Blueprint PEN TGL 10 Nop 2007
Blueprint PEN TGL 10 Nop 2007
BLUEPRINT
PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL
2006 - 2025
JAKARTA, 2006
KATA PENGANTAR
Kebijakan Energi Nasional yang diterbitkan melalui Keputusan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral No. 0983 K/16/MEM/2004 telah ditindaklanjuti dengan
menyusun Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (BP-PEN) 2005 - 2025. BP-PEN
tersebut selanjutnya dibahas dalam Sidang Kabinet terbatas yang dihadiri para Menteri
yang terkait dengan bidang perekonomian yang kemudian kebijakan-kebijakannya
dituangkan dalam Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.
Perpres No. 5 Tahun 2006 menargetkan bahwa pada tahun 2025 tercapai
elastisitas energi kurang dari 1 (satu) dan energi mix primer yang optimal dengan
memberikan peranan yang lebih besar terhadap sumber energi alternatif untuk
mengurangi ketergantungan pada minyak bumi. Dengan demikian, BP-PEN 2005 – 2025
perlu direvisi untuk disesuaikan dengan Perpres No.
No 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan
Energi Nasional (KEN) tersebut.
Dengan telah disahkannya Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang
Energi dan sebagaimana tertuang dalam Perpres No. 5 Tahun 2006 yang
mengamanatkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan Blueprint
Pengelolaan Energi Nasional, maka blueprint ini akan menjadi salah satu acuan
pengembangan energi nasional.
Blueprint PEN disusun oleh Sekretariat Panitia Teknis Sumber Energi (PTE).
Blueprint PEN ini merupakan dokumen yang bersifat dinamis, sehingga akan selalu
diperbaharui sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A1 Badan Koordinasi Energi Nasional (BAKOREN) ................................................................................ 28
Lampiran A2 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 .......................................................................................... 30
Lampiran A3 Perkembangan Kebijakan Energi........................................................................................................ 33
Lampiran B1 Potensi Energi Nasional 2005 ……………………………………………………………………................ 34
Lampiran B2 Sumber Daya Radioaktif Indonesia 2004 …………………………………………………………………... 35
Lampiran C Konsumsi Energi Per Kapita vs Intensitas Energi …………………………………………………………. 36
Lampiran D Peranan BBM dalam Pemakaian Energi Final Nasional 2005 …………..……………………………….. 37
Lampiran E1 Neraca Energi …………………………………………………………………………………………………. 38
Lampiran E2 Neraca Ekspor-Impor Minyak Mentah/BBM ………………………………………………………………… 39
Lampiran F Ketergantungan APBN terhadap MIGAS (APBN 2005) …………………………………. ………………. 40
Lampiran G1 Kilang dan Moda Transportasi BBM ………………………………………………………………………… 41
p
Lampiran G2 Cadangan
g dan Jaringan
g Pipa p Gas 2005..…………………………………………………………………... 42
Lampiran G3 Pembangkit dan Transmisi Utama Listrik 2005…………………………………………………………….. 43
Lampiran G4 Cadangan, Kapasitas dan Terminal Batubara ……………………………………………………………... 44
Lampiran G5 Rencana Sarana Pengangkutan Lewat KA & Terminal Batubara Kalimantan …………………………. 45
Lampiran G6 Trans ASEAN Gas Pipeline (TAGP) ……………………………………………………... ………………… 46
Lampiran G7 ASEAN Power Grid …………………………………………………………………………………………… 47
L
Lampiran
i H K k
Keekonomian
i Harga
H BBM …….……………………………………………………………………………... 48
Lampiran I Perbandingan Elastisitas Pemakaian Energi 1998-2003 ………………………………. ………………… 49
Lampiran J1 Proyeksi Energi Primer Indonesia dan Dampak Konservasi Energi ………………….. ………………… 50
Lampiran J2 Asumsi yang Digunakan dalam Penyusunan Proyeksi Energi Primer Indonesia ……………………… 51
Lampiran J3 Proyeksi Energi Primer Indonesia Skenario Tanpa Konservasi Energi…………..………………………. 52
Lampiran J4 Proyeksi Energi Primer Indonesia Skenario RIKEN………………………………..……………………….
