Anda di halaman 1dari 20

SOSIOLOGI

X-3
Norma di
Media Sosial
NAMA KELOMPOK
1.Denting Areta R. (06)
2.Halim Satria M. (12)
3.Kinanti Puspita N. (14)
4.Meilani Nur R. (20)
5.Nila Rizqi Sania A.P (27)
6.Praba Setya. (28)
7.Vanisa Tri R. (35) SMA Negeri 1 Cepu
Etika penggunaan media sosial

Tindakan seseorang di media sosial yang tentunya


mempertimangkan nilai baik dan buruknya.
Seseorang yang beretika dalam menggunakan
media sosial tentunya mencerminkan nilai-nilai yang
baik di masyarakat seperti contohnya saling
menghormati dan menghargai pendapat.
Contoh
1. Pergunakan bahasa yang baik

Dalam beraktivitas di media sosial, hendaknya selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar
sehingga tidak menimbulkan resiko kesalahpahaman yang tinggi.

2. Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan

Sebisa mungkin hindari menyebarkan informasi yang mengandung unsur SARA (Suku, Agama dan
Ras) serta pornografi pada jejaring sosial. Biasakan untuk menyebarkan hal-hal yang berguna dan
tidak menimbulkan konflik antar sesama.

3. Kroscek Kebenaran Berita


Anda diharapkan waspada ketika kita menerima suatu informasi dari media sosial yang berisi berita yang
menjelekkan salah satu pihak di media sosial dan bertujuan menjatuhkan nama baik seseorang dengan
menyebarkan berita yang hasil rekayasa.

4. Menghargai Hasil Karya Orang Lain


Pada saat menyebarkan informasi baik dalam bentuk foto, tulisan maupun video milik orang lain maka
biasakan untuk mencantumkan sumber informasi sebagai salah satu bentuk penghargaan atas hasil karya
seseorang.
Berikut adalah contoh
norma di media sosial
Meilani Nur R
(20)

Jangan Sembarangan
upload
Seiring teknologi yang kian maju, hampir semua
kegiatan bisa dibagikan dalam media sosial. Hal ini
dilakukan agar bisa mengabadikan tiap momennya
untuk tetap dikenang dalam waktu lama. Banyak
foto dan video yang dibagikan melalui media sosial,
mulai dari hal yang penting hingga hal detail dalam
kehidupan.

Dan semua pengikut dalam media sosial bisa


melihatnya tanpa terkecuali hingga orang yang
tidak dikenal. Maka dari itu, untuk menjaga
identitas hingga urusan pribadi ada beberapa hal
yang tidak boleh diposting dalam media sosial.
Meilani Nur R
(20)

Bahayanya simpan handphone


di saku baju bagi kesehatan
Seiring perkembang zaman teknologi yang
semakin maju, kebanyakan manusia tidak bisa
lepas dari handphone atau smartphone nya.
Kebanyakan orang menyimpan ponsel hp
disaku celana atau dibaju karena beralasan
lebih prakitis. Anda tidak perlu membuka tas
untuk mengambil handphone anda.

Menurut ilmuwan Amerika, Dokter Devra Davis


mengatakan, kebiasaa menyimpan handphone
di dalam saku akan berdampak bagi
kesehatan. Menurutnya, efek radiasi pada
ponsel akan bahya bagi kesehatan kita.
Vanisa Tri R
(35)

Tidak Berkomentar
dengan kasar
Tidak berkomentar dengan kasar Tak sedikit
netizen ditemui memberi komentar kasar dan
pedas pada media sosial
. Baik itu whatsapp, insagram, facebook, maupun
yang lain. Ada yang mengeluarkan perkataan
tanpa sensor maupun basa-basi sehingga langsung
mengena.
Seringkali kata-kata yang dikeluarkan bertujuan
untuk merendahkan orang yang posting. Serta
bisa juga ditujukan hanya menanggapi konten
postingan.
Sebab berita, kabar, atau objek di konten
mengandung hal tabu atau tak pantas.
Vanisa Tri R
(35)

Waspada Kejahatan di media sosial

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi digital dan informasi menjadi begitu maju dan canggih.
Kemajuan ini terjadi di seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
Munculnya berbagai situs jejaring sosial menjadi salah satu bentuk penerapan teknologi informasi.
Di Indonesia, saat ini, semua kalangan sudah menggunakan media sosial, mulai dari anak-anak hingga
dewasa,tidak sedikit bahkan yang mengalami ketergantungan dengan hal tersebut,seiring
perkembangan teknologi, berbagai dampak negatif pun muncul. Salah satunya adalah mudah
tersebarnya informasi palsu atau hoaks.
Denting Areta R
(06)

Pelecehan Verbal
(non-fisik)
Obrolan tentang instastory milik Via
Vallen dan Gita Savitri tentunya masih
segar di ingatan kamu ‘kan, Sqauad?
Keduanya mendapatkan pesan yang
tidak pantas pada akun instagram
masing-masing. Respon yang mereka
berdua berikan dalam menghadapi pesan
tidak pantas tersebut ialah dengan mem-
blow up masalah ini di akun instagram
dalam bentuk instastory sebagai tanda
bahwa mereka berani melawan
pelecehan seksual dan memilih untuk
tidak tinggal diam terhadap apa yang
mereka alami
Denting Areta R
(06)

