Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu: Miftahur Rahmi, M.Pd

Disusun oleh:

Ikhfah Chairun Nisa 204210164

Indah Aura Febrian 204210165

Irda Safitri 204210166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hukum – Hukum
Perkembangan”

Tujuan penelitian makalah adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Program studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakutas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dan memberikan wawasan kepada penulis maupun pembaca.

Dalam penelitian makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan penulisan makalah ini, khususnya
kepada:

1. Ibu Miftahrur Rahmi, M.Pd. Dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan Peserta
Didik, yang telah memberikan gambaran dan arahan dalam penyusunan makalah
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman tercinta
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada
penulis.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kerungan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. UNtuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penuis harapkan demi
penyempurnakan pembuatan makalah ini.

Jambi, 15 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pengertian Hukum – Hukum Perkembangan ..................................................... 3


B. Macam – Macam Hukum – Hukum Perkembangan .......................................... 4
1. Hukum Masa Peka........................................................................................ 4
2. Hukum Rekapitulasi ..................................................................................... 5
3. Hukum Masa Menentang ............................................................................. 6
4. Hukum Penjelajahan dan Penemuan ............................................................ 7
C. Implikasi dan Hukum-Hukum Perkembangan Terhadap Pendidikan ................ 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 12

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 12
B. Saran ................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai individu mengalami perkembangan yang berlangsung
secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti, menjalani berbagai fase, dan ada
kalanya diselingi oleh krisis yang datangnya pada waktu-waktu tertentu. Peserta
didik merupakan individu yang bersifat unik, imajinatif, dan khas. seorang anak
mengalami suatu metamorfosis perkembangan, baik perkembangan secara
kemampuan berpikir, keterampilan, mental, psikis, emosional, fisik, dan juga
kemampuan berinteraksi sosial dengan lingkungan. Proses perkembangan yang
berkesinambungan, beraturan, bergelombang naik dan turun, yang berjalan
dengan kelajuan cepat maupun lambat, semuanya menunjukkan betapa
perkembangan mengikuti patokan-patokan atau tunduk pada hukum-hukum
tertentu, yang disebut dengan hukum perkembangan.
Dalam mengetahui dan mengoptimalkan perkembangan peserta didik,
pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip perkembangan perserta didik yang
merupakan pernyataan atau kebenaran umum yang menjadi sebuah pedoman
untuk berpikir dan bertindak mengenai perkembangan seorang peserta didik.
Pemahaman mengenai hukum dan prinsip perkembangan peserta didik
diharapkan dapat memberikan landasan konseptual dalam menentukan alternatif
perlakuan pendidikan terhadap anak didik yang sesuai dengan
perkembangannya. Dengan demikian guru diharapkan bisa menjadi fasilitator
perkembangan sosial- pribadi peserta didik.
Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya
hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan memiliki
sifat holistik (menyeluruh kompleks) yaitu: terdiri dari berbagai aspek baik fisik
ataupun psikis, terjadi dalam beberapa tahap (saling berkesinambungan), ada
variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan keseimbangan.
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti dan setiap
perkembangan memiliki tahapan tahapan yaitu: tahap dikenangkan, tahap
kandungan, tahap anak, tahap remaja, tahap dewasa, dan tahap lansia, ada juga
yang menggunakan patokan umur yang dapat pula digolongkan dalam masa

1
intraterin, masa bayi, masa anak sekolah, masa remaja dan masa adonelen yang
lebih lanjut akan disebut dengan periodesasi perkembangan elama rentang
kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari
mulai lahir sampai meninggal dunia.
Dari semua fase perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling
penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Para orang tua,
pendidik, dan para tenaga professional lainnya mencoba untuk menerangkan dan
melakukan pendekatan yang efektif untuk menangani para remaja ini. Maka
dalam makalah ini, penulis tertarik untuk membahas tentang hukum – hukum
perkembangan peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hukum-hukum perkembangan ?
2. Apa yang dimaksud dengan hukum masa peka?
3. Apa yang dimaksud dengan hukum rekapitulasi?
4. Apa yang dimaksud dengan hukum Masa menentang?
5. Apa yang dimaksud dengan hukum penjelajahan dan penemuan?
6. Bagaimana implikasi dari hukum-hukum perkembangan terhadap
pendidikan?

