Anda di halaman 1dari 77

PENGARUH PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK

ANAK DAN PEMBELAJARAN DARING TERHADAP


KUALITAS BELAJAR ANAK DIDIK TK SAYUWIWIT
DESA BAYU KECAMATAN SONGGON
KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN AJARAN 2020/2021

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Oleh:

MALIKHATUL AINI, S.Pd

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI


UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN SONGGON
TK SAYUWIWIT DESA BAYU SONGGON BANYUWANGI
JAWA TIMUR
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Penelitian Tindakan Kelas Pengaruh Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak dan
Pembelajaran Daring Terhadap Kualitas Belajar Anak Didik TK
SAYUWIWIWT BAYU Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
.

Telah disahkan dan disetujui,

Mengetahui,

KORDINATOR WILAYAH KERJA

SATUAN PENDIDIKAN

KECAMATAN SONGGON KEPALA TK SAYUWIWIT

Drs.SUPENO,M.Pd SITI KHOLIMAH, S.Pd

Pembina Utama Muda

NIP:19630706 198303 1 013

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MALIKHATUL AINI,S.Pd

NUPTK : 0748763665220012

Unit Kerja : TK SAYUWIWIT

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa PTK yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa PTK ini adalah hasil
plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Banyuwangi, 10 September 2020

Yang menyatakan,

MALIKHATUL AINI,S.Pd

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas

dengan judul Pengaruh Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak dan Pembelajaran

Daring Terhadap Kualitas Belajar Anak Didik TK Sayuwiwit Desa Bayu

Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi Tahun 2020 ”,

Dalam penyusunan PTK ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-

dalamnya kepada:

1. Kepala sekolah TK SAYUWIWIT

2. Guru-guru di TK Sayuwiwit

3. Murid

4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa PTK ini jauh dari sempurna untuk itu segala

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis

harapkan.

Penulis

iv
ABSTRAK

SUMARI, 2020. Pengaruh Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak dan
Pembelajaran Daring Terhadap Kualitas Belajar Anak Didik TK Sayuwiwit Desa
Bayu Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.

Kata Kunci: Kualitas belajar, Pandemi Covid-19, Daring

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh Peran orang tua
terhadap kualitas belajar di TK Sayuwiwit. (2) Pengaruh pembelajaran daring
terhadap kualitas belajar di TK Sayuwiwit. (3) Pengaruh Peran orang tua dan
pembelajaran daring terhadap kualitas belajar di TK Sayuwiwit
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua murid yang ada di
TK Sayuwiwit sebanyak 104 orang. total sampel 104 orang tergolong sampel
jenuh. Teknik pengambilan sampel dengan cara disproportionate stratified
random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan catatan
lembaga berupa sejarah singkat, struktur organisasi, dan sebagainya. Uji validitas
instrumen menggunakan rumus korelasi product moment, sedangkan uji
reliabilitas menggunakan Alfa Cronbach. Alat ukur terbukti valid dan reliabel
untuk instrumen penelitian. Analisis regresi berganda digunakan untuk uji
hipotesis penelitian ini.
Hasil penelitian menemukan bahwa : (1) Peran orang tua memiliki pengaruh
signifikan, pada pengujian hipotesis variabel Peran orang tua diperoleh thitung
sebesar 4,958 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji t hitung
tersebut lebih besar daripada ttabel (4,958 > 2,006) atau nilai signifikansi lebih kecil
dari α = 0,05 maka disimpulkan variabel Peran orang tua secara parsial
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja. (2) pembelajaran
daring memiliki pengaruh yang signifikan, pada pengujian hipotesis variabel
pembelajaran daring diperoleh thitung sebesar 2,557 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,013. Nilai statistik uji t hitung tersebut lebih besar daripada t tabel (2,557 >
2,006) atau nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 maka disimpulkan variabel
pembelajaran daring secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap variabel kualitas belajar. (3) Peran orang tua dan pembelajaran daring
memiliki pengaruh positif dan signifikan. Secara simultan diperoleh Fhitung sebesar
22,773 (Sig F = 0,000). Ftabel pada taraf nyata 5% dengan derajat bebas 2 dan 53
sebesar 3,17. Karena Fhitung > Ftabel (22,773 > 3,17) dan Sig F < 5% (0,000 < 0,05)
maka Ho ditolak yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel Peran orang
tua dan pembelajaran daring mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel kualitas belajar.

v
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
Abstrak ............................................................................................................. v
Daftar Isi .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 19
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. 35
BAB V PEMBAHASAN........................................................................ 63
BAB VI PENUTUP................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Virus corona telah mulai masuk di Indonesia sejak bulan Februari

lalu. Pertama kali virus ini menyebar di Indonesia mulai Maret di Depok.

Senin, 2 Maret 2020 nama Indonesia masuk ke dalam negara yang

terjangkit virus corona. Sesuai dengan isi berita halodoc.com “presiden

Joko Widodo mengumumkan virus corona Wuhan menjangkit dua warga

Indonesia, tepatnya di kota Depok, Jawa Barat”. Pada saat itu, keadaan

masih stabil, belum banyak yang terinfeksi. Hari-hari berikutnya, banyak

yang terinfeksi virus tersebut, sehingga beberapa kegiatan di wilayah yang

tersebar mulai dikurangi. Memasuki pertengahan Maret hingga saat ini,

virus perlahan-lahan menyebar ke setiap daerah di Indonesia. Upaya yang

dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan

himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu

himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas

dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya

pertemuan yang melibatkan banyak orang. Oleh sebab itu, maka

pemerintah mengintruksikan supaya masyarakat tetap dirumah, dan

melakukan pekerjaan dirumah. (Surakarta.ac.id:2020) .

Pandemi covid-19 atau telah mengajarkan kita banyak hal tentang

kehidupan sejati. Dampak negatif dan positif yang ditimbulkannya

menyebabkan banyak perubahan dalam masyarakat dunia. Warga Negara

Indonesia saat ini juga merasakan dampak yang sangat serius dan

1
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kebijakan Pemerintah merubah

segala kebijakan dengan adanya pandemi covid-19. Virus covid-19 saat ini

belum ada obatnya dan terbatasnya tenaga medis dan rumah sakit yang

bisa menangani pasien inilah penyebab utama kenapa kita harus mematuhi

anjuran pemerintah. Beberapa bulan berlalu sejak ditetapkan pandemi,

banyak korban dari penduduk sipil, aparat pemerintah, dokter dan perawat

dan samapi saat ini masih berlangsung. Karenanya meskipun saat ini

sudah banyak ditetapkan new normal bukan berarti semua bisa kembali

seperti semula, tetapi semua kebiasaan menyusaikan dengan kondisi

pandemi tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan

oleh pemerintah. Tetap menjaga jarak, tidak berkerumun, memakai

masker, memcuci tangan dan selalu menjaga kesehatan dengan pola

makanan dan hidup sehat karena ini yang akan sangat membantu

pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran covid 19.

Sebagaimana dikutip dari Harian Kompas Senin 13 April 2020, “Presiden

Joko Widodo secara resmi menetapkan wabah virus Corona Covid 19

sebagai bencana Nasional. Penetapan ini dilakukan lewat penerbitan

Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana

non alam Penyebaran . Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai

bencana nasional. Penanganan Covid-19 dilaksanakan oleh Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Covid 19 sesuai melalui sinergi antar

kementrian/lembaga dan pemerintah daerah’ Gubernur, bupati dan

walikota sebagai ketua Gugus Tugas Percepatan Corona Disease 2019

(COVID-19) di daerah dalam menetapkan kebijakan di daerah masing-

2
masing harus memperhatikan kebijakan Pemerintah Pusat,” demikian

point ketiga Keppres tersebut. Hastag #dirumahaja #belajardirumah

#bekerja dirumah.

Pandemi covid -19 sebagai bencana Nasional menjadikan perubahan

di bidang pendidikan yang tidak mengizinkan bertatap muka karena untuk

memutus penyebaran virus covid -19. Pembelajaran secara daring dan

luring sebagai penggantinya. Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko

Widodo atau Jokowi, Minggu (15/3/2020), mengimbau seluruh

masyarakat untuk mulai melakukan semua akivitas dari rumah guna

mencegah penyebaran virus corona. "Saatnya kita bekerja dari rumah,

belajar dari rumah, beribadah di rumah. Inilah saatnya bekerja bersama-

sama, saling tolong menolong dan bersatu padu, gotong royong," ujar

Jokowi. Himbauan ini pun disambut positif oleh masyarakat. Sejumlah

warganet bahkan menggaungkan tagar di Rumah Aja (#dirumahaja) untuk

mengajak semua masyarakat melakukan aktivitas dari rumah. Pemerintah

juga berhak dan bertanggungjawab menjaga keselamatan warga negaranya

seperti dikutip dalam Undang Undang Dasar 1945 Hak untuk hidup dan

mempertahankan kehidupan “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak

mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A). Kesadaran warga

Negara sangatlah penting bukan hanya untuk Negara saja, tetapi untuk

keselamatan diri sendiri dan keluarganya utamanya.

New Normal Indonesia artinya Tatanan Baru Beradaptasi dengan

COVID-19 Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad

Yurianto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Senin 29 Mei

3
2020 Dibaca Normal 1 menit Definisi new normal menurut Pemerintah

Indonesia adalah tatanan baru untuk beradaptasi dengan COVID-19.

tirto.id - masyarakat harus menjaga produktivitas di tengah pandemi virus

corona COVID-19 dengan tatanan baru yang disebut new normal. New

normal lebih mengutamakan agar masyarakat tetap mematuhi protocol

kesehatan yang telah ditetapkan Pemerintah dalam menjalankan aktivitas

kesehariannya.

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, pembelajaran disekolah

juga mulai dilakukan dirumah secara daring untuk meminimalisir

masyarakat keluar rumah. Menurut Adri (2008) daring atau dalam jaringan

adalah suatu proses pembelajaran yang memanfatkan internet, disebut juga

e-learnig yang berarti pebelajaran dengan menggunakan jasa bantuan

perangkat elektronika. Pembelajaran secara daring tersebut memaksa

seluruh masyarakat untuk belajar mengenai teknologi. Karena tidak semua

anak memahami sistem daring, orang tua perlu mendampingi anak dalam

pembelajaran dirumah. Meskipun masyarakkat banyak yang sudah

mengenal gawai, namun yang selama ini terjadi gawai tidak selalu

digunakan untuk belajar, ada beberapa hal lain yang masyarakat gunakan

untuk mendukung pekerjaan mereka dengan gawai. Artinya, tidak

sepenuhnya masyarakat selama ini menggunakan gawai untuk pekerjaan

mereka. Sehingga, untuk membelajarkan materi sekolah anak-anak mereka

perlu belajar lagi.

