Lapendal Update Paksi Belawang + Sakalagun - Rev1
Lapendal Update Paksi Belawang + Sakalagun - Rev1
PENDAHULUAN
017.1 s/d 017.10/SPK/OP SDA.KAL-III/OP I-KS/2023
03 Mei 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan ini telah sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dan disetujui oleh
Pemilik Pengguna Jasa.
Nama Nama
NIP . Ketua Tim
Nama
NIP. 197511182006042014
KATA PENGANTAR
Buku ini merupakan Laporan Pendahuluan pekerjaan “Updating Epaksi dan AKNOP Daerah
Irigasi TP-OP Belawang dan Sakalagun Provinsi Kalimantan Selatan” yang disusun dalam
rangka memenuhi kewajiban konsultan berdasarkan Kontrak Nomor : Tanggal 2023
Kepada Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air I, Satuan
Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Kalimantan III, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Buku ini menyajikan progres kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan diskusi dan
revisi Laporan Pendahuluan. Kegiatan tahapan pekerjaan yang diuraikan dalam buku ini
disesuaikan dengan tahapan kegiatan seperti telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK). Adapun sistematika pelaporan buku ini sebagai berikut :
1. BAB I Pendahuluan,
2. BAB II Gambaran Umum Lokasi,
3. BAB III Metode Pelaksanaan,
4. BAB IV Rencana Kerja Selanjutnya,
5. BAB V Penutup
Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih kepada Pejabat Pembuat Komitmen Operasi
dan Pemeliharaan Sumber Daya Air I, Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA
Kalimantan III, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atas kerjasama, bantuan, dan
kepercayaan yang diberikan, serta kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
tersusunnya Laporan Pendahuluan ini.
Nama
Ketua Tim
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................
1.1. Latar Belakang.................................................................................................
1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran...........................................................................
1.2.1. Maksud..............................................................................................
1.2.2. Tujuan................................................................................................
1.2.3. Sasaran...............................................................................................
1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan................................................................................
1.4. Lokasi Pekerjaan..............................................................................................
1.5. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.........................................................................
1.6. Keluaran /Outcome..........................................................................................
1.7. Sistematika Pembahasan..................................................................................
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI.............................................................................
2.1. DIR BELAWANG...........................................................................................
2.1.1. Profil Umum......................................................................................
2.1.2. Profil Teknis....................................................................................
2.2. DIR SAKALAGUN.......................................................................................
2.2.1. Profil Umum....................................................................................
2.2.2. Profil Teknis....................................................................................
BAB III. METODE PELAKSANAAN................................................................................
3.1. Pendekatan Teknis.........................................................................................
3.1.1. Dasar Hukum Pelaksanaan Pekerjaan.............................................
3.1.2. Kajian dan Laporan mengenai DIR.................................................
3.2. Tahapan dan Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan...........................................
3.3. Metodologi.....................................................................................................
3.3.1. Tahapan Persiapan...........................................................................
3.3.2. Tahapan Pengumpulan Data............................................................
3.3.3. Tahapan Kompilasi dan Analisis Data............................................
3.3.4. Tahapan Presentasi..........................................................................
3.3.5. Tahapan Pelaporan..........................................................................
BAB IV. INVENTARISASI DATA SEKUNDER..............................................................
4.1. IKSI................................................................................................................
4.2. Produktivitas Tanam......................................................................................
4.3. Kelembagaan P3A.........................................................................................
BAB V. RENCANA KERJA SELANJUTNYA................................................................
5.1. Kurva S..........................................................................................................
5.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Jadwal Personil......................................
5.3. Rencana Kerja Selanjutnya............................................................................
BAB VI. PENUTUP...............................................................................................................
6.1. Kesimpulan....................................................................................................
6.2. Saran..............................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 2
dan pembinaan, serta sistem kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dalam
rangka pengelolaan sumber daya air;
5. Mendorong terbentuknya jaringan informasi sumber daya air antar pemangku
kepentingan;
6. Meningkatkan kapasitas operasional dan pemeliharaan melalui pemenuhan
Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) untuk setiap
infrastruktur sumberdaya air; dan
7. Mendorong terbentuknya sistem pengelolaan data dan informasi terpadu untuk
mewujudkan jaringan basis data antar pemangku kepentingan yang dapat
diakses dan dimanfaatkan.
Kegiatan penelusuran aset irigasi dan penilaian kinerja sistem irigasi adalah 2 (dua)
buah kegiatan yang saling berkaitan satu terhadap yang lainnya, dimana: i) sebelum
melakukan kegiatan IKSI di tingkat DIR, kegiatan PAI (Pengelolaan Aset Irigasi)
harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan profil dan kondisi aset jaringan
irigasi, dan ii) diikuti dengan pelaksanaan IKSI guna menilai kinerja sistem irigasi
yang telah direhabilitasi/peningkatan/operasi dan pemeliharaan. Semua data
penelusuran aset irigasi dijadikan referensi dalam kegiatan IKSI. Sejauh ini kedua
kegiatan dimaksud dalam pelaksanaan umumnya masih dilakukan secara terpisah dan
keluaran dari kegiatan PAI tidak dijadikan referensi pelaksanaan IKSI di tingkat DIR.
