Anda di halaman 1dari 6

Pluralisme vs Unifikasi

Pluralisme Unifikasi
Pengertian Pengertian Pluralisme Hukum (legal Sentralisme hukum bisa dimaknai dalam
pluralism) kerap diartikan sebagai hal ini unifikasi hukum. Dalam kamus
keragaman hukum, yaitu hadirnya Bahasa Indonesia unifikasi diartikan
lebih dari satu aturan hukum dalam sebagai “hal menyatukan, penyatuan,
sebuah lingkungan sosial. dan menjadikan seragam.

Pluralisme Hukum adalah adanya Sentralisme hukum memaknai hukum


lebih dari satu tatanan hukum dalam sebagai “hukum negara” yang berlaku
suatu arena sosial, oleh sebab itu seragam untuk semua orang yang berada
setiap kehidupan masyarakat terdapat di wilayah yurisdiksi negara tersebut.
berbagai macam pilihan-pilihan Dengan demikian, hanya ada satu hukum
hukum yang ingin dicapai sesuai yang diberlakukan dalam suatu negara,
dengan kedudukannya masing- yaitu hukum negara. Hukum hanya dapat
masing. dibentuk oleh Lembaga negara yang
ditugaskan secara khusus untuk itu.
Tujuan 1. Untuk mendorong pengakuan 1. Untuk lebih menjamin kepastian
keberadaan masyarakat adat oleh hukum
negara 2. Untuk lebih memudahkan masyarakat
2. Membela tanah-tanah masyarakat dalam mengetahui dan menaatinya.
yang diambil paksa oleh negara 3. Sedapat mungkin mencegah
atau pelaku swasta kesimpangsiuran pengetahuan
3. Dipakai untuk mengangkat masyarakat tentang hukum yang
kembali keberadaan hukum adat, berlaku
dalam upaya untuk melindungi 4. Sedapat mungkin mencegah berbagai
sumber daya alam yang dimiliki penyelewengan hukum baik yang
masyarakat adat dari perampasan- tidak disengaja maupun yang
perampasan yang diabsahkan disengaja
hukum negara 5. Sedapat mungkin mencegah keadaan
berlarut-larut dari tidak mengertinya
masyarakat mengenai hukum mana
yang berlaku bagi dirinya, bila
seandainya hukum itu belum
diunifikasikan.
Faktor yang Faktor historis dapat dikatakan 1) Kekuatan tradisi dan agama
Mempengaruhi sebagai penyebab lahir dan Indonesia memiliki keragaman
munculnya pluralisme yang berakibat budaya, tradisi, dan agama yang kuat
bangsa Indonesia mempunyai di masyarakatnya. Nilai-nilai dan
perbedaan suku,bahasa, budaya, praktik-praktik tradisional sering kali
agama, dan ras. Namun dalam terkait erat dengan agama dan
perkembangannya, hukum yang memiliki pengaruh yang signifikan
dianut oleh bangsa kita adalah dalam kehidupan sehari-hari
sebagai berikut: masyarakat.
1) Hukum Adat 2) Pandangan tradisional tentang
2) Hukum Islam kehidupan keluarga
3) Sistem Hukum Cicil Law Indonesia memiliki sistem nilai dan
pandangan tradisional yang kuat
tentang kehidupan keluarga.
Beberapa aspek kehidupan keluarga,
seperti pernikahan, warisan, dan
hukum keluarga, masih diatur oleh
adat atau agama tertentu.
3) Pandangan tentang hubungan
antar daerah dalam kelompok
bangsa
Indonesia adalah negara kepulauan
dengan berbagai suku, budaya, dan
adat istiadat yang berbeda di setiap
daerahnya. Pandangan tentang
hubungan antar daerah dalam
kelompok bangsa dapat
mempengaruhi pelaksanaan unifikasi
hukum. Terkadang terdapat
keinginan untuk mempertahankan
otonomi daerah dan menjaga
identitas budaya lokal. Hal ini dapat
menghambat proses unifikasi hukum
yang bersifat sentralistis.
Kodifikasi vs Judge-made law
Kodifikasi Judge-Made Law
Pengertian kodifikasi hukum adalah the process Definisi dan arti kata Judge Made Law
of compiling, arranging, and adalah pembentukan hukum oleh hakim.
systematizing the laws of a given Istilah ini dikenal kuat dalam sistem
jurisdiction, or of a discrete branch hukum common law atau Anglo Saxon
of the law into an ordered code. yang menempatkan pengadilan sebagai
pusat supremasi dalam konteks hukum.
Yang mana jika diartikan, kodifikasi
hukum adalah proses menyusun, Oleh karena itu, setiap pertimbangan dan
mengatur, dan mensitemasisasikan putusan yang dilakukan oleh pengadilan
hukum dari yurisdiksi tertentu, atau
melalui tangan hakim merupakan suatu
dari cabang hukum yang terpisah ke
ketentuan yang mengikat untuk
dalam kode yang teratur. penyelesaian sengketa-sengketa yang
sama dimasa yang akan datang. Daya
Berdasarkan bentuk hukumnya terdiri ikat tersebutlah yang disebut dengan
dari: hukum yang berasal dari tangan hakim.
A. Hukum tertulis, memiliki makna, Untuk konteks Indonesia yang
hukum yang dimuat tertulis dalam berpedoman pada Sistem Hukum Eropa
berbagai peraturan perundang- Kontinental/Civil Law, pertimbangan
undangan. dan putusan hakim bukan suatu hal yang
B. Hukum tak tertulis, yakni hukum mengikat secara mutlak kepada pihak
yang bersumber dari ketiga di luar perkara.
keyakinanmasyarakat, sifatnya tidak
tertulis namun ditaati dan berlaku
bagi orangyang menganutnya
Tujuan 1. Kepastian Hukum Mengharuskan para hakim untuk
2. Penyederhanaan Hukum menganalisa dari berbagai perspektif
3. Kesatuan Hukum untuk membuat putusan karena akan
menimbulkan akibat hukum yang lebih
luas.
Faktor yang Fungsi kodifikasi hukum adalah Penemuan hukum merupakan kegiatan
Mempengaruhi untuk mengatasi tidak adanya utama dari Hakim dalam melaksanakan
kepastian hukum dan kesatuan hukum Undang-undang apabila terjadi peristiwa
di suatu negara. konkrit. Undang-undang sebagai kaedah
umumnya adalah untuk melindungi
Di Indonesia, sebelum adanya kepentingan manusia. Oleh sebab itu
kodifikasi atau hukum nasional, harus dilaksanakan/ditegakkan.
hukum yang berlaku adalah hukum
adat. Indonesia terdapat 19 macam
masyarakat hukum adat atau
rechtsgemeenschappen. Tiap-tiap
rechtsgemeenschap ini memiliki
hukum adatnya sendiri yang berbeda
dengan hukum adat di
rechtsgemeenschap yang lain,
sehingga bagi keseluruhan wilayah
Indonesia tidak ada kesatuan dan
kepastian hukum.

