Makalah Agribisnis Tanaman Pangan
Makalah Agribisnis Tanaman Pangan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija yang mempunyai nilai ekonomi tinggi
dalam usaha pertanian. Kebutuhan akan kacang tanah (Arachis hypogaea L) sebagai salah satu produk
pertanian tanaman pangan setahun, diduga masih perlu ditingkatkan sejalan dengan kenaikan pendapatan
dan atau jumlah penduduk. Kemungkinan terjadinya peningkatan permintaan dicerminkan dari adanya
kecendrungan meningkatnya kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung dan untuk
memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku industri hilirnya, antara lain untuk industri kacang kering,
industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal olahan kacang, dalam campuran
makanan dan dalam bentuk pasta. (awal menurut Tajibu, T. 2013. Kacang Tanah) (anonimous, 2013 )
Seiring dengan permintaan pasar yang semakin meningkat, maka diperlukan terobosan dalam
meningkatkan produksi kacang tanah melalui penerapan inovasi teknologi. Salah satu inovasi teknologi
yang diperlukan dalam peningkatan produksi kacang tanah adalah penggunaan varietas unggul dalam
proses budidaya. Penggunaan varietas unggul sebaiknya memperlihatkan kesesuaian lingkungan,
ketahanan terhadap hama dan penyakit dan kebutuhan pasar. Menurut hasil penelitian Leomo et, al
(2012), perlakuan kombinasi pupuk organic dan anorganik dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman sorgum dengan perlakuan kombinasi pupuk organic biogreen 5 ton ha-1 dan pupuk an organic
50 % ( Urea 100 kg ha-1, SP36 50 kg ha-1 20 kg ha-1). Menurut hasil penelitian Fitriana (2013),
perlakuan pupuk N, P, dan K 50% yang ditambahkan dengan perlakuan bahan organic meningkatkan
hasil tanaman jagung untuk semua parameter terutama bobot tongkol ha-1 . Menurut hasil penelitian
Eleni (2013), komposisi yang tepat dari kompos tandan kosong kelapa sawit adalah perlakuan pada
takaran 10 ha-1 dengan produksi kacang tertinggi 2,3 ton ha-1.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini yaitu
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan kacang tanah?
2. Apa saja manfaat kacang tanah?
3. Apa saja pedoman budidaya kacang tanah?
4. Bagaimana cara panen kacang tanah?
5. Apa saja subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi?
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat
Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan,
tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa
Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang
Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke17, dibawa oleh pedagang Cina dan
Portugis.
B. Jenis Tanaman
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan
c) Hasilnya stabil.
3
e) Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.
c) Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietas yang
ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang “Waspada” karena memang
berbeda varietas
C. Manfaat Tanaman
Kacang tanah di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun
dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit
atau diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat
sayuran mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai
bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50 persen),
protein (27 persen), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain
kalcium, klorida, ferro, magnesium, phospor, kalium dan sulfur. Selain merupakan sumber protein nabati,
kacang tanah juga mengandung fitosterol betasitosterol yang bisa menghambat pertumbuhan kanker dan
melindungi dari penyakit jantung.
D. Sentra Penanaman
Kacang tanah ditingkat Internasional mula-mula terpusat di India, Cina, Nigeria, Amerika Serikat
dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra
Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia.
E. Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
a. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang
terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu,
hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar tanaman kacang tanah.
b. Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi
tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32°C. Bila suhunya dibawah 10°C menyebabkan
4
pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga
yang kurang sempurna.
c. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 persen. Adanya curah
hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar tanaman.
d. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama
kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2. Media Tanam
a. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur
ringan dan subur.
b. Derajat keasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah 6,0–6,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang
diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi penanaman.
Tanah berdrainase dan beraerasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu
kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada
ketinggian 500m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu
untuk dapat tumbuh optimal.
F. Pedoman Budidaya
1. Pembibitan
a. Persyaratan Benih.
5
4) Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi
Benih.
