Strategi Pembelajaran Based Learning
Strategi Pembelajaran Based Learning
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
2022
KATA PENGANTAR
Surabaya, 22 Oktober 22
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Problem Based Learning (PBL)
B. Karakteristik Problem Based Learning (PBL)
C. Prinsip-prinsip Problem Based Learning (PBL)
D. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)
E. Kenggulan dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL)
F. Penerapan Problem Based Learning (PBL) Pada Materi PAI
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar problem based learning (PBL) ?
2. Bagaimana karakteristik problem based learning (PBL) ?
3. Apa saja prinsip-prinsip problem based learning (PBL)?
4. Apa saja langkah-langkah problem based learning (PBL) ?
5. Apa saja keunggulan dan kekurangan problem based learning (PBL) ?
6. Bagaimana penerapan problem based learning (PBL) pada materi PAI ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar problem based learning.
2. Untuk mengetahui karakteristik problem based learning.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip problem based learning.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah problem based learning.
5. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan problem based learning.
6. Untuk mengetahui penerapan problem based learning pada materi PAI.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru ( Jakarta: Raja
Grafindo, 2010 ), hal 231.
2
Suyatno, “Prinsip Dasar Problem Based Learning (PBL)” , dalam
http://garduguru.blogspot.com/2011/05/prinsip-dasar-problem-based-learning.html# . Diakses
pada 15 Oktober 2022.
terduga. Setelah semua proses belajar berakhir, pembelajar melakukan
evaluasi terhadap proses belajar yang telah dilalui.
3. Pembelajaran Kolaborasi
Pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu prinsip dari problem based
learning (PBL) dengan menggunakan metode pembelajaran yang
menggabungkan beberapa orang dalam satu kelompok untuk melakukan
interaksi. Hal tersebut dapat membentuk dampak posistif dalam suatu
pembelajaran. Pembelajaran kolaboratif ini memiliki tujuan yaitu untuk
menstimulasi setiap siswa dalam melakukan interaksi dan membagi ilmu dan
informasi yang telah diperoleh. Metode pembelajaran ini dapat membuat
mahasiswa menyimpan informasi dalam jangka waktu lama.3
4. Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran konstektuan merupakan metode pembelajaran yang
didasarkan pada situasi yang dapat membimbing pembelajar dalam
mendapatkan pengetahuan baru. Pembelajar dapat berpikir profesional dalam
menghadapi situasi yang sesuai dengan kasus yang ada. Namun, pada
pembelajaran kontekstual, pembelajar akan mengalami kesulitan dalam
menghubungkan ilmu yang didapat dengan situasi baru yang akan dihadapi.
3
Ashrafi Mustika Effendi, “Persepsi Dokter Muda Tentang Pembelajaran Penulisan Resep Pada
Tahap Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia”, dalam
https://dspace.uii.ac.id/. Diakses pada 13 Oktober 2022.
4
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru ( Jakarta: Raja
Grafindo, 2010 ), hal 229.
Dalam memecahkan sebuah masalah pada problem based learning (PBL),
siswa harus memecahkan masalah tersebut dengan sistematis dan terencana sesuai
langkah-langkah metode ilmiah. Oleh karena itu, problem based learning sebagai
strategi pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar dengan melakukan
kerja ilmiah yang sangat baik bagi siswa. Adapun langkah-langkah pemecahan
masalah dalam pembelajaran problem based learning ada lima tahapan, Ibrahim
dan Nur (2003: 13) dan Ismail (2002:1).
5
Ngalimun, Strategi Pembelajaran ( Yogyakarta: Penerbit Para Ilmu, 2017 ), hal 182-183.
dalam sejumlah kegiatan penyelidikan, yang kemudian hasil penyelidikan
tersebut dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut. 6
3. Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Hal penting dalam problem based learning (PBL) salah satunya ialah
penyelidikan yang melibatkan karakter identik, pengumpulan data dan
eksperimentasi, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
Dan guru berperan untuk membantu mendorong siswa untuk mengumpulkan
data dan melakukan eksperimen secara betul-betul sampai benar-benar
memahami situasi permasalahan sehingga siswa mampu mengumpulkan
informasi yang cukup dalam menciptakan dan membangun ide.
Setelah mengumpulkan cukup data dan memberikan penjelasan mengenai
permasalahan fenomena yang sedang di selidiki, hal yang selanjutnya
dilakukan ialah siswa mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis,
penjelasan dan pemecahan.7 Selama pengajaran pada fase ini, guru dapat
membantu mendorong siswa untuk menyampaikan idenya. Kemudian
mengajukan pertanyaan yang membuat siswa berpikir tentang kelayakan
hipotesis dan solusi yang mereka buat tentang kualitas informasi yang
dibutuhkan. Oleh sebab itu, selama fase ini berlangsung, guru harus
menyediakan bantuan yang dibutuhkan oleh siswa dalam kegiatan
penyelidikan.
4. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Langkah selanjutnya ialah memamerkan hasil karya siswa. Pada fase ini,
guru berperan sebagai organisator pameran. Alangkah lebih baik lagi jika
pertunjukan hasil karya siswa ini juga melibatkan banyak orang seperti siswa
lainnya, guru-guru, orang tua dan lainnya yang nantinya bisa menjadi penilai
atau memberikan umpan balik, saran, maupun komentar.
5. Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
6
Ibid, hal 183-184.
7
Husnul Hotimah, “Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Dalam
Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Edukasi, Vol. 07,
No.03, 2020, hal 7.
Fase ini merupakan tahap terakhir yang dimaksudkan untuk membantu
siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi proses, keterampilan dan
penyelidikan yang mereka lakukan sendiri. Dan guru harus meminta siswa
untuk mengkontruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama
proses kegiatan belajar berlangsung yaitu dengan memberikan beberapa
pertanyaan untuk kemudian mendapatkan umpan balik dan menginvestigasi
kelemahan dan kekurangan pada problem based learning (PBL).8
10
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu (Bogor : Penerbit
Ghalia Indonesia, 2014), 67.
bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil
karyanya.