Sistem daring memudahkan pembelajaran karena tidak terikat tempat

dam waktu, tetapi perlu persiapan jauh hari semua perangkat dan bahan,

4
termasuk juga kurikulum. Sementra persiapan itu selama ini tidak pernah

ada, bahkan pembelajaran daring hanya diperuntukkan pendidikan guru

dalam jabatan. Sehingga banyak guru yang mengalami guncangan

tehnologi, hingga memiliki presepsi bahwa pembelajaran daring harus

selalu diakhiri dengan menyelesaikan tugas yang diberikan guru sebanyak-

banyaknya kepada peserta didik. Akibatnya, bukan hanya anak saja yang

mengalami stress, termasuk orang tua juga mengalami stress karena harus

membagi otak dan pikiran merek menggantikan tugas dan posisi guru

sementara waktu (Sudjarwo, 2020).

Anak-anak yang melakukan pembelajaran secara daring, juga

mengalami kendala. Biasanya anak-anak memiliki guru untuk menjelaskan

di kelas, anak-anak terbiasa dengan jadwal pelajaran yang sudah ditata

oleh pihak sekolah. Dalam hal ini, anak-anak akan mengalami perubahan

pola belajar sehari-harinya. Sepenuhnya kegiatan anak-anak akan dipantau

oleh orang tua dirumah. Pada masa pandemi ini, terdapat beberapa hal

yang perlu dilakukan orang tua untuk membantu anak dalam belajar, dan

mengasuhnya. Hal ini akan terlihat rumit, karena para orang tua belum

terbiasa dengan keadaan seperti ini, namun sudah menjadi peran orang tua

dalam mendidik anak.

Menurut pendapat Munir (2015) orang tua berperan sangat penting

bagi prestasi anak, orang tua merupakan sosok pertama dan utama dalam

pendidikan anak, meskipun anak telah dititipkan pada sekolah, tetapi

orang tua tetap berperan terhadap prestasi anak. Orang tua mulai belajar

mengenai pembelajaran daring, ikut membelajarkan anak-anak tentang

5
pelajaran sekolah, dan orang tua tetap memiliki kewajiban mengasuh

anaknya. Selain itu, orang tua perlu memberikan pemahaman mengenai

keadaan pandemi saat ini dengan jujur, dan mudah dipahami oleh anak-

anak, sehingga mereka akan mengerti bagaimana bahayanya virus

tersebut. Pada penelitian tindakan kelas ini akan menjelaskan lebih detail

mengenai apa saja yang sudah dilakukan agar putra putrinya tetap belajar

dengan efektif meskipun dengan sistem daring. Maka dari latar belakang

tersebut telah ditemukan judul tentang penlitian tindak lanjut “Pengaruh

Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak dan Pembelajaran Daring

Terhadap Kualitas Belajar Anak Didik TK Sayuwiwit Bayu Kecamatan

Songgon Kabupaten Banyuwangi.”

B. Fokus Penelitaian

Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka peneliti dapat memfokuskan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh peran orang tua dalam mendidik anak


terhadap kualitas belajar anak didik TK Sayuwiwit Bayu Kecamatan
Songgon Kabupaten Banyuwangi?
2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran daring terhadap kualitas belajar
anak didik TK Sayuwiwit Bayu Kecamatan Songgon Kabupaten
Banyuwangi?
3. Bagaimanakah pengaruh peran orang tua dalam mendidik anak dan
pembelajaran daring terhadap kualitas belajar anak didik TK
Sayuwiwit Bayu Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk :

6
1. Mengetahui pengaruh peran orang tua dalam mendidik anak terhadap

kualitas belajar anak didik TK Sayuwiwit Bayu Kecamatan Songgon

Kabupaten Banyuwangi.

2. Mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap kualitas belajar

anak didik TK Sayuwiwit Bayu Kecamatan Songgon Kabupaten

Banyuwangi.

3. Mengetahui pengaruh peran orang tua dalam mendidik anak dan

pembelajaran daring terhadap kualitas belajar anak didik TK

Sayuwiwit Bayu Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dalam

penerapan metode pembelajaran yang tepat dimasa pandemi covid-

19 dan peran orang tua dalam mendampingi anak untuk proses

pembelajaran pada saat pandemi covid-19.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Hasil penelilitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan

meningkatkan ketrampilan mengajar guru melalui online (daring),

menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang tepat

khususnya dalam pembelajaran melalui media online.

7
b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan

anak, khususnya melalui media daring dimasa pandemic covid-19

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan

masalah yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung

terutama pada masa pandemic covid-19.

d. Bagi Orang Tua Murid

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan tentang pentingnya

orang tua dalam mendampingi anak pada proses pembelajaran

berlangsung dimasa covid-19

e. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam penelitian

selanjutnya, serta memberi makna tentang kualitas belajar anak

didik dimasa pandemic covid-19.

E. Definisi Operasional

1. Kualitas Belajar

Kualitas belajar merupakan mutu atau efektivitas tingkat pencapaian

belajar terdiri dari tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat belajar, siswa

dan guru. Sekolah dikatakan berkualitas dilihat dari hasil lulusan yang

dapat mengubah perilaku, sikap, keterampilan berkaitan dengan tujuan

pendidikan.

8
2. Daring

Daring merupakan akronim dari dalam jaringan. Artinya terhubung

melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya.

3. Peran Orang tua

Orang tua dalam kaitannya dengan pendidikan anak adalah sebagai

pendidik utama, maka dari itu tanggung jawab orang tua terhadap

pendidikan anak diantaranya memberikan dorongan atau motivasi baik

itu kasih sayang, tanggung jawab moral, tanggung jawab sosial,

tanggung jawab atas kesejahteraan anak baik lahir maupun batin.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas Belajar

1. Pengertian Kualitas Belajar

Menurut Mariani, kualitas pembelajaran secara operasional dapat

diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis antara guru,

siswa, iklim pembelajaran, serta media pembelajaran dalam menghasilkan

proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler

(Haryati & Rochman. 2012: 2). Menurut Daryanto menyebutkan bahwa

kualitas pembelajaran adalah suatu tingkatan pencapaian dari tujuan

pembelajaran awal termasuk didalamnya adalah pembelajaran seni, dalam

pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan

dan pengembangan sikap peserta didik melalui proses pembelajaran

dikelas (Prasetyo, 2013: 12).

Menurut Mariani, kualitas pembelajaran secara operasional dapat

diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis antara guru,

siswa, iklim pembelajaran, serta media pembelajaran dalam menghasilkan

proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler

(Haryati & Rochman. 2012: 2). Menurut Daryanto menyebutkan bahwa

kualitas pembelajaran adalah suatu tingkatan pencapaian dari tujuan

pembelajaran awal termasuk didalamnya adalah pembelajaran seni, dalam

pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan

dan pengembangan sikap peserta didik melalui proses pembelajaran

10
dikelas (Prasetyo, 2013: 12). Metode adalah suatu prosedur pengajaran

yang konsisten sesuai dengan teori-teori. Bila dikaitkan dengan proses

pendidikan, maka metode berarti suatu prosedur yang digunakan pendidik

dalam melaksanakan tugas kependidikan untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kualitas pembelajaran dapat mengukur sejauh mana tingkat pencapaian

hasil dari tujuan pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran yang

sudah tercapai akan menghasilkan hasil belajar yang optimal dari peserta

didik, kualitas dapat dimaknai sebagai mutu atau keefektifan. Kualitas

pembelajaran memiliki indikator menurut Depdiknas dalam Prasetyo

(2013: 13) antara lain:

a. Perilaku pembelajaran pendidik (guru)

Keterampilan dalam mengajar seorang guru menunjukkan karakteristik

umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan

keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk tindakan.

b. Perilaku atau aktivitas siswa

Disekolah banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di

sekolah. Aktivitas sekolah tidak hanya belajar, membaca buku,

mencatat ataupun mendengarkan guru mengajar. Aktivitas siswa bisa

berupa aktivitas diluar kelas, ekstrakuliler atau kegiatan lainnya.

c. Iklim pembelajaran

Iklim pembelajaran dapat berupa suasana kelas yang kondusif dan

suasana sekolah yang nyaman.

11
d. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran yang berkualitas terlihat dari kesesuaikannya

dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus ditempuh.

e. Media pembelajaran

Media pembelajaran menciptakan suasana belajar menjadi aktif,

memfasilitasi proses interaksi antara siswa dan guru, siswa dan siswa,

siswa dan ahli bidang ilmu yang relevan.

f. Sistem pembelajaran

Sistem pembelajaran disekolah mampu meunjukkan kualitasnya jika

sekolah menonjolkan ciri khas keunggulannya, memiliki penekanan

dan kekhususan lulusannya

B. Daring

Media daring merupakan sebuah perangkat lunak yang membantu

sistem kerja gawai sebagai sebagai perangkat keras dalam menjalankan

fungsinya sebagai media komunikasi yang terintegrasi secara luas.

Media daring menjadi subtansi yang sangat penting yang membuat

paradigma media massa bergeser pada paradigma media digital saat

ini. Melalui media daring komunikasi dintegrasikan dalam sebuah

sistem yang terpadu sehingga pengguna dapat berbagi berbagai

informasi. Media daring sendiri memiliki berbagai penafsiran menurut

beberapa ahli seperti berikut ini.

Menurut M.Romli (2012:34) Pengertian media daring secara

umum adalah segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses

melalui internet berisikan teks, foto ,video dan suara, sebagai sarana

12
komunikasi secara daring, sedangkan pengertian khusus media daring

dimaknai sebagai sebuah media dalam konteks komunikasi massa.

Menurut Santana (2005: 137) media daring merupakan sebuah

jurnalisme baru karena memiliki fitur yang menyerupai jurnalisme

tradisional dengan kemampuan untuk menawarkan kemungkinan-

kemungkinan baru yang tidak terbatas dalam memproses dan

menyebarkan berita.

Menurut Martin (2014 : 189 ) media mobile telah mendapatkan

tempat yang penting sebagai unsur komunikasi politik dan sebagai

topik penelitian ilmiah. Media daring memiliki potensi untuk

berkontribusi terhadap perubahan mendasar dalam partisipasi orang

tua, namun perlu memperhatikan bagaimana pola perilaku orangutaa

kepada anak yang harus disesuaikan dengan bentuk penggunaan media

mobile (Martin, 2014 : 189). Menurut Yamamoto (2013 : 13) interaksi

secara daring dalam bentuk opini publik membantu individu secara

efektif mengekstrak informasi penting bagi partisipasi mengikuti

pembelajaran pada anak, sebagai orang-orang yang mengekspresikan

pandangan politik secara daring sering cenderung mengantisipasi

menggunakan informasi, seperti menggunakan berita untuk menulis

posting blog, berbagi berita dengan jaringan mereka, dan bertukar

pendapat dalam forum diskusi daring.

