Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekonomi Manajemen

Volume 3 Nomor 2 (November 2017) 104-113


http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jem
ISSN 2477-2275 (Print)

ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN,


KEMAMPUAN MANAJERIAL, JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN
MOTIVASI SEBAGAI FAKTOR PENENTU KINERJA OPERASIONAL
Ade Komaludina,*, Nisa Noor Wahidb
a,b
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi, Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya, Indonesia
*adekomaludin@unsil.ac.id

Diterima: September 2017. Disetujui: Oktober 2017. Dipublikasikan: November 2017.

ABSTRACT
Business actors furniture in Tasikmalaya City currently require performance improvement in
order to improve the quality and quantity to compete with imported products especially due to the era
of ASEAN Economic Community. So it takes research to determine the dominant cause to improve
operational performance. The purpose of this study is to determine the effect of ability to prepare of
financial reporting, managerial skills, motivation and entrepreneurial spirit of operational
performance. So in the short term management will know how the benefits obtained to improve business
performance. The method used is through the spreading of questionnaires to 50 SMEs Meubel in
Tasikmalaya City and analyzed using multiple regression. The result of the research shows that the
ability to prepare of financial reporting and motivation have positive effect to operational performance,
while managerial ability and entrepreneurial spirit have no effect to operational performance of SMEs
in Tasikmalaya City. Thus, it is expected that the furniture business actors can prepare financial reports
well and increase the motivation in order to have a better business performance.
Keywords: Operational Performance; SMEs; Tasikmalaya.
ABSTRAK
Pelaku usaha meubel di Kota Tasikmalaya saat ini membutuhkan peningkatan kinerja agar mampu
meningkatkan kualitas dan kuantitas untuk bersaing dengan produk impor terlebih akibat adanya era
pasar bebas ASEAN. Sehingga dibutuhkan penelitian untuk mengetahui penyebab dominan untuk
meningkatkan kinerja operasionalnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kemampuan menyusun laporan keuangan, kemampuan manajerial, motivasi dan jiwa kewirausahaan
terhadap kinerja operasional. Sehingga dalam jangka waktu pendek manajemen akan mengetahui
bagaimana manfaat-manfaat yang diperoleh untuk meningkatkan kinerja usahanya. Metode yang
digunakan yaitu melalui penyebaran kuesioner kepada 50 orang pelaku UKM Meubel di Kota
Tasikmalaya dan dianalisis menggunakan regresi berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan menyusun laporan keuangan dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja
operasional, sedangkan kemampuan manajerial dan jiwa kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap
kinerja operasional pelaku UKM meubel di Kota Tasikmalaya. Dengan demikian maka diharapkan para
pelaku usaha meubel dapat menyusun laporan keuangan dengan baik serta meningkatkan motivasi agar
dapat memiliki kinerja usaha yang lebih baik.
Kata Kunci: kinerja operasional; UKM; Tasikmalaya.
105
Ade Komaludin, Nisa Noor Wahid/ Jurnal Ekonomi Manajemen 3(2) (November 2017) 104-113