RIKEN 53
Lampiran K Bauran Energi Primer 2005 …………………………………………………………………………………… 54
Lampiran L1 Proyeksi Neraca Minyak Bumi ……………………………………………………………………………….. 55
Lampiran L2 Lapangan Minyak Bumi Siap Produksi ………………………………………………………………………. 56
Lampiran M Penurunan Subsidi BBM (2000-2005) ……………………………………………………………………….. 57
Lampiran
p N Sasaran Bauran Energi g Primer Nasional 2025 ……………………………………………………………… 58
Lampiran O1 Grafik Realisasi dan Proyeksi Energi Primer………………………………………………………………… 59
Lampiran O2 Tabel Realisasi dan Proyeksi Energi Primer…………………………………………………………………. 60
Lampiran O3 Milestone Pengembangan Energi Alternatif………………………………………………………………….. 61
iii
I. POLA PIKIR PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL
Secara Terpadu untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
PARADIGMA NASIONAL
UUD 1945 Pasal 33
KEBIJAKAN KONDISI
KONDISI
DAN UPAYA PROGRAM YANG
SAAT INI
STRATEGI DIHARAPKAN
PELUANG KENDALA
LINGKUNGAN
STRATEGIS
1
II. VISI DAN MISI
II.1. VISI
Visi Pengelolaan Energi Nasional adalah terjaminnya penyediaan energi dengan harga
wajar
j untuk kepentingan
p g nasional
II.2. MISI
Misi Pengelolaan Energi Nasional adalah :
• Menjamin ketersediaan energi domestik
• Meningkatkan nilai tambah sumber energi
• Mengelola energi secara etis dan berkelanjutan termasuk memperhatikan pelestarian
f
fungsi
i lilingkungan
k
• Menyediakan energi yang terjangkau untuk kaum dhuafa dan untuk daerah yang
belum berkembang
• Mengembangkan kemampuan dalam negeri yang meliputi kemampuan pendanaan
pendanaan,
teknologi dan sumber daya manusia dalam rangka menuju kemandirian
• Meningkatkan peran warga negara dalam mengusahakan sumber daya energi
• Meningkatkan peran energi alternatif
2
III. KONDISI SAAT INI DAN YANG DIHARAPKAN
5
IV. SASARAN, PELUANG DAN KENDALA
IV.1. SASARAN
• Terwujudnya konsumsi energi per kapita minimal sebesar 10 SBM (RIKEN) dan
rasio elektrifikasi 95% (RUKN) pada tahun 2025
• Terwujudnya keamanan pasokan energi dalam negeri sesuai Perpres No. 5 Tahun
2006 yaitu :
– Tercapainya
p y elastisitas energig lebih kecil dari 1 p
pada tahun 2025 ((Lampiran
p I-J))
– Terwujudnya bauran energi primer yang optimal (Lampiran N1) :
¾ Peranan minyak bumi menurun menjadi maksimum 20% pada 2025
¾ Peranan g gas bumi meningkat
g menjadi
j minimum 30% p pada tahun 2025
¾ Peranan batubara meningkat menjadi 33% pada tahun 2025, melalui
pemanfaatan brown coal, coal liquefaction dan briket batubara
¾ Peranan panas bumi dan biofuel meningkat masing-masing menjadi 5% pada
tahun 2025
¾ Peranan energi baru dan terbarukan lainnya meningkat menjadi 5% pada
tahun 2025
– Terpenuhinya pasokan energi fosil dalam negeri dengan mengurangi ekspor
secara bertahap
6
IV.1. SASARAN (lanjutan)
7
IV.2. PELUANG
• Keanekaragaman sumber daya energi: migas
migas, batubara
batubara, panas bumi
bumi, biofuel dan
energi baru serta terbarukan lainnya
• Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan meningkatkan kebutuhan energi
dalam negeri dan kemampuan / daya beli masyarakat serta akan menjadi daya tarik
investasi swasta yang diperlukan dalam pembangunan sektor energi
• Potensi peningkatan efisiensi energi cukup besar
• P t
Potensi
i pasar energii nasional,
i l regional
i lddan iinternasional
t i l masih
ih tterbuka
b k
8
IV.3. KENDALA
• Struktur harga energi belum mendukung diversifikasi dan konservasi energi
• Adanya disparitas perkembangan ekonomi antar wilayah
• Ketidaksesuaian antara persebaran sumber energi dan konsumen
• Subsidi energi masih menjadi beban negara akibat kemampuan/daya beli masyarakat
yang masih rendah
• Industri energi khususnya minyak dan gas bumi serta ketenagalistrikan pada
umumnya belum
b l kkompetitif
titif
• Ketidakstabilan pasar dan harga energi fosil
• Sistem plough back tidak diterapkan secara maksimal
• Mekanisme iklim investasi belum kondusif
• Sistem perencanaan energi belum diterapkan pada sisi permintaan/pengguna yang
mendukung efisiensi penggunaan energi
• Energi masih dianggap sebagai infrastruktur, belum sebagai komoditi
• Tumpang tindih regulasi antar sektor dan otonomi daerah belum sesuai dengan yang
p
diharapkan
• Kepastian hukum untuk investasi belum jelas
9
V. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
V.1. STRATEGI
• Mengembangkan mekanisme harga keekonomian energi
• Memprioritaskan kebutuhan energi dalam negeri
• Meningkatkan keamanan pasokan energi dengan memperhatikan aspek lingkungan
• Menerapkan prinsip-prinsip good governance dan transparansi
• Mendorong investasi swasta bagi pengembangan energi
• Melakukan konservasi sumber daya energi
• Menjamin penyediaan energi untuk seluruh lapisan masyarakat
• Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan energi
• Meningkatkan efisiensi penyediaan dan pemanfaatan energi
• Melakukan diversifikasi energi dengan memaksimalkan sumber daya energi yang ada
di dalam negeri
• Memaksimalkan pemanfaatan energi setempat (Desa Mandiri Energi)
• Meningkatkan kapasitas SDM dan penguasaan teknologi
• Memaksimalkan dana penerimaan negara sektor ESDM bagi pengembangan sektor
ESDM 10
V.2. KEBIJAKAN
• K
Kebijakan
bij k UtUtama
– Penyediaan energi melalui :
¾ penjaminan ketersediaan pasokan energi dalam negeri
¾ pengoptimalan
ti l produksi
d k i energii
¾ pelaksanaan konservasi energi
– Pemanfaatan energi melalui :
¾ efisiensi
fi i i pemanfaatan
f t energii
¾ diversifikasi energi.
– Penetapan kebijakan harga energi ke arah harga keekonomian dengan tetap
mempertimbangkan kemampuan usaha kecil dan bantuan bagi masyarakat tidak
mampu dalam jangka waktu tertentu
– Pelestarian lingkungan dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan
• K
Kebijakan
bij k P Pendukung
d k :
– pengembangan infastruktur energi termasuk peningkatan akses konsumen
terhadap energi
– kemitraan pemerintah dan dunia usaha
– pemberdayaan masyarakat
11
– penelitan dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan
VI. UPAYA
• Strategi 1 : Mengembangkan Mekanisme Harga Keekonomian Energi dengan upaya :
– Rasionalisasi harga energi dituangkan dalam Program Utama 1, 2, 3, 4 dan 14
– Penerapan mekanisme insentif ekonomi dan pajak energi (Program Utama 3 dan 4)
12
VI. UPAYA
– Penerapan DMO terhadap batubara, dengan memberikan insentif ekonomi untuk
mendorong pasokan dan penggunaan dalam negeri termasuk coal liquefaction,
upgrading brown coal (UBC) dan gasifikasi batubara serta teknologi batubara bersih
lainnya (Program Utama 3 3, 4
4, 9 dan 11
11, Program Pendukung 2)
– Pengembangan advanced energy technologies berdasarkan Landmark Teknologi
Energi – (Program Utama 11 dan 14, Program Pendukung 2)
– Pengembangan potensi panas bumi untuk penggunaan langsung maupun tidak
langsung (Program Utama 7 dan 14, Program Pendukung 2)
– Mengembangkan energi alternatif BBM non fosil lainnya (Program Utama 8,11, 14,
dan 16, Program Pendukung 2)
– Pengembangan pemanfaatan kendaraan berbahan bakar energi alternatif (Program
Utama 3, 4, 10, 11, 13, 14, 15 dan 16, Program Pendukung 1)
– Penerapan depletion premium untuk menjaga keberlanjutan pasokan (Program
Ut
Utama 12)
– Peningkatan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan (Program Utama 4, 5, 10,
11 dan 16)
13
VI. UPAYA
14
VI. UPAYA
15
VI. UPAYA
17
VII. PROGRAM PENGEMBANGAN
VII.1. PROGRAM UTAMA
18
VII. PROGRAM PENGEMBANGAN
VII 1 PROGRAM UTAMA (l
VII.1. (lanjutan)
j t )
PROGRAM UTAMA 2 : PENYEDIAAN ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK
TANAH UNTUK RUMAH TANGGA
1. P
1 Peningkatan
i k t pemanfaatan
f t LPG dan d biogas
bi di rumah
h ttangga
2. Peningkatan rasio elektrifikasi
PROGRAM UTAMA 3 : PENERAPAN TAX ALLOWANCE
1. Peningkatan
1 P i k t pasokan
k energii b bagii kkebutuhan
b t h d domestik
tik
2. Pengembangan energi alternatif dan efisiensi energi
PROGRAM UTAMA 4 : PENERAPAN CARBON TAX SECARA BERTAHAP UNTUK
PENGEMBANGAN ENERGI BERSIH
PROGRAM UTAMA 5 : PENERAPAN SUPPLY DAN DEMAND SIDE MANAGEMENT
1. Penerapan
p standarisasi dan labelisasi, ppenerapan
p manajerj energi
g dan p
pelaksanaan
audit energi pada sektor industri dan komersial
2. Penerapan peralatan hemat energi pada sektor rumah tangga
3. Penerapan standar efisiensi bahan bakar pada sektor transportasi
4 Penerapan teknologi hemat energi dan manajemen energi pada sektor pembangkit
4.