Dengan demikian dalam rangka peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan,
maka kegiatan PAI dan IKSI diintegrasikan dalam satu paket yang sama yakni Paket
PAKSI (Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi).
Menindak-lanjuti integrasi pelaksanaan PAI dan IKSI dalam PAKSI serta guna
mendukung keberlanjutan pengelolaan irigasi di tingkat DIR, maka pelaksanaannya
dilakukan dalam 2 (dua) tahapan, yakni tahapan baseline dan tahapan update. Dalam
tahapan baseline, semua DIR yang belum pernah dilakukan kegiatan PAKSI maka
wajib melaksanakan kegiatan identifikasi guna menentukan kondisi semua aset dan
kinerja sistem irigasi. Sedangkan bagi DIR yang telah melaksanakan kegiatan
baseline PAKSI, maka secara periodik/pertahun akan dilakukan kegiatan update
PAKSI hingga tahun ke 5 (lima) sebagaimana diatur dalam Permen PUPR No.
23/PRT/M/2015 tentang PAI. Dengan demikian, pasca tahun ke 5 (lima) bagi DIR
yang telah melakukan kegiatan update PAKSI apabila diperlukan perlu dilakukan
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 4
kembali kegiatan baseline. Selanjutkan kedua tahapan ini akan dilakukan secara
bergantian guna mempertahankan pengelolaan irigasi sesuai dengan umur rencana
setiap aset jaringan irigasi yang terpasang di setiap DIR.
I.2.1. Maksud
Adapun maksud dari kegiatan Updating ePAKSI dan AKNOP Daerah Irigasi TP-OP
Tabunganen dan Belanti I+II Provinsi Kalimantan Selatan ini adalah dengan
dilaksanakannya baseline dan/atau update secara terintegrasi dalam suatu DIR,
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan sistem Irigasi dapat
tercapai secara berkelanjutan.
I.2.2. Tujuan
Tujuan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
I.2.3. Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai adalah terlaksananya pelaksanaan pengelolaan aset dan
penilaian kinerja sistem irigasi rawa secara utuh yang mengacu pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 11/PRT/M/2015 tentang
Eksploitasi dan Pemeliharaaan Jaringan Irigasi Rawa Pasang Surut dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 23/PRT/M/2015 tentang
Pengelolaan Aset Irigasi.
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 5
1. Sosialisasi:
Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam
pelaksanaan pengelolaan aset dan penilaian kinerja sistem Irigasi utama dan
tersier yang melibatkan unsur-unsur:
a. BBWS/BWS
b. OPD Dinas PU/PSDA Provinsi/Kabupaten dan Kota; dan
c. Pakar/Praktisi Irigasi.
2. Inventarisasi Data;
Kegiatan ini akan dilakukan oleh Tim Konsultan di lapangan untuk
mengumpulkan data sekunder dan data primer. Adapun kedua data dimaksud
sangat dibutuhkan guna mendukung proses analisa dan pemberian rekomendasi
oleh Tim Konsultan sebagaimana telah disebutkan dalam tujuan kegiatan ini
sebelumnya.
1. BAB I Pendahuluan,
2. BAB II Gambaran Umum Lokasi,
3. BAB III Metode Pelaksanaan,
4. BAB IV Rencana Kerja Selanjutnya,
5. BAB V Penutup.
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 8
BAB II.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
GAMBARAN UMUM
LOKASI
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 9
Luas baku areal sawah tersebut tersebar di 7 (tujuh) Desa pada 2 (dua) Kecamatan,
yaitu Desa Babat Raya Kecamatan Belawang, Desa Kolam Kanan Kecamatan
Belawang, Desa Kolam Kiri Kecamatan Belawang, Desa Kolam Makmur Kecamatan
Belawang, Desa Sidomulyo Kecamatan Belawang, Desa Sukaramai Kecamatan
Belawang dan Desa Roham Raya Kecamatan Wanaraya.
Kabupaten Barito Kuala diapit oleh 2 (dua) buah sungai yang mengalir sepanjang
tahun. Sungai tersebut adalah Sungai Barito dan Sungai Kapuas, hal tersebut
mempengaruhi tata air di wilayah ini. Sumber air Daerah Irigasi Rawa Belawang
adalah Sungai Barito yang dimanfaatkan untuk mengairi sawah maupun transportasi
air.
Tata air di Kabupaten Barito Kuala dipengaruhi pula oleh pasang surut air Sungai
Barito dan Sungai Kapuas, gerak pasang surut terjadi 2 (dua) kali dalam 24 jam.