PENDAHULUAN karena itu, laporan keuangan sangat


berguna untuk menilai kinerja usaha dan
Dalam menjalani Asean Economic dapat membantu dalam menghadapi
Community (AEC) khususnya di tahun permasalahan dalam menjalankan usaha
2016 ini, UKM di Indonesia harus bisa khususnya UKM. Sehingga untuk
meningkatkan daya saing dan kualitas diri mencapai kinerja operasional yang baik
serta dapat menangkap setiap kesempatan salah satu cara adalah dengan melakukan
yang ada agar tetap bisa eksis dalam penyusunan laporan keuangan yang baik.
perekonomian nasional dan internasional. Namun, masalah yang terjadi adalah banyak
Termasuk UKM meubel yang ada di Kota pelaku UKM hanya mencatatat jumlah uang
Tasikmalaya yang saat ini banyak yang diterima/dikeluarkan, jumlah barang
mendapatkan persaingan dengan produk- yang dibeli/ dijual, dan jumlah piutang atau
produk sejenis yang ada di daerah lainnya. utang tidak mengikuti pedoman dalam
Secara umum, meski memiliki peran penyusunan Laporan Keuangan yang
yang strategis, mengembangkan kinerja sesungguhnya. Sehingga akan menyulitkan
UKM bukan hal yang mudah. mereka dalam mengukur dan membukikan
P ermasalahan bidang manajemen kinerja usahanya baik atau tidak.
khususnya dalam pengelolaan keuangan Peningkatan kinerja pada usaha mikro
dan penyusunan laporan keuangan kecil dan menengah akan berdampak luas
sangat berpengaruh terhadap pada perbaikan kesejahteraan rakyat karena
pengembangan kinerja UKM. Namun UMKM adalah tempat dimana banyak
pelaksanaan penyusunan laporan keuangan orang menggantungkan sumber
pada UKM termasuk di UKM Meubel di kehidupannya, dan merupakan aspek yang
Kota Tasikmalaya masih sangat lemah. menentukan keberhasilan suatu UMKM
Kelemahan ini dibuktikan dari hasil dalam persaingan dunia usaha yang
penelitian Sukmana dan Firmansyah semakin ketat. Tingkat kinerja yang dicapai
(2014) yang menunjukkan bahwa UMKM merupakan indikator seberapa
permasalahan tertinggi dalam rangka efisien UMKM tersebut dalam
penyusunan laporan keuangan yang mengkombinasikan sumberdaya
sesuai dengan standar (SAK-ETAP) yaitu ekonomisnya. Meskipun UMKM
karena manajemen yang tidak profesional mempunyai peran yang strategis,
dan tidak mengenal SAK ETAP. Hal ini mengembangkan kinerja UMKM bukan hal
disebabkan karena rendahnya pendidikan yang mudah. Kesulitan dalam mengukur
dan kurangnya pemahaman terhadap kinerja merupakan salah satu kendala bagi
Standar Akuntansi Keuangan serta tidak pengusaha dalam mengevaluasi kinerjanya.
adanya peraturan yang mewajibkan Hal ini disebabkan karena pengusaha
penyusunan laporan keuangan bagi UKM UMKM banyak berfokus pada kegiatan
dan pelaku UKM masih merangkap tugas operasionalnya sehingga pencatatan
dalam menjalankan usahanya di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan
pemasaran, kegiatan operasi, mengatur seringkali terabaikan. Tanpa pencatatan
SDM dan keuangan serta transaksi juga akuntansi dan pelaporan keuangan yang
masih sederhana. baik, evaluasi kinerja operasional UMKM
Laporan Keuangan merupakan suatu tidak mudah dilakukan. Hal ini dibuktikan
alat gambar kondisi usaha (apakah terjadi oleh hasil penelitian Whetyningtyas (2015)
kemajuan atau kemunduran), pengambil yang melakukan penelitian pada pengusaha
keputusan yang akurat dan tepat waktu bordir dan konveksi di Kabupaten Kudus
serta pertanggungjwaban pada manajemen menyebutkan bahwa kemampuan
serta yang terpenting secara mendasar menyusun laporan keuangan mempunyai
adalah pemahaman makna laba atau rugi pengaruh yang signifikan tehradap kinerja
yang diperoleh dari hasil usahanya. Oleh
106
Ade Komaludin, Nisa Noor Wahid/ Jurnal Ekonomi Manajemen 3(2) (November 2017) 104-113