5) Perkiraan kebutuhan benih dapat mengikuti rumus sebagai berikut:
B = a x b x c kg ; 100 x p x q
Keterangan:
a = Jumlah benih/lubang,
Pengukuran luas lahan sangat berguna untuk mengetahui berapa jumlah benih yang dibutuhkan.
Kondisi lahan yang terpilih harus disesuaikan dengan persyaratan tanaman kacang tanah.
2) Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma
(tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk
memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama
dan penyakit yang mungkin ada.
Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor.
Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau oleh alat bajak dan alat garu sampai
tanah siap untuk ditanami.
3) Pembentukan Bedengan
ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak tanam cukup 0,5 m dan
untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara 30-40 meter. Sedangkan untuk tanah datar,
luas bedengan adalah 10-20 meter atau 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan antara 20-30 cm.
6
4) Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam, perlu dilakukan
pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5
ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata. Selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
5) Pemupukan
Pemupukan adalah untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Jenis dan dosis
pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea = 60-90 kg ditambah TSP = 60-90 kg ditambah
KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri
lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm.
d. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang
tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada tanah yang
kurang subur dapat ditanam lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di
atas.
3) Cara Penanaman
Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi. Masukan benih satu atau
dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan
kering adalah pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni
(palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II). Sedangkan untuk lahan bukaan terlebih
dahulu dilakukan inokulasi hizobium (benih dicampur dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg)
kemudian benih langsung ditanam paling lambat 6 jam.
e. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk penyulaman waktunya
lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh 3-7 hari setelah tanam).
2) Penyiangan
7
Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar tanaman yang
ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7 hari.
3) Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga membentuk
gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman.
4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan yaitu Urea = 60-90 kg/ha
ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50 kg/ha. Semua dosis pupuk diberikan pada saat
tanam dan pupuk dimasukan dikanan-kiri lubang.
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau
diberikan mulsa dan pada saat tanaman berbunga tidak dilakukanp penyiraman, karena dapat
mengganggu penyerbukan.
Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman hendaknya dilakukan pada
sore atau malam hari. Obat yang digunakan maupun dosis sesuai dengan jenis hama yang
menyerang tanaman tersebut.
7) Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, asalkan tidak
memerlukan biaya yang berarti, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan
bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
G. Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek 3-4 bulan dan
umur panjang 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
8
Cabut tanaman, lalu petik polong (buahnya), bersihkan dan dijemur di sinar matahari, memilih
bila diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukan penyimpanan, untuk konsumsi bisa di
pasarkan langsung atau bisa langsung dibuat berbagai jenis produk makanan.
3. Perkiraan Produksi
Jumlah produksi panen yang normal dalam satuan luas, misalnya untuk lahan seluas satu hektar
produksi normal berkisar antara 1,5-2,5 ton polong kering.
4. Pasca Panen
a. Pengumpulan
Pilah-pilah polong yang tua dan polong yang muda untuk dipisahkan berdasarkan derajat
ketuaannya, lalu seleksi polong yang rusak atau busuk untuk dibuang.
c. Penyimpanan
1) Penyimpanan dalam bentuk polong kering, masukan polong kering kedalam karung goni atau
kaleng tertutup rapat lalu disimpan digudang penyimpanan yang tempatnya kering.
(keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air 9 persen lalu masukan ke dalam wadah.
Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah atau polong mentah dalam bungkus plastik per
10 kg. Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan yang sudah dimasak seperti kacang
rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacang tanah. Untuk pengangkutan pada
prinsipnya yang penting kondisi komoditi tersebut tidak rusak atau tidak berubah dari kualitas
yang sudah disiapkan.
Masing-masing komponen pelaku agribisnis membagi diri dalam fungsi dan tugasnya namun
tetap bersinergi dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Subsistem pengadaan dan penyaluran
sarana produksi berfungsi untuk menghasilkan dan menyediakan saranan produksi pertanian terbaik agar
mampu menghasilkan produk usaha tani yang berkualitas, melakukan pelayanan yang bermutu kepada
usahatani, memberikan bimbingan teknis produksi, memberikan bimbingan manajemen dan hubungan
9
sistem agribisnis, memfasilitasi proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani, menyaring dan
mensistesis informasi agribisnis praktis untuk petani, smengembangkan kerjasama bisnis yang dapat
memberikan keuntungan bagi para pihak yang terkait (Suparta, 2005).
Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi juga sering disebut sebagai agribisnis
hulu (up-stream agribusiness); diartikan sebagai kegiatan yang menginovasi, memproduksi dan
mendistribusikan sarana produksi pertanian, baik industri alat mesin pertanian, pupuk, benih serta obat
pengendalian hama dan penyakit (Saragih, 1999). Selanjutnya, menurut Distan Provinsi Bali (2010)
bahwa agribisnis hulu mencakup industri yang memproduksi barang modal untuk sektor pertanian seperti;
industri benih, sayuran, ternak, ikan, industri agrochemical dan industri mesin pertanian. Menurut Suparta
(2005) konsep sistem agribisnis yaitu keseluruhan aktivitas bisnis dibidang pertanian yang saling terkait
dan saling tergantung satu sama lain, mulai dari : (1) subsistem pengadaan dan penyaluran sarana
produksi; (2) subsistem usahatani; (3) subsistem pengolahan dan penyimpanan hasil (agroindustri); (4)
subsistem pemasaran; dan (5) subsistem jasa penunjang.
1. Subsistem Produksi
a. Bonci Sus
Kacang tanah dapat dibuat berbagai macam produk, salah satunya yaitu Bonci Sus. Adapun
bahan yang digunakan dalam pembuatan Bonci Sus adalah: kacang 200 gr, gula 450 gr, tepung terigu
500 gr, vanili 2 buah, susu coklat secukupnya dan minyak goreng bimoli ½ kg. Alat yang digunakan
adalah kompor, oven, baskom, pisau plastik, kertas minyak, dan penggiling. Cara pembuatannya
adalah:
10
2. Subsistem Pengolahan
Jenis kacang ini boleh dibilang paling populer. Dalam masyarakat, sebutan kacang secara
umum mengacu pada kacang ini. Kepopulerannya membuat begitu banyak olahan makanan yang
menggunakan kacang tanah sebagai salah satu bumbu utama. Mulai dari gado-gado, ketoprak,
pecel, hingga camilan, seperti kacang atom, kacang telur, kacang bawang, entingenting, dan
kacang rebus, merupakan bagian dari menu yang sangat dekat dengan keseharian kita. Bahkan
bungkil alias ampas kacang tanah pun diolah menjadi oncom, yaitu oncom hitam yang biasa
digunakan di dapur Sunda untuk membuat nasi tutug. Mentega kacang alias peanut butter juga
termasuk salah satu olahan kacang tanah yang populer dan banyak disuka, terutama di Kanada
dan Amerika Serikat. Sedangkan di Cina, Asia Selatan, dan Asia Tenggara, kacang tanah banyak
dimanfaatkan untuk membuat minyak kacang tanah karena memiliki cita rasa yang gurih dan
lezat.
a. Pilih kacang tanah yang berwarna cerah, utuh, padat, dan kulit arinya mulus.
b. Pastikan kacang tidak berbau apek, berjamur, serta sudah banyak bubuk-bubuk halus.
c. Penggorengan merupakan cara masak yang paling umum dalam pengolahan kacang tanah.
Digoreng dulu untuk kemudian dijadikan bumbu gado-gado dan pecel, atau sebagai camilan.
3. Subsistem Pemasaran
Menurut Assauri (2007), pemasaran dalam arti sempit sering diartikan sebagai pendistribusian,
termasuk kegiatan yang dibutuhkan untuk menempatkan produk yang berwujud pada tangan
konsumen dan pemakaian industri. Pengertian tersebut tidak mencakup kegiatan mengubah
bentuk barang. Pemasaran dalam pandangan lain diartikan sebagai kegiatan penciptaan dan
penyerahan tingkat kesejahteraan hidup kepada anggota masyarakat. Pengertian menyatakan
pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat
kepada orang-orang yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Pemasaran sebagai
kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan
melalui proses pertukaran.
a. Saluran tingkat nol (Zero Level Channel) Saluran tingkat nol ini lebih dikenal juga dengan
sebutan saluran langsung. Dikatakan saluran langsung karena produsen langsung menjual
barangnya kepada konsumen, jadi tidak menggunakan perantara sama sekali.
