Anda di halaman 1dari 13

Makalah Pendidikan Agama Islam

FUNGSI HUKUM ISLAM DALAM KEHIDUPAN

MASYARAKAT

Oleh:
Akhmad Shuhaib M. Yunus

2016989

Dosen Pengampuh
Ali Kham, S. Ag, M. Ag

Jurusan Administrasi Publik


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
(STIA) YAPPI Makassar
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan limpahan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Salam dan salawat kami
haturkan kepada Muhammad Saw, rasul yang menjadi pemimpin seluruh ummat. Makalah
ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Makalah ini berisi tentang
fungsi hukum islam dalam kehidupan masyarakat.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan
Agama Islam. Oleh karena itu, sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Kedua Orang tua kami yang senantiasa mendoakan dan mendukung Kami dalam
menuntut ilmu.
2. Bapak Ali Kham, S.Ag, M.Ag. sebagai pengampuh mata kuliah yang senatiasa
memberikan bimbingan kepada kami dalam Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam.
3. Kepada teman-teman yang senantiasa berbagi dalam suka maupun duka.
Mudah-mudahan semua dukungan tersebut dapat bermanfaat dan tercatat sebagai
amal sholeh.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan
makalah ini. Kritik dan saran sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini
kedepannya.
Makassar, Oktober 2020

(Penulis)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2


BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum di negara kita beragam tergantung dimana seseorang melakukan
kesalahan. Misal dalam masyarakat terkadang di terapkan hukum adat jika
berkaitan dengan tindak asusila. Selain hukum adat, juga terdapat hukum yang
berdasarkan Undang-undang yang berlaku di negara kita, karena negara kita adalah
negara hukum.
Salah satu isi pembukaan UUD Negara Republik Indonesia bahwasanya
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini menyatakan bahwa negara kita Indonesia
meyakini adanya hukum agama yang berjalan dan bersikap menindak dalam
kehidupan rakyatnya. Kutipan tersebut juga menyatakan bahwa Indonesia
merupakan negara yang melegalkan agama. Sehingga kita sebagai masyarakat juga
terikat dengan hukum islam yang ada sejak dahulu kala yang berpegangan pada Al
Qur’an dan Sunnah.

B. Rumusan Masalah
Bagaima fungsi hukum Islam dalam kehidupan masyarakat?

C. Tujuan
Untuk mengetahui fungsi hukum Islam dalam kehidupan masyarakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

Sumber hukum Islam yang utama adalah Al Qur’an dan sunah. Selain
menggunakan kata sumber, juga digunakan kata dalil yang berarti keterangan yang
dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran. Selain itu, ijtihad, ijma’, dan qiyas juga
merupakan sumber hukum karena sebagai alat bantu untuk sampai kepada hukum-
hukum yang dikandung oleh Al Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.
Hukum Islam digali dari dalil-dalil yang terperinci dalam Al- Qur’an, Sunnah
dan beberapa metode yang di tafsirkan kepada dua sumber uatama tersebut. Pada
dasarnya Al-Qur’an dan Sunnah baik secara jelas dan gamblang (eksplisit)
maupun samar-samar (implisit) mengandung keseluruhan Hukum Islam. Namun
demikian, yang samar-samar perlu digali lebih lanjut dengan menggunakan
kemampuan akal, inilah yang biasa disebut dengan ijtihad.
Hukum Islam disyariatkan oleh Allah dengan tujuan utama untuk
merealisasikan dan melindungi kemaslahatan umat manusia, baik individu ataupun
kolektif untuk menjamin, melindungi dan menjaga kemaslahatan tersebut Islam
menetapkan sejumlah aturan, baik berupa perintah atau larangan. Perangkat aturan
ini disebut hukum pidana Islam. Sedangkan tujuan pokok dalam penjatuhan hukum
dalam syari’at Islam ialah pencegahan dan pengajaran serta pendidikan.
Hukum islam juga memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsinya
antaralain:
a. Fungsi Ibadah
Hukum Islam adalah aturan Tuhan yang harus dipatuhi umat manusia dan
kepatuhan merupakan ibadah yang sekaligus juga merupakan indikasi keimanan
seseorang. Selain itu, juga Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk
mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk
mewujudkan hubungan antar sesama manusia.
Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dalam semua
aspek kehidupan dan aktifitas. Baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari
masyarakat. Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islamsebagai amal shaleh yang