operasional UKM. Akan tetapi berbeda lebih baik dengan hasil kinerja operasional
dengan Harahap (2014) dan Nurlaela yang tinggi. Hal ini seperti yang telah
(2015) yang menyebutkan bahwa dijelaskan oleh Sumanto (2004) dalam
kemampuan menyusun laporan keuangan hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan manajerial berpengaruh positif
kinerja UKM. terhadap kinerja. Namun berbeda dengan
Selain itu, faktor lain yang turut Nurhasmansyah dkk (2015) yang
mempengaruhi kinerja operasional UMKM menyebutkan bahwa kemampuan
yaitu kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial tidak berpengaruh terhadap
manajerial adalah sebagai proses atau kinerja Usaha.
kegiatan yang menjelaskanapa yang Tak kalah pentingnya adalah
dilakukan manajer pada operasional seseorang yang memiliki jiwa
organisasi mereka untuk merencanakan, kewirausahaan yang tinggi akan memiliki
mengorganisasikan, memprakarsai, dan keinginan yang besar untuk menjalankan
mengendalikan operasi. Mereka usaha dengan sebaik-baiknya. Sehingga
merencanakan dengan menetapkan strategi, jiwa kewirausahaan akan berbanding lurus
tujuan dan memilih arah pindahan yang dengan kinerja usahanya. Hal ini telah
terbaik untuk mencapai apa yang dibuktikan oleh hasil penelitian Hendrati
direncanakan. Menurut Hasibuan (2003) (2010), menyebutkan bahwa terdapat
kemampuan manajerial adalah kemampuan pengaruh yang signifikan dan positif jiwa
atau keahlian pimpinan untuk menjalankan kewirausahaan terhadap kinerja keuangan.
fungsi manajemen. Dalam bidang Tidak hanya cukup memiliki jiwa
manajemen, faktor kemampuan kewirausahaan, kebutuhan lainnya untuk
manajerial sangat penting dan meningkatkan kinerja usaha yaitu dengan
menentukan, karena faktor tersebut memiliki motivasi yang tinggi. Karena
berkaitan dengan aktivitas pokok suatu motivasi akan membangkitkan keinginan
organisasi yaitu memimpin organisasi dan keyakinan akan pekerjaan yang sedang
yang bersangkutan dalam usahanya dilakukan. Hasil penelitian Yusella (2016)
mencapai tujuan. yang menemukan bahwa motivasi
Pengalaman kerja adalah sebagai berpengaruh positif terhadap kinerja.
suatu ukuran tentang lama waktu ataumasa Oleh karena itu, berdasarkan paparan
kerjanya yang telah ditempuh seseorang dan beberapa hasil penelitian di atas, dalam
dalam memahami tugas–tugassuatu rangka meningkatkan kinerja operasional
pekerjaan dan telah melaksanakannya UKM Meubel di Kota Tasikmalaya, penulis
dengan baik (Foster, 2001). Dengan ingin meneliti mengenai pengaruh
demikian dapat dipahami bahwa kemampuan menyusun laporan keuangan,
pengalaman kerja menunjukkan berapa kemampuan manajerial, jiwa
lama agar individu bekerja dengan baik. kewirausahaan dan motivasi terhadap
Di samping itu pengalaman kerja meliputi kinerja operasional pada UKM Meubel di
banyaknya jenis pekerjaan atau jabatan Kota Tasikmalaya.
yang pernah diduduki oleh seseorang dan
lamanya mereka bekerja pada masing- METODE PENELITIAN
masing pekerjaan atau jabatan tertentu. Populasi dan Sampel
Pegawai dan pengusaha yang memiliki Populasi dalam penelitian ini adalah
pengalaman kerja lebih tinggi dibandingkan seluruh pelaku UKM Meubel yang ada di
pegawai dan pengusaha lainnya, memiliki Kota Tasikmalaya yang diperkirakan ada
lebih banyak informasi tentang bidang sebanyak 100 unit kerja yang beroperasi di
usaha yang mereka geluti, sehingga pada Tasikmalaya. Dari populasi yang ada, maka
akhirnya dapat menjalankan usaha dengan sampel yang diambil menggunakan rumus
107
Ade Komaludin, Nisa Noor Wahid/ Jurnal Ekonomi Manajemen 3(2) (November 2017) 104-113