Temuan lain yang penting menurut Yamamoto bahwa penggunaan

aplikasi mobile untuk informasi memiliki efek independen pada

partisipasi pembelajaran, yang konsisten dengan penelitian

13
sebelumnya. Temuan ini tampaknya mendorong untuk proses

demokrasi menjadi lebih baik, mengingat tren terbaru dari

menggunakan aplikasi mobile disesuaikan untuk distribusi berita dan

kampanye politik. Aplikasi mobile memungkinkan pengguna untuk

secara efisien mendapatkan berita terbaru serta memantau secara

daring, percakapan, tweets, berita daring, tentang peristiwa politik

yang sedang berlangsung dan isu-isu diposting oleh media berita atau

kampanye politik. Dalam analisis lain media daring juga disebut

sebagai new media atau media baru adalah media yang berbasis

internet dan digunakan melalui komputer dan ponsel canggih.

Penggabungan antara komunikasi satelit dengan pemanfaatan

komputer menjadi kunci awalnya. Menurut Carey (Mcquail, 2011:43),

keunggulannya sebagai suatu mesin komunikasi terletak pada proses

digitalisasi yang m mungkinkan segala bentuk informasi dibawa

dengan efisien dan saling berbaur. New media disebut juga sebagai

media digital. Media digital adalah media yang kontennya berbentuk

gabungan data, teks, suara, dan berbagai jenis gambar yang disimpan

dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan berbasis

broadband optic cable, satelit, dan sistem gelombang mikro (Flew,

2008:2-3). Menurut Flew (2008:2-3) Ciri-ciri utama internet sebagai

media adalah, teknologi berbasis komputer, karakteristiknya hibrida,

tidak berdedikasi, fleksibel, potensi interaktif, fungsi publik dan privat,

peraturan yang tidak ketat, saling terhubung, ada dimana-mana/tidak

14
tergantung lokasi, dapat diakses individu sebagai komunikator, media

komunikasi massa dan pribadi.

C. Peran Orang Tua dalam Membantu Anak Belajar

Orang tua terdiri dari ayah, ibu serta saudara adik dan kakak.

Orang tua atau biasa disebut juga dengan keluarga, atau yang identik

dengan orang yang membimbing anak dalam lingkungan keluarga.

Meskipun orang tua pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu orang tua

kandung, orang tua asuh, dan orang tua tiri. Tetapi yang kesemuanya

itu dalam bab ini diartikan sebagai keluarga. Sedangkan pengertian

keluarga adalah suatu ikatan laki‐laki dengan perempuan berdasarkan

hukum dan undang‐undang perkawinan yang sah.19 Orang tua adalah

orang yang mempunyai amanat dari Allah untuk mendidik anak

dengan penuh tanggungjawab dan dengan kasih sayang. Orang tua

(keluarga) yang bertanggung jawab yang paling utama atas

perkembangan dan kemajuan anak. Orang tua adalah komponen

keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari

sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah

keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik,

mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan

tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan

bermasyarakat.

Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari

pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga

besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang

15
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Menurut Arifin keluarga diartikan

sebagai suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang

dihubungkan dengan pertalian darah,perkawinan atau adopsi (hukum)

yang memiliki tempat tinggal bersama.Selanjutnya, Abu Ahmadi

mengenai fungsi keluarga adalah sebagai suatu pekerjaan atau tugas

yang harus dilakukan di dalam atau diluar keluarga. Menurut Badan

Penasehat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian DKI Jakarta,

keluarga adalah masyarakat yang terkecil sekurang-kurangnya terdiri

dari pasangan suami atau istri sebagai intinya berikut anak-anak yang

lahir dari mereka. Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua

orang lebih tinggal bersama karena ikatan perkawinan atau darah,

terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Menurut pandangan sosiologi, keluarga

dalam arti luas meliputi semua pihak yang mempunyai hubungan darah

dan atau keturunan, sedangkan dalam arti sempit keluarga meliputi

orang tua dengan anakanaknya

Menurut Dr. Mansur, M.A tugas orang tua merupakan suatu

kewajiban yang harus dijalankan dalam mendidik anak-anaknya

sebagai perwujudan tanggung jawab kepada anak-anaknya. Dalam

kaitannya dengan pendidikan berarti orang tua mempunyai tanggung

jawab yang disebut tanggung jawab primer. Dengan maksud tanggung

jawab yang harus dilaksanakan, kalau tidak maka anak-anaknya akan

mengalami kebodohan dan lemah dalam menghadapi kehidupan.

Kingsley Price sebagaimana yang dikutip oleh Dr. Mansur dalam

bukunya “Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam” , mengungkapkan

16
bahwa the formation of the child’s character is varacity. Dari uraian di

atas dapat digambarkan bahwa setiap orang tua pasti berharap anak-

anaknya menjadi anak yang sholeh berperilaku yang baik (ihsan), oleh

karena itu dalam membentuk karakter anak harus secermat dan seteliti

mungkin. Karena pendidikan pertama yang diterima oleh anak adalah

pendidikan dari orang tua, sehingga perlakuan orang tua terhadap

anakanaknya memberikan andil yang sangat banyak dalam proses

pembentukan karakter anak.

Sebagai orang tua perlu memberikan bimbingan kepada anaknya

agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Menurut Dr. Mansur Ma

ada beberapa tugas yang perlu dilakukan oleh orang tua terhadap anak-

anaknya:

a. Membantu anak-anak memahami posisi dan peranannya masing

masing sesuai dengan jenis kelaminnya, agar saling menghormati

dan melaksanakan perbuatan baik sesuai ridho Allah SWT.

b. Membantu anak-anak mengenal dan memahami nilai-nilai yang

mengatur kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyrakat.

c. Mendorong anak-anak untuk mencari ilmu dunia dan ilmu agama,

agar mampu merealisasikan dirinya (self realization) sebagai satu

diri (individu) dan sebagai anggota masyarakat yang beriman

d. Membantu dan memberi kesempatan serta mendorong anak-anak

mengerjakan sendiri dan berpartisipasi dalam melaksanakan

kegiatan keagamaan, di dalam keluarga dan masyrakat untuk

17
memperoleh pengalaman sendiri secara langsung sebagai upaya

peningkatan iman dan penyebarluasan syiar Islam.

Dari uraian di atas mengenai tugas orang tua yang harus dilakukan

kepada anaknya menjadi penting yang harus diterapkan kepada

anakanaknya, karena orang tua merupakan penggemban amanah yang

sudah diberikan Allah. Oleh sebab itu orang tua harus mampu

menjalankan tugas dan tanggung jawab yang sudah diberikan Allah

dengan sebaik-baiknya.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode pada bab penelitian ini menggambarkan tentang sistematika

peneliti dalam merancang penelitian. Bab ini terdiri dari bahasan mengenai lokasi

penelitian, rancangan penelitian, teknik penentuan responden, instrumen dan

metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen, serta analisis

data penelitian.

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Sayuwiwit Dusun Sambungrejo RT/RW

03/01 Desa Bayu Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Sayuwiwit Dusun Sambungrjo RT/RW

03/01 Desa Bayu Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi. Dasar pemilihan

tempat tersebut dijadikan sebagai tempat penelitian, karena terdapat fenomena

mengenai kegiatan belajar pembelajaran yang telah berlangsung dimasa pandemi

covid-19. Fenomena tersebut menjadikan tempat pengembangan dan perhatian

pada kualitas pembelajaran anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif. Peneliti berkeinginan untuk menggali pengaruh peran orang tua dalam

mendidik anak dan pembelajaran daring terhadap kualitas belajar anak didik TK

Sayuwiwit Desa Bayu Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi baik secara

parsial maupun simultan. Menurut Neuman (2003) pendekatan kuantitatif

berdasarkan pada pemahaman bahwa validitas keilmuan maupun penelitian

bersumber dari penggunaan data yang dapat terukur secara ketat, yang datanya

digali melalui instrumen penelitian dan dianalisis menggunakan statistik serta

19
pengujian dugaan penelitian yang bebas dari subyektifitas. Menurut Creswell

(2010: 77) variabel-variabel yang mungkin berpengaruh, menyebabkan variabel

terikat (dependent variables). Variabel terikat pada penelitian ini adalah Kualitas

belajar. Sedangkan variabel bebas (independent variables) yaitu variabel

bergantung dalam penelitian ini varibel bebas tersebut pendampingan orang tua

dan pembelajaran daring. Terdapat dua variabel bebas dalam penelitian ini yakni,

pendampingan orangtua sebagai X1 sedangkan pembelajaran daring sebagai X2

dan juga adanya satu varibel yakni kualitas belajar (Y).

Pendampingan Ortu

X1 Kualitas Belajar

Pembelajaran
Daring

X2

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

: Pengaruh Parsial

: Pengaruh Simultan

20
C. Teknik Penentuan Responden

Teknik penentuan responden dalam penelitian ini adalah menggunakan

dengan populasi. Menurut pendapat Arikunto (2006: 131) sampel adalah sebagian

atau wakil dari populasi yang akan di teliti. Senada dengan pendapat Masyhud

(2014: 91) secara harfiah sampel adalah contoh yang dapat di ambil dari populasi

Sistem jatah adalah pengambilan sampel yang di dasarkan atas jatah dan quotum

tertentu (Masyhud, 2014: 101). Teknik sampling merupakan teknik pengambilan

sampel. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu

Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.

Menurut Sugiyono (2016:84) yang dimaksud dengan teknik non

probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Sedangkan menurut pendapat Bungin (2013: 119) total quota

sampling tujuan penelitian dibelenggu populasi yang tidak “mutlak” oleh dan sifat

homogen. Lalu di teruskan pendapatnya oleh Masyhud, (2014: 104) ketika

mengumpulkan data penelitian menghubungkan subyjek telah terpenuhi oleh

syarat sebagai karakteristik populasi tanpa mengindahkan muasal subjek. Dan

menurut pendapat Arikunto (2006: 141) subyek yang mudah dihubungi sebegai

alat pengambilan data yang mudah.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Nonprobability

Sampling, sedangkan cara pengambilan sampel yang digunakan adalah Total

Quota Sampling. Dan menurut pendapat Arikunto (2006: 141) subyek yang

mudah dihubungi sebegai alat pengambilan data yang mudah. Maka, penelitian ini

mengambil orang tua peserta didik kelas A sebanyak 62 orang dan orang tua

21
kelas B sebanyak 42 orang dari peserta didik di TK Sayuwiwit. Jadi Total

Keseluruhan responden adalah 104 resoponden.