Di masa itu, secara nasional tidak


terdapat kesatuan hukum dan
kepastian hukum. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan hukum antara masing-
masing daerah. Kemudian, demi
adanya kesatuan dan kepastian
hukum, Indonesia memerlukan
hukum yang bersifat nasional dan
berlaku bagi seluruh warga negara
Indonesia. Oleh karenanya,
diperlukan kodifikasi hukum
Indonesia.
Hukum Adat vs Konsep Hukum Baru
Hukum Adat Konsep Hukum Baru
Pengertian Hukum adat adalah hukum kebiasaan
yang artinya aturan dibuat dari
tingkah laku masyarakat yang tumbuh
dan berkembang sehingga menjadi
sebuah hukum yang ditaati secara
tidak tertulis.

Hukum adat diakui oleh negara


sebagai hukum yang sah. Setelah
Indonesia merdeka, dibuatlah
beberapa aturan yang dimuat dalam
UUD 1945, salah satunya mengenai
hukum adat.

Seperti salah satu dasar hukum


berikut ini, yaitu pasal 18B ayat 2
UUD Tahun 1945:
“Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang diatur
dalam undang-undang”
Tujuan 1. Hukum adat merumuskan
keteraturan perilaku mengenai
peranan
2. Perilaku-perilaku dengan segala
akibat-akibatnya dirumuskan
secara menyeluruh
3. Pola penyelesaian sengketa yang
kadang bersifat simbolis
Faktor yang 1. Magis dan animisme
Mempengaruhi Pengaruh faktor magis dan
animisme di Indonesia
berpengaruh besar dalam
perkembangan hukum adat. Hal
ini bisa dilihat dari upacara-
upacara adat yang bersumber
pada kekuasaan serta kekuatan
gaib hingga kepercayaan
animisme pada alam semesta atau
pemujaan terhadap roh-roh
leluhur.
2. Faktor agama
Pengaruh faktor agama juga
merupakan salah satu yang cukup
besar dalam perkembangan
hukum adat. Mulai dari masuknya
agama Hindu pada abad ke 8,
agama Islam pada abad ke 14, dan
agama Kristen yang dibawa
pedagang-pedagang Barat.
3. Faktor kekuasaan yang lebih
tinggi
Maksud dari kekuasaan yang
lebih tinggi adalah kekuasaan
raja, kepala kuria, nagari dan
sejenisnya. Tidak semua raja yang
pernah berkuasa baik, ada juga
raja yang bertindak sewenang-
wenang bahkan tidak jarang
keluarga dan lingkungan kerajaan
ikut serta dalam menentukan
kebijaksanaan kerajaan. Misalnya
penggantian kepala-kepala adat
banyak diganti oleh orang-orang
kerajaan tanpa menghiraukan adat
istiadat bahkan menginjak-injak
hukum adat yang ada dan berlaku
di dalam masyarakat tersebut
4. Adanya kekuasaan asing
pengaruh kekuasaan penjajah
Belanda turut mempengaruhi
perkembangan hukum adat di
Indonesia. Orang-orang Belanda
kala itu membawa alam pikiran
barat yang individualisme. Hal ini
jelas bertentangan dengan alam
pikiran adat yang bersifat
kebersamaan.

Anda mungkin juga menyukai