Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KESESUAIAN PERATURAN DESA KARANGANYAR TENTANG

BUM DESA DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA

Ade Firman Fadillah 1, Novita Khoirun Nikmah 2, Muhammad Hanif Ridho


Wibowo3,Zahra Afifah4, Vikaul Ciowandha5
Mahasiswa Prodi Teknologi Hasil Pertanian Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK
Kewenangan yang diberikan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan landasan
bagi desa untuk mengelola dan mengatur sumber daya alamnya sendiri. Dalam UU
Desa tersebut memberikan peluang bagi desa untuk mengelola sumber daya alam
melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), sehingga desa benar-benar mempunyai
kemandirian dalam mengelola sumber daya alam skala desa. BUMDesa menjadi salah
satu modal penting bagi desa untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat dan harus
dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Penelitian ini
membahas tentang apakah Peraturan Desa Tentang BUM Desa sudah sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan
pendekatan perundangundangan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Peraturan Desa
Karanganyar Tentang BUM Desa sudah memilikki kesesuaian dengan nilai-nilai
Pancasila yaitu sila kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sudah dijadikan
sebagai landasan dalam pendirian, pengelolaan, pengembangan, dan pemanfaatan hasil
usaha BUM Desa.
Kata Kunci : Peraturan Desa, BUMDesa,Pancasila,

ABSTRACT
The powers granted by Law no. 6 of 2014 concerning Villages provides a foundation
for villages to manage and regulate their own natural resources. The Village Law
provides opportunities for villages to manage natural resources through Village-Owned
Enterprises (BUMDesa), so that villages really have independence in managing village-
scale natural resources. BUMDes are one of the important assets for villages to realize
community empowerment and must be managed in a spirit of kinship and mutual
cooperation. This study discusses whether the Village Regulations concerning BUM
Desa are in accordance with the values of Pancasila. This research uses a normative
juridical method with a statutory approach. The results of the study concluded that the
Karanganyar Village Regulations concerning BUM Desa already have conformity with
the values of Pancasila, namely the principles of humanity, unity, democracy, and
justice have been used as the basis for the establishment, management, development,
and utilization of BUM Desa business results.
Keywords: Village Regulations, BUMDes, Pancasila
kemudian merdeka. Pancasila
PENDAHULUAN dikualifikasikan sebagai falsafah dan
Pancasila merupakan ideologi yang menunjukkan jati diri
kristalisasi dari nilai-nilai luhur atau citra visioner bangsa Indonesia.
bangsa Indonesia yang bersifat Pancasila lebih di dorong oleh
universal, sehingga nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa,
pancasila menjadi sumber segala sehingga proses pembangsaan selalu
sumber. Pancasila sebagai orientasi dihadapkan pada tantangan baru.
paradigmatik bagi ilmu, khususnya Pancasila sebagai ideologi
bagi ilmu-ilmu sosial yang negara Indonesia memiliki nilai-nilai
dikembangkan negara atau bangsa yang terkandung dalam setiap sila-
non-Barat. Bangsa-bangsa non Barat sila Pancasila. Ketuhanan Yang
memiliki sejarah, budaya, dan Maha Esa yang terdapat pada sila
pandangan hidup yang spesifik, pertama terkandung nilai, bahwa
sehingga mempunyai keniscayaan negara yang didirikan sebagai
dalam interaksinya dengan ilmu perwujudan tujuan manusia sebagai
pengetahuan modern. Menurut makhluk Tuhan yang Maha Esa,
Sutrisno (2006:88), Pancasila adalah sehingga segala hal yang berkaitan
suatu Philosofische grondslag, suatu dengan pelaksanaan dan
Weltanschauung yang diusulkan olen penyelenggaraan negara bahkan
Bung Karno di depan sidang moral negara, moral penyelenggaraan
BPUPKI 1 Juni 1945 sebagai dasar negara, politik negara, pemerintahan
bagi negara Indonesia yang negara, hukum dan peraturan
perundang-undangan negara, terkandung nilai-nilai, bahwa hakikat
kebebasan dan hak asasi warga negara adalah sebagai penjelmaan
negara harus dijiwai nilai-nilai sifat kodrat manusia sebagai makhluk
Ketuhanan Yang Maha Esa. individu dan makhluk sosial.
