Wawasan Kebangsaan UPKP
Wawasan Kebangsaan UPKP
KEBANGSAAN
Ujian Penyesuaian
Kenaikan Pangkat V
MATERI
PENDAHULUAN
PANCASILA
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan Kebangsaan UPKP V 3
PENDAHULUAN
77 tahun sejak Indonesia merdeka, rupanya masih terjadi gesekan di berbagai tingkatan masyarakat.
Dari elit politik hingga akar rumput, segmentasi yang terjadi memiliki potensi melonggarkan kesatuan
dan kesatuan bangsa, serta menghambat kemajuan yang dicita-citakan bersama.
Kita perlu sedikit menengok sejarah, bahwa kemerdekaan negeri ini dicapai karena para pendiri bangsa
mengesampingkan segala perbedaan, dan berfokus pada satu tujuan yang sama; merdeka seutuhnya.
Kita perlu mengangkat kembali nilai-nilai kebangsaan yang terkandung di dalam Pancasila, UUD 1945,
semboyan Bhinneka Tunggal Ika, serta prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, demi
meneguhkan kembali jati diri bangsa, di tengah tantangan global yang makin mengemuka.
PANCASILA
Pengertian & Pemahaman
Pengamalan
5
PENGERTIAN &
PEMAHAMAN
Dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular, istilah Pancasila mempunyai arti
berbatu sendi yang lima, pelaksanaan kesusilaan yang lima. Berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu Panca (lima) dan Sila (dasar atau asas).
Pancasila sebagai dasar Negara lahir pada tanggal 1 Juni 1945, sebagaimana
diusulkan Ir. Soekarno dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pancasila disahkan sebagai
Dasar Negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945.
Dalam Pembukaan UUD 1945 yang mengandung pokok-pokok pikiran Pancasila, ide
tersebut merupakan cita-cita hukum (rechtsidee) yang menguasai hukum dasar, baik
hukum dasar tertulis maupun hukum dasar tidak tertulis (konvensi).
Menurut Prof. Dr. Soepomo SH, untuk memahami hukum dasar suatu negara tidak
cukup hanya memahami pasal-pasalnya saja, melainkan harus dipahami pula
suasana kebatinan (semangat kejiwaan) dari hukum dasar itu. Pokok-pokok pikiran
yang merupakan suasana kebatinan dari UUD 1945 tersebut terdiri dari:
1) Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2) Nilai Vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan dan aktivitas.
3) Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia
Pancasila tergolong nilai kerohanian yang meyakini adanya nilai material dan nilai
vital.
Nilai-nilai dalam Pancasila:
a. Dalam sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religious
b. Dalam sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab terkandung nilai
kemanusiaan
c. Dalam sila ketiga Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa
d. Dalam sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan terkandung nilai kerakyatan
e. Dalam sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terkandung nilai
keadilan sosial
Pancasila sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu dalam
9
kehidupan politik bangsa Indonesia, yaitu sebagai tata nilai yang dipergunakan
sebagai acuan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
sifatnya terbuka, luwes, fleksibel dan tidak bersifat kaku.
29 Mei 1945: Mr. Moh. Yamin menyampaikan dalam pidatonya lima asas atau dasar
Negara Indonesia merdeka, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat.
Secara tertulis. M. Yamin mengajukan rancangan UUD Republik
Indonesia yang di dalam pembukaannya tercantum lima asas dasar
negara yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
31 Mei 1945: Prof. R. Soepomo mengemukakan pendapatnya
tentang lima asas atau lima dasar Negara Indonesia merdeka dengan rumusan sebagai 10
berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
1 Juni 1945: Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya pada siding BPUPKI yang
mengusulkan pula lima asas untuk menjadi dasar Negara Indonesia Merdeka yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
PENGAMALAN
Pengamalan Pancasila sesuai Pembukaan UUD 1945:
1. Negara persatuan (sila ketiga)
2. Negara bertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat dalam
rangka mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur (sila kelima).
3. Negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dalam
permusyawaratan/perwakilan (sila keempat).
4. Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab (sila pertama dan kedua).