Akun palsu atau fake


accounts

Squad, mungkin kamu sudah ga asing lagi ya sama istilah akun palsu
atau fake account. Beberapa dari kita mungkin memiliki second account
untuk satu sosial media. Namun, penggunaan akun palsu ini bisa
merugikan seseorang, lho. Seseorang akan dengan mudah membuat
akun palsu demi mencapai tujuannya. Lebih jauh lagi, akun palsu juga
dapat berujung kepada tindakan kriminal.
Nila Rizqi S.A.P
(27)

Etika dalam berkomunikasi


Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada
situs jejaring sosial, biasanya kita melupakan etika
dalam berkomunikasi. Sangat banyak kita temukan
kata-kata kasar yang muncul dalam percakapan
antar sesama di jejaring sosial, baik itu secara
sengaja ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam
melakukan komunikasi kita menggunakan kata-kata
yang layak dan sopan pada akun-akun jejaring
sosial yang kita miliki. Pergunakan bahasa yang
tepat dengan siapa kita berinteraksi.
Nila Rizqi S.A.P
(27)

Jangan banyak
mengumbar kemesraan di
media sosial
Hadirnya media sosial membuat kita selalu ingin mengunggah setiap momen indah bersama
orang tersayang, termasuk bersama pasangan.

Hal itu seperti seakan-akan ingin memberitahu pada seluruh dunia bila hubungan asmara
yang Anda jalani adalah hubungan yang sempurna dan impian semua orang.

Tapi terkadang, mengunggah foto bersama kekasih akan membuat pasangan merasa tidak
nyaman.

Bukannya menambah romantisme, hal ini justru berisiko memicu perdebatan atau
pertengkaran dengan pasangan.
Halim Satria M
(12)

Pencemaran nama baik di


media sosial

Kasus pencemaran nama baik merupakan kasus yang


bersangkutan dengan teknologi internet berupa media
social seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp yang
saat ini digunakan banyak orang. Media sosial sudah
seperti kebutuhan wajib yang harus dimiliki oleh setiap
individu, terlebih lagi semenjak wabah Corona melanda,
namun tidak semua orang menggunakan media sosial
secara bijak, banyak orang menyalahgunakan fungsi dari
teknologi tersebut, seperti mengunakannya untuk
mencemari nama baik seseorang.
Halim Satria M
(12)

Plagiarisme dan
pembajakan
Plagiarisme di bangsa kita marak terjadi tak terkecuali
terjadi di ruang media sosial. Sedangkan pembajakan
atau tindakan penggandaan secara tidak sah hasil karya
orang lain kemudian didistribusikan untuk mendapat
keuntungan ekonomis juga masih rentan.
Contoh aksi plagiarisme yang biasa kita jumpai adalah
tindakan mengambil konten/hasil karya orang lain tanpa
ijin si pemilik karya; kemudian memposting ulang (repost)
konten tersebut tanpa mencantumkan kredit kepada
pemilik konten/karya
Praba Setya
(28)

Berjualan di media sosial

Ada berbagai macam aplikasi yang


dapat digunakan untuk berjualan
seperti tiktok, Instagram, facebook, dll.
Dengan menggunakan sosial media
mereka mendapatkan uang untuk
memenuhi kebutuhannya sehari hari
Praba Setya
(28)

Bullying
in g d a p a t d ila k u k a n m ela lui media
Tindakan bully
pes a n te x t, g a m b a r vid eo , panggilan
seperti
ch a t ro o m , Inst an t M es sa ging
telepon, e-mail,
ia S o si a l, d a n w eb si te . Tu juan yang
(IM), Situs Med
ap a i d a la m a rt ik el in i a d a lah untuk
ingin dic
k a n b u lly in g d i m ed ia so cial dan
menjelaskan tinda
. H a si l st u d i m en u n ju k k a n bahwa
pencegahan
in te rn et , p er a n o ra n g tu a harus lebih
etika ber
f m en g a w a si p er k em b a n g an anaknya
intensi
g a ru h m ed ia in te rn et , a p arat sipil
terhadap pen
n ru tin m el a k u k a n k a m p a nye “anti
kepolisia
lly ) d i se k o la h , k a m p u s/in stansi
bullying” (stop bu
k a t, d a n m el ib a tk a n o rg a nisasi
dan masyara
k m en g a w a si p er ed a ra n kejahatan
social untu
cyberbullying
Itulah contoh norma
dimedia sosial beserta
gambarnya. Berikut
adalah contoh kasus
yang terjadi
Yusniar (27) adalah seorang ibu rumah tangga di
Makassar, Sulawesi Selatan. Ia dijerat karena status
Facebook yang diunggahnya pada 14 Maret 2016.

Status itu berisi ungkapan kekesalan Yusniar atas


kejadian yang menimpa rumah orangtuanya sehari
sebelum status tersebut diunggah.

Ia ditahan karena tuduhan pencemaran nama baik


melalui media sosial. Yusniar akhirnya divonis bebas
Kesimpulan
kehadiran media sosial telah memunculkan perilaku negatif dan
positif terhadap gaya hidup remaja, membuat remaja tampil lebih
individualistis, sehingga segera memicu sikap kurang kesadaran
terhadap lingkungan yang diinginkan. Penggunaan media sosial
yang tidak tepat dapat merusak hubungan antara individu dan
kelompok.Selain meningkatkan risiko cyberbullying, penggunaan
media sosial juga berdampak pada kesehatan psikologis anak-anak.
Dampak psikologis yang dapat muncul pada anak dan remaja akibat
penggunaan media sosial yang berlebihan meliputi gangguan
kecemasan dan depresi. Jagalah perkataan kalian ketika
menggunakan media sosial
Terima kasih!
See you

Anda mungkin juga menyukai