Anda di halaman 1dari 6

Vol. 3. No.

2 Nopember 2018

PENGARUH METODE PEREBUSAN TERHADAP UJI FITOKIMIA


DAUN MANGROVE Excoecaria agallocha

Dian Puspitasari1
Universitas Asahan Kisaran Sumatera Utara1
di_dianri@yahoo.com
Desrita2
Universitas Sumatera Utara2

Abstrak
Metabolit sekunder merupakan senyawa yang digunakan untuk menunjang kehidupan organisme,
akan tetapi tidak vital dan memiliki aktifitas dibidang farmakologi dan biologi. Mangrove jenis E.
agallocha memiliki banyak manfaat yang berhubungan dengan bidang farmakologi seperti
antibakteri, antijamur dan antioksidan. Hal ini disebabkan karena memiliki senyawa metabolit
sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis senyawa bioaktif yang dimiliki
oleh daun mangrove jenis E. agallocha setelah mengalami proses perebusan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2018. Pengambilan sampel dilakukan secara
purposif sampling. Sampel daun mangrove jenis E. agallocha dibagi menjadi dua, yaitu sampel
kering (daun E. agallocha dikeringkan menggunakan oven pada suhu 45 0C) dan sampel basah
(daun E. agallocha direbus sampai mendidih). Skrining fitokimia dilakukan terhadap kedua sampel
daun mangrove jenis E. agallocha. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa terdapat
perubahan kandungan senyawa bioaktifnya. Senyawa bioaktif sampel kering yaitu alkaloid,
flavonoid, tanin dan saponin, sedangkan senyawa bioaktif pada sampel basah yaitu alkaloid dan
tanin.

Kata kunci: excoecaria agallocha, fitokimia, perebusan

Abstract
Secondary metabolites are compounds that are used to support the life of the organism, but not
essential and have activities in pharmacology and biology. Mangrove of E. agallocha has many
benefits that are related to pharmacology such as antibacterial, antifungal and antioxidant. It is
because having a secondary metabolite compounds. The purpose of this research is to know the
bioactive compound in the mangrove leaf E. agallocha after the process of boiling. This research
was carried out in March until April 2018. The sampling method is purposive sampling. Mangrove
leaf E. agallocha divided into two, namely dried samples ( E. agallocha leaf drained using the
oven at the temperature of 45 0C) and wet samples (E. agallocha leaf boiled). Phytochemical
screening is done in both of the mangrove leaf samples E. agallocha. The results of phytochemical
screening indicate that there is a change of bioactive compound. Dried samples bioactive
compounds are alkaloids, flavonoids, saponins, and tannins, while the bioactive compounds on wet
samples are alkaloids and tannins.

Keywords: excoecaria agallocha, phytochemical, boiling

1. PENDAHULUAN Bahan alam didefinisikan sebagai bahan


yang berasal dari alam yang meliputi
Fitokimia yaitu bahan-bahan atau
tumbuhan (hasil hutan dan budidaya
senyawa kimia yang dihasilkan oleh
pertanian), hewan (perikanan darat dan
tumbuhan dalam bidang kimia, dan dapat
laut) dan bahan mineral (bahan tambang).
diartikan sebagai metabolit sekunder
Tumbuhan merupakan sumber bahan
yang secara khusus dihasilkan oleh
alam yang paling banyak digunakan.
tumbuhan. Fitokimia merupakan senyawa
Bahan alam pada umumnya mengacu ke
kimia bukan nutrisi yang dihasilkan oleh
metabolit sekunder, apabila terkait
sel dari tumbuhan (Nugroho, 2017).

