Anda di halaman 1dari 3

C.

Epistemologi

Secara garis besar epistemoligi merupakan problem abadi dalam ilmu pengetahuan.
Problem ini terkait dengan pengetahuan dunia luar dan prolem yang terkait dengan pikiran yang
lain. Kita tahu problem yang terkait dengan dunia luar disebabkan dengan munculnya
keterbatasan kemampuan panca indra manusia dalam memperoleh objek-objek yang ada di alam
sekitarnya. Kenapa demikian sebab pengetahuan itu tidak dapat dimengerti dengan indra
manusia semata, sebab manusia mempunyai keterbatasan tertentu yang tidak bisa dilampaui
hanya dengan suatu pemikiran yang objektif, sedangkan problem yang berhubungan dengan
fikiran muncul karena ketidak sengajaan pemikiran otak manusia dalam mengolah hasil presepsi
dan dalam menbuat penyimpulan. Ketika manusia berfikir tentang apa yang ada di otaknya
manusia mampu membuat penyimpulan yang baginya penyimpulan ini berkaitan dengan benda-
benda objektif yang bisa dirasakan oleh indranya. Sedangkan secara definisi, Epistemologi dari
bahasa yunani epistema artinya pegetahuan dan logos artinya ilmu dan dapat dipahami bahwa
arti dari epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang teori pengetahuan.
Epistemolog merujuk pada ilmu yang secara khusus membahas dan mempelajari tentang
pengetahuan, dimana dengan adanya epistemologi kita dapat mengetahui tentang arah dan kodrat
pengetahuan. Epistemologi adalah suatu ilmu filsafat yang secara khusus mempelajari arah
pengetahuan kemudian selang peradaban manusia psebutan ini kemudian menjadi populer di
kalangan dunia barat sebagai istilah untuk menyebutkan teori-teori yang berhubungan dengan
pengetahuanyang bisa diperoleh dan didapat oleh manusia.1

Menurut para ahli

1. P. Hardono Hadi menyatakan, bahwa epistemology adalah cabang filsafat yang


mempelajari dan mencoba menentukan kodrat dan skope pengetahuan, pengandaian –
pengandaian dan dasarnya, serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai
pengetahuan yang dimiliki.2
2. D.W. Hamlyn mendefinisikan epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian-pengandaiannya

1
Trio Kurniawan, M. Fil, ‘SEJARAH EPISTEMOLOGI SERTA PENGERTIAN EPISTEMOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG
KEBENARAN’. (STKIP Pamane Talino Landak). 2
2
Prof. Dr. Muljamil Qomar, M.Ag. Epistemologi Pendidikan Islam : Dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik. (Jakarta,
Penerbit Erlangga). 3
serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang
memiliki pengetahuan.3
3. A.H. Bakker mendefinisikan epistemologi sebagai ilmu yang menguraikan
metode ilmiah sesuai dengan hakikat pengertian manusia. Dapat ditemukan
kategori kategori umum yang hakiki bagi segala pengertian dan berlaku pula
bagi semua ilmu. Bakker menyamakan epistemeologi dengan terminologi
metode.4

Menurut Mahasiswa

Menurut kami epistemologi adalah studi tentang pengetahuan itu sendiri, bagaimana
kita memperolehnya, dan sejauh mana pengetahuan itu dapat diandalkan.

D. Aksiologi
Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu “aksios”
yang berarti nilai dan kata “logos” berarti teori. Jadi, aksiologi, merupakan cabang filsafat
yang mempelajari nilai. Dengan kata lain, aksiologi adalah teori nilai. 5

Kata mutiara yang disampaikan Einstein bahwa ilmu tanpa agama adalah buta dan
agama tanpa ilmu adalah lumpuh memiliki makna yang teramat mendalam bila kita
renungkan dan pahami. Tanpa dilambari dengan agama, ilmu akan digunakan manusia untuk
berbagai macam kepentingan baik yang bersifat merusak ataupun untuk membangun dan
meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Ilmu itu sendiri bersifat netral, ilmu tidak
mengenal sifat baik dan buruk. Manusialah sebagai pemilik ilmu pengetahuan harus mempunyai
sikap. Untuk apa sebenarnya ilmu itu akan digunakan oleh manusia. Dengan kata lain,
netralitas ilmu terletak pada dasar epistemologinya saja. Jika hitam, katakan hitam; jika
ternyata putih, katakan putih. Ilmu tidak berpihak kepada siapa pun. Ia hanya berpihak
kepada kebenaran yang nyata. Secara ontologis dan aksiologis, manusialah yang harus

3
Ibid, 3
4
Nur Hadi Kastamin, dkk, ‘TINJAUAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI TERHADAP GURU PROFESIONAL’.
Vol, 3 No, 3. (2021). 107
5
Totok Wahyu Abadi, ‘AKSIOLOGI: ANTARA ETIKA, MORAL, DAN ESTETIKA’. Vol, 4 No, 2. (2016). 190
memberikan penilaian tentang baik dan buruk. Manusialah yang menentukan sikap dan
mengkategorikan nilai-nilai.6

Menurut para Ahli7

1. Jalaluddin menyebutkan bahwa aksiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang


menguji dan menginteraksikan nilai kedalam kehidupan manusia dan menjaganya,
didalam kepribadian peserta didik.
2. Wibisono mendefinisikan aksiologi adalah nilai yang menjadi tolak ukur kebenaran,
etika dan juga moral sebagai dasar normatif penelitian dan penggalian dan juga
penerapan ilmu.
3. Kattsoff menjelaskan bahwa aksiologi merupakan suatu ilmu dalam sudut pandang
filsafat yang menyelidiki hakikat nilai.

Menurut Mahasiswa

Aksiologi adalah studi tentang nilai-nilai, etika, dan prinsip-prinsip moral yang
memengaruhi tindakan mereka dan tindakan orang lain dalam masyarakat. Ini membantu
mereka memahami apa yang dianggap baik, buruk, benar, atau salah, serta bagaimana
nilai-nilai ini memengaruhi pilihan dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

6
Ibid,
7
Mingseli, “8 Pengertian Aksiologi Menurut Para Ahli” https://www.mingseli.id/2021/07/pengertian-aksiologi-menurut-para-
ahli.html (diakses pada 11 September 2023, pukul 11.41)

Anda mungkin juga menyukai