Kemanusiaan yang adil dan beradab Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
yang terdapat pada sila kedua secara Indonesia pada sila kelima
sistematis didasari dan dijiwai oleh terkandung nilai-nilai yang
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan tujuan negara sebagai
sehingga di dalam sila kemanusiaan tujuan dalam hidup bersama, maka di
terkandung nilai-nilai, bahwa negara dalam sila kelima terkandung nilai
harus menjunjung tinggi harkat dan keadilan yang harus terwujud dalam
martabat manusia sebagai makhluk kehidupan bersama (kehidupan
yang beradab, sehingga dalam sosial). Kelima sila Pancasila
kehidupan kenegaraan terutama merupakan nilai-nilai luhur yang
dalam peraturan perundangundangan bersifat abstrak dan bersifat hierarki.
negara harus mewujudkan Nilai-nilai Ketuhanan menduduki
tercapainya tujuan ketinggian harkat hierarki yang tertinggi, karena
dan martabat manusia, terutama hak- menjadi sumber dari nilai-nilai
hak kodrat manusia sebagai hak dasar kemanusiaan, kebangsaan,
(hak asasi) harus dijamin dalam demokratis, dan 3 keadilan sosial,
peraturan perundang-undangan sedangkan nilai-nilai kemanusiaan
negara. menjadi sumber nilai kebangsaan,
Persatuan Indonesia yang demokrasi, dan keadilan sosial.
terdapat pada sila ketiga terkandung
nilai-nilai, bahwa negara adalah METODE
sebagai penjelmaan sifat kodrat Metode yang digunakan dalam
manusia monodualis yaitu sebagai penelitian ini yaitu metode yuridis
makhluk individu dan makhluk normatif dengan menggunakan data
sosial. Kerakyatan yang dipimpin sekunder yang diperoleh dari hasil
oleh hikmat kebijaksanaan dalam studi kepustakaan (library research).
permusyawaratan/perwakilan yang Bahan penelitian ini menggunakan
terdapat pada sila keempat bahan hukum primer dan sekunder.
Bahan hukum primer yang digunakan Pancasila sebagai falsafah
adalah Peraturan Desa Karanganyar negara merupakan hasil dari
Nomor 1 Tahun 2022 Tentang sebuah proses negosiasi dan
Pendirian Badan Usaha Milik Desa kompromi antara kalangan yang
Jadi jaya Desa Karanganyar. Metode beragam latar belakang agama
analisis yang digunakan dalam dan suku bangsa lewat
penelitian ini ialah analisis deskriptif- mekanisme demokrasi. Pancasila
kualitatif dengan metode pendekatan tidak menghendaki perwujudan
peraturan perundang-undangan negara agama sebagai
(statute representasi salah satu aspirasi
approach). keagamaan yang dapat
mematikan pluralitas kebangsaan.
Pancasila juga tidak menghendaki
HASIL & PEMBAHASAN perwujudan negara dengan
beraliran sekuler yang hampa
1. Kesesuaian Peraturan Desa agama dan tidak mau peduli
Tentang BUM Desa dengan Nilai- dengan urusan agama. Dari itu,
Nilai Pancasila sila ke satu “Ketuhanan Yang
Maha Esa” dalam kerangka
Peraturan Desa Karanganyar Tentang Pancasila merupakan usaha
BUM Desa dalam berbagai pasal pencarian titik temu dalam
pada umumnya sudah sesuai dengan mengamalkan komitmen etis
nilai-nilai Pancasila. Sila Ketuhanan dalam semangat
Kemanusian, Persatuan, Kerakyatan, gotong royong untuk
dan keadilan sudah dijadikan suatu menyediakan landasan moral
landasan dalam pendirian, yang kuat bagi peran publik dan
pengembangan, dan pemanfaatan politik berdasarkan moralitas,
hasil usaha BUM Desa pluralitas, dan mutikultural,
Menghormati hak asasi manusia
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha adalah merupakan agenda
Esa bersama umat manusia tanpa
pandangan “bulu”
keagamaannya. Maka lewat berarti Cinta akan kebijaksanaan,
Pancasila Sila Pertama atau mencintai kebenaran atau
“Ketuhanan Yang maha Esa” ini, pengetahuan.