423 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 2 Nopember 2018

dengan bidang ilmu seperti farmasi, yang dimiliki daun mangrove jenis E.
dapat berbentuk ekstrak medisinal agallocha. Tujuan dari peneilitian ini
ataupun simplisia (Endarini, 2016; adalah untuk mengetahui jenis
Nugroho, 2017). Metabolit sekunder kandungan senyawa bioaktif yang masih
dihasilkan oleh organisme, dimana ada setelah dilakukan perebusan.
merupakan suatu senyawa dengan berat
molekul yang rendah dan dalam jumlah 2. METODE
yang kecil. Peranan metabolit sekunder
Penelitian ini dilaksanakan pada
yaitu sebagai komponen pendukung
bulan Maret sampai April 2018. Daun
(seperti digunakan untuk
mangrove Excoecaria agallocha yang
mempertahankan diri dari musuh dan
digunakan berasal dari vegetasi
hormon) dan bukan sebagai komponen
mangrove yang berada di Kabupaten
utama (seperti pertumbuhan dan
Batu Bara. Pengambilan sampel
reproduksi) (Nugroho, 2017). Bahan
dilakukan secara purposif atau purposive
alam yang berpotensi dalam bidang
sampling yaitu pengambilan sampel
medis salah satunya adalah mangrove
dilakukan dengan suatu tujuan tertentu
dari jenis Excoecaria agallocha.
dan tanpa dilakukan perbandingan
Mangrove jenis E. agallocha
dengan sampel yang berasal dari daerah
termasuk pohon dengan ketinggian yang
yang lain (Ningrum et al., 2016). Sampel
dapat mencapai 15 m. Kulit kayu
daun yang dipilih adalah daun yang
berwarna abu-abu sampai cokelat atau
memiliki ciri berwarna hijau tua (bukan
cokelat kemerahan, bagian dalam
yang berwarna hijau muda atau berwarna
berwarna hijau kekuningan, halus, tetapi
kemerahan). Daun dipotong dari
memiliki bintil. Akar menjalar di
tangkainya menggunakan gunting,
sepanjang permukaan tanah, seringkali
setelah itu dibersihkan dengan cara dicuci
berbentuk kusut dan ditutupi oleh
menggunakan air bersih. Berat daun yang
lentisel. Batang, dahan dan daun
diambil ± 500 gram. Proses yang terakhir
memiliki getah (warna putih dan lengket)
adalah pengeringan. Daun mangrove E.
yang dapat mengganggu kulit dan mata
agallocha dikeringkan dengan cara
(Tomlinson, 1994; Giesen et al, 2007;
dioven pada suhu 45 0C sampai 3 hari,
Mondal et al., 2016). Mangrove jenis E.
setelah itu dihaluskan.
agallocha telah diketahui memiliki
Daun mangrove E. agallocha
berbagai kegunaan, antara lain daunnya
yang dianalisis/diskrining fitokimianya
memiliki potensi sebagai larvasida
dibagi menjadi dua. Sampel pertama
(Rajeswari & Rao, 2015), antibakteri
adalah sampel kering yaitu daun
(Ravikumar et al., 2010; Dhayanithi et
mangrove jenis E. agallocha yang sudah
al., 2012; Dawane & Fulekal, 2017),
kering dan dihaluskan. Sampel yang
berpotensi sebagai antioksidan dan
kedua adalah sampel basah yaitu daun
antifilarial (Patra et al., 2009), dan
mangrove jenis E. agallocha yang telah
sebagai antikanker (Rifai et al., 2011).
dihaluskan (sebanyak ± 20 gram)
Kandungan senyawa bioaktif
kemudian direbus dengan air (sebanyak ±
dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu tinggi
200 mL) dengan kisaran suhu 85-90 0C
dapat merusak beberapa jenis dari
selama 15 menit. Selanjutnya, sampel
kandungan senyawa bioaktif tersebut
pertama dan sampel kedua dianalisa atau
(Ismarani, 2012; Muflihah, 2015;
dilakukan skrining fitokimianya, untuk
Yuliantari, 2017). Daun mangrove jenis
mengetahui jenis atau kandungan dari
E. agllocha diketahui memiliki
metabolit sekundernya. Jenis senyawa
kandungan senyawa bioaktif, suhu yang
bioaktif yang diuji yaitu alkaloid,
tinggi diduga juga berpengaruh terhadap
flavonoid, steroid/terpenoid, tanin dan
kandungan senyawa bioaktif yang