Slovin. Adapun jumlah sampel sesuai Operasionalisasi Variabel


dengan rumus Slovin yaitu : Operasional variabel perlu
N didefinisikan dengan bertujuan untuk
n = ------------------- menjelaskan makna variabel penelitian.
1+N(e)2 Singarimbun (2003:23) memberikan
Dimana: pengertian tentang definisi operasional
n = ukuran sampel adalah unsur penelitian yang memberikan
N = ukuran populasi petunjuk bagaimana variabel itu diukur.
e = % kelonggaran ketidaktelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri
karena kesalahan pengambilan dari variabel bebas (independent variable)
sampel yaitu kemampuan menyusun laporan
sehingga jumlah sampel yaitu: keuangan (X1) dan kemampuan manajerial
100 (X2). Variabel terikat (dependent variable)
n= = 50 sampel
1+100(0,1)2 adalah kinerja operasional (Y). Untuk lebih
jelasnya variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Variabel Kemampuan menyusun laporan Kecerdasan Numerik Ordinal
Independen keuangan yang dimiliki pelaku UMKM Pemahaman Verbal
dalam penelitian ini lebih ditekankan Kecepatan Perseptual
Kemapuan pada kemampuan intelektual. Penalaran Induktif
menyusun laporan Kemampuan intelektual adalah Penalaran Deduktif
keuangan (X1) kemampuan yang dibutuhkan untuk Visualisasi Ruang
melakukan berbagai aktivitas mental, Ingatan
berpikir, menalar, dan memecahkan
masalah
(Robbins, 2008:56-66).
Variabel Kemampuan untuk memanfaatkan dan Perencanaan Ordinal
Independen menggerakkan sumber daya agar Pengorganisasian
dapatdigerakkan dan diarahkan bagi Pengawasan
Kemapuan tercapainya tujuan melalui kegiatan orang Penilaian
Manajerial (X2) lain
(Tangkilisan, 2005: 10)
Variabel wirausaha adalah orang yang berjiwa Percaya Diri Ordinal
Independen kreatif dan inovatif yang mampu Inisiatif
Jiwa Kewirausahaan mendirikan, membangun, Motif Berprestasi
(X3) mengembangkan, memajukan, dan Jiwa Kepemimpinan
menjadikan perusahaannya unggul Berani Mengambil resiko
Variabel suatu kerelaan untuk berusaha Semangat kerja Ordinal
Independen seoptimal mungkin dalam mencapai Loyalitas kerja
Motivasi tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh Perasaan bangga dengan tercapainya
(X4) kemampuan usaha untuk memuaskan sasaran/ target
beberapa kebutuhan individu Kebebasan menyampaikan pendapat
(Robbins, 2001:166) dan gagasan
Pengembangan potensi dan kemampuan
Variabel Dependen Seluruh hasil kerja yang diperoleh dari Kemampuan Meningkatkan Oset Ordinal
seluruh aktivitas usaha dalam beberapa Kemampuan Meningkatkan Pelanggan
Kinerja Operasional periode tertentu untuk mewujudkan Tidak Kesulitan Mengembalikan Kredit
(Y) tujuan organisasi atau perusahaan. Mampu Meningkatkan Keuntungan
(Harahap, 2014) Mampu Mengembangkan Modal
Lebih Cermat dalam mengambil
Keputusan
Lebih Cepat dalam Membaca Peluang
108
Ade Komaludin, Nisa Noor Wahid/ Jurnal Ekonomi Manajemen 3(2) (November 2017) 104-113

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel


HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Manajerial
Berdasarkan hasil sebaran Indikator Pearson Keterangan
kuesioner kepada responden sebanyak 50 Correlation
orang pelaku usaha kecil dan menengah KM 1 0,429 Valid
(UKM) meubel di Kota Tasikmalaya KM 2 0,787 Valid
mengenai pengaruh kemampuan menyusun KM 3 0,706 Valid
KM 4 0,762 Valid
laporan keuangan, kemampuan manajerial, KM 5 0,473 Valid
jiwa kewirausahaan dan motivasi terhadap KM 6 0,947 Valid
kinerja operasional, maka berikut adalah
Sumber: Output SPSS (data diolah)
hasil yang diperoleh dengan beberapa
tahapan pengujian. Berdasarkan table di atas dapat kita lihat
Hasil Analisis diawali dengan bahwa semua nilai pearson correlations
pengujian validitas atas kuesioner yang berada di atas 0,3 sehingga dinyatakan
disebar. Tabel berikut menunjukkan semua variable Kemampuan Manajerial
validitas setiap item kuesioner masing- adalah valid.
masing variabel. Variabel Jiwa Kewirausahaan
Variabel Kemampuan Menyusun Table berikut menjelaskan nilai
Laporan Keuangan signifikansi korelasi antar indicator yang
Tabel berikut menjelaskan nilai akan menilai apakah indicator yang
signifikansi korelasi antar indikator yang membentuk variable jiwa kewirausahaan
akan menilai apakah indikator yang telah valid atau tidak.
membentuk variable kemampuan
menyusun laporan keuangan telah valid Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Jiwa
atau tidak. Kewirausahaan
Indikator Pearson Keterangan
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel
Correlation
Kemampuan Menyusun Laporan JK 1 0,307 Valid
Keuangan JK 2 0,411 Valid
Indikator Pearson Keterangan JK 3 0,313 Valid
Correlation JK 4 0,523 Valid
KMLK 1 0,681 Valid Sumber: Output SPSS (data diolah)
KMLK 2 0,523 Valid
KMLK 3 0,522 Valid Berdasarkan table di atas dapat kita lihat
KMLK 4 0,328 Valid
KMLK 5 0,403 Valid
bahwa semua nilai pearson correlations
KMLK 6 0,296 Valid berada di atas 0,3 sehingga dinyatakan
semua variable Jiwa Kewirausahaan adalah
Sumber: Output SPSS (data diolah)
valid.
Berdasarkan table di atas dapat kita lihat Variabel Motivasi
bahwa semua nilai pearson correlations Table berikut menjelaskan nilai
berada di atas 0,3 sehingga dinyatakan signifikansi korelasi antar indicator yang
semua variable Kemampuan Menyusun akan menilai apakah indicator yang
Laporan Keuangan adalah valid. membentuk variable motivasi telah valid
Variabel Kemampuan Manajerial atau tidak.
Tabel berikut menjelaskan nilai
signifikansi korelasi antar indikator yang
akan menilai apakah indikator yang
membentuk variable kemampuan
manajerial telah valid atau tidak.
109
Ade Komaludin, Nisa Noor Wahid/ Jurnal Ekonomi Manajemen 3(2) (November 2017) 104-113