listrik
5. Pelaksanaan sosialisasi hemat energi 19
VII.1. PROGRAM UTAMA (lanjutan)
20
VII.1. PROGRAM UTAMA (lanjutan)
21
VII.1. PROGRAM UTAMA (lanjutan)
23
VII.1. PROGRAM UTAMA (lanjutan)
24
RENCANA UMUM DIVERSIFIKASI ENERGI
Jenis Bahan Bakar Rumah Tangga Transportasi Industri Kecil/Hotel/Restoran Industri Pembangkit Listrik
• BBM
¾Premium – √ – – –
¾Solar – √ √ √ √
¾Kerosene √ – √ √ –
¾Minyak Diesel – √ √ √ √
¾Minyak Bakar – – √ √ √
¾Avgas – √ – – –
¾Avtur – √ – – –
• Gas
¾LPG √ √ √ – –
¾BBG √ √ √ √ √
• Batubara
¾Batubara – – √ √ √
¾Briket √ – √ – –
¾Gas Batubara √ √ √ √ √
¾Batubara Cair – √ – √ √
• Biofuel √ √ √ √ √
• Panas Bumi – – √ √ √
• EBT Lain
¾Biomassa √ – √ √ √
¾Nuklir – – – – √
¾Air – – – – √
¾Surya √ √ √ √ √
¾Angin – – – – √
¾CBM √ √ √ √ √
¾Hidrogen / Fuel Cell – √ √ – √
¾Oil Shale – √ – √ √
¾Biogenic Gas √ – √ – √
25
VII.2. PROGRAM PENDUKUNG
26
PENUTUP
27
LAMPIRAN
LAMPIRAN A1
BADAN KOORDINASI ENERGI NASIONAL
(BAKOREN)
• Dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No 46/1980 sebagaimana telah tiga kali
diubah terakhir dengan Keputusan Presiden No 23/2000
diubah,
• Tugas pokok:
Kebijakan pendukung:
• Pengembangan infrastruktur
• Kemitraan pemerintah dan dunia usaha
• Pemberdayaan masyarakat
• Pengembangan litbang dan diklat
Harga Energi
• Harga energi disesuaikan secara bertahap sampai batas waktu tertentu menuju menuju
-
harga keekonomiannya;
• Penetapan dan penyesuaian harga harus memberi dampak optimum terhadap
diversifikasi energi.
32
LAMPIRAN A3
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN ENERGI
1981 1987 1991 1998 2003
Kebijakan Umum Kebijakan Umum Kebijakan Umum Kebijakan Umum Kebijakan Energi
Bidang Energi Bidang Energi Bidang Energi Bidang Energi Nasional
Kebijakan Utama Kebijakan Utama Kebijakan
1. Intensifikasi 1. Intensifikasi 1. Intensifikasi 1. Diversifikasi 1. Intensifikasi
2. Diversifikasi 2. Diversifikasi 2. Diversifikasi 2. Intensifikasi 2. Diversifikasi
3. Konservasi 3. Konservasi 3. Konservasi 3. Konservasi 3. Konservasi
4. Indeksasi 4. Harga Energi
5. Lingkungan
Kebijakan Penunjang Kebijakan Penunjang Kebijakan Penunjang Kebijakan Pendukung Kebijakan Pendukung
1. Penelitian dan 1. Industri Energi 1. Industri Energi 1. Investasi 1. Infrastruktur
Pengembangan 2 Insentif & Disinsentif
2. 2 Penetapan mekanisme
2.