Perbedaan tinggi rendah permukaan air pada waktu pasang surut mencapai 2-3 meter.
Kondisi Sungai Barito dan Sungai Kapuas dipengaruhi oleh pasang surut air laut,
sehingga pada musim hujan, permukaan air sungai naik dan menggenangi daerah
tertentu yang dapat menyebabkan terbentuk rawa. Sedangkan pada musim kemarau,
air laut masuk ke Sungai Barito sehingga kondisi air dapat menjadi asin.
Pada kenyataannya, ketidakcukupan air untuk pengolahan lahan serta tidak dapat
melakukan pencucian untuk memperbaiki kualitas lahan dari keasaman, salinitas dan
pirit. Selain itu, tidak optimalnya fungsi jaringan irigasi rawa dalam mensuplai dan
mengeringkan lahan sawah menyebabkan masyarakat petani mengganti penggunaan
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 11
lahan sawah menjadi tanaman hortikultura Jeruk dan Nanas. Pilihan ekonomi
masyarakat petani yang menilai bahwa nilai jual tanaman hortikultura setelah
dikurangi biaya produksi masih lebih menguntungkan dibandingkan apabila menanam
tanaman pangan, misalnya padi.
Ketersediaan air yang kurang menyebabkan masa tanam padi DIR Belawang hanya
dapat dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun. Adapun pola tanam dan jadwal tanam
DIR Belawang adalah sebagai berikut;
Jenis
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan
Tanaman
Padi
Lokal
Bera
Padi
Unggul
Sumber: Dokumen PSETK, 2020
Satua
No Jenis Inventarisasi Panjang
n
A SALURAN
1 Saluran Induk Km 7,00
2 Saluran Sekunder Km 10,00
3 Saluran Tersier Km 293,40
Sumber : Dokumen PSETK, 2020
Jumlah tabat tersier pada Daerah Irigasi Rawa Belawang sebanyak 27 buah. Tidak
optimalnya pembagian air pada tiap bangunan tabat dikarenakan beberapa bangunan
tabat tidak ada pintu air untuk pengaturan pembagian air. Sehingga perlu dilakukan
rehabilitasi bangunan pembagi dengan menambahkan pintu air, baik berupa pintu
sorong, skot balok, maupun pintu klep otomatis.
Panjang Saluran Induk DIR Belawang 7,00 km; Saluran Sekunder 10,00 km; dan
Saluran Tersier 293,40 km. Secara keseluruhan panjang saluran irigasi pada DIR
Terantang adalah 200,60 km. Jumlah bangunan irigasi yang cukup banyak dan saluran
irigasi yang cukup panjang, perlu adanya kerjasama antara petugas operasi dan
pemeliharaan dengan kelembagaan P3A/GP3A/IP3A untuk memeilihara jaringan
irigasi. Tidak aktifnya kelembagaan P3A/GP3A/IP3A menyebabkan pemberdayaan
P3A/GP3A/IP3A dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tidak dapat
maksimal.
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 13
Saluran irigasi yang ada di DIR Belawang juga terjadi pendangkalan akibat tingginya
sedimentasi dan sampah-sampah kering. Sehingga saluran irigasi tidak optimal untuk
menyalurkan air sampai ke areal persawahan. Masyarakat petani berharap saluran
irigasi dilakukan normalisasi dimensi saluran. Selain itu untuk menunjang
produktivitas pertanian, masyarakat petani berharap dibangun jembatan yang
menghubungkan antar saluran untuk memudahkan distribusi hasil pertanian.
Masyarakat petani juga mengharapkan perbaikan jalan usahatani, sehingga harga jual
hasil pertanian dapat bersaing dengan wilayah lain.
Gambar II.4 Kondisi Saluran Irigasi Penuh Sedimentasi dan Sampah Kering
Luas baku areal sawah tersebut tersebar di 3 (tiga) Desa pada 1 (satu) Kecamatan,
yaitu Desa Sumber Rahayu Kecamatan Wanaraya, Desa Surya Kanta Kecamatan
Wanaraya, dan Desa Dwi Pasari Kecamatan Wanaraya.
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 15
Kabupaten Barito Kuala diapit oleh 2 (dua) buah sungai yang mengalir sepanjang
tahun. Sungai tersebut adalah Sungai Barito dan Sungai Kapuas, hal tersebut
mempengaruhi tata air di wilayah ini. Sumber air Daerah Irigasi Rawa Belawang
adalah Sungai Barito yang dimanfaatkan untuk mengairi sawah maupun transportasi
air.
Tata air di Kabupaten Barito Kuala dipengaruhi pula oleh pasang surut air Sungai
Barito dan Sungai Kapuas, gerak pasang surut terjadi 2 (dua) kali dalam 24 jam.
Perbedaan tinggi rendah permukaan air pada waktu pasang surut mencapai 2-3 meter.
