Anda di halaman 1dari 3

UNIT TRANFUSI DARAH

PMI KABUPATEN KEDIRI Nomor :


SOP /02.06.21/UTD/SOP/VIII/2023
PEMERIKSAAN UJI SILANG Versi : 004
SERASIH METODE Tgl. Berlaku :19-10-2023
KONVENSIONAL Tgl. Kaji ulang :
Ttd
Kepala UTD PMI
Kabupaten Kediri
Dr. Arin Istiani

1. PENGERTIAN
Pemeriksaan crossmacting adalah langkah akhri yang penting didalam menetapkan kecocokan
antara darah donro dan resipien menjadi kompatible atau tidak.
Fungsi pemeriksaan crossmarch adalah cek akhr uji kecocokan darah golongan darah ABO
dan Rhesus., mengetahui ada atau tidaknya reaksi antara darah donor dan resipien.
Mendeteksi ada tidaknya antobodi yang tidak diharapkan
2. TUJUAN
Pemeriksaan crossmatvh dilakukan untuk menyakinkan bahwa tidak ada antibodi di dalam
serum pasien yang akan berekasi dengan sel darah donor jika transfusi dilakukakan. Adapun
fungsi utama crossmacth adalah:
2.1 Untuk melakukan pengecekan terakhr dan meyakinkan bahwa golongan darah ABO
antara pasien dan donor sudah sesuai sehingga reaksi transfusi dapat dicegah.
2.2 Untuk mendetksi ada tidaknya antibodi didalam serum pasien yang akan bereaksi dengan
antigen pada sel darah merah donor terutama pada kondisi dimana antibodi tidak
terdeteksi dengan skrining antibodi karena tidak adanya antigen yang tidak sesuai pada
panel skrining (Downes, 2014). Dengan melakukan pemeriksaan crossmatch maka dapat
diharapkan dapat mendeteksi ada tidaknya antibodi, baik antibodi komplit (IgM) maupun
antibodi inkomplit ( IgG) yang terdapat dalam serum pasien, yang dapat menyebabkan
kerusakan sel darah merah donor, sehingga dapat memberi keyakinan akan manfaat
transfusi yang makismal untuk penderita ( meningkatkan kesempatan hidup sel arah
donro dalam tubuh pasien).
3. KEBIJAKAN
SK Direktur UDD PMI Kabupaten Kediri No 01/02.06.21/UTD/SK/I/2023 tentang SOP
( Standar Operasional Prosedur).
4. REFRENSI
4.1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi
darah.
4.2 Permenkes nomor 15 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Fraksionasi Plasma.Perka
BPOM nomor 10 tahun 2017 tentang penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang
Baik di Unit Transfusi Darah dan Pusat Plasmaferesis
4.3 Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman (PPOB) CPOB untuk penyedia darah tahun
2018.
5. ALAT DAN BAHAN
5.1 Centrifuge
5.2 Mikroskop
5.3 Objek Glass
5.4 Spuit 3 cc
5.5 Yellow Tip
5.6 Mikropipet
5.7 TabungReaksi
5.8 Bovine Albumine
5.9 Comb serum
5.10 AHG
5.11 NaCl

6. PROSEDUR DAN LANGKAH LANGKAH

6.1 Fase I : Dalam Saline


6.1.1 Tabung Mayor : 2 tetes serum pasien dan 1 tetes sdm donor, tabung minor
2 tetes serum donor dan 1 tetes sdm pasien
6.1.2 Homogenkan dan putar dengan 3400 rpm selama 15 detik
6.1.3 Baca hasil
6.1.4 Bila aglutinasi berarti posistif, bila tidak aglutinasi berarti negatif
6.1.5 Lanjut fase II
6.2 Fase II : Bovine Albumine
6.2.1 Tambahkan 2 tetes Bovine Albumine 22 % pada tabung mayor dan minor.
6.2.2 Homogenkan
6.2.3 Inkubasi 37 ̊ C selama 15 menit
6.2.4 Baca Hasil
6.2.5 Bila terjadi aglutinasi berarti positif, Bila tidak terjadi aglutinasi berarti
negatif. ( pada hasil negatif untuk menguji apakah tes ini sudah dilaukan
secar benar dilakukan kontrol dengan menambahkan 1 tetes Coombs cell
pada tabung mayor dan Minor kemudian dicentrifuge denagn kecepatan
3400 rpm selama 15 menit dan hasilnya harus positf).
6.3 Fase III : Indirek Coombs Test
6.3.1 Cuci eritrosit pada tabung mayor dan minor dengan NaCl sebanyak 3 kali
untuk membuang antibodi bebas yang terikat pada eritrosit.
6.3.2 Pada tabung mayor dan minor tambahkan 2 tetes AHG
6.3.3 Jomgenkan dan putar dengan centrifuge 3000 rpm 2 menit
6.3.4 Baca hasil
6.3.5 Bila aglutinasi berarti positif, bila tidak terjadi aglutinasi berarti negatif .
( pada hasil negatif untuk menguji test ini dilaukan sudah benar dilakukan
kontrol dengan menambahkan 1 tetes coombs test pada setiap tabung
kemudian putar 3000 rpm 15 detik dan hasilnya harus positif).

6 DOKUMEN TERKAIT
7.1 Lembar checklist Pemeriksaan Uji Silang Serasih metode Konvensional

Anda mungkin juga menyukai