seluruh penganut agama-agama Pada bagian awal peraturan desa
dapat tersentuh “religiusitas”nya, karanganyar nomor 1 tahun 2022
untuk tidak hanya menonjolkan tentang pendirian bumdes
“having a religion”nya. Lewat terdapat frasa yang berbunyi
“Ketuhanan Yang maha Esa” “Dengan Rahmat Tuhan yang
juga, dimensi spiritualitas Maha Esa” bermakna nilai-nilai
keberagamaan lebih terasa ketuhanan yang menjiwai proses
promising and challenging dan pembentukan dan materi
bukannya hanya terfokus pada peraturan tersebut. Indonesia
dimensi formalitas lahiriyah sebagai negara yang mengakui
kelembagaan agama. keberadaan Tuhan Yang Maha
Nilai Pancasila pada Sila Esa harus bersikap dan
Pertama sifatnya ialah berperilaku sesuai dengan nilai-
memperbaiki hubungan antara nilai ketuhanan, apalagi dalam
manusia dengan Tuhan dan proses pembentukan undang-
memperbaiki hubungan antara undang yang memiliki dampak
manusia dengan sesama manusia. yang luas bagi masyarakat harus
Sila-sila Pancasila merupakan dipertimbangkan, baik dari sisi
sistem filsafat pada hakikatnya materi dan isinya haruslah sesuai
merupakan suatu kesatuan dengan petunjuk Tuhan Yang
organik dan didalam sila-sila Maha Esa agar tujuan dalam
pada Pancasila itu saling undang-undang tersebut dapat
berkaitan, saling berhubungan terwujud.
bahkan saling mengkualifikasi. Kalimat bernilai ketuhanan itu
Pengertian Filsafat berasal dari bukan hanya sekedar formalitas
bahasa Yunani “Philein” yang dalam undang-undang melainkan
berarti Cinta dan “Sophia” yang sebagai bukti bahwa pembuat
berarti Kebijaksanaan. Jadi peraturan, dalam hal ini adalah
filsafat menurut asal katanya pemerintah desa benar benar
menjiwai dan melaksanakan nilai-
nilai ketuhanan dalam menjalankan
tugas dan fungsi mereka. Peraturan b. Nilai Kemanusiaan yang adil
yang dibuat demi terciptanya dan beradab
keadilan dan kesejahteraan
masyarakat banyak, harus terbebas Bab 1 pasal 1 ayat 11
dari kepentingan politik, ekonomi, Peraturan Desa Bumdes berbunyi
sosial, dan sebagainya yang dapat “Anggaran Rumah Tangga adalah
mempengarui proses pembentukan. aturan yang berisi tentang
Nilai ketuhanan diharapkan dapat penjabaran dan/ atau pelaksanaan
menjadi benteng agar peraturan dan aturan anggaran dasar memuat
hukum yang diciptakan bebas dari paling sedikit hak dan kewajiban,
berbagai kepentingan demi masa bakti, tata cara
terciptanya keadilan dan pengangkatan dan pemberhentian
kesejahteraan bersama. personil organisasi pengelola,
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa penetapan jenis usaha dan sumber
sudah memang seharusnya ada modal kegiatan BUM desa.”