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel dinyatakan semua variable kinerja


Motivasi (X4) operasional adalah valid. Analisis
Indikator Pearson Keterangan selanjutnya yaitu uji reliabilitas untuk
Correlation mengetahui apakah variable yang
MO 1 0,302 Valid digunakan telah reliable. Hasil analisis
MO 2 0,826 Valid ditunjukkan dengan table-tabel berikut ini:
MO 3 0,478 Valid
MO 4 0,462 Valid Tabel 7. Output Uji Reliabilitas
Sumber: Output SPSS (data diolah) Variabel Cronbach Alpha Ket
Kemampuan Menyusun 0,930 Reliable
Berdasarkan table di atas dapat kita lihat Laporan Keuangan 0,922 Reliable
bahwa semua nilai pearson correlations Kemampuan Manajerial 0,625 Reliable
Jiwa Kewirausahaan 0,625 Reliable
berada di atas 0,3 sehingga dinyatakan Motivasi 0,625 Reliable
semua variable motivasi adalah valid. Kinerja Operasional
Variabel Kinerja Operasional
Sumber: Output SPSS (data diolah)
Table berikut menjelaskan nilai
signifikansi korelasi antar indicator yang Dari table di atas menunjukkan bahwa nilai
akan menilai apakah indicator yang Alpha Cronbach variable Kemampuan
membentuk variable kinerja operasional Menyusun Laporan Keuangan,
telah valid atau tidak. Kemampuan Manajerial, Jiwa
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Kewirausahaan, Motivasi dan Kinerja
Kinerja Operasional (Y) Operasional berada di atas 0,6 sehingga
semua variable dinyatakan reliable.
Indikator Pearson Ketarangan
Correlation Setelah semua data lulus uji dan
KO 1 0,681 Valid dinyatakan berkualitas (valid dan reliable)
KO 2 0,523 Valid maka analisis dilanjutkan dengan analisis
KO 3 0,522 Valid ketepatan model. Sehingga jika modelnya
KO 4 0,328 Valid baik maka dapat dilanjutkan dengan uji t
KO 5 0,403 Valid
KO 6 0,363 Valid
(parsial) untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variable yang telah
Sumber: Output SPSS (data diolah) dihipotesiskan.
Berikut adalah hasil analisis
Berdasarkan table di atas dapat kita
ketepatan model (uji F) atau uji simultan
lihat bahwa semua nilai pearson
yang disajikan pada table 8.
correlations berada di atas 0,3 sehingga
Tabel 8. Output Uji F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 287.779 4 71.945 17.126 .000b
Residual 189.041 45 4.201
Total 476.820 49
Sumber: Output SPSS

Table di atas menunjukkan bahwa berpengaruh secara simultan. Dengan


nilai Signifikansi uji F sebesar 0,000. Nilai demikian maka model regresi dinyatakan
tersebut jauh di bawah 0,05 (5%) sehingga baik dan analisis dapat dilanjutkan dengan
dapat disimpulkan bahwa semua variable uji t (uji parsial).
independen (kemampuan menyusun Table berikut menunjukkan hasil
laporan keuangan, kemampuan manajerial, analisis uji parsial (uji t) untuk menjawab
jiwa kewirausahaan dan motivasi)
110
Ade Komaludin, Nisa Noor Wahid/ Jurnal Ekonomi Manajemen 3(2) (November 2017) 104-113

keempat hipotesis yang telah diajukan


sebelumnya.
Tabel 9. Output Uji t
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.238 3.788 -.591 .558
Kemamp. Menyusun Lap Keu .229 .128 .250 1.793 .080
Kemamp. Manajerial .110 .114 .136 .965 .340
Jiwa Kewirausahaan .122 .124 .093 .983 .331
Motivasi .863 .139 .603 6.197 .000
Sumber: Output SPSS

Dari table di atas dapat kita Pengaruh kemampuan manajerial


simpulkan sebagai berikut: terhadap kinerja
Pengaruh kemampuan menyusun Hasil analisis menunjukkan bahwa
laporan keuangan terhadap kinerja nilai signifikansi variable kemampuan
Hasil analisis menunjukkan bahwa manajerial (X2) sebesar 0,340 atau lebih
nilai signifikansi variable kemampuan besar dari 5% dan 10%. Dengan demikian
menyusun laporan keuangan (X1) sebesar maka kemampuan manajerial tidak
0,08 atau lebih besar dari 5% namun lebih berpengaruh signifikan terhadap kinerja
kecil dari 10%. Dengan demikian maka baik dalam taraf 5% maupun 10%. Dengan
kemampuan menyusun laporan keuangan demikian maha hipotesis kedua yang
berpengaruh positif signifikan terhadap menyatakan bahwa kemampuan manajerial
kinerja dalam taraf 10%. Dengan demikian berpengaruh positif terhadap kinerja
maha hipotesis pertama yang menyatakan operasional UKM Meubel di Kota
bahwa kemampuan menyusun laporan Tasikmalaya ditolak.
keuangan berpengaruh positif terhadap Dengan demikian berdasarkan hasil
kinerja operasional UKM Meubel di Kota penelitian ini maka dapat disimpulkan
Tasikmalaya dapat diterima. bahwa para pengusaha meubel di Kota
Berdasarkan hasil penelitian ini Tasikmalaya dalam memingkatkan
maka kemampuan para pengusaha meubel kinerjanya tidak perlu memiliki
di Kota Tasikmalaya terutama dalam kemampuan manajerial yang sangat bagus
meningkatkan kinerjanya sangat melainkan cukup hanya dengan mampu
dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menyusun laporan keuangan. Di Lapangan
menyusun laporan keuangan. Hal ini harus mereka kebanyakan meneruskan usaha
menjadikan sorotan berbagai pihak bahwa keluarga secara turun temurun sehingga
kondisi di lapangan yang mayoritas masih tidak terlalu banyak perubahan dalam
jauh dari kemampuan menyusun laporan menjalankan usahanya. Rata-rata para
keuangan yang sesuai standar harus pengusaha adalah orang yang
diperhatikan. Sehingga harus ada pihak pendidikannya tidak terlalu tinggi sehingga
yang peduli untuk membimbing mereka mereka kurang begitu mampu dalam
dalam rangka meningkatkan memasarkan produknya khususnya dalam
kemampuannya dalam menyusun laporan meningkatkan kinerja usaha.
keuangan. Pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap
kinerja
Hasil analisis menunjukkan bahwa
nilai signifikansi variable jiwa
111
Ade Komaludin, Nisa Noor Wahid/ Jurnal Ekonomi Manajemen 3(2) (November 2017) 104-113

