Anda di halaman 1dari 3

SISTEM PENDIDIKAN MENURUT SALAF

Fungsi pendidikan dalam Al Qur’an terdapat pada surat At Tahrim ayat 6:


َ ْ
َ ٰ ََ ‫الح َج َار ُة َع َل ْي َها َملٰۤىِٕكة غ َلاظ ش َدادَّلا َي ْع ُص ْو‬
َ‫اّلل م ْٓا‬ َ ُ َّ َ ُ ْ ُ َّ ً َ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
ِ ِ ِ ‫يايها ال ِذين امنوا قوْٓا انفسكم واه ِليكم نارا وقودها الناس و‬
َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ
َ‫ا َم َره ْم َو َيفعل ْوَ َما ُيؤ َم ُر ْو‬
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah
malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.

Dalam tafsir ibn katsir disebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib berkata
mengomentari ayat di atas:
‫أدبوهم و علموهم‬
Ibnu Abbas mengatakan:
‫معاص هللا ومرو أهليكم بالذكر ينجيكم هللا من النار‬
‫ي‬ ‫اعملو بطاعة هللا واتقوا‬

Di Indonesia pendidikan masih menjadi polemik yang selalu terjadi terus


menerus. Menurut ahli pendidikan; pendidikan siswa di Indonesia saat ini
dianggap kurang terkontrol. Seseorang dianggap terkontrol bila berada
dalam instansi pendidikan, namun ketika keluar dari lembaga pendidikan,
perilaku dan atitudenya menyimpang dari yang diajarkan di sekolah.
Diantara penyebabnya adalah sistem pendidikan yang belum fokus pada dua
dimensi kehidupan manusia yaitu jasmani dan rohani secara holistik,
menyeluruh dan seimbang.

Padahal para ulama sudah mengembangkan konsep pendidikan yang


holistik dan terbaik di zaman ini yaitu tashfiyah (pemurnian) dan tarbiyah
(pendidikan). Tashfiyah artinya pemurnian ajaran agama Islam dari perkara-
perkara asing dalam segala bidang disiplin ilmu. Dan tarbiyah artinya
pembinaan terhadap generasi-generasi muslim zaman ini di atas Islam yang
telah dimurnikan tersebut.

Syaikh Abdurrahman bin Yahya al Muallimi menyampaikan penyebab


ketertinggalan dan kemunduran umat Islam ada tiga hal:
1. Bercampurnya sesuatu yang bukan berasal dari agama (Islam)
dengan sesuatu yang berasal dari agama (Islam). Seperti sekulerisme
dan liberalisme yang masuk ke berbagai lini kehidupan terutama
pendidikan. Pendidikan sekuler yang menjauhkan nilai-nilai agama
dalam pendidikan umum terlihat sangat nyata di sekolah-sekolah.
2. Lemahnya keyakinan terhadap sesuatu yang termasuk bagian dari
agama (Islam). Seperti lemahnya keyakinan bahwa Islam adalah satu-
satunya agama disisi Allah. Diantara penyebabnya adalah paham
pluralisme yang sangat gencar disosisalisasikan secara massif di media-
media. Dan tidak sedikit dari umat Islam yang meyakini bahwasanya
semua agama adalah sama disisi Allah. Ini adalah racun pluralisme
dengan dalih toleransi beragama. Justru merekalah yang intoleran
dengan perbedaan yang ada.
3. Tidak mengamalkan hukum-hukum agama (Islam). Dikarenakan
bercampurnya kebid’ahan dalam berbagai bidang terutama agama dan
lemahnya keyakinan terhadap kebenaran agama kemudian kebanyakan
orang tidak mengamalkan hukum-hukum Islam.

Ikhwani fillah
Kita hidup di zaman dimana kaum muslimin ditimpa kehinaan luar biasa
dan diperbudak oleh orang-orang non muslim. Padahal seorang muslim
mestinya tidak mungkin dan tidak pantas mengalami hal tersebut. Akan
tetapi inilah realita yang ada.
َ َ ُ ْ َ ‫َ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ْ َّ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ُ ُ ا‬
َ‫َّلل َعل ْيك ْم ذًّل ًّل َي ز ز ِن ُعه َح ىََّّت ت ْر ِِ ُعوا ِإ‬ ‫ سلط ا‬،‫ وتركتم ال ِجهاد‬،‫ ور ِضيتم ِبالزر ِع‬،‫ وأخذتم أذناب البق ِر‬،‫ِإذا تبايعتم ِبال ِعين ِة‬
ُ
‫ِد ِينك ْم‬
"Jika engkau sekalian berjual-beli dengan 'inah (hanya sekedar mengejar
keuntungan materi belaka), selalu membuntuti ekor-ekor sapi, hanya puas
menunggui tanaman, dan meninggalkan jihad maka Allah akan meliputi
dirimu dengan suatu kehinaan yang tidak akan dicabut sebelum kamu
kembali kepada agamamu.” (HR Abu Dawud)

Ikhwani fillah
Penyakit cinta dunia dan takut mati inilah yang menyebabkan penyakit
wahn menggerogoti tubuh umat Islam.

Lantas apa obatnya? Terutama dalam bidang pendidikan?

Syaikh Abdurrahman bin Yahya al Muallimi mengatakan, sesungguhnya


satu-satunya obat untuk penyakit ini adalah mengetahui adab-adab nabawi
yang shahih, di dalam ibadah dan muamalah, ketika bermukim dan safar,
ketika bergaul, dalam gerak dan diam, ketika bangun dan tidur, makan dan
minum, berbicara dan diam serta lainnya yang dijalani manusia dalam
kehidupannya. Kebanyakan adab-adab tersebut mudah dilaksanakan, dan
ketika seseorang mengamalkannya otomatis dia meninggalkan kebalikannya
yaitu bidah dan maksiat, dan insya Allah dia menjadi gemar untuk
menambahkan amalan-amalan lain. Dan tidak lama kemudian dia menjadi
panutan orang lain. Dengan mengambil petunjuk yang lurus serta akhlak
yang agung maka hatipun bersinar, dada terasa lapang dan jiwa menjadi
tenang, sehingga keyakinan akan semakin kokoh. Dan ketika bertambah
banyak orang-orang yang berjalan di atas jalan ini, maka penyakit-penyakit
itu tidak lama dan kemudian akan hilang insya Allah.
Inilah sistem pendidikan yang dijalankan para salaf terdahulu, mereka
betul-betul memperhatikan pendidikan adab dan karakter anaknya, Ibunda
Sufyan Ats Tsauri yang berprofesi sebagai penjahit pernah berkata kepada
anaknya: “Wahai anakku ambillah ini 10 dirham, pelajari 10 hadits. Jika
kamu temukan gurumu bisa mengubah cara duduk, berjalan serta bicaramu
dengan manusia, maka datangi ia dan aku akan mensupportmu dengan
hasil tenunanku ini. Namun jika tidak maka tinggalkanlah ia, karena aku
takut dengan ilmu itu akan menjadi malapetaka bagimu di akhirat”.

Begitu pentingnya pendidikan karakter ini sampai-sampai Imam Ibnu


Mubarak mempelajari adab selama 30 tahun setelah ini baru mempelajari
ilmu 20 tahun.

Kesimpulannya adalah jika kita ingin generasi ini baik seperti generasi salaf
maka jalan satu-satunya adalah kembali kepada Islam dan sunnah dan
hindari jalan kebidahan sebagaimana perkataan Ibnu Masud,

‫اتبعوا وال تبتدعوا فقد كفيتم‬

Anda mungkin juga menyukai