2. Industri Energi 2. Iklim Investasi 2. Iklim Investasi 3. Standarisasi & harga keekonomian
3. Iklim Investasi 3. Harga Energi 3. Harga Energi Sertifikasi 3. Perlindungan kaum
4. Pengembangan dhuafa
Infrasturktur 4. Lingkungan
Kebijakan
j Kebijakan
j Kebijakan
j
5 Peningkatan
5. P i k t Kualitas
K lit 5 Kemitraan
5. K it P
Pemerintah
i t h
Pemanfaatan Akhir Pemanfaatan Akhir Pemanfaatan Akhir
SDM dan swasta
1. Industri 1. Industri 1. Industri 6. Sistem Informasi 6. Pemberdayaan
2. Transportasi 2. Transportasi 2. Transportasi 7. Penelitian dan masyarakat
3. Rumah Tangga 3. Rumah Tangga 3. Rumah Tangga Pengembangan 7. Litbang dan diklat
8. Kelembagaan 8. Koordinasi untuk
9. Pengaturan optimalisasi energi mix
33
LAMPIRAN B1
POTENSI ENERGI NASIONAL 2005
RASIO
JENIS ENERGI
SUMBER DAYA CADANGAN PRODUKSI CAD/PROD
FOSIL (TAHUN)
Minyak 86.9 miliar barel 9.1 miliar barel*) 387 juta barel 23
Batubara 58 miliar ton 19,3 miliar ton 132 juta ton 146
*)) Termasuk blok Cepu
ENERGI KAPASITAS
SUMBER DAYA SETARA
NON FOSIL TERPASANG
Tenaga Air 845 00 juta BOE
845.00 75 67 GW
75.67 4 2 GW
4.2
Panas Bumi 219 Juta BOE 27.00 GW 0.8 GW
Mini/Micro Hydro 0.45 GW 0.45 GW 0. 206 GW
Biomass 49 81 GW
49.81 49 81 GW
49.81 0 3 GW
0.3
Tenaga Surya - 4.80 kWh/m2/hari 0.01 GW
Tenaga Angin 9.29 GW 9.29 GW 0.0006 GW
24 112 tton** e.q. 3 GW untuk
24.112 t k
Uranium (Nuklir)
11 tahun
34
* Hanya di daerah Kalan - Kalbar
39
LAMPIRAN B2
SUMBER DAYA RADIOAKTIF INDONESIA 2004
35
LAMPIRAN C
KONSUMSI ENERGI PER KAPITA
VS INTENSITAS ENERGI
600
500
ng = 100)
400
eks (Jepan
300
200
inde
100
0
Jepang OECD Thailand Indonesia Malaysia North Am. Germany
Intensitas Energi Energy Per Kapita
2005
Listrik LPG
11% 1%
Gas
16%
BBM
Batubara 60%
12%
37
LAMPIRAN E1
NERACA ENERGI
MINYAK BUMI TAHUN 2005 (DALAM RIBU BAREL PER HARI)
EKSPOR
PRODUKSI 437
1062 PASOKAN
IMPOR
DALAM NEGERI
324
625
GAS BUMI TAHUN 2005 (DALAM BSCF PER HARI)
EKSPOR
PRODUKSI 3 62
3.62
8.18 DOMESTIK
4.56
PRODUKSI 105.84
DOMESTIK
149,67
38
43.83
LAMPIRAN E2
NERACA EKSPOR – IMPOR MINYAK MENTAH / BBM
M. MENTAH 324
FEEDSTOCK 26
Catatan :
*) Kilang Mandiri : Kilang Balongan, Kasim dan PetroKimia
**) Kilang BBM : UP I s/d UP V & Kilang Cepu dan CPD 39
LAMPIRAN F
KETERGANTUNGAN APBN TERHADAP MIGAS
(APBN 2005)
S b idi BBM
Subsidi 19 0
19,0 96 6
96,6 119 1
119,1 100 3 ((+ 81
100,3 81,3)
3)
B
Transit Terminal
CAMBODIA
Philipines
B M
South
Pipeline Distribution
P P VIETNAM
H C M China Tanker
C
E
Sea Oil Refinery
K
S B
L
J
K
G
B A P BRUNEI K
West N
A
P. Brandan: 5 MBOPD
L WEST K D Natuna B S B
MALAYSIA M
K B
P K
M L EAST
P D