Kondisi Sungai Barito dan Sungai Kapuas dipengaruhi oleh pasang surut air laut,
sehingga pada musim hujan, permukaan air sungai naik dan menggenangi daerah
tertentu yang dapat menyebabkan terbentuk rawa. Sedangkan pada musim kemarau,
air laut masuk ke Sungai Barito sehingga kondisi air dapat menjadi asin.
Pada kenyataannya, ketidakcukupan air untuk pengolahan lahan serta tidak dapat
melakukan pencucian untuk memperbaiki kualitas lahan dari keasaman, salinitas dan
pirit. Selain itu, tidak optimalnya fungsi jaringan irigasi rawa dalam mensuplai dan
mengeringkan lahan sawah menyebabkan masyarakat petani mengganti penggunaan
lahan sawah menjadi tanaman hortikultura Ketela. Pilihan ekonomi masyarakat petani
yang menilai bahwa nilai jual tanaman hortikultura setelah dikurangi biaya produksi
masih lebih menguntungkan dibandingkan apabila menanam tanaman pangan,
misalnya padi.
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 16
Ketersediaan air yang kurang menyebabkan masa tanam padi DIR Sakalagun hanya
dapat dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun. Adapun pola tanam dan jadwal tanam
DIR Sakalagun adalah sebagai berikut;
Jenis
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan
Tanaman
Padi
Lokal
Bera
Padi
Unggul
Sumber: Dokumen PSETK, 2020
Satua
No Jenis Inventarisasi Panjang
n
A SALURAN
1 Saluran Induk Km 15,40
2 Saluran Sekunder Km 9,00
3 Saluran Tersier Km 143,23
B BANGUNAN
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 17
Satua
No Jenis Inventarisasi Panjang
n
1 Bangunan Tabat Tersier Buah 35,00
2 Pintu Tabat Buah 8,00
Sumber : Dokumen PSETK, 2020
Jumlah tabat tersier pada Daerah Irigasi Rawa Sakalagun sebanyak 35 buah. Tidak
optimalnya pembagian air pada tiap bangunan tabat dikarenakan beberapa bangunan
tabat tidak ada pintu air untuk pengaturan pembagian air. Sehingga perlu dilakukan
rehabilitasi bangunan pembagi dengan menambahkan pintu air, baik berupa pintu
sorong, skot balok, maupun pintu klep otomatis.
Panjang Saluran Induk DIR Sakalagun 15,40 km; Saluran Sekunder 9,00 km; dan
Saluran Tersier 143,23 km. Secara keseluruhan panjang saluran irigasi pada DIR
Sakalagun adalah 167,63 km. Jumlah bangunan irigasi yang cukup banyak dan
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 18
saluran irigasi yang cukup panjang, perlu adanya kerjasama antara petugas operasi
dan pemeliharaan dengan kelembagaan P3A/GP3A/IP3A untuk memeilihara jaringan
irigasi. Tidak aktifnya kelembagaan P3A/GP3A/IP3A menyebabkan pemberdayaan
P3A/GP3A/IP3A dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tidak dapat
maksimal.
Saluran irigasi yang ada di DIR Sakalagun terjadi pendangkalan akibat tingginya
sedimentasi dan sampah-sampah kering. Sehingga saluran irigasi tidak optimal untuk
menyalurkan air sampai ke areal persawahan. Masyarakat petani berharap saluran
irigasi dilakukan normalisasi dimensi saluran. Selain itu untuk menunjang
produktivitas pertanian, masyarakat petani berharap dibangun jembatan yang
menghubungkan antar saluran untuk memudahkan distribusi hasil pertanian.
Masyarakat petani juga mengharapkan perbaikan jalan usahatani, sehingga harga jual
hasil pertanian dapat bersaing dengan wilayah lain.
7. Laporan Pendukurng
8. Back up extemal solid state drive (SSD) 1 TB (1 buah)
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 23
Mulai
Penelusuran Aset
Irigasi (PAI)
Kompilasi Data
tidak
Kesesuaian Formulir
dan data oengukuran
INOVASI :
Data P3A/GP3A/IP3A dapat dicantumkan pada sk
ya sehingga mempermudah dalam penelusuran
Melengkapi komponen yang belum tersedia conto
personali, sarana dan prasarana penunjang OP, G
Data Kondisi Aset
Kriteria pada masing-masing indikator perlu didet
lapangan : contoh komponen Dokumentasi perlu
(ada/tidaknya Buku DIR) dan kelengkapan buku D
Data Sekunder : Nilai Kategori pembobotan masing-masing indika
1. Skema Bangunan dan Jaringan Irigasi nilai pasti (bukan range) sehingga penilaian surve
2. Data Petugas OP Belum sesuai Komponen akan sama. Kategori pembobotan ad
Review Nilai IKSI tahun
3. Data P3A, GP3A, IP3A a. Kondisi komponen baik sekali bernilai 90%
sebelumnya
4. Data Sarana dan Prasarana OP b. Kondisi komponen baik bernilai 80%
5. Data Produktifitas Tanam c. Kondisi komponen sedang bernilai 60%
6. Buku Profil DI, Buku Manual OP, Gambar Purna Laksana, Data Dinding Kantor d. Kondisi komponen jelek bernilai 50%
sesuai e. Kondisi komponen tidak berfungsi/tidak ada b
Penilaian Kinerja
Sistem Irigasi (IKSI)
updating
Hasil dari kegiatan lapangan bersama direksi dan TPOP tanggal 26 Mei 2023 yaitu :
1. Saluran primer dan sekunder dilakukan penilaian IKSI sebanyak 5 titik. Yaitu
Hulu, Tengah, Hilir, diantara Hulu ke Tengah dan Tengah ke Hilir.
