haram
 Thawaf harus dilakukan diluar hijir ismail
 Selama mengerjakan thawaf ka‟bah harus berada dan lurus dengan pundak
sebelah kiri orang yang thawaf (berlawanan dengan arah jarum jam)
3. Sa’i
Sa‟i adalah berjalan dari bukit shafa ke bukit marwah dan sebaliknya,
sebanyak 7 kali yang dimulai dari bukit shafa dan berakhir di bukit marwah.
Syarat-syarat sa‟i ada 6 (enam) :
1. Niat sa‟i dan tidak ada tujuan selain sa‟i
2. Dimulai dari bukit shafa dan berkahir dibukit marwah
3. Sa‟i umroh harus dilakukan setelah thawaf umroh.
4. Thawaf sebelum sa‟i harus thawaf yang sah.
5. Sa‟i dilakukan 7 kali jalan dengan yakin.

9
6. Sa‟i dilakukan ditempat sa‟i (shafa dan marwah)
4. Tahallul
Tahallul adalah melepas diri dari larangan larangan ihram (keluar dari ihram),
dengan cara mencukur/menggunting rambut kepala paling sedikit 3 helai rambut.
5. Tertib
Tertib adalah melaksanakan rukun-rukun haji diatas secara berurutan; yaitu
mulai dari ihram, wukuf di arofah, thawaf, sa‟i, dan tahallul.

D. WAJIB UMROH
Selain rukun dan syarat umroh, ada juga wajib umroh yang harus
dilaksanakan, jika tidak maka akan dikenakan dam (denda).

Berikut diantaranya:

1. Niat Ihram dari Miqat, yang dibagi menjadi dua yakni:

a. Miqat Makani, yakni batasan yang ditentukan berdasarkan tempat wajib untuk
melaksanakan ihram.
b. Miqat Yamani, yakni batasan waktu yang diperbolehkan untuk memulai niat.

2. Meninggalkan Larangan Ihram, seperti:

a) Mencukur rambut

b) Memotong kuku

c) Menutup kepala dan menutup wajah bagi perempuan

d) Memakai pakaian ketat

e) Memakai wangi-wangian

f) Memburuh hewan darat yang halal dimakan

g) Melakukan khitbah atau akad nikah

h) Melakukan hubungan suami istri.

10
11
LARANGAN HAJI DAN UMRAH

Secara umum ada tiga jenis larangan haji dan umrah, diantaranya:

1) Larangan yang membatalkan haji dan umrah:


 Sengaja meninggalkan rukun haji dan umrah
 Bersetubuh dengan istri
2) Larangan yang tidak membatalkan haji dan umrah, tetapi wajib membayar denda:

 Memakai pakaian yang berjahit bagi laki-laki


 Memotong atau mencabut rambut atau bulu-bulu
 Memotong kuku
 Memakai wangi-wangian
 Membunuh binatang buruan atau menyakitinya, kecuali binatang yang
membahayakan.
3) Larangan yang tidak membatalkan haji dan umrah, tetapi menggugurkan pahala
haji dan umrah:
 Bercumbu rayu
 Berbuat fasik
 Berdebat
 Berkelahi
 Mengeluarkan kata-kata kotor dan sejenisnya

Dalam pendapat lain, Gus Arifin menyebut dalam buku Ensiklopedia Fiqih
Haji & Umrah, secara garis besar ada enam larangan haji dan umrah setelah ihram.
Berikut di antaranya:

1. Larangan memakai kain berjahit.


2. Larangan berhias termasuk memakai wewangian, memotong bulu, memotong
kuku, dan hal lainnya yang berkaitan dengan memperindah tubuh.
3. Larangan memakai minyak wangi, termasuk minyak untuk rambut kepala,
jenggot, dan anggota badan lainnya.
4. Larangan mencabut bulu badan dan memotong kuku.
5. Larangan yang berkaitan dengan pernikahan, seperti akad pernikahan
(menikah atau menikahkan), berhubungan suami istri (jimak), dan meminang.

12
6. Larangan yang berkaitan dengan berburu atau membunuh binatang buruan.

SUNNAH HAJI DAN UMRAH


Sunnah haji dan umrah adalah amalan sunnah yang dilaksanakan untuk
menyempurnakan ibadah haji dan umrah, di antaranya:
1) Mandi sebelum memakai pakaian ihram
2) Memakai pakaian ihram di miqat
3) Memakai wewangian saat ihram
4) Melakukan ibadah haji dengan memilih haji ifrad
5) Membaca talbiyah dengan suara keras bagi laki-laki selama berpakaian ihram dan
bagi perempuan dengan suara pelan sekedar bisa didengar sendiri. Sesudah
talbiyah dilanjutkan dengan do‟a meminta dimasukkan ke surga dan di jauhkan
dari siksa neraka
6) Shalat sunnah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim sesudah thowaf
7) Bermalam di Mina pada malam Arafah
8) Melakukan thowaf qudum bagi yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiran
9) Lari-lari kecil dan membuka bahu kanan bagi laki-laki ketika thowaf qudum.

13
Dokumentasi Haji dan Umroh (PT. Arofah Syam Al Hadi)

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Fitrah, Nur Annisa (2022), Haji dan Umroh dalam Kajiam Fiqh, UIN Fatmawati Sukarno
(UINFAS) Bengkulu.

PT. Faroq Sulaiman Al Fatah Tours & Travel, 2020, Buku Panduan Ibadah Umroh, bekasi.

Sahroni, Haji dan Umroh, Lumajang: Mts. Miftahul Ulum 2

https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6385382/12-larangan-haji-dan-umrah-
setelah-berihram.

16

Anda mungkin juga menyukai