Produsen Pelanggan
11
b. Saluran tingkat satu (One Level Channel) Saluran ini disebut saluran tingkat satu karena hanya
satu lembaga perantara. Lembaga perantara untuk barang konsumen pada umumnya adalah
pengecer, sedangkan untuk barang industri pada umumnya adalah agen penjualan.
c. Saluran tingkat dua (Two Level Channel) Saluran ini disebut saluran dua tingkat karena ada
dua perantara. Untuk barang konsumen pada umumnya lembaga perantaranya adalah pedagang
besar dan pengecer. Sedangkan untuk barang industri lembaga perantaranya adalah distributor
dan dealer.
4. Subsitem Penunjang
Seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan,
lembaga transportasi, lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah
(Kebijakan fiscal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata ruang, serta kebijakan
lainya).
Dalam sistem penunjang ini, haruslah memiliki unsur yang mendukung pelaksanaan
kegiatan agribisnis seperti adanya lembaga yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam
dukungan aspek lainya.Selain itu juga, kelengkapan sarana dan prasarana penunjang juga perlu
diperhatikan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija yang mempunyai nilai ekonomi tinggi
dalam usaha pertanian, sebagai salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun, kacang tanah
sangat perlu untuk dikembangkan, karena permintaan yang semakin meningkat.
2. Budidaya kacang tanah yang dimulai dari pemelihan lokasi, penyiapan benih varietas unggul,
penanaman, perawatan yang didalamnya meliputi pengendalian hama dan penyakit, jika dilakukan
dengan benar maka akan memperoleh keuntungan yang diharapkan saat panen.
3. Proses budidaya kacang tanah sangat menguntungkan, jika diolah lagi untuk dijadikan produk,
untuk industri kacang kering, industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk
asal olahan kacang, dalam campuran makanan dan dalam bentuk pasta.
B. Saran
Untuk membantu para petani dalam meningkatkan harga jual kacang tanah maka diperlukan
langkah yang tepat. Mulai dari pemilihan biji kacang tanah yang berkualitas hingga diolah dengan
berbagai jenis olahan kecang tanah yang menarik dan enak. Tidak hanya sampai disitu kacang yang telah
diproduksi tadi kemudian dipasarkan dengan berbagai macam strategi sehingga hasil produksi kacang
tanah dapat dipasarkan ke berbagai wilayah dengan penjualan yang fantastis dan tentunya
menguntungkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T., D.M. Arsyad dan Sumarno. 1996. Pengembangan Paket Teknologi Budidaya Kacang
Tanah. Dalam : Saleh, N., K. Hartoyo, Heriyanto, A. Kasno, A.G. Manshuri, Sudaryono dan A.
Winarto (eds). Risalah Seminar Nasional Prospek Pengembangan Agribisnis Kacang Tanah di
Indonesia. Balitkabi Malang.
Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan lahan Irigasi. Penebar
Swadaya Cetakan I. Jakarta
Dahl, D and J.W. Hammond. 1977. Market and Price Analysis the Agricultural Industries. Mc.Graw Hill
Book Company, USA.
Pusat Data dan Informasi Pertanian Dep.Tan. 2004. Statistik Pertanian 2004. Dalam Harisno, D.N.
Cakrabawa, P.H. Muliany, E. Respati. Rumonang G. Widyawati dan M. Manurung (Eds). Pusat
Data dan Informasi Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.
Kohls, R.L. dan J.N. Uhl, 1980. Marketing of Agricultural Products. 5th Ed. Macmillan Publishing Co.
Inc. New York.
Koesrini, M. Sabran, R. DirgahayuA. Noor, Sumanto, Mukarji dan Sarah. 2004. Uji Multilokasi Kacang
Tanah di Lahan Masam. Laporan Hasil Penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Kalimantan Selatan
Mosher, A.T. 1968. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Yayasan Obor, Jakart.
14