dalam kehidupan masyarakat agar Maksud dari pasal 1 ayat 2 adalah
masyarakat bias memiliki sikap ART merupakan suatu aturan
saling hormat menghormati dan untuk melaksanakan anggaran
bekerja sama antara pemeluk dasar yang memuat hak dan
agama dan penganut kepercayaan kewajiban dari anggota BUM
yang berbeda-beda terhadap Tuhan desa. Pasal ini juga menetapkan
Yang Maha Esa. Dengan demikian bagaimana cara pengangkatan
cita-cita warga Desa Karanganyar dan pemberhentian personil /
akan terwujud karena masyarkatnya anggota sesuai dengan hak dan
saling menghormati, tidak tidak melanggar aturan atau
membeda-bedakan agama yang norma yang ada. Selain itu, pada
berbeda, dan hidup rukun sesuai pasal 1 ayat 16 berbunyi “Aset
dengan Pancasila sila pertama yaitu Desa adalah “Aset Desa adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa. barang milik Desa yang berasal
dari kekayaan asli milik Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban ayat 1b berbunyi “terdapat
APB Desa atau perolehan hak indikasi bahwa unit usaha BUM
lainnya yang sah.” Maksud dari Desa menyebabkan pencemaran
pasal 1 ayat 16 adalah asset desa dan/atau kerusakan bagi
diperoleh dari beban APB desa lingkungan dan kerugian
atau diperoleh dari hak lainnya masyarakat desa.” Hal ini
sesuai dengan aturan tertentu memiliki arti bahwa BUM Desa
didesa yang sah tidak ada dapat menutup suatu unit usaha
paksaan. Kedua pasal ini sesuai didesanya karena unit usaha
dengan nilai Pancasila ke-2 yaitu tersebut memiliki indikasi yang
kemanusiaan yang adil dan dapat mencemarkan atau merusak
beradab. Sila ke-2 memiliki nama baik bagi lingkungan
makna saling menghargai sesame masyarakat desa. Hal ini juga
manusia, tidak membeda-bedakan menambahkan kesesuaian dengan
ras suku dan agama, serta tidak nilai sila ke-2 dimana masyarakat
melanggar hak orang lain. Perlu juga memerlukan lingkungan
untuk menjaga hak karena hak yang aman dan memiliki
merupakan anugerah yang pandangan yang baik. Apabila
melekat pada diri manusia sejak suatu lingkungan warga
lahir dan diberi oleh Tuhan Yang masyarakat memiliki nama yang
Maha Kuasa dan bersifat mutlak. tercemar maka akan
Hak adalah kewenangan, menyebabkan kurangnya situasi
kekuasaan untuk berbuat sesuatu, yang kondusif dan tidak
kekuasaan yang benar atas tercapainya kehidupan
sesuatu, milik atau kepunyaan, lingkungan bermasyarakat yang
dan kewenangan dalam hukum. aman dan tentram. Namun pada
Kedua pasal ini juga mengangkat saat penutupan unit usaha BUM
hak untuk melaksanakan berbagai Desa sebagaimana dimaksud
aktivitas seperti pergantian pada ayat (1) atau Aset Desa
personil dan cara mendapatkan yang dikelola, dipakai sewa,
aset desa. Pada lampiran dipinjam, dan diambil
Peraturan Desa Bumdes pasal 8 manfaatnya oleh BUM Desa,
tidak dijadikan jaminan, ganti oleh Desa. Dari peraturan diatas
rugi, pemenuhan kewajiban atau diketahui bahwa seluruh
prestasi lain yang menjadi masyarakat ditampung untuk
tanggung jawab hukum unit kegiatan ekonomi atau
usaha BUM Desa (Lampiran pelayanan umum yang dikelola
Bumdes Pasal 8 ayat 3). desa. Hal ini sesuai dengan
Unit usaha BUM desa juga bunyi sila ke-3 pancasila
sesuai dengan perundang- “Persatuan Indonesia”, dalam
undangan karena pada bab 2 aturan tersebut tidak
pasal 3 ayat 4 disebutkan bahwa membedakan suku, agama, ras,
BUM Desa dapat memiliki dan budaya yang ada di Desa
dan/atau membentuk Unit Usaha Karanganyar. Hal ini dibuktikan
BUM Desa sesuai dengan dan sudah sesuai juga dengan
ketentuan peraturan perundang- penjelasan Pasal 87 UU Desa
undangan. Dan juga pada bab 3 menegaskan bahwa BUM Desa
pasal 8 ayat 1e yang berbunyi dibentuk oleh Pemerintah Desa