C. Tujuan Masalah
1. untuk mengetahui hukum- hukum perkembangan
2. untuk mengetahui hukum masa peka
3. untuk mengetahui hukum rekapitulasi
4. untuk mengetahui hukum menentang
5. untuk mengetahui hukum penjelajahan dan penemuan
6. untuk mengetahui implikasi dari hukum-hukum perkembangan terhadap
pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum – Hukum Perkembangan


Hukum-hukum perkembangan ialah secara umum berupa evolusi yang terjadi
dan umum pada setiap anak. Akan tetapi kemungkinan terjadi perbedaan-perbedaan
di setiap individual karena faktor-faktor bawaan, pengalaman- pengalaman di
dalam lingkunganya, dan faktorlainnya juga seperti sosiologis, ekonomis,
sosiologis dan seterusnya. Sepanjang hidupnya, manusia sebagai makluk individu
pasti mengalami perkembangan secara perlahan dan berangsur- angsur, perlahan
tapi pasti dari waktu ke wakatu mengalami peningkatan perkembangan yang terus
meningkat dan tentunya semakin bertambah.
Di dalam proses perkembangan yang signifikan dan berkesinambungan,
beraturan, beritme naik-turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat maupun lambat,
semuanya itu menunjukkan betapa perkembangan berpedoman dan mengacu pada
hukum-hukum tertentu, yang disebut dengan hukum perkembangan". Tentunya
hukum perkembangan ini banyak sekali macamnya antara lain: Hukum kesatuan
Organis.
Ketetntuan mendasar tentang realitas kehidupan peserta didik yang telah
disepakati kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang seksama.
Ketetnyuan yang besifat umum ke khusus, yang berkesinambungan dan dapat
diramalkan sebelum proses berlangsung.
Menurut hukum ini anak ialah satu kesatuan organis, bukan merupakan suatu
penjumlahan atau sebuah kumpulan unsur yang berdiri sendiri. Jadi saling satu
sama yang lainnya saling berkaitan dan mempengaruhi secara keseluruhan.
Contohnya ingatan tidak berkembang begitu saja tetapi satu sama lain saling
bersangkut-paut dan maju sendiri tanpa hubungan yang baik serta dengan
pengamatan dan perhatian.
Hukum tempo perkembangan menurut hukum ini, setiap anak memiliki tempo
kecepatan perkembangan sendiri-sendiri. Artinya, ada anak yang mengalami proses
perkembangan dengan cepat, sedang, ada juga yang proses perkembangannya
mengalami kelambatan. Hukum perkembangan menerapkan bagaimana sebuah
proses fisik dan mental berlangsung secara terus menerus dari masa ke masa.

3
Adanya hukum perkembangan tempo ini seharusnya orangtua tidak merasa kecewa
apabila anaknya mengalami perkembangan cepat, sedang ada juga yang mengalami
perkembangan yang lambat dibandingkan anak tetangga.1
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian hukum – hukum perkembangan adalah
aturan-aturan yang bersifat mengikat yang biasanya terjadi di dalam proses tumbuh
kembang manusia yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif dari mulai dari masa
konsepsi sampai usia dewasa dan meninggal yang terjadi secaraterus menerus.

B. Macam – Macam Hukum Perkembangan


1. Hukum Masa Peka
Masa peka ialah masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri ke luar, dan
peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Hukum masa peka ini di
perkenalkan oleh maria Montessori, seorang pendidik berkebangsaan italia.
Menurutnya, masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa
mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Masa peka ini tidak digunakan
sebaik-baiknya atau tidak memperoleh kesempatan untuk berkembang, maka
fungsi-fungsi tersebut akan mengalami kelainan atau abnormal dan hal ini akan
mengganggu perkembangan selanjutnya.2
Contoh: bicara, berjalan, fungsi panca indera,pikiran, dan lain-lain.
1) Usia 1 - 1 ½ tahun adalah masa peka anak jalan dan berbicara. Jika tidak
diperhatikan maka akan terlambat. Fungsi masa peka kadangkala saling
menghambat. Misalnya bicara dulu baru jalan, tapi dalam waktu singkat
keduanya akan berkembang secara paralel.
2) Belajar bahasa umur 3-5 tahun, meskipun pengertiannya belum penuh.
Kesukaan dan ketepatan bahasa pada anak berbeda, jadi perlu perhatikan
minat dan bakat anak.
3) Usia 3-4 tahun suka menggambar.3

1
Kayyis Fithri Ajhuri, Psikologi Perkembangan Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,
(Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2019), Hlm 19-20.
2
Achmad Afandi, Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik, (Jawa Barat: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2019), Hal 11-12
3
Julianto Simanjuntak, Perlengkapan seorang konselor, (Tangerang: Yayasan Pelikan, 2007) Hal 121.