424 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 2 Nopember 2018

saponin. Data penelitian yang diperoleh sampel mengandung triterpenoid


kemudian dianalisa secara deskriptif. (Sulasiyah et al., 2018).
Cara analisis fitokimia adalah sebagai
berikut: Tanin
1 mL Sampel daun mangrove
Alkaloid jenis E. agallocha sebanyak 1 mL
1 mL Sampel daun mangrove ditambah dengan 2 mL metanol
jenis E. agallocha sebanyak 2 mL kemudian disaring, kemudian
ditambah dengan 2 mL HCl dan 4 mL ditambahkan 2 tetes FeCl3. Jika terbentuk
metanol, kemudian dipanaskan pada suhu warna coklat kemerahan, maka sampel
95 0C selama 5 menit, setelah itu positif mengandung flavonoid (Sulasiyah
didinginkan dan disaring. Filtrat et al., 2018).
digunakan untuk pengujian. Pengujian I:
1 mL filtrat ditambah 2 tetes reagen Saponin
Mayer, apabila terbentuk endapan warna Sampel daun mangrove jenis E.
putih, maka sampel mengandung agallocha sebanyak 1 mL ditambah
alkaloid. Pengujian II: 1 mL filtrat dengan 2 mL metanol, setelah itu
ditambah 2 tetes reagen Dragendodff, dipanaskan hingga hampir mendidih.
apabila terbentuk endapan warna jingga Sampel didinginkan dan dilakukan
coklat, maka sampel mengandung pengocokan sekitar 10 detik. Apabila
alkaloid (Sulasiyah et al., 2018). terbentuk buih yang stabil, maka sampel
mengandung saponin (Sulasiyah et al.,
Flavonoid 2018).
Pengujian I: Sampel daun
mangrove jenis E. agallocha sebanyak 1 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
mL ditambah dengan 2 mL metanol
3.1. Hasil
kemudian disaring. Filtrat sebanyak 1mL
ditambah 0,5 HCl pekat, 1 mg serbuk Perebusan daun mangrove jenis E.
logam Mg dan 1 mL amil alkohol. Jika agallocha dilakukan sampai mendidih.
terbentuk warna jingga atau merah Hal ini memiliki pengaruh terhadap
jingga, maka sampel positif mengandung kandungan senyawa bioaktif yang
flavonoid (Sulasiyah et al., 2018). dimiliki oleh daun mangrove tersebut.
Pengujian II: Sampel daun mangrove
jenis E. agallocha sebanyak 1 mL 3.1.1. Hasil Skrining Fitokimia
ditambah dengan 2 tetes HCl pekat, lalu Sampel Kering
dipanaskan diatas penangas air dan Skrining fitokimia dilakukan
dibiarkan selama 15 menit. Apabila untuk mendeteksi kandungan senyawa
terbentuk warna merah, maka sampel metabolit sekunder pada suatu bahan,
positif mengandung flavonoid (Minarno, dimana bahan tersebut dapat berasal dari
2015). tumbuhan maupun hewan. Hasil skrining
fitokimia sampel kering terdapat pada
Steroid/Triterpenoid Tabel 1.
1 mL Sampel daun mangrove Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Sampel
jenis E. agallocha sebanyak 1 mL Kering
ditambah 2 tetes asam asetat anhidrida No Senyawa Metabolit Keterangan
dan 2 tetes asam sulfat pekat. Apabila
Sekunder
terbentuk warna biru atau hijau, maka
sampel mengandung steroid. Apabila 1. Flavonoid +
terbentuk warna ungu atau jingga, maka
2. Alkaloid +