5. Negara Indonesia yang merdeka, dan anti penjajahan.
13
PENGERTIAN
UUD 1945: adalah UUD 1945 yang telah diamandemen,
sebagai keseluruhan naskah yang terdiri dari:
• Pembukaan (4 Alinea)
• pasal-pasal (73 pasal) yang dibagi dalam 20 Bab
• ditambah dengan 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan
PENGERTIAN
UUD 45 sebagai hukum dasar tertulis harus menjadi landasan dan sumber bagi peraturan
perundang-undangan dengan hierarki
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota.
UUD 1945 sendiri mengacu pada Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
negara (Pasal 2 UU No. 12 Tahun 2011)
17
ISI
Dengan telah dilakukan amandemen UUD 1945 sebanyak empat kali sejak 1999 – 2002,
sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara didasarkan pada asas-asas sebagai
berikut:
1. Negara Indonesia adalah Negara hukum (rechstaat)
2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945 (
3. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
4. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan
5. Usul pemberhentian Presiden dan/ atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh DPR
kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada
Mahkamah Konstitus
6. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara
18
Dengan telah dilakukan amandemen UUD 1945 sebanyak empat kali sejak 1999 – 2002,
lembaga-lembaga negara yang ada adalah:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
2. Presiden,
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
5. Mahkamah Agung (MA),
6. Mahkamah Konstitusi (MK),
7. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan
8. Komisi Yudisial. (KY)
9. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
10. Pemerintah Daerah
19
PELAKSANAAN
UUD 45 berlaku dalam dua kurun waktu, dan di antara dua kurun waktu tersebut terdapat
pemberlakuan peraturan perundangan lainnya. Urutannya adalah sebagai berikut:
1. UUD 1945 dalam kurun waktu pertama dari tanggal 18 Agustus 1945 hingga tanggal 27
Desember 1949
• Pemerintah belum efektid karena masih ada perjuangan mempertahankan
kemerdekaan
2. konstitusi RIS dari tanggal 27 Desember 1949 hingga tanggal 17 Agustus 1950
• Tidak berlaku di Negara Republik Indonesia yang beribukota di Jogjakarta
3. Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950) sejak tanggal 17 Agustus 1950
hingga tanggal 5 Juli 1959
4. Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yang menandai berlakunya UUD 1945 periode
kedua hingga sebelum amandemen.
1. Periode 5 Juli 1959 hingga sebelum 11 Maret 1966
2. Periode 11 Maret 1966 hingga 21 Mei 1998 (orde Baru)
3. Periode 21 Mei 1998 hingga 22 Oktober 1999 yang dikenal dengan masa
Pasca Orde Baru (amandemen di tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002)
4. Periode 22 Oktober 1999 hingga sekarang (pasca amandemen)
Pada siding tahunan MPE tahun 1999, seluruh fraksi MPR sepakat untuk:
20
• tidak mengubah Pembukaan UUD 1945;
• mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;
• mempertahankan sistem presidensiil
• memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD 1945 ke dalam
pasal-pasal UUD 1945; dan
• menempuh cara adendum dalam melakukan amandemen terhadap UUD 1945.
Amandemen kedua (18 Agustus 2000): meliputi masalah wilayah negara dan pembagian
pemerintahan daerah
Menurut KBBI:
“wawasan” berarti:
(1) hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti
(2) konsepsi cara pandang.
PEREKAT BANGSA
• UU No 5 tahun 2014 tentang ASN pasal 66 ayat 1-2: ASN terikat sumpah untuk
senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah.
• Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen ASN: ASN perlu
memiliki kompetensi sosio kultural.
• Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi
(Permenpan-RB) Nomor 38 tahun 2017: Kompetensi sosial kultural adalah
pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap
pemegang jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
jabatan.