4
2. Hukum Rekaputulasi
Hukum rekapitulasi pertama-tama dikemukakan oleh Hackel, seorang
sarjana Biologi Jerman, yang disebutkan “Hukum Biognetis” pada hukum
perkembangan tersebut individu ialah ulangan dari perkembangan jenisnya.
Dengan kata lain, ontogenes ialah rekapitulsi dari perKembangan yang sejenis
dan serupa. Ontogenesis ialah perkembangan individu. Sedangkan Phylogenesis
ialah kehidupan dari nenek moyang suatu bangsa. Maka dari itu hukum
rekapitulasi ini perkembangan yang sedang dialami oleh anak adalah ulangan
ringkas sejarah kehidupan umat manusia. Salah satu contohnya pengulangan ini
dapat dilihat dari fase-fase perkembangan anak yang sesuai dengan
perkembangan kehidupan bangsa-bangsa sejak zaman dahulu, yakni sebagai
berikut:
1) Masa berburu dan menyamun
Masa yang dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun, yang ditandai
dengan kesenangan anak untuk menangkap binatang dan bermain kejar-
kejaran.
2) Masa berternak (Menggembala)
Masa ini dialami anak umur 8 tahun hingga 10 tahun yang dapat dilihat
dari kesenangan anak dalam memelihara binatang seperti memelihara
kucing. kelinci, burung dan lain sebagainya
3) Masa bercocok tanam (Bertani)
Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 12 tahun. Pada masa ini
terlihat kegemaran anak dalam melakukan aktivitas bercocok tanam, seperti
senang memelihara merawat tanamannya
4) Masa berdagang
Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 14 tahun. Pada masa ini
terlihat anak suka bermain berjulan dan bertukar barang layaknya penjual
dan pembeli.

5
5) Masa industry
6) Masa ini timbul di usia 15 tahun ke atas. Pada masa ini terlihat kesenangan
dan keasyikan anak mengerjakan pekerjaan tangan seperti membuat
kerajinan tangan.4.
3. Hukum Masa Menentang
Peyelidikan dalam ilmu psikologi pekembangan anak menunjukan
bahwa perkembangan jiwa anak tidaklah berlangsung secara tenang dan teratur.
Akan tetapi ada masa dimana anak mulai mengalami goncangan dan terdapat
sentuhan radikal dalam perkembangan anak. Hal ini biasanya terjadi pada saat
anak berusia kira-kira 3-5 tahun dan yang kedua terjadi pada usia anak 14-17
tahun. Pada masa tersebut anak sering menampilkan perilaku yang tidak pantas
menurut orang tua (nakal,suka rebut,bertengkar dan lain sebagainya). Hal ini
terjadi adalah wajar, karena anak pada saat itu serba ingin tahu, ingin
diperhatikan, belum mampu memperbaiki kesalahan sendiri, dan mereka pun
belum mempunyai pengertian yang betul terhadap perintah dan tugas-tugas
yang harus dipatuhinya.5
Dalam hukum menentang ini salah satu upaya yang harus dilakukan
adalah dengan membentengi diri yang didasarkan pada QS. At-Tahrim [66]: 6.
Yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kejam, dan keras, yang tidak durhaka
kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS At-Tahrim [66]: 6). Dari ayat ini,
dapat dipahami kewajiban menjaga diri dan juga tanggung jawab menjaga
keluarga. Maka dari itu kami mencoba untuk mengimplementasikan intervensi
berbasis komunikasi keluarga yang mengintensifkan dalam pencegahan
radikalisme pada keluarga dan sikap menentang kepada orang tua. Komunikasi
antara orang tua dan remaja yang baik dalam keluarga adalah komunikasi yang
bersifat terbuka, demokratis, dan dengan intensitas tinggi terbukti memiliki
pengaruh terhadap kenakalan dan perilaku berisiko pada remaja. Baik orang tua

4
Achmad Afandi, Op.Cit, Hal-13
5
Julianto Simanjuntak, Perlengkapan seorang konselor, (Tangerang: Yayasan Pelikan, 2007) Hal 121.