425 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 2 Nopember 2018

3. Triterpenoid/Steroid - sekundernya. Kandungan metabolit


sekunder sebelum direbus yaitu
4. Tanin + flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin.
5. Saponin + Setelah direbus, kandungan senyawa
metabolit sekundernya ada yang hilang
Keterangan: yaitu flavonoid dan saponin, sehingga
+ : Terdeteksi kandungan senyawa metabolit sekunder
- : Tidak Terdeteksi yang tersisa adalah alkaloid dan tanin.
Tabel 1 menunjukkan bahwa Flavonoid
kandungan senyawa bioaktif yang Flavonoid merupakan senyawa
terdapat pada sampel kering yaitu bioaktif yang memiliki tingkat
flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. penyebaran yang tinggi dan hampir
terdapat pada seluruh tanaman tingkat
3.1.2. Hasil Skrining Fitokimia tinggi (Redha, 2010, Endarini , 2016).
Sampel Basah Flavonoid memiliki banyak manfaat
Skrining fitokimia sampel basah dalam bidang farmakologi, diantaranya
diujikan terhadap air rebusan daun sebagai antioksidan dengan cara
mangrove jenis E. agallocha. Indikator menangkal adanya radikal bebas
adanya kandungan senyawa bioaktif pada (Satolom et al., 2015; Sulasiyah et al.,
uji ini yaitu adanya perubahan warna. 2018). Flavonoid terkandung pada
Hasil skrining fitokimia sampel basah sampel kering dan tidak terkandung pada
dapat dilihat pada Tabel 2. sampel basah. Hal ini diduga karena
kandungan tersebut telah rusak karena
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Sampel proses perebusan pada suhu tinggi.
Basah Pendapat yang sama dikemukakan oleh
No Senyawa Metabolit Keterangan Yuliantari (2017), bahwa suhu diatas 50
0C dapat menyebabkan rusaknya senyawa
Sekunder
flavonoid.
1. Flavonoid -
2. Alkaloid + Alkaloid
Alkaloid dalam bentuk bebas
3. Triterpenoid/Steroid - tidak larut dalam air tetapi larut dalam
4. Tanin + pelarut organik, walaupun ada yang larut
dalam air seperti pseudo alkaloid dan
5. Saponin - proto alkaloid. Alkaloid yang larut dalam
Keterangan: air yaitu garam alkaloid dan alkaloid
+: Terdeteksi quartener (Cordell, 1981). Potensi
- : Tidak Terdeteksi alkaloid dalam bidang farmakologi yaitu
memacu system syaraf, antimikroba,
Kandungan senyawa bioaktif antioksidan (Sulasiyah et al., 2018),
yang terdapat pada sampel basah setelah sebagai anti diare dan anti diabetes
dilakukan skrining fitokimia yaitu (Ningrum et al., 2016) . Senyawa bioaktif
alkaloid dan tanin. alkaloid terdapat pada sampel kering dan
sampel basah. Lantah et al. (2017),
3.2. Pembahasan menyatakan bahwa alkaloid memiliki
sifat tidak tahan panas. Akan tetapi, pada
Perebusan terhadap daun penelitian ini ditemukan alkaloid pada
mangrove jenis E. agallocha berdampak hasil skrining fitokimia setelah proses
pada kandungan senyawa metabolit perebusan.