“sebab laim berdasarkan putusan untuk mendayagunakan segala
pengadilan dan/ atau sesuai potensi ekonomi, kelembagaan
dengan ketentuan peraturan perekonomian, serta potensi
perundang-undangan.” sumber daya alam dan sumber
daya manusia dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan
c. Nilai Persatuan dalam masyarakat Desa. Dalam
pendirian BUM Desa meningkatkan sumber
pendapatan Desa, BUM Desa
Pada pasal 2 peraturan Desa dapat menghimpun tabungan
Karanganyar Nomor 1 Tahun dalam skala lokal masyarakat
2022 tentang Maksud pendirian Desa, antara lain melalui
BUM Desa adalah sebagai upaya pengelolaan dana bergulir dan
menampung seluruh kegiatan di simpan pinjam. BUM Desa
bidang ekonomi dan/atau dalam kegiatannya tidak hanya
pelayanan umum yang dikelola berorientasi pada keuntungan
keuangan, tetapi juga 2014 bahwa BUMDes fungsinya
berorientasi untuk mendukung sama dengan BUMN, BUMD,
peningkatan kesejahteraan yaitu mengelola badan usaha
masyarakat Desa. BUM Desa yang didiriukan oleh desa
diharapkan dapat tersebut (Putry dkk, 2018). Bila
mengembangkan unit usaha dianalisis menurut Pancasila
dalam mendayagunakan potensi pada sila ke-3 yang memiliki
ekonomi. Dalam hal kegiatan bunyi, Persatuan Indonesia,
usaha dapat berjalan dan dalam ayat (6) diketahui bahwa
berkembang dengan baik, sangat pelayanan bersifat umum untuk
dimungkinkan pada saatnya semua masyarakat tanpa ada
BUM Desa mengikuti badan perbedaan yang ada. Hal ini
hukum yang telah ditetapkan sesuai dengan nilai dari Pancasila
dalam ketentuan peraturan sila ke-3, yaitu tidak
perundang-undangan membedakan satu sama lain,
(Wardhana, 2021). bersama-sama untuk memakai
Kemudian, pada pasal 4 ayat layanan yang ada (Rosyada,
(6) dan (10) pada Peraturan Desa 2014). Kemudian, pada ayat (10)
Karanganyar tentang fungsi tentang rencana kerja sama
BUM Desa : (6) pelayanan dengan pihak lain. Hal ini sesuai
kebutuhan dasar dan umum bagi dengan nilai Pancasila sila ke-3,
masyarakat Desa;(7) peningkatan yaitu melakukan Kerjasama atau
kemanfaatan dan nilai ekonomi gotong royong dengan pihak lain
kekayaan budaya, religiusitas, (Alhafizh, 2021). Nilai nilai yang
dan sumber daya alam;(10) terkandung dalam sila Pancasila
mengembangkan rencana kerja tidak dapat dipisahkan satu sama
sama usaha antar desa dan/atau lain. Kelima sila merupakan
dengan pihak ketiga. Menurut suatu kesatuan yang bersifat
analisis, peraturan pada Desa sistematis (Permana & Mursidi,
Karanganyar tersebut sudah 2020).
sesuai dengan penjelasan Pasal Pasal 5 pada Peraturan Desa
87 ayat (1) PP Nomor 43 tahun Karanganyar tentang pengelolaan
BUM Desa yang dilaksanakan melibatkan kepentinagan
berdasarkan semnagat masyarakat Desa melewati suatu
kekeluargaan dan forum diskusi dengan berbagai
kegotongroyongan dengan pihak yang berkepentingan.
prinsip: professional; terbuka dan Adanya partisipasi
bertanggung jawab; partisipatif; masyarakat pada
akuntabel dan transparan; prioritas penyelenggaraan pemerintahan
sumber daya lokal; dan desa ini juga bagian bentuk dari
berkelanjutan. Hal tersebut sesuai kehidupan masyarakat desa yang
dengan nilai Pancasila yaitu, sila merupakan suatu wujud
ke-3 yaitu tentang gotong royong komunitas yang bisa mengurus
yang dilakukan oleh warga desa dirinya sendiri. Nilai musyawarah
Karanaanyar. Seperti halnya ini penting dan berkaitan dengan
menurut Dewantara, gotong sila keempat Pancasila. Adapun
royong dinyatakan dalam Pemahaman mengenai sila
Pancasila yaitu sila ke-3. keempat, Pancasila pada
pelaksanaannya tidak dapat
d. Nilai Kerakyatan melalui dipisahkan antara sila yang satu
Prinsip Musyawarah dalam dengan sila-sila yang lainnya.