6
dan anak perlu untuk menjaga komunikasi yang baik dalam pencegahan
radikalisme. Akar radikalisme yang berasal dari prasangka dan rendahnya
toleransi dapat diatasi dengan komunikasi. Namun, pengaruh yang terjadi
bersifat dua arah sehingga komunikasi dengan bijak dan demokratis diperlukan.
Miklikowska menyatakan bahwa hubungan komunikasi dalam transmisi
prasangka dan toleransi bersifat dua arah. Sehingga, bukan hanya bentuk
komunikasi satu arah oleh orang tua saja yang perlu dilakukan, namun diskusi
dua arah antara orang tua dan remaja. Dengan diskusi ini, orang tua dapat
menjadi penyaring dan pembimbing bagi informasi yang anak remaja dapatkan
dari sumber-sumber yang anonim. Kontrol orang tua yang otoritatif, akan
memberi pengertian kepada anak mengenai pemahaman yang moderat.6
4. Hukum Penjelajahan Dan Penemuan
M.J.Langeveld menerangkan bahwa perkembangan itu sebagai suatu
proses penjelajahan dan penemuan. Anak manusia begitu terlahir ke dunia ini
sebagai warga baru yang masih belum mengenal apapun. Dengan kondisi yang
seperti ini dia butuh untuk mengembangkan dirinya dengan cara mempelajari
sesuatu yang ada disekitarnya, maka dari itu dia melakukan penjelajahan, dan
dalam proses penjelajahan tersebut dia menemukan berbagai macam nilai-nilai
kemanusiaan yang sangat ia butuhkan untuk perkembangan dirinya sebagai
manusia yang ingin menjadi lebih sempurna.7

C. Implikasi dan Hukum-Hukum Perkembangan Terhadap Pendidikan


Manusia pada umumnya berkembang sesuai dengan tahapan-tahapannya.
perkembangan tersebut dimulai sejak masa konsepsi, hingga akhir hayat. Ketika
individu memasuki usia sekolah, yakni antara tujuh sampai dengan dua belas tahun,
individu dimaksud sudah dapat disebut sebagai peserta didik yang akan
berhubungan dengan proses pembelajaran dalam suatu dalam suatu sistem
pendidikan. Cara pembelajaran yang diharapkan harus sesuai dengan tahapan
perkembangan anak, yakni memiliki karakteristik sebagai berikut:

6
Faizin,O.dan Najib, Kontruksi Pesan-pesan dalam QS.At-takhrim, (Jakarta: Media Pustaka, 2020)
Hal.42-43.
7
Noer Rahmah,Psikologi Pendidikan, (Surabaya:CV Jakad Media Publish ,2020) Hal-88

7
1. Programnya disusun secara fleksibel dan tidak kaku serta memperhatikan
perbedaan individual anak.
2. Tidak dilakukan secara monoton, tetapi disajikan secara variatif melalui
banyak aktivitas.
3. Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar sehingga
memungkinkan anak terlibat secara penuh dengan menggunakan berbagai
berbagai proses perkembangannya.

Aspek-aspek perkembangan peserta didik yang berimplikasi terhadap proses


pendidikan akan diuraikan seperti di bawah ini:

