Waode Syaifatul - Kode Etik A1
Waode Syaifatul - Kode Etik A1
Disusun Oleh:
Kelas A-1
Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga
Surabaya
2021
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.4 Diskusi
Pada pembahasan awal diketahui bahwa bu Ivon membuka jasa layanan psikologi
Pelita Hati yang melakukan pencegahan dan menyelesaikan masalah psikologis
dengan memberikan informed consent ketika konsultasi dan melakukan asesmen
berupa observasi, wawancara, dan penggunaan alat tes psikologi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa bu Ivon sudah sesuai dengan Kode Etik HIMPSI pada Bab 1
tentang Pedoman Umum Pasal 1 Ayat 5, yang berbunyi:
Layanan Psikologi adalah segala aktifitas pemberian jasa dan praktik psikologi
dalam rangka menolong individu dan/atau kelompok yang dimaksudkan untuk
pencegahan, pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah psikologis.
Kemudian mengenai pemberian informed consent juga sudah diatur pada Kode Etik
HIMPSI Bab XIV tentang Konseling Psikologi dan Terapi Psikologi pada Pasal 73
Ayat 1:
Terdapat beberapa kasus yang telah dibahas pada bab sebelumnya, salah satunya
yakni kasus yang mana bu Ivon perlu untuk merujukkan kliennya ke psikolog atau
tenaga ahli yang lain, hal itu sudah sesuai dengan apa yang sudah tertulis dalam Kode
Etik HIMPSI Bab III Pasal 10 mengenai pendelegasian Pekerjaan pada Orang lain,
yang berbunyi:
Pada kasus kedua, dimana bu Ivon mendapati seseorang yang membuka biro layanan
psikologi namun orang tersebut bukanlah Psikolog juga sudah tertulis dalam Kode
Etik HIMPSI pada Bab II Pasal 4 mengenai Penyalahgunaan di bidang Psikologi
Ayat 3 pada poin A, yang berbunyi:
Pelanggaran kode etik psikologi adalah segala tindakan Psikolog dan/atau
Ilmuwan Psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang telah dirumuskan
dalam Kode Etik Psikologi Indonesia. Termasuk dalam hal ini adalah
pelanggaran oleh Psikolog terhadap janji/sumpah profesi, praktik psikologi yang
dilakukan oleh mereka yang bukan Psikolog, atau Psikolog yang tidak memiliki
Ijin Praktik, serta layanan psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang
berlaku dalam Kode Etik Psikologi Indonesia.
REKOMENDASI
Kode Etik Psikologi Indonesia. (2010). Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi
Indonesia.
LAMPIRAN
Program Studi
Sarjana Psikologi
Tujuan Penelitian:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Kode Etik Psikologi pada pelayanan
yang diberikan oleh psikolog atau ilmuwan psikologi.
Prosedur Penelitian:
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan Psikolog. Waktu yang
diperlukan dalam wawancara ini sendiri adalah kurang lebih 1 jam. Wawancara akan
direkan menggunakan fitur record pada platform Zoom, kemudian akan terdapat transkrip
atau laporan untuk dijadikan sebagai data penelitian.
Manfaat Penelitian:
Memberikan informasi mengenai praktik layanan psikologi.
Kerahasiaan:
Kami akan menjaga kerahasiaan data-data yang kami peroleh dari penelitian ini dan
hanya digunakan untuk kepentingan tugas penelitian mata kuliah Agama II (Kode Etik
Psikologi)
Bagian II – Lembar Persetujuan
PERSETUJUAN
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini, artinya Anda telah bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tanggal : Senin, 27 Desember 2021
Nama : Rr. Ivonne Yanti Suryandai, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Usia : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Lembaga : Pelita Hati
SIPP : 00339 – 15 – 1 -2
TTD :
Lampiran 2 – Dokumentasi