D. Variabel, Sub Variabel, dan Indikator

Tabel 3.1
Variabel, Sub Variabel, Indikator

Variabel Sub Variabel Indikator

Peran orang tua (x1) Mendampingi a. Mendampingi anaknya dalam proses pembelajaran
mulai dari awal sampai akhir
b. Memandu anaknya dalam proses pembelajaran
c. Bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dalam
proses pembelajaran
d. Memiliki kesabaran dalam mendampingi anak belajar
e. Tanggung jawab atas semua yang dipelajari anaknya
dalam proses pembelajaran
Motivasi a. Memberikan dukungan untuk semangat belajar
b. Memberikan hadiah ketika mendapatkan nilai bagus
c. Memberi masukan ketika anak tidak mengetahu sesuatu
Evaluasi a. Melakukan tes kemampuan kepada anak
b. Mengecek segala hal yang dilakukan anak
Pembelajaran daring Kualitas Media a. Menggunakan smart phone
(x2) b. Menggunakan Komputer/Laptop
Kualitas Jaringan a. Menggunakan paket data
b. Menggunakan wifi
Memahami a. Materi mudah diakses oleh orang tua dan bisa diajarkan
pemakaian kepada anak
b. Memiliki kesulitan dalam pemakaian media online
c. Mampu mengatasi masalah apabila terjadi error pada
media online
Memiliki banyak a. Memiliki banyak waktu untuk pembelajaran pada anak
waktu b. Bisa mengatur pekerjaan dan pendampingan pada anak
c. Merelakan pekerjaan demi mendampingan anak
Kualitas belajar (y) Kualitas a. Mutu hasil telah mencapai hasil yang maksimum
b. Ketelitian dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
c. Hasil kerja sesuai dengan yang diharapkan
Kuantitas a. Jumlah hasil belajar telah mencapai hasil yang
maksimum
b. Kesesuaian kual;itas belajar dengan target yang
diberikan
c. Tingkat kesulitan yang diberikan melebihi kemampuan
Ketepatan waktu a. Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan
b. Waktu yang diberikan sudah mencukupi untuk dapat
menyelesaikan tugas
c. Kesalahan-kesalan yang menyebabkan tugas tidak
selesai tepat pada waktunya
Sumber : Kajian Teori, 2020

22
E. Skala Pengukuran

Skala adalah gabungan yang didasarkan pada struktur intensitas

pertanyaan. Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan peneliti

adalah skala Likert. Menurut Sudaryono (2014:93) “skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial”. Jadi dengan menggunakan skala Likert,

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian

akan dijabarkan lagi menjadi tolak ukur penyusunan item-item instrumen yang

sudah ditentukan yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.Skala

pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini untuk masing-masing variabel

bebas dan terikat adalah :

Tabel 3.5
Skala Pengukuran

Jawaban Responden Skor


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Cukup Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sudaryono, 2014

F. Pengumpulan Data

Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil atau diperoleh dari lapangan atau

pengambilan data secara langsung dengan menyebarkan kuesioner yang

diisi oleh orang tua dari peserta didik TK Sayuwiwit.

23
2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil atau diperoleh dari sumber-

sumber yang sudah ada bisa dari catatan-catatan sekolah sejarah singkat,

struktur organisasi, jumlah dan pembagian kerja guru dan sebagainya.

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner dan catatan lembaga berupa sejarah singkat, struktur organisasi, dan

sebagainya. Kuesioner adalah suatu metode dimana peneliti menyusun daftar

pertanyaan secara tertulis yang kemudian dibagikan kepada responden guna

memperoleh data yang berhubungan dengan kegiatan. Kuesioner ini diberikan

kepada orang tua dari peserta didik TK Dewi Sartika, kemudian peneliti

berusaha memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada responden sebelum

mengisi kuesioner yang disebarkan. Serta peneliti menunggu hasil jawaban

atas kuesioner yang diberikan kepada responden sampai selesai. Pada saat

mengisi kuisioner, responden diberikan kebebasan untuk memilih jawaban-

jawaban yang telah disediakan oleh peneliti yaitu dengan cara memberi tanda

cheklist pada alternatif jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas

Uji ini merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan suatu

instrumen dan untuk mengetahui ketepatan dari apa yang ingin diukur. Suatu

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin

diungkapkan dan diukur dari data variabel secara akurat.

24
Juliansyah (2015:169) Tentang uji validitas ini dapat disampaikan hal –

hal pokoknya, sebagai berikut :

1. Uji ini sebenarnya untuk melihat kelayakan butir butir pernyataan

dalam kuisoner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel.

2. Daftar pernyataan ini pada umumnya untuk mendukung suatu

kelompok variabel tertentu.

3. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan

dengan rtabel / df = n-k dengan tingkat kesalahan 5%.

4. Jika rtabel < rhitung, maka butir soal disebut valid

Menurut Arikunto (2013:211) “validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu

instrument yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi”. Uji validitas

dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu :

∑X=….. ∑Y=…. ∑XY=…. ∑X2 =….. ∑Y2 =….. n =……

Keterangan :

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah kuadrat dam distribusi skor X

∑Y2 = Jumlah kuadrat dam distribusi skor Y

25
N = Banyaknya responden

Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas

Variabel Item rhitung rtabel Sig. Keterangan


Peran Orang Tua 1 0,757 0,2632 0,000 Valid
2 0,613 0,2632 0,000 Valid
3 0,867 0,2632 0,000 Valid
4 0,613 0,2632 0,000 Valid
5 0,772 0,2632 0,000 Valid
6 0,770 0,2632 0,000 Valid
7 0,611 0,2632 0,000 Valid
8 0,685 0,2632 0,000 Valid
9 0,782 0,2632 0,000 Valid
10 0,682 0,2632 0,000 Valid
Pembelajaran Daring 1 0,609 0,2632 0,000 Valid
2 0,514 0,2632 0,000 Valid
3 0,645 0,2632 0,000 Valid
4 0,288 0,2632 0,031 Valid
5 0,423 0,2632 0,001 Valid
6 0,375 0,2632 0,004 Valid
7 0,519 0,2632 0,000 Valid
8 0,496 0,2632 0,000 Valid
9 0,623 0,2632 0,000 Valid
10 0,523 0,2632 0,000 Valid
Kualitas Belajar 1 0,595 0,2632 0,000 Valid
2 0,646 0,2632 0,000 Valid
3 0,742 0,2632 0,000 Valid
4 0,495 0,2632 0,000 Valid
5 0,627 0,2632 0,000 Valid
6 0,614 0,2632 0,000 Valid
7 0,673 0,2632 0,000 Valid
8 0,574 0,2632 0,000 Valid
9 0,639 0,2632 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah 2020
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua item pertanyaan pada

variabelperan orangtua, pembelajaran daring dan kualitas belajar memiliki rtabel <

26
rhitung atau nilai kesalahan lebih kecil dari taraf nyata 5% sehingga disimpulkan

item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.

Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2013:221), “reliabilitas menunjuk pada suatu

pengetian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”. Untuk

mengetahui alat ukur itu realibel atau tidak, maka dalam penelitian ini

menggunakan rumus Alfa Cronbach, menurut Juliansyah (2015:165) keandalan

pengukuran Alfa Cronbach, adalah koefesien keandalan yang menunjukan

seberapa baiknya item/butir dalam suatu kumpulan secara positif berkolerasi satu

sama lain. Tentang uji reliabilitas ini dapat disampaiakan hal-hal pokoknya,

sebagai berikut :

1. Untuk menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam

menjawab kuisoner. Kuisoner tsb mencerminkan konstruk sebagai

dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk pernyataan.

2. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh

pernyataan.

3. Jika nilai alpha > 0.60, disebut reliable.

Dalam penelitian akan dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan Alfa

Cronbach dengan rumus :

Keterangan :

27
rii = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

= jumlah butir pertanyaan

= varians total

Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Cronbach Keterangan
Peran orangtua 0,892 Reliabel
Pembelajaran daring 0,664 Reliabel
Kualitas belajar 0,797 Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah 2020

Instrumen dikatakan reliabel, jika nilai alpha crobanch di atas 0,6.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai alpha crobanch pada variabel

independen dan dependen berada di atas 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel tersebut telah reliable dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.

I. Analisis Data

Analisis Deskriptif

Menurut Sofar dan Heriyanto (2017:3) “statistik deskriptif adalah

bagian dari ilmu statistik yang mempelajari tata cara penyusunan, pengolahan,

dan penyajian data, dengan tujuan untuk menggambarkan, ciri, sifat, kondisi,

atau karakteristik dari penduduk, masyarakat, organisasi, sebagaimana adanya.

Kegiatamya terbatas pada pengumpulan, pengolahan, penyajian serta

28
penyimpulan data, tanpa membuat generalisasi atau memberlakukan

kesimpulan hasil penelitian tersebut secara umum terhadap populasinya”.

Analisis Inferensial

Sugiyono (2016:148) menyatakan “statistik inferensial (sering juga

disebut statistik induktif atau statistik probalitas), adalah teknik statistik yang

digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi

yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara

random”. Untuk mengetahui analisis inferensial maka perlu melakukan uji

sebagai berikut :

Uji Asumsi Klasik

Dalam memenuhi penggunaan regresi linier berganda, asumsi-asumsi

klasik harus dilakukan pengujiannya agar hasil yang didapat dari analisis

regresi tidak bias. Perhitungan regresi linier berganda ini menggunakan alat

bantu SPSS 21.0. Berikut ini pengujian uji asumsi klasik regresi, sebagai

berikut :

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011:160) “uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal”. Uji ini bertujuan untuk mengetahui nilai residual tersebut

normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan analisis grafik dan

analisis statistik menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Pada analisis grafik

mengacu pada buku Ghozali (2011:163) dasar pengambilan keputasan analisis

grafik :

29
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikut arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji Kolmogorov-Smirnov mengacu pada Juliansyah (2015:178) dengan

kriteria yang berlaku sebagai berikut :

a. Tetapkan taraf signifikan uji misalnya α = 0,05

b. Bandingkan p dengan taraf signifikan yang diperoleh

c. Jika signifikan yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal

d. Jika signifikan yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari

populasi yang berdistribusi normal

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011:105) “uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara

variabel independen”. Salah satu cara untuk mengetahui adanya

multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya nilai

Variance Inflation Factor (VIF). Adanya multikolonieritas jika niilai

tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Jika nilai tolerance > 0,10

atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.

3. Uji Heterokedastisitas

30
Menurut Ghozali (2011:139) “uji heterokedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain”. Ketentuan dari uji heterokedastisitas

adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Selain menggunakan metode grafik pengujian asumsi heteroske- dastisitas

dapat dilakukan juga dengan metode pengujian statistik uji Glejser. Uji

Glejser dilakukan dengan cara meregres nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Jika nilai Signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% atau

0,05, jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya

heterokedastisitas.

Analisis Linier Berganda

Analisis model persamaan regresi linier berganda atau (multiple liner

regression) digunakan untuk meregresikan secara simultan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Menurut Sofar dan Heriyanto (2017:147)

Persamaan regresi berganda dengan dua predictor atau dua variabel

independen dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

31
Y = Variabel terikat (dependen)
X1, X2 = Variabel bebas (independen)
b1,b2 = Koefisien garis regresi

= Bilangan konstanta

Uji Hipotesis

1. Uji Simultan ( Uji Statistik F)

Menurut Ghozali (2011:98) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen/terikat”. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F

dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. Quick lock : bila nilai F lebih besar dari pada 4 maka Ho dapat ditolak

pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima

hipotesis alternative, yang menyatakan bahwa semua variabel

independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel

dependen.

b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F hasil

perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih

besar dari pada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha.