a. Implikasi Perkembangan Biologis dan Perseptual


Secara fisik, anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Karakteristik
perkembangan fisik ini perlu dipelajari dan dipahami karena akan memiliki
implikasi memiliki implikasi tertentu bagi karena akan memiliki implikasi
tertentu bagi penyelenggaraan pendidikan. Proses perkembangan biologis atau
perkembangan fisik mencakup perubahan-perubahan dalam tubuh individu
seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon,
organorgan, dll., termasuk juga di dalamnya perubahan dalam kemampuan
fisik seperti perubahan dalam penglihatan, kekuatan otot, dan lain sebagainya.
Dan diperlukan suatu cara pembelajaran yang "hidup" dalam arti memberikan
banyak kesempatan kepada peserta didik untuk memfungsikan unsur-unsur
fisiknya, dengan kata lain, diperlukan suatu cara pembelajaran seperti ini tidak
saja akan memunculkan kegemaran belajar, tetapi juga akan memberikan
banyak dampak positif.
b. Implikasi Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual erat kaitannya dengan potensi otak manusia.
Potensi otak manusia hanya tampak delapan persen sebagai pikiran sadar, Dari
penjelasan tersebut dapat kita tahu bahwa potensi otak manusia yang berkaitan
dengan perkembangan intelektual hanya memuat delapan persen saja. Untuk
itu, perkembangan intelektual pada peserta didik perlu dikembangkan. Proses
perkembangan intelektual melibatkan perubahan dalam kemampuan dan pola
berpikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan

8
dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan
mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu
kalimat, menghafal doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan
pengalaman kepada orang lain merupakan proses intelektual dalam
perkembangan anak.
c. Implikasi Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada
dasarnya bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, melainkan
juga dapat diwujudkan dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya
yang memiliki aturan sendiri. Bahasa sangat erat kaitannya dengan
perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya, yaitu
kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik
kesimpulan. Implikasi perkembangan bahasa pada peserta didik:
1) Apabila kegiatan pembelajaran yang diciptakan bersifat efektif, maka
perkembangan bahasa peserta didik dapat berjalan secara optimal.
Sebaliknya apabila kegiatan pembelajaran kurang efektif, maka dapat
diprediksi bahwa perkembangan bahasa peserta didik akan mengalami
hambatan.
2) Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan sosial.
Jika ingin menghasilkan pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan
hasil pendidikan yang optimal, maka sangat diperlukan bahasa yang
komunikatif dan memungkinkan peserta didik yang terlibat dalam interaksi
pembelajaran dapat berperan secara aktif dan produktif.
3) Meskipun umumnya anak SD memiliki kemampuan potensial yang
berbeda-beda, namun pemberian lingkungan yang kondusif bagi
perkembangan bahasa sejak dini sangat diperlukan.
4) Perkembangan Kreativitas
Implikasi Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan
berpikir dan bersikap tentang sesuatu dengan cara yang baru dan tidak
biasa guna menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap persoalan.
Kreativitas merupakan suatu aktivitas otak yang terorganisasikan,
komprehensif, imajinatif tinggi untuk menghasilkan sesuatu yang orisinal.

9
Oleh karena itu, kreatifitas lebih dikatakan sebagai suatu yang lebih
inovatif dari pada produktif.
d. Implikasi Perkembangan Sosial
Manusia menurut pembawaannya adalah makhluk sosial, sejak
dilahirkan, bayi sudah termasuk ke dalam masyarakat kecil yang disebut
keluarga. Ketika kecil, mulanya anak-anak hanya mempunyai hak saja, di
dalam rumah tangga ia mempunyai hak untuk dipelihara dan dilindungi oleh
orang tuanya, namun lama-kelamaan keadaan itu berubah. Anak-anak yang
pada mulanya hanya mempunyai mempunyai hak saja, berangsur-angsur
mempunyai kewajiban.
Lingkungan sosial merupakan pengaruh luar yang datang dari orang lain.
Selain itu, yang termasuk lingkungan sosial ialah pendidikan. Yang
dimaksud dengan pendidikan adalah pengaruh-pengaruh yang disengaja dari
anggota berbagai golongan tertentu, seperti pengaruh ayah, nenek, paman,
dan guru-guru. Perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, tradisi atau
meleburkan diri menjadi satu kesatuan yang saling berkomunikasi dan
bekerja sama.
e. Implikasi Perkembangan Emosional
Emosi merupakan keadaan pada diri seseorang yang disertai warna
efektif, baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas. Contoh
tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu dalam pembelajaran, di
antaranya adalah:
1) Memperkuat dan melemahkan semangat apabila timbul rasa senang
atau kecewa atas hasil belajar yang dicapai.
2) Menghambat konsentrasi belajar ketika mengalami ketegangan
emosional.
3) Mengganggu penyesuaian sosial ketika rasa cemburu dan iri hati
terjadi.
4) Suasana emosional yang dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya di kemudian hari.

