Anda di halaman 1dari 3

EMPAT HAL PENTING TUK DIMINTA KAJIAN DOA & DZIKIR

EMPAT HAL PENTING TUK DIMINTA

‫ أما بعد‬,‫! الحمد هلل و الصالة على رسول هللا‬

Di antara doa yang dibaca oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam dalam doa yang tersurat di
dalam sebuah hadits riwayat Al Imam Muslim bin Hajjaj dalam kitab Shahih beliau, dari Abdullah bin
Mas’ud bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam biasa berdoa
‫َاللهَّم إِّنْي َأْسأُلَك اْلُهَدى َو الُّتَقى َو اْلَع َفَا َو اْلِغ َنى‬
ALLOHUMMA INNII AS-ALUKAL HUDA WAT TUQO WAL ‘AFAAFA WAL GHINAA
Artinya :
“Ya Allah, aku memohon kepadaMu petunjuk, ketaqwaan, kehormatan diri serta kecukupan.”

Ini merupakan doa agung yang mencangkup empat hal untuk diminta. Yaitu petunjuk, ketaqwaan,
kehormatan dan kecukupan.
Tentu kita ingat bahwa doa yang terucap oleh baginda Nabi tentu merupakan doa yang menyeluruh, yakni
dengan lafadz yang sedikit banyak hal yang masuk di dalamnya. Bahkan al Imam Nawawi berkata di dalam
kitab al Adzkar halaman 147,
)) ‫و مما يستحب الدعاء به في كل موطن (( َاللهَّم إِّنْي َأْسأُلَك اْلُهَدى َو الُّتَقى َو اْلَع َفَا َو اْلِغ َنى‬
Artinya : “Dan di antara doa yang disunnahkan untuk dibaca pada setiap tempat adalah ,”Ya Allah aku
memohon kepadamu petunjuk, ketaqwaan, kehormatan dan kecukupan.”

Empat Hal Penting Tuk Diminta

Sebagaimana kita tahu bahwa ada empat hal yang diminta oleh Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam dalam
doa ini.
Pertama, hidayah atau petunjuk,
Kedua, ketaqwaan,
Ketiga, kehormatan diri dan
Keempat, kecukupan.

Pertama, hidayah atau petunjuk.


Permintaan-permintaan Nabi ini diawali dengan permintaan yang paling penting yaitu hidayah atau
petunjuk. Bahkan kita diwajibkan untuk meminta hidayah dalam sehari semalam minimal tujuh belas kali
banyaknya dalam doa ihdinash shirathal mustqim.

Apa itu hidayah yang diminta oleh Beliau di sini ?


Dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah bahwa maksud petunjuk di sini
adalah ilmu. Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam itu butuh ilmu syar’i seperti manusia
lainnya. Olehnya Allah ta’ala berfirman secara khusus kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa
sallam di dalam surat Thaha ayat 114 agar Beliau meminta ilmu kepadaNya begitu pula Allah ta’ala
sebutkan di dalam surat an Nisa ayat 113 bahwa Dia ‘azza wa jalla telah memberi Nabi ilmu yang
sebelumnya dia tidak tahu. Ini menjadi penegas bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam
butuh kepada ilmu dan disebutkan di dalam doa ini dengan lafadz al huda (petunjuk).

Kedua, ketaqwaan.
Maksud dari permintaan Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam untuk bertaqwa adalah agar beliau dikuatkan
dalam ketaqwaan kepadaNya. Demikian karena hanya di tangan Allah ta’ala seluruh hati manusia dan
seluruh kemampuan makhluqNya. Kalaulah urusan-urusan hamba diserahkan kepada diri para hamba
sendiri niscaya mereka takkan mendapat apa-apa dan berakhir dengan kehampaan. Namun ketika Allah
ta’ala menjadi penolong hamba dalam ketaqwaannya niscaya hamba tersebut akan mampu beristiqomah
dalam ketaqwaan.

Kemudian, hal yang perlu kita ketahui tentang perkara kedua ini adalah taqwa merupakan wasiat
terbesar. Bahkan seluruh yang terdapat di dalam al Quran dari awal sampai akhir selalu terisi dengan
perintah untuk bertaqwa, sampai-sampai tak ada nasehat di dalam al Quran yang lebih banyak melebihi

1
EMPAT HAL PENTING TUK DIMINTA KAJIAN DOA & DZIKIR

banyaknya untuk bertaqwa. Taqwa juga merupakan wasiat Allah ta’ala yang masih ada sejak dahulu kala,
sejak diciptakannya seluruh alam. Disebutkan dalam surat an Nisa ayat 131
﴾ ‫﴿َو َلَقۡد َو َّص ۡي َنا ٱَّلِذ يَن ُأوُتوْا ٱۡل ِكَٰت َب ِم ن َقۡب ِلُك ۡم َو ِإَّياُك ۡم َأِن ٱَّتُقوْا ٱَۚهَّلل‬
Artinya :
“Dan sungguh telah Kami wasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian agar kalian
bertaqwa kepada Allah ta’ala.”

Ketiga, al ‘afaaf.
Maksud dari permintaan ketiga ini adalah agar Allah ta’ala berkenan menjaga kehormatan seorang hamba
dari segala perkara yang diharamkanNya.

Mungkin ada yang bertanya, bukankah menjaga dari keharaman itu masuk ke dalam ketaqwaan ?
Dari sini kita perlu memahami bahwa permintaan untuk ketaqwaan merupakan permintaan yang bersifat
global atau luas dan ketika disebut permintaan setelahnya berupa kehormatan maka ini merupakan
permintaan yang khusus. Ini menunjukkan bahwa kehormatan untuk tidak melakukan hal-hal yang
diharamkan merupakan permintaan yang istimewa. Sampai-sampai disebutkan secara tersendiri.

Keempat, kecukupan.
Maksud dari permintaan keempat ini adalah kecukupan dari selain Allah ta’ala, sehingga seorang hamba
tidak merasa faqir di hadapan seseorang selain Allah ta’ala. Ketika seorang hamba sudah merasa cukup di
hadapan manusia maka jiwanya akan mulia dan tidak terhina di hadapan Allah ta’ala. Demikian karena
merasa faqir di hadapan manusia merupakan kehinaan dan merasa faqir di hadapan Allah merupakan
kemulaan serta ibadah.

Ucapan para ulama tentang doa ini

Syaikh Abdurrahman as Sa’di rahimahullah berkata,“Doa ini termasuk doa yang paling menyeluruh dan
bermanfaat, mencangkup kebaikan agama dan dunia. Al huda adalah ilmu yang bermanfaat sedang at
tuqo adalah amal sholeh dan meninggalkan perkara yang dilarang Allah dan RasulNya, sehingga dengan
demikian agamanya akan baik. Karena sesungguhnya agama itu (terbangun dari) ilmu-lmu yang
bermanfaat serta pengetahuan-pengetahuan yang benar, itulah al huda serta menegakkan ketaatan
kepada Allah dan RasulNya, itulah at tuqo. Adapun al ‘afaaf dan al ghina mengandung ketercukupan diri
dari makhluq dan hati tidak bergantung kepada mereka. Lalu, mereka merasa cukup dengan Allah ta’ala
dan rizqi dariNya serta qanaah dengan apa yang diberikan oleh Allah ta’ala. Meminta segala kecukupan
yang bisa membuat hati seorang hamba tenang. Dengan semua ini, sempurnalah kebahagiaan dunia dan
kelapangan hati. Inilah kehidupan yang baik. Barangsiapa yang diberi rizqi oleh Allah ta’ala berupa al
huda, at tuqo, al ‘afaaf dan al ghina ia telah mendapatkan dua kebahagiaan dan ia mendapatkan semua
hal yang diinginkan serta terhindar dari semua hal yang tidak disukai.” (Bahjah Qulubil Abrar hal. 205)

Syaikh Prof. Dr. Abdurrozaq al Badr hafizhahullah di dalam kitab Jawami’ul Ad’iyyah an Nabawiyah
halaman 26 berkata,”Demikian karena doa ini mengumpukan kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat. Maka
siapa yang diberi rizqi oleh Allah ta’ala berupa petunjuk, ketaqwaan, kehormatan dan kecukupan niscaya
dia akan meraih dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.”

Ath Thiibiiy rahimahullah menjelaskan di dalam kitab Syarhul Misykaah juz 6 halaman 1246,”Petunjuk dan
ketaqwaan mencangkup segala petunjuk menuju yang dibutuhkan berupa perkara kehidupan, akhirat dan
akhlaq mulia. Serta petunjuk untuk menjauhi perkara yang wajib dijauhi seperti kesyirikan, kemaksiatan
serta akhlaq mulia. Adapun memohon kehormatan dan kecukupan merupakan permintaan khusus setelah
permintaan umum.”

Imam Yahya bin Syaraf an Nawawi rahimahullah menjelaskan di dalam Syarah beliau terhadap Shahih
Muslim juz 17 halaman 41,”Adapun (permintaan untuk) kehormatan adalah memohon dijaga dari perkara
yang tidak diperbolehkan dan bisa menahan diri darinya. Adapun (permintaan untuk) kecukupan adalah
cukupnya jiwa dan merasa cukup dari segala yang dimiliki oleh manusia.”

Kesimpulan,

2
EMPAT HAL PENTING TUK DIMINTA KAJIAN DOA & DZIKIR

Doa ini merupakan doa yang sangat penting untuk dihafalkan oleh hamba Allah ta’ala karena mencangkup
segala kebaikan di dunia dan akhirat.

‫و هللا أعلم بالصواب‬.


‫صلى هللا و سلم عليه و الحمد هلل رب العالمين‬.

Anda mungkin juga menyukai