MALAYSIA Pacific Ocean
D M
Dumai : 120 MBOPD SINGAPORE K
T HALMAHERA
B B
D B
A
KALIMANTAN S T S
P
B
B Kasim : 10 MBOPD
J Balikpapan : 260 MBOPD
S.Pakning : 50 MBOPD SULAWESI J
U
P
TOTAL REFINERY CAPACITY
Balongan : 125 MBOPD
J S Cepu : 3.80 MBOPD
MADURA
B
I N D O N E S I A 1,057,000 BOPD
JAVA P
B S
SUMBAWA FLORES
Y M
Cilacap: 348 MBOPD BALI
LOMBOK
Indian Ocean TIMOR
SUMBA
AUSTRALIA
41
LAMPIRAN G2. CADANGAN DAN JARINGAN PIPA GAS 2005
THAILAND LAOS
M
B
CAMBODIA
B M
Philipines
P P VIETNAM
South Existing Pipeline
H C M China Planned Pipeline
C
Sea
K E
S B
L
3,756 J
K
G
B A P BRUNEI K
West N
A
L WEST K D Natuna B S B
MALAYSIA M
0,720
K B
P K
M L 51,627 EAST
P D MALAYSIA 34,021 Pacific Ocean
D M
SINGAPORE K
T HALMAHERA
B
D 11,516 B B LNG P
18,520
E T
A
KALIMANTAN S T
P B
B S
J 3,894
SULAWESI J
G
5,855
P B
IRIAN JAYA
BURU SERAM
5,529 U
A F
P
TOTAL RESERVES
0,11 3,854MADURA I N D O N E S I A
J C S
B P
2P : 117,3 TSCF
JAVA
S
BALI SUMBAWA FLORES M
LOMBOK
Indian Ocean Massela
TIMOR 3,00
SUMBA
AUSTRALIA
B
CAMBODIA
B M
Philipines Existing Transmission
South
P P VIETNAM Planned Transmission
H C M China Power Plant
C
Sea
K E
S B
L
J
K
G
B A P BRUNEI K
West N
A
L WEST K D Natuna B S B
MALAYSIA M
K B
P K
M L EAST
P D MALAYSIA Pacific Ocean
D M
SINGAPORE K
U
P
TOTALCAPACITY
J S MADURA
B
I N D O N E S I A 25,76 GW M
JAVA P
Total Jawa Bali : 18,500 MW S
BALI SUMBAWA FLORES
LOMBOK
Indian Ocean TIMOR
SUMBA
AUSTRALIA
43
LAMPIRAN G4
CADANGAN,, KAPASITAS DAN TERMINAL BATUBARA
12.2
9.3
KALIMANTAN
55.1 10.6
IRIAN JAYA
SULAWESI
JAVA
North Pulau Laut 150
150.000
000
IBT – 70.000
Tarahan 40.000
Sembilang* 7.500
Pulau Baai 35.000
Air Tawar* 7.500
Kertapati 10.000
Banjarmasin* 10.000
Banjarmasin
Teluk Bayur 35.000
South Pulau Laut 200.000
S a t u i* 5.000
Catatan : * River Terminal
Kelanis* 10.000
44
LAMPIRAN G5
RENCANA SARANA PENGANGKUTAN LEWAT KERETA API DAN
TERMINAL BATUBARA KALIMANTAN
Mangkapadie(New Port)
East Kalimantan
KPC CT
Tg. Sengatta(New Port)
Tg
Bontang CT
Central Balikpapan CT
Kalimantan BalikpapanII (New Port)
Straits of 5
Malacca 6
PACIFIC OCEAN
3 4
2
Celebes Sea
1 MALAYSIA
INDONESIA
INDONESIA
Java Sea
Banda Sea
INDIAN OCEAN
46
LAMPIRAN G7
ASEAN POWER GRID
Yangon Hanoi
Ventiane
Manila
Bangkok
Phnom Penh
Singapura
Jakarta
Keterangan:
Power Grid
Natural Gas Field
47
LAMPIRAN H
KEEKONOMIAN HARGA BBM
1) Perhitungan BPP per jenis BBM menggunakan metode pendekatan Specific Gravity (SG);
belum termasuk PPN 10% dan (PBBKB 5% untuk Premium dan Solar Transportasi);
2) Ditetapkan
p berdasarkan Peraturan Presiden No.22 Tahun 2005,, untuk minyak
y bakar mengikuti
g harga
g terendah dan tertinggi
gg
3) Harga Patokan = (MOPS+15%) + PPN 10% + (PBBKB 5% untuk Premium dan Solar Transportasi)
4) Harga rata-rata
Harga Terendah menggunakan ICP US$ 30/Bbl dan Harga Tertinggi US$ 40/Bbl
Nilai Tukar = Rp. 8.900,-/US$ 48
LAMPIRAN I
PERBANDINGAN ELASTISITAS PEMAKAIAN ENERGI 1998-2003
2.00
1.84
1.69
1.50
1.36
1.16
1.05
1.00
0.73
0.47
0.50
0.26
0.17
0.10
-
(0.03)
Y
A
E
M
N
IA
ES
AN
(0.12)
AN
AD
C
AL
SI
R
N
PA
O
ES
AT
AN
O
IW
LA
D
AY
IT
M
AN
JA
AP
N
G
ST
TA
AI
FR
ER
AL
O
N
C
G
TH
D
KI
M
ED
G
N
IN
SI
ED
IT
IT
N
(0.50)
U
N
U
49
Catatan: Diolah dari data BP Statistical Review of World Energy 2004 dan IMF World Monetary Outlook 2004
LAMPIRAN J1
PROYEKSI ENERGI PRIMER INDONESIA
DAMPAK KONSERVASI ENERGI
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Skenario Efisien 792 793 866 912 932 984 1010 1070 1169 1235 1310 1357 1452 1555 1672 1796 1928 2066 2218 2305 2462 2566 2678 2800
Skenario Tanpa Konservasi 792 850 912 978 1053 1133 1219 1311 1411 1518 1633 1757 1890 2034 2230 2445 2680 2938 3222 3532 3872 4245 4654 5103
50
LAMPIRAN J2
ASUMSI YANG DIGUNAKAN DALAM PENYUSUNAN
PROYEKSI ENERGI PRIMER INDONESIA
Laju Pert
Pert. GDP (%) 4 92
4.92 5 13
5.13 5 13
5.13 6 51
6.51 6 51
6.51
Tanpa
Konservasi Elasitas Energi 1.48 1.48 1.48 1.48 1.48
51
LAMPIRAN J3
(Juta SBM)
Jenis
J i Energi
E i 2005 2010 2015 2020 2025
Minyak bumi 514.8 764.1 1144.9 1901.5 3469.7
Gas bumi 275.7 336.6 363.9 520.4 577.2
Batubara 152.6 258.6 472.4 733.1 969.1
PLTA 22.2 35.8 35.9 39.4 53.2
Panas bumi 9.8 12.1 13.4 23.7 30.3
PLTMH 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3
TOTAL 978.4 1410.6 2033.9 3221.6 5102.8
52
LAMPIRAN J4
2005
Panasbumi
Tenaga Air 2 48%
2.48%
3.72%
Gas Bumi
22.24%
Minyak Bumi
54.78%
Batubara
16.77%
600.0
400.0
Juta SBM
300.0
200 0
200.0
100.0
0.0
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Produksi-BAU Ekspor-BAU Impor-Skenario Gas & Coal
Impor-BAU Impor-Skenario Efisiensi Produksi-Skenario Fiskal
Ekspor-Skenario Fiskal 55
LAMPIRAN L2
LAPANGAN SIAP PRODUKSI
• Cepu/Jawa
C /J Timur
Ti : 170 ribu
ib bbph
h
• Jeruk/Jawa Timur : 50 ribu bph
• West Seno/Selat Makasar : 27 ribu bph
• B l
Belanak/Natuna
k/N t : 50 ribu
ib bbph
h
• Petrochina : 25 ribu bph
• Pertamina : 30,6 ribu bph
56
LAMPIRAN M
SUBSIDI BBM (2000-2005)
Produksi (%)
80
70
60
50
ya Pokok P
40
30
ubsidi/Biay
20
10
Su
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005
Waktu
Catatan : Subsidi BBM Tahun 2004 lebih
tinggi karena meningkatnya harga
minyak bumi 57
LAMPIRAN N
SASARAN BAURAN ENERGI PRIMER NASIONAL 2025
S
Sesuai
i Perpres
P No.
N 5/2006
Energi Primer Tahun 2005
Tenaga Air,
3 72%
3.72%
Panas Bumi,
2,48%
Gas Bumi,
22,24%
Minyak Bumi,
54,78%
Energi Primer Tahun 2025 Energi Primer Tahun 2025
(Skenario BaU) Batubara, 16,77%
(Sesuai Perpres No
No. 5/2006)
PLTA, 1.9%
PLTMH, 0.1% Minyak Bumi,
Panas Bumi, 20%
1.1%
Gas Bumi, 20.6%
Bahan Bakar Nabati
Gas Bumi, 30% ((Biofuel),
), 5%
Panas Bumi, 5%
EBT, 17%
Minyak Bumi, OPTIMALISASI Biomasa, Nuklir, Air,
41.7%
PENGELOLAAN Surya, Angin, 5%
ENERGI
Batubara yang
Dicairkan (Coal
Liquefaction), 2%
Batubara , 33%
Batubara, 34.6%
58
LAMPIRAN O1
GRAFIK REALISASI DAN PROYEKSI ENERGI PRIMER
1200
11.5%
1000 5,9%
800
Juta SBM
600 2.2%
J
400
16,4%
200
13 5%
13,5%
3.2%
0
1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 2020 2023
Minyak Bumi Batubara Gas Tenaga Air Panas Bumi EBT Lainnya
59
LAMPIRAN O2
TABEL REALISASI DAN PROYEKSI ENERGI PRIMER
(Juta SBM)
Jenis Energi 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025
Minyak Bumi 296.8 365.0 451.0 524.0 550.7 578.0 605.8 638.9
Batubara 24.6 39.0 94.0 160.4 210.3 349.7 743.8 1099.4
Gas Bumi 128.0 230.0 205.0 212.8 363.7 382.5 477.1 832.0
CBM 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 23.0 74.6 127.8
Tenaga Air 21.8 26.0 25.0 34.0 41.7 56.6 60.5 65.8
Panas Bumi 20
2.0 40
4.0 90
9.0 23 7
23.7 23 7
23.7 61 8
61.8 115 8
115.8 167 5
167.5
Nuklir 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 27.9 55.8
EBT Lainnya 0.0 0.0 0.0 1.6 3.5 7.4 11.7 17.4
Biofuel 0.0 0.0 0.0 0.0 32.5 89.0 102.4 166.9
BBBC 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 14.2 47.4 80.5
TOTAL 473.1 664.0 784.0 956.5 1226.1 1562.1 2266.9 3252.2
2005 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
62
(2). MILESTONE CBM
KUMULATIF PRODUKSI (4,64 TCF)
KUMULATIF INVESTASI (382,5 MILIAR USD)
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
63
(3). MILESTONE TERMINAL LNG
KUMULATIF PRODUKSI (312 RIBU TON PER HARI)
KUMULATIF INVESTASI (3,6 MILIAR USD)
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
ttambahan
b h iinvestasi
t i ttambahan
b h iinvestasi
t i tambahan investasi tambahan investasi
300 Juta $ 600 Juta $ 1200 Juta $ 1500 Juta $
64
(4) MILESTONE PLTP
Kapasitas Kapasitas
Kapasitas Kapasitas
4,34 GW 5,27 GW
1,32 GW 5,09 GW
Investasi Investasi
Investasi Investasi
3,993 6,117 Juta$
1.417 Juta$ , Juta$ 6,444
, Juta$
65
(5) MILESTONE PLTN
tambahan
b h ttambahan
b h tambahan
kapasitas kapasitas kapasitas kapasitas
1,05 GW 1,05 GW 1,05 GW 1,05 GW
2005 2006 2007 2008 2009 2011 2016 2017 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
66
(6). MILESTONE BIODIESEL
KUMULATIF KAPASITAS (222 RIBU BARREL PER HARI)
KUMULATIF INVESTASI (2.384 JUTA USD)
tambahan tambahan tambahan
tambahan
kapasitas kapasitas kapasitas
kapasitas 44,16
16
1,16 juta kl 3 juta kl per 4,16 juta kl
juta kl per
per tahun tahun per tahun
tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2015 2016 2020 2021 2025
67
(7). MILESTONE BIOETHANOL
18 20
18.20 21 79
21,79 2 87
2,87 25 97
25,97 22 14
22,14 33 21
33,21 22 14
22,14 33 21
33,21 22 14
22,14
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Prod. 99.5% Fuel Grade Ethanol Prod. 99.5% FGI dg. bahan baku Prod. 99.5% FGI dg. Bahan baku
dg. Dehidrasi dan Molecular Sieving pati dan nira Serat (limbah pertanian/hutan)
68
(8). MILESTONE BIOOIL
Pasokan Pasokan
Pasokan Pasokan
0.257 Juta KL/tahun 4.863 Juta KL/tahun
0.244 Juta KL/tahun 0.627 Juta KL/tahun
69
(9). MILESTONE PLTS
Kapasitas (MW)
2005 2010 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2021 2022 2023 2024 2025
70
(10). MILESTONE PLTMH
Investasi
es as Investasi
es as
IInvestasi
t i IInvestasi
t i
351 Juta$ 811 Juta$
519 Juta$ 997 Juta$
Pengembangan
Ukuran Turbin Pengembangan Pengembangan
500 kW Ukuran Turbin Ukuran Turbin
750 kW 1000 kW
71
(11) MILESTONE PLTU BIOMASA/SAMPAH
Investasi
Penetapan Teknik gasifikasi Investasi
150 Juta$
RUKN dan pirolisa 150 Juta$
72
(12). MILESTONE PLT BAYU
tambahan tambahan
kapasitas kapasitas
0,08 GW kapasitas
0,08 GW 0,08 GW
2005 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
iinvestasi
t i 316
juta $ tambahan tambahan
investasi investasi
252 juta $ 252 juta $
73