10
Emosi mempengaruhi cara belajar anak, yaitu: (a) menyiapkan tubuh
untuk melakukan tindakan, (b) reaksi emosional apabila diulang-ulang akan
berkembang menjadi kebiasaan. (c) emosi merupakan suatu bentuk
komunikasi, (d) suasana emosional yang dialami individu semasa kecilnya
akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari.
f. Implikasi Perkembangan Moral
Moral bukan hanya memiliki arti bertingkah laku sopan santun,
bertindak dengan lemah lembut, dan berbakti kepada orang tua saja,
melainkan lebih luas lagi dari itu. Selalu berkata jujur, bertindak konsekuen,
bertanggung jawab, cinta bangsa dan sesama manusia, mengabdi kepada
rakyat dan negara, berkemauan keras, berperasaan halus, dan sebagainya,
termasuk pula ke dalam moral yang perlu dikembangkan dan ditanamkan
dalam hati sanubari anak-anak. Perkembangan moral anak dapat berlangsung
yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar-salah
atau baik- buruk oleh orang tua dan gurunya.
g. Implikasi Perkembangan Spritual
Anak-anak sebenarnya telah memiliki dasar-dasar kemampuan spiritual
yang dibawanya sejak lahir. Untuk mengembangkan kemampuan ini,
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk
melahirkan manusia yang ber- SQ tinggi dibutuhkan pendidikan yang tidak
hanya berorientasi pada perkembangan aspek IQ dan SQ saja. Kecerdasan
spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan
makna dan nilai, yang menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya.8

8
Farida Isroani, dkk, Psikologi Perkembangan, (Mitra Cendikia, Sumatra Barat: 2023) Hal 26-32

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum – hukum perkembangan adalah aturan-aturan yang bersifat mengikat
yang biasanya terjadi di dalam proses tumbuh kembang manusia yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif dari mulai dari masa konsepsi sampai usia dewasa dan
meninggal yang terjadi secaraterus menerus. Masa peka merupakan masa
pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan
dikembangkan. Hukum rekapitulasi ini perkembangan yang sedang dialami oleh
anak adalah ulangan ringkas sejarah kehidupan umat manusi. Hukum masa
menentang Penyelidikan dalam ilmu psikologi perkembangan anak menunjukan
bahwa perkembangan jiwa anak tidaklah berlangsung secara tenang dan teratur.
Pada masa tersebut anak sering menampilkan perilaku yang tidak pantas menurut
orang tua (nakal, suka rebut,bertengkar dan lain sebagainya). Hukum masa
penjajahan dan penemuan, Perkembangan itu sebagai suatu proses penjelajahan dan
penemuan. Anak manusia begitu terlahir ke dunia ini sebagai warga baru yang
masih belum mengenal apapun.
Cara pembelajaran yang diharapkan harus sesuai dengan tahapan
perkembangan anak, yakni memiliki karakteristik Programnya disusun secara
fleksibel dan tidak kaku, tidak dilakukan secara monoton, dan melibatkan
penggunaan berbagai media dan sumber. Aspek-aspek perkembangan peserta didik
yang berimplikasi terhadap proses pendidikan adalah implikasi perkembangan
biologis dan perseptual, intelektual, bahasa, sosial, emosional, moral dan spiritual.

B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa penulis masih dalam
pembelajaran membuat makalah ini. Oleh karena itu penulis juga membutuhkan
saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah yang
penulis buat dapat dipahami oleh teman-teman dan dapat memberi manfaat bagi
kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Achmad. 2019. Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik. Jawa
Barat: Uwais Inspirasi Indonesia
Ajhuri, Kayyis Fithri. 2019. Psikologi Perkembangan Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, Yogyakarta: Penebar Media Pustaka

Faizin dan Najib. 2020. Kontruksi Pesan-pesan dalam QS. At-takhrim. Jakarta:
Media Pustaka.
Isroani, Farida. 2023. Psikologi Perkembangan. Sumatra Barat: Mitra Cendikia

Rahmah, Noer. 2020. Psikologi Pendidikan, Surabaya: CV Jakad Media Publish

Simanjuntak, Julianto. 2007. Perlengkapan seorang konselor, Tangerang:


Yayasan Pelikan

13

Anda mungkin juga menyukai