mendirikan BUM Desa Lebih jauh lagi, para bapak
pendiri negara Indonesia
Pada Pasal 3 Ayat 1 merumuskan dasar hukum
Peraturan Desa Karanganyar musyawarah tidak hanya pada
Nomor 1 Tahun 2022 tentang tingkat nasional akan tetapi juga
Pendirian BUMdes yang berbunyi pelaksanaan musyawarah sebagai
“Desa Karangannyar mendirikan sistem pemerintahan baik pada
BUM Desa berdasarkan tingkat pusat maupun daerah
musyawarah Desa”. Dengan Berkaitan dengan
adanya musyawarah desa ini kepentingan bersama,
dapat memungkinkan musyawarah mufakat merupakan
keberlangsungan proses salah satu warisan budaya bangsa
pengambilan keputusan yang Indonesia, dan juga merupakan
salah satu nilai dasar yang tertera musyawarah ditemukan cara
pada Sila ke empat Pancasila, untuk mempersatukan manusia,
yang diseluruh daerah tentunya mempersatukan golongan-
memiliki budaya musyawarah golongan dengan berbagai atribut
mufakat dengan nama dan di tengahtengah bergejolaknya
pelaksanaan yang berbedabeda. problema-problema umum, dan
Budaya musyawarah mufakat dengan musyawarah pula
tentunya harus terus dijaga dikembangkan tukar pikiran dan
keutuhannya, dilestarikan pendapat. Pelaksanaan
pelaksanaannya, dan musyawarah bagi kehidupan
dilaksanakan kegiataanya baik itu manusia lebih dari sekedar
di lingkungan sosial, keluarga, kepentingan politik suatu
maupun lingkungan pendidikan. kelompok maupun negara, karena
Yang membedakan tradisi ia merupakan karakter mendasar
(Bubalah) dengan budaya bagi kelompok masyarakat secara
musyawarah mufakat lainnya keseluruhan.
adalah makna tradisi (Bubalah) Di lain sisi, esensi
itu sendiri yang berarti berkumpul musyawarah sebagai sistem
bersama/ duduk bersama untuk penyusunan hukum merupakan
menyambung tali kekeluargaan, cara untuk mengetahui dan
pelaksanaannya yang mana tradisi menghimpun kebenaran
(Bubalah) dilaksanakan pada pendapat-pendapat melalui
malam hari, dan penentuan diskusi ilmiah. Cara seperti ini
keputusan dari (Bubalah) yang memberikan peluang besar bagi
murni berdasarkan hasil para peserta untuk berdialog
kesepakatan bersama.. dengan landasan argumentasi
Esensi musyawarah ilmiah. Musyawarah memegang
menunjukkan realitas persamaan peranan penting sebagai perisai
kedudukan dan derajat manusia, rakyat, kerena ia merupakan
kebebasan berpendapat dan hak wahana bagi rakyat dalam
kritik serta pengakuan terhadap menyampaikan kehendak dan
kemanusiaan itu sendiri. Dengan pemikirannya, dan musyawarah,
dapat menghindarkan pemimpin untuk mengembangkan
dari sikap semena-mena dan pertumbuhan ekonomi. Menurut
menjauhkannya dari KBBI, keadilan sosial adalah
kecenderungan menjadi thagut kondisi sarana atau proses yang
(pelanggar batas) dan berlaku menjelaskan keseimbangan hak
zalim dan kewajiban manusia,
keadilan, diskriminasi, dan
e. Nilai Keadilan Sosial adanya keseimbangan dalam
bermasyarakat, bernegara, dan
Nilai-nilai keadilan sosial kehidupan bernegara (Astuti,
tercermin dalam Sila Kelima 2020).