• ASN sebagai perpanjangan tangan pemerintah berperan dalam menciptakan
kondisi damai:
• Bersikap netral dan adil termasuk dalam politik (pemilu dan pilkada)
• Obyektif, jujur, transparan
• Mengayomi kepentingan minoritas
• Menjadi tokoh teladan
ASN SEBAGAI 26
PEREKAT BANGSA
• KMK Nomor 954/KMK.01/2019 tentang Kompetensi Sosio Kultural di Lingkungan
Kementerian Keuangan:
• Perekat dan pemersatu bangsa adalah kemampuan dalam
mempromosikan sikap toleransi, keterbukaan, peka terhadap perbedaan
individu/kelompok masyarakat; mampu menjadi perpanjangan tangan
pemerintah dalam mempersatukan masyarakat dan membangun
hubungan sosial psikologis dengan masyarakat di tengah kemajemukan
Indonesia sehingga menciptakan kelekatan yang kuat antara ASN dan
para pemangku kepentingan serta diantara pemangku kepentingan itu
sendiri; menjaga, mengembangkan, dan mewujudkan rasa persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
• Dilakukan pengukuran melalui uji kompetensi untuk menentukan
kemahiran/profisiensi:
• Level 1 (paham/dalam pengembangan): pelaksana/fungsional pemula
• Level 2 (Dasar): jabatan pengawas dan jabatan fungsional pertama
• Level 3 (menengah): jabatan administrator dan jabatan fungsional muda
• Level 4 (mumpuni): eselon II dan jabatan fungsional madya
• Level 5 (ahli): eselon I dan jabatan fungsional utama
ASN SEBAGAI 27
PEREKAT BANGSA
• Level 1: Peka memahami dan menerima kemajemukan
• Mampu memahami, menerima, peka terhadap perbedaan individu/kelompok masyarakat
• Terbuka, ingin belajar tentang perbedaan/kemajemukan masyarakat
• Mampu bekerja bersama dengan individu yang berbeda latar belakang dengan-nya
• Level 2: Aktif mengembangkan sikap saling menghargai, menekankan persamaan dan persatuan
• Menampilkan sikap dan perilaku yang peduli akan nilai-nilai keberagaman dan
menghargai perbedaan
• Membangun hubungan baik antar individu dalam organisasi, mitra kerja, pemangku
kepentingan
• Bersikap tenang, mampu mengendalikan emosi, kemarahan dan frustasi dalam
menghadapi pertentangan yang ditimbulkan oleh perbedaan latar belakang,
agama/kepercayaan, suku, gender, sosial ekonomi, preferensi politik di lingkungan unit
kerjanya.
• Level 3: Mempromosikan, mengembangkan sikap toleransi dan persatuan
• Mempromosikan sikap menghargai perbedaan di antara orang-orang yang mendorong
toleransi dan keterbukaan
ASN SEBAGAI 28
PEREKAT BANGSA
• Melakukan pemetaan sosial di masyarakat sehingga dapat memberikan respon yang
sesuai dengan budaya yang berlaku. Mengidentifikasi potensi kesalah- pahaman
yang diakibatkan adanya keragaman budaya yang ada;
• Menjadi mediator untuk menyelesaikan konflik atau mengurangi dampak negatif dari
konflik atau potensi konflik
• Level 4: Mendayagunakan perbedaan secara konstruktif dan kreatif untuk meningkatkan
efektivitas organisasi
• Menginisiasi dan merepresentasikan pemerintah di lingkungan kerja dan masyarakat
untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan dalam keberagaman dan
menerima segala bentuk perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat
• Mampu mendayagunakan perbedaan latar belakang, agama/kepercayaan, suku,
gender, sosial ekonomi, preferensi politik untuk mencapai kelancaran pencapaian
tujuan organisasi
• Mampu membuat program yang mengakomodasi perbedaan latar belakang,
agama/kepercayaan, suku, gender, social ekonomi, preferensi politik
ASN SEBAGAI 29
PEREKAT BANGSA
• Level 5: Wakil pemerintah untuk membangun hubungan social psikologis
• Menjadi wakil pemerintah yang mampu membangun hubungan sosial psikologis
dengan masyarakat sehingga menciptakan kelekatan yang kuat antara ASN dan
para pemangku kepentingan serta diantara para pemangku kepentingan itu
sendiri
• mengkomunikasikan dampak risiko yang teridentifikasi dan merekomendasikan
tindakan korektif berdasarkan pertimbangan perbedaan latar belakang,
agama/kepercayaan, suku, gender, sosial ekonomi, preferensi politik untuk
membangun hubungan jangka panjang;
• Mampu membuat kebijakan yang mengakomodasi perbedaan latar belakang,
agama/kepercayaan, suku, gender, social ekonomi, preferensi politik yang
berdampak positif secara nasional
TERIMA KASIH
Semoga mendapat hasil terbaik