426 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 2 Nopember 2018

Tanin 4. KESIMPULAN
Tanin terdapat dalam tanaman
Metode perebusan terhadap daun
dan disintesis didalam tubuhnya
mangrove jenis E. agallocha yang telah
(Hidayah, 2016). Tanin merupakan
dikeringkan berpengaruh terhadap
senyawa fenolik polimer dengan berat
kandungan senyawa bioaktifnya.
molekul yang besar. Potensi tanin dalam
Kandungan senyawa bioaktif yang
bidang kesehatan yaitu sebagai
terdapat pada sampel daun kering yaitu
antioksidan (Sulasiyah et al., 2018). Pada
flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin.
sampel kering dan sampel basah terdapat
Setelah direbus, maka kandungan
kandungan tanin. Pada proses perebusan
senyawa bioaktif dalam air rebusan daun
yaitu dengan suhu yang tinggi, tanin
kering adalah alkaloid dan tanin.
masih terkandung didalam daun
mangrove E. agallocha. Ismarani (2012),
menyatakan bahwa salah satu sifat kimia DAFTAR PUSTAKA
tanin adalah larut dalam air, sehingga
Cordell, G.A. (1981). Introduction to
apabila dilarutkan dalam air panas akan
Alkaloid, A Biogenic Approach. A.
menyebabkan kelarutannya semakin
Willey Interscience Publication. John
besar dan meningkat. Sesuai dengan
Willey and Sons. New York.
pendapat dari Muhammad et al. (2015),
Dawane, V dan M.H. Fulekar. (2017).
bahwa pada suhu tinggi menyebabkan
Quantification ol Lupeol In
inaktivasi enzim katekol oksidase dan
Excoecaria agallocha Leaf, Stem
sedikit reaksi enzimatis, sehingga
and Root by HPTLC. Int. Res. J.
kandungan tanin meningkat.
Biological S.ci., 6 (1).
Saponin
Dhayanithi N. M., T. T. A Kumar dan T.
Saponin merupakan surfaktan
Balasubramanian. (2012). Effect of
alami, dan akan membentuk busa apabila
Excoecaria agallocha Leaves Againt
dilakukan pengocokan yang kuat
Aeromonas hydrophila in Marine
(Minarno, 2016). Saponin dapat
Ornamental Fish, Amphiprion sebae.
ditemukan pada bagian akar, kulit, daun,
Indian J. Mar.Sci., 41 (1).
biji, dan buah dari suatu tanaman serta
Endarini, L.H. (2016). Farmakognisi dan
berfungsi sebagai system pertahanan diri
Fitokimia. Kementerian Keseharan
(Hidayah, 2016). Saponin memiliki sifat
Republik Indonesia: Jakarta Selatan.
fisika, kimia dan biologi yang spesifik,
Fahrunnida & R. Pratiwi. (2015).
sehingga berpotensi dalam bidang
Kandungan Saponin Buah, Daun dan
kesehatan yaitu sebagai obat (Sulasiyah
Tangkai Daun Belimbing Wuluh
et al., 2018). Peran saponin antara lain
(Averrhoa bilimbi L.). Seminar
sebagai antitussives, expectorants dan
Nasional Konservasi dan
anti-inflammatory (Fahrunnida &
Pemanfaatan Sumber Daya Alam.
Pratiwi, 2015). Saponin ditemukan pada
Giesen, W., S. Wulffraat, M. Zieren, & L.
sampel kering, akan tetapi tidak
Scholten., (2007), Mangrove
ditemukan pada sampel basah. Hal ini
Guidebook for Southeast Asia. FAO
diduga karena proses perebusan telah
and Wetlands International,
merusak kandungan saponin dalam
Dharmasarn Co, Bangkok, 511 p.
sampel basah. Muflihah (2015),
Hidayah, N. (2016). Pemanfaatan
menyatakan bahwa saponin rentan
Senyawa metabolit Sekunder
terhadap suhu yang tinggi. Senyawa
Tanaman (Tanin dan Saponin) dalam
bioaktif tersebut dapat mengalami
Mengurangi Emisi Metan Ternak
kerusakan apabila dipanaskan dengan
suhu tinggi.

427 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 2 Nopember 2018

Ruminansia. Jurnal Sain Peternakan Patra, J.K., T. K. Panigrahi, S. K. Rath,


Indonesia, 11(2). N. K. Dhal dan H. Thatoi. (2009).
Ismarani. (2012). Potensi Senyawa Phytochemical Screening and
Tannin dalam Menunjang Produksi Antimicrobial Assessment of Leaf
Ramah Lingkungan. Jurnal Extracts of ExcoecariaAgallocha L.:
Agribisnis dan Pengembangan A Mangal Species of Bhitarkanika,
Wilayah, 3(2). Orissa, India. Adv. in Nat. Appl. Sci.,
Lantah, P.L., L. A. D.Y. Montolalu & A. 3(2).
R. Reo. (2017). Kandungan Rajeswari, K dan T. Bhaskara Rao.
Fitokimia dan Kandungan (2015). Excoecaria agallocha Linn
Antikosidan Ekstrak Metanol (Euphrobiaceae) : An overview. J.
Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Chem. Pharm. Res., 7 (10).
Jurnal Media Teknologi Hasil Ravikumar, S., M. Muthuraja, P.
Perikanan, 5(3). Sivaperumal dan M. Gnanadesigan.
Minarno, E. B. (2015). Skrining (2010). Antibacterial Activity of the
Fitokimia dan Kandungan Total Mangrove Leaves Exoecaria
Flavonoid Pada Buah Carica agallocha Against Selected Fish
pubescens Lenne & K. Koch di Pathogens. Asian J. Med. Sci., 2(5).
Kawasan Bromo, Cangar, dan Redha, A. (2010). Flavonoid : Struktur,
Dataran Tinggi Dieng. El-Hayah, Sifat Antioksidatif dan Peranannya
5(2). dalam Sistem Biologis. Jurnal
____________, (2016). Analisis Berlian, 9(2).
Kandungan Saponin Pada Daun dan Rifai, Y., M. A. Arai., S. K. Sadhu., F.
Tangkai Daun Carica pubescens Ahmed & M. Ishibashi., (2011), New
Lenne & K. Koch. El-Hayah, 5(4). Hedgehog/GLI Signaling Inhibitors
Mondal, S., D. Ghoamakrishna. (2016). From Excoecaria agallocha, Bioorg.
A Complete Profile On Blind-Your- Med. Chem. Lett. 21.
Eye Mangrove Excoecaria agallocha Satolom, C. C., M. R. J. Runtuwene, & J.
L. (Euphorbiaceae) : Ethnobotany, Abidjulu. (2015). Isolasi Senyawa
Phytochestry, and Pharmacological Flavonoid Pada Biji Pinang Yaki
Aspects. Pharmacognosy Rev., 10 (Areca vestiaria Giseke). Jurnal
(10). MIPA UNSRAT Online, 4(1).
Muhammad, P. H., L. P. Wrasisati & A. Sulasiyah, P. R. Sarjono, & A. L. N.
A. M. Dewi Anggreni. (2015). Aminin. Antioxidant from Turmeric
Pengaruh suhu dan Lama Curing Fermentation Products (Curcuma
Terhadap Kandungan Senyawa longa) by Aspergillus Oryzae. Jurnla
Bioaktif Ekstrak Etanol Bunga Kimia Sains dan Aplikasi, 21(1).
Kecombrang (Nicolaia speciosa Tomlinson, P.B., (1994), The Botany of
Horan). Jurnal Rekayasa dan Mangrove, Cambridge University
Manajemen Agroindustri, 3 (4). Press, Melbourne, 404 p.
Ningrum, R., E. Purwanti., & Sukarsono. Yuliantari, N. W. A. (2017). Pengaruh
(2016). Identifikasi Senyawa Suhu dan Waktu Ekstraksi Terhadap
Alkaloid Dari Batang Karamunting Kandungan Flavonoid dan Aktivitas
(Rhodomyrtus tomentosa) Sebagai Antioksidan Daun Sirsak (Annona
Bahan Ajar Biologi Untuk SMA muricata L) Menggunakan
Kelas X. Jurnal Pendidikan Biologi Ultrasonik. (Skripsi).
Indonesia, 2 (3).
Nugroho, A. (2017). Teknologi Bahan
Alam. Lambung Mangkurat
University Press: Banjarmasin.

428 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora

Anda mungkin juga menyukai