kewirausahaan (X3) sebesar 0,331 atau sesuai dengan selera pasar sehingga hal ini
lebih besar dari 5% dan 10%. Dengan akan mampu meningkatkan kinerja
demikian maka jiwa kewirausahaan tidak operasional (usaha)nya. Oleh karena itu,
berpengaruh signifikan terhadap kinerja kombinasi antara kemampuan menyusun
baik dalam taraf 5% maupun 10%. Dengan laporan keuangan dengan motivasi yang
demikian maha hipotesis ketiga yang tinggi dalam menjalankan usahanya dapat
menyatakan bahwa jiwa kewirausahaan menjadi factor yang sangat penting dalam
berpengaruh positif terhadap kinerja meningkatkan kinerja operasionalnya.
operasional UKM Meubel di Kota
Tasikmalaya ditolak. SIMPULAN
Dengan demikain maka hasil Berdasarkan hasil penelitian dan
penelitian ini menegaskan temuan pada pembahasan di atas, maka penelitian ini
variable kedua, bahwa jiwa kewirausahaan dapat disimpulkan sebagai berikut:
tidak memepngaruhi kinerja karena pada 1. Kemampuan menyusun laporan
praktinya para pengusaha meubel dalam keuangan, kemampuan manajerial,
menjalankan usahanya bukan karena jiwa kewirausahaan dan motivasi yang
memiliki jiwa wirausaha yang namun dimiliki oleh para pelaku UKM
karena sebuah pilihan tidak memiliki meubel di Kota Tasikmalaya rata-rata
kemampuan dalam mengerjakan pekerjaan sudah baik.
yang lainnya sehingga hanya meneruskan 2. Kemapuan menyusun laporan
usaha keluarga yang ada. Oleh karena itu keuangan bepengaruh positif terhadap
bukan suatu hal yang sangat penting dalam kinerja manajerial para pelaku UKM
meningkatkan kinerja usahanya harus meubel di Kota Tasikmalaya pada
memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi. level signifikansi 10%.
Oleh karena itu tolak ukur keberhasilan 3. Kemampuan manajerial tidak
kinerja usaha meubel tidak dilihat dari jiwa berpengaruh terhadap kinerja
kewirausahaan namun dari factor lainnya. manajerial para pelaku UKM meubel
Pengaruh motivasi terhadap kinerja di Kota Tasikmalaya
Hasil analisis menunjukkan bahwa 4. Jiwa kewirausahaan tidak berpengaruh
nilai signifikansi variable motivasi (X4) terhadap kinerja manajerial para
sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 5%. pelaku UKM meubel di Kota
Dengan demikian maka motivasi Tasikmalaya
berpengaruh positif signifikan terhadap 5. Motivasi berpengaruh positif terhadap
kinerja dalam taraf 5%. maka hipotesis kinerja manajerial para pelaku UKM
keempat yang menyatakan bahwa motivasi meubel di Kota Tasikmalaya
berpengaruh positif terhadap kinerja Berdasarkan hasil penelitian maka
operasional UKM Meubel di Kota saran yang disampaikan terkait dengan
Tasikmalaya dapat diterima. kemampuan menyusun laporan keuangan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka bahwa sangat penting bagi UKM Meubel
motivasi merupakan factor yang penting untuk fokus pada kemampuan menyusun
dalam menjalankan usaha. Meskipun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan
pelaku usaha tidak memiliki jiwa berdampak pada kinerja sehingga UKM
kewirausahaan yang tinggi maka motivasi harus memiliki karyawan yang mampu
adalah factor yang sangat penting dalam menyusun laporan keuangan dengan baik
menjalankan usahanya karena mampu agar pimpinan perusahaan dapat
memiliki produk yang unggul yang dapat mengambil kebijakan sesuai dengan
meningkatkan pangsa pasar. Dengan kebutuhan saat itu. Selain itu
memiliki motivasi yang tinggi maka pelaku wirausahawan harus memiliki motivasi
usaha dapat terus mengerjakan pekerjaan yang baik dalam menjalankan usahanya
112
Ade Komaludin, Nisa Noor Wahid/ Jurnal Ekonomi Manajemen 3(2) (November 2017) 104-113