2. Saluran tersier dilakukan penilaian IKSI sebanyak 3 titik. Yaitu Hulu, Tengah,
Hilir.
3. Penilaian IKSI pada saluran tersier dilakukan sesuai skema ploting
pemeliharaan rutin dan berkala, yaitu mendahulukan saluran yang telah
dilakukan pemeliharaan.
4. Menambahkan aset bangunan yang terlewat pada saat PAI dan sekaligus
melakukan IKSI pada aset bangunan tersebut.
III.3. Metodologi
dilaksanakan terutama oleh ketua Tim dan tenaga pendukung lainnya. Pekerjaan
persiapan ini mencakup segala kegiatan yang diperlukan untuk mendukung
dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
3. Orientasi Lapangan
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 27
1) Survey PAI
Dalam pelaksanaannya dilakukan pengelompokan jenis-jenis dari
bangunan irigasi :
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 29
a) Bangunan pengambilan
b) Bangunan pengatur
c) Bangunan pelengkap
d) Saluran
Survey harus menyelesaikan satu ruas saluran, yaitu dimulai dari
bangunan pengambilan (atau bangunan pengatur) dan diakhiri di
bangunan pengatur lainnya. Survey PAI harus selalu diawali dari
bangunan pengambilan (contoh: bendung dan bendungan)
2) Survey IKSI
a) Hanya bisa dilakukan jika survey PAI sudah dilakukan
sebelumnya
b) Jika menemukan aset yang belum diPAI, maka anda harus
menjalankan survey PAI terlebih dahulu
c) Survey dilakukan dengan melakukan tapping di obyek peta
aset
d) Pastikan bahwa posisi survey berdekatan dengan asset utk
mendapatkan foto dan koordinat yang akurat
c. Pengukuran Saluran di Jaringan Irigasi
Kegiatan ini adalah kegaitan inventarisasi data jaringan irigasi yang
dilakukan bersamaan dengan kegiatan penelusuran jaringan irigasi. Pada
penelusuran aset jaringan irigasi menggunakan aplikasi android. Adapun
alat yang digunakan adalah :
1) Piranti Lunak
Menggunakan Piranti lunak yang sudah dikembangkan oleh
Direktorat Bina OP, yaitu Aplikasi berbasis GIS dengan spesifikasi
sebagai berikut:
a) Kelembagaan
b) Sumber Daya Manusia (SDM)
c) Bangunan Gedung
d) Peralahan OP
e) Lahan
b. Data Umum
Data yang diperlukan untuk inventarisasi aset irigasi melalui Formulir
Isian. Data umum yang dikumpulkan terdiri dari:
1) Bangunan utama
2) Bangunan pelengkap
3) Saluran
4) Bangunan drainase
Data statis:
1) Kelembagaan
2) Sumber daya manusia
3) Bangunan gedung
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 34
4) Peralatan OP
5) Lahan yang bersangkutan dengan kegiatan OP
6) Kinerja aset pendukung
3. Analisa Data Kinerja Jaringan Irigasi Utama dan Tersier (IKSI)
Analisa atas semua data yang telah dikumpulkan dan disusun terkait kinerja
jaringan irigasi utama dan tersier. Pendekatan yang dipakai dalam pelaksanaan
penilaian kinerja sistem irigasi utama ada 6 (enam) komponen yang dievaluasi
yaitu:
a. Prasarana fisik utama
Perhitungan kondisi dan fungsi jaringan irigasi dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi fisik jaringan irigasi utama, apakah masih berfungsi
dengan baik atau sudah terjadi perubahan fungsi. Sub komponen yang
dihitung pada bagian sub komponen kondisi dan fungsi jaringan irigasi
utama terdiri dari:
1) Bangunan Utama
2) Saluran Pembawa
3) Bangunan pada saluran pembawa
4) Saluran Pembuang dan Bangunannya
5) Jalan Masuk/Inspeksi
6) Kantor, Perumahan, dan Gudang
b. Produktivitas tanam
1) pemenuhan kebutuhan air (faktor K)
2) realisasi luas tanam (IP)
3) produktivitas padi
c. Sarana penunjang
1) Peralatan O&P
2) Transportasi
3) Alat-alat kantor Ranting/Pengamat/UPTD
4) Alat Komunikasi
d. Organisasi personalia
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 35
fisik jaringan irigasi tersier, apakah masih berfungsi dengan baik atau
sudah terjadi
1) Saluran Pembawa
2) Bangunan pada saluran pembawa
3) Saluran Pembuang dan Bangunannya
b. Produktivitas tanam terdiri dari:
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 36
Sedangkan bobot dan indikator penilaian kinerja sustem irigasi utama dan
tersier adalah sebagai berikut:
a. Sistem irigasi utama
1) Pembobotan
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 37
a) Prasarana Fisik : 25 %
(1). Saluran : 11 %;
(2). Bangunan pintu : 7 %;
(3). Bangunan penunjang :4%
b) Produktivitas tanaman : : 15 %
(1). Realisasi luas tanam : 3 %;
(2). Produktivitas padi : 6 %;
(3). Produktivitas holtikultura dominan :6%
c) Kondisi O&P : 20 %
(1). Pembersihan : 15 %;
(2). Perlengkapan pendukung OP : 15 %;
d) Petugas O&P/Organisasi personalia :5%
(1). Ulu-ulu/petugas teknis P3A tersedia : 8 %;
(2). Ketuan BBK : 7 %;
e) Dokumentasi :5%
(1). Buku data petak tersier : 2 %;
(2). Peta dan gambar-gambar : 3 %;
f) Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) : 20 %
(1). Status badan hukum P3A :2%
(2). Kondisi kelembagaan :3%
(3). Aktivitas rapat-rapat P3A :2%
(4). Aktivitas survey/penelusuran jaringan :3%
(5). Partisipasi anggota P3A dalam perbaikan
jaringan dan penanganan bencana alam :3%
(6). Iuran OP untuk tersier :2%
(7). Kemampuan fungsional dan koordinasi dalam
perencanaan tata tanam dan pengalokasian air : 3
%
(8). Keterlibatan P3A dalam Monitoring dan evaluasi : 2
%
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 40
2) Indikator penilaian
Dalam penentuan indikator penilaian dibagi dalam beberapa
kelompok kondisi dan kinerja sebagai berikut :
SARAN TINDAKAN
BIAYA PEMELIHARAAN
INVENTARISASI DATA
SEKUNDER
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 45
IV.1. IKSI
Menurut Bakti (2022) pada penelitian nilai IKSI dari IPDMIP TA 2019 - 2021, bahwa
analisis intervensi rehabilitasi dan tanpa intervensi rehabilitasi dapat dikelompokan
dengan pola sebagai berikut:
1. Pola I = Pada tahun 2019 menuju tahun 2020 IKSI mengalami penurunan dan
pada tahun 2020 menuju tahun 2021 IKSI mengalami kenaikan nilai.
2. Pola II = Pada tahun 2019 menuju tahun 2020 IKSI mengalami peningkatan dan
pada tahun 2020 menuju 2021 nilai IKSI juga mengalami peningkatan.
3. Pola III = Pada tahun 2019 menuju 2020 IKSI mengalami peningkatan dan pada
tahun 2020 menuju 2021 nilai IKSI mengalami penurunan.
4. Pola IV = Pada tahun 2019 menuju 2020 IKSI mengalami penurunan dan pada
tahun 2020 menuju 2021 nilai IKSI mengalami penurunan.
5. Pola V = Pada tahun 2019 menuju tahun 2020 IKSI mengalami nilai stagnan
(sama) dan pada tahun 2020 menuju 2021 nilai IKSI mengalami kenaikan.
6. Pola VI = Pada tahun 2019 menuju tahun 2020 IKSI mengalami kenaikan dan
pada tahun 2020 menuju tahun 2021 mengalami nilai stagnan (sama).
Tabel IV.5 Rekapitulasi Pola Dampak Intervensi Rehabilitasi (Tahun 2019 – 2021)
Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel tsb dapat diketahui pola / tren IKSI
akibat intervensi rehabilitasi, dengan penjelasan sebagai berikut :
Berdasarkan data PAKSI yang didapat dari web PAKSI nilai IKSI pada DIR
Belawang dan Tabunganen mengalami perubahan namun tidak signifikan. Berikut
grafik perubahan nilai yang terjadi selama pelaksanaan PAKSI dari tahun 2019:
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 47
Nilai faktor-faktor yang lain belum ada perubahan karena jika berdasarkan dokumen
RP2I Tahun 2022 – 2026 pelaksanaan perencanaan DIR Belawang dan Konstruksi
DIR Sakalagun baru dilaksanakan pada tahun ini yaitu tahun 2023. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa nilai IKSI akan mengalami trend kenaikan setelah
pelaksanaan konstruksi selesei yaitu IKSI Tahun 2024. Berikut tabel perencanaan
pengembangan dan pengelolaan irigasi BWS Kalsel III:
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 49
Tabel IV.6 Tabel Perencanaan Pengelolaan dan Pengembagan Irigasi BWS Kalsel III
Pada bagian ini, ditampilkan data produktivitas tanam mengenai usahatani padi
sebagai salah satu komoditas pangan yang diusahakan oleh masyarakat petani.
Penganalisisian terhadap usahatani sangat diperlukan untuk mengetahui kelayakan
dan potensi ekonomi dari usahatani yang diusahakan untuk menunjang kesejahteraan
masyarakat petani. Sementara itu, tingkat kesejahteraan masyarakat petani apabila
dilihat dari sektor pertanian akan sangat bergantung dengan tingkat pendapatan
usahatani yang diperoleh setiap musimnya. Semakin tinggi nilai pendapatan yang
diperoleh petani maka dapat dikatakan bahwa usahatani tersebut berhasil secara
ekonomi, dan begitu pula sebaliknya. Tingginya nilai pendapatan juga perlu diiringi
dengan peningkatan produktivitas tanaman padi dalam bentuk gabah kering giling
(GKG). Dari tabel dibawah ini produktivitas padi per hektar mengalami kenaikan di
tahun 2018 dan kemudian mengalami penurunan selama tahun 2019 dan 2020.
Produktivitas padi ini juga dipengaruhi oleh kondisi fisik maupun fungsi dari jaringan
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 51
irigasi yang ada. Jika jaringan irigasi baik bangunan maupun saluran memadai maka
produktivitas padi yang tinggi dapat dicapai. Selain itu ketersediaan sumber air dan
cuaca juga sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas padi. Berikut data nilai
produktivitas padi pada DIR Belawang dan DIR Sakalagun:
LUAS
No NAMA P3A/GP3A/IP3A LAYANAN DESA KEC
P3A (Ha)
1 Marga Tani Manunggal 480 Kolam Kanan Belawang
2 Tirta Tani Utama 252 Kolam Kanan Belawang
3 Berkat Usaha 252 Babat Raya Belawang
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 52
LUAS
No NAMA P3A/GP3A/IP3A LAYANAN DESA KEC
P3A (Ha)
4 Sumber Makmur 200 Babat Raya Belawang
5 Rukun Makmur 550 Kolam Kiri Belawang
6 Bina Karya 102 Sidomulyo Wanaraya
7 Karya Bakti Utama 200 Sidomulyo Wanaraya
Kolam
8 Karya Makmur 178 Wanaraya
Makmur
Kolam
9 Harapan Jaya Kolam Makmur 200 Wanaraya
Makmur
Sumber : Dokumen PSETK, 2020
LUAS
No NAMA P3A/GP3A/IP3A LAYANAN P3A DESA KEC
(Ha)
1 Tirto Yoso 350 Sumber Rahayu Wanaraya
2 Sejahtera 600 Surya Kanta wanaraya
Sumber : Dokumen PSETK, 2020
Pada pelaksanaannya P3A/GP3A DIR Belawang dan DIR Sakalagun dapat ditinjau dari
beberapa aspek yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kinerja kelembagaan yaitu badan
hukum, AD/ART, dan pendanaan. Berikut tabel kelengkapan aspek kelambagaan DIR
Belawang dan DIR Sakalagun:
Tabel IV.11 Kelengkapan aspek kelembagaan DIR Belawang
Makmur
Sumber : Dokumen PSETK, 2020
BADAN
AD/ART IURAN
NAMA P3A/GP3A/1P3A HUKUM
ADA TDK ADA TDK ADA TDK
Tirto Yoso √ - √ - √ -
Sejahtera √ - √ - √ -
Sumber : Dokumen PSETK, 2020
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 54
V.1. Kurva S
Bulan Ke-
I II III IV
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Bobot Bobot
No Kegiatan Rencana Realisa Ket
(%) si (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Tahapan A : Persiapan
a. Persiapan internal Tim Konsultan 0.703 0.35 0.35 100.00
b. Penyusunan Program Mutu 0.500 0.50
c. Orientasi Lapangan 0.600 0.60
2 Tahapan B : Pengumpulan Data
a. Pengumpulan Data Awal 4.504 1.13 1.13 1.13 1.13
b. Data Sekunder 12.650 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11
c. Data Primer
1) Pengumpulan Data Pendukung Pengelolaan Aset Irigasi 3.100 1.55 1.55
2) Penelusuran Aset Jaringan Irigasi
a. saluran Induk = 22,4 km 4.292 1.07 1.07 1.07 1.07
b. Saluran Sekunder = 19 km 3.641 1.21 1.21 1.21
c. Saluran Tersier per 50 m = 13.4 km 2.568 1.28 1.28
3) Pengukuran Saluran di Jaringan Irigasi 7.500 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94
3 Tahapan C : Kompilasi dan Analisis Data
a. Kompilasi Data 11.471 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15
b. Analisa Data Aset Jaringan Irigasi 7.814 1.12 1.12 1.12 1.12 1.12 1.12 1.12
c. Analisis Data Kinerja Jaringan Irigasi Utama dan Tersier 7.814 1.12 1.12 1.12 1.12 1.12 1.12 1.12
d. Analisa Penentuan Pembiayaan Pengelolaan Iirigasi 11.776 1.68 1.68 1.68 1.68 1.68 1.68 1.68
e. Rekomendasi Penentuan Prioritas Penanganan 7.776 1.94 1.94 1.94 1.94
f. Rekomendasi Penentuan Kinerja Pasca Penanganan 7.754 1.94 1.94 1.94 1.94
4 Tahapan D : Presentasi
a. Presentasi Laporan Pendahuluan 0.500 0.50
b. Presentasi Laporan Antara 0.500 0.50
c. Presentasi Draft Laporan Akhir 0.500 0.50
d. Lokakarya Laporan Akhir 0.500 0.50
5 Tahapan E
a. Laporan Program Mutu 0.240 0.24
b. Laporan Pendahuluan 0.300 0.30
c. Laporan Bulanan 1.000 0.25 0.25 0.25 0.25
d. Laporan Antara 0.400 0.40
e. Laporan Draft Akhir 0.400 0.40
f. Laporan Akhir 0.400 0.40
g. Laporan Penunjang 0.400 0.40
h. Backup External Solid State Drive (SSD), 2TB 0.400 0.40
JUMLAH 100.00 0.00
Rencana Per Minggu (%) 0.35 2.47 7.09 7.54 7.61 6.48 8.92 10.54 6.00 6.00 8.94 9.19 8.94 6.71 0.90 2.30
Kumulatif (%) 0 0.35 2.82 9.91 17.46 25.06 31.54 40.46 51.01 57.01 63.01 71.95 81.14 90.09 96.80 97.70 100.00
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 56
Bulan Ke-
Ket
I II III IV
Tenaga Ahli
No
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
1 TENAGA AHLI
a. Tenaga Ahli Ir. Sigid Budiantoro, MT 4.00 bln
3 TENAGA PENDUKUNG
a. Surveyor Septiana Agustian Sukma 3.00 bln
M. Mufid Akmal 3.00 bln
Gusti Kevin Wijaya 3.00 bln
Erdiwin Mardani 3.00 bln
Antonius Beny Setiawan 3.00 bln
Wahyu Saputro 3.00 bln
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 57
Bulan Ke-
Ket
I II III IV
Item
No
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
1 BAHAN DAN ALAT SURVEY
a. HP 3 buah 3.00 bln
b. GPS 3 buah 3.00 bln
2 PENGOLAH DATA
a. Laptop/PC 1 buah 4.00 bln
b. Printer 1 buah 4.00 bln
c. ATK 1 buah 4.00 bln
3 TRANSPORTASI
a. Kendaraan roda 4 1 buah 3.00 bln
b. Kendaraan roda 2 5 buah 3.00 bln
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 58
1. Kompilasi Data
2. Analisa Aset Jaringan Irigasi dan Pendukung Pengelolaan Irigasi
3. Analisa Data Kinerja Jaringan Irigasi Utama dan Tersier
4. Analisa Penentuan Pembiayaan Pengelolaan Irigasi
5. Rekomendasi Penentuan Prioritas Penanganan
6. Rekomendasi Penentuan Kinerja Pasca Penanganan
Tahapan Presentasi
BAB VI
BAB VI. PENUTUP
PENUTUP
Updating Epaksi dan AKNOP DIR Belawang dan Sakalagun| 60
VI.1. Kesimpulan
Nilai IKSI adalah nilai yang relatif berubah ubah berdasarkan nilai aspek-aspek
pendukungnya yaitu kegiatan konstruksi, pemeliharaan, pemberdayaan P3A,
kepatuhan RTTD dan CSA oleh Dinas Pertanian, arsip dokumentasi yang tertata dan
penggunaan blangko OP, serta pelatihan petugas OP. Nilai tersebut dapat naik atau
turun berdasarkan nilai dari aspek-aspek tersebut. Berdasarkan dokumen RP2I untuk
DIR Belawang dan DIR Sakalagun akan dilaksanakan desain dan konstruksi pada
tahun 2023 yaitu sejalan dengan tahun pelaksanaan PAKSI sehingga dimungkinkan
bahwa nilai IKSI belum mengalami peningkatan.
VI.2. Saran
Saran yang dapat diberikan selama pekerjaan ini berlangsung adalah :