2
akan menjadi bekal manusia di akhirat kelak. Baik buruknya manusia di akhirat
kelak tergantung dari amal shaleh manusia ketika di dunia.
1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dapat dilakukan
melalui “muqorobah (sikap merasa selalu dalam pengawasan Allah SWT)” dan
“khudlu (sikap tunduk kepada Allah SWT)”. Orang yang beriman dirinya akan
selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya menyesuaikan segala
perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang muslim
tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta
menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Demikianlah
ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 5 yang
artinya:
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami
meminta pertolongan.”
Atas landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaan terhadap
manusia, harta benda dan hawa nafsu.
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota
masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi
nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi
ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat.
Contohnya:
Ketika Al-Qur'an berbicara tentang sholat, ia menjelaskan fungsinya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-ankabut 45)
Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi sholat adalah mencegah
dari perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah suatu

3
perbuatan merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan sholat diharapakan
manusia dapat mencegah dirinya dari perbuatan yang merugikan tersebut.
Ketika Al-Qur'an berbicara tentang zakat, Al-Qur'an juga menjelaskan
fungsinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(Q.S At-Taubah 103)
Zakat berfungsi untuk membersihkan mereka yang berzakat dari kekikiran
dan kecintaan yang berlebih-lebihan terhadap harta benda. Sifat kikir adalah sifat
buruk yang anti kemanusiaan. Orang kikir tidak akan disukai masyarakat
zakat juga akan menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati pemberinya dan
memperkembangkan harta benda mereka. Orang yang mengeluarkan zakat hatinya
akan tentram karena ia akan dicintai masyarakat. Dan masih banyak ibadah-ibadah
lain yang tujuannya tidak hanya baik bagi diri pelakunya tetapi juga membawa
dapak sosial yang baik bagi masyarakatnya. Karena itu Allah tidak akan menerima
semua bentuk ibadah, kecuali ibadah tersebut membawa kebaikan bagi dirinya dan
orang lain. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa yang sholatnya tidak mencegah dirinya dari perbuatan keji
dan munkar, maka dia hanya akan bertambah jauh dari Allah” (HR. Thabrani)
3. Melatih diri untuk berdisiplin
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk
berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat,
mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan
lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya sesama
muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun perbuatan, tidak mau
membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan tidak menyalurkannya
kepada yang berhak. Tidak mau melakukan “amar ma'ruf nahi munkar”, maka
ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya dari siksa Allah
SWT. (Anonim, 2013)