Pancasila, kewajiban keadilan Analisis nilai Pancasila pada
sosial bagi seluruh rakyat sila ke-5 ini dalam Peraturan
Indonesia. Sila ke-5 Pancasila Desa Karanganyar Nomor 1
diilhami oleh Sila 1, 2, 3 dan 4 Tahun 2022 Tentang Pendirian
Pancasila. Keadilan sosial Badan Usaha Milik Desa Jadi
seluruh rakyat Indonesia Jaya Desa Karanganyar dapat
diperlakukan secara adil di dilihat pada pasal 3 tentang
semua bidang hukum, politik, Pendirian BUM Desa bertujuan:
masyarakat, ekonomi dan (a) melakukan kegiatan usaha
budaya. Penerapan nilai keadilan ekonomi melalui pengelolaan
sosial bagi seluruh rakyat usaha, serta pengembangan
Indonesia berkaitan dengan investasi dan produktivitas
pemerataan pembangunan dan perekonomian, dan potensi
hasil-hasil pembangunan terkait Desa; (b) melakukan kegiatan
dengan terwujudnya pemerataan pelayanan umum melalui
kemakmuran seluruh rakyat penyediaan barang dan/atau jasa
Indonesia dalam sistem serta pemenuhan kebutuhan
perekonomian yang dibangun umum masyarakat Desa, dan
sebagai usaha bersama mengelola lumbung pangan
berdasarkan asas kekeluargaan, Desa; (c) memperoleh
yang meliputi segala upaya keuntungan atau laba bersih bagi
peningkatan pendapatan asli diketahui bahwa pelayanan
Desa serta mengembangkan bersifat umum untuk semua
sebesar-besarnya manfaat atas masyarakat tanpa ada perbedaan
sumber daya ekonomi yang ada. Hal ini sesuai dengan
masyarakat Desa; (d) nilai dari Pancasila sila ke-5,
pemanfaatan Aset Desa guna yaitu tidak membedakan satu
menciptakan nilai tambah atas sama lain, bersama-sama untuk
Aset Desa; dan (e) memakai layanan yang ada
mengembangkan ekosistem (Rosyada, 2014). Pada ayat (7)
ekonomi digital di Desa. Dari tentang peningkatan
pasal tersebut dapat disimpulkan kemanfaatan dan nilai ekonomi
bahwa pendirian BUM Desa ini kekayaan budaya, religiusitas,
bertujuan untuk dan sumber daya alam. Untuk
menyejahterakan masyarakat ayat 7 ini, aspek peningkatan
desa setempat dari berbaai kemanfaatan dan nilai ekonomi
aspek. Hal tersebut apabila kekayaan yang ada tanpa
dianalisis menurut nilai menonjolkan salah satu aspek
Pancasila, maka masuk pada saja, sehingga bisa dikatakan
nilai sila ke-5, yaitu bahwa pasal tersebut masuk
menyejahterakan masyarakat kedalam nilai Pancasila, sila ke-
desa tanpa membeda-bedakan 5 dengan tidak membeda-
derajat. Yang memiliki arti bedakan aspek yang ada
bersifat adil (Ibid dalam Charda, (Rosyada, 2014).
2018: 36-38) dalam
(Benjamin, 2019).
Kemudian, pada pasal 4 SIMPULAN
ayat (6) dan (7) pada Peraturan Peraturan desa karanganyar nomor 1
Desa Karanganyar Nomor 1 tahun 2022 tentang pendirian bumdes
Tahun 2022 tentang fungsi BUM yang terdapat frasa berbunyi “Dengan
Desa: (6) Pelayanan kebutuhan Rahmat Tuhan yang Maha Esa” sudah
dasar dan umum bagi sesuai dengan sila pertama yang
masyarakat Desa. Pada ayat 6 ini bermakna nilai-nilai ketuhanan yang
menjiwai proses pembentukan dan Astuti, N. K. (2020). Penerapan Nilai-
Nilai Keadilan Sosial Dalam
materi peraturan tersebut. Peraturan
Konstitusi Ekonomi. to-ra, 6(3),
Desa tentang pendirian BUM Desa 329-354.
sudah sesuai dengan sila 2, yaitu Gani Wardana, A. (2021, October 12).