2. Uji Parsial ( uji statistik t)

Menurut Ghozali (2011:98) “uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen

secara individual dalam menerangkan variabel-variabel dependen”.

Pengujian parsial (statistik t) ini digunakan untuk mengetahui apakah

32
masing-masing variabel independen pembentuk model regresi secara

individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

atau tidak. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut :

a. Quick lock : bila jumlah degree of freedom (df) adalah n 20 atau

lebih, derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan

bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai

absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang

menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual

mempengaruhi variabel dependen.

b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.

Apabila nilai statistic t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan

dengan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang

menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual

mempengaruhi variabel dependen.

Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2011:97) “koefisien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Secara umum koefesien determinasi untuk data silang (crossection)

relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing

33
pengamatan, sedangkan untuk runtun waktu (time series) biasanya mempunyai

nilai koefesien determinasi yang tinggi”.

Uji Dominan/ Koefisien Beta

Uji dominan digunakan untuk mengetahui variabel mana yang paling

dominan berpengaruh terhadap variabel terikat. Untuk menentukan variabel

bebas yang paling menentukan (dominan) dalam mempengaruhi nilai variabel

terikat dalam suatu model regresi linier. Menurut Ghozali (2011:102)

“Koefesien beta digunakan untuk melihat pentingnya masing masing variabel

independen secara relative dan tidak ada multikolinearitas antar variabel

dependen”.

34
BAB IV

HASIL ANALISIS

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

VISI MISI DAN TUJUAN TK DEWI SARTIKA SUMBERARUM

Visi dan Misi

 Visi

UNGGUL DALAM PRESTASI

BERDASARKAN IPTEK DAN IMTAQ

Indikator visi

1. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke MI/SD

2. Unggul dalam menilai Evaluasi Hasil Belajar

3. Unggul dalam lomba mata pelajaran

4. Unggul dalam lomba olah raga

5. Unggul dalam disiplin

6. Unggul dalam aktifitas keagamaan

7. unggul dalam kepedulian social

 Misi

1. Melaksanakan Pembelajaran yang Interaksi dan Efektif

2. Menumbuhkan Akhlaq yang berkualitas

3. menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah

35
4. menerapkan budaya mutu

5. Melaksanakan manajemen partisipasif

Misi tersebut dapat dicapai melalui:

√ Meningkatkan profesionalisme guru

√ Membiasakan siswa berperilaku tertib, sopan dan memiliki keimanan

serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

√ Mewujudkan siswa yang berprestasi, memiliki sikap mandiri, aktif,

kreatif dan inofatif.

√ Memupuk rasa kebersamaan dan kasih sayang serta cinta bangsa dan

tanah air.

√ Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan

√ Mengembangkan minat dan bakat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler

√ Memberikan siswa siswa dengan ketrampilan sebagai bekal hidup di

masyarakat.

√ Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggarakan

pendidikan.

Tujuan

1. Tujuan Jangka Pendek/Rencana Strategis Jangka Pendek/1 tahun

(Tahun 2018-2019)

1. Mewujudkan TK Dewi Sartika Sumberarum Kecamatan Songgon

sebagai sekolah unggul dalam bidang akademis dan akhlakul karimah.

Bentuk program

36
a. Penerimaan murid baru dengan system seleksi yang baik. Meliputi

batas minimal usia masuk dan observasi kompetensi dasar yang akurat

dan baik.

b. Struktur program kurikulum dengan mengembangkan program muatan

lokal seperti : kemampuan berbahasa Inggris, Komputer, PLKJ dan

Iqro.

c. Pengembangan pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) kelas

dengan berorientasi active learning serta pembelajaran yang berpusat

pada anak.

d. Peningkatan prestasi murid melalui program bimbingan belajar sambil

bermain dengan program remedial serta pembinaan anak berbakat

dalam bidang pengembangan maupun ekstrakurikuler.

e. Pelaksanaan sistem evaluasi pengajaran yang konfrehensif dari semua

aspek yang dimiliki siswa baik dari aspek kognitif afektif dan

psikomotor

f. Program motivasi murid melalui proses pemberian reward kelas

maupun sekolah.

g. Program pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, baik untuk

anak maupun orang tua dengan petugas yang profesional sesuai

dengan bidangnya.

h. Penanaman akidah dan akhlak melalui muatan IMTAQ dalam

pelajaran pembiasaan keteladanan.

i. Praktek ibadah sebagai upaya pembiasaan beribadah bagi murid.

37
2. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman dan nyaman

untuk proses belajar mengajar. Bentuk Program:

a. Tata tertib sekolah tersosialisasi dengan baik dan ditegakan

b. Mewujudkan sekolah yang bersih dan sehat bagi warga sekolah

melalui budaya sadar bersih di sekolah.

c. Membina kerukunan antar warga sekolah melalui silaturahmi dan

program kegiatan bersama

d. Meningkatkan keamanan sekolah selama 24 jam setiap hari

e. Menjalin kerja sama yang erat dengan warga dan aparat setempat

dalam menjaga keamanan dan kekeluargaan

f. Melaksanakan kegiatan sosial dalam lingkungan masyarakat.

3. Menjadikan sekolah sebagai pusat pengembangan bakat, minat dan

pembinaan prestasi murid. Bentuk Program:

a. Melaksanakan program ekstrakurikuler berdasarkan pilihan anak dan

mengacu kepada program sekolah, misalnya: Seni tari, seni musik,

melukis, , komputer, iqro, dokter kecil dll.

b. Menampung kreatifitas anak melalui pembentukan sanggar kreatifitas.

c. Mengikuti sertakan murid-murid berbakat dan berprestasi dalam

kegiatan lomba.

d. Menjalin kerjasama dengan sekolah lain dan lembaga yang relevan

untuk pembinaan dan pengembangan bakat serta prestasi anak.

4. Mewujudkan SDM sekolah yang berkompeten dalam bidangnya masing-

masing dan memiliki pengetahuan umum yang luas untuk bekal

kiprahnya dalam masyarakat.

38
Bentuk Program

a. Melaksanakan pembinaan pegawai melalui kegiatan supervisi kelas

maupun pembinaan rutin mingguan.

b. Melaksanakan pelatihan khusus peningkatan profesionalitas guru.

c. Mengirim guru dan karyawan dan dalam forum seminar dalam rangka

memperkaya wawasan dan keilmuan guru.

d. Melaksanakan studi banding kelembagaan pendidikan lain dan institusi

yang relevan.

e. Mengirim guru dan karyawan untuk mengikuti Pelatihan-pelatihan

maupun lomba-lomba yang relevan dengan bidang tugas dan keahlian

mereka.

5. Mewujudkan TK Dewi Sartika Sumberarum Kecamatan Songgon

sebagai sekolah yang memiliki sarana dan prasarana ideal untuk bersaing

dalam dunia global

Bentuk program:

a. Melengkapi sarana ruang kelas dengan berbagai macam media

pengajaran/ alat peragaan yang lengkap dari masing-masing bidang

pengembangan.

b. Menjadikan perpustakaan sekolah yang lengkap, seperti memiliki

koleksi buku/referensi pengajaran untuk semua disiplin ilmu yang

terkait dengan materi di TK Dewi Sartika Sumberarum Kecamatan

Songgon.

c. Menjalin kerjasama yang erat dengan lembaga-lembaga pendidikan

maupun non kependidikan dalam rangka pengembangan mutu sekolah

39
6. Menjalin kerjasama yang erat dengan lembaga-lembaga pendidikan

maupun non kependidikan dalam rangka pengembagan mutu sekolah

Bentuk Program:

a. Mengikuti program KKG tingkat Gugus Kecamatan Songgon

b. Kerjasama dengan pihak lain dalam penyelenggaraan pelatihan-

pelatihan atau kursus bahasa Inggirs untuk guru/karyawan, pelatihan

komputer, pelatihan dokter kecil bagi murid dll

c. Penyelenggaraan work shop/ seminar dengan pihak luar

d. Kerjasama dalam penyediaan nara sumber pembelajaran

e. Kerjasama pihak lain dalam proses pembelajaran di luar sekolah dalam

program field trip.

f. Studi banding antar sekolah.

2. Tujuan Jangka Menengah/ Rencana Strategis Jangka Menengah/4

tahun (tahun 2018-2020)

1. Melanjutkan program –program yang belum terselesaikan dalam rencana

1 (satu) tahun tahap pertama.

Betuk Program :

a. melanjutkan bentuk program yang berkesinambungan

b. meneruskan program yang belum terselesaikan.

2. Menjadikan sekolah dengan pengajaran dw bahasa (bilingual) dengan

bahasa Indonesia-inggris sebagai pengantar pembelajaran.

Bentuk program:

40
a. Pengembangan program penguasaan bahasa Inggris dengan bantuan

naratif speaker.

b. Penggunaan buku-buku pelajaran pokok tertentu dan buku pendukung

dengan bahasa Inggris.

c. Pelaksanaan KBM Kelompok A dan B dengan dwi bahasa yaitu

bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

d. Pembiasaan berbahasa Inggris di lingkungan sekolah bagi guru dan

murid pada hari Sabtu (English day)

3. Menjadikan Sekolah sebagai pusat pertukaran informasi pendidikan bagi

sekolah-sekolah dilingkungannya.

a. Menyelenggarakan kegiatan pameran pendidikan bekerjasama dengan

sekolah-sekolah dilingkungan kecamatan.

b. Menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan Dinas

Pendidikan Kabupaten Banyuwangi dan lembaga lain yang relevan

dalam rangka mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah

dalam bidang pendidikan.

4. Bekerja sama dengan UPTD Pendidikan Kecamatan Songgon dan

lembaga lain yang relevan dalam rangka mensosialisasikan kebijakan-

kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

3. Tujuan Jangka Menengah/Rencana Strategi Jangka Panjang /4 tahun

(Tahun 2018-2024)

1. Melanjutkan program –program yang belum terselesaikan dalam rencana

4 tahun sebelumnya.

Bentuk program

41
1. Melanjutkan bentuk program yang berkesinambungan

2. meneruskan program yang belum terselesaikan

2. Mewujudkan TK Dewi Sartika Sumberarum Kecamatan Songgon

sebagai sekolah yang memiliki sarana dan prasarana ideal untuk bersaing

dalam dunia global/internasional.

a. Melengkapi sarana ruang kelas dengan berbagai macam media

pengajaran/alat peraga yang lengkap dari masing-masing bidang

pengembangan dengan perantara yang modern

b. Menjadikan perpustakaan sekolah yang lengkap, seperti memiliki

koleksi buku/referensi pengajaran untuk semua disiplin ilmu yang

terkait dengan materi-materi disekolah dasar yang didukung peralatan

modern dan canggih.

c. Menjalin kerjasama yang erat dengan lembaga –lembaga pendidikan

maupun non kependidikan dalam rangka menjadikan sekolah yang

berkualitas sangat baik

d. Menjadikan TK Dewi Sartika Sumberarum Kecamatan Songgon

sebagai TK Percontohan di Kecamatan

3. Menjadikan sekolah dengan pengajaran dwi bahasa (bilingual) dengan

bahasa Inggris sebagai pengantar pembelajaran.

Bentuk program

a. Pengembangan program penguasaan bahasa inggris dengan bantuan

narative speaker

b. Penggunaan buku-buku pelajaran pokok tertentu dan buku pendukung

dengan bahasa Inggris

42
c. Pelaksanaan KBM dengan dwi bahasa yaitu bahasa Indonesia dan

bahasa inggris

d. Pembiasaan berbahasa inggris di lingkungan sekolah bagi guru dan

murid setiap hari.

4 Memiliki peralatan drumband untuk meningkatkan kedisiplinan anak

dan mengembangkan karakter anak

TUJUAN

1. Mewujudkan anak yang sehat, jujur, senang belajar, dan mandiri

2. Mewujudkan anak yang mampu merawat dan peduli terhadap diri sendiri,

teman dan lingkungan sekitar

3. Menjadikan anak mampu berfikir, berkomunikasi, bertindak produktif,

dan kreatif

4. Menjadikan anak beragama sejak dini

5. Menciptakan iklim belajar yang kondusip bagi penyelenggara, pendidikan,

perawatan, pengasuhan dan perlindungan anak

6. Menjadikan lembaga paud yang bermutu

7. Mengembangkan kreatifitas keterampilan anak didik untuk

mengekspresikan diri dalam berkarya seni.

8. Menciptakan suasanan sekolah yang bernuansa agamis dan disiplin.

B. Hasil Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer diperoleh dengan cara menyebar kuesioner kepada orangtua peserta

didik TK Dewi Sartika. Kuesioner yang disebarkan terkait tentang variabel

peran orang tua, pembelajaran daring, dan kualitas belajar. Sampel dalam

43
penelitian ini berjumlah 56 responden. Jumlah item indikator yang ada dalam

penelitian ini adalah 29 pernyataan, 10 pernyataan tentang peran orangtua, 10

pernyataan tentang pembelajaran daring, dan 9 pernyataan tentang kualitas

belajar.

C. Analisis Deskriptif

1. Analisis Karakteristik Responden


a. Umur
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur Responden
Umur Frekuensi (n) Persentase (%)
21-25 tahun 2 3,6
> 30 tahun 54 96,4
Total 56 100
Sumber : Data primer diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas, dari 56 orang yang menjadi sampel pada

penelitian ini, 54 orang (96,4%) diantaranya berumur lebih dari 30 tahun

dan 2 orang (3,6%) sisanya berumur antara 21-25 tahun.

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-laki 0 0
Perempuan 56 100
Total 56 100

Sumber : Data primer diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas, dari 56 orang yang menjadi sampel pada

penelitian ini, 56 (100%) merupakan perempuan.

44
2. Analisis Frekuensi Jawaban Responden
a. Variabel Peran Orang Tua

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Jawaban Variabel Peran Orang Tua

STS TS KS S SS Rata-
Item
F % f % f % f % f % rata
X1.1 0 0 1 1,8 0 0 25 44,6 30 53,6 4,50
X1.2 0 0 0 0 6 10,7 34 60,7 16 28,6 4,18
X1.3 0 0 1 1,8 5 8,9 30 53,6 20 35,7 4,23
X1.4 0 0 1 1,8 9 16,1 25 44,6 21 37,5 4,18
X1.5 0 0 3 5,4 4 7,1 37 66,1 12 21,4 4,04
X1.6 1 1,8 2 3,6 5 8,9 32 57,1 16 28,6 4,07
X1.7 0 0 0 0 6 10,7 39 69,6 11 19,6 4,09
X1.8 0 0 1 1,8 4 7,1 39 69,6 12 21,4 4,11
X1.9 0 0 1 1,8 3 5,4 36 64,3 16 28,6 4,20
X1.10 0 0 0 0 5 8,9 38 67,9 13 23,2 4,14
Sumber : Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hasil dari jawaban pernyataan

kuisoner yang diberikan pada item X1.1 diperoleh hasil sebanyak 30 responden

(53,6%) yang menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju

sebanyak 25 responden (44,6%), dan selanjutnya yang menjawab tidak setuju

sebanyak 1 responden (1,8%). Item X1.1 ini memiliki rata rata 4,50.

Pada item X1.2 diperoleh hasil sebanyak 16 responden (28,6%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 34

responden (60,7%), dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 6

responden (10,7%). Item X1.2 ini memiliki rata rata 4,18.

Pada item X1.3 diperoleh hasil sebanyak 20 responden (35,7%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 30

45
responden (53,6%), selanjutnya yang menjawab kurang setuju adalah 5 responden

(8,9%) dan selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden (1,8%).

Item X1.3 ini memiliki rata rata 4,23.

Pada item X1.4 diperoleh hasil sebanyak 21 responden (37,5%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 25

responden (44,6%), selanjutnya yang menjawab kurang setuju adalah 9 responden

(16,1%) dan selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden

(1,8%). Item X1.4 ini memiliki rata rata 4,18.

Pada item X1.5 diperoleh hasil sebanyak 12 responden (21,4%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 37

responden (66,1%), selanjutnya yang menjawab kurang setuju adalah 4 responden

(7,1%) dan selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 3 responden (5,4%).

Item X1.5 ini memiliki rata rata 4,04.

Pada item X1.6 diperoleh hasil sebanyak 16 responden (28,6%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 32

responden (57,1%), selanjutnya yang menjawab kurang setuju adalah 5 responden

(8,9%), selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 responden (3,6%),

dan selanjutnya yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden

( 1,8%). Item X1.6 ini memiliki rata rata 4,07.

Pada item X1.7 diperoleh hasil sebanyak 11 responden (19,6%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 39

responden (69,6%), dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju adalah 6

responden (10,7%). Item X1.7 ini memiliki rata rata 4,09.

46
Pada item X1.8 diperoleh hasil sebanyak 12 responden (21,4%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 39

responden (69,6%), selanjutnya yang menjawab kurang setuju adalah 4 responden

(7,1%), dan selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden

(1,8%). Item X1.8 ini memiliki rata rata 4,11.

Pada item X1.9 diperoleh hasil sebanyak 16 responden (28,6%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 36

responden (64,3%), selanjutnya yang menjawab kurang setuju adalah 3 responden

(5,4%), dan selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden

(1,8%). Item X1.9 ini memiliki rata rata 4,20.

Pada item X1.10 diperoleh hasil sebanyak 13 responden (23,2%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 38

responden (67,9%), dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju adalah 5

responden (8,9%). Item X1.10 ini memiliki rata rata 4,14.

Pada peran orang tua terdapat rata rata tertinggi pada item X1.1 yaitu dengan

rata –rata 4,50, dan rata-rata terendah terdapat pada item X1.5 yaitu dengan rata-

rata 4,04.

47
b. Variabel Pembelajaran Daring

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Jawaban Variabel Pembelajaran Daring
STS TS KS S SS Rata-
Item
f % f % f % f % f % rata
X2.1 1 1,8 7 12,5 20 35,7 21 37,5 7 12,5 3,46
X2.2 1 1,8 10 17,9 17 30,4 25 44,6 3 5,4 3,34
X2.3 1 1,8 11 19,6 25 44,6 16 28,6 3 5,4 3,16
X2.4 0 0 10 17,9 17 30,4 27 48,2 2 3,6 3,38
X2.5 0 0 0 0 7 12,5 31 55,4 18 32,1 4,20
X2.6 2 3,6 1 1,8 5 8,9 43 76,8 5 8,9 3,86
X2.7 0 0 0 0 7 12,5 42 75,0 7 12,5 4,00
X2.8 0 0 2 3,6 13 23,2 36 64,3 5 8,9 3,79
X2.9 1 1,8 2 3,6 12 21,4 36 64,3 5 8,9 3,75
X2.1 0 0 2 3,6 3 5,4 26 46,4 25 44,6 4,32
0
Sumber : Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hasil dari jawaban pernyataan

kuisoner yang diberikan pada item X2.1 diperoleh hasil sebanyak 7 responden

(12,5%) yang menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju

sebanyak 21 responden (37,5%), selanjutnya yang menjawab kurang setuju

sebanyak 20 responden (35,7%), selanjutnya yang menjawab tidak setuju

sebanyak 7 responden (12,5%), dan selanjutnya yang menjawab sangat tidak

setuju sebanyak 1 responden (1,8%). Item X2.1 ini memiliki rata rata 3,46.

Pada item X2.2 diperoleh hasil sebanyak 3 responden (5,4%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 25 responden (44,6%),

selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 17 responden (30,4%),

selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 responden (17,9%), dan

selanjutnya yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (1,8%).

Item X2.2 ini memiliki rata rata 3,34.

48
Pada item X2.3 diperoleh hasil sebanyak 3 responden (5,4%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 16 responden (28,6%),

selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 25 responden (44,6%),

selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 11 responden (19,6%), dan

selanjutnya yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (1,8%).

Item X2.3 ini memiliki rata rata 3,16.

Pada item X2.4 diperoleh hasil sebanyak 2 responden (3,6%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 27 responden (48,2%),

selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 17 responden (30,4%), dan

selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 responden (17,9%). Item

X2.4 ini memiliki rata rata 3,38.

Pada item X2.5 diperoleh hasil sebanyak 2 responden (3,6%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 31 responden (55,4%),

dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 7 responden (12,5%).

Item X2.5 ini memiliki rata rata 3,75.

Pada item X2.6 diperoleh hasil sebanyak 5 responden (8,9%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 43 responden (76,8%),

selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 5 responden (8,9%),

selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden (1,8%), dan

selanjutnya yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (3,6%).

Item X2.6 ini memiliki rata rata 3,86.

Pada item X2.7 diperoleh hasil sebanyak 7 responden (12,5%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 42 responden (75,0%),

49
dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 7 responden (12,5%).

Item X2.7 ini memiliki rata rata 4,00.

Pada item X2.8 diperoleh hasil sebanyak 5 responden (8,9%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 36 responden (64,3%),

selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 13 responden (23,2%), dan

selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 responden (3,6%). Item X2.8

ini memiliki rata rata 3,79.

Pada item X2.9 diperoleh hasil sebanyak 5 responden (8,9%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 36 responden (64,3%),

selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 12 responden (21,4%),

selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 responden (3,6%), dan

selanjutnya yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (1,8%).

Item X2.9 ini memiliki rata rata 3,79.

Pada item X2.10 diperoleh hasil sebanyak 25 responden (44,6%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 26

responden (46,4%), selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 3

responden (5,4%), dan selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 2

responden (3,6). Item X2.10 ini memiliki rata rata 4,32.

Pada variabel pembelajaran daring terdapat rata rata tertinggi pada item X2.10

yaitu dengan rata –rata 4,32, dan rata-rata terendah terdapat pada item X2.3 yaitu

dengan rata-rata 3,16.

50
c. Variabel Kualitas Belajar
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Jawaban Variabel Kualitas Belajar
STS TS KS S SS Rata-
Item
F % f % f % f % f % rata
Y.1 0 0 0 0 9 16,1 38 67,9 9 16,1 4,00
Y.2 1 1,8 0 0 4 7,1 37 66,1 14 25,0 4,13
Y.3 0 0 0 0 6 10,7 44 78,6 6 10,7 4,00
Y.4 0 0 0 0 10 17,9 40 71,4 6 10,7 3,93
Y.5 0 0 0 0 6 10,7 44 78,6 6 10,7 4,00
Y.6 0 0 0 0 5 8,9 44 78,6 7 12,5 4,04
Y.7 0 0 0 0 5 8,9 38 67,9 13 23,2 4,14
Y.8 0 0 0 0 10 17,9 39 69,6 7 12,5 3,95
Y.9 0 0 1 1,8 10 17,9 39 69,6 6 10,7 3,89
Sumber : Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hasil dari jawaban pernyataan

kuisoner yang diberikan pada item Y.1 diperoleh hasil sebanyak 9 responden

(16,1%) yang menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju

sebanyak 38 responden (67,9%), dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju

sebanyak 9 responden (16,1%). Item Y.1 ini memiliki rata rata 4,00.

Pada item Y.2 diperoleh hasil sebanyak 14 responden (25,0%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 37

responden (66,1%), selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 4

responden (7,1%), dan selanjutnya yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak

1 responden (1,8%). Item Y.2 ini memiliki rata rata 4,13.

Pada item Y.3 diperoleh hasil sebanyak 6 responden (10,7%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 44 responden (78,6%),

51
dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 6 responden (10,7%).

Item Y.3 ini memiliki rata rata 4,00.

Pada item Y.4 diperoleh hasil sebanyak 6 responden (10,7%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 40 responden (71,4%),

selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 10 responden (17,9%), dan

selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 7 responden (12,5%). Item Y.4

ini memiliki rata rata 3,93.

Pada item Y.5 diperoleh hasil sebanyak 6 responden (10,7%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 44 responden (78,6%),

dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 6 responden (10,7%).

Item Y.5 ini memiliki rata rata 4,00.

Pada item Y.6 diperoleh hasil sebanyak 7 responden (12,5%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 4 responden (78,6%),

dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 5 responden (8,9%). Item

Y.6 ini memiliki rata rata 4,04.

Pada item Y.7 diperoleh hasil sebanyak 13 responden (23,2%) yang

menjawab sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 38

responden (67,9%), dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 5

responden (8,9%). Item Y.7 ini memiliki rata rata 4,14.

Pada item Y.8 diperoleh hasil sebanyak 7 responden (12,5%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 39 responden (69,6%),

dan selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 10 responden (17,9%).

Item Y1.8 ini memiliki rata rata 3,95.

52
Pada item Y.9 diperoleh hasil sebanyak 6 responden (10,7%) yang menjawab

sangat setuju, selanjutnya yang menjawab setuju sebanyak 39 responden (69,6%),

selanjutnya yang menjawab kurang setuju sebanyak 10 responden (17,9%), dan

selanjutnya yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden (1,8%). Item Y.9

ini memiliki rata rata 3,89.

Pada variabel kualitas belajar terdapat rata rata tertinggi pada item Y.7 yaitu

dengan rata –rata 4,14, dan rata-rata terendah terdapat pada item Y.9 yaitu dengan

rata-rata 3,89.

D. Analisis Inferensial
Uji Asumsi Klasik
Dalam memenuhi penggunaan regresi linier berganda, asumsi-asumsi

klasik harus dilakukan pengujiannya agar hasil yang didapat dari analisis

regresi tidak bias. Perhitungan regresi linier berganda ini menggunakan alat

bantu SPSS 21.0. Berikut ini pengujian uji asumsi klasik regresi, sebagai

berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Metode

yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah

analisis grafik dan analisis statistik menggunakan Kolmogorov-Smirnov.

model regresi memenuhi asumsi normalitas apabila histogramnya

menunjukkan pola distribusi normal dan probability plot terletak disekitar

garis diagonal, serta nilai signifikansi uji Kolmogorov-smirnov lebih besar

dari α yang digunakan. Hasil pengujian disajikan sebagai berikut :

53
Gambar 4.2 Hasil Pengujian Normalitas

Tabel 4.8
Hasil Pengujian Normalitas Metode Kolmogorov-Smirnov
Variabel Kolmogorov- Signifikansi Keterangan
Smirnov Z
Hasil 1,265 0,082 Berdistribusi Normal
Sumber : Data Primer diolah 2020

Asumsi normalitas pada gambar diatas bahwa data pada grafik

histogram mengikuti garis normal (distribusi normal) dan sebaran data

pada grafik normal probability plot terletak disekitar garis diagonal serta

nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-smirnov pada Residual

model sebesar 0,082 yang lebih besar dari α (0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa residual data model regresi berdistribusi normal

(asumsi normalitas terpenuhi).

54
2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel

independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dengan

cara menganalisis matriks korelasi variabel - variabel independen yang

dapat di lihat melalui Variance inflantion Factor (VIF). Apabila nilai VIF

< 10 maka disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

Tabel 4.9
Hasil Uji Asumsi Multikolineritas
Variabel Bebas Toleransi VIF Keterangan
Peran orang tua (X1) 0,878 1,139 Tidak terjadi
Multikolinearitas

Pembelajaran daring (X2) 0,878 1,139 Tidak terjadi


Multikolinearitas
Sumber : Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui variabel bebas dalam

penelitian ini memiliki Variance Inflation Factor lebih kecil dari 10,

sehingga dapat dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas antara

varibel bebas dalam penelitian ini.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak

terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang

55
tidak terjadi heteroskedastisitas. Ketentuan dari uji heterokedastisitas

adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Berikut adalah grafik hasil pengujian heterokesdastisitas:

Gambar 4.3 Scatterplot Uji Heterokedastisitas

Hasil analisis pada pada gambar di atas menunjukkan bahwa titik-

titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu, Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi adanya heterokedastisitas

pada model yang diuji sehingga asumsi ini terpenuhi.

Selain menggunakan metode grafik, pengujian asumsi

heteroskedastisitas dapat dilakukan juga dengan metode pengujian

statistik uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregres nilai

56
absolut residual terhadap variabel independen. Jika nilai sig. > 0,05 maka

tidak mengandung heteroskedastisitas. Hasil uji Glejser dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.10
Hasil Uji Glejser
Variabel bebas Sig. Keterangan
Peran orang tua (X1) 0,532 Tidak terjadi
Heteroskedastisitas
Pembelajaran daring (X2) 0,910 Tidak terjadi
Heteroskedastisitas
Sumber : Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada masing-masing

variabel diperoleh nilai sig. > 0,05 maka disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas. Atau dengan kata lain asumsi non-heteroskedastisitas

telah terpenuhi.

Analisis Regresi Liniear Berganda

Hasil perhitungan regresi linier berganda digunakan untuk

memprediksi besarnya hubungan antara variabel dependen yaitu Kinerja (Y)

dengan variabel independen yaitu Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi

Kerja (X2). Hasil perhitungan yang menggunakan program SPSS 21.0

tersebut dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model Beta
(Konstan) 13,442
Peran orang tua (X1) 0,347
Pembelajaran daring (X2) 0,219
Sumber : Data Primer diolah 2020

57
Variabel dependen pada hasil uji regresi berganda adalah Kualita belajar

(Y) sedangkan variabel independennya adalah peran orang tua (X1) dan

pembelajaran daring (X2). Model regresi berdasarkan hasil analisis adalah:

Y = 13,442 + 0,347 X1 + 0,219 X2

Interpretasi model regresi di atas adalah sebagai berikut:

 α = 13,442

Kostanta dari persamaan regresi ini menunjukkan nilai sebesar 13,442

artinya apabila tidak terdapat kontribusi variabel peran orang tua (X1) dan

pembelajaran daring (X2) maka kualitas belajar (Y) akan bernilai sebesar

13,442.

 b1 = 0,347

Koefisien regresi ini menunjukkan besarnya kontribusi yang diberikan

variabel peran orangtua (X1) terhadap kualitas belajar(Y). Koefisien variabel

peran orang tua (X1) yang bernilai positif artinya setiap peningkatan variabel

peran orangtua (X1) sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kualitas

belajar (Y) sebesar 0,347 dengan asumsi variabel lain konstan.

 b2 = 0,219

Koefisien regresi ini menunjukkan besarnya kontribusi yang diberikan

variabel pembelajaran daring (X2) terhadap kualitas belajar (Y). Koefisien

variabel pembelajaran daring (X2) yang bernilai positif artinya setiap

peningkatan variabel pembelajaran daring (X2) sebesar 1 satuan maka akan

meningkatkan Kinerja (Y) sebesar 0,219 dengan asumsi variabel lain konstan.

58
Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Bila nilai F lebih

besar dari pada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5% bahwa

variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel

dependen. Dan jika F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel, maka Ho

ditolak dan menerima Ha.

Pengujian model regresi secara simultan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji Simultan (Uji F)
Model df Ftabel Fhitung Sig.
Regresi 2 3,17 22,77 0,00
3 0
Residual 5
3
Total 5
5
Sumber : Data Primer diolah 2010

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, diperoleh F hitung sebesar

22,773 (Sig F = 0,000). Ftabel pada taraf nyata 5% dengan derajat bebas 2 dan

53 sebesar 3,17. Karena Fhitung > Ftabel (22,773 > 3,17) dan Sig F < 5% (0,000 <

0,05) maka Ho ditolak yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel peran

orang tua (X1) dan pembelajaran daring (X2) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel kualitas belajar(Y).

59
2. Uji Model Regresi Secara Parsial (Uji t)

Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui

apakah masing-masing variabel independen pembentuk model regresi secara

individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen atau

tidak. Variabel independen pembentuk model regresi dikatakan berpengaruh

signifikan jika thitung> ttabel atau signifikan < α = 0,05. Pengujian model regresi

secara parsial adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13
Hasil Uji Parsial (Uji T)
Variabel bebas thitung Sig. t ttabel Keterangan
Peran orangtua (X1) 4,958 0,000 2,006 Signifikan
Pembelajaran daring (X2) 2,557 0,013 2,006 Signifikan
Sumber : Data Primer diolah 2020

Pada pengujian hipotesis variabel peran orang tua (X1) diperoleh thitung

sebesar 4,958 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji t hitung

tersebut lebih besar daripada ttabel (4,958 > 2,006) atau nilai signifikansi lebih

kecil dari α = 0,05 maka disimpulkan variabel pembelajaran daring (X1)

secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel

kualitas belajar (Y).

Pada pengujian hipotesis variabel pembelajaran daring (X2) diperoleh

thitung sebesar 2,557 dengan nilai signifikansi sebesar 0,013. Nilai statistik uji

thitung tersebut lebih besar daripada ttabel (2,557 > 2,006) atau nilai signifikansi

lebih kecil dari α = 0,05 maka disimpulkan variabel pembelajaran daring (X2)

60
secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel

kualitas belajar (Y).

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen,

sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Penelitian ini

menggunakan nilai adjusted R Square untuk mengevaluasi model regresi

terbaik.

Tabel 4.14
Koefisien Determinasi (R2)
R R Square Adjusted R Square
0,680 0,462 0,442
Sumber : Data Primer diolah 2020

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai R Adjusted

Square sebesar 0,442 atau 42,2%. Artinya, besarnya pengaruh variabel

peran orangtua (X1) dan pembelajaran daring (X2) terhadap kualitas

belajar (Y) adalah sebesar 42,2%. Sedangkan pengaruh sisanya yang

sebesar 57,8% (100% -42,2% = 57,8%) dijelaskan oleh variabel lain di

luar persamaan regresi atau yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji Dominan/ Koefisien Beta

Penentuan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap

variabel Y, dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien regresi

(Beta) antara variabel yang satu dengan yang lain. Variabel independen

yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel Y adalah variabel

yang memiliki koefisien regresi (beta) yang paling besar. Berikut adalah

61
tabel peringkat yang membandingkan koefisien regresi masing-masing

variabel independen:

Tabel 4.15
Koefisien Beta
Variabel bebas Koefisien Beta Pengaruh
Peran orang tua (X1) 0,533 Signifikan
Pembelajarran daring (X2) 0,275 Signifikan
Sumber : Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa variabel peran orang tua(X1)

adalah variabel yang memiliki koefisien beta yang paling besar. Artinya,

variabel Y lebih banyak dipengaruhi oleh variabel peran orangtua (X1).

Koefisien yang dimiliki oleh peran orang tua (X1) bertanda positif, hal ini

berarti bahwa semakin baik peran orang tua dalam mendidik anaknya

maka kualitas belajar akan cenderung semakin meningkat dan sebaliknya

semakin tidak baik gaya kepemimpinan maka akan mengakibatkan

penurunan kualitas belajar.

62
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Peran Orang Tua terhadap Kualitas Belajar

Dari hasil penelitian diketahui adanya pengaruh positif Peran Orang

Tua terhadap Kualitas Belajar. Hal ini dibuktikan dengan thitung sebesar

4,958 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji t hitung

tersebut lebih besar daripada t tabel (4,958 > 2,006) atau nilai signifikansi

lebih kecil dari α = 0,05 maka disimpulkan variabel Peran Orang Tua (X1)

secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel

Kualitas Belajar (Y). Skor tertinggi item variabel Peran Orang Tua

terdapat pada item mendampingi anaknya dalam proses pembelajaran

yaitu dengan rata –rata 4,50.

Peran Orang Tua sangat dibutuhkan dalam mendampingi anaknya

pada saat proses pembelajaran, sebab orang tua penanggung jawab utama

pada anaknya. dengan jaringan online apabila tidak diawasi bisa saja anak

keluar jalur dari proses pembelajaran. Hal ini dikuatkan dengan teori

Menurut Dr. Mansur, M.A tugas orang tua merupakan suatu kewajiban

yang harus dijalankan dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan

tanggung jawab kepada anak-anaknya. Dalam kaitannya dengan

pendidikan berarti orang tua mempunyai tanggung jawab yang disebut

tanggung jawab primer. Dengan maksud tanggung jawab yang harus

63
dilaksanakan, kalau tidak maka anak-anaknya akan mengalami kebodohan

dan lemah dalam menghadapi kehidupan.

B. Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Kualitas Belajar

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

positif Pembelajaran Daring terhadap Kualitas Belajar. Hal ini dibuktikan

dengan thitung sebesar 2,557 dengan nilai signifikansi sebesar 0,013. Nilai

statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel (2,557 > 2,006) atau

nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 maka disimpulkan variabel

Pembelajaran Daring (X2) secara parsial memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap variabel Kualitas Belajar (Y). Skor tertinggi item

variabel Y merelakan pekerjaan demi mendampingi anaknya yaitu

dengan rata –rata 4,32.

Pembelajaran daring memiliki keluasan waktu dalam proses

pembelajaran sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Orang tua

dapat menyesuaikan jadwal anaknya dalam proses pembelajaran daring,

tetapi kadang orang tua juga memiliki kesibukannya masing-masing

khususnya dalam hal bekerja. Tetapi demi anaknya orang tua harus rela

meninggalkan beberapa kegiatan untuk mendapingi pembelajaran daring.

Hal ini diperkuat dengan teori Menurut M.Romli (2012:34) Pengertian

media daring secara umum adalah segala jenis atau format media yang

hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto ,video dan suara,

sebagai sarana komunikasi secara daring.

64
C. Pengaruh Peran Orang Tua dan Pembelajaran Daring terhadap

Kualitas Belajar

Peran Orang Tua dan Pembelajaran Daring dalam penelitian ini

secara bersamaan berpengaruh positif terhadap Kualitas Belajar. Hal ini

dibuktikan dengan Fhitung sebesar 22,773 (Sig F = 0,000). F tabel pada taraf

nyata 5% dengan derajat bebas 2 dan 53 sebesar 3,17. Karena F hitung > Ftabel

(22,773 > 3,17) dan Sig F < 5% (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak yang

berarti bahwa secara bersama-sama variabel Peran Orang Tua (X1) dan

Pembelajaran Daring (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel Kualitas Belajar (Y). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan

diperoleh nilai R Square sebesar 0,462 atau 46,2%. Artinya, besarnya

pengaruh variabel Peran Orang Tua (X1) dan Pembelajaran Daring (X2)

terhadap Kualitas Belajar (Y) adalah sebesar 46,2%. Sedangkan pengaruh

sisanya yang sebesar 53,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan

regresi atau yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil dari koefesien beta variabel Peran Orang Tua (X1)

adalah variabel yang memiliki koefisien beta yang paling besar. Variabel

Peran Orang Tua (X1) dengan nilai koefesien 0,533 dan Variabel

Pembelajaran Daring (X2) dengan nilai koefesien beta 0,275. Artinya,

variabel Y lebih banyak dipengaruhi oleh variabel Peran Orang Tua (X1).

Koefisien yang dimiliki oleh variabel Peran Orang Tua (X1) bertanda

positif, hal ini berarti bahwa semakin baik Peran Orang Tua maka Kualitas

65
Belajar akan cenderung semakin meningkat dan sebaliknya semakin tidak

baik Peran Orang Tua maka akan mengakibatkan penurunan Kualitas

Belajar.

66
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran Orang Tua (X1) memiliki pengaruh yang signifikan, hal ini

dibuktikan dengan thitung sebesar 4,958 dengan nilai signifikansi sebesar

0,000. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada t tabel (4,958 >

2,006) atau nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 maka disimpulkan

variabel Peran Orang Tua (X1) secara parsial memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap variabel Kualitas Belajar (Y). Jadi, jika Peran Orang

Tua dilakukan dengan baik maka Kualitas Belajar peserta didik anak TK

Dewi Sartika juga akan mengalami peningkatan.

2. Pembelajaran Daring (X2) memiliki pengaruh yang signifikan, hal ini

dibuktikan dengan thitung sebesar 2,557 dengan nilai signifikansi sebesar

0,013. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada t tabel (2,557 >

2,006) atau nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 maka disimpulkan

variabel Pembelajaran Daring (X2) secara parsial memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap variabel Kualitas Belajar (Y). Jadi, jika orang tua

mendampingi anak pada saat Pembelajaran Daring maka Kualitas Belajar

akan mengalami peningkatan.

3. Peran Orang Tua (X1) dan Pembelajaran Daring (X2) memiliki pengaruh

positif dan signifikan. Secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 22,773 (Sig

F = 0,000). Ftabel pada taraf nyata 5% dengan derajat bebas 2 dan 53

67
sebesar 3,17. Karena Fhitung > Ftabel (22,773 > 3,17) dan Sig F < 5% (0,000 <

0,05) maka Ho ditolak yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel

Peran Orang Tua (X1) dan Pembelajaran Daring (X2) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kualitas Belajar (Y).

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai R Square sebesar

0,462 atau 46,2%. Artinya, besarnya pengaruh variabel Peran Orang Tua

(X1) dan Pembelajaran Daring (X2) terhadap Kualitas Belajar (Y) adalah

sebesar 46,2%. Sedangkan pengaruh sisanya yang sebesar 53,8%

dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan regresi atau yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh,

maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Orang Tua

Orang tua harus mendampingi anaknya dalam proses pembelajaran mulai

dari awal sampai akhir karena orang tua yang dapat menentukan nasib

kedepan bagi anaknya

2. Untuk Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan meneliti

faktor lain yang dapat mempengaruhi Kualitas Belajar karena faktor Peran

Orang Tua dan Pembelajaran Daring berpengaruh sebesar 42,2%, sehingga

masih ada 57,8% faktor lain yang mempengaruhi Kualitas Belajar selain

68
variabel yang diteliti. Peneliti selanjutnya dapat menganalisi faktor lain

yang memberikan kontribusi terhadap Kualitas Belajar.

69
Daftar Rujukan

Adri, Muhammad. 2008. Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Pembelajaran.


Ilmu komputer.com

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Cetakan Kelimabelas. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Universitas Diponegoro.

Halodoc.com. diakses pada 2020. Kronologi lengkap virus corona masuk indnesia

Iain.surakarta.ac.id. diakses pada 2020. Hikmah pandemi bagi pendidikan di


indonesia

Juliansyah, Noor. 2015. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan


Karya Ilmiah. Cetakan Kelima. Jakarta : Kencana.

Pininta, Ayunta. 2020. Kiat Atur Jadwal Belajar di Rumah.


https://edukasi.kompas.com di akses pada tanggal 7 Mei 2020 19.55 WIB

Saubani, Andri. 2020. Murid Belajar di Rumah:Stres Orangtua dan Kendala


Lainnya. republika.co.id diakses pada tanggal 5 Mei 2020. 10.18 WIB

Setiawan, Heri. 2020. Peran Orangtua dalam Pembelajaran Daring.


https://suaramerdeka.news diakses pada tanggal 7 Mei 2020. 19.41 WIB

Sofyar, Silaen, & Heriyanto, Yayak. 2017. Pengantar Statistika Sosial. Jakarta :
IN MEDIA.

Sudaryono. 2014. Aplikasi Statistik untuk Penelitian. Cetakan Pertama.


Jakarta :Lentera Ilmu Cendikia.

Sudjarwo. 2020. Pembelajaran Daring. Unila.ac.id di akses pada tanggal 7 Mei


2020. 19.23 WIB

Sugiyono. 2015. Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta, cv

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-
23. Bandung : Alfabeta CV.

70
Umar, Muhammad. 2015. Peranan Orangtua Dalam Peningkatan Prestasi
Belajar Anak. Jurnal Ilmiah edukasi. Vol. 1(1).

71

Anda mungkin juga menyukai