4
b. Fungsi Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Pada hakikatnya Amar maruf nahi Munkar terdapat empat penggalan kata
yang apabila dipisahkan satu sama lain mengandung pengertian sebagai berikut: ‫ﺮﻣا‬
: amar, ‫ فﺮﻌﻣ‬maruf, ‫ﻲه‬: nahi, dan ‫ﺮﻜﻨﻣ‬: Munkar. Manakala keempat kata tersebut
digabungkan, akan menjadi: ‫ ف وﺮﻌﻣ ﻲﻬﻨﻟاو ﻦﻋ ﺮﻜﻨﻤﻟا ﺎﺑﺮﻣا‬yang artinya menyuruh yang
baik dan melarang yang buruk.
Sedangkan menurut DR.Ali Hasbullah mendefinisikan Amar sebagai berikut:
“Amar ialah suatu tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya
kepada pihak yang lebih rendah kedudukannya”
Selanjutnya ma’ruf dengan arti (mengetahui) bila berubah menjadi isim,
maka kata ma’ruf secara harfiah berarti terkenal yaitu apa yang dianggap sebagai
terkenal dan oleh karena itu juga diakui dalam konteks kehidupan sosial umum,
tertarik kepada pengertian yang dipegang oleh agama islam, maka pengertian maruf
ialah, semua kebaikan yang dikenal oleh jiwa manusia dan membuat hatinya
tentram, sedangkan munkar adalah lawan dari ma’ruf yaitu durhaka, perbuatan
munkar adalah perbuatan yang menyuruh kepada kedurhakaan.
Nahi menurut bahasa larangan, menurut istilah yaitu suatu lafadz yang
digunakan untuk meninggalkan suatu perbuatan, sedangkan menurut ushul fiqih
adalah, lafadz yang menyuruh kita untuk meninggalkan suatu pekerjaan yang
diperintahkan oleh orang yang lebih tinggi dari kita.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Allah berupa iman dan amal salih. “Amar”
adalah suatu tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada
yang lebih rendah kedudukannya. Selanjutnya kata “ma’ruf” mempunyai arti
“mengetahui” bila berubah menjadi isim kata ma’ruf maka secara harfiah berarti
terkenal yaitu apa yang dianggap sebagai terkenal dan oleh karena itu juga diakui
dalam konteks kehidupan sosial namun ditarik dalam pengertian yang dipegang
oleh agama islam.
Dari pengertian di atas, nampaknya amar ma’ruf nahi munkar merupakan
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena kalimat tersebut suatu
istilah yang dipakai dalam al-Qur’an dari berbagai aspek, sesuai dari sudut mana

5
para ilmuan melihatnya, oleh karena itu boleh jadi pengertiannya cenderung kea rah
pemikiran iman, fiqih dan akhlak (Tsabit, 2018)
Hukum Islam sebagai fungsi amar ma’ruf nahi mungkar telah ada dan eksis
mendahului masyarakat karena ia adalah bagian dari kalam Allah yang qadim.
Namun dalam prakteknya hukum Islam tetap bersentuhan dengan masyarakat.
Amar ma’ruf nahi munkar memiliki hikmah-hikmah dibalik perintah untuk
melaksanakannya, diantaranya adalah:
1. Sebagai tanda kesempurnaan iman
2. Menetapkan kebaikan dalam umat islam
3. Mengurangi atau meminimalisir kejahatan dan kerusakan dalam umat,
sehingga umat terhindar darinya.
4. Menciptakan lingkungan yang baik yang menumbuhkan akhlak yang mulia dan
menghilangkan berbagai kemungkaran dan akhlak yang buruk, yang di bawah
naungannya akan tumbuh generasi yang baik.
5. Menumbuhkan rasa persaudaraan antara sesama muslim dengan tolong
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
6. Ia adalah jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
7. Ia adalah sebab kekuatan dan kemenangan di dunia
Penetapan hukum ini tidak pernah mengubah atau memberikan toleransi
dalam hal proses pengharamannya. Contoh: Riba dan khamr tidak diharamkan
secara sekaligus tetapi secara bertahap oleh karena itu kita memahami fungsi
kontrol sosial yang dilakukan lewat tahapan riba dan khamr. Hukum Islam juga
memperhatikan kondisi masyarakat agar hukum tidak dilecehkan dan tali kendali
terlepas. Secara langsung, akibat buruk riba dan khamar memang hanya menimpa
pelakunya. Namun secara tidak langsung, lingkungannya ikut terancam bahaya
tersebut. Oleh karena itu, kita dapat memahami, fungsi kontrol yang dilakukan
lewat tahapan pengharaman riba dan khamar. Fungsi ini dapat disebut amar ma’ruf
nahi munkar. Dari fungsi inilah dapat dicapai tujuan hukum Islam, yakni
mendatangkan kemaslahatan dan menghindarkan kemudharatan, baik di dunia
maupun di akhirat kelak.

6
c. Fungsi Zawajir
Zawajir dapat diartikan sebagai pencegahan manusia dari tindak kejahatan
atau asusila.
Fungsi hukum Islam sebagai sarana pemaksa yang melindungi warga
masyarakat dari segala bentuk ancaman serta perbuatan yang membahayakan.
Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang disertai
dengan ancaman hukum atau sanksi hukum. Qishash, Diyat, ditetapkan untuk
tindak pidana terhadap jiwa/ badan, hudud untuk tindak pidana tertentu (pencurian,
perzinaan, qadhaf, hirabah, dan riddah), dan ta’zir untuk tindak pidana selain kedua
macam tindak pidana tersebut. Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum
Islam sebagai sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat dari segala
bentuk ancaman serta perbuatan yang membahayakan. Fungsi hukum Islam ini
dapat dinamakan dengan Zawajir.
d. Fungsi Tanzim wa Islah al-Ummah
Fungsi tersebut adalah sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan
memperlancar proses interaksi sosial sehingga terwujudnya masyarakat harmonis,
aman dan sejahtera. Dalam hal-hal tertentu, hukum Islam menetapkan aturan yang
cukup rinci dan mendetail sebagaimana terlihat dalam hukum yang berkenaan
dengan masalah yang lain, yakni masalah muamalah, yang pada umumnya hukum
Islam dalam masalah ini hanya menetapkan aturan pokok dan nilai-nilai dasarnya.
Perinciannya diserahkan kepada para ahli dan pihak-pihak yang berkompeten pada
bidang masing-masing, dengan tetap memperhatikan dan berpegang teguh pada
aturan pokok dan nilai dasar tersebut. Fungsi ini disebut dengan Tanzim wa ishlah
al-ummah.
Ke empat fungsi hukum Islam tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu saja
untuk bidang hukum tertentu, tetapi satu dengan yang lain saling terkait. (Budianto,
2016)
Penerapan fungsi hukum islam dalam kehidupan masyarakat sebagaimana
firman Allah SWT kepada Rasulullah d a l a m A l Q u r ’ a n secara bertahap
sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia. Karena seperti yang telah dijelaskan
dalam Surat Al-Anbiya ayat 107,

7
Artinya:
”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.”
Itulah penerapan Hukum Islam pada zaman Rasulullah. Penerapan Hukum
Islam yang turunnya dari Allah hukumnya adalah wajib sesuai firman-Nya
dalam Surat Al-Maidah ayat 49,

Artinya:
“Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa
yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti keinginan mereka. Dan
waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan kamu
terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka
berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka
disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Sungguh, kebanyakan manusia adalah
orang-orang yang fasik.” (Danyal, Saifullah, & dll, 2014).
Melalui fungsi-fungsi hukum islam maka pemenuhan kebutuhan manusia
dapat di implementasikan dalam kehidupan masyarakat yang dikontrol oleh Al
Qur’an dan Sunnah. (Mawardi, 2015)

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Fungsi hukum islam dalam kehidupan bermasyarakat yaitu fungsi ibadah,
fungsi amar ma’ruf nahi munkar, fungsi zawajir, dan fungsi tanzim wa Islah al
Ummah
Fungsi hukum islam dalam kehidupan bermasyarakat adalah mengatur segala
tingkah laku dari bangun tidur sampai tidur lagi

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013, Oktober 13). Studi Agama Islam. Retrieved from Studi Agama
islam Web Site: http://studi-agama-islam.blogspot.com/

Budianto. (2016, Mey 23). Staindo. Retrieved from Kampus Staiindo Jakarta:
https://staiindo.wordpress.com

Danyal, F., Saifullah, M., & dll. (2014). Hukum islam dalam Kehidupan Muslim di
Indonesia. Malang: Universitas Brawijaya.

Mawardi, D. R. (2015). Fungsi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat. Masalah-


masalah hukum, 281.

Tsabit, A. A. (2018, September 9). Hisbah.net. Retrieved from Menyeru pada


kebaikan: https://www.hisbah.net

10

Anda mungkin juga menyukai