Anda di halaman 1dari 3

1.

Apa kekuatan kontes social-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah anda yang sejalan
dengan pemikiran KHD?
Pemikiran kihajar dewantara Konteks social-kultural yang sejalan di daerah
Sipakatau Sipakatau merupakan sifat memanusiakan manusia. Artinya,
sebagai manusia kita harus saling menghormati, berbuat
santun, dan tidak membeda-bedakan dalam kondisi apapun
tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan kepada
sesama manusia.
Sipakalebbi’ Sipakalebbi merupakan sifat saling memuliakan atau
menghargai. Sifat menghargai artinya manusia merupakan
makhluk yang senang jika dipuji dan diperlakukan dengan
baik dan layak sesuai kodratnya.
Sipakainge Sipakainge’ merupakan sifat saling mengingatkan sesama
manusia. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan yang dimiliki
oleh manusia itu sendiri yang terkadang lupa. Oleh karena
itu, sudah sepatutnya kita untuk saling mengingatkan satu
sama lain Ketika mereka lupa.
Sallombengang Budaya dari tanah Seko, luwu utara yang mencerminkan
kebesamaan, kekompkan dan saling peduli masyarakat
dalam lingkungan sosial budaya. Dan toleransi dan
lingkungan beragama.
Gotong royong  Membersihkan masjid bersama masyarakat
 membantu membuat pondasi rumah pertama
Peduli Poabamba
 membantu menyalurkan dana kepada orang yang
mengalami musibah seperti sakit dan meninggal.
 membantu menyalurkan dana juga kepada orang yang
mau menikah
Menghormati leluhur “Haroa no sumanga” mengadakan acara baca baca doa untuk
leluhur yang sudah meninggal ketika akan membuat acara
hajatan.
Berkerja sama dan saling Pesta kampung yang berhubungan dengan hajatan
memberi masyarakat untuk mensyukuri hasil pertanian dan laut,
menyiadakan makanan untuk anggota keluarga atau kerabat
yang jauh (wawono tau).
Musyawara Musrembang desa pembahasan rencana pembangunan
jangka menengah desa

2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur


kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi pengutan karakter peserta didik sebagai
individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal social budaya di daerah
anda?
Pemikiran kihajar Konteks social-kultural yang Pengutan peserta didik dalam
dewantara sejalan di daerah konteks social budaya
Sipakatau’ penerapan budaya 3S (Sipakatau, Peserta didik yang
Sipakalebbi’ dan menghormati guru dengan cara
Sipakalebbi, Sipakainge)
sipakainge’ menyapa dan slaim saat
dikontekstualkan di sekolah bertemu di luar maupun di
dalam kelas.
dalam bentuk salim atau cium
tangan yang dilaksanakan setelah
upacara bendera, setelah apel
pagi, sebelum masuk kelas,
setelah sholat berjamaah, dan
sebelum pulang sekolah.
Sallombengang Saling membantu pada saat ada Membersihkan lingkungan
sekolah.
masyarakat dalam kedukaan,
pesta dan saling membantu saat
ada kegiatan memperbaiki jalan.
Gotong royong  Membersihkan masjid bersama Membersihkan dan merapikan
masyarakat kelas,membersihkan lingkungan
 Membantu membuat pondasi sekolah bersama-sama
rumah pertama
Peduli  Membantu menyalurkan dana  Membantu teman yang
kepada orang yang mengalami kesulitan dalam memahami
musibah seperti sakit dan suatu pembelajaran.
meninggal.
 Membantu menyalurkan dana  Membantu merapikan meja
juga kepada orang yang mau guru maupun teman disaat
menikah jam sekolah telah usai.
Menghormati leluhur Mengadakan acara baca baca doa
untuk leluhur yang sudah
meninggal ketika akan membuat
acara hajata
Berkerja sama dan Pesta kampung yang Membayar uang kas kelas
saling memberi berhubungan dengan hajatan sesuai dengan waktu yang telah
masyarakat untuk mensyukuri disepakati bersama.
hasil pertanian dan laut,
menyiadakan makanan untuk
anggota keluarga atau kerabat
yang jauh
Musyawara Musrembang desa pembahasan Pemilihan perangkat kelas dan
rencana pembangunan jangka ketua osis dan anggotanya
menengah desa

3. Sepakati satu kekutan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di kelas atau
sekolah anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah anda yang dapat diterapkan
Kekutan pemikiran KHD yang menebalkan karakter dan sikap peserta didik. Sesuai dengan
konteks lokal sosial budaya adalah pembiasaan yang menubuhkan karakter dan sikap. Melalui
pembiasaan peserta didik dapat mengontrol sikap dan prilaku dalam kehidupan. Dalam rona
kehidupan orang buton orang tua selalu mengingatkan ketika anaknya akan merantau untuk
melanjutkan pendidikan harus memegang prinsip “kosabara” mengandung makna sabar ,
dianggap kunci suskses seorang perantau, dengan berpegang pada prinsip “kosabara” dibarangi
kerja keras kesuksesan akan menjadi milik yang menjalaninya. Tetapi yang menjadi pegangan
juga adalah “koemani” (beriman). Meskipun pekerjaan kasar, asal tidak mengambil hak orang
lain.

Anda mungkin juga menyukai