terutama untuk produk yang dikuasai agar (Studi Empiris Pada Industri Kecil
pemilik usaha terus memiliki motivasi yang Menengah Pengrajin Di Kota Batam).
tinggi sehingga produk yang dihasilkan Jurnal Tepak Manajemen Bisnis. Vol.
akan berkualitas baik serta kuantitas yang ^, No. 1
banyak. Yang pada akhirnya akan Purwanti, Endang. 2012. Pengaruh
meningkatkan kinerja. Karakteristik Wirausaha, Modal
REFERENSI Usaha, Strategi Pemasaran,
Terhadap Perkembangan UMKM di
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Desa Dayaan dan Kalilondo
Penelitian, Suatu Pendekatan Salatiga. Among Makarti. Vol.5,
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta No.9. Juli. STIE AMA Salatiga.
Foster, Edwin B. 2001. Manajemen Robbins, S.R., 2001, Perilaku Organisasi:
Personalia. Diterjemahkan oleh Konsep Kontroversi Aplikasi, Jilid
Moh. Mas’ud. Jakarta: PT. Gelora Pertama, Alih Bahasa: Pearson
Aksara Pratama. Educations Asia Pte. Ltd. Dan PT.
Harahap, Yenni R. 2014. Kemampuan Prenhallindo, Penerbit PT.
Menyusun Laporan Keuangan Yang Prenhallindo, Jakarta.
Dimiliki Pelaku UKM Dan Robbins, S.P. dan J. Timothy A. 2008.
Pengaruhnya Tehadap Kinerja UKM. Perilaku Organisasi. Buku 1 dan 2.
Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Vol.14, No.1, Maret. Universita
Muhammadiyah Sumatera Utara. Soegoto, Eddy Soeryanto. 2009.
Entrepreneurship Menjadi Pembisnis
Hasibuan, Malayu, 2003, Manajemen Ulung. Elex Media Computindo
Sumber Daya Manusia, Penerbit
Bumi Aksara Jakarta. Stoner, Amartya., Freeman. 1999.
Development as Freedom. New
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen York. Knopf.
Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: PT Bumi Aksara Singarimbun. 2003. Metode Penelitian
Survei. LP3ES: Cetakan IX.
Hendrati, Ignatia M. 2010. Latar Belakang
Pendidikan, Pelatihan, Dan Jiwa Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian
Kewirausahaan Terkait Kinerja Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
Keuangan UKM. Jurnal Riset Sukmana, Wawan dan Firmansyah, Irman.
Ekonomi dan Bisnis. Vol.10, No.1, 2014. Aplikasi Analytic Network
Maret. Process dalam Mengurai Masalah
Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Penerapan Standar Akuntansi
Manajemen. Bandung: Alumni Keuangan ETAP pada Usaha Kecil
Menengah di Jawa Barat. Jurnal
Nurlaela, Siti. 2015. Kemampuan Akuntansi dan Manajemen, Vol. 25,
Menyusun Laporan Keuangan Usaha No. 1
Kecil Menengah Pengaruhnya
terhadap Kinerja UKM Kerajinan Suryana, 2006. kewirausahaan. Salemba
Gitar di Kabupaten Sukoharjo. Empat
Jurnal Paradigma Vol 12, No. 2 Sumanto. 2004. Pengaruh Kemampuan
Nurhasmansyah, Zulfadil dan Machasin. Manajerial, Gaya Kepemimpinan
2014. Pengaruh Latar Belakang Sosial, Dan Motivasi Kepala Sekolah
Kemampuan Manajerial Dan Terhadap Kinerja Guru Di Mts N
Pengalaman Terhadap Kinerja Usaha Plupuh Kabupaten Sragen. Tesis
113
Ade Komaludin, Nisa Noor Wahid/ Jurnal Ekonomi Manajemen 3(2) (November 2017) 104-113

Magister Manajemen, UMS Paper 2015. Optimalisasi Peran


Surakarta Industri Kreatif dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN. FEB
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Dasar-
Univ. 17 Agustus 1945 Semarang
Dasar Manajemen. Jakarta: Liberty.
Yusella, Fajriani Fitria. 2016. Pengaruh
Undang-Undang No 20 Tahun 2008
Motivasi Pemimpin terhadap Kinerja
Whettynigtyas, Aprilia. 2105. “Analisis Pegawai di Kantor Dinas
Pengaruh Kemampuan Menyusun Perindustrian, Perdagangan,
Laporan Keuangan dan Jiwa Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Kewirausahaan tehradap Kinerja Menengah. eJournal Ilmu
Operasional UMKM. Prosiding Pemerintahan. Vol. 4, No. 4.
Seminar Nasional dan Call For

Anda mungkin juga menyukai