Anda di halaman 1dari 2

Aliran Romantisme

Pada akhir abad 18 dan awal 19 Masehi, asas revolusi Perancis mulai menguat dan
berdampak pada perlawanan sastrawan dan pemikir terhadap aliran klasisme dan mulai ada
kecenderungan pada aliran romantisme yang merupakan revolusi social, politik, ekonomi, dan
filsafat.

Hal di atas dikarenakan perang Louis XIV yang meninggal tahun 1851, telah merusak
Perancis dan meninggalkan kesengsaraan sehingga berdampak pada kehidupan yang foya-foya.
Ulama/penulis/sastrawan berusaha memperbaiki keadaan dari segi social, politik, ekonomi, dan
ideology. Contoh mereka yang menulis buku pada masa ini adalah Holbach, Diderot, Rousseau,
Lambert, dan Condorce sampai-sampai terbentuk sebuah komunitas yang bernamakan
Departemen Pengetahuan.

Istilah romantisme muncul dalam bentuk yang bermacam-macam. Warna sastra


romantisme ini mengedepankan emosi, khayalan, kebebasan emosi, serta sandiwara.

Istilah romantisme dipakai untuk lawan kata dari klasisme oleh Schlegel bersaudara (Agustus
William van Schlegel 1767-1845 M) dan adiknya Freddiek van Schlegel (1772-1829 M).

Dr. Abdurrahman Utsman mengatakan bahwa rahasia berpindahnya aliran romantisme ke


Eropa Utara adalah kuatnya tabiat mereka untuk mengungkapkan rahasia; ambiguitas memaksa
mereka untuk menyingkapnya; dan memperjelas ketidakjelasan yang ada untuk kemudian
mencocokkan/menyesuaikan dengan emosi mereka.

Aliran romantisme telah muncul di Eropa dan awal kemunculannya ada di Inggris
sebelum Perancis, karena salah seorang penyair Inggris (William Blake 1757-1837 M) terhitung
sebagai pelopor dalam mempelajari romantisme.

Orang-orang Perancis adalah yang paling banyak memperhatikan gerakan rimantisme ini.
Perancis adalah tanah subur untuk revolusi dari klasisme. Berikut adalah factor kemajuan
romantisme di Perancis:

1. Mengakarnya klasisme yang membatasi kreativitas dan kebebasan sastra.


2. Berkembangnya hal-hal yang bersifat politik, social, dan psikologi yang memunculkan
revolusi besar Prancis tahun 1789 M yang menyeru kepada kebebasan, persaudaraan, dan
kesetaraan.
3. Keterkaitan aliran romantisme terhadap politik dan keagamaan.
4. Munculnya kasta tengah (borjouis) yang ingin mengungkapkan sastra sesuai dengan
perasaan dan diri mereka sebagai reaksi masalah yang berhubungan dengan emosi dan
soasial, kemudian mereka mengangkatnya dalam sebuah pementasan.
5. Makin maraknya syair-syair perubahan dan tuntutan revolusi secara khusus pada sastra.
6. Bangsa eropa yang ingin terlepas dari paksaan dan kedzaliman serta lari dari kenyataan
beserta rasa sakit dan penderitaannya menuju khayalan.
7. Muncul tokoh-tokoh berpengaruh dalam kehidupan berbudaya dan pemikiran serta social.
Seperti Jane Jack Rousseau (1722-1778 M).
8. Orientasi kepada urgensi bahasa yang bercabang dari Latin seperti Prancis, Italia,
Spanyol, Portugal, dan Rumania.

Pengaruh romantisme terhadap sastrawan adalah sebagai hasil dari perjalanan yang
mereka lakukan baik itu perjalanan untuk menuntut ilmu maupun pekerjaan politik. Romantisme
pertama kali masuk ke Eropa berkat sastrawan diaspora seperti Khalil Mutran yang
mengaplikasikan romantisme dalam puisinya. Ia menerjemahkan banyak karya ke dalam bahasa
Arab seperti scenario drama milik Shakespeare.

Khalil Mutran telah membawa pengaruh kepada sastrawan di Mesir. Seperti contoh:

Penyair Ibrahim bin Ramziy yang menyusun puisi kedalam bentuk cerita.

Ali Mahmud Thaha, salah seorang muri Khalih Mutran dalam puisi. Kebudayaan Prancis telah
membantunya dalam pembentukan perasaan dalam dirinya dan kemudian menyusun puisi keluar
dari tujuan kuno.

Ibrahim Najiy, salah seorang murid Khalil yang setia pada puisi mengenai ketulusan perasaan.
Puisinya adalah gambaran perasaannya, inderanya yang peka, dan emosi hatinya.

Khalil Shiboub, penyair yang paling kuat hubungannya dengan Khalil Mutran tergambar dari
gaya bahasa dan pemikirannya.

Gerakan romantisme ini merupakan hasil dari perjalanan yang ditempuh oleh para sastrawan
dengan tujuan yang bermacam-macam. Seperti utuk terjemah, belajar kebudayaan, dan inokulasi
(pembaruan ide seseorang) dengan sastrawan di daerah lain. Manfaat yang didapat oleh orang-
orang dalam aliran ini adalah pembaharuan terhadap sejarah sastra arab modern yang berkaitan
dengan sastrawan, lingkungan, kebudayaan, dan gendernya.

Referensi Sumber:

Taufiq. A Dardiri, Perkembangan Puisi Arab Modern.

Dr. Rif’at Zaki Mahmud Afifi, al-Madaris al-Adabiyyah al-Aurubiyyah.

Dr. Rif’at Zaki Mahmud Afifi, al-Madaris al-Adabiyyah al-Aurubiyyah, Daar at-Tiba’ah:Kairo

Anda mungkin juga menyukai