ANALISIS KESESUAIAN
bersangkutan tentang hak manusia. PENGATURAN BADAN USAHA
Peraturan Desa tentang pendirian MILIK DESA DENGAN NILAI-
NILAI PANCASILA. AL WASATH
BUMDesa sudah sesuai dengan nilai Jurnal Ilmu Hukum, 2(2), 61 - 76.
kerakyatan melalui prinsip musyawarah https://doi.org/https://doi.org/10.47
776/alwasath.v2i2.180
dalam mendirikan BUM Desa. eraturan Permana, B. I., & Mursidi, A. (2020).
Desa Karanganyar Nomor 1 Tahun 2022 PERANAN TENTANG NILAI
GOTONG ROYONG SEBAGAI
tentang pendirian BUM Desa pada pasal
BENTUK PENERAPAN SILA
3 tentang tujuan pendirian BUM Desa KE-TIGA PANCASILA DI DESA
dan pasal 4 ayat (6) dan (7) tentang WONOREJO KECAMATAN
BANYUPUTIH KAB.
fungsi BUM Desa sudah sesuai dengan SITUBONDO. Citizenship Jurnal
Pancasila Sila ke-5. Kesimpulan yang Pancasila dan
Kewarganegaraan, 8(1), 13-20.
dapat diambil dari analisis yang PRATIWI, Yesi Eka; SUNARSO,
kelompok kami lakukan dapat diketahui Sunarso. PERANAN
MUSYAWARAH MUFAKAT
bahwa peraturan Desa tentang pendirian (BUBALAH) DALAM
BUMDesa sesuai dengan kelima nilai MEMBENTUK IKLIM
AKADEMIK POSITIF DI PRODI
yang ada dalam pancasila. PPKN FKIP
UNILA. Sosiohumaniora, [S.l.], v.
20, n. 3, p. 199-206, nov. 2018.
ISSN 2443-2660. Available at:
<http://journal.unpad.ac.id/sosiohu
maniora/article/view/16254/9023>.
Putri, N. (2020). Strategi Guru dalam
DAFTAR RUJUKAN Pengembangan Nilai Paktis Sila
Ke-5 Pancasila Pada
Pembelajaran Tematik di Kelas
Alhafizh, M. F., Effendi, C., Musthofa, Rendah Sekolah Dasar (Doctoral
R. F., & Najmura, T. A. (2021). dissertation, FKIP).
KAITAN SILIH ASIH, SILIH
Putry, M. A. M., Danil, E., & Oktarina,
ASAH, DAN SILIH ASUH
N. (2018). Analisis terhadap Akta
DENGAN SILA KE-3
Pendirian Badan Usaha Milik Desa:
PANCASILA SEBAGAI
Studi Akta Pendirian Badan Usaha
IDEOLOGI NEGARA DAN
Milik Desa Taratak Bancah
FALSAFAH NEGARA. Jurnal
Kewarganegaraan, 5(2), 671-680.
Sejahtera. Lambung Mangkurat
Law Journal, 3(2), 217-228.
Ridlwan, Zulkarnain. 2015. “Payung
Hukum Pembentukan
BUMDes”. Fiat Justisia: Jurnal
Ilmu Hukum 7 (3).
https://doi.org/10.25041/fiatjustisia
.v7no3.396.
Rosyada, D. (2014). Pendidikan
multikultural di Indonesia sebuah
pandangan konsepsional. Sosio-
Didaktika: Social Science
Education Journal, 1(1), 1-12.
Rosyada, D. (2014). Pendidikan
multikultural di Indonesia sebuah
pandangan konsepsional. Sosio-
Didaktika: Social Science
Education Journal, 1(1), 1-12.
Wardana, A. F. G. (2021). ANALISIS
KESESUAIAN PENGATURAN
BADAN USAHA MILIK DESA
DENGAN NILAI-NILAI
PANCASILA. AL WASATH
Jurnal Ilmu Hukum, 2(2), 61-76.

Anda mungkin juga menyukai