Anda di halaman 1dari 2

TUGAS BAHASA INDONESIA

PIDATO

DERITA LAUT

GALUH PUTRI WIDIANTO


14/9A

SMP NEGERI 1 MADIUN


2022
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kita sampaikan kepada Tuhan YME telah
memberi kita kesempatan dan semangat untuk terus menjalani hidup serta kemikmatan yang
telah berikan.
Pujian atas pesona biru laut di Indonesia kini tak terasa asing di telinga kita. Tidak
diragukan lagi, selain keindahannya, kekayaan biota laut pun juga beragam. Namun tahukah
kalian, bila kalian, manusia, telah merusak kekayaan laut?
Bagi kita manusia, laut memiliki beribu manfaat yang dapat kita gunakan. Berkat laut,
kita dapat memakan ikan, kerang, kepiting atau bahkan tumbuhannya. Berkat laut pula kita
dapat memproduksi berbagai kerajinan, menjalankan bisnis, dan mengambil beberapa sumber
dayanya untuk bertahan hidup.
Namun, karena terbutakan oleh kekayaan, kalian para oknum yang telah mengambil
sumber dayanya, tak sedetik pun memberi waktu bagi Laut untuk mereproduksi sumber
dayanya lagi. Bahkan, kini biru laut yang indah merubah warnanya menjadi kehitam-hitaman
akibat tumpukan sampah yang kalian buang di pantai. Tidak hanya itu, sisa tambang emas,
minyak dan fosil yang kalian jual kini habis tak tersisa. Bukankah di sekolah kita diajarkan
untuk selalu menjaga alam dan laut? Tak terbayang derita yang laut alami.
Tak perlu pergi ke pantai untuk melihat seonggok sampah yang mengambang, kita
ambil lingkungan sekitar sebagai contoh. Seringkali kita melihat satu atau dua orang
sembarangan membuang sampahnya di selokan dan sungai. Bagaimana bisa kita menjaga
keindahan laut apabila menjaga keindahan lingkungan saja kita seringkali masih lalai?
Bayangkan, akibat dari pembuangan sampah dan polusi di pantai serta laut ini lama-
kelamaan bisa merusak terumbu karang, seperti terumbu karang sepanjang Hong Kong
sampai Honolulu yang telah hancur karena pariwisata pantai. Dikutip dari National
Georgrapic Indonesia “Greenpeace memperkirakan 12,7 juta ton plastik berakhir di laut
setiap tahun.” Dapat disimpulkan bahwa masalah plastik dan sampah sangat berbahaya bagi
kehidupan Laut.
Selain masalah sampah-sampah yang ada di lautan, ada pula permasalahan ikan-ikan
yang ditangkap dengan menggunakan pukat harimau. Sebagai nelayan, tentu kita
menginginkan hasil tangkapan yang melimpah dan ingin mendapat keuntungan yang
melimpah pula. Namun untuk menangkap ikan kita harus mengetahui batasannya.
Sampai saat ini, masih ada beberapa oknum nelayan yang menggunakan pukat
harimau sebagai jaring penangkap ikan. Teman-teman, pukat harimau ini sangat berbahaya
bagi ekosistem laut, pukat harimau ini dapat menangkap segala jenis ikan. Mulai dari ikan
besar hingga ikan kecil yang belum dewasa. Nah, apabila kita menangkap anak beserta
induknya maka populasi ikan tersebut akan terganggu atau bahkan berkurang. Ikan-ikan yang
dulunya banyak kita temui kini jarang dijumpai.
Namun, pemerintah bertindak tegas dalam melarang penggunaan cara penangkapan
ikan. Hal ini telah tertuang dalam pasal 85 UUDRI tentang perubahan atas UUDRI Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan bahwa menangkap ikan dengan menggunakan pukat harimau
merupakan perbuatan tindak pidana.
Maka dari itu, mari kita semua memperbaiki ekosistem dan keindahan laut, terumbu
karang dan biota laut lainnya. Agar anak cucu kita dapat melihat dan merasakan, bagaimana
sih Laut biru yang dibangga-banggakan itu? Sehingga kita dapat menunjukkan dengan
bangga kekayaan laut yang telah kita jaga selama ini. Sekian dari saya, ikan tersangkut masuk
ke cawan jaga